Bab
Rona Lingkungan Hidup Awal
Secara geografis Kabupaten Aceh Utara terletak pada 96.52.00 0 – 97.31.000 Bujur
Timur dan 04.46.000 – 05.00.400 Lintang utara, dibatasi oleh :
Sebelah Utara : Kota Lhokseumawe dan Selat Malaka
Sebelah Timur : Kabupaten Aceh Timur
Sebelah Selatan : Kabupaten Bener Meriah
Sebelah Barat : Kabupaten Bireuen
Wilayah Kabupaten Aceh Utara terdiri dari 27 kecamatan, 70 mukim dan 852
desa/gampong. Luas wilayah Kabupaten Aceh Utara adalah 3,296.86 Km2.
Kecamatan terluas adalah Kecamatan Payabakong dengan luas 418.32 Km2
(12.69%) dan tersempit adalah Kecamatan Lapang dengan luas 19.27 Km2 (0.58%).
Data lengkap pada tabel berikut.
Lokasi studi berada di Kecamatan Sawang, Banda Baro, Nisam dan Dewantara.
b. Iklim
Rata-rata suhu udara minimum tahun 2016 adalah 23,80C dan rata-rata suhu udara
maksimum 32,40C. Rata-rata kelembaban udara tahun 2016 berkisar antara 79%
sampai dengan 86%. Rata-rata tekanan udara tahun 2016 berkisar antara 1.008,5
mb sampai 1071,5 mb. Data lengkap terdapat pada Tabel 2.2.
Dari beberapa pos pencatat hujan di Kabupaten Aceh Utara dipilih stasiun hujan
yang diperkirakan dapat mewakili kondisi wilayah survei Daerah Aliran Sungai Kr
Sawang. Berdasarkan peta hidrologi dan ketersediaan data maka ditentukan 3 (Tiga)
pos / stasiun pencatatan hujan untuk DAS tersebut.
Adapun kondisi curah hujan bulanan pada Stasiun Hujan Malikussaleh, Sawang,
Nisam Antara dan Nisam disajikan pada Tabel 2.4. s/d Tabel 2.12. berikut ini :
Tabel 2.6. Tipe Iklim di Sekitar Lokasi Studi Berdasarkan Stasiun Hujan
Malikussaleh
Dari tabel di atas terlihat lokasi studi termasuk dalam katagori beriklim :
Basah (Tipe Iklim A s/d C) pada tahun 2008, 2011 dan 2014 = 3 tahun
Kering (Tipe iklim D s/d E) pada tahun 2009, 2010, 2012, 2013, 2015-2017 = 7
tahun
Dengan demikian tipe iklim berdasarkan stasiun curah hujan Malikussaleh adalah
Tipe D, Daerah Sedang.
Tabel 2.8. Tipe Iklim di Sekitar Lokasi Studi Berdasarkan Stasiun Hujan Sawang
Dari tabel di atas terlihat lokasi studi termasuk dalam katagori beriklim :
Basah (Tipe Iklim A s/d C) pada tahun 2008, 2009, 2010-2018 = 11 tahun
Kering (Tipe iklim D) pada tahun 2007= 1 tahun
Dengan demikian tipe iklim berdasarkan stasiun curah hujan Sawang adalah Tipe B,
Daerah Basah.
Tabel 2.10. Tipe Iklim di Sekitar Lokasi Studi Berdasarkan Stasiun Hujan Nisam
Antara
Dari tabel di atas terlihat lokasi studi termasuk dalam katagori beriklim :
Basah (Tipe Iklim A s/d C) pada tahun 2009-2014 dan 2017-2018 = 9 tahun
Kering (Tipe iklim D s/d F) pada tahun 2007, 2008 dan 2016 = 3 tahun
Dengan demikian tipe iklim berdasarkan stasiun curah hujan Nisam Antara adalah
Tipe B, Daerah Basah.
Tabel 2.12. Tipe Iklim di Sekitar Lokasi Studi Berdasarkan Stasiun Hujan Nisam
Dari tabel di atas terlihat lokasi studi termasuk dalam katagori beriklim :
Basah (Tipe Iklim A s/d C) pada tahun 2007, 2009 ,2010, 2012, 2013, 2015 dan
2017 = 7 tahun
Kering (Tipe iklim D s/d E) pada tahun 2008, 2014, 2012, 2016, 2018 = 4 tahun
Dengan demikian tipe iklim berdasarkan stasiun curah hujan Nisam adalah Tipe C,
Daerah Agak Basah.
d. Geologi
1) Stratigrafi
Formasi Bampo (Tlb)
Formasi Bampo merupakan formasi tertua di daerah ini, terdiri dari
batulumpur gelap. Berumur Oligosen Akhir – Miosen Awal.
Formasi Peutu (Tmp)
Formasi ini terdiri dari batulumpur sublitoral paling atas gampingan,
kalkarenit berfosil, batupasir, batulanau. Berumur Miosen Awal – Miosen
Tengah.
Formasi Baong (Tmb)
Terdiri dari batulumpur gampingan. Berumur Miosen Tengah – Miosen
Akhir. Formasi Keutapang (Tuk) Terdiri dari batupasir gunungapi klastik
sublitoral dan delta sungai. Berumur Miosen Akhir – Pliosen.
Formasi Seureula (Tps)
Terdiri dari batupasir gunungapi klastik dan batulumpur gampingan
sublitoral. Berumur Pliosen.
Formasi Julurayeu (QTjr)
Berumur Plio – Pleistosen. Terdiri dari batupasir tufaan, lempung berlignit
dan batulumpur serta endapan sungai.
Batuan Pusat Gunungapi (Qtvtu)
Terdiri dari breksi andesit, andesit piroklastik. Berumur Plistosen.
Formasi Idi (Qpi)
Lokasi studi berada pada : Formasi Julurayeu (QTjr), Formasi Idi (Qpi),
2) Struktur Geologi
Berdasarkan Peta Geologi, struktur geologi daerah penyelidikan cukup
komplek, tumbukan antara lempeng Indo – Australia dan Eurasia yang terjadi
pada Oligosen – Miosen, dengan struktur-struktur lipatan dan sesar. Struktur
perlipatan berupa antiklin dan sinklin dengan sumbu berarah timurlaut –
baratdaya dan utara – selatan. Struktur sesar, pola arah sesarnya adalah
baratlaut – tenggara. Di daerah ini dipengaruhi pula oleh beberapa intrusi
diantaranya intrusi Bateekeubeue
e. Jenis Tanah
Secara umum sebaran jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Aceh Utara dapat
dibedakan atas 2 kelompok besar, yaitu dominan kelompok hidromorf di pesisir,
sementara kelompok podsolik dominan di pedalaman. Karakter ini selaras pula
dengan kedalaman efektif tanah, di mana sejak dari yang terdalam (>90 cm)
sampai yang terdangkal (<30 cm) adalah mengikuti pola dari pesisir ke
pedalaman.
Data hasil pengukuran di atas kualitas udara disekitar lokasi studi masih baik, di
bawah baku mutu Peraturan Pemerintah No 41 Tahun 1999 tentang
Pengendalian Pencemaran Udara.
Analisis terhadap hasil uji selanjutnya dilakukan dengan membandingkannya
dengan standar ISPU (Indeks Standar Pencemar Udara). Penghitungan ISPU
merujuk ke Kepala Badan Pengendalian Dampak lingkungan No. Kep-
107/KABAPEDAL//11/1997 tentang Pedoman Teknis Perhitungan dan Pelaporan
Serta Informasi Indeks Standar Pencemar Udara. Batas ISPU disajikan dalam
Tabel 2.14.
Ia−Ib
I= ( Xx−Xb )+ Ib
Xa− Xb
Keterangan:
I = ISPU terhitung
Ia = ISPU batas atas (yang melingkupi hasil pengukuran)
Ib = ISPU batas bawah (yang melingkupi hasil pengukuran)
Xa = Nilai batas atas (yang melingkupi hasil pengukuran)
Xb = Nilai batas bawah (yang melingkupi hasil pengukuran)
XX = Hasil pengukuran
Titik UB 1 Titik UB 2
NO2 = 200 - 0 x ( 16.4 - 0 ) + 0 = 2.90 NO2 = 200 - 0 x ( 15.9 - 0 ) + 0 = 2.81
1130 - 0 1130 - 0
Titik UB 5 Titik UB 6
NO2 = 200 - 0 x ( 14.9 - 0 ) + 0 = 2.64 NO2 = 200 - 0 x ( 17.90 - 0 ) + 0= 3.17
1130 - 0 1130 - 0
Titik UB 7
NO2 = 200 - 0 x ( 19.2 - 0 ) + 0= 3.40
1130 - 0
CO 50 - 0 x ( 1,145 - 0 ) + 0= 11.45
5000 - 0
Tabel 2.16. Konversi Nilai ISPU Terhitung ke Kategori Kualitas Udara Ambien
0 – 50 Baik 5
51 – 100 Sedang 4
101 – 199 Tidak sehat 3
200 – 299 Sangat tidak sehat 2
>300 Berbahaya 1
Sumber : Kepala Badan Pengendalian Dampak lingkungan No. Kep-
107/KABAPEDAL//11/1997 tentang Pedoman Teknis Perhitungan
dan Pelaporan Serta Informasi Indeks Standar Pencemar Udara,
dengan tambahan modifikasi skala kualitas lingkungan
60 56.9
55
50 50.2 54.6
46.8
45
46.9
40
UB 1 UB 2 UB 3 UB 4 UB 5 UB 6 UB 7
Pengukuran
Baku tingkat kebisingan kawasan Permukiman
Baku tingkat kebisingan kawasan industri
Sumber : Analisa Laboratorium, PT. Advanced Analytics Asia Laboratories, Januari
2019
Gambar 2.5. Hasil Pengukuran Tingkat Kebisingan di lokasi Studi
Keterangan :
UB 1 = Permukiman dekat IPA, Gampong Babah Krueng, Kecamatan Sawang (5°
8'54.39"N dan 96°54'47.43"E)
UB 2 = Permukiman dekat Reservoir 1 (LP Islam Darul Arafah), Gampong Jamuan
Kecamatan Bandar Baro (5°11'23.92"N dan 96°57'5.31"E)
UB 3 = Permukiman dekat Reservoir 2 alt 1, Gampong Paloh Gadeng, Kecamatan
Dewantara (5°12'44.81"N dan 97° 0'45.41"E)
UB 4 = Jalan Banda Aceh - Medan (perbatasan dengan kota lhokseumawe)
(5°14'12.69"N dan 97° 1'23.79"E)
UB 5 = Intake dan IPA Alternatif, Gampong Glee Dagang Kecamatan Sawang
(5°11'23.92"N dan 96°57'5.31"E)
UB 6 = Jalur pipa alternatif (Jl Line Pipa), Gampong Pinto Makmur Kecamatan Muara
Batu (5°14'4.23"N dan 96°57'14.05"E)
UB 7 = Jalur pipa alternative (pertigaan Jl. Lintas Kr Mane –sawang dengan Jl line
Pipa) (5°14'1.38"N dan 96°55'41.62"E)
h. Hidrologi
Terdapat 6 (enam) Daerah Aliran Sungai dalam wilayah Kabupaten Aceh Utara
meliputi : DAS Jambo Aye, DAS Keureto, DAS Pase, DAS Peusangan, DAS
Julok dan DAS Mane, lokasi studi berada di DAS Mane. Pengelolaan sumber
Sumber : Delima, Halim Akbar, Muhammad Rafli, Tingkat Laju Infiltrasi Tanah Pada DAS
Krueng Mane Kabupaten Aceh Utara,Universitas Malikusaleh .
Lokasi intake terdapat pada Kr. Sawang, lokasi intake alternative di Kr Tuan dan Kr
Mane.
Dari pengukuran kualitas air sungai, terdapat beberapa parameter yang melebihi
baku mutu sesuai PP 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air.
APB 1 (Krueng Sawang), parameter yang melebihi baku mutu yaitu BOD dan
COD.
APB 2 (Krueng Tuan), parameter yang melebihi baku mutu yaitu Amoniak,
BOD dan COD serta Nitrit.
APB 3 (Krueng Mane), parameter yang melebihi baku mutu yaitu BOD dan
COD.
APB 4 (Krueng Geukah), tidak terdapat parameter yang melebihi baku mutu.
Penentuan status mutu air dengan metode indeks pencemaran. Indeks ini
dinyatakan sebagai Indeks Pencemaran yang digunakan untuk menentukan tingkat
pencemaran relatif terhadap parameter kualitas air yang diizinkan. Indeks
Pencemaran (PI) ditentukan untuk suatu peruntukan, kemudian dapat
dikembangkan untuk beberapa peruntukan bagi seluruh bagian badan air atau
sebagian dari suatu air permukaan. Data rekapitulasi mengenai sampel kualitas air
permukaan seperti ditampilkan pada Tabel 2.22.
Ci 2
PI =
Keterangan :
√ ( ) +¿¿¿
Lij M
PI = Indeks pencemaran
Ci = konsentrasi per parameter
Li = baku mutu per parameter
(Ci/Lij)M = Nilai maksimum dari Ci/Lix
(Ci/Lij)R = Nilai rata-rata dari Ci/Lix
Kualitas air bersih sekitar dari kegiatan ini berdasarkan hasil analisis laboratorium
diketahui sebagai berikut yang disajikan pada Tabel 2.23.
Tabel 2.25. Konversi keragaman jenis flora menjadi skala kualitas lingkungan
Nilai dan Rentangan
1 2 3 4 5
Parameter
Sangat Jelek Sedang Baik Sangat
Jelek Baik
Keanekaragaman Flora Ekonomik Terdapat Terdapa Terdapat Terdapat Terdapat
1- 2 jenis t 6-10 11-15 > 15 jenis
3-5 jenis jenis jenis
Persentase tingkat kemanfaatan 10-20 % 21-30 % 31-40 % 41-50 % >50 %
secara ekonomik
Sumber : PSLH Universitas Gajah Mada Yokyakarta, 2005
Hasil analisis data flora disajikan pada tabel 2.26 di bawah ini, dimana nilai
keanekaragaman fora ekonomik berada dalam kategori sangat jelek (nilai SKL 1-2
jenis) hingga jelek (nilai SKL 6-10 jenis).
Tabel 2.27. Konversi Tingkat Kemanfaatan Jenis Flora secara Ekonomik menjadi skala
kualitas lingkungan
Lokasi
No Uraian IPA
IPA 1 Reservoir Intake
Altermatif
Persentase tingkat kemanfaatan
1 >50 % >50 % >50 % >50 %
jenis secara ekonomik
2 Skala Lingkungan Hidup 5 5 5 5
Sangat Sangat Sangat Sangat
3 Kategori
Baik Baik Baik Baik
Hasil analisis indeks keanekaragaman jenis flora di berbagai lokasi di wilayah studi
adalah berada dalam kategori sedang. Data tersebut disajikan dalam tabel 2,29
b. Fauna
Fauna di kawasan rencana pembangunan IPA dan SPAM di Kecamatan Sawang
Aceh Utara diamati dengan metode jelajah. Hasil survei awalpengamatan diketahui
paling tidak ada 2ada 3 (jenis) mamalia piaraan dan 2 (jenis) aves piaraan. Fauna
liar yang berhasil diamati adalah dari kelompok Aves sebanyak 4 (empat)14
(empat belas) jenis. Data lengkap pengamatan fauna disajikan pada tabel 2.25dan
30 dan gambar 2.9 berikut ini.
Sapi Kambing
c. Biota Air
Biota perairan yang ditelaah adalah plankton, benthos dan nekton di perairan
sungai sekitar rencana pembangunan SPAM Aceh Utara. Lokasi pengamatan
plankton dan benthos dilakukan dengan cara pengambilan cuplikan atau contoh
pada 4 (empat) lokasi perairan sungai yanag dirinci pada tabel berikut:
APB 1 = Sungai Krueng Sawang, Sebelum intake di Bendung DI Jamuan
(5° 7'6.70"N dan 96°53'27.89"E)
APB 2 = Sungai Krueng Tuan, dekat Bendung Krueng Tuang, lokasi cross
pipa/rencana jembatan pipa (5° 8'52.32"N da 96°54'39.51"E)
APB 3 = Sungai Krueng Mane, Intake alternatif (5°12'40.02"N dan
96°55'11.30"E)
APB 4 = Sungai Krueng Geukeuh, Jl. Banda Aceh-Medan, lokasi cross
pipa/rencana jembatan pipa (5°13'38.93"N dan 97° 2'11.16"E)
1) Plankton
Pengamatan plankton di periran sungai bertujuan untuk mengetahui
keanekaragaman jenis plankton dan indeks keanekaragaman untuk
mengetahui ststus mutu perairan berdasarkan kriteria dari Canter dan Hill
(1979).
Tabel 2.31 . Klasifikasi Kualitas Lingkungan Perairan
Nilai H Katagori SKL
Fitoplankton :
<1 kualitas lingkungan sangat buruk 1
1,2 – 1,5 kualitas lingkungan jelek 2
>1,5 – 2,0 kualitas lingkungan sedang – baik 3
>2,0 – 3,0 kualitas lingkungan baik – sangat baik 4
Zooplankton :
2) Bentos
Pengamatan benthos di perairan sungai bertujuan untuk mengetahui
keanekaragaman jenis benthos dan indeks keanekaragaman untuk mengetahui
ststus mutu perairan berdasarkan kriteria dari Canter dan Hill (1979).
Hasil pengukuran bentos di lokasi rencana kegiatan dan daerah sekitarnya
adalah sebagai berikut :
3) Nekton
Nekton yang diamati yaitu pada keanekaragaman jenis ikan dan perikanan
yang hidup di Krueng Sawang, Krueng Tuan, Krueng Mane dan Kreung
Geukah serta anak sungainya yang ada di sekitar lokasi pembangunan SPAM
Adapun ikan kerling sudah tidak ditemukan lagi di Sungai Krueng Sawang.
Kepadatan
Luas Penduduk
No Kecamatan Desa/Gampong Penduduk
Wilayah (Ha) (jiwa)
(jiwa/Ha)
Pada rentan usia (19-60) masa dimana aktivitas di dunia kerja (masa
emas) seseorang berada untuk menumpu dan menggali strategi nafkah
bagi keluarganya. Namun usia di atas 60 tahun dianggap usia tidak
produktif lagi.
Jumlah dan seks rasio penduduk disajikan pada tabel 2.51 di bawah
ini.
2) Proses Penduduk
a) Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk baik
pertambahan maupun penurunannya. Pertumbuhan penduduk di suatu
wilayah dipengaruhi oleh besarnya kelahiran (Birth), kematian (Death),
migrasi masuk (In Migration), dan migrasi keluar (Out Migration). Penduduk
akan bertambah jumlahnya apabila terdapat bayi yang lahir dan penduduk
yang datang, dan penduduk akan berkurang jumlahnya apabila terdapat
penduduk yang mati dan penduduk yang keluar wilayah. Data pertumbuhan
penduduk tersaji pada tabel dibawah ini
3) Tenaga Kerja
a) Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja dan Tingkat Penangguran
Kesempatan kerja yang banyak diharapkan oleh masyarakat di wilayah
studi dengan adanya kegiatan SPAM, adalah menjadi pekerja harian pada
saat tahap konstruksi maupun operasi. Sedangkan peluang berusaha yang
dapat dijalani adalah penyediaan bahan makanan (rumah makan), warung
kopi, jasa transportasi dan lain sebagainya pada saat konstruksi. Selain itu
dengan adanya SPAM diharapkan dapat mensupply kebutuhan air bersih
masyarakat sekitar dan menunjang peluang berusaha masyarakat.
Tabel 2.53. Jumlah Pencari Kerja Belum di Tempatkan di Kab. Aceh Utara
No Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah
1 SD/Sederajat/Tidak Tamat 619 - 619
2 SMTP/Sederajat 1,013 22 1,035
3 SMTA/Sederajat 12,731 6,216 18,947
4 Sarjana Muda/Sarjana 2,687 2,361 5,048
Jumlah 17,050 8,599 25,649
Sumber : Aceh Utara Dalam Angka 2017
b. Ekonomi
1) Ekonomi Rumah Tangga
Rumah tangga adalah satuan unit terkecil dalam masyarakat. Rumah tangga
keluarga juga disebut rumah tangga konsumen (RTK). Rumah tangga keluarga
umumnya memilki kegiatan ekonomi utama atau berperan sebagai konsumen,
namun rumah tangga keluarga dapat pula berperan sebagai produsen dan
distributor. Data ekonomi rumah tangga berdasarkan sektor sebagai berikut :
a) Mata Pencaharian
Terdapat 48% atau 35 orang pekerjaan kepala keluarga adalah wiraswasta,
sebanyak 20% (15 orang) sebagai petani, PNS sebanyak 14% (10 orang),
buruh sebanyak 3% (2 orang), Pedagang/warung sebanyak 3% (2 orang),
data lengkap dapat dilihat pada gambar berikut.
Rata-rata
No Katagori Pendapatan Frekuensi Jumlah
Pendapatan
1 500.000 - Rp 1.000.000 750,000 20 15,000,000
2 1-2 juta 1,500,000 5 7,500,000
3 2-3 juta 2,500,000 10 25,000,000
4 3-4 juta 3,500,000 9 31,500,000
5 4-5 juta 4,500,000 2 9,000,000
6 5-6 juta 5,500,000 1 5,500,000
7 6-7 juta 6,500,000 0 -
8 7-8 juta 7,500,000 0 -
9 8-9 juta 8,500,000 0 -
10 9-10 juta 9,500,000 1 9,500,000
Jumlah 48 103,000,000
Rata-rata pendapatan per keluarga 2,145,833
Rata-rata pendapatan per orang/Bulan 536,458
Sumber : Analisa Konsultan, 2019
c) Pengeluaran
Pengeluaran Kepala Keluarga bervariasi, ada yang dibawah pengeluaran
Rp 500.000-1 juta (11 responden atau 22%), pengeluaran Rp 1-2 juta (10
responden atau 20%), Rp 2-3 juta terdapat (7 responden atau 14%), Rp 3-4
juta terdapat 13 responden atau 26%, Rp 4-5 juta terdapat 4 responden
atau 8%, Rp 5-6 juta terdapat 4 responden atau 6% dan Rp 6-7 juta
terdapat 1 responden atau 2%.
c. Budaya
2) Proses Sosial
Proses perubahan sosial yang berlangsung dimasyarakat umumnya terjadi
dimulai dari lingkungan keluarga. Hal ini mengingat fungsi keluarga adalah
sentral yang dapat mengisi berbagai peranannya dengan konflik yang minimal
serta sesuai dengan harapan lingkungannya. Keluarga sebagai pusat
penerusan nilai dituntut selain meneruskan nilai lama yang perlu dilestarikan
3) Pranata Sosial
d. Persepsi masyarakat
Pemilihan responden dilakukan secara stratified random sampling, Karena
unsur populasi berkarakteristik heterogen dan heterogenitas tersebut
mempunyai arti yang signifikan pada pencapaian tujuan penelitian, maka
2) Sumber informasi
Sumber informasi pembangunan SPAM Aceh Utara yaitu 77% (24 responden)
berasal dari tetangga, 7% (2 responden) dan berasal dari pihak proyek 16% (5
responden).
e. Lalu Lintas
Pada lokasi pembangunan SPAM Aceh Utara terdapat beberapa ruas jalan yang
akan menjadi jalur mobilisasi bahan dan material serta pemasangan pipa. Ruas
jalan ini adalah : Jalan Medan-Banda Aceh, Jalan Lintas Krueng Mane-Sawang,
Jalan. PT. KKA dan Jalan Line Pipa
Jalan Medan-Banda
>3 2/2 UD 7 50 - 50 Sedang (M) -
Aceh
Dari tabel hasil data inventarisasi ruas jalan di atas kemudian di jadikan dasar di
dalam memperhitungkan kapasitas pada tiap ruas jalan.
Kapasitas Jalan
Perhitungan kapasitas jalan perkotaan dengan menggunakan Manual Kapasitas
Jalan (MKJI) 1997 menunjukkan kapasitas ruas jalan sebagaimana dapat dilihat
pada tabel berikut :
Leba Faktor
Leba Hamb Jara
Ukuran Tipe r Koreksi Faktor
r atan k
Nama Jalan Kota Lajur Bahu Co Koreksi
Jala Sampi Kerb
(Juta) Jalan Jalan (Tiap Co
n (M) ng (M)
(M) Lajur)
Medan-
>3 2/2 UD 7 50-50 H 0.5 0 2900
Banda Aceh
Kapasitas
Nama Jalan Co FCw Fsp Fsf FCs Jalan
(C)
Medan-Banda
2900 1 1 0.82 1,04 2.473,12
Aceh
Sumber : Hasil Analisis,2019
Tabel 2.62. Volume Lalu Lintas Ruas Jalan Medan-Banda Aceh, Pergerakan
Medan-Banda Aceh
Medan ke Banda Aceh
WAKTU SURVEY Kendaraan smp Kendaraan smp Sepeda smp TOTAL
PAGI Berat 1.2 Ringan 1.00 Motor 0.25 KEND SMP
07.00 - 08.00 24 29 492 492 585 146 1,101 667
08.00 - 09.00 7 8 550 550 618 155 1,175 713
TOTAL 2 JAM 31 37 1,042 1,042 1,203 301 2,276 1,380
Siang
11.00 - 12.00 13 16 615 615 858 215 1,486 845
12.00 - 13.00 12 14 545 545 560 140 1,117 699
TOTAL 2JAM 25 30 1160 1160 1418 355 2,603 1,545
Sore
15.00 - 16.00 12 14 581 581 825 206 1,418 802
16.00 - 17.00 38 46 640 640 1050 263 1,728 948
TOTAL 2JAM 50 60 1221 1221 1875 469 3,146 1,750
Sumber : Survey Lalu Lintas, Januari 2019
Keterangan :
Kendaraan Ringan (LV): Mobil Penumpang, Oplet, Mikrobis, Pick up, sedan dan
kendaraan bermotor ber as 2 dengan jarak antar as 2-3m
Kendaraan Berat (HV) : Bis, Truk 2 As, Truk 3 As, dan kendaraan bermotor lebih dari 4
roda
Sepeda Motor (MC) : kendaraan bermotor dengan 2 atau 3 roda.
Dari hasil analisis kondisi eksisting derajat kejenuhan atau Degree of Saturation
(DS) pada ruas Jl. Medan-Banda Aceh masih stabil dengan volume lalu lintas
sedang pada semua waktu.
Tabel 2.64. Kinerja Eksisting Ruas Ruas Jalan Medan-Banda Aceh, Pergerakan
Medan-Banda Aceh
Waktu Kapasitas Volume (SMP) VCR LDS
Pagi
07.00 - 08.00 667 0.27 B
08.00 - 09.00 713 0.29 B
Siang
11.00 - 12.00 845 0.35 B
2437
12.00 - 13.00 699 0.29 B
Sore
15.00 - 16.00 802 0.33 B
16.00 - 17.00 948 0.39 B
Sumber : Hasil Perhitungan Konsultan, 2019
Dari Tabel di atas tingkat pelayanan jalan arah Medan-Banda Aceh termasuk
katagori B, dengan kondisi:
arus stabil dengan volume lalu lintas sedang dan kecepatan mulai dibatasi oleh
kondisi lalu lintas;
Tabel 2.65. Kinerja Eksisting Ruas Ruas Jalan Medan-Banda Aceh, Pergerakan
Banda Aceh- Medan
Waktu Kapasitas Volume (SMP) VCR LDS
Pagi
07.00 - 08.00 628 0.26 B
08.00 - 09.00 603 0.25 B
Siang
11.00 - 12.00 900 0.37 B
2473
12.00 - 13.00 615 0.25 B
Sore
15.00 - 16.00 873 0.36 B
16.00 - 17.00 692 0.28 B
Sumber : Hasil Perhitungan Konsultan, 2019
Dari Tabel di atas tingkat pelayanan jalan arah Banda Aceh-Medan termasuk
katagori B, dengan kondisi:
arus stabil dengan volume lalu lintas sedang dan kecepatan mulai dibatasi oleh
kondisi lalu lintas;
kepadatan lalu lintas rendah hambatan internal lalu lintas belum memengaruhi
kecepatan;
pengemudi masih punya cukup kebebasan untuk memilih kecepatannya dan
lajur jalan yang digunakan.
Dari tabel hasil data inventarisasi ruas jalan di atas kemudian di jadikan dasar di
dalam memperhitungkan kapasitas pada tiap ruas jalan.
Kapasitas Jalan
Perhitungan kapasitas jalan perkotaan dengan menggunakan Manual Kapasitas
Jalan (MKJI) 1997 menunjukkan kapasitas ruas jalan sebagaimana dapat dilihat
pada tabel berikut :
Kapasitas
Nama Jalan Co FCw Fsp Fsf FCs
Jalan ( C )
Tabel 2.68. Volume Lalu Lintas Jl. Lintas Krueng Mane-Sawang, Pergerakan Kr
Mane-Sawang
Kr. Mane ke Sawang
WAKTU SURVEY Kendaraan smp Kendaraan smp Sepeda smp TOTAL
PAGI Berat 1.2 Ringan 1.00 Motor 0.25 KEND SMP
07.00 - 08.00 - - 49 49 108 27 157 76
08.00 - 09.00 - - 46 46 89 22 135 68
TOTAL 2 JAM - - 95 95 197 49 292 144
Siang
11.00 - 12.00 0 0 12 12 50 13 62 25
12.00 - 13.00 0 0 70 70 73 18 143 88
TOTAL 2JAM 0 0 82 82 123 31 205 113
Sore
15.00 - 16.00 0 0 41 41 70 18 111 59
16.00 - 17.00 0 0 49 49 67 17 116 66
TOTAL 2JAM 0 0 90 90 137 34 227 124
Sumber : Survey Lalu Lintas, Januari 2019
Keterangan :
Kendaraan Ringan (LV): Mobil Penumpang, Oplet, Mikrobis, Pick up, sedan dan
kendaraan bermotor ber as 2 dengan jarak antar as 2-3m
Kendaraan Berat (HV) : Bis, Truk 2 As, Truk 3 As, dan kendaraan bermotor lebih dari 4
roda
Sepeda Motor (MC) : kendaraan bermotor dengan 2 atau 3 roda.
Dari hasil analisis kondisi eksisting derajat kejenuhan atau Degree of Saturation
(DS) pada ruas Jl. Krueng Mane-Sawang volume lalu lintas rendah pada semua
waktu.
Tabel 2.70. Kinerja Eksisting Ruas Jl. Lintas Krueng Mane-Sawang, Pergerakan
Kr Mane-Sawang
Waktu Kapasitas Volume (SMP) VCR LDS
Pagi
07.00 - 08.00 76 0.04 A
08.00 - 09.00 68 0.03 A
Siang
11.00 - 12.00 25 0.01 A
2151.61
12.00 - 13.00 88 0.04 A
Sore
15.00 - 16.00 59 0.03 A
16.00 - 17.00 66 0.03 A
Sumber : Hasil Perhitungan Konsultan, 2019
Dari Tabel di atas tingkat pelayanan jalan arah Kr Mane-Sawang termasuk katagori
A, dengan kondisi:
Arus bebas dengan volume lalu lintas rendah dan kecepatan tinggi;
Tabel 2.71. Kinerja Eksisting Ruas Jl. Lintas Krueng Mane-Sawang, Pergerakan
Sawang-Kr Mane
Waktu Kapasitas Volume (SMP) VCR LDS
Pagi
07.00 - 08.00 40 0.02 A
08.00 - 09.00 35 0.02 A
Siang
11.00 - 12.00 55 0.03 A
2151.61
12.00 - 13.00 82 0.04 A
Sore
15.00 - 16.00 111 0.05 A
16.00 - 17.00 116 0.05 A
Sumber : Hasil Perhitungan Konsultan, 2019
Dari Tabel di atas tingkat pelayanan jalan arah Kr Mane-Sawang termasuk katagori
A, dengan kondisi:
Arus bebas dengan volume lalu lintas rendah dan kecepatan tinggi;
Kepadatan lalu lintas sangat rendah dengan kecepatan yang dapat
dikendalikan oleh pengemudi berdasarkan batasan kecepatan
maksimum/minimum dan kondisi fisik jalan;
Pengemudi dapat mempertahankan kecepatan yang diinginkannya tanpa atau
dengan sedikit tundaan
261 ISPA
266 1611 RA
Commound Coul
359 Dispepsia
Hypertensi
Gastritis
633 Diare
Caries
Gastritis Akut
868
Demam
803
Status Gizi
Berbagai usaha dalam mengatasi masalah gizi telah dilakukan melalui
program Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK), Pemberian Makanan
Tambahan (PMT), Pemberian Kapsul vit. A, Pemberian tablet Fe, Sebagai
Indikator terhadap status gizi bayi dan Balita gizi buruk serta Balita di Bawah
Garis Merah (BGM), Balita gizi buruk, Pada tahun 2018 diwilayah kerja
Puskesmas Sawang tidak terdapat kasus gizi buruk.
2) Kecamatan Dewantara
Angka Kematian (Mortalitas)
Angka kematian dalam masyarakat dari waktu ke waktu dapat memberi
gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat atau dapat digunakan
sebagai indikator penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program
pembangunan kesehatan lainnya. Dalam wilayah kerja Puskesmas Dewantara
pada tahun 2017 terdapat 4 (empat) kasus kematian bayi dari 941 kelahiran.
Status Gizi
Berbagai usaha dalam mengatasi masalah gizi telah dilakukan melalui program
Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK), Pemberian Makanan Tambahan
(PMT), Pemberian Kapsul vit. A, Pemberian tablet Fe, Sebagai Indikator
terhadap status gizi bayi dan Balita gizi buruk serta Balita di Bawah Garis
Merah (BGM), Balita gizi buruk, Pada tahun 2017 diwilayah kerja Puskesmas
Dewantara tidak terdapat kasus gizi buruk.
3) Kecamatan Nisam
Angka Kesakitan (Morbiditas)
Angka Kesakitan penduduk di dapat dari data SP2TP (Sistem Pencatatan
dan Pelaporan Puskesmas). Indikator yang digunakan adalah Incidence
Rate (IR) dan Prevalence Rate (PR), Penyakit terbesar di Wilayah
Puskesmas Nisam tahun 2018 menunjukkan bahwa Penyakit Ispa dan
Adapun sumber air bersih untuk mandi dan cuci adalah sebagai berikut :
1. sumur bor 49 %,
2. sumur gali sebanyak 43%,
3. pam/ledeng sebanyak 3%,
4. Hidran umum sebanyak 2%,
5. mata air terlindungi sebanyak 3%.
4) Sarana Persampahan
Sebanyak 45% responden menyatakan membuat lubang sampah
dipekarangan untuk menampung sampah, berupa tong/bak sampah sebanyak
29% dan kantong plastic sebanyak 5%.
5) Fasilitas Kesehatan
Untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang optimal bagi masyarakat perlu
didukung oleh adanya sarana kesehatan yang memadai dan memiliki kualitas
pelayanan yang baik. Keberhasilan peningkatan mutu pelayanan dan
penanggulangan kesehatan baik mutu maupun jangkauan dapat diwujudkan
dengan melakukan intervensi terhadap program yang mempunyai daya ungkit
yang tinggi terhadap pokok masalah kesehatan yang spesifik khususnya
kelompok rentan yaitu bayi, balita, ibu hamil dan menyusui.
Keberadaan fasilitas kesehatan sangat menentukan dalam pelayanan,
pemulihan kesehatan, pencegahan terhadap penyakit, pengobatan dan
keperawatan untuk kelompok dan masyarakat yang memerlukan pelayanan
kesehatan. Ketersediaan fasilitas dipengaruhi oleh lokasi, apakah dapat
dijangkau atau tidak. Yang kedua adalah tenaga kesehatan pemberi
pelayanan, informasi dan motivasi masyarakat untuk mendatangi fasilitas
dalam memperoleh pelayanan serta program pelayanan kesehatan itu sendiri
apakah sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang memerlukan.
Pembangunan bidang kesehatan antara lain bertujuan agar semua lapisan
masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan secara mudah, murah dan
Tabel 2.72. Sarana dan Fasilitas Kesehatan Di Wilayah Studi Tahun 2017
Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan
Fasilitas Kesehatan
Sawang Banda Baro Dewantara Nisam
Rumah Sakit - - 1 1
Poliklinik / Balai - - 2 -
Pengobatan
Puskesmas 2 1 1 1
Puskesmas Pembantu 5 1 3 3
Praktek Dokter 2 - 11 4
Praktek Bidan 11 4 22 11
Posyandu 54 12 27 18
Poskesdes & 9 6 13 13
Polindes
Apotik - - 2 -
Toko Obat 7 3 9 -
Sumber : Kecamatan Sawang, Kecamatan Bandar Baro, Kecamatan Dewantara,
Kecamatan Nisam, Dalam Angka tahun 2017
Dari data diatas maka jumlah sarana pelayanan kesehatan yang tersedia saat ini
relatif baik, dan jarak yang hurus di tempuh untuk mencapai tempat pelayanan
kesehatan tersebut juga relatif dekat. Sedangkan untuk Desa Siaga, merupakan
desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan serta
kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan secara
mandiri. Sebuah desa dikatakan menjadi desa siaga apabila desa tersebut telah
memiliki minimal sebuah Pos Kesehatan Desa (Poskesdes).
6) Tenaga Kesehatan
Tenaga Kesehatan merupakan bagian terpenting dalam peningkatan pelayanan
kesehatan di Kabupaten Aceh Utara , kuantitas dan kualitas menjadi faktor utama
yang harus terus mendapatkan perhatian oleh pemerintah daerah dan pusat,
peningkatan kualitas masih di perlukan disebabkan sebahagian tenaga yang
bekerja di unit-unit pelayanan dasar dan rujukan masih dalam status pegawai
honorer, bila peningkatan kuantitas dan kualitas dapat di jalankan secara merata
terhadap tenaga kesehatan maka peningkatan pelayanan kesehatan dapat
tercapai sepenuhnya.
Kegiatan di sekitar lokasi pembangunan SPAM Aceh Utara yang dominan menimbulkan
dampak terhadap lingkungan diantaranya adalah
2.2.1. Galian C
Banyak terdapat titik lokasi yang terjadi abrasi seperti di gampong sawang, Gunci dan
Riseh Baroh. Masalah lain akibat Galian C yaitu tempat galian yang dilakukan dengan alat
berat tidak ditimbun seperti semula, sehingga meninggalkan lubang-lubang di badan
sungai yang sangat berbahaya bagi masyarakat yang kehidupannya bergantung langsung
dengan sungai.
Dengan adanya kegiatan pengambilan air di Sungai Krueng Sawang oleh SPAM Aceh
Utara akan mengakibatkan debit air berkurang sehingga penambang galian C akan lebih
mudah menambang bebabtuan dan pasir di pinggir Sungai Krueng Sawang.
2.2.2. Sawah
1
https://acehsatu.com/aktivitas-galian-c-di-krueng-sawang-terus-berlanjut/
2.2.3. Kebun
Terdapat berbagai jenis tanaman yang diusahakan oleh perkebunan rakyat, baik tanaman
perkebunan berumur pendek seperti nilam maupun perkebunan berumur panjang seperti
karet, kelapa, kopi, lada, kakao dan lainnya. Hanya saja yang cukup menonjol adalah
kelapa dan pinang, sementara kelapa sawit diusahakan oleh perkebunan besar.
Penggunaan pupuk pestisida pada área perkebunan akan berdampak pada kualitas air,
dimana sisa pupuk dan pestisida yang ada pada tanah akan terbawa oleh air hujan ke
badan air (sungai) dan ini akan mempengaruhi air baku untuk SPAM.
Adapun lokasi IPA dan Reservoir verada di área perkebunan dan hal ini akan mengurangi
luas área perkebunan dan produktivitas perkebunan tersebut.
Di lokasi studi juga terdapat permukiman penduduk yang akan menghasilkan limbah pasat
domestik (sampah), apabila sampah masih dibuang ke sungai, maka akan mempengaruhi
kualitas air sungai yang juga akan mempengaruhi kualitas produksi air SPAM Aceh Utara.
Adapun kegiatan Pembangunan SPAM Aceh Utara akan memberikan dampak pada
penduduk diantaranya :
Tahap konstruksi : Gangguan lalu lintas, gangguan aksesibilitas dan penurunan
kualitas udara dan peningkatan kebisingan serta penerimaan tenaga kerja.
Tahap Operasi : Meningkatkan kesehatan masyarakat.