Oleh
Direktur Aneka EBT
29 Agustus 2021
4028
DIY Jatim
3913
Bali
3781
3664
NTB
3472
NTT
3308
3152
3007
2874
2779
2566
2524
2441
2346
2249
2209
2151
1868
1779
1673
1580
1533
1435
1329
1210
1059
975
934
592
681
641
624
609
553
524
499
472
458
426
414
399
372
351
11,2%
23% 25% 31%
38,0% 30%
1.Konsumsi Energi :0,8 TOE/kap 1.Konsumsi Energi :1,4TOE/kap 1.Konsumsi Energi :3,2TOE/kap
2. Konsumsi Listrik :1.086 Kwh/kap 2. Konsumsi Listrik :2500 Kwh/kap 2. Konsumsi Listrik :7000Kwh/kap
3. Kapasitas Pembangkit Total :71GW 3. Kapasitas Pembangkit Total :135GW 3. Kapasitas Pembangkit Total: 443 GW*)
•
•
•
•
•
Bio-CNG EFISIENSI
ENERGI
KENDARAAN
BIOGAS LISTRIK
➢ Pengembangan dan pemanfaatan biogas ➢ Pengembangan kendaraan listrik ditargetkan akan mencapai 15 Juta
langsung pada skala rumah tangga dan komunal. unit pada tahun 2030, mencakup 13 juta unit untuk kendaraan roda
➢ Realisasi Biogas skala rumah tangga pada tahun 2 dan 2 juta unit untuk kendaraan roda 4.
2020 mencapa 27,86 juta m3. ➢ Permen ESDM No. 13/2020 memberikan keringanan kepada pemilik
➢ Target pemanfaatan biogas berdasarkan RUEN instalasi listrik swasta, pemegang IUPTL, dan entitas bisnis SPBKLI: 1)
pada tahun 2025 adalah 489,8 juta m3. Keringanan biaya sambungan, 2) Jaminan berlangganan listrik, dan
3) Dibebaskan dari kewajibanmembayar biaya minimal untuk dua
tahun pertama.
2026
1. Mengatasi mismatch antara sumber ETsetempat vs lokasi demand besar 5. Konfigurasi interkoneksi dapat berkurang drastis jika
2. Mengurangi dampak intermittency pembangkit VRE yang semakin masif pengembangan kawasan industri mengarah ke Renewable Energy
3. Perlu partisipasi swasta karena kemampuan BUMN dan APBN terbatas Based Industrial Development (REBID)
4. Ketersediaan transmisi mendorong implementasi power wheeling. 6. Super Grid Nusantara perlu dimulai setelah 2025
7. Tegangan transmisi backbone Super Grid paling rendah 500 kV
02 Pengembangan Energi Baru Terbarukan akan fokus pada teknologi yang memiliki durasi instalasi
tidak lama dan yang memiliki harga kompetitif (low cost production).
03 Perbaikan regulasi akan menjadi kunci untuk mendukung percepatan transisi energi
menuju energi baru terbarukan, termasuk diantaranya Undang-Undang EBT, Peraturan
Presiden mengenai pembelian Energi Terbarukan oleh PLN, serta Permen ESDM mengenai
PLTS Atap.
04 Energi Baru Terbarukan menjadi salah satu sektor yang akan dikembangkan
dalam rangka transisi energi menuju energi bersih untuk mendukung
penurunan emisi gas rumah kaca dan net zero emission.