KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan YME, atas tersusunnya Laporan Tahunan Pelaksanaan
Program Rural Empowerment and Agricultural Development Scaling-up Initiative (READSI) Tahun 2022.
LaporanTahunan ini bertujuan untuk memberikan gambaran pelaksanaan Program Tahun 2022 kepada
Pengelola Program di Pusat (National Program Management Office/NPMO) dan Provinsi (Provincial Program
Support Unit/PPSU), sebagai pertanggungjawaban atas pelaksanaan Program READSI di Kabupaten Bone
Bolango
Laporan pelaksanaan ini terdiri dari 7 bab, yaitu Bab I. Pendahuluan; Bab II. Organisasi dan Manajemen;
Bab III. Pelaksanaan Komponen Program; Bab IV. Rencana Anggaran dan Realisasi Pengeluaan; Bab V.
Manajemen Pengetahuan; Bab VI. Permasalahan dan Saran Solusi; dan Bab VII. Kesimpulan dan
Rekomendasi.
Kami sampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi
aktif dalam penyusunan Laporan ini.
1
BAB 1. PENDAHULUAN
2
1.2. Tujuan Program
Tujuan Jangka Panjang Program READSI adalah untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga tani
miskin di wilayah lokasi Program READSI (6 Provinsi dan 18 Kabupaten).
Tujuan Jangka Pendek Program READSI adalah untuk memberdayakan rumah tangga petani di
pedesaan, baik secara individu maupun kelompok, dengan keterampilan, membangun rasa percaya diri dan
memanfaatkan sumberdaya untuk meningkatkan pendapatan dari sektor pertanian dan non-pertanian serta
meningkatkan taraf hidupnya secara berkelanjutan.
Topogr Status
Luas Jumlah Rumah Jumlah
afi Domisili
Desa Tangga Penduduk
Desa (Suku)
(A-
N Kecamatan Desa Pantai,
KK Pen
o B- KK Laki
Per Perem dat
Dataran Laki- -laki Asli
(Ha ) emp puan ang
Rendah laki (jiw (KK)
uan (jiwa) (KK
, C- (KK) a)
(KK) )
Dataran
Tinggi)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1. Bone Ilohuuwa C 3556,00 168 6 346 340 665 21
2. Monano A 605,00 163 19 352 333 685 5
3. Moodulio B 500,00 234 0 477 409 486 0
4.
3
Topogr Status
Luas Jumlah Rumah Jumlah
afi Domisili
N Kecamatan Desa Desa Tangga Penduduk
Desa (Suku)
o
Bonepantai Bilungala B 621,00 226 17 426 416 842 0
5.
Utara
6. Pelita Hijau B 112,40 226 15 353 329 682 0
7. Tunas Jaya B 356,00 221 13 414 428 835 7
8.
Bulango Huntu Barat B 93,01 308 47 658 641 355 0
9.
Selatan
Huntu B 64,06 489 493 487 493 980 0
10.
Selatan
11. Huntu Utara B 109,26 249 70 622 597 1185 34
12.
13. Bulango Utara Bunuo C 260,37 98 32 210 206 416 0
14. Longalo B 300,01 98 32 474 467 941 0
15. Tupa C 1060,00 98 32 516 506 318 0
16.
Suwawa Dumbayabul B 3910,00 275 19 585 554 1139 0
17.
Timur an
18. Poduoma C 124,50 124 11 232 202 135 0
19. Tilangobula C 708,94 154 9 309 289 598 0
20.
Tilongkabila Bongohulaw B 87,34 359 56 711 728 1439 0
21.
a
22. Butu B 1060,00 359 56 406 427 833 14
23. Tunggulo B 1189,27 366 61 736 716 1452 0
Total 14717,1 4215 988 831 8081 13986 81
6 4
c. Komponen-3: Tersedianya Dukungan Kebijakan dan Strategi Pembangunan (Policy and Strategy
Development Support). Komponen-3 akan dibiayai oleh hibah IFAD dan akan dikelola secara
4
langsung oleh Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional/BAPPENAS.
5
Mekanisme pelaksanaan kegiatan dan organisasi pelaksana Program READSI secara berjenjang terdiri
dari tiga tingkatan, yaitu:
a. Organisasi dan Manajemen di Pusat
b. Organisasi dan Manajemen di Provinsi
c. Organisasi dan Manajemen di Kabupaten
Untuk memperkuat koordinasi dan sinergi Program READSI dengan program lainnya di kabupaten
dibentuk Tim Pengarah Kabupaten (District Steering Committee).
Tim Pengarah Kabupaten sebagaimana dimaksud mempunyai tugas sebagai berikut:
a. Memberikan saran dan pertimbangan kepada Bupati dalam pelaksanaan koordinasi Program
READSI di kabupaten;
b. Menyiapkan bahan untuk perumusan kebijakan terkait masyarakat tani miskin perdesaan dan
bahan untuk memecahkan masalah-masalah dalam penyelenggaraan Program READSI;
c. Melakukan pemantuan pelaksanaan kegiatan Program di wilayah kabupaten yang menjadi lokasi
Program READSI;
d. Tim Pengarah Kabupaten dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab dan wajib
melaporkan kepada Bupati melalui Kepala Bappeda Tingkat Kabupaten;
e. Tim Pengarah Kabupaten dibentuk dan ditetapkan oleh Bupati.
Susunan keanggotaan Tim Pengarah Kabupaten sebagaimana dimaksud adalah sebagai berikut:
a. Ketua : Kepala Bappeda Kabupaten
b. Sekretaris : Kepala Dinas Pertanian Kabupaten
c. Anggota :
1) Kepala Dinas Pertanian. Kepala Dinas Pertanian yang melaksanakan fungsi
penyuluhanmemberikan arahan dan masukan kepada DPMO yang berkaitan dengan strategi
dan program pembangunan pertanian yang diperlukan oleh masyarakat perdesaan untuk
keselarasan dan sinergitas program READSI dengan daerah;
2) Kepala Dinas Pekerjaan Umum. Kepala Dinas Pekerjaan Umum memberikan arahan dan
masukan kepada DPMO yang berkaitan dengan rancangan teknis pekerjaan infrastruktur
sederhana yang diusulkan oleh masyarakat;
3) Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa. Kepala Badan Pemberdayaan
Masyarakat dan Desa memberikan arahan untuk keselarasan dan sinergitas program READSI
dengan daerah;
4) Kepala Dinas Kesehatan. Kepala Dinas Kesehatan memberikan arahan terkait program
perbaikan gizi masyarakat untuk keselarasan dan sinergitas program READSI dengan daerah;
5) Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi. Kepala Dinas Perindustrian,
Perdagangan dan Koperasi memberikan arahan pengembangan usaha tani dan pemasaran
untuk keselarasan dan sinergitas program READSI dengan daerah;
6). Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah. Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah
memberikan arahan dalam administrasi keuangan dan pemanfaatannya dalam mekanisme on
granting;
6
7). Kepala Bidang Tanaman Pangan, Hortikulturan dan Perkebunan. Kepala Bidang Tanaman
Pangan, Hortikultura dan Perkebunan membantu dalam pengembangan usaha tani yang akan
dikembangkan petani untuk keselarasan dan sinergitas program READSI dengan daerah;
8). Kepala Bidang Perencanaan I BAPPEDA. Kepala Bidang Perencanaan I BAPPEDA membantu
dalam perecanaan program, kegiatan dan pengalokasian anggaran khususnya dalam
mekanisme on granting untuk keselarasan dan sinergitas program READSI dengan daerah:
Dalam hal operasional kegiatan yang lebih teknis dibentuk Tim Pelaksana Program Kabupaten
(District Programme Management Office/DPMO). DPMO dibentuk oleh Kepala Dinas Pertanian
Kabupaten yang melaksanakan fungsi penyuluhan pertanian, yang terdiri atas staf yang
berkualitas dan bekerja secara penuh yang mempunyai tugas:
a. Mengelola Komponen 1 (1.2 Pengembangan pertanian dan matapencaharian,1.4 Perbaikan gizi
keluarga; Komponen 2 (sub-komponen 2.1. Layanan penyuluhan pertanian; Komponen 4 (sub-
komponen 4.1 Dukungan operasional, manajemen untuk pengelola READSI di Kabupaten);
b. Memastikan bahwa seluruh pengadaan sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Programme
Financing Agreement untuk didanai melalui mekanisme on-granting dan Perpres No.16 tahun
2018;
c. Menyiapkan AWPB yang disinergikan dengan program pembangunan pertanian di kabupaten;
d. Melakukan pengelolaan dan pelaporan keuangan sesuai dengan mekanisme on-granting;
e. Melakukan supervisi, monitoring, evaluasi dan penyiapan laporan kemajuan program;
f. Menyiapkan dokumen yang diperlukan untuk pelaksanaan audit dan menindaklanjuti hasil audit;
g. Melakukan koordinasi dan komunikasi dengan stakeholderterkait;
h. Melakukan pemantauan terhadap fasilitator desa dan penyuluh pertanian dalam memberikan
dukungan kepada petani penerima program terhadap akses sarana produksi, pemasaran dan
sumber daya keuangan.
DPMO secara teknis dipimpin oleh Manajer Kabupaten (District Program Manager) yang juga
merangkap sebagai seorang Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) atau Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan (PPTK) yang bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Kabupaten yang melaksanakan
fungsi penyuluhan pertanian. Struktur organisasi DPMO terdiri dari: Manajer, Deputi Manajer
(Bidang Administrasi, Bidang Teknis dan Bidang Monev).
Deputi Manajer Bidang Administrasi meliputi bagian pengadaan barang dan jasa, perencanaan
dan keuangan. Deputi Manajer Bidang Teknis meliputi pelatihan, penyuluhan, keuangan
perdesaan serta Knowledge Management. Deputi Manajer Bidang Monitoring dan Evaluasi. Tim
Pelaksana bertugas selama pelaksanaan program READSI dan diharapkan tidak terjadipergantian
personil selama waktu tersebut
7
BAB 3. PELAKSANAAN KOMPONEN PROGRAM
Kendala atau permasalahan yang dihadapi dalam sub komponen 1.1 ini diantaranya adalah:
a. Partitisipasi dari beberapa para peserta/anggota kelompoktani yang belum sepenuhnya mengikuti
pembelajaran
b. Ada peserta yang masih beranggapan materi pembelajaran adalah hal yang baru
Saran atau solusi untuk perbaikan kedepan adalah:
a. Penyuluh dan Fasilitator Desa menemui peserta yang enggan mengikuti pembelajaran dan
8
memotivasi peserta untuk mengikuti pembelajaran.
b. Penyuluh Dan Fasilitator Desa selalu selalu hadir di tengah – tengah peserta pembelajaran
c. Keterlibatan pemerintah Desa lebih ditingkatkan
Sub Komponen 1.2. Pengembangan Pertanian dan Mata Pencaharian
Tujuan dari sub komponen ini adalah untuk meningkatkan usaha produksi pertanian dan non
pertanian di lokasi READSI secara berkelanjutan. Kegiatan utama dari sub komponen ini adalah meningkatkan
produktivitas komoditas pertanian dan sumber matapencaharian lainnya yang berpotensi dapat meningkatkan
pendapatan petani, melalui komoditi Padi, Jagung, Kakao, tanaman perkebunan lainnya, Hortikultura,
pemanfaatan lahan pekarangan.
Kelompok tani menerima bantuan-bantuan, berupa pelatihan2, alsintan, dan input pertanian. Untuk
mendukung kegiatan ekonomi produktif di tingkat desa, kelompok tani juga dapat diberikan bantuan
infrastruktur.Untuk melaksanakan kegiatan teknis lapangan, kelompok tani didampingi oleh Penyuluh Pertanian
yang bertugas di desa-desa sasaran READSI.
9
Kabupaten Bone Bolango telah melakukan kegiatan-kegiatan pelatihan teknis, input pertanian/sarana
produksi dan infrastruktur sederhana desa.
Pelatihan teknis yang sudah dilakukan adalah Sekolah Lapang (SL) dan Binjut, demonstrasi
inovasi/teknologi, temu lapang petani dan lokakarya petani (FRD). Target dan realisasi pelaksanaan kegiatan
dapat dilihat pada lampiran.
a. Sekolah Lapang.
Sekolah Lapang menerapkan 5 (lima) prinsip proses belajar, yaitu: (1) berdasarkan pengalaman; (2)
kurikulum sesuai kebutuhan dan kompetensi peserta; (3) sarana belajar memanfaatkan realitas
lingkungan kegiatan petani; (4) waktu belajar sesuai dengan periode masa budidaya padi/tanaman
pangan lainnya; dan (5) metode belajar melalui pertemuan dan praktek langsung d iLapang.Tujuan
adalah meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan petani padi dan/atau tanaman pangan
lainnya dalam meningkatkan produktivitas usahataninya.
DPMO Kabupaten Bone Bolango telah memfasilitasi sekolah lapang untuk semua komoditi yang
diusahakan oleh kelompok tani sasaran READSI, yaitu SL untuk tanaman padi, tanaman pangan lainnya
(tanaman jagung), tanaman Kakao, tanaman perkebunan lainnya (olahan komoditi Kelapa dan Aren),
hortikultura Sayuran (Komoditi Cabai) dan pemanfaatan pekarangan.
b. Demonstrasi Lapang
Demonstrasi merupakan metode dan teknik penyuluhan pertanian yang dilakukan dengan cara peragaan.
Kegiatan demonstrasi dilakukan untuk menunjukan suatu inovasi baru kepada petani secara nyata.
Melalui kegiatan demonstrasi, sasaran (audience) diajarkan mengenai keterampilan, memperagakan cara
kerja teknik-teknik baru termasuk keunggulannya untuk menyempurnakan caralama. Tujuannya adalah
memperlihatkan suatu inovasi baru kepada petani secara nyata.
DPMO Kabupaten Bone Bolango telah memfasilitasi demonstrasi lapang untuk komoditi padi dan jagung.
Demo lapang yang dilakukan adalah cara pemupukan dan pengendalian hama dan penyakit.
Lokakarya Evaluasi bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan usaha pertanian yang
dilaksanakan selama satu tahun termasuk tukar menukar informasi, pengalaman tentang hasil penerapan
10
teknologi budidaya serta hasil dari penerapan, serta mengevaluasi hasil capaian usahanya.
e. BimbinganLanjutan
Tujuan dari diselenggarakannya Bimbingan Lanjutan (Binjut) yaitu untuk meningkatkan adopsi teknologi,
produksi, produktivitas, nilai tambah produk, akses pasar dan memperkuat kelembagaan usaha petani
dalam perencanaan dan pelaksanaan usaha bersama pasca Sekolah Lapang. Sasaran dari pelaksanaan
binjut adalah anggota poktan yang telah mengikuti SL. Output yang diharapkan adalah terwujudnya
peningkatan adopsi teknologi, produksi, produktivitas, nilai tambah produk, akses pasar dan memperkuat
kelembagaan usaha petani dalam perencanaan dan pelaksanaan usaha bersama pasca Sekolah Lapang.
Tahun 2021 DPMO Kabupaten Bone Bolango memfasilitasi bimbingan lanjutan untuk komoditi
pekarangan 31 paket. Binjut komoditi lainnya direncakan dilaksanakan di Tahun 2022.
Tabel 8. Jumlah Kegiatan SL, Demo, Temu Lapang, dan Farmer Review Day – FRD (Paket)
11
Total 126 31
12
3.4. Komponen-4: Dukungan Manajemen Program READSI
Tujuan dari Komponen-4 ini adalah untuk memberikan dukungan operasional pelaksanaan Program
READSI di Kabupaten .Bone Bolango, yang mencakup kegiatan-kegiatan:
a. Dukungan Kantor di kabupaten
b. Start-up Workshop di Kabupaten dan Kecamatan
c. Biaya Operasional untuk Kabupaten dan Kecamatan
d. Pengadaan Barang dan Jasa
e. Penyediaan Sumberdaya Manusia
Total penyerapan terhadap komitmen NPHD adalah Rp. 8.291.117.357 atau 39,66%Rencana anggaran
dan realisasi pengeluaran menurut kategori kegiatan READSI TA 2021 untuk manajemen READSI Pusat sampai
13
akhir Desember 2021adalah 39.66% sebagaimana dapat dilihat pada Tabel realisasi terhadap NPHD.
14
8. http://www.readsi.id/monitoring-dan-evaluasi-kegiatan-readsi-di-kabupaten-bone-bolango-dan-pohuwato/
9. http://www.readsi.id/penyerahan-rekening-poktan-oleh-wakil-bupati-bone-bolango/
10. http://www.readsi.id/tag/bone-bolango/
15
a. Pemberdayaan keterampilan fasilitator desa dalam melakukan identifikasi, perencanaan, pengelolaan dan
memonitor kegiatan yang berada di lokasi program lebih dioptimalkan.
b. Kedepan Sinergitas antara proses perencanaan tingkat desa dengan perencanaan dan manajemen di
tingkat kecamatan dan kabupaten lebih maksimalkan dalam pencapain tujuan.
c. Perlu adanya kemudahan dalam mengakses permodalan di tingkat anggota kelompok tani
d. Sosialisasi Kesadaran perbaikan gizi danmemotivasi perubahan perilaku terhadap pentingnya gizi terutama
kepada ibu hamil dan Balita.
Saran Solusi pada Pelaksanaan Komponen-2
Saran solusi atas permasalahan-permasalahan atau kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan
READSI pada Komponen-2 adalah sebagai berikut:
a. Perlu ditingkatkanKompetensi Penyuluh melalui Pendidikan dan Pelatihan Teknis
b. Mencari alternatif pupuk dan saprodi dengan memanfaatkan pupuk organik
16
BAB 7. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
7.1. Kesimpulan
Dari hasil uraian di atas dapat di tarik beberapa kesimpulan antara lain :
1. Program READSI bisa merubah pola fikir pelaku utama dalam segi pengetahuan, keterampilan dalam
berusaha tani untuk meningkatkan pendapatan dan produksi serta memperkuat kelembagaan di desa
melalui satu paket lengkap program pemberdayaan yang terintergrasi.
2. Dari sisi pemberdayaan perempuan, Program READSI telah mampu meningkatkan partisipasi
perempuan dalam program pemberdayaan yang ditunjukan dengan peningkatan partisipasi
perempuan dalam proses pengambilan keputusan baik ditingkat rumah tangga dan desa serta telah
meningkat aksesibilitasnya terhadap sumberdaya ekonomi, pertanian dan keuangan.
3. Program READSI ini mempunyai komponen selain bisa memperkuat kelembagaan petani juga bisa
menumbuhkan regenerasi petani.
4. Mampu membangun rasa percaya diri melalui pemanfaatan sumber daya untuk meningkatkan
pendapatan dari sektor pertanian dan non-pertanian.
7.2. Rekomendasi
Sebagai Rekomendasi untuk pelaksanaan Program READSI tahun kedepan adalah :
a. Sinergitas antara proses perencanaan tingkat desa dengan perencanaan dan manajemen di tingkat
kecamatan dan Kabupaten Bone Bolango lebih dimaksimalkan dalam pencapain tujuan program
READSI sampai seterusnya.
b. Perlu adanya kemudahan dalam mengakses permodalan bagi anggota kelompok tani penerima
program READSI khususnya dan seluruh kelompok tani yang ada di Kabupaten Bone Bolango
c. Bersama Dinas Kesehatan dapat melakukan Sosialisasi secara intens tentang Kesadaran perbaikan
gizi dan memotivasi perubahan perilaku terhadap pentingnya gizi terutama kepada ibu hamil dan Balita
d. Perlu Peningkatkan kompetensi penyuluhan pertanian dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan teknis
dalam rangka pelayanan kepada kelompok tani yang berada di Kabupaten Bone Bolango.
17
LAMPIRAN
18
Lampiran 4
Dukungan Penyediaan SDM Pengelola READSI
K
e
n
d
al
J a/
e P
n er
i m
Pen
U s a
ugas
m K s
Pendidi an
u e Mulai al
kan (FT-
r l Tugas di a
N No HP (Jurusa Full
Nama Jabatan/Posisi ( a NIP READSI h
o (Tex) n/ Time
T m (Bulan& a
Bidang /R-
h i Tahun) n
Studi) Ran
n n d
gkap
) ( a
)
L n
/ S
P ar
) a
n
S
ol
u
si
6 1
1 2 3 4 5 7 8 9 10
1
19740912 S-1 08
Yoana Project 4 081340 Ran
P 200312 2 Pertania Januari -
1.
Rahman, STP Manager 7 042592 gkap
007 n 2019
S-1 08
Mutmain Deputy 4 081340 Ran
19760225
P Pertania Januari -
2. 200501 2
Lakadjo, STP Manager 4 041672 gkap
010
n 2019
S-1 08
Mulyadi Usman Asisten 4 1971040820 082188 Ran
L Pertania Januari -
3.
Sumaga, SP Perencanaan 8 03121006 095175 gkap
n 2019
19
K
e
n
d
al
J a/
e P
n er
i m
Pen
U s a
ugas
m K s
Pendidi an
u e Mulai al
kan (FT-
r l Tugas di a
N No HP (Jurusa Full
Nama Jabatan/Posisi ( a NIP READSI h
o (Tex) n/ Time
T m (Bulan& a
Bidang /R-
h i Tahun) n
Studi) Ran
n n d
gkap
) ( a
)
L n
/ S
P ar
) a
n
S
ol
u
si
6 1
1 2 3 4 5 7 8 9 10
1
200604 1 Pertania Januari
STP 8 239179 gkap
007 n 2019
19720802 S-1 08
Iwan Mada, Asisten 4 081244 Ran
L 200604 1 Peterna Januari -
5.
S.Pt Pelatihan 7 838474 gkap
015 kan 2019
S-1 08
Hadidjah Asisten Bidang 4 081340 Ran
19760225
P Pertania Januari -
6. 200501 2
Daud,SP Keuangan 4 041672 gkap
010
n 2019
S-1 08
Saleh Usman, Asisten 3 082345 Ran
19810825
L Ekonom Januari -
7. 200501 1
SE Pengadaan 9 192888 gkap
014
i 2020
20
K
e
n
d
al
J a/
e P
n er
i m
Pen
U s a
ugas
m K s
Pendidi an
u e Mulai al
kan (FT-
r l Tugas di a
N No HP (Jurusa Full
Nama Jabatan/Posisi ( a NIP READSI h
o (Tex) n/ Time
T m (Bulan& a
Bidang /R-
h i Tahun) n
Studi) Ran
n n d
gkap
) ( a
)
L n
/ S
P ar
) a
n
S
ol
u
si
6 1
1 2 3 4 5 7 8 9 10
1
Pertanian 9 934917 n gkap 2019
21
Lampiran 5
22
b. Kegiatan Demo Lapangan
23
c. Verifikasi Usulan Bantuan Saprodi
24
e. Penyaluran Bantuan Saprodi
25
f. Kegiatan Bimbingan Lanjutan Kelompok
26
h. Peningkatan Kapasitas FD
27
i. Kegiatan Fasilitasi kegiatan pemberdayaan kelompok tani
28
29