Anda di halaman 1dari 29

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

Badan Perencana Pembangunan Daerah Dan Pene l itian Pengembangan


(BAPPE DA - LI TBAN G)

Taliwang , November 2019

F OC US GROU P DISCUSSION
PENYUSUNAN INFORMASI GEOSPASIAL TEMATIK
(IGT) PERSAWAHAN KABUPATEN SUMBAWA BARAT
R E G U LAS I

1. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian


Pangan Berkelanjutan;

2. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2013 tentang Tingkat Ketelitian Peta Untuk
Penataan Ruang Wilayah;

3. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan


Kebijakan Satu Peta.

4. Peraturan Darah Kabupaten Sumbawa Barat Nomor 2 Tahun 2012 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sumbawa Barat Tahun 2011-2031;

5. Peraturan Bupati Sumbawa Barat Nomor 106 Tahun 2018 tentang Percepatan
Pelaksanaan Kebijakan Satu Peta;

Your Logo or Name Here 2


KEBIJAKAN SATU PETA (KSP)
Untuk mewujudkan satu peta yang mengacu satu referensi
Tujuan
geospasial, satu standar, satu basis data, dan satu geoportal KSP
pada tingkat ketelitian 1:50.000

1. Perbaikan data IGT masing-masing sektor sesuai


standar/ketentuan peraturan
2. Perencanaan dan pengendalian kebijakan pembangunan,
contoh :
Manfaat KSP  Pemanfaatan ruang pada skala yang luas yang terintegrasi dengan
Rencana Tata Ruang
 Peningkatan akurasi spasial dan menghindari tumpeng tindih pemberian
perizinan antar sektor
 Pengendalian pemanfaatan sumberdaya alam, dsb

Your Logo or Name Here 3


TEKNIS KEBIJAKAN SATU PETA (KSP)
PRINSIP KEBIJAKAN SATU PETA (KSP)
SEBUAH KEBUTUHAN UNTUK PENYELENGARAAN
PEMERINTAHAN YANG EFEKTIF DAN EFISIEN

Your Logo or Name Here 4


KEGIATAN UTAMA DALAM KSP

Your Logo or Name Here 5


INFORMASI GEOSPASIAL TEMATIK (IGT)

IGT (Infomasi Geospasial Tematik) merupakan jenis data


Apa itu IGT ? digital yang didalamnya dapat memuat berbagai macam
informasi terkait sektor tertentu dalam satu jenis data, seperti
pertanian, permukiman, perkebunan, dll.

Pentingkah
IGT (Infomasi Geospasial Tematik) menjadi sangat penting
IGT ?
karena merupakan basis data utama dalam mendukung
percepatan kebijakan satu peta (PKSP).

Your Logo or Name Here 6


STANDAR IGT UNSUR SPASIAL

Your Logo or Name Here 7


JENIS IGT
85 Peta Tematik PKSP mencakup
kelompok Informasi Geospasial Tematik

IGT Status
(IGT Regulasi & IGT RTR)

IGT Perencanaan Ruang


IGT Potensi
(IGT Transportasi dan Utilitas, IGT Lingkungan,
IGT Potensi Kawasan )

IGT SAWAH8
Your Logo or Name Here
KENAPA IGT SAWAH….. ?
FAKTA
 Menyediakan lahan pertanian sebagai bentuk antisipasi
terhadap kurangnya lahan pangan menuju kedaulatan
pangan.
 NTB sebagai lumbung pangan Nasional
KEBUTUHAN  Konversi lahan pertanian

 Inventarisasi ketersediaan lahan pertanian Kabupaten Sumbawa Barat


 Menentukan potensi LP2B LCP2B Kabupaten Sumbawa Barat.
 Teridentifikasinya kondisi lahan pertanian yang ada di Kabupaten Sumbawa Barat.
 Teridentifikasnya potensi lahan pangan berkelanjutan,

AMANAT UNDANG-UNDANG
 Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang mengamanatkan
pentingya mengalokasikan lahan untuk pertanian pangan secara abadi

 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan


Berkelanjutan (PLPPB).

 Perpres 9 Tahun 2016 Tentang Percepatan Pelaksanaan Kebijakan Satu Peta (KSP)
dengan tingkat ketelitian skala 1:50.000 yang mengacu pada satu referensi Your Logo or Name Here
geospasial. 9
BATASAN WILAYAH
Letak Geografis Wilayah 116o42’ - 117o05’
Bujur Timur dan 08o08′ - 09o07’ Lintang
Selatan. dengan batas wilayah meliputi :
Utara : Laut Flores dan Kec. Alas Barat
Selatan : Samudra Hindia
Timur : Kec. Batulanteh dan Kec. Lunyuk
Kab. Sumbawa
Barat : Selat Alas

Luas ± 1.849,02 Km², terdiri dari 8


(delapan) kecamatan, 57 desa, 7 kelurahan,
dan 229 dusun/lingkungan. (Sumber Data
BPS)

Your Logo or Name Here 10


KERANGKA PIKIR ALUR PENYUSUNAN

Your Logo or Name Here 11


KAWASAN
PERTANIAN (KP)

KAWASAN
PERTANIAN PANGAN
BERKELANJUTAN
(KP2B)

Lahan Pertanian Lahan Cadangan


Pangan Pertanian Pangan
Berkelanjutan Berkelanjutan
(LP2B) (LCP2B)

Your Logo or Name Here 12


BATASAN KAWASAN PERTANIAN
 Berdasakan revisi RTRW Kabupaten Sumbawa Barat luas usulan Kawasan
Pertanian Pangan Berkelanjutan (KP2B) yaitu 13,924,77 Ha, 7.99 % dari luas
wilayah.
Luas Lahan
N Kecam Luas Wilayah Potensi KP2B Potensi Potensi Persentas
Pertanian
o atan (Ha) (Ha) LP2B LCP2B e (%)
Eksisting (ha)
1. Taliwan
15,371.22 2,747.66 17.88%
g
2. Seteluk 10,736.59 2,178.48 20.29%
3. Poto
13,117.50 4,379.97 33.39%
Tano
4. Brang
25,822.63 1,518.67 5.88%
Rea
5. Brang
25,262.13 678.01 2.68%
Ene
6. Jereweh 52,763.17 1,194.10 2.26%
7. Maluk 3,882.85 142.10 3.66%
8. Sekong
27,364.66 1,085.79 3.97%
kang
Total Luas 174,320.75 13,924.77 7.99%

Your Logo or Name Here 13


TOPOGRAFI, KELERENGAN, & MORFOLOGI
Persentase Ketinggian Wilayah Kabupaten
No. Topografi Kemiringan Luas (Ha)
(%) Sumbawa Barat dari permukaan air laut
1. Datar (0 - 2%) 21.822 11,80
berkisar antara 0 sampai dengan > 750
2. Bergelombang (2 - 15%) 16.369 8,85
Mdpl dengan morfologi yang beragam
3. Curam (15 - 40%) 53.609 28,99
4. Sangat Curam (> 40%) 93.102 50,36
mulai dataran, perbukitan, sampai
Jumlah
pegunungan
184.902 100,00

Your Logo or Name Here 14


JENIS TANAH
Berdasarkan Peta Tanah Tinjau Pulau Sumbawa
berskala 1 : 250.000 dari Pusat Penelitian Tanah
Bogor (1965) terdapat 4 (empat) jenis tanah di
Pulau Sumbawa, yaitu :
1. Alluvial Kelabu sampai Kelabu Tua
(Entisols) : Alluvial Coklat Sampai Coklat
Kelabu :Komplek Litosol dan Mediteran
Coklat : Tekstur umumnya kasar, yaitu berpasir
atau berkerikil, sedangkan teksturnya tidak ada
atau butir lepas. Kandungan unsur hara, pH dan
permeabilitasnya bervariasi.
2. Komplek Litosol, Mediteran Coklat
Kemerahan & Mediteran Coklat (Alfisols) :
konsistensinya gembur sampai teguh.
Kandungan bahan organiknya rendah sampai
sangat rendah dengan pH tanah.ggi

Your Logo or Name Here 15


FAKTA-FAKTA TERKAIT LAHAN PERTANIAN
 Kawasan pertanian berdasarkan interpretasi Citra Satelit di wilayah Kab. Sumbawa Barat
sebesar 14.857,95 Hektar.
 Berdasakan data Audit lahan sawah yang dilakukan oleh Kementerian Pertanian Tahun 2018
luas lahan Sawah di di Kab. Sumbawa Barat sebesar 9.852,21 Hektar. Yang tersebar di
seluruh kecamatan.
 Sedangkan usulan Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan (KP2B) yang ada dalam Revisi
RTRW Kab. Sumbawa Barat sebesar 13.924,77 Ha
SUMBER DATA TAHUN DATA LUAS (HA)

Arahan Kawasan Pertanian dalam Perda RTRW Provinsi 2010 13.773

Audit Lahan Sawah Kementrian Pertanian 2012 9.141

Arahan Kawasan Pertanian dalam Perda RTRW Kab. 2012 22.260


KSB
Neraca Lahan Sawah BPN 2013 9.140

Perda LP2B 10/2017 2017 31.126

IGT Sawah BIG 2017 9.847

Lahan sawah ATR 2018 9.846


Your Logo or Name Here 16

Usulan KP2B dalanm Revisi RTRW Profinsi 2019 13.371


KONDISI LAHAN PERTANIAN

Your Logo or Name Here 17


KONDISI LAHAN PERTANIAN

Your Logo or Name Here 18


LANDASAN TEKNIS
1. Pembuatan peta sistem lahan pertanian mengacu kepada pada Informasi Geospasial Tematik dari
Badan Informasi Geospasial (BIG);
2. Peraturan Kepala Badan Informasi Geospasial No, 15 Tahun 2014 tentang pedoman teknis
ketelitian peta dasar;
3. Standar basis data peta skala 1 : 25.000/1 : 50.000 mengacu mengacu pada basis data Peta Sistem
Lahan Skala 1:250.000. Penambahan parameter-parameter pada basis data Peta Sistem Lahan
Skala 1:25.000/1:50.000 paling tidak, harus dapat digunakan untuk
menjelaskan/mendeskripsikan satuan-satuan faset lahan yang dideliniasi dari satuan Sistem
Lahan pada Skala 1:250.000;
4. Standar sumber data yang digunakan untuk analisis Sistem Lahan Skala 1:25.000/1:50.000 harus
memenuhi kaidah-kaidah pemetaan;
5. Sumber data minimal untuk interpretasi (deliniasi) sistem lahan adalah data Digital Terrain
Model (DTM). Resolusi maksimal DTM untuk interpretasi Peta Sistem Lahan skala 1:25.000
adalah 12,5 m, sedangkan resolusi maksimal DTM untuk interpretasi Peta Sistem Lahan skala
1:50.000 adalah 25 m;
6. Jika data radar/citra satelit tidak tersedia maka DTM dapat dibangun dari peta RBI skala
1:25.000;
7. Penamaan dan simbolisasi Sistem Lahan skala 1:25.000/1:50.000 mengacu pada tipe faset dan
Sistem Lahan skala 1:250.000 yang terkait.

Your Logo or Name Here 19


METODE PENGUMPULAN DATA
1. SUMBER DAN JENIS DATA
 Data Sekunder : Data yang
diperolih dari dinas dan inatansi
pemerintahan baik dalam bentuk data
peta dan juga dalam bentuk
deskripsi.
 Data Primer : Data yang diperoleh
melalui pengamatan langsung di
lapangan berupa kondisi riil
lapangan.

2 TEKNIK PENGUMPULAN DATA


 Survey Primer : Dilakukan dengan
cara Observasi dan Dokumentasi
serta Wawancara dengan masyarakat
maupun pegawai pemerintahan
 Survey Sekunder : Survey sekunder
merupakan cara pengumpulan data
melalui studi kepustakaan atau
sumber dokumenter

Your Logo or Name Here 20


PENGOLAHAN & ANALISIS DATA
1. Sistem Proyeksi : Sistem
referensi geospasial
Indonesia (SRGI) World
Geodetic System 1984
(WGS84). Sesuai dengan
Standar KSP.
2. Sistem Koordinat : merujuk
pada SRGI Indonesia yang
berlaku secara nasional
berdasarkan Peraturan Kepala
BIG Nomor 15 Tahun 2013
tentang Sistem Referensi
Geospasial Indonesia 2013.
3. Format Data Geospasial :
berbentuk format yang
interoperable (Dapat
dipertukarkan, diolah, dan
digunakan di berbagai sistem
perangkat lunak pemrosesan
Data Geospasial.

Your Logo or Name Here 21


PENGOLAHAN & ANALISIS DATA
1. Basis Data Geospasial : mengacu
pada katalog fitur yang berlaku secara
nasional dengan alur Adopsi ISO
19110 untuk Katalog Fitur Nasional.
Prinsip dasar Katalog Fitur ISO 19110
meliputi:
 Pemberian Kode;
 Struktur Kode;
 Penetapan Tipe;
 Operasi;
 Atribut;
 Asosiasi; dan
 Aturan Dokumentasi Fitur
2. Metadata Geospasial : Metadata
Geospasial harus mengacu pada SNI
ISO 19115:2012 tentang Informasi
Geografis – Metadata

Your Logo or Name Here 22


ANALISIS SPASIAL
1. Analisis Kesesuaian Lahan :
(SK Menteri Pertanian Nomor
837/Kpts/Um/11/1980) Dengan parameter-parameter
yang digunakan yaitu:
 Kelerangan;
 Jenis Tanah; dan
 Klimatologi.
2. Analisis Kemampuan Lahan :
United States Department Of Agriculture (USDA).
Klasifikasi kemampuan lahan adalah klasifikasi
klasifikasi lahan yang dilakukan dengan metode
faktor penghambat. Penghambat yang terkecil untuk
kelas yang terbaik dan berurutan semakin besar
hambatan semakin rendah kelasnya.

Your Logo or Name Here 23


ANALISIS SEKTOR BASIS & KEBUTUHAN
1. Analisis Komoditas Pangan Basis :
Analisa Location Quetient (LQ). Analisis Location Quetient (LQ) merupakan teknik analisa
yang digunakan untuk menganalisa KOMODITAS potensial atau basis dalam perekonomian.
2. Analisis Ketahanan Pangan :
Meliputi Analisis Proyeksi penduduk, Analisis kebutuhan pangan, Analisis kebutuhan luas
panen, Analisis kebutuhan luas tanam, dan Analisis kebutuhan lahan baku sawah

LQ vi (Kecamatan) / vt (Kecamatan)
= Vi (Kabupaten) / Vt (Kabupaten)
Keterangan :
LQ : Location Quetient
Vi : Produksi/luas areal komoditas i pada suatu
wilayah (Kecamatan)
Vt : Total produksi/luar areal komoditas i pada suatu
wilayah (Kecamatan)
Vi : Produksi/luas areal komoditas i pada suatu
wilayah yang lebih luar (Kabupaten)
Vt : Total produksi/luas areal komoditas i pada suatu
wilayah yang lebih luar (Kabupaten)

Your Logo or Name Here 24


OUTPUT
Output yang dihasilkan dari kegiatan ini adalah :
“PETA DIGITAL INFORMASI GEOSPASIAL TEMATIK (IGT)
PERSAWAHAN KAB. SUMBAWA BARAT”

Peta digital dengan merujuk pada kriteria kebutuhan Informasi Geospasial Tematik (IGT) dalam Kebijakan Satu
Peta (KSP), yaitu :
1. Kondisi Data : Kondisi data yang diperiksa meliputi:
 Format data,
 Sistem Koordinat, dan
 Skala peta tematik tersebut.
2. Kualitas Integrasi dan Kesesuaian Geometri :
 Kesesuaian produk IGT terhadap peta dasar atau IGD yang dikeluarkan oleh Badan Informasi Geospasial
(BIG)
3. Konsistensi Topologi dan Atribut :
 Sesuai dengan kaidah pemetaan secara geometris sehingga tidak ditemui masalah ketika digunakan
(misalnya ambiguitas) dan dapat dipahami dengan mudah oleh semua kalangan.
4. Metadata :
 Memperhatikan kevalidan dan kehandalan dari data tematik.
Your Logo or Name Here 25
CONTOH KONDISI DATA IGT
 KONSISTENSI ATRIBUT DENGAN GRAFIS
PADA IGT (DATA YANG TERTUANG DI
ATRIBUT SAMA DENGAN DILAPANGAN)

 KONSISTENSI IGT
PADA
STANDAR/NSPK

 TANPA DUPLIKASI ATRIBUT


PADA DATABASE (IGT) : TIDAK
ADA NAMA LOKASI YANG
DIULANG-ULANG

Your Logo or Name Here 26


JADWAL PELAKSANAAN

Bulan I Bulan II Bulan III Bulan IV


No Pekerjaan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan                                
2 Survei dan pengumpulan data                                
3 Kompilasi Dan Pengolahan Data                                
4 Digitasi/pemetaan dasar                                
5 Kajian Dan Analisis                                
6 Pemetaan Akhir                                
7 Pelaporan                                

Your Logo or Name Here 27


DOKUMEN YANG DIHASILKAN
1. LAPORAN PENDAHULUAN
Berisi metodologi dan rencana kerja pelaksanaan kegiatan penyusunan informasi geospasial
tematik persawahan.

2. LAPORAN ANTARA
Berisi gambaran umum, kondisi wilayah Kabupaten Sumbawa Barat dan analisis terkait informasi
geospasial tematik di Kabupaten Sumbawa Barat.

3. LAPORAN AKHIR
Berisi berisi proses pengumpulan data geospasial, ketentuan dan standar pemrosesan data
geospasial serta pembuatan peta, serta rekomendasi dan tindak lanjut pasca penyelesaian peta IGT
Sawah.

4. ALBUM PETA :
• Peta Batas Administrasi;
• Peta Tutupan Lahan
• Peta Sebaran Lahan Pertanian Baku (dari ATR)
• Peta Lahan Pertanian Eksisting;
• Peta Kelayakan Lahan Pertanian;
• Peta Usulan KP2B;
• Peta Potensi LP2B dan LCP2B;
• Peta Sebaran Potensi Komoditas Unggulan Your Logo or Name Here 28
Kebijakan Satu Peta mengharuskan peta tematik yang diproduksi oleh masing-masing unit
produksi memiliki informasi dan keterbaruan data yang termutakhirkan dan sesuai dengan
kondisi yang ada saat ini, agar dapat melakukan penataan ruang dengan lebih baik,
menggunakan kualitas data yang lebih baik.

SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai