KRUENG ACEH
Disampaikan pada :
SOSIALISASI PEMBENTUKAN KELOMPOK KERJA MANGROVE DAERAH
DASAR HUKUM Peraturan Presiden No. 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan
PENGELOLAAN Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-2024 Lampiran III
MANGROVE DI Peraturan Menteri Kelautan Perikanan No. 24 Tahun 2016 tentang Tata Cara
DAERAH Reklamasi Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Peraturan Menteri Agraria dan Tata
Ruang Nomor 17 Tahun 2016 tentang Penataan Pertanahan di Wilayah Pesisir
dan Pulau-Pulau Kecil
Permen LHK No. 23/2021 tentang Pelaksanaan Rehabilitasi Hutan dan Lahan
15,200,000
Luas Mangrove (Ha)
7,441,000
Sumatera 666,437.39
Sumatera Jawa 35,910.55
20%
Jawa Kalimantan 735,886.45
1%
Bali; NTT, NTB 34,834.58
Papua
45% Sulawesi 118,891.29
Maluku 221,560.31
Kalimantan
22% Papua 1,497,723.88
1.497.723 HA
1.562.905 HA
3,36
JUTA HA
MALUKU
JAWA BALI - NUSRA
221.560 HA
35.910 HA 34.834 HA
224.046 HA
56.500 HA 34.974 HA
1. Rehabilitasi Mangrove
4. One Map Mangrove (Jawa 2013, Sumatera 2014, Sulawesi 2015, Kep. Bali
Nusra 2016, Kep. Maluku 2017, Kalimantan 2018 dan Papua 2019)
18,148
29,174
Potensi Eksisting
Gubernur atau Bupati/Walikota membentuk dan menetapkan Kelompok Kerja Mangrove Daerah
(KKMD) Provinsi atau Kabupaten/Kota melalui SK Kada berdasarkan Peraturan Teknis
TUGAS KKMD
1. Mendorong pengintegrasian dan pelaksanaan program/kegiatan sesuai dengan Strategi Pengelolaan
Ekosistem Mangrove Provinsi atau Kabupaten/Kota ke dalam perencanaan pembangunan daerah dan/atau
rencana pembangunan lainnya;
2. Mensinergikan pelaksanaan program pengelolaan mangrove antar sektor/Perangkat Daerah terkait dan
dengan pemangku kepentingan lainnya;
3. Penguatan koordinasi dengan pemerintah;
4. Koordinasi dan Kerjasama dengan pemerintah daerah tetangga;
5. Menginventarisasi data dasar mangrove di daerah yang dapat digunakan sebagai referensi data mangrove di
Indonesia;
6. Mengidentifikasi dan memberikan solusi terkait permasalahan pengelolaan ekosistem mangrove di daerah;
7. Memberikan pertimbangan teknis tentang perencanaan dan pemanfaatan ekosistem mangrove terkait
perizinan atau lainnya;
8. Memfasilitasi peluang pendanaan selain APBD untuk pengelolaan ekosistem mangrove di daerah;
9. Menumbuhkan percontohan (demosites) pengelolaan mangrove yang baik dan berkelanjutan di daerah;
10. Memfasilitasi peningkatan kapasitas, penyadaran, dan pelibatan aktif masyarakat dalam pelestarian mangrove
di daerah;
11. Melakukan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan pengelolaan ekosistem mangrove di daerah;
12. Menyiapkan laporan Tim Koordinasi Provinsi atau Kabupaten/Kota; dan
13. Melaksanakan tugas lain berdasarkan arahan Tim Koordinasi Provinsi atau Kabupaten/Kota.
Kelompok Kerja Pengelolaan Ekosistem Mangrove Nasional
LSM
(2) Akademisi: konsultan program dan
pemberdayaan masyarakat;
BUMN/ (3) LSM: terlibat dalam penyediaan sumber
Akademisi Swasta pembiayaan alternatif, pendampingan, dan
Pemerintah pengkondisian masyarakat;
(4) BUMN/Swasta: alokasi pendanaan TJSL/CSR;
Kerja Sama
Internasiona (5) Kerja Sama Internasional: alternatif pendanaan
Masyarakat
l untuk research, training, dan pemanfaatan
karbon;
(6) Masyarakat: sebagai aktor kunci dan akselerator
keberhasilan program;
KKM LAINNYA
KEANGGOTAAN KKM PROVINSI ACEH
1. Bappeda Aceh
2. Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Aceh
3. Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Aceh
4. Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh
5. Dinas Pertanian Aceh
6. Dinas Peternakan Aceh
7. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh
8. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aceh
9. Balai Pengelolaan Daerah Aliran Singai dan Hutan Lindung Krueg Aceh
10. Balai Konservasi Sumberdaya Alam Aceh
11. Biro Administrasi Pembangunan Setda Aceh
12. Balai Pengelolaan Hutan Produksi Wilayah I Aceh
13. Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah 18 Aceh
14. Kesatuan Pengelolaah Hutan Wilayah I-VI
15. Perguruan Tinggi (Pakar/Ahli)
16. Forum Koordinasi Pengelolaan DAS
17. Kelompok Pemerhati Mangrove
3
KESIMPULAN