Anda di halaman 1dari 14

PERENCANAAN PENGADAAN SARANA SANITASI DARURAT

PADA LOKASI PENGUNGSIAN BENCANA BANJIR


BANDANG DI KABUPATEN KEBUMEN

Dosen Pengampu :
Suparmin, S.ST., M. Kes.
Bahri, S.ST

Kelompok 3 :
1. Kresna Wahyuning Utami (P1337433218009)
2. Edwin Argo Saputro (P1337433218015)
3. Sahla Sabrina Sutrisno (P1337433218016)
4. Meliniyana Nur Fauziah (P1337433218034)
5. Syamsu Rijal Afkari (P1337433218048)
6. Quwin Tania (P1337433218038)

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KESEHATALINGKUNGAN


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN PURWOKERTO
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
TAHUN 2021
PERENCANAAN PENGADAAN SARANA SANITASI DARURAT

A. Profil Kabupaten Kebumen


1. Gambaran umum
Gambaran umum wilayah Kabupaten Kebumen berkaitan dengan
kondisi geografi, topografi, geologi, hidrologi, iklim, jenis tanah, dan
demografis. Kondisi wilayah dapat memberikan gambaran mengenai
potensi bencana dan besar dampak yang ditimbulkannya di wilayah
tersebut. Sebagai contoh, dari kondisi geografi bisa diketahui luas wilayah
terdampak bahaya, dari kondisi demografi bisa diketahui potensi jumlah
penduduk yang terpapar bahaya, dan dari kondisi topografi, iklim, dan
jenis tanah dapat diperkirakan potensi tinggi rendahnya kelas bahaya yang
ada.
2. Kondisi Geografis
Kabupaten Kebumen merupakan salah satu kabupaten yang
terletak di bagian selatan Provinsi Jawa Tengah. Secara geografis
Kabupaten Kebumen terletak pada 7°27' - 7°50' Lintang Selatan dan
109°22' - 109°50' Bujur Timur. Kabupaten Kebumen secara administratif
terdiri dari 26 Kecamatan meliputi, Ayah, Buayan, Puring, Petanahan,
Klirong, Buluspesantren, Ambal, Mirit, Bonorowo, Prembun, Padureso,
Kutowinangun, Alian, Poncowarno, Pejagoan, Sruweng, Adimulyo,
Kuwarasan, Rowokele, Sempor, Gombong, Karanganyar, Karanggayam,
Badang, dan Karangsambung. Batas-batas wilayah Kabupaten Kebumen
adalah sebagai berikut
 Sebelah Utara : Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten
Wonosobo,
 Sebelah Timur : Kabupaten Purworejo,
 Sebelah Selatan : Samudera Hindia,
 Sebelah Barat : Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Cilacap.

Kabupaten Kebumen memiliki luas wilayah sebesar 128.111,50


hektar atau 1.281,115 km2, dengan kondisi beberapa wilayah merupakan
daerah pesisir pantai dan perbukitan, sedangkan sebagian besar merupakan
dataran rendah. Dari 26 wilayah kecamatan yang ada, Kecamatan
Karanggayam merupakan kecamatan paling luas dengan luas wilayah
mencapai 109,29 km2 (8,50%), sedangkan wilayah kecamatan yang paling
kecil adalah Kecamatan Gombong dengan luas wilayah 19,48 km2
(1,52%), Luas wilayah masing-masing kecamatan disajikan dalam Tabel.

No. Kecamatan Luas (km2) Persentase Luas (%)

1 Ayah 76,37 5,96


2 Buayan 68,42 5,34
3 Puring 61,97 4,84
4 Petanahan 44,84 3,50
5 Klirong 43,25 3,38
6 Buluspesantren 48,77 3,81
7 Ambal 62,41 4,87
8 Mirit 52,35 4,09
9 Bonorowo 20,91 1,63
10 Prembun 22,96 1,79
11 Padureso 28,95 2,26
12 Kutowinangun 33,73 2,63
13 Alian 57,75 4,51
14 Poncowarno 27,37 2,14
15 Kebumen 42,04 3,28
16 Pejagoan 34,58 2,70
17 Sruweng 43,68 3,41
18 Adimulyo 43,43 3,39
19 Kuwarasan 33,84 2,64
20 Rowokele 53,80 4,20
21 Sempor 100,15 7,82
22 Gombong 19,48 1,52
23 Karanganyar 31,40 2,45
24 Karanggayam 109,29 8,53
25 Sadang 54,23 4,23
26 Karangsambung 65,15 5,09
Total 1.281,115 100

B. Potensi Bencana di Kabupaten Kebumen


1. Sejarah Kejadian Bencana di Kabupaten Kebumen
Berdasarkan sejarah kejadian bencana dari BPBD Kabupaten
Kebumen tercatat setidaknya 1335 kejadian bencana di Kabupaten
Kebumen selama 10 tahun terakhir (1 Januari 2011 - 15 Mei 2020).
Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa bencana tanah longsor, angin
puting beliung, kebakaran hutan dan lahan, kekeringan dan banjir tercatat
paling sering terjadi. Terdapat bencana lain namun jumlah kejadiannya
tidak sebanyak ketiga bencana tersebut
Jumlah Kejadian Bencana

di Kabupaten Kebumen

(1 Januari 2011 - 15 Mei 2020)

210 3 154
9
Banjir
Gempabumi
Tanah Longsor
180
Angin Puting Beliung
Kekeringan
477 Kebakaran Hutan dan Lahan
Gelombang Tinggi

302

Gambar 2.2. Jumlah Kejadian Bencana di Kabupaten Kebumen periode Januari


2011 sampai Mei 2020 (sumber: BPBD Kabupaten Kebumen, 2020)

Jumlah Kejadian Bencana di Kabupaten Kebumen (Periode Januari 2011 -


Mei 2020)

Jenis Bencana
No Kecamatan
A B C D E F G
1 Ayah 8 1 70 20 10 17 1
2 Buayan 12 0 13 22 10 12 1
3 Puring 8 1 0 8 0 6 1
4 Petanahan 7 0 1 32 10 12 0
5 Klirong 2 1 7 15 10 4 0
6 Buluspesantren 4 0 3 13 0 4 0
7 Ambal 2 0 4 31 0 11 0
8 Mirit 3 1 1 4 0 6 0
9 Bonorowo 3 0 0 5 0 5 0
10 Prembun 6 1 4 5 0 4 0
11 Padureso 1 0 30 5 10 0 0
12 Kutowinangun 9 0 7 7 10 2 0
13 Alian 12 0 34 4 10 10 0
14 Poncowarno 1 1 18 10 10 2 0
15 Kebumen 14 1 13 11 10 32 0
16 Pejagoan 3 0 17 10 10 8 0
17 Sruweng 6 0 26 11 10 8 0
18 Adimulyo 7 0 3 8 10 8 0
19 Kuwarasan 7 1 0 13 1 2 0
20 Rowokele 6 1 39 8 10 9 0
21 Sempor 0 0 24 6 10 9 0
22 Gombong 5 0 3 22 0 17 0
23 Karanganyar 11 0 19 7 10 12 0
24 Karanggayam 8 0 43 4 10 7 0
25 Sadang 4 0 61 11 10 0 0
26 Karangsambung 5 0 37 10 10 3 0
Jumlah 154 9 477 302 180 210 3

2. Potensi Bencana di Kabupaten Kebumen


Banjir bandang adalah banjir yang datang secara tiba-tiba dalam
jumlah debit yang besar pada alur sungai. Banjir bandang biasanya terjadi
di hulu sungai yang beralur sempit. Penyebab banjir bandang antara lain
hujan lebat sehingga menimbulkan lonjakan debit yang besar dan
mendadak melebihi kapasitas aliran alur hilirnya dan runtuhnya
bendungan air. Dalam kajian ini faktor penyumbat aliran sungai didekati
dengan bahaya longsor yang memiliki kelas bahaya sedang atau tinggi.
Detail parameter yang digunakan dalam analisis bahaya banjir bandang
dituangkan pada tabel berikut.
Tabel Parameter Bahaya Banjir Bandang

Parameter Data yang Digunakan Sumber Data Tahun


1. Sungai Utama Jaringan Sungai BIG 2017
2. Topografi DEM Nasional BIG 2017
3. Potensi longsor di 1. Peta Bahaya Longsor Hasil 2020
Hulu Sungai 2. Data kejadian longsor faktual Analisis Multi tahun
BPBD

Pemetaan bahaya banjir bandang dilakukan dengan


mengidentifikasi jaringan sungai di wilayah hulu yang berpotensi terkena
longsor dengan kelas bahaya sedang atau tinggi. Bahaya tanah longsor ini
diasumsikan sebagai faktor penyebab terjadinya banjir bandang, karena
hasil longsorannya dapat membentuk tanggul alam yang menyumbat aliran
sungai di wilayah hulu sungai. Ketika sumbatan ini tergerus dan jebol
maka dapat mengakibatkan banjir bandang. Jaringan sungai yang telah
dipilih selanjutnya dibuat buffer ke arah sisi sungai sejauh 500 meter ke
bagian kiri dan 500 meter ke bagian kanan. Elevasi sungai dihitung dari
data DEM yang telah dipotong dengan zona buffer sungai. Naiknya muka
air sungai akibat banjir bandang diestimasi setinggi 5 meter. Selanjutnya
dihitung sebaran aliran banjir di sekitar sungai menggunakan fungsi cost
distance. Fungsi ini menentukan nilai ketinggian air di sekitar sungai
berdasarkan jaraknya dengan sungai sehingga semakin jauh jarak suatu
daerah dari sungai nilai ketinggian airnya semakin rendah. Penentuan
indeks bahaya dihitung menggunakan fungsi keanggotaan fuzzy dengan
tipe linier berdasarkan ketinggian genangan. Di setiap titik di sekitar
sungai jika memiliki ketinggian genangan mendekati 5 m maka akan
memiliki nilai indeks bahaya mendekati 1 dan ketinggian genangan
mendekati 0 m akan memiliki nilai indeks mendekati 0
Daerah Bahaya Longsor di Data Sejarah
Jaringan
Hulu Sungai Kejadian Longsor DEM
Sungai
(Sedang/Tinggi) Faktual

Identifikasi Sungai Yang Buffer Sungai (Kiri Identifikasi Elevasi


Berpotensi Longsor Kanan 1000 m) Sungai

Jaringan Sungai
Terpilih
Perhitungan Cost Allocation
Elevasi di Sekitar Wilayah
Sungai dengan Asumsi
Ketinggian Genangan 5 m

Penambahan Elevasi di
Sekitar Wilayah Sungai
dengan Asumsi Ketinggian
Genangan 5 m

Perhitungan Cost Distance


untuk Daerah Genangan di
Sekitar Wilayah Sungai

Fuzzy Membership
Ketinggian Genangan

Indeks Bahaya
Banjir Bandang

Gambar Diagram Alir Proses Penyusunan Indeks Bahaya Banjir Bandang (Sumber:
BNPB, 2016)

C. Estimasi Jumlah Penduduk Yang Terkena Dampak

Jumlah penduduk Kabupaten Kebumen berdasarkan data BPS Kabupaten


Kebumen Tahun 2020 adalah 1.350.438 Jiwa.
Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kebumen yang dite
rima Humas Setda Kebumen menyebut kemungkinan banjir terjadi di 13 Kecamat
an di Kabupaten Kebumen. Lokasi banjir itu tersebar di 13 kecamatan di Kabupat
en Kebumen yang meliputi Kecamatan Prembun, Kecamatan Alian, Kecamatan K
ebumen, Kecamaatan Karanganyar, Kecamatan Kemit, Kecamatan Puring dan Ke
camatan Sempor. Kemudian Kecamatan Padureso, Kecamatan Pejagoan, Kecamat
an Sruweng, Kecamatan Karangsambung, Kecamatan Karanggayam dan Kecamat
an Rowokele
Maka estimasi jumlah penduduk yang akan terkena dampak Banjir
Bandang sejumlah 2.107 Jiwa.

D. Standar Minimum Sarana Sanitasi Darurat

Perencanaan Sarana Sanitasi Darurat di lokasi evakuasi korban bencana


alam meliputi :
1. Penyediaan Air Bersih

Semua orang didunia memerlukan air untuk minum, memasak dan


menjaga bersihan pribadi. Dalam situasi bencana mungkin saja air untuk
keperluan minumpun tidak cukup, dan dalam hal ini pengadaan air yang layak
dikunsumsi menjadi paling mendesak. Namun biasanya problema–problema
kesehatan yang berkaitan dengan air muncul akibat kurangnya persediaan dan
akibat kondisi air yang sudah tercemar sampai tingkat tertentu. Adapun standar
pemenuhan kebutuhan air bersih antara lain :

a. Persediaan air harus cukup untuk memberi sedikit–dikitnya 15 liter per orang
per hari
b. Volume aliran air ditiap sumber sedikitnya 0,125 liter perdetik.
c. 1 (satu) kran air untuk 80 – 100 orang
d. Waktu antri disebuah sumber air tidak lebih dari 15 menit.
e. Untuk mengisi wadah 20 liter tidak lebih dari 3 menit

2. Penyediaan Air Minum

Air di sumber–sumber harus layak diminum dan cukup volumenya untuk


keperluan keperluan dasar (minum, memasak, menjaga kebersihan pribadi dan
rumah tangga) tanpa menyebabakan timbulnya risiko–risiko besar terhadap
kesehatan akibat penyakit–penyakit maupun pencemaran kimiawi atau radiologis
dari penggunaan jangka pendek. Adapun standar pemenuhan kebutuhan air bersih
antara lain :

a. Disumber air yang tidak terdisinvektan (belum bebas kuman), kandungan


bakteri dari pencemaran kotoran manusia tidak lebih dari 10 coliform per 100
mili liter
b. air harus didisinfektan lebih dahulu sebelum digunakan sehingga mencapai
standar yang bias diterima (yakni residu klorin pada kran air 0,2–0,5
miligram perliter dan kejenuhan dibawah 5 NTU).
c. Kualitas fisik air tidak berbau , tidak berasa dan tidak berwarna.
3. Penyediaan Jamban Darurat
a. Tiap jamban digunakan paling banyak 20 orang
b. Penggunaan jamban diatur menurut jenis kelamin.
c. Jarak jamban tidak lebih dari 50 meter dari pemukiman (rumah atau barak
di kamp pengungsian). Atau bila dihitung dalam jam perjalanan ke
jamban hanya memakan waktu tidak lebih dari 1 menit saja dengan
berjalan kaki.
d. Letak jamban dan penampung kotoran harus sekurang–kurangnya berjarak
30 meter dari sumber air bawah tanah.
e. Dasar penampung kotoran sedikitnya 1,5 meter di atas air tanah.
f. Pembuangan limbah cair dari jamban tidak merembes ke sumber air mana
pun, baik sumur maupun mata air, suangai, dan sebagainya 1 (satu)
Latrin/jaga untuk 6–10 orang

4. Pengelolaan Sampah Padat


a. Volume TPS mencukupi untuk timbulan sampah per hari
b. Frekuensi Pengangkutan Sampah ke TPA Gunung Tugel 1 hari sekali
c. Tersedia TPS yang memenuhi syarat kapasitas dan tertutup sehingga
tidak menjadi sarang vektor dan tidak menimbulkan pencemaran di
tempat evakuasi.
d. Estimasi penimbulan sampah per orang per hari 2 liter/orang/hari

D. Perencanaan
No. Kegiatan Standar Minimal Jumlah Jumlah Kebutuhan Keterangan Metode
Pengungsi Kebutuhan Sarana
1. Timbulan sampah 2 lt/org/hr Lokasi 1 : Volume timbulan Tempat sampah Perbandingan 1. Pewadahan : Tempat sampah
padat 995 jiwa sampah : 1.990 volume 100 lt Jumlah Kontainer tertutup volume 100 liter.
liter sampah per sejumlah 20. Tempat Sampah 2. Pewadahan TPS dengan
hari dengan pengungsi volume 2000 lt
TPS dengan 1 : 50 3. Frekuensi pembuangan :
kapasitas Vol 2000 1 kali sehari ke TPS
lt sejumlah 1 4. Frekuensi pembuangan
kontainer dump sampah dari TPS ke TPA : 1
kali sehari
truck.
5. PIC : Dinas Cipta Karya
Lokasi 2 : Volume Tempat sampah Perbandingan
1.112 jiwa timbulan volume 100 lt Jumlah Kontainer
sampah : 2.224 sejumlah 22. Tempat Sampah
liter sampah per dengan pengungsi
hari TPS dengan 1 : 50
kapasitas Vol 2000
lt sejuc mlah
1
kontainer dump
truck
2. Pengendalian Lokasi 1 : Reppelent - Reppelent Nyamuk Tenaga pengendalian 1. Pencegahan gigitan nyamuk
995 jiwa Nyamuk : 7 hr x - Spray Can vektor penyakit yang dengan menggunakan
Vektor
995 org = 6.965 - Fogger dibutuhkan untuk repellent untuk masing-
sachet reppelent. - Live trap tikus lokasi pertama : 5 masing pengungsi.
- Sticky Tapes lalat orang 2. Mengurangi kepadatan lalat
Spray Can untuk - Cockroach Trap dengan melakukan spray di
satu TPS lokasi pengungsian oleh
lokasi petugas
membutuhkan 2 3. Mengurangi kepadatan
Spray can. nyamuk dengan perbaikan
sanitasi dan melakukan
Fogging (jika diperlukan)
Fogger untuk satu 4. Memasang sticky tapes pada
lokasi setiap tenda pengungsi atau
membutuhkan 4 di dapur umum sebagai
mesin sentra pengolahan makanan
swing fog 5. Live trap tikus dipasang di
beberapa titik rawan
Live trap tikus manifestasi tikus seperti camp
membutuhkan 10 dekat dengan TPS, gudang
buah. logistik makanan di Lokasi
pengungsian dan tempat yang
dianggap perlu setelah
Sticky Tapes dilaksanakan survey.
Lalat
membutuhkan 300
lembar.

Cockroach Trap
membutuhkan 4
buah.

Lokasi 2 : Reppelent - Reppelent Nyamuk Tenaga pengendalian


1.112 jiwa Nyamuk : 7 hr x - Spray Can vektor penyakit yang
1.112 org = - Fogger dibutuhkan untuk
7.784 sachet - Live trap tikus lokasi pertama : 5
reppelent. - Sticky Tapes lalat orang
- Cockroach Trap
Spray Can untuk
satu lokasi
membutuhkan 2
Spray can.

Fogger untuk satu


lokasi
membutuhkan 2
mesin swing fog
Live trap tikus
membutuhkan 2
buah.

Sticky Tapes
Lalat
membutuhkan 100
lembar.

Cockroach Trap
membutuhkan 4
buah.
3. Penyediaan Air 15 Lokasi 1 : 14.925 liter/hari - Hidrant umum Pada saat tanggap
Bersih liter/orang/hari 995 jiwa darurat.
- Water meter
Pelaksana: PDAM
- Pipa 4 inch
- Pipa 3 inch
- Pipa 2 inch
Lokasi 2 : 22.500 liter/hari - Hidrant umum
1.112 jiwa
- Water meter
- Pipa 4 inch
- Pipa 3 inch
- Pipa 2 inch
E. Perencanaan Anggaran Biaya
NO. KEBUTUHAN JUMLAH HARGA TOTAL
SATUAN SATUAN

1. Tempat sampah 42 buah Rp 300.000,00 Rp 12.600.000,00


100 lt
2. Jasa Pekerja 10 pekerja Rp 100.000,00 Rp 1.000.000,00
3. Akomodasi 2 truk Rp 300.000,00 Rp 600.000,00
4. Bahan bakar 4 buah Rp 9.800,00 Rp 39.200,00
Spraycan
5. Trap tikus 20 buah Rp 25.000,00 Rp 500.000,00
6. Sticky Taps 10 dus Rp 50.000,00 Rp 500.000,00
Lalat
7. Repellent 154 dus Rp 10.000,00 Rp 1.540.000,00
8. Cockroach Trap 8 buah Rp 20.000,00 Rp 160.000,00
9. Hidrant 10 Buah Rp 6.333.269,00 Rp 63.332.690,00
umum
10. Water meter 4 Buah Rp 74.680,00 Rp. 298.720,00
11. Pipa 4 inch 40 Batang Rp 185.300,00 Rp 7.412.000,00
12. Pipa 3 inch 25 Batang Rp 120.300,00 Rp 3.007.500,00
13. Pipa 2 inch 35 Batang Rp 86.600,00 Rp 3.031.000,00
TOTAL ANGGARAN Rp 94.314.810,00

F. Penutup
Demikian perencanaan pengadaan sarana sanitasi darurat pada lokasi
pengungsian bencana banjir di Kabupaten Kebumen ini dibuat, semoga
bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai