Anda di halaman 1dari 20

SOSIALISASI ASURANSI PERIKANAN

BAGI PEMBUDI DAYA IKAN KECIL

Oleh : Direktorat Produksi dan Usaha Budidaya


Direktorat Produksi dan Usaha Budidaya Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Video Conference, 16 April 2020 2020
BANTUAN PEMBAYARAN PREMI ASURANSI PERIKANAN
BAGI PEMBUDIDAYA IKAN KECIL

(25 Provinsi, 132 Kab/Kota) LOKASI


Luas Lahan
No Provinsi
(Hektar)
ACEH
1 Aceh 1.286,73
2 Sumatera Utara 31,66
3 Sumatera Barat 15,22
4 Sumatera Selatan 3,89
5 Bangka Belitung 3,24
6 Riau 23,92
7 Kepri 2,74
8 Jambi 9,18
9 Bengkulu 0,69
10 Lampung 90,77
11 Jawa Barat 442,56
12 Jawa Tengah 903,97
13 Jawa Timur 566,91
14 Bali 18,60
Capaian : 15 NTB 141,97
§ 7.316,77 Ha 16 Kalimantan Timur 383,54
§ 6.108 Org pembudidaya 17 Kalimantan Selatan 121,54
18 Kalimantan Barat 8,76
19 Sulawesi Selatan 2.157,76
20 Sulawesi Barat 219,49
21 Sulawesi Tengah 167,31
• Nila payau 60,63 Ha (48 org)
22 Sulawesi Tenggara 341,29
• Bandeng 1.998,58 Ha (1.049 org) 23 Sulawesi Utara 5,01
• Udang 1.470,23 Ha (1.192 org) 24 Gorontalo 338,43
• Polikultur 3.577,96 Ha (2.065 org) 25 Papua 31,55
Jumlah 7.316,77
• Patin 32,66 Ha (283 org)
• Nila 168,21 Ha (1.330 org) Periode Pertanggungan
• Lele 8,51 Ha (141 org) 20 Des 2019 s/d 20 Des 2020
Kementerian Kelautan dan Perikanan

DASAR HUKUM
Republik Indonesia

ü UU RI Nomor 7 Tahun 2016 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan


Nelayan, Pembudi Daya Ikan, dan Petambak Garam
Pasal 30
(1) Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya
memberikan Perlindungan kepada Nelayan, Pembudi Daya Ikan, dan
Petambak Garam atas risiko yang dihadapi saat melakukan Penangkapan
Ikan, Pembudidayaan Ikan, dan Usaha Pergaraman.
(2) Risiko yang dihadapi Nelayan, Pembudi Daya Ikan, dan
Petambak Garam sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. hilang atau rusaknya sarana Penangkapan Ikan, Pembudidayaan
Ikan, dan Usaha Pergaraman;
b. kecelakaan kerja atau kehilangan jiwa bagi Nelayan, Pembudi Daya Ikan,
dan Petambak Garam; dan
c. jenis risiko lain yang diatur dengan Peraturan Menteri.
(4)Perlindungan atas risiko sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a
untuk sarana Penangkapan Ikan dan Pembudidayaan Ikan dan untuk jenis
risiko lain sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c diberikan dalam
bentuk Asuransi Perikanan.
ü Permen KP
nomor 18/PERMEN-KP/2016
TUJUAN DAN MANFAAT PROGRAM

JAMINAN PERLINDUNGAN
Bagi Pembudidaya ikan kecil MEMBANGUN KESADARAN
terhadap risiko bencana alam PENTINGNYA BERASURANSI
dan wabah penyakit ikan Bagi Pembudidaya ikan kecil, MEMBERIKAN GANTI RUGI
yang akan dialami selama diharapkan dapat secara (SANTUNAN) UNTUK
melakukan aktifitas mandiri untuk ikut menjadi MEMULAI USAHA KEMBALI
pembudidayaan ikan peserta asuransi (tanpa
subsidi) Bagi Pembudidaya ikan kecil
yang terkena risiko, untuk
Bantuan Pembayaran Premi Asuransi dapat melanjutkan Usahanya
Perikanan adalah bantuan pembayaran Kembali.
premi asuransi untuk usaha
pembudidayaan ikan yang dilakukan oleh
pembudi daya ikan kecil.
4
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Republik Indonesia

KRITERIA

• Kriteria Pembudi Daya Ikan


Kecil:
1. menggunakan teknologi
sederhana; dan
2. melakukan pembudidayaan
ikan dengan luas lahan:
• usaha pembudidayaan
ikan air tawar untuk
kegiatan pembesaran ikan
paling luas 2 hektar
• usaha pembudidayaan
ikan air payau untuk
kegiatan pembesaran ikan
paling luas 5 hektar

5 DITJEN PERIKANAN BUDIDAYA


Kementerian Kelautan dan Perikanan
Republik Indonesia

PERSYARATAN PENERIMA BANTUAN

1. Terdaftar dalam database Kartu KUSUKA


2. Diutamakan pembudi daya ikan kecil yang unit usahanya
sudah mempunyai sertifikat CBIB;
3. Pembudi daya ikan kecil yang melakukan pembudidayaan
ikan yaitu usaha pembesaran udang, bandeng, nila, patin
dan lele di kolam dan/atau tambak dengan metode monokultur
dan/atau polikultur dan menggunakan teknologi sederhana,
dengan kriteria luas lahan:
a. paling luas 2 (dua) hektar untuk ikan air tawar;
b. paling luas 5 (lima) hektar untuk ikan air payau.
4. Memiliki rekening tabungan atau sanggup membuka rekening;
5. Bukan kepala Desa, perangkat Desa/Kelurahan, ASN,
TNI/Polri, Anggota Legislatif, dan Penyuluh/PPB;
6. Tidak pernah mendapatkan bantuan program asuransi
dari pemerintah atau pernah namun sudah berakhir masa
berlakunya atau risiko yang dijamin berbeda.

6
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Republik Indonesia

MEKANISME PENDAFTARAN
Penyuluh melakukan input
data pembudi daya ikan di
aplikasi KUSUKA
a. Pendaftaran b. Dinas Perikanan
(permohonan langsung melakukan pendataan/
kepada KKP atau identifikasi lebih lanjut
melalui Dinas) apakah termasuk
dalam kriteria
persyaratan
g. Penyerahan Kartu Asuransi
c. Dinas Perikanan
menyampaikan usulan
f. Kartu Peserta Asuransi dikirimkan calon penerima bantuan
kepada Kementerian
kepada pembudi daya ikan melalui
Dinas Perikanan setempat Kelautan dan Perikanan

e. Petugas Asuransi dan Dinas d. KKP melakukan


melakukan verifikasi data calon verifikasi dan validasi
penerima bantuan yang diperoleh calon penerima/
dari KKP, dan menerbitkan Kartu penerima bantuan,
Peserta Asuransi bagi penerima dan menetapkan
bantuan yang telah ditetapkan penerima bantuan

7 DITJEN PERIKANAN BUDIDAYA


Kementerian Kelautan dan Perikanan
Republik Indonesia

KOMODITAS ASURANSI PERIKANAN


KOLAM/TAMBAK
UDANG/
POLIKULTUR

BANDENG

NILA

PATIN
LELE

8 DITJEN PERIKANAN BUDIDAYA


Kementerian Kelautan dan Perikanan
Republik Indonesia

JENIS RISIKO

1. Bencana Alam, a.l.:


2. Wabah Penyakit Ikan:
ERUPSI

LONGSOR
GEMPA BUMI

BANJIR

9 DITJEN PERIKANAN BUDIDAYA


Kementerian Kelautan dan Perikanan
Republik Indonesia

ü Polis asuransi diterbitkan untuk 1 (satu) tahun


dengan jangka waktu pertanggungan mulai berlaku
sesuai tanggal yang tercantum pada ikhtisar polis
yang diterbitkan oleh Penanggung.

ü Ganti Rugi (Santunan) diberikan kepada penerima


bantuan pemerintah premi asuransi perikanan bagi
pembudi daya ikan kecil apabila terjadi kegagalan
usaha yang disebabkan oleh bencana alam
dan/atau wabah penyakit ikan sehingga
menimbulkan kehilangan dan/atau kerusakan
sarana pembudidayaan ikan mencapai ≥ 50%
(lima puluh persen). Batas maksimal pengajuan
klaim untuk mendapatkan ganti rugi akibat
kegagalan usaha adalah sesuai dengan periode
siklus untuk masing-masing komoditas
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Republik Indonesia
NILAI PREMI DAN SANTUNAN

Dasar Penentuan
Rata-Rata Premi dan Batas Batas
Premi dan Minimal Maksimal
No. Komoditas Siklus Per Harga
Harga Tahun/Batas Pertanggungan Luas Total Luas Total
Pertanggungan/ Lahan (d) Lahan (e)
Maksimal Per Tahun
Siklus (a)
Klaim (b) (c) = (a x b)
1. Patin Rp/Per 250 M² 2 Siklus Rp. X Siklus 125 M² 2 hektar
2. Nila (air tawar) Rp/Per 200 M² 3 Siklus Rp. X Siklus 100 M² 2 hektar
3. Lele (kolam Rp/Per 200 M² 3 Siklus Rp. X Siklus 100 M2 2 hektar
tanah/terpal)
4. Nila (air payau) Rp/Per 1 Hektar 2 Siklus Rp. X Siklus 0,2 Hektar 5 hektar
5. Bandeng Rp/Per 1 Hektar 2 Siklus Rp. X Siklus 0,2 Hektar 5 hektar
6. Udang Vaname Rp/Per 1 Hektar 3 Siklus Rp. X Siklus 0,2 Hektar 5 hektar
atau Windu
7. Polikultur Rp/Per 1 Hektar 3 Siklus Rp. X Siklus 0,2 Hektar 5 hektar
antara udang,
bandeng, nila
dan komoditas
payau atau
rumput laut

14 DITJEN PERIKANAN BUDIDAYA


CONTOH PERHITUNGAN PREMI & KLAIM

CONTOH 1
Komoditas : Nila Tawar (3 siklus)
Luas lahan : 200 m²
Luas Lahan klaim : 200 m²
•Dasar perhitungan nilai klaim : satuan luas per kolam adalah 200 m²,
•Minimal luas lahan yang dapat diklaim adalah 50% dari 200 m² yaitu 100 m²
•Nilai premi : Rp. 45.000/200 m² per siklus & Rp. 135.000 / tahun
•Nila santunan untuk komoditas nila tawar Rp. 1.500.000/200 m² sehingga pembudidaya akan
mendapatkan nilai santunan Rp. 1.500.000/siklus dengan agregat Rp. 4.500.000/tahun

CONTOH 2
Komoditas : Udang Vaname (3 siklus)
Luas lahan : 2 ha
Luas Lahan Klaim : 1.67 ha
•Dasar Perhitungan klaim : satuan luas per kolam adalah 1 ha
•Minimal luas lahan yang dapat diklaim adalah 50% dari luas lahan yaitu 1 ha
•Nilai premi : Rp. 75.000/ha x 2 ha = Rp. 150.000/siklus dan Rp. 450.000/tahun
•Nilai santunan : Rp. 2.500.000/ha x 2 ha = Rp. 5.000.000/siklus dengan agregat Rp. 15.000.000/tahun
•1.67 ha diberikan santunan 2 x karena luas lahan yang terkena klaim sdh melebihi satuan luas lahan
yang sudah ditentukan dengan proporsi ≥ 50%, maka dalam hal ini pembudidaya mendapatkan 2 x
nilai santunan yaitu Rp. 5.000.000 untuk klaim yang diajukan

12
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Republik Indonesia

MEKANISME KLAIM
a. Pembudi daya ikan wajib melaporkan
kejadian (bencana alam / wabah
penyakit):
- 1x24 jam kepada penyuluh atau
petugas Dinas (membuat dokumentasi);
- secara tertulis maks. 7 hari kerja,
kepada petugas asuransi.

c. Asuransi melakukan
penilaian ke lapangan b) Pembudi daya ikan melalui Dinas
(jika diperlukan) menyampaikan dokumen
pendukung klaim maks. 14 hari
kerja sejak terjadinya bencana
alam/wabah penyakit

d. Perusahaan asuransi:
- Menerbitkan B.A. Keputusan Dokumen Klaim:
Klaim, maks. 3 hari kerja sejak
dokumen lengkap;
- Fotokopi KTP
- Klaim dibayar maks. 14 hari - Fotokopi Kartu
kerja sejak B.A. Keputusan Klaim Asuransi
- Surat Ket. Dinas
- Dokumentasi
- Fotokopi Buku Rek.
13 DITJEN PERIKANAN BUDIDAYA
DOKUMEN KLAIM

Fotokopi KTP Peserta dan kartu Peserta Asuransi;

Asli/fotokopi Surat Keterangan terjadinya musibah dari Dinas yang


membidangi perikanan setempat dengan melampirkan dokumentasi bukti
kerusakan sarana pembudidayaan dan/atau kematian ikan (Formulir 7);

Fotokopi buku rekening atas nama Peserta Asuransi;

Jika Peserta meninggal, santunan diberikan kepada Ahli Waris Peserta


yang dibuktikan dengan dokumen tambahan yaitu asli/fotokopi legalisir
Surat Keterangan Meninggal dan Pernyataan Ahli Waris yang dikeluarkan
oleh Dinas Kelautan dan Perikanan;

Dokumen-dokumen tambahan lainnya yang berkaitan dengan klaim yang


terjadi, jika diperlukan.

14
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Republik Indonesia
Formulir-6

FORMULIR PELAPORAN KLAIM

Bersama ini saya memberitahukan bahwa telah terjadi kegagalan usaha yang
disebabkan oleh bencana alam/wabah penyakit ikan*), sehingga
menimbulkan kehilangan dan/atau kerusakan sarana pembudidayaan ikan
mencapai ≥ 50% (lima puluh persen) pada usaha pembudidayaan ikan yang
saya asuransikan, dengan keterangan sebagai berikut:

1. Nama Tertanggung :
2. Tempat/Tanggal Lahir :
3. Alamat :
Desa/Kelurahan :
Kecamatan :
Kabupaten/Kota :
Provinsi :
4. Nomor Telepon/HP :
5. Nomor Kartu Peserta Asuransi :
6. Jangka Waktu Pertanggungan : ………… s/d ……………
7. Nomor Rekening : …….. atas nama ……..
Bank …… Cabang……
8. Komoditas (sesuai data di kartu peserta
:
asuransi)
9. Tanggal Terjadinya
:
bencana alam/wabah penyakit ikan*)
10. Luas lahan yang diasuransikan : ………. Hektar
11. Luas lahan yang terkena dampak risiko : ………. Hektar
12. Sarana pembudidayaan yang rusak :
13. Jumlah ikan yang mati : ± ……. Ekor
14. Ahli Waris
Nama :
Hubungan dengan Tertanggung :
Alamat :
Nomor Telepon/HP :

*) diisi sesuai jenis risiko

Berkaitan dengan hal tersebut, dengan ini saya mengajukan klaim dan
menyatakan bahwa keterangan tersebut di atas saya buat secara lengkap dan
sebenar-benarnya.

Tempat/Tanggal/Bulan/Tahun
Tertanggung / Ahli Waris

15 DITJEN PERIKANAN BUDIDAYA (Nama Lengkap)


Kementerian Kelautan dan Perikanan
Republik Indonesia
Formulir-7

SURAT KETERANGAN

Yang bertandatangan di bawah ini:


Nama :
NIP :
Jabatan :
Instansi : Dinas ……. Kabupaten/Kota …….

Menyatakan dengan sebenarnya, bahwa telah terjadi kegagalan usaha yang


disebabkan oleh bencana alam/wabah penyakit ikan*) (……….. disebutkan jenis
bencana alam/jenis penyakit), sehingga menimbulkan kehilangan dan/atau
kerusakan sarana pembudidayaan ikan mencapai ≥ 50% (lima puluh persen)
pada usaha pembudidayaan ikan yang diasuransikan, atas nama Tertanggung:

Nama :
Alamat :
Nomor Polis/Kartu Asuransi :

Demikian Surat Keterangan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana


mestinya.

Tempat/Tanggal/Bulan/Tahun

Yang membuat Pernyataan

(Nama Lengkap)

Catatan: - *) diisi sesuai jenis risiko


16 DITJEN PERIKANAN BUDIDAYA
Kementerian Kelautan dan Perikanan
PERAN DINAS Republik Indonesia

Dinas Provinsi mempunyai tugas:


a) mendukung kelancaran dalam pelaksanaan kegiatan bantuan
pembayaran premi APPIK;
b) membuat rekapitulasi daftar calon penerima bantuan pembayaran
premi APPIK dan menyampaikan kepada Direktur Jenderal; dan
c) melakukan sosialisasi kegiatan bersama-sama dengan Direktorat
dan Dinas Kabupaten/Kota kepada petugas pendamping dan
pembudi daya ikan.

17 DITJEN PERIKANAN BUDIDAYA


Kementerian Kelautan dan Perikanan
PERAN DINAS Republik Indonesia

Dinas Kabupaten/Kota mempunyai tugas:


a) melakukan pendataan/inventarisasi/identifikasi
calon Pembudi Daya Ikan Kecil dan calon lokasi
untuk calon penerima bantuan pembayaran premi
APPIK;
b) membuat rekapitulasi daftar Pembudi Daya Ikan
Kecil Calon Penerima Bantuan Pembayaran Premi
APPIK dan menyampaikan kepada Direktur
Jenderal;
c) melakukan pendampingan kepada Pembudi Daya
Ikan Kecil dan/atau melalukan input data dalam
hal pengajuan permohonan bantuan melalui laman
www.satudata.kkp.go.id;
d) melakukan verifikasi Pembudi Daya Ikan Kecil
Calon Penerima Bantuan Pembayaran Premi APPIK
bersama-sama Penanggung;
e) melakukan sosialisasi kegiatan bersama-sama
dengan Direktorat dan Dinas Provinsi kepada
petugas pendamping dan Pembudi Daya Ikan; dan
f) melakukan pendampingan, pemantauan, dan
evaluasi dalam pelaksanaan kegiatan.
18 DITJEN PERIKANAN BUDIDAYA
Kementerian Kelautan dan Perikanan
PERAN PETUGAS PENDAMPING Republik Indonesia

Petugas pendamping mempunyai tugas:

§ melakukan pendampingan kepada Pembudi Daya Ikan Kecil dan/atau


melakukan input data dalam hal pengajuan permohonan bantuan melalui
laman www.satudata.kkp.go.id;

§ Melakukan verifikasi Pembudi Daya Ikan Kecil calon penerima bantuan


pembayaran premi APPIK bersama-sama penanggung; dan

§ melakukan pendampingan kepada Pembudi Daya Ikan Kecil dalam


pelaksanaan kegiatan.

19 DITJEN PERIKANAN BUDIDAYA

Anda mungkin juga menyukai