F OC US GROU P DISCUSSION
PENYUSUNAN INFORMASI GEOSPASIAL TEMATIK
(IGT) PERSAWAHAN KABUPATEN SUMBAWA BARAT
R E G U LAS I
2. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2013 tentang Tingkat Ketelitian Peta Untuk
Penataan Ruang Wilayah;
4. Peraturan Darah Kabupaten Sumbawa Barat Nomor 2 Tahun 2012 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sumbawa Barat Tahun 2011-2031;
5. Peraturan Bupati Sumbawa Barat Nomor 106 Tahun 2018 tentang Percepatan
Pelaksanaan Kebijakan Satu Peta;
Pentingkah
IGT (Infomasi Geospasial Tematik) menjadi sangat penting
IGT ?
karena merupakan basis data utama dalam mendukung
percepatan kebijakan satu peta (PKSP).
IGT Status
(IGT Regulasi & IGT RTR)
IGT SAWAH8
Your Logo or Name Here
KENAPA IGT SAWAH….. ?
FAKTA
Menyediakan lahan pertanian sebagai bentuk antisipasi
terhadap kurangnya lahan pangan menuju kedaulatan
pangan.
NTB sebagai lumbung pangan Nasional
KEBUTUHAN Konversi lahan pertanian
AMANAT UNDANG-UNDANG
Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang mengamanatkan
pentingya mengalokasikan lahan untuk pertanian pangan secara abadi
Perpres 9 Tahun 2016 Tentang Percepatan Pelaksanaan Kebijakan Satu Peta (KSP)
dengan tingkat ketelitian skala 1:50.000 yang mengacu pada satu referensi Your Logo or Name Here
geospasial. 9
BATASAN WILAYAH
Letak Geografis Wilayah 116o42’ - 117o05’
Bujur Timur dan 08o08′ - 09o07’ Lintang
Selatan. dengan batas wilayah meliputi :
Utara : Laut Flores dan Kec. Alas Barat
Selatan : Samudra Hindia
Timur : Kec. Batulanteh dan Kec. Lunyuk
Kab. Sumbawa
Barat : Selat Alas
KAWASAN
PERTANIAN PANGAN
BERKELANJUTAN
(KP2B)
LQ vi (Kecamatan) / vt (Kecamatan)
= Vi (Kabupaten) / Vt (Kabupaten)
Keterangan :
LQ : Location Quetient
Vi : Produksi/luas areal komoditas i pada suatu
wilayah (Kecamatan)
Vt : Total produksi/luar areal komoditas i pada suatu
wilayah (Kecamatan)
Vi : Produksi/luas areal komoditas i pada suatu
wilayah yang lebih luar (Kabupaten)
Vt : Total produksi/luas areal komoditas i pada suatu
wilayah yang lebih luar (Kabupaten)
Peta digital dengan merujuk pada kriteria kebutuhan Informasi Geospasial Tematik (IGT) dalam Kebijakan Satu
Peta (KSP), yaitu :
1. Kondisi Data : Kondisi data yang diperiksa meliputi:
Format data,
Sistem Koordinat, dan
Skala peta tematik tersebut.
2. Kualitas Integrasi dan Kesesuaian Geometri :
Kesesuaian produk IGT terhadap peta dasar atau IGD yang dikeluarkan oleh Badan Informasi Geospasial
(BIG)
3. Konsistensi Topologi dan Atribut :
Sesuai dengan kaidah pemetaan secara geometris sehingga tidak ditemui masalah ketika digunakan
(misalnya ambiguitas) dan dapat dipahami dengan mudah oleh semua kalangan.
4. Metadata :
Memperhatikan kevalidan dan kehandalan dari data tematik.
Your Logo or Name Here 25
CONTOH KONDISI DATA IGT
KONSISTENSI ATRIBUT DENGAN GRAFIS
PADA IGT (DATA YANG TERTUANG DI
ATRIBUT SAMA DENGAN DILAPANGAN)
KONSISTENSI IGT
PADA
STANDAR/NSPK
2. LAPORAN ANTARA
Berisi gambaran umum, kondisi wilayah Kabupaten Sumbawa Barat dan analisis terkait informasi
geospasial tematik di Kabupaten Sumbawa Barat.
3. LAPORAN AKHIR
Berisi berisi proses pengumpulan data geospasial, ketentuan dan standar pemrosesan data
geospasial serta pembuatan peta, serta rekomendasi dan tindak lanjut pasca penyelesaian peta IGT
Sawah.
4. ALBUM PETA :
• Peta Batas Administrasi;
• Peta Tutupan Lahan
• Peta Sebaran Lahan Pertanian Baku (dari ATR)
• Peta Lahan Pertanian Eksisting;
• Peta Kelayakan Lahan Pertanian;
• Peta Usulan KP2B;
• Peta Potensi LP2B dan LCP2B;
• Peta Sebaran Potensi Komoditas Unggulan Your Logo or Name Here 28
Kebijakan Satu Peta mengharuskan peta tematik yang diproduksi oleh masing-masing unit
produksi memiliki informasi dan keterbaruan data yang termutakhirkan dan sesuai dengan
kondisi yang ada saat ini, agar dapat melakukan penataan ruang dengan lebih baik,
menggunakan kualitas data yang lebih baik.
SEKIAN