Anda di halaman 1dari 27

BALAI PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN HUTAN LINDUNG

KRUENG ACEH

STRATEGI PENGELOLAAN EKOSITEM MANGROVE

Eko Nurwijayanto, S.Hut., M.Si


Kepala BPDASHL Krueng Aceh

Disampaikan pada :
SOSIALISASI PEMBENTUKAN KELOMPOK KERJA MANGROVE DAERAH

Banda Aceh, Juli 2022


1
Pendahuluan

www.bpdashl-kruengaceh. Bpdas Krueng Aceh bpdashlkruengaceh


pdashl.menlhk.go.id/
UU No 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan
UU No 27 Tahun 2007 jo. Undang-Undang No. 1 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
UU No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
PP No 20 Tahun 2020 tentang Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan

DASAR HUKUM Peraturan Presiden No. 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan
PENGELOLAAN Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-2024 Lampiran III

MANGROVE DI Peraturan Menteri Kelautan Perikanan No. 24 Tahun 2016 tentang Tata Cara
DAERAH Reklamasi Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Peraturan Menteri Agraria dan Tata
Ruang Nomor 17 Tahun 2016 tentang Penataan Pertanahan di Wilayah Pesisir
dan Pulau-Pulau Kecil

Permendagri No. 90/2019 tentang Klasifikasi, Kodefikasi, dan Nomenklatur


Perencanaan Pembangunan dan Keuangan Daerah

Permen LHK No. 23/2021 tentang Pelaksanaan Rehabilitasi Hutan dan Lahan

www.bpdashl-kruengaceh. Bpdas Krueng Aceh bpdashlkruengaceh


pdashl.menlhk.go.id/
PENGERTIAN DAN FUNGSI MANGROVE
Mangrove adalah vegetasi pantai yang memiliki morfologi
khas dengan sistem perakaran yang mampu beradaptasi
pada daerah pasang surut dengan substrat lumpur atau
lumpur berpasir.
Fungsi :
1. Penyerap polutan
2. Mencegah intrusi air laut
3. Menyimpan karbon yang tinggi
4. Tempat berpijah aneka biota laut
5. Pelindung garis pantai dari abrasi dan tsunami
6. Tempat berlindung dan berkembang biak berbagai
jenis fauna ekosistem payau
7. Menyediakan hasil hutan berupa kayu dan non kayu
8. Pengembangan wisata alam
9. Penelitian dan pendidikan
LUAS MANGROVE

15,200,000
Luas Mangrove (Ha)

7,441,000

5,831,000  DALAM KAWASAN = 2,461,091.61 Ha (74,33%)

 LUAR KAWASAN = 850,152.84 Ha (25,67%)


3,258,000
3,311,244.45
 KONDISI BAIK = 2,817,240.04 Ha (85,08%)

 KONDISI KRITIS = 494,004.41 Ha (14,92%)

 KEMAMPUAN RHL MANGROVE NASIONAL =


1.000 HA/Thn
World Asia USA Afrika Indonesia
 BPDASHL KA = 75 Ha/Thn

Sumber : KLHK Tahun 2019


SEBARAN MANGROVE DI INDONESIA
Pulau Luas (Ha)

Sumatera 666,437.39
Sumatera Jawa 35,910.55
20%
Jawa Kalimantan 735,886.45
1%
Bali; NTT, NTB 34,834.58
Papua
45% Sulawesi 118,891.29

Maluku 221,560.31
Kalimantan
22% Papua 1,497,723.88

Sumber : KLHK Tahun 2019


Maluku
7%
Sulawesi Bali; NTT, NTB
4% 1%
KONDISI MANGROVE INDONESIA
2013-2019
SUMATERA KALIMANTAN
2021
666.438 HA 735.886 HA
688.025 HA SULAWESI
660.445 HA
118.891 HA
137.186 HA
PAPUA

1.497.723 HA
1.562.905 HA

3,36
JUTA HA
MALUKU
JAWA BALI - NUSRA
221.560 HA
35.910 HA 34.834 HA
224.046 HA
56.500 HA 34.974 HA

Sumber : Peta Mangrove Nasional


ANCAMAN EKOSISTEM MANGROVE

Ancaman dari manusia : Ancaman dari alam :


1. Eksploitasi kayu 1. Tsunami
2. Perubahan penggunaan lahan 2. Abrasi
3. Polusi dan pencemaran lingkungan 3. Intrusi
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGELOLAAN MANGROVE

1. Rehabilitasi Mangrove

2. Pengembangan produk HHBK mangrove, pengembangan ekowisata


mangrove dan pemanfaatan jasa lingkungan

3. Penyebaran data dan informasi terkait mangrove

4. One Map Mangrove (Jawa 2013, Sumatera 2014, Sulawesi 2015, Kep. Bali
Nusra 2016, Kep. Maluku 2017, Kalimantan 2018 dan Papua 2019)

5. Membentuk Kelembagaan Mangrove tingkat Nasional,


Provinsi dan Kabupaten/Kota

6. Penerapan Pola Silvofishery


penanaman mangrove 1.800 ha dalam 5 tahun atau 350
ha/tahun  di luar kawasan hutan

penanaman mangrove 6.250 ha dalam 5 tahun atau 1.250


ha/tahun  di dalam kawasan hutan
Target Rehabilitasi
Aceh = 75 Ha (2020), 75 Ha (2021), 75 Ha (2022)
Mangrove dalam
RPJMN 2020 - 2024
Rehabilitasi mangrove 600.000 ha dalam 4 tahun di 9
(sembilan) Provinsi yaitu Sumatera Utara, Riau, Kepulauan
Riau, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur,
Kalimantan Utara, Papua, dan Papua Barat

Aceh = 781 Ha (2020), 700 Ha (2021).

www.bpdashl-kruengaceh. Bpdas Krueng Aceh bpdashlkruengaceh


pdashl.menlhk.go.id/
LUNCURAN PROGRAM REHABILITASI EKOSISTEM MANGROVE

1. One Man One Tree (OMOT)


2. Gerakan Satu Juta Pohon
3. Kebun Bibit Rakyat
4. Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan
5. Rehabilitasi Hutan dan Lahan
6. Kerjasama dengan lembaga donor Internasional seperti JICA, KOICA
dan JAIF
7. Tanam 25 Pohon Selama Hidup
8. Padat Karya Penanaman Mangrove (PKPM)
9. Padat Karya Percepatan Rehabilitasi Mangrove (PKPRM)
SEBARAN EKSISTING MANGROVE DI PROVINSI ACEH
Jumlah
No Kabupaten Fungsi Kawasan
(Ha)
TWA HL HP HPK APL
1 Aceh Barat - - - - 370 370
2 Aceh Besar - - - - 81 81
3 Aceh Jaya - - - - 294 294
4 Aceh Singkil 767 240 - - 463 1,470
5 Aceh Tamiang - 4,207 7,284 - 926 12,417
6 Aceh Timur - 2,599 3,164 - 1,585 7,348
7 Aceh Utara - - - - 134 134
8 Kota Banda Aceh - - - - 105 105
9 Kota Langsa - 976 2,631 576 781 4,964
10 Kota Lhokseumawe - - - - 53 53
11 Kota Sabang - - - - 18 18
12 Pidie - - - - 153 153
13 Pidie Jaya - - - - 147 147
14 Simeulue - - - - 1,620 1,620
Jumlah 767 8,022 13,079 576 6,730 29,174

SEBARAN POTENSI MANGROVE DI PROVINSI ACEH


Kabupaten Jumlah
No Fungsi Kawasan
(Ha)
TWA HL HP HPK APL
1 Aceh Barat - - - - 176 176
2 Aceh Besar - - - - 36 36
3 Aceh Jaya - - - - 23 23
4 Aceh Singkil 97 - - - 87 184
5 Aceh Tamiang - 107 2,479 - 1,099 3,685
6 Aceh Timur - 5,085 4,720 - 1,299 11,104
7 Aceh Utara - - - - 84 84
8 Bireuen - - - - 8 8
9 Kota Banda Aceh - - - - 36 36
10 Kota Langsa - 78 533 9 2,017 2,637
11 Kota Sabang - - - - 23 23
12 Nagan Raya - - - - 22 22
13 Pidie - - - - 63 63 Langsa
14 Pidie Jaya - - - - 9 9
15 Simeulue - - - - 58 58
Sumber : Peta Mangrove Nasional Tahun 2021, KLHK
Jumlah 97 5,270 7,732 9 5,040 18,148
SEBARAN EKSISTING DAN POTENSI MANGROVE

18,148

29,174

Potensi Eksisting

TOTAL YANG HARUS DI REHABILITASI =


19.970 HA (sebaran potensi mangrove
dan eksisting mangrove jarang) atau
42,20 % dari 47.322 Ha

KEMAMPUAN RHL MANGROVE DI


BPDASHL KA = 75 HA/THN (TAHUN 2021)
Sumber : KLHK Tahun 2021; 2022
2
KELOMPOK KERJA MANGROVE
PROVINSI ACEH

www.bpdashl-kruengaceh. Bpdas Krueng Aceh bpdashlkruengaceh


pdashl.menlhk.go.id/
UU NO. 23 TAHUN 2014 TTG PEMERINTAHAN DAERAH
UU NO. 23 TAHUN 2014 TTG PEMERINTAHAN DAERAH

Pasal 47 UU No. 41 Tahun 1999

Perlindungan hutan dan kawasan


hutan merupakan usaha untuk:
a. Mencegah dan membatasi
kerusakan hutan, kawasan hutan,
dan hasil hutan yang disebabkan
oleh perbuatan manusia, ternak,
kebakaran, daya-daya alam,
hama, serta penyakit; dan
b. Mempertahankan dan menjaga
hak-hak negara, masyarakat, dan
perorangan atas hutan, kawasan
hutan, hasil hutan, investasi serta
perangkat yang berhubungan
dengan pengelolaan hutan.
LampIran III Perpres No. 18 Tahun 2020 ttg Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
Tahun 2020-2024
ARAHAN PEMBENTUKAN KKMD
DIKTUM KEENAM

Pokja Mangrove melakukan koordinasi dengan Kelompok Kerja Mangrove


di Daerah (KKMD) terkait pengelolaan mangrove di setiap Provinsi

Beberapa hal yang perlu menjadi perhatian:

KKMD merupakan organisasi yang menjadi wadah penyampaian


aspirasi, pelaksanaan aksi dan kolaborasi dalam pengelolaan
ekosistem mangrove terpadu

Menjadi jembatan penghubung antara masyarakat, lembaga


masyarakat dan pemerintah (pusat dan daerah) dalam pengelolaan
mangrove

KKMD mampu menguatkan upaya integrasi, sinkronisasi dan


sinergitas lintas sektor dalam pembiayan dan rencana program
Kepmenkomarves “menghidupkan” terkait pengelolaan ekosistem mangrove
kelembagaan KKMN pasca Perpres 82/2020,
daerah perlu melakukan revitalisasi KKMD
Saran Susunan keanggotaan Kelompok Kerja Mangrove Daerah
(KKMD) Provinsi atau Kabupaten/Kota oleh Kemendagri

Gubernur atau Bupati/Walikota membentuk dan menetapkan Kelompok Kerja Mangrove Daerah
(KKMD) Provinsi atau Kabupaten/Kota melalui SK Kada berdasarkan Peraturan Teknis
TUGAS KKMD
1. Mendorong pengintegrasian dan pelaksanaan program/kegiatan sesuai dengan Strategi Pengelolaan
Ekosistem Mangrove Provinsi atau Kabupaten/Kota ke dalam perencanaan pembangunan daerah dan/atau
rencana pembangunan lainnya;
2. Mensinergikan pelaksanaan program pengelolaan mangrove antar sektor/Perangkat Daerah terkait dan
dengan pemangku kepentingan lainnya;
3. Penguatan koordinasi dengan pemerintah;
4. Koordinasi dan Kerjasama dengan pemerintah daerah tetangga;
5. Menginventarisasi data dasar mangrove di daerah yang dapat digunakan sebagai referensi data mangrove di
Indonesia;
6. Mengidentifikasi dan memberikan solusi terkait permasalahan pengelolaan ekosistem mangrove di daerah;
7. Memberikan pertimbangan teknis tentang perencanaan dan pemanfaatan ekosistem mangrove terkait
perizinan atau lainnya;
8. Memfasilitasi peluang pendanaan selain APBD untuk pengelolaan ekosistem mangrove di daerah;
9. Menumbuhkan percontohan (demosites) pengelolaan mangrove yang baik dan berkelanjutan di daerah;
10. Memfasilitasi peningkatan kapasitas, penyadaran, dan pelibatan aktif masyarakat dalam pelestarian mangrove
di daerah;
11. Melakukan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan pengelolaan ekosistem mangrove di daerah;
12. Menyiapkan laporan Tim Koordinasi Provinsi atau Kabupaten/Kota; dan
13. Melaksanakan tugas lain berdasarkan arahan Tim Koordinasi Provinsi atau Kabupaten/Kota.
Kelompok Kerja Pengelolaan Ekosistem Mangrove Nasional

Terdapat 3 Bidang dalam Tim Kerja pada Pokja


Pengelolaan Ekosistem Mangrove Nasional:
1. Bidang Rehabilitasi Mangrove;
2. Bidang Pendanaan, Penguatan
Kelembagaan, Pengawasan dan
Penegakan Hukum, dimana salah satu
tugasnya adalah:
 mendorong pengaktifan kembali
KKMD yang sudah terbentuk dan
mendorong pembentukan KKMD
di Provinsi yang belum terbentuk
dengan koordinasi dari
Kementerian Dalam Negeri;
3. Bidang Monitoring, Evaluasi,
Penelitian, dan Pengembangan.

Pokja Mangrove terdiri :


1. Pengarah
2. Tim Pelaksana
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG
KEMARITIMAN DAN INVESTASI 21
3. Tim Kerja
Dukungan Penta Helix

(1) Pemerintah: kebijakan, sumber pembiayaan


untuk infrastruktur dan transfer teknologi,
pelaksana fungsi stimulan dan koordinasi

LSM
(2) Akademisi: konsultan program dan
pemberdayaan masyarakat;
BUMN/ (3) LSM: terlibat dalam penyediaan sumber
Akademisi Swasta pembiayaan alternatif, pendampingan, dan
Pemerintah pengkondisian masyarakat;
(4) BUMN/Swasta: alokasi pendanaan TJSL/CSR;
Kerja Sama
Internasiona (5) Kerja Sama Internasional: alternatif pendanaan
Masyarakat
l untuk research, training, dan pemanfaatan
karbon;
(6) Masyarakat: sebagai aktor kunci dan akselerator
keberhasilan program;

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG


KEMARITIMAN DAN INVESTASI 22
KELOMPOK KERJA MANGROVE
PROVINSI ACEH

MENGGUNAKAN SK POKJA 2006 ATAU


MEMBENTUK YANG BARU?

KKM LAINNYA
KEANGGOTAAN KKM PROVINSI ACEH
1. Bappeda Aceh
2. Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Aceh
3. Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Aceh
4. Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh
5. Dinas Pertanian Aceh
6. Dinas Peternakan Aceh
7. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh
8. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aceh
9. Balai Pengelolaan Daerah Aliran Singai dan Hutan Lindung Krueg Aceh
10. Balai Konservasi Sumberdaya Alam Aceh
11. Biro Administrasi Pembangunan Setda Aceh
12. Balai Pengelolaan Hutan Produksi Wilayah I Aceh
13. Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah 18 Aceh
14. Kesatuan Pengelolaah Hutan Wilayah I-VI
15. Perguruan Tinggi (Pakar/Ahli)
16. Forum Koordinasi Pengelolaan DAS
17. Kelompok Pemerhati Mangrove
3
KESIMPULAN

www.bpdashl-kruengaceh. Bpdas Krueng Aceh bpdashlkruengaceh


pdashl.menlhk.go.id/
MENGAPA DIPERLUKAN KELOMPOK KERJA MANGROVE

1. Ekosistem mangrove merupakan sumberdaya lahan basah wilayah


pesisir yang berfungsi sebagai sistem penyangga kehidupan dan
memiliki kekayaan alam yang nilainya sangat tinggi .
2. Persoalan pengelolaan mangrove merupakan masalah yang
kompleks, multi disiplin ilmu dan multi sektor.
3. Untuk menyelenggarakan pengelolaan ekosistem mangrove
berkelanjutan dan mewujudkan masyarakat sejahtera diperlukan
koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan sinergi lintas sektor, instansi
dan lembaga yang nantinya diharapkan terakomodir dalam
bingkai KELOMPOK KERJA MANGROVE.
4. Melaksanakan amanat Perpres No. 18 Tahun 2020 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-
2024 yang salah satunya merupakan masuk dalam PROGRAM
PRIORITAS/KEGIATAN, yakni penguatan KELOMPOK KERJA
MANGROVE DAN FORUM PEDULI MANGROVE.
TERIMA
KASIH
www.bpdashl-kruengaceh. Bpdas Krueng Aceh bpdashlkruengaceh
pdashl.menlhk.go.id/

Anda mungkin juga menyukai