Anda di halaman 1dari 29

1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan YME, atas tersusunnya Laporan Tahunan Pelaksanaan
Program Rural Empowerment and Agricultural Development Scaling-up Initiative (READSI) Tahun 2022.
LaporanTahunan ini bertujuan untuk memberikan gambaran pelaksanaan Program Tahun 2022 kepada
Pengelola Program di Pusat (National Program Management Office/NPMO) dan Provinsi (Provincial Program
Support Unit/PPSU), sebagai pertanggungjawaban atas pelaksanaan Program READSI di Kabupaten Bone
Bolango
Laporan pelaksanaan ini terdiri dari 7 bab, yaitu Bab I. Pendahuluan; Bab II. Organisasi dan Manajemen;
Bab III. Pelaksanaan Komponen Program; Bab IV. Rencana Anggaran dan Realisasi Pengeluaan; Bab V.
Manajemen Pengetahuan; Bab VI. Permasalahan dan Saran Solusi; dan Bab VII. Kesimpulan dan
Rekomendasi.
Kami sampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi
aktif dalam penyusunan Laporan ini.

Bone Bolango, Januari 2023


Manager Program Readsi

YOANA RAHMAN, S.TP


NIP: 19740123 200312 2 007

1
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Program READSI disetujui oleh executive board IFAD pada 14 September 2017. Total pembiayaan
project sebesar USD 55,3 juta, terdiri dari Pinjaman IFAD (2000001960) sebesar USD 39,8 juta; Hibah IFAD
(2000001959) sebesar USD 1 juta; kontribusi pemerintah Indonesia sebesar USD 9,6 juta, private sector
sebesar USD 2,2 juta dan penerima manfaat USD 2,6 juta.
Berdasarkan Perjanjian Pinjaman (Financing Agreement/FA) Nomor 2000001960 antara Pemerintah
Indonesia cq. Kementerian Keuangan dengan International Fund for Agricultural Development(IFAD) yang
ditandatangani pada tanggal 8 Januari 2018, Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian cq. Pusat
Pelatihan Pertanian telah ditetapkan sebagai Pelaksana Utama (Executing Agency/EA) Program Rural
Empowerment and Agricultural Development Scaling-up Initiative (READSI).
Program READSI merupakan pengembangan (scaling-up) Program Rural Empowerment and
Agricultural Development(READ) yang telah dilaksanakan selama 6 tahun (2008-2014) di 5 Kabupaten di
Provinsi Sulawesi Tengah dan Program Replikasi READ yang telah dilaksanakan selama 3 tahun (2015-2017) di
4 Kabupaten Perbatasan di Provinsi Kalimantan Barat dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Program READ dinilai
sebagai program yang berhasil oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan IFAD dalam
menurunkan tingkat kemiskinan petani.
Program READSI memiliki 3 komponen utama dan 1 komponen dukungan manajemen program, yaitu:
i) Komponen-1: Pengembangan Pertanian dan Matapencaharian di Perdesaan (Village Agriculture and
Livelihoods Development); ii) Komponen-2: Peningkatan Pelayanan Penyuluhan, Penyediaan Saprodi, dan
Pemasaran (Services, Inputs and Market Linkages); iii) Komponen-3: Dukungan Kebijakan dan Strategi
Pembangunan (Policy and Strategy Development Support); dan iv) Komponen-4: Dukungan Manajemen
Program (Project Management) di pusat, provinsi dan kabupaten.
Komponen 1 dan 2 dibiayai oleh pinjaman IFAD dan pelaksanaannya di bawah koordinasi National
Program Management Office (NPMO), Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Kementerian
Pertanian. Dinas Pertanian di provinsi dan kabupaten yang membidangi penyuluhan bertanggung jawab dalam
implementasi kegiatan di lapangan. Kegiatan di bawah komponen 3 dikelola terpisah oleh Direktorat Pangan dan
Pertanian, Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas).
Dalam implementasi kegiatan khususnya terkait dengan penyaluran dana ke daerah, Program READSI
menggunakan mekanisme keuangan On Granting (Penerusan Hibah). Melalui mekanisme tersebut, sebagian
jumlah pinjaman pemerintah pusat akan diterushibahkan kepada pemerintah daerah pelaksana program
READSI di 6 Provinsi dan 18 Kabupaten. Pelaksanaan mekanisme keuangan on granting mengacu pada
Peraturan Menteri Keuangan No. 224/PMK.7/2017 yang mengatur tentang Pengelolaan Hibah dari Pemerintah
Pusat kepada Pemerintah Daerah.
Sebagai dasar perencanaan anggaran dan kegiatan di daerah dengan mekanisme on granting, pada
tanggal 12 Desember 2018, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan cq. Direktur
Pembiayaan Transfer Non Dana Perimbangan (PTNDP) dan Kepala Daerah Penerima program READSI telah
melaksanakan penandatanganan Perjanjian Hibah Daerah (PHD). Pelaksanaan kegiatan READSI di daerah
mensyaratkan pembiayaan pendahuluan (pre financing), yaitu dengan menggunakan dana APBD terlebih
dahulu, selanjutnya pemerintah pusat akan mengganti dana (reimbursement) sesuai dengan persyaratan dan
ketentuan yang telah ditetapkan.

2
1.2. Tujuan Program
Tujuan Jangka Panjang Program READSI adalah untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga tani
miskin di wilayah lokasi Program READSI (6 Provinsi dan 18 Kabupaten).
Tujuan Jangka Pendek Program READSI adalah untuk memberdayakan rumah tangga petani di
pedesaan, baik secara individu maupun kelompok, dengan keterampilan, membangun rasa percaya diri dan
memanfaatkan sumberdaya untuk meningkatkan pendapatan dari sektor pertanian dan non-pertanian serta
meningkatkan taraf hidupnya secara berkelanjutan.

1.3. Sasaran Penerima Manfaat Program


Sasaran Penerima Program READSI adalah Petani, dengan kriteria termasuk:
a. Petani miskin yang memiliki lahan untuk kegiatan usaha tani dan secara aktif berpartisipasi dalam
kegiatan peningkatan ekonomi di sektor pertanian yang didukung oleh READSI;
b. Petani aktif yang akan bertindak sebagai "agen perubahan", yang mempunyai potensi untuk
memotivasi petani lainnya dalam meningkatkan penghidupannya;
c. Petani yang tidak memiliki lahan dan petani pemilik lahan sempit yang potensial untuk
mengembangkan sumberdayanya sebagai sumber pendapatan keluarga;
d. Kepala keluarga perempuan yang akan difasilitasi oleh program dalam upaya pengembangan
usaha tani lahan pekarangan, nonfarm, perbaikan gizi, dan pengelolaan keuangan.

1.4. Lokasi Program


Program READSI dilaksanakan di 5 Kabupaten eks Program READ di Provinsi Sulawesi Tengah, 4
kabupaten eks Replikasi Program READ di Kalimantan Barat dan Nusa Tenggara Timur serta 9 kabupaten yang
belum pernah mendapatkan Program READ maupun Replikasi Program READ (Gorontalo, Sulawesi Selatan
dan Sulawesi Tenggara). Rencana total lokasi desa sasaran sebanyak 342 desa, dengan jumlah desa di
Kabupaten Bone Bolango sebanyak 18 desa. Profil ringkas desa-desa sasaran Program READSI dapat dilihat
pada Tabel 1. (Desa sebagai lokasi Program READSI mempunyai topografi, luas desa, jumlah rumah tangga,
jumlah penduduk serta status domisili yang berbeda).
Tabel 1. Profil Desa Sasaran Program READSI

Topogr Status
Luas Jumlah Rumah Jumlah
afi Domisili
Desa Tangga Penduduk
Desa (Suku)
(A-
N Kecamatan Desa Pantai,
KK Pen
o B- KK Laki
Per Perem dat
Dataran Laki- -laki Asli
(Ha ) emp puan ang
Rendah laki (jiw (KK)
uan (jiwa) (KK
, C- (KK) a)
(KK) )
Dataran
Tinggi)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1. Bone Ilohuuwa C 3556,00 168 6 346 340 665 21
2. Monano A 605,00 163 19 352 333 685 5
3. Moodulio B 500,00 234 0 477 409 486 0
4.

3
Topogr Status
Luas Jumlah Rumah Jumlah
afi Domisili
N Kecamatan Desa Desa Tangga Penduduk
Desa (Suku)
o
Bonepantai Bilungala B 621,00 226 17 426 416 842 0
5.
Utara
6. Pelita Hijau B 112,40 226 15 353 329 682 0
7. Tunas Jaya B 356,00 221 13 414 428 835 7
8.
Bulango Huntu Barat B 93,01 308 47 658 641 355 0
9.
Selatan
Huntu B 64,06 489 493 487 493 980 0
10.
Selatan
11. Huntu Utara B 109,26 249 70 622 597 1185 34
12.
13. Bulango Utara Bunuo C 260,37 98 32 210 206 416 0
14. Longalo B 300,01 98 32 474 467 941 0
15. Tupa C 1060,00 98 32 516 506 318 0
16.
Suwawa Dumbayabul B 3910,00 275 19 585 554 1139 0
17.
Timur an
18. Poduoma C 124,50 124 11 232 202 135 0
19. Tilangobula C 708,94 154 9 309 289 598 0
20.
Tilongkabila Bongohulaw B 87,34 359 56 711 728 1439 0
21.
a
22. Butu B 1060,00 359 56 406 427 833 14
23. Tunggulo B 1189,27 366 61 736 716 1452 0
Total 14717,1 4215 988 831 8081 13986 81
6 4

1.5. Komponen Program


Program READSI mencakup 4 Komponen Utama, yaitu:
a. Komponen-1: Pengembangan Pertanian dan Matapencaharian di Perdesaan (Village Agriculture
and Livelihoods Development), terdiri dari Sub Komponen: i) Mobilisasi Masyarakat; ii)
Pengembangan Pertanian dan Peningkatan Mata Pencaharian; iii) Simpan, Pinjam dan Literasi
Keuangan; dan iv) Perbaikan Gizi Keluarga.

b. Komponen-2: Peningkatan Pelayanan Penyuluhan, Penyediaan Saprodi, dan Pemasaran


(Services, Inputs and Market Linkages), terdiri dari Sub Komponen: i) Pelayanan
Penyuluhan Pertanian; ii) Pelayanan Keuangan; iii) Sistem dan Pemasaran Perbenihan; iv)
Dukungan Pelayanan dan Pemasaran bagi Petani Kakaodi Sulawesi; dan Pelayanan Produksi,
Kesehatan dan Pemasaran Ternak di NTT.

c. Komponen-3: Tersedianya Dukungan Kebijakan dan Strategi Pembangunan (Policy and Strategy
Development Support). Komponen-3 akan dibiayai oleh hibah IFAD dan akan dikelola secara

4
langsung oleh Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional/BAPPENAS.

d. Komponen-4: Dukungan Manajemen Program (Project Management) di pusat, provinsi dan


kabupaten

BAB 2. ORGANISASI DAN MANAJEMEN

2.1. Organisasi dan Manajemen di Kabupaten


Dalam pengelolaan kegiatan READSI secara Nasional, Badan Penyuluhan dan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Pertanian (Badan PPSDMP) c.q. Pusat Pelatihan Pertanian sebagai pelaksana
utama/Executing Agency (EA) membentuk Pengelola Program Tingkat National (National Program Management
Office/NPMO). Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan READSI di provinsi dan kabupaten, NPMO dibantu oleh
Dinas Pertanian yang bertanggung jawab dalam pelayanan penyuluhan, selanjutnya membentuk Provincial
Program Support Unit (PPSU) sebagai pelaksana kegiatan READSI di provinsi dan District Program
Management Office (DPMO)sebagai pelaksana kegiatan READSI di kabupaten.
Dalam hal operasional manajemen keuangan secara nasional, Kementerian Keuanganbertanggung
jawab atas:i) Pemenuhan pengawasan pengelolaan keuangan; ii) Penyediaan anggaran yang cukup dan tepat
waktu untuk membiayai program; dan iii) Proses penarikan dana pinjaman (Withdrawal Application/WA) tepat
waktu, serta dokumen-dokumen lainnya yang diperlukan sesuai dengan ketentuan. Struktur organisasi
pelaksana Program READSI ini dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar1. Struktur Organisasi Pelaksana Program READSI

5
Mekanisme pelaksanaan kegiatan dan organisasi pelaksana Program READSI secara berjenjang terdiri
dari tiga tingkatan, yaitu:
a. Organisasi dan Manajemen di Pusat
b. Organisasi dan Manajemen di Provinsi
c. Organisasi dan Manajemen di Kabupaten
Untuk memperkuat koordinasi dan sinergi Program READSI dengan program lainnya di kabupaten
dibentuk Tim Pengarah Kabupaten (District Steering Committee).
Tim Pengarah Kabupaten sebagaimana dimaksud mempunyai tugas sebagai berikut:
a. Memberikan saran dan pertimbangan kepada Bupati dalam pelaksanaan koordinasi Program
READSI di kabupaten;
b. Menyiapkan bahan untuk perumusan kebijakan terkait masyarakat tani miskin perdesaan dan
bahan untuk memecahkan masalah-masalah dalam penyelenggaraan Program READSI;
c. Melakukan pemantuan pelaksanaan kegiatan Program di wilayah kabupaten yang menjadi lokasi
Program READSI;
d. Tim Pengarah Kabupaten dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab dan wajib
melaporkan kepada Bupati melalui Kepala Bappeda Tingkat Kabupaten;
e. Tim Pengarah Kabupaten dibentuk dan ditetapkan oleh Bupati.
Susunan keanggotaan Tim Pengarah Kabupaten sebagaimana dimaksud adalah sebagai berikut:
a. Ketua : Kepala Bappeda Kabupaten
b. Sekretaris : Kepala Dinas Pertanian Kabupaten
c. Anggota :
1) Kepala Dinas Pertanian. Kepala Dinas Pertanian yang melaksanakan fungsi
penyuluhanmemberikan arahan dan masukan kepada DPMO yang berkaitan dengan strategi
dan program pembangunan pertanian yang diperlukan oleh masyarakat perdesaan untuk
keselarasan dan sinergitas program READSI dengan daerah;
2) Kepala Dinas Pekerjaan Umum. Kepala Dinas Pekerjaan Umum memberikan arahan dan
masukan kepada DPMO yang berkaitan dengan rancangan teknis pekerjaan infrastruktur
sederhana yang diusulkan oleh masyarakat;
3) Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa. Kepala Badan Pemberdayaan
Masyarakat dan Desa memberikan arahan untuk keselarasan dan sinergitas program READSI
dengan daerah;
4) Kepala Dinas Kesehatan. Kepala Dinas Kesehatan memberikan arahan terkait program
perbaikan gizi masyarakat untuk keselarasan dan sinergitas program READSI dengan daerah;
5) Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi. Kepala Dinas Perindustrian,
Perdagangan dan Koperasi memberikan arahan pengembangan usaha tani dan pemasaran
untuk keselarasan dan sinergitas program READSI dengan daerah;
6). Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah. Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah
memberikan arahan dalam administrasi keuangan dan pemanfaatannya dalam mekanisme on
granting;

6
7). Kepala Bidang Tanaman Pangan, Hortikulturan dan Perkebunan. Kepala Bidang Tanaman
Pangan, Hortikultura dan Perkebunan membantu dalam pengembangan usaha tani yang akan
dikembangkan petani untuk keselarasan dan sinergitas program READSI dengan daerah;
8). Kepala Bidang Perencanaan I BAPPEDA. Kepala Bidang Perencanaan I BAPPEDA membantu
dalam perecanaan program, kegiatan dan pengalokasian anggaran khususnya dalam
mekanisme on granting untuk keselarasan dan sinergitas program READSI dengan daerah:
Dalam hal operasional kegiatan yang lebih teknis dibentuk Tim Pelaksana Program Kabupaten
(District Programme Management Office/DPMO). DPMO dibentuk oleh Kepala Dinas Pertanian
Kabupaten yang melaksanakan fungsi penyuluhan pertanian, yang terdiri atas staf yang
berkualitas dan bekerja secara penuh yang mempunyai tugas:
a. Mengelola Komponen 1 (1.2 Pengembangan pertanian dan matapencaharian,1.4 Perbaikan gizi
keluarga; Komponen 2 (sub-komponen 2.1. Layanan penyuluhan pertanian; Komponen 4 (sub-
komponen 4.1 Dukungan operasional, manajemen untuk pengelola READSI di Kabupaten);
b. Memastikan bahwa seluruh pengadaan sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Programme
Financing Agreement untuk didanai melalui mekanisme on-granting dan Perpres No.16 tahun
2018;
c. Menyiapkan AWPB yang disinergikan dengan program pembangunan pertanian di kabupaten;
d. Melakukan pengelolaan dan pelaporan keuangan sesuai dengan mekanisme on-granting;
e. Melakukan supervisi, monitoring, evaluasi dan penyiapan laporan kemajuan program;
f. Menyiapkan dokumen yang diperlukan untuk pelaksanaan audit dan menindaklanjuti hasil audit;
g. Melakukan koordinasi dan komunikasi dengan stakeholderterkait;
h. Melakukan pemantauan terhadap fasilitator desa dan penyuluh pertanian dalam memberikan
dukungan kepada petani penerima program terhadap akses sarana produksi, pemasaran dan
sumber daya keuangan.
DPMO secara teknis dipimpin oleh Manajer Kabupaten (District Program Manager) yang juga
merangkap sebagai seorang Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) atau Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan (PPTK) yang bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Kabupaten yang melaksanakan
fungsi penyuluhan pertanian. Struktur organisasi DPMO terdiri dari: Manajer, Deputi Manajer
(Bidang Administrasi, Bidang Teknis dan Bidang Monev).
Deputi Manajer Bidang Administrasi meliputi bagian pengadaan barang dan jasa, perencanaan
dan keuangan. Deputi Manajer Bidang Teknis meliputi pelatihan, penyuluhan, keuangan
perdesaan serta Knowledge Management. Deputi Manajer Bidang Monitoring dan Evaluasi. Tim
Pelaksana bertugas selama pelaksanaan program READSI dan diharapkan tidak terjadipergantian
personil selama waktu tersebut

7
BAB 3. PELAKSANAAN KOMPONEN PROGRAM

3.1. Komponen-1: Pengembangan Pertanian dan Matapencaharian


Tujuan dari komponen 1 ini adalah untuk meningkatkan pendapatan dan penghidupan petani melalui
perbaikan produktivitas pertanian dan non pertanian serta perbaikan pengelolaan keuangan dan gizi keluarga.
Kegiatan READSI yang telah dilaksanakan untuk Komponen-1 pada Tahun 2022 di tingkat kabupaten
terdiri dari:
a. Sub Komponen 1.1.Pengorganisasian Masyarakat, yaitu: i) Penempatan Fasilitator desa; ii) Terbentuknya
dan pendampingan kelompok komoditas.
b. Sub Komponen 1.2.Pengembangan Pertanian dan Mata Pencaharian: i) Sekolah lapang, , Bantuan Saprodi,
Bntuan Alsintn, Infrasrtuktur Sederhana Desa.
c. Sub Komponen 1.3. Pengelolaan Simpan Pinjam dan Literasi Keuangan, yaitu sosialisasi pentingnya
simpanan dalam kelompok tani.
d. Sub Komponen 1.4. Perbaikan Gizi Keluarga, yaitu sosialisasi tentang adanya kegiatan perbaikan gizi
keluarga melalui kerjasama dengan Dinas Kesehatan.
Profil Kelompok Tani (Poktan) Pemanfaat Program READSI

Jumlah Anggota Anggota


Anggota Suku
N Jenis Jumlah (org) Muda
Poktan Perempuan Asli
o Komoditi Poktan <40 th
Target Realisasi (%) (%)
(%)
1. Padi Padi Sawah 15 375 374 8.80 92.8 14.40
2. Tanaman Pangan Jagung 43 1.075 982 9.30 100 33.94
Lainnya
3. Kakao Kakao 5 125 77 1.32 100 36.84
4. Tanaman Aren, 10 250 214 18.69 100 42.99
Perkebunan lainnya Kelapa dan
Cengkih
5. Hortikultura Cabai 21 525 390 24.67 100 60.63
(Sayuran)
6. Pekarangan Sayuran 32 800 793 96.57 100 38.96
Total 126 3.150 2.830 26.56 98.8 37.96

Kendala atau permasalahan yang dihadapi dalam sub komponen 1.1 ini diantaranya adalah:
a. Partitisipasi dari beberapa para peserta/anggota kelompoktani yang belum sepenuhnya mengikuti
pembelajaran
b. Ada peserta yang masih beranggapan materi pembelajaran adalah hal yang baru
Saran atau solusi untuk perbaikan kedepan adalah:
a. Penyuluh dan Fasilitator Desa menemui peserta yang enggan mengikuti pembelajaran dan

8
memotivasi peserta untuk mengikuti pembelajaran.
b. Penyuluh Dan Fasilitator Desa selalu selalu hadir di tengah – tengah peserta pembelajaran
c. Keterlibatan pemerintah Desa lebih ditingkatkan
Sub Komponen 1.2. Pengembangan Pertanian dan Mata Pencaharian
Tujuan dari sub komponen ini adalah untuk meningkatkan usaha produksi pertanian dan non
pertanian di lokasi READSI secara berkelanjutan. Kegiatan utama dari sub komponen ini adalah meningkatkan
produktivitas komoditas pertanian dan sumber matapencaharian lainnya yang berpotensi dapat meningkatkan
pendapatan petani, melalui komoditi Padi, Jagung, Kakao, tanaman perkebunan lainnya, Hortikultura,
pemanfaatan lahan pekarangan.
Kelompok tani menerima bantuan-bantuan, berupa pelatihan2, alsintan, dan input pertanian. Untuk
mendukung kegiatan ekonomi produktif di tingkat desa, kelompok tani juga dapat diberikan bantuan
infrastruktur.Untuk melaksanakan kegiatan teknis lapangan, kelompok tani didampingi oleh Penyuluh Pertanian
yang bertugas di desa-desa sasaran READSI.

9
Kabupaten Bone Bolango telah melakukan kegiatan-kegiatan pelatihan teknis, input pertanian/sarana
produksi dan infrastruktur sederhana desa.
Pelatihan teknis yang sudah dilakukan adalah Sekolah Lapang (SL) dan Binjut, demonstrasi
inovasi/teknologi, temu lapang petani dan lokakarya petani (FRD). Target dan realisasi pelaksanaan kegiatan
dapat dilihat pada lampiran.

a. Sekolah Lapang.
Sekolah Lapang menerapkan 5 (lima) prinsip proses belajar, yaitu: (1) berdasarkan pengalaman; (2)
kurikulum sesuai kebutuhan dan kompetensi peserta; (3) sarana belajar memanfaatkan realitas
lingkungan kegiatan petani; (4) waktu belajar sesuai dengan periode masa budidaya padi/tanaman
pangan lainnya; dan (5) metode belajar melalui pertemuan dan praktek langsung d iLapang.Tujuan
adalah meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan petani padi dan/atau tanaman pangan
lainnya dalam meningkatkan produktivitas usahataninya.
DPMO Kabupaten Bone Bolango telah memfasilitasi sekolah lapang untuk semua komoditi yang
diusahakan oleh kelompok tani sasaran READSI, yaitu SL untuk tanaman padi, tanaman pangan lainnya
(tanaman jagung), tanaman Kakao, tanaman perkebunan lainnya (olahan komoditi Kelapa dan Aren),
hortikultura Sayuran (Komoditi Cabai) dan pemanfaatan pekarangan.

b. Demonstrasi Lapang

Demonstrasi merupakan metode dan teknik penyuluhan pertanian yang dilakukan dengan cara peragaan.
Kegiatan demonstrasi dilakukan untuk menunjukan suatu inovasi baru kepada petani secara nyata.
Melalui kegiatan demonstrasi, sasaran (audience) diajarkan mengenai keterampilan, memperagakan cara
kerja teknik-teknik baru termasuk keunggulannya untuk menyempurnakan caralama. Tujuannya adalah
memperlihatkan suatu inovasi baru kepada petani secara nyata.

DPMO Kabupaten Bone Bolango telah memfasilitasi demonstrasi lapang untuk komoditi padi dan jagung.
Demo lapang yang dilakukan adalah cara pemupukan dan pengendalian hama dan penyakit.

c. Temu Lapang Petani


Temu Lapang Petani merupakan kegiatan tukar- menukar informasi antara petani yang telah menerapkan
teknologi yang dipelajari pada waktu SL dan pelaksanaan demonstrasikepadapetani
disekitarnya.Kegiatan temu lapang ini diharapkan dapat mempercepat proses adopsi teknologi oleh petani.
Kegiatan Temu Lapang Petani akan difasilitasi oleh Penyuluh Pertanian dan Fasilitator Desa.Tujuan
dilaksanakannya temu lapang petani adalah Menyebarluaskan teknologi baru kepada petani yang lebih
luas.

d. Lokakarya Evaluasi Petani

Lokakarya Evaluasi bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan usaha pertanian yang
dilaksanakan selama satu tahun termasuk tukar menukar informasi, pengalaman tentang hasil penerapan

10
teknologi budidaya serta hasil dari penerapan, serta mengevaluasi hasil capaian usahanya.
e. BimbinganLanjutan
Tujuan dari diselenggarakannya Bimbingan Lanjutan (Binjut) yaitu untuk meningkatkan adopsi teknologi,
produksi, produktivitas, nilai tambah produk, akses pasar dan memperkuat kelembagaan usaha petani
dalam perencanaan dan pelaksanaan usaha bersama pasca Sekolah Lapang. Sasaran dari pelaksanaan
binjut adalah anggota poktan yang telah mengikuti SL. Output yang diharapkan adalah terwujudnya
peningkatan adopsi teknologi, produksi, produktivitas, nilai tambah produk, akses pasar dan memperkuat
kelembagaan usaha petani dalam perencanaan dan pelaksanaan usaha bersama pasca Sekolah Lapang.

Tahun 2021 DPMO Kabupaten Bone Bolango memfasilitasi bimbingan lanjutan untuk komoditi
pekarangan 31 paket. Binjut komoditi lainnya direncakan dilaksanakan di Tahun 2022.
Tabel 8. Jumlah Kegiatan SL, Demo, Temu Lapang, dan Farmer Review Day – FRD (Paket)

Jumlah Demo Jumlah Temu Jumlah FRD


Jumlah SL (pkt)
No Poktan (pkt) Lapang (pkt) (pkt)
Target Real Target Real Target Real Target Real
1. Padi 15 15 5 5 8 8 5 5
2. Tanaman Pangan 43 43 14 14 28 28 14 14
Lainnya (jagung)
3. Kakao 5 5 - - - - 5 5
4. Tanaman Perkebunan 10 10 - - - - 10 10
lainnya
5. Hortikultura (Sayuran) 21 21 - - 9 9 - -
6. Pekarangan 32 32 - - 18 18 18 18
Total 126 19 19 63 63 52 52

Tabel 9. Jumlah Kegiatan Bimbingan Lanjutan (Paket)

Jumlah BINJUT (pkt)


No Poktan
Target Real
1 Padi 15 0
.
2 Jagung 43 0
.
3 Kakao 5 0
.
4 Tanaman Perkebunan lainnya 10 0
.
5 Hortikultura (Sayuran) 21 0
.
6 Pekarangan 32 31
.

11
Total 126 31

Sub Komponen 1.3. Simpan Pinjam dan Pengelolaan Keuangan


Tujuan dari sub komponen ini adalah untuk: i) Meningkatkan rasa percaya diri rumah tangga sasaran
untuk menggunakan fasilitas layanan keuangan termasuk simpan pinjam dan layanan keuangan lainnya; ii)
Memperkuat lembaga keuangan mikro di tingkat kelompok, desa dan kecamatan agar dapat melayani kebutuhan
pelayanan keuangan rumah tangga sasaran; dan iii) Memperluas jangkauan layanan keuangan perbankan dan
lembaga keuangan dalam melayani masyarakat di desa sasaran READSI.
Hasil (Outcome) yang diharapkan dari sub komponen ini adalah untuk: i) Peningkatan jumlah keluarga
yang memperoleh akses dalam memanfaatkan jasa keuangan dari lembaga keuangan formal maupun kelompok
simpan pinjam; ii) Penerima manfaat READ-SI aktif dalam kegiatan simpan pinjam; iii) Peningkatan pengetahuan
tentang pengelolaan keuangan dari keluarga peserta READ-SI; dan iv) Penguatan lembaga keuangan di desa
dan di kecamatan.
Tahun 2019, kegiatan sub komponen ini masih dalam tahap memperkenalkan konsep simpan pinjam
dalam dalam kelompok READSI, yang difasilitasi oleh Fasilitator Desa yang didukung oleh tenaga ahli
pemberdayaan kabupaten. Ada beberapa kelompok yang sebelumnya sudah melakukan kegiatan simpan
pinjam dan pertemuan rutin kelompok membahas kegiatan – kegiatan kelompok. Tahun 2022 dilaksanakan
pelatihan literasi keuangan bagi perwakilan kelompok tani focus pada kegiatan simpan pinjam di kelompok dan
pencatatan keuangan kelompok.
Sub Komponen 1.4. Perbaikan Gizi Keluarga
Tujuan sub komponen ini adalah untuk meningkatkan penyadaran masyarakat tentang pentingnya
peningkatan gizi bagi keluarga. Sasaran utama kegiatan ini yaitu ibu rumah tangga yang memiliki anak dibawah
3 dan anak usia sekolah dasar 6 -12 tahun di desa lokasi READSI.

3.2. Komponen-2: Peningkatan Pelayanan, Saprodi dan Pemasaran


Tujuan dari Komponen 2 ini adalah untuk meningkatkan kualitas sistem pelayanan utama termasuk
pelayanan penyuluhan pertanian, serta jejaring pasar di tingkat kabupaten, sehingga petani dapat memperoleh
akses pelayanan penyuluhan yang lebih baik, saprodi tersedia tepat waktu, dan kemudahan menjual produk atau
akses pasar.
Kegiatan komponen 2 terdiri dari 5 sub komponen, yaitu: i) Peningkatan pelayanan penyuluhan
pertanian; ii) Pelayanan keuangan; iii) Sistem pengadaan dan pemasaran benih; iv) Dukungan pelayanan dan
pemasaran bagi petani Kakao melalui kemitraan dengan pihak swasta ( Public Private Partnership), di Provinsi
Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara; dan v) Peningkatan produksi ternak dan pelayanan kesehatan hewan
di Provinsi NTT.
Sub komponen yang dilaksanakan di tingkat kabupaten adalah pelayanan penyuluhan pertanian. Tahun
2019 s/d 2021, DPMO Bone Bolangotelah memfasilitasi kegiatan sekolah lapang, demonstrasi inovasi teknologi,
temu lapang, dan Farmer Review Day – FRD dan bimbingan lanjutan. Kegiatan – kegiatan tersebut merupakan
salah satu metode penyuluhan yang dilaksanakan oleh Penyuluh Pendamping di desa program READSI.
Sebelumnya PPL pendamping mengikuti pelatihan manajemen SL dan pelatihan teknis yang dilaksanakan oleh
Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo. Adapun output dari sub komponen ini dapat dilihat pada lampiran 7.

3.3. Komponen-3: Dukungan untuk Pengembangan Strategy dan Kebijakan


Komponen 3 ini dilaksanakan oleh Bappenas sebagai Sekretariat pengelola hibah dari program
READSI.

12
3.4. Komponen-4: Dukungan Manajemen Program READSI
Tujuan dari Komponen-4 ini adalah untuk memberikan dukungan operasional pelaksanaan Program
READSI di Kabupaten .Bone Bolango, yang mencakup kegiatan-kegiatan:
a. Dukungan Kantor di kabupaten
b. Start-up Workshop di Kabupaten dan Kecamatan
c. Biaya Operasional untuk Kabupaten dan Kecamatan
d. Pengadaan Barang dan Jasa
e. Penyediaan Sumberdaya Manusia

Total penyerapan terhadap komitmen NPHD adalah Rp. 8.291.117.357 atau 39,66%Rencana anggaran
dan realisasi pengeluaran menurut kategori kegiatan READSI TA 2021 untuk manajemen READSI Pusat sampai

13
akhir Desember 2021adalah 39.66% sebagaimana dapat dilihat pada Tabel realisasi terhadap NPHD.

BAB 5. MANAJEMEN PENGETAHUAN

5.1. Belajar dan Berbagi Pengetahuan


Walaupun Program READSI di Kabupaten Bone Bolango belum memfasilitasi masyarakat secara
penuh, tetapi banyak pengetahuan yang bisa diambil dan dibagi kepada pihak lain, misalnya pengetahuan
dalam: i) mensoisalisasikan Program READSI kepada masyarakat; ii) mengajak petani miskin untuk aktif dalam
kegiatan kelompok tani; iii) mengorganisir masyarakat untuk hadir dalam kegiatan sekolah lapang, demo, temu
lapang dan lokakarya petani; iv) FD mengikuti pelatihan pemberdayaan masyarakat; v) kolaborasi antara FD dan
Penyuluh dalam pendampingan petani; vi) belajar dan berbagi pengetahuan dalam mengolah lahan, bertanam
sayuran, memelihara tanaman, dan panen; vi) bagaimana cara menghitung biaya dan keuntungan berusaha tani
di lahan SL; dan banyak yang lainnya. Berbagai pengetahuan tersebut dapat anda tuliskan disini. Panduan
penulisan gunakan metoda: jenis pengetahuan apa yang anda ciptakan/lakukan, pengetahuan apa yang akan
anda baikan kepada pihak lain, kepada siapa anda ingin berbagi, bagaimana metoda/cara anda berbagi, dan
pengetahuan apa yang anda butuhhkan agar tugas/pekerjaan anda menjadi lebih baik? Dibawah ini contohnya.
i. Contoh: Para anggota KWT Moopiya di Desa Tilangobula Kecamatan Suwawa Timur sangat puas dengan
Program READSI yang mengajari mereka cara budidaya aneka sayuran, batang bawang, caisin, timun dan
kacang panjang. Mereka mengatakan baru sekarang ini mereka diajari secara lengkap, mulai dari cara
mencari dan memilih beni sayuran, membuat polibag, membuat media tumbuh dalam polibag, meletakan
benih, memindahkan bibit dari polibag ke lahan tanam, mengamati pertumbuhan, memelihara tumbuhan,
dan bagaimana cara memanennya. Mereka juga mengatakan hasilnya sangat memuaskan, disamping
mencukupi untuk kebutuhan rumah tangga, namun belum sempat menghitung secara keseluruhan
keuntungan berusaha tani tersebut. Melalui forum arisan ibu-ibu, mereka akan berbagi kepada saudara
dan teman-teman yang lain yang tidak ikut SL untuk mengadopsi teknologi SL. Anggota KWT masih
membutuhkan pelatihan tentang pemasaran produk sayuran, karena mereka khawatir kalau semua
perempuan di desa menanam sayuran, maka sayuran jadi melimpah dan tidak bisa dijual.Sebagian cerita
keberhasilan dan video tersebut telah diunggah di website READSI, yang bisa dikunjungi di www.readsi.id.
ii. Semua cerita dan aktivitas program readsi bone bolabgo Sebagian besar dimuat dalam media online
readsi. Adapun link berita yang memuat informasi tersebut diantaranya :
1. http://www.readsi.id/bupati-bone-bolango-meninjau-hasil-tindak-lanjut-pembelajaran-sl-readsi-di-desa-longalo/
2. http://www.readsi.id/hasil-tindak-lanjut-pembelajaran-sekolah-lapang-di-desa-poduoma-kabupaten-bone-bolango/
3. http://www.readsi.id/kegiatan-monitoring-dan-evaluasi-kabupaten-bone-bolango-di-pekarangan-anggota-
kelompok-tani-kwt-melati/
4. http://www.readsi.id/kunjungan-tim-komisi-iii-dprd-kab-bone-bolango-kelompok-kwt-program-readsi-di-desa-
tilangobula/
5. http://www.readsi.id/sekolah-lapang-cabai-kelompok-podulo-i-desa-pelita-hijau-kabupaten-bone-bolango/
6. http://www.readsi.id/pembukaan-kegiatan-sekolah-lapang-kabupaten-bone-bolango/
7. http://www.readsi.id/kobar-semangat-petani-readsi-desa-bilungala-utara-kabupaten-bone-bolango/

14
8. http://www.readsi.id/monitoring-dan-evaluasi-kegiatan-readsi-di-kabupaten-bone-bolango-dan-pohuwato/
9. http://www.readsi.id/penyerahan-rekening-poktan-oleh-wakil-bupati-bone-bolango/
10. http://www.readsi.id/tag/bone-bolango/

BAB 6. PERMASALAHAN DAN SARAN SOLUSI


1.1. Permasalahan
Permasalahan-permasalahan atau kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan READSI
sebagaimana telah banyak diuraikan diatas, dapat disarikan dan dipilah menurut empat Komponen Program
READSI.
Permasalahan pada Pelaksanaan Komponen-1
Permasalahan-permasalahan atau kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan READSI pada
Komponen-1 adalah sebagai berikut:
a. Sinergitas antara proses perencanaan tingkat desa dengan perencanaan dan manajemen di tingkat
kecamatan dan kabupaten belum berjalan maksimal.
b. Belum adanya pelatihan Simpan Pinjam dan Pengelolaan Keuangan di tingkat kelompok tani
c. Masih kurangnya sosialisasi Kesadaran perbaikan gizi danmemotivasi perubahan perilaku terhadap
pentingnya gizi.
Permasalahan pada Pelaksanaan Komponen-2
Permasalahan-permasalahan atau kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan READSI pada
Komponen-2 adalah sebagai berikut:
a. Perlu Peningkatkan kompetensi penyuluhan pertanian dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan teknis
dalam rangka pelayanan kepada kelompok tani.
b. Ketersediaan saprodi tidak tepat waktu sehingga menjadi hamabatan bagi petani dalam berusaha tani.
Permasalahan pada Pelaksanaan Komponen-3
Pada Komponen ini kapasitas lembaga pemerintah di pusat dan daerah dalam mendukung
pertumbuhan perdesaan sudah berjalan sesuai rencana (tidak ada kendala).
Permasalahan pada Pelaksanaan Komponen-4
Pada Komponen ini tidak mengalami kendala, semuanya sudah berjalan dengan baik.

1.2. Saran Solusi


Saran solusi atas permasalahan-permasalahan atau kendala-kendala yang dihadapi dalam
pelaksanaan READSI sebagaimana telah banyak diuraikan diatas, dapat disarikan dan dipilah menurut empat
Komponen Program READSI.
Saran Solusi pada Pelaksanaan Komponen-1
Saran solusi atas permasalahan-permasalahan atau kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan
READSI pada Komponen-1 adalah sebagai berikut:

15
a. Pemberdayaan keterampilan fasilitator desa dalam melakukan identifikasi, perencanaan, pengelolaan dan
memonitor kegiatan yang berada di lokasi program lebih dioptimalkan.
b. Kedepan Sinergitas antara proses perencanaan tingkat desa dengan perencanaan dan manajemen di
tingkat kecamatan dan kabupaten lebih maksimalkan dalam pencapain tujuan.
c. Perlu adanya kemudahan dalam mengakses permodalan di tingkat anggota kelompok tani
d. Sosialisasi Kesadaran perbaikan gizi danmemotivasi perubahan perilaku terhadap pentingnya gizi terutama
kepada ibu hamil dan Balita.
Saran Solusi pada Pelaksanaan Komponen-2
Saran solusi atas permasalahan-permasalahan atau kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan
READSI pada Komponen-2 adalah sebagai berikut:
a. Perlu ditingkatkanKompetensi Penyuluh melalui Pendidikan dan Pelatihan Teknis
b. Mencari alternatif pupuk dan saprodi dengan memanfaatkan pupuk organik

16
BAB 7. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

7.1. Kesimpulan
Dari hasil uraian di atas dapat di tarik beberapa kesimpulan antara lain :
1. Program READSI bisa merubah pola fikir pelaku utama dalam segi pengetahuan, keterampilan dalam
berusaha tani untuk meningkatkan pendapatan dan produksi serta memperkuat kelembagaan di desa
melalui satu paket lengkap program pemberdayaan yang terintergrasi.
2. Dari sisi pemberdayaan perempuan, Program READSI telah mampu meningkatkan partisipasi
perempuan dalam program pemberdayaan yang ditunjukan dengan peningkatan partisipasi
perempuan dalam proses pengambilan keputusan baik ditingkat rumah tangga dan desa serta telah
meningkat aksesibilitasnya terhadap sumberdaya ekonomi, pertanian dan keuangan.
3. Program READSI ini mempunyai komponen selain bisa memperkuat kelembagaan petani juga bisa
menumbuhkan regenerasi petani.
4. Mampu membangun rasa percaya diri melalui pemanfaatan sumber daya untuk meningkatkan
pendapatan dari sektor pertanian dan non-pertanian.
7.2. Rekomendasi
Sebagai Rekomendasi untuk pelaksanaan Program READSI tahun kedepan adalah :
a. Sinergitas antara proses perencanaan tingkat desa dengan perencanaan dan manajemen di tingkat
kecamatan dan Kabupaten Bone Bolango lebih dimaksimalkan dalam pencapain tujuan program
READSI sampai seterusnya.
b. Perlu adanya kemudahan dalam mengakses permodalan bagi anggota kelompok tani penerima
program READSI khususnya dan seluruh kelompok tani yang ada di Kabupaten Bone Bolango
c. Bersama Dinas Kesehatan dapat melakukan Sosialisasi secara intens tentang Kesadaran perbaikan
gizi dan memotivasi perubahan perilaku terhadap pentingnya gizi terutama kepada ibu hamil dan Balita
d. Perlu Peningkatkan kompetensi penyuluhan pertanian dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan teknis
dalam rangka pelayanan kepada kelompok tani yang berada di Kabupaten Bone Bolango.

17
LAMPIRAN

18
Lampiran 4
Dukungan Penyediaan SDM Pengelola READSI
K
e
n
d
al
J a/
e P
n er
i m
Pen
U s a
ugas
m K s
Pendidi an
u e Mulai al
kan (FT-
r l Tugas di a
N No HP (Jurusa Full
Nama Jabatan/Posisi ( a NIP READSI h
o (Tex) n/ Time
T m (Bulan& a
Bidang /R-
h i Tahun) n
Studi) Ran
n n d
gkap
) ( a
)
L n
/ S
P ar
) a
n
S
ol
u
si
6 1
1 2 3 4 5 7 8 9 10
1
19740912 S-1 08
Yoana Project 4 081340 Ran
P 200312 2 Pertania Januari -
1.
Rahman, STP Manager 7 042592 gkap
007 n 2019

S-1 08
Mutmain Deputy 4 081340 Ran
19760225
P Pertania Januari -
2. 200501 2
Lakadjo, STP Manager 4 041672 gkap
010
n 2019

S-1 08
Mulyadi Usman Asisten 4 1971040820 082188 Ran
L Pertania Januari -
3.
Sumaga, SP Perencanaan 8 03121006 095175 gkap
n 2019

4. Lukman Hairun, Asisten Monev 4 L 19710929 085256 S-1 Ran 08 -

19
K
e
n
d
al
J a/
e P
n er
i m
Pen
U s a
ugas
m K s
Pendidi an
u e Mulai al
kan (FT-
r l Tugas di a
N No HP (Jurusa Full
Nama Jabatan/Posisi ( a NIP READSI h
o (Tex) n/ Time
T m (Bulan& a
Bidang /R-
h i Tahun) n
Studi) Ran
n n d
gkap
) ( a
)
L n
/ S
P ar
) a
n
S
ol
u
si
6 1
1 2 3 4 5 7 8 9 10
1
200604 1 Pertania Januari
STP 8 239179 gkap
007 n 2019

19720802 S-1 08
Iwan Mada, Asisten 4 081244 Ran
L 200604 1 Peterna Januari -
5.
S.Pt Pelatihan 7 838474 gkap
015 kan 2019

S-1 08
Hadidjah Asisten Bidang 4 081340 Ran
19760225
P Pertania Januari -
6. 200501 2
Daud,SP Keuangan 4 041672 gkap
010
n 2019

S-1 08
Saleh Usman, Asisten 3 082345 Ran
19810825
L Ekonom Januari -
7. 200501 1
SE Pengadaan 9 192888 gkap
014
i 2020

8. Sofyan Duda, Asisten 4 L 19710223 085342 S-1 Ran 08 -


200901 1
SP Penyuluhan 001 Pertania Januari

20
K
e
n
d
al
J a/
e P
n er
i m
Pen
U s a
ugas
m K s
Pendidi an
u e Mulai al
kan (FT-
r l Tugas di a
N No HP (Jurusa Full
Nama Jabatan/Posisi ( a NIP READSI h
o (Tex) n/ Time
T m (Bulan& a
Bidang /R-
h i Tahun) n
Studi) Ran
n n d
gkap
) ( a
)
L n
/ S
P ar
) a
n
S
ol
u
si
6 1
1 2 3 4 5 7 8 9 10
1
Pertanian 9 934917 n gkap 2019

Asisten 19770705 S-1 08


Haspianti 4 085240 Ran
keuangan P 200901 2 Ekonom Januari -
9.
Habibullah, SE 3 022507 gkap
Pedesaan 001 i 2019

21
Lampiran 5

Dokumentasi Kegiatan Program Readsi Tahun 2019 - 2021


a. Kegiatan Sekolah Lapangan

22
b. Kegiatan Demo Lapangan

23
c. Verifikasi Usulan Bantuan Saprodi

d. Kegiatan sosialisasi Perbaikan Gizi Keluarga dan Stunting

24
e. Penyaluran Bantuan Saprodi

25
f. Kegiatan Bimbingan Lanjutan Kelompok

g. Sosialisasi Infrastrukur Sederhana dan Alsintan

26
h. Peningkatan Kapasitas FD

27
i. Kegiatan Fasilitasi kegiatan pemberdayaan kelompok tani

28
29

Anda mungkin juga menyukai