Anda di halaman 1dari 44

NILAI TAMBAH PENGOLAHAN KENTANG MENJADI

DONAT DAN SALURAN PEMASARAN


(Studi Kasus : Jl. Veteran, Pasar V, Helvetia, Kota Medan)

USULAN PENELITIAN

Oleh :
JEFFRY SON SIANIPAR
217320093

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
MEDAN
2021
Judul : Nilai Tambah Pengolahan Kentang Menjadi Donat dan Saluran Pemasaran
(Studi kasus : Jl. Veteran, Pasar V, Helvetia, Kota Medan)
Nama : Jeffry Son Sianipar
Npm : 217320093

Disetujui Oleh:
Komisi Pembimbing

(Donny Ivan Simatupang,SP,M.Agb) (Nurmely Violita Sitorus, SP, MP.)


Ketua Anggota

Diketahui Oleh:

(Helena T. Pakpahan, SP,M.Si)


Ketua Program Studi Agribisnis
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan sebagai Negara yang mengandalkan sector pertanian

sebagai penopang pembangunan juga sebagai sumber mata pencaharian

penduduknya. Sektor pertanian di Indonesia meliputi sub sektor pertanian, bahan

makanan, sub sektor hortikultura, sub sektor perikanan, sub sektor perternakan dan

sub sektor kehutanan. Pada awal tahap pembangunan, sektor pertanian merupakan

penopang perekonomian. Hal ini dikarenakan sektor pertanian membentuk proporsi

yang sangat besar bagi devisa Negara, penyediaan lapangan kerja, dan sumber

pendapatan masyarakat (Kharzani,2011)

Komoditi pertanian pada umumnya dihasilkan sebagai bahan mentah dan

mudah rusak, sehingga perlu langsung dikonsumsi atau diolah terlebih dahulu.

Sumbangan hasil produksi pertanian dapat berupa penyediaan bahan pangan, baik

berupa biji-bijian, sayur-sayuran dan buah-buahan. Meskipun demikian sektor

pertanian tidak sepenuhnya dapat menghasilkan output dengan atribut yang sesuai

yang diinginkan oleh konsumen, sehingga dilakukan beragam aktivitas untuk

memberi nilai guna/tambah. Proses pengolahan ini dapat meningkatkan guna

bentuk komoditi-komoditi pertanian (Janani, 2010)

Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan salah satu komoditas

hortikultura dari kelompok tanaman sayuran umbi yang sangat potensial

sebagai sumber karbohidrat dan mempunyai arti penting dalam perekonomian di

Indonesia. Dalam pengembangan agribisnis kentang mempunyai prospek yang


baik, karena dapat menunjang program penganekaragaman (diversifikasi)

pangan, peningkatan pendapatan petani, perbaikan gizi masyarakat, walaupun

pada awalnya didatangkan dari Amerika Selatan yang menjadi salah satu makanan

pokok penting di Eropa, sebagai komoditas ekspor dan bahan baku industri

pangan. Kentang merupakan jenis sayuran yang diprioritaskan pengembangannnya

karena merupakan sumber karbohidrat yang dapat mensubtitusi bahan pangan

lain seperti beras, jagung dan gandum (Anonim, 1984).

Produksi kentang dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan, namun

itu belum sebanding dengan permintaan akan kentang. Permintaan akan kentang

terus meningkat, terutama untuk pasar internasional. Dimana semakin banyak

Negara yang meminati kentang walaupun dalam situasi pandemi saat ini seperti

Singapura, Malaysia,dan Uni Eropa.

Upaya meningkatkan nilai jual kentang yang halus dengan cara mengolah
menjadi donat (Spudnut), melalui dengan cara kentang harus dikukus dalm kondisi
masih berkulit dan belum dikupas. Karena jika sudah dikupas kulitnya, kentang
akan menyerap lebih banyak air saat dikukus. Sehingga, akan membulat adonan
kentang halus akan lebih berair dan berpengaruh pada hasil akhir donat.
Penggunaan Kentang sebagai campuran donat akan membantu mengurangi jumlah
terigu yang digunakan. Donat yang dihasilkan dengan campuran kentang memiliki
perbedaan dengan donat pada umumnya. Perbedaan ini tentunya akan
mempengaruhi tingkat penerimaan konsumen. Menurut Badan Pusat Statistik
(2018), data penyebaran luas panen, produksi dan produktivitas kentang di
Indonesia dapat dilihat pada tabel 1 berikut ;
Tabel 1.Data Luas Lahan,Produksi dan Produktivitas Kentang di Indonesia
Tahun 2017
Produktivitas
Provinsi Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) (Ton/Ha)
Aceh 2.177 47.96 22,03
Sumatera Utara 6.183 96.893 15,67
Sumatera barat 1.963 40.398 20,58
Riau - - -
Jambi - - -
Sumatera Selatan 4.834 82.252 17,02
Bengkulu 452 6.226 13,77
Lampung 21 336 16,00
Bangka Belitung - - -
Kepulauan Riau - - -
DKI Jakarta - - -
Jawa Barat 12.637 277.187 21,93
Jawa Tengah 15.579 269.476 17,30
DI Yogyakarta - - -
Jawa Timur 12.029 241.18 20,05
Banten - - -
Bali 26 424 16,31
Nusa Tenggara Barat 119 1.804 15,16
Nusa Tenggara Timur 112 827 7,38
Kalimantan Barat - - -
Kalimantan Tengah - - -
Kalimantan Selatan - - -
Kalimantan Timur - - -
Kalimantan Utara - - -
Sulawesi Utara 17.287 65.574 3,79
Sulawesi Tengah 108 1.943 17,99
Sulawesi Selatan 1.841 31.831 17,29
Sulawesi Tenggara - - -
Sulawesi Barat 3 30 10,00
Gorontalo - - -
Maluku 5 1 0,20
Maluku Utara - - -
Papua Barat 166 33 0,20
Papua 33 41 1,24

Indonesia 75.611,00 1.164738,00 15,40


(Sumber Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara,2019)
Pada tabel 1, diketahui bahwa pada tahun 2017 Provinsi Sumatera Utara

berada pada tingkat 4 tertinggi produksi kentang di Indonesia yaitu sebesar 96.893

ton dan urutan ke 5 luas panen tertinngi dengan luas panen sebesar 6.1.183 ha,

dengan Produktivitas sebesar 15,67 ton/ha. Luas panen, Produksi dan Produktivitas

kentang di Provinsi Sumatera Utara pada Tahun 2017-2018 dapat diliat pada tabel 2

berikut ;

Tabel 2.Data Luas Lahan, Produksi dan Produksi kentang menurut Provinsi
Sumatera Utara tahun 2017 s.d 2018.

    2017  2018 2017  2018 2017  2018


Luas Luas
No Kabupaten lahan Lahan Produksi Produksi Produktivitas Produkstivitas
(Ha) (Ha) (Ton) (Ton) (Ton/Ha) (Ton/Ha)

1 Nias - - - - - -

2 Mandailing Natal 2 19 464 3,882 232 204,315

3 Tapanuli Selatan - - - - - -

4 Tapanuli Tengah - - - - - -

5 Tapanuli Utara 77 67 4,955 2,309 64,350 34,462

6 Toba Samosir 44 5 845 1110 211,250 222

7 Labuhan Batu - - - - - -

8 Asahan -  -  -  -  -  - 

9 Simalungun 2122 1628 354,746 278,432 167,175 171,027

10 Dairi 447 737 26,144 34,553 58,487 46,883

11 Karo 2850 3306 447,906 574,125 157,160 222

12 Deli Serdang - - - - - -
13 - - - - - -
Langkat

14 Nias Selatan  - -  -  -  -  - 

15 Humbang Hasundutan 149 246 21,809 42,820 146,369 174,065

16 Pakpak Barat  - -  -  -  -  - 

17 Samosir 532 782 112,060 142,925 210,639 182,768

18 Serdang Bedagai - - - - - -

19 Batubara  - -  -  -  -  - 

20 Padang Lawas Utara - - - - - -

21 Padang Lawas - - - - - -

22 Labuhan Batu Selatan - -  - -  -  - 

23 Labuhan Batu Utara - -  -  -  -  - 

24 Nias Utara - - - - - -

25 Nias Barat - - - - - -

  Total 6183 6790 968,929 108,015 156,708 159,080


(Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara,2019)

Pada Tabel 2, diketahui bahwa pada tahun 2017-2018 Kabupaten karo berada

pada peringkat 1 tertinggi produksi kentang di Provinsi Sumatera Utara yaitu

sebesar 447,906-574,125 ton dan urutan ke 1 luas panen tertinggi dengan luas

selebar 2,850-3,306 ha, dengan itu kentang di kabupaten Karo menempati urutan 1

dengan Produktivitas sebesar 157,160-173,661 ton/ha.

Pengertian nilai tambah (value added) adalah suatu komoditas yang

bertambah nilainya karena melalui proses pengolahan, pengangkutan ataupun


penyimpanan dalam suatu produksi. Dari pengertian ini definisi nilai tambah adalah

selisih lebih antara nilai produk dengan nilai biaya input, tidak termasuk upah tenga

kerja. Dari pengertian tersebut, bahan baku yang telah mengalami perubahan nilai

karena mengalami pengolahan dapat dihitung ataupun diperkirakan seberapa besar

nilainya (Imani,2016)

Donat kentang atau biasa disebut dengan Spudnut adalah donat manis yang

terbuat dari campurkan kentang tumbuk ataupun tepung kentang. Kentang

(Solanum tuberosum L.) merupakan tanaman umbi yang hidup di daerah dataran

tinggi. Umbi kentang merupakan sumber karbohidrat oleh karena itu sangat

persfektif sebagai bahan baku produk pangan yang mampu meningkatkan status

gizi masyarakat. Di beberapa negara, kentang digunakan sebagai bahan pangan

pokok. Nilai gizi kentang dipengaruhi oleh faktor genetik (varietas), umur panen,

dan kondisi lingkungan seperti iklim, tanah, dan cara budidaya.Peluang bisnis

membulat aneka donat sangat menjanjikan,asalkan kita mampu menyajikan produk

yang lebih unggul dari produk yang sudah ada”(Chan,2009). Diharapkan produk

Donat kentang ini dapat menjadi salah satu produk unggulan.

Berdasarkan hasil pra survei yang dilakukan oleh peneliti,dimana harga beli

bahan baku (kentang) Rp. 8.000 s.d Rp. 15.000/kg, namun setelah diolah menjadi

donat harganya menjadi sekitar Rp. 2.124/biji. Dimana dalam satu kali proses

pengolahan kentang menjadi donat membutuhkan bahan baku kentang yang

digunakan sekitar 445 kg dan akan menghasilkan produk olahan donat kentang

sekitar 5.500 biji. Donat kentang Syifa ini sudah dipasarkan ke berbagai daerah
khususnya di Kota Medan, seperti Jl.Setia Budi (simpang Sei-Belutu), Tj.Anom,

Helvetia Jl Veteran. Donat Kentang Syifa didirikan pada tahun 2013 dan saat ini

termasuk produk yang menjadi minat masyarakat khususnya di Kota Medan. Oleh

karena itu, berdasarkan latar Belakang diatas pengolahan kentang menjadi donat

dapat diteliti, karena pengolahan kentang menjadi donat sepanjang yang diketahui

belum pernah diteliti sebelumnya. Maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian yang berjudul“ Nilai Tambah Pengolahan Kentang Menjadi Donat

Dan Saluran Pemasaran di Kota Medan “.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka permasalahan yang dapat

dirumuskan dalam penelitian yang akan dilakukan ialah sebagai berikut:

1. Bagaimana tahapan pengolahan kentang menjadi donat di daerah penelitian.

2. Bagaimana biaya produksi, penerimaan dan pendapatan pengolahan kentang

menjadi donat di daerah penelitian.

3. Bagaimana nilai tambah yang dihasilkan dari pengolahan kentang menjadi

donat di daerah penelitian.

4. Bagaimana kelayakan pengolahan kentang menjadi donat didaerah

penelitian.

5. Bagaimana saluran pemasaran, margin pemasaran, Farmer’s Share dan

rasio keuntungan donat kentang syifa di daerah penelitian.


1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini antara lain :

1. Untuk menganalisis tahapan pengolahan kentang menjadi donat di daerah

penelitian.

2. Untuk menganalisis biaya produksi, penerimaan dan pendapatan pengolahan

kentang menjadi donat di daerah penelitian.

3. Untuk menganalisis nilai tambah yang dihasilkan dari pengolahan kentang

menjadi donat di daerah penelitian.

4. Untuk menganalisis pengolahan kentang menjadi donat layak diusahakan di

daerah penelitian..

5. Untuk menganalisis saluran pemasaran, margin pemasaran, farmer’s share

dan rasio keuntungan donat kentang syifa di daerah penelitian.

1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Sebagai salah satu syarat untuk dapat menyusun skripsi pada Program Studi

Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Methodist Indonesia.

2. Sebagai bahan informasi bagi masyarakat umum maupun petani kentang

yang tertarik untuk melakukan pengolahan gula aren menjadi gula semut.

3. Sebagai bahan informasi bagi peneliti lain yang memiliki relevansi dengan

tujuan penelitian ini.


II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA

PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Aspek Budidaya Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.)

Menrurut Setiadi, (2000) dalam Ronny, (2014) Solanum tuberosum L atau

kentang merupakan tanaman setahun, bentuk sesungguhnya menyemak dan bersifat

menjalar. Batangnya berbentuk segi empat, panjangnya bisa mencapai 50-120 cm,

dan tidak berkayu. Batang dan daun berwarna hijau kemerah-merahan atau keungu-

unguan. Buahnya berwarna kuning keputihan atau ungu, tumbuh diketiak dan teratas,

dan berjenis kelamin dua. Benang sarinya berwarna kekuning-kuningan dan

melingkari tangkai putik. Putik ini biasanya lebih cepat masak.

Kentang termasuk tanaman yang dapat tumbuh di daerah tropika dan

subtropika, dapat tumbuh pada ketinggian 500 sampai 3000 m di atas permukaan laut,

dan yang terbaik pada ketinggian 1300 m di atas permukaan laut. Tanaman

kentang dapat tumbuh baik pada tanah yang subur, mempunyai drainaseyang

baik, tanah liat yang gembur, debu atau debu berpasir. Tanaman kentang

toleran terhadap pH pada selang yang cukup luas, yaitu 4,5 sampai 8,0, tetapi

untuk pertumbuhan yang baik dan ketersediaan unsur hara, pH yang baik

adalah 5,0 sampai 6,5 (Ewing dan Keller, 1982).


Adapun Klasifikasi tanaman kentang adalah:

Klasifikasi Kentang sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Solanales

Famili : Solanaceae

Genus : Solanum

Spesies : Solanium tuberosum L.

Menurut Setiadia, (2000) dalam Ronny, (2014) Tanaman kentang (Solanum

tuberosum) berasal dari daerah subtropics, tepatnya di pengunungan Andes, Amerika

Selatan, perbatasan antara Bolivia dan Peru.

2.1.2 Manfaat Donat Kentang

Proses pembuatannya donat kentang cukup mudah. Meskipun sering dianggap

hanya makanan ringan, namun didalam makanan ini banyak mengandung nutrisi yang

sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia, misalnya protein, karbohidrat, lemak,

kalsium, zat besi dan masih banyak lagi. Semua kandungan-kandungan tersebut

diperoleh dari bahan baku pada pembuatan makanan ini. Kini donat kentang Syifa

terkhusunya dapat dijumpai diberbagai daerah kota medan provinsi Sumatera Utara.
Berikut ini ada beberapa manfaat dari donat kentang,yaitu:

1. Mengendalikan Tekanan Darah Potassium dikenal sebagai mineral yang

membantu mengurangi resiko tekanan darah tinggi. Kelebihan sodium (natrium)

dalam tubuh dapat meningkatkan tekanan darah. Potassium dapat mencegah kenaikan

tekanan darah akibat kelebihan sodium.

2. Menjaga Fungsi Otot dan Syaraf Potassium berperan penting dalam

mengatur kontraksi otot dan relaksasi otot. Sebagian besar ion potassium dalam tubuh

kita terdapat dalam otot. Potassium membantu mempertahankan fungsi otot dan

syaraf serta membantu fungsi gerakan refleks. Kram otot adalah salah satu gejala

kekurangan mineral potassium dalam darah.

3. Menjaga Kesehatan Tulang Potassium bermanfaat bagi kesehatan tulang.

Potassium turut berperan penting dalam menetralkan kelebihan keasaman tubuh yang

dapat mempengaruhi kadar kalsium dalam tubuh yang sangat diperlukan untuk 4.

Membantu Metabolisma Potassium membantu proses metabolisma karbohidrat dan

lemak. Potassium turut berperan dalam membantu tubuh untuk memperoleh energi

dari makanan yang kita konsumsi.

4. Membantu Metabolisma Potassium membantu proses metabolisma

karbohidrat dan lemak. Potassium turut berperan dalam membantu tubuh untuk

memperoleh energi dari makanan yang kita konsumsi.


5. Mengurangi Resiko Stress Potassium turut berperan membantu fungsi

hormonal tubuh termasuk terhadap hormon yang yang mempengaruhi stress seperti

cortisol dan adrenalin.

6. Menjaga Keseimbangan Air Potassium merangsang ginjal untuk

membuang limbah sisa metabolisma sehingga menjaga keseimbangan kadar air di

dalam tubuh.

7. Menjaga Kesehatan Ginjal Mendapatkan cukup asupan potassium dari

makanan dapat mengurangi resiko terbentuknya batu ginjal. Potassium bermanfaat

mengurangi ekskresi kalsium. Salah satu penyebab batu ginjal adalah tingginya kadar

kalsium dalam urin.

8. Mengatur Keasaman dalam Tubuh Proses metabolisma dalam tubuh

menghasilkan beberapa berbagai asam yang dapat meningkatkan keasaman (pH)

tubuh yang harus dinetralkan oleh senyawa yang bersifat basa. Potassium adalah

salah satu mineral yang bersifat basa dan berperan dalam menetralkan keasaman

cairan tubuh.

9. Membantu Fungsi Otak Mencukupi kebutuhan potassium bagi tubuh dapat

membantu fungsi otak. Dengan kata lain potassium yang terkandung di dalam

kentang dapat membantu lancarkan fungsi otak. Potassium membantu transport

oksigen dan bertindak sebagai neurotransmitter yang membawa sinyal-sinyal syaraf.


10. Menjaga Kesehatan Kulit Karena potassium membantu menjaga

keseimbangan air berdasarkan kebutuhan sel maka mineral ini juga membantu

menjaga kulit agar tetap terhidrasi dan terjaga kelembabannya. Selain itu potassium

juga membantu pertumbuhan sel-sel tubuh termasuk pada jaringan kulit. Kandungan

potassium donat kentang jumlahnya dua kali lipat daripada kandungan potassium

yang ada dalam pisang dan fiber!! Selain potassium, ia juga mengandungi vitamin

B1, B2 dan B3 serta sedikit kandungan protein dan zat besi. Jumlah lemaknya di

bawah paras 25%, sehinga dapat menghalang endapan kolesterol di dalam lapisan

saluran darah. Kentang cocok bagi yang mengalami kekurangan gula dalam darah.

Selain itu donat dengan kandungan kentang yang tinggi merupakan sumber terbaik

dalam pembentukan zat besi dalam darah. Ini mampu menjamin sistem ketahanan

badan kamu, karena mengandung vitamin serta kalsium yang tinggi.

Selain itu donat kentang memiliki manfaat bagi kesehatan. Kandungan

seluruh vitamin B, vitamin A, C, D, E, K, lengkap tersedia. Kemudian jumlah lemak

yang sedikit dan karbohidrat yang tinggi. (Anonimus, 2019)

2.1.3 Penelitian Terdahulu

Menurut Zuliya Hermi, (2014) dengan judul penelitian “ANALISIS

SEGMENTASI PASAR DONAT KENTANG”, di Kecamatan Medan Baru.

Dibimbing oleh ibu Ir. Iskandarini, MM, Ph.D dan bapak Dr. Ir. Satia Negara Lubis,

M.Ec. untuk mendeskripsikan pembuatan donat kentang, dan menganalisis

segmentasi pasar donat kentang. Metode analisis yang digunakan metode analisis

deskriptif. Tehnik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Data


yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan data primer. Tehnik

pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan pencatatan. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa: (1) Bahan bakupembuatan donat kentang yaitu, tepung terigu,

susu bubuk full cream, ragi instan, kentang segar, gula halus, mentega, garam, telur

dan air dingin. Setelah diolah donat kentang digoreng hingga berwarna keemasan,

setelah itu donat kentang diberi toping. (2) Segmentasi pasar donat kentang: (a)

Berdasarkan segmentasi demografi: konsumen donat kentang lebih banyak berjenis

kelamin perempuan, berumur diantara 21-25 tahun, memiliki tingkat pendidikan S1,

berstatus sebagai mahasiswa dan memiliki pendapatan antara Rp 500.000-Rp

1.500.000/bulan. (b) Berdasarkan segmentasi psikografi: Donat kentang dapat

dinikmati oleh semua kalangan, konsumen lebih menyukai rasa coklat, dan variasi

rasa donat kentang menentukan pilihan dalam membeli donat kentang. (c)

Berdasarkan segmentasi perilaku: konsumen membeli donat kentang 1-2 kali/bulan,

pengeluaran untuk membeli donat kentang Rp 25.000/bulan, harga donat kentang

yang membuat konsumen tertarik adalah Rp 2000/donat kentang.

Menurut Novelina, (2012) dengan judul penelitian “KARAKTERISTIK

FISIK, KIMIA DAN ORGANOLEPTIK DONAT KENTANG READY TO

COOK SETELAH PROSES PEMBEKUAN”. Penelitian ini dilaksanakan di

Laboratorium Total Quality Control (TQC) Fakultas Teknologi Pertanian,

Laboratorium Kimia, Biokimia Pertanian, Nutrisi dan Pangan Hasil Teknologi

Pertanian, dan Laboratorium Non Ruminansia Fakultas Pertanian Universitas Andalas

pada bulan April sampai Juni 2012. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui seberapa besar pengaruh pembekuan terhadap karakteristik fisik, kimia


dan organoleptik adonan kentang siap masak setelah proses pembekuan dan sebagai

peluang usaha di industri makanan. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan

Acak Lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang digunakan

adalah Donat Kentang siap masak A (Tanpa pembekuan), B (Pembekuan 6 hari), C

(Pembekuan 12 hari), D (Pembekuan 18 hari), E (Pembekuan 24 hari) dan F

(Pembekuan 30 hari). Data yang diperoleh dianalisis dengan uji F kemudian

dilanjutkan dengan uji Tukey Honestly Significant Difference (Tukey-HSD) pada

taraf nyata 5%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lama pembekuan

memberikan pengaruh yang sangat berbeda nyata terhadap derajat perkembangan,

kadar air, kadar lemak, daya serap minyak, kadar abu dan protein, kadar karbohidrat

dan kadar pati serta nilai kalornya. Hasil analisis organoleptik dan kimiawi

menunjukkan produk donat kentang siap masak dengan pembekuan 6 hari merupakan

produk terbaik dengan tingkat penerimaan panelis foraroma, warna, rasa 90% dan

tekstur 95%, derajat perkembangan 87,67%, kadar air 21,67%, kadar lemak 23,67% ,

penyerapan minyak 17,00%, kadar abu 3,00%, kadar protein 8,67%, kadar

karbohidrat 51,00%, analisis nilai kalori 422,67 kkal / 100gr dan kadar pati 13,00%.

Menurut Dimas Prasidi (2020) dengan judul penelitian, “Analisis NILAI

TAMBAH KENTANG SEBAGAI BAHAN BAKU KRIPIK KENTANG

KEJU” (Studi kasus : Umkm Snack Buenda, Jln. Jawa gg. Buntu I, Kecamatan

Medan Helvetia, Kota Medan), dibimbing oleh Ainul Mardiyah,S.P., M.Si. selaku

ketua komisi pembimbing dan Mailina Harahap, S.P., M.Si selaku anggota komisi

pembimbing. Tanaman kentang (Solanum Tuberosum .L) menghasilkan umbi

sebagai komoditas sayuran yang dikembangkan dan berpotensi untuk dipasarkan di


dalam negeri maupun diekspor. Tanaman kentang merupakan salahsatu

tanaman penunjang program diversifikasi pangan untuk memenuhi kebutuhan

gizi masyarakat. Pengembangan agribisnis di Indonesia dapat melalui

berbagai subsektor di dalam sektor pertanian. Salah satu sub sektor yang

potensial dikembangkan adalah tanamanhortikultura dengan komoditas unggulannya

yaitu kentang. Komoditas kentang potensial dikembangkan karena memiliki

nilai ekonomis yang tinggi dibandingkan komoditas hortikultura lainnya.

Nilai ekonomis tersebut tercermin dari harga kentang yang relatif stabil, potensi

bisnisnya tinggi, segmen usaha dapat dipilih sesuai dengan modal, pasar terjamin dan

pasti, selain itu kentang memiliki sifat daya simpan lebih lama daripada

tanaman hortikultura lain. Keripik kentang merupakan makanan ringan (snack

food) yanglebih mengutamakan kenampakan (appearance), tekstur dan warna

dibandingkan kandungan gizinya, sehingga peningkatan kualitas keripik kentang

sebaiknya diarahkan pada peningkatan kerenyahan atau tekstur dan perbaikan

warna agar lebih menarik. Setiap unit investasi pada sektor UMKM dapat

menciptakan lebih banyak kesempatan kerja biala dibandingkan dengan investasi

yang sama pada usaha besar yaitu pada tahun 2016 sebanyak 5.370, usaha dengan

penyerapan tenaga kerja sebesar 3.44.746, pada tahun 2017 sebanyak 5.460 usaha

dengan penyerapan tenaga kerja sebesar 3.586.769. Penelitian ini bertujuan untuk

menganalisis nilai tambah dari tanaman kentang dan kontribusi kentang yang

diolah menjadi kripik kentang keju, dengan mengetahui nilai tambah maka dapat

dijadikan sebagai dasar dalam usaha kripik kentang keju sehingga dapat
diketahuin berapa bahan baku yang digunakan untuk usaha kripik kentang keju

tersebut.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Industri Pengolahan Agroindustri

Agroindustri pengolahan hasil pertanian merupakan bagian dari agroindustri,

yang mengolah bahan baku yang bersumber dari tanaman, binatang dan ikan.

Pengolahan yang dimaksud meliputi pengolahan berupa proses transformasi dan

pengawetan melalui perubahan fisik atau kimiawi, penyimpanan, pengepakan, dan

distribusi. Pengolahan dapat berupa pengolahan sederhana seperti pembersihan,

pemilihan (grading), pengepakan atau dapat berupa pengolahan yang lebih canggih

seperti penggilingan (milling), penepungan (powdering), ekstraksi dan penyulingan

(action), penggorengan (roasting), pemintalan (spinning), pengalengan (canning)  da

n prosespabrikasi lainnya. Dengan perkataan lain, pengolahan adalah suatu operasi

atau rentetan operasi terhadap suatu bahan mentah untuk dirubah bentuknya dan

komposisinya. Dari definisi tersebut terlihat bahwa pelaku agroindustri pengolahan

hasil pertanian berada diantara petani yang memproduksi dengan konsumen atau

pengguna hasil agroindustri. Dengan demikian dari uraian diatas menunjukkan bahwa

Agroindustri pengolahan hasil pertanian, mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : (a)

dapat meningkatkan nilai tambah, (b) menghasilkan produk yang dapat dipasarkan
atau digunakan atau dimakan, (c) meningkatkan daya saing, dan (d) menambah

pendapatan dan keuntungan bagi produsen(Rahim,2015)

Kelangsungan agroindustri ditentukan pula oleh kemampuan dalam bahan

baku. Tetapi pengadaan bahan baku jangan sampai merupakan isu yang dominan

sementara pemasaran dipandang sebagai isu kedua, karena baik pemasaran maupun

pengadaan bahan baku secara bersama menentukan keberhasilan agroindustri. Tetapi

karena pengkajian agronomi memerlukan waktu dan sumber daya yang cukup

banyak, maka identifikasi kebutuhan pasar sering dilakukan terlebih dahulu. Alasan

lain adalah karena lahan dapat digunakan untuk berbagai tanaman atau ternak,

sementara pengkajian pemasaran dapat memilih alternatif. Karakteristik agroindustri

yang menonjol sebenarnya adalah adanya ketergantungan antar elemen-elemen

agroindustri, yaitu pengadaan bahan baku, pengolahan dan pemasaran

produk(Rahim,2015).

2.2.2 Nilai Tambah

Menurut Kotler (2015) ,bahwa nilai tambah sebagai selisih antara nilai output

produksi yang dihasilkan perusahaan dengan input yang dikeluarkan. Konsep nilai

tambah ini menjadi sangat tergantung dari permintaan yang ada dan sering kali

mengalami perubahan sesuai dengan nilai-nilai dalam suatu produk yang diinginkan

oleh konsumen, pendapatan dan lingkungan banyak menjadi faktor yang merubah

prefensi konsumen akan suatu produk, demikian halnya di sektor pertanian. Sumber-

sumber nilai tambah adalah manfaat faktor seperti tenaga kerja, modal, sumber daya

alam dan manajemen. Faktor-faktor yang mendorong terciptanya nilai tambah yaitu :
1. Kualitas artinya produk dan jasa yang dihasilkan sesuai atau lebih dari

ekspektasi yang diharapkan oleh konsumen.

2. Fungsi, dimana produk dan jasa yang dihasilkan sesuai dengan fungsi yang

diminta dari masing-masing pelaku.

3. Bentuk, produk yang dihasilkan sesuai dengan bentuk yang diinginkan

konsumen.

4. Tempat, produk yang dihasilkan sesuai dengan tempat.

5. Waktu, produk yang dihasilkan sesuai dengan waktu.

6. Kemudahan, dimana produk yang dihasilkan mudah dijangkau oleh

konsumen.

Menurut Ruauw dkk, (2012) menyatakan bahwa nilai tambah (value added)

adalah pertambahan nilai suatu komoditas karena mengalami proses pengolahan,

pengangkutan ataupun penyimpanan dalam suatu produksi. Dalam proses pengolahan

nilai tambah dapat didefenisikan sebagai selisih antara nilai produk dengan nilai biaya

bahan baku dan input lainnya, tidak termasuk tenaga kerja. Sedangkan marjin adalah

selisih antara nilai produk dengan harga bahan bakunya saja. Dalam marjin ini

tercakup komponen faktor produksi yang digunakan yaitu tenaga kerja, input lainnya

dan balas jasa pengusaha pengolahan.

Rumus : NT : NP – ( NBB + NBP + NPP )

Keterangan :

NT = Nilai Tambah
NP = Nilai Produk
NBB = Nilai Bahan Baku
NBP = Nilai Bahan Penunjang
NPP = Nilai Penyusutan Peralatan
Harga Beli
Biaya Penyusutan =
Umur Pakai
2.2.3 Biaya Produksi, Penerimaan, dan Pendapatan

2.2.3.1 Biaya Produksi

Menurut Jannah (2018), biaya produksi adalah biaya untuk memproduksi

yang terdiri dari bahan langsung, upah langsung, biaya dan biaya tidak langsung.

Biaya merupakan nilai dari semua masukan ekonomi yang diperlukan yang dapat

diperkirakan dan dapat diukur untuk mengasilkan sesuatu produk. Biaya dalam proses

produksi berdasarkan jangka waktunya dapat dibedakan menjadi dua yaitu biaya

jangka pendek dan jangka panjang. Biaya jangka pendek berkaitan dengan

penggunaan biaya dalam waktu atau situasi yang tidak lama, dapat berubah-ubah.

Namun demikian biaya produksi jangka pendek masih dapat dibedakan adanya biaya

tetap dan biaya variabel, sedangkan dalam jangka panjang semua faktor produksi

adalah biaya variabel. Pada dasarnya biaya yang diperhitungkan dalam jangka pendek

adalah biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variable cost).

a. Biaya tetap (fixed cost) merupakan biaya yang dikeluarkan untuk

pembayaran input-input tetap dalam proses produksi jangka pendek. Perlu

dicatat bahwa penggunaan input tetap tidak tergantung pada kuantitas

output yang diproduksi. Dalam jangka pendek yang termasuk biaya tetap
adalah biaya untuk mesin dan peralatan, upah dan gaji tetap untuk tenaga

kerja.

b. Biaya variabel (variable cost) merupakan biaya yang dikeluarkan untuk

pembayaran input-input variabel dalam proses produksi jangka pendek.

Perlu dicatat bahwa penggunaan input variabel tergantung pada kuantitas

output yang diproduksi, pada umumnya semakin besar pula input variabel

yang digunakan. Dalam jangka pendek , yang termasuk biaya variabel

adalah biaya atau upah tenaga kerja langsung, biaya bahan penolong dan

lain-lain.

2.2.3.2 Penerimaan

Penerimaan (revenue) adalah semua penerimaan produsen dari hasil penjualan

barang atau outputnya. Beberapa konsep penerimaan adalah sebagai berikut :

a. Penerimaan Total atau Total Revenue (TR)

Penerimaan total adalah penerimaan seluruhnya yang diterima oleh produsen

dari hasil penjualan.

b. Penerimaan Rata-Rata atau Averange Revenue (AR)

Pnerimaan rata-rata adalah produsen per unit barang yang dijualnya.

Semakin banyak jumlah produk yang dihasilkan, semakin tinggi harga per

unit produk bersangkutan, maka penerimaan total yang diterima produsen akan

semakin besar. Sebaliknya jika produk yang dihasilkan sedikit dan harganya rendah

maka penerimaan total yang diterima oleh produsen semakin kecil. Penerimaan total
yang diterima oleh produsen dikurangi dengan biaya total yang dikeluarkan akan

memperoleh pendapatan bersih yang merupakan keuntungan yang diperoleh

produsen(Soekartawi, 2011).

Penerimaan = Py . Y

Dimana :

Py : Harga Produksi (Rp/Kg)

Y : Jumlah Produksi (Kg)

2.2.3.3 Pendapatan

Menurut Ravianto et al (2015) dalam Nainggolan (2019), Pendapatan

merupakan selisih penerimaan dengan semua biaya produksi. Pendapatan meliputi

pendapatan kotor (penerimaan total) dan pendapatan bersih. Pendapatan kotor adalah

nilai produksi komoditas pertanian secara keseluruhan sebelum dikurangi biaya

produksi. Pendapatan sangat berpengaruh bagi kelangsungan suatu usaha, semakin

besar pendapatan yang diperoleh maka semakin besar kemampuan suatu usaha untuk

membiayai segala pengeluaran dan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan. Kondisi

seseorang dapat diukur dengan menggunakan konsep pendapatan yang menunjukkan

jumlah seluruh uang yang diterima oleh seseorang atau rumah tangga selama jangka

waktu tertentu. Ada definisi lain mengenai pendapatan yaitu pendapatan dikatakan
sebagai jumlah penghasilan yang diperoleh dari hasil pekerjaan dan biasanya

pendapatan seseorang dihitung setiap tahun atau setiap bulan.

2.2.4 Kelayakan Usaha

Kelayakan usaha atau disebut juga Feasibility study adalah kegiatan untuk

menilai sejauh mana manfaat yang dapat diperoleh dalam melaksanakan suatu

kegiatan usaha. Dalam rangka mencari ukuran yang menyeluruh sebagai dasar

persetujuan atau penolakan maupun pengurutan suatu proyek/usaha, telah

dikembangkan berbagai macam cara yang dinamakan investment criteria/kriteria

kelayakan, seperti :

1. R/C rasio

R/C rasio adalah perbandingan antara penerimaan penjualan dengan biaya-

biaya yang dikeluarkan selama proses produksi hingga menghasilkan produk.

Usaha akan menguntungkan apabila nilai R/C > 1. Semakin besar nilai R/C

semakin besar pula tingkat keuntungan yang akan diperoleh dari usaha

tersebut.

2. Break Event Point (BEP) dapat diartikan sebagai suatu keadaan dimana

dalam operasinya perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak rugi (total

penghasilan=total biaya). Pada dasarnya, sebuah usaha dinyatakan layak

apabila penjualan atau produksi melebihi penjualan atau produksi pada saat

mencapai titik impas, maka usaha tersebut telah mendatangkan keuntungan

sehingga layak untuk diusahakan (Asmarantaka, 2012).


2.2.5 Definisi Pemasaran

Menurut Handoko dalam Saragih (2018), Pemasaran adalah sejumlah kegiatan

bisnis yang tujuan utamanya adalah untuk memberikan kepuasan kepada konsumen

dari barang atau jasa yang ditawarkan. Pemasaran sebagai suatu proses sosial dan

manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka

butuhkan dan inginkan, lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik dan nilai

dengan orang lain. Sehingga dapat diterangkan bahwa arti pemasaran adalah jauh

lebih luas daripada arti penjualan.Pemasaran mencakup usaha perusahaan yang

dimulai dengan mengidentifikasikan kebutuhan konsumen yang perlu dipuaskan,

menentukan harga produk yang sesuai, menentukan cara-cara promosi dan

penyaluran/penjualan produk tersebut. Jadi, kegiatan pemasaran adalah kegiatan-

kegiatan yang saling berhubungan sebagai suatu sistem.

2.2.6 Saluran Pemasaran, Margin Pemasaran, farmer's share dan Rasio

Keuntungan

2.2.6.1 Saluran Pemasaran

Saluran pemasaran alat dan sarana yang dapat digunakan oleh produsen untuk

menyalurkan hasil produksinya hingga ke konsumen. Saluran tata niaga dapat

berlangsung apabila ada : (a) adanya kelompok lembaga, (b) adanya kegiatan atau

fungsi yang dilaksanakan oleh lembaga tersebut, (c) adanya arah pergerakan barang

atau produk serta kepemilikan dari lingkungan produsen sampai ke pihak konsumen.

Menurut Kotler (2015), Menyatakan definisi saluran pemasaran sebagai

“rangkaian organisasi yang saling tergantung yang terlibat dalam proses untuk
menjadikan suatu produk barang atau jasa siap untuk dikonsumsi”. Dalam proses

penyaluran produk dari pihak produsen hingga mencapai konsumen akhir, sering

ditemui adanya lembaga-lembaga perantara, mulai dari produsen sendiri, lembaga-

lembaga perantara, hingga konsumen akhir. Karena adanya perbedaan jarak dari

lokasi produsen ke lokasi konsumen, maka fungsi perantara sering diharapkan

kehadirannya untuk membantu penyaluran barang barang dari produsen ke

konsumen. Semakin jauh jarak antara produsen dengan konsumen, maka saluran

pemasaran yang terbentuk pun akan semakin panjang. Keputusan saluran pemasaran

merupakan salah satu keputusan yang paling rumit dan menantang yang dihadapi

produsen. Artinya, saluran pemasaran yang dipilih akan sangat mempengaruhi semua

keputusan pemasaran lainnya.

Adapun jenis-jenis Saluran Pemasaran yaitu :

 Saluran tingkat nol. Sesuai namanya perusahaan yang menerapkan saluran

tingkat nol, produsen menjual barangnya langsung kepada konsumen. Penjualan

tersebut dapat dilakukan melalui promosi door-to-door, iklan di TV (home shopping),

internet, dsb.

 Saluran tingkat satu. Perusahaan yang menerapkan saluran tingkat satu,

produsen menjual barangnya ke pengecer kemudian ke konsumen.

 Saluran tingkat dua. Perusahaan yang menerapkan saluran tingkat dua,

produsen menjual barangnya dari ke pedagang grosir, pedagang pengecer, lalu ke

konsumen
 Saluran tingkat tiga. Perusahaan yang menerapkan saluran tingkat tiga,

produsen menjual barangnya ke pedagang besar, pedagang grosir, pengecer lalu ke

konsumen.

2.2.6.2 Margin Pemasaran

Margin pemasaran merupakan perbedaan harga atau selisih harga yang

dibayar konsumen akhir dengan harga yang diterima oleh petani. Hal ini margin

pemasaran pedagang pengumpul adalah perbedaan harga yang dibayarkan kepada

petani dengan harga jual kepada pedagang pengecer dan konsumen dalam saluran

pemasaran dengan komuditas yang sama. Margin pemasaran dapat ditinjau dari dua

sisi, yaitu sudut pandang harga dan biaya pemasaran.Analisis pemasaran yang

menggunakan konsep margin pemasaran yang dipandang dari sisi harga ini. Margin

pemasaran merupakan selisih harga yang dibayar konsumen ahir dan harga yang

diterima petani produsen menganggap bahwa selama proses pemasaran terdapat

beberapa lembaga pemasaran yang terlibat dalam aktivitas pemasaran ini, maka dapat

dianalisis distribusi margin pemasaran diantara lembaga – lembaga pemasarann yang

terlibat ini (Asmarantaka, 2012).

Margin pemasaran dapat ditinjau dari dua sisi, yaitu sudut pandang harga dan

biaya pemasaran. Analisis pemasaran yang sering menggunakan konsep margin

pemasaran yang dipandang dari sisi harga ini. Margin pemasaran merupakan selisih

harga yang dibayar konsumen akhir dan harga yang diterima petani produsen.

Menganggap bahwa selama proses pemasaran terdapt beberapa lembaga pemasaran


yang terlibat dalam aktivitas pemasaran ini, maka dapat 15 dianalisis distribusi

margin pemasaran diantara lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat tersebut.

Sementara itu distribusi margin merupakan pembagian antara semua komponen biaya

yang dikeluarkan dalam proses memasarkan suatu komuditas pertanian tertentu dan

keuntungan keuntungan yang didapatkan pada masing-masing lembaga dengan

margin pemasaran yang kemudian dikalikan 100%, sedangkan share merupakan

presentasi dari total penjualan dalam suatu industri yang dihasilkan, pembagian antara

semua komponen (harga, biaya, dan keuntungan) yang terdapat pada masing- masing

lembaga yang terdapat pada saluran pemasaran tersebut dengan harga jual ditingkat

pengecer yang kemudian dikalikan 100% (Asmarantaka, 2012).

Margin pemasaran (MP) = Pr – Pf

Keterangan :

MP = margin pemasaran (Rp)

Pr = Harga di tingkat konsumen (Rp)

Pf = Harga di tingkat produsen (Rp)

2.2.6.3Farmer's Share

Farmer's Share merupakan perbedaan antara harga di tingkat petani dan

margin pemasaran atau presentase harga yang dibayar oleh petani terhadap harga

yang dibayar oleh konsumen akhir. Secara umum besaran Farmer's Share, margin

pemasaran bervariasi antar komoditas dan tergantung pada biaya pemasaran yang

dikeluarkan. Ukuran Farmer's Share tidak dapat selalu diandalkan sebagai ukuran

efisiensi pemasaran karena kompleks penanganan produk yang harus dilakukan untuk
meningkatkan kepuasan konsumen haus memperhitungkan bentuk, fungsi, dan

atribut-atribut produk hingga sampai ke konsumen akhir (Asmarantaka, 2012).

pf
Fs = x 100 %
pr

Keterangan :

Fs = Bagian (share) yang diterima produsen (%)

Pr = Harga di tingkat konsumen (Rp)

Pf = Harga di tingkat produsen (Rp)

Kriteria :

Fs ≥ 50% : pemasaran dikatakan efisien

Fs < 50% : pemasaran dikatakan tidak efisien

2.2.6.4 Rasio Keuntungan

Rasio keuntungan terhadap biaya dapat digunakan untuk mengetahui tingkat

efisiensi sistem pemasaran dengan membandingkan keuntungan pemasaran yang

diperoleh terhadap biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh lembaga

pemasaran.Pemasaran dapat dikatakan efisien secara relatif jika rasio keuntungan

terhadap biaya merata pada semua lembaga pemasaran dan bernilai

positif(Asmarantaka, 2012).

π π
Rasio Keuntungan = x 100 %
c ci

Keterangan :

Πx = Keuntungan lembaga pemasaran ke-i (Rp/ renteng)

Ci = Biaya lembaga pemasaran ke-i (Rp/ renteng)


Kriteria keputusan :

Πi/Cipositif : Efisien

Πi/Cinegatif : Tidak efisien

2.3 Kerangka Pemikiran

Salah satu sifat produk pertanian adalah mudah rusak (Perishable) sedangkan

konsumsi berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Oleh karena itu, upaya

memenuhi konsumsi salah satunya dapat dilakukan melalui pengolahan hasil

pertanian. Berdasarkan hal tersebut, maka ditinjau dari segi ekonomi, pengolahan

hasil pertanian dapat meningkatkan nilai tambah, yaitu meningkatkan daya awet

komoditas pertanian dan memberikan keuntungan bagi pengolah. Adapun salah satu

komoditas pertanian yang dapat diolah menjadi produk adalah kentang. Dimana

kentang dapat diolah menjadi donat kentang.

Pengolahan donat kentang banyak menggunakan tenaga kerja dalam keluarga.

Adapun sumber bahan baku dalam pengolahan kentang menjadi donat berasal dari

kentang. Dimana pengolahan kentang menjadi donat kentang dapat memberikan nilai

tambah pada produsen yang diperoleh dari hasil pengurangan produk dengan

penjumlahan nilai bahan baku, bahan penunjang, dan penyusutan alat. Selanjutnya,

proses pengolahan kentang menjadi donat kentang memerlukan biaya produksi yang

terdiri dari biaya bahan baku, bahan penunjang, tenaga kerja, dan penyusutan alat.

Oleh karena itu, pendapatan bersih dipengaruhi besarnya penerimaan dikurangi total

biaya produksi, harga jual, penerimaan dan pendapatan yang didapatkan dari hasil
pengolahan kentang menjadi donat kentang, Maka perlu dilakukan analisis kelayakan

usaha berdasarkan nilai R/C rasio serta Break Even Point (BEP) produksi dan harga.

Kentang

Tahapan Pengolahan Biaya Produksi


TC = TFC + TVC

Biaya Produksi:
Produk Olahan
Donat Kentang a) Bahan Baku
b) Bahan Penunjang
Harga Jual c) Tenaga Kerja
d) Penyusutan Alat

Penerimaan Pemasaran

Pendapatan Nilai Tambah

NT=NP-(NBB+NBP+NPP
Nilai Tambah
Saluran Pemasaran,
Kelayakan Usaha
Margin Pemasaran,
-R/C Rasio Farmer's Share, dan
Rasio Keuntungan
-BEP Harga

-BEP Produksi
Layak Tidak Layak

Gambar 1. Skema Kerangka Pikiran

2.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan landasan teori yang dibuat, maka hipotesis

dari penelitian ini, antara lain:

1. Nilai tambah pengolahan kentang menjadi donat di daerah penelitian tergolong

tingi didaerah tersebut.

2. Industri pengolahan kentang menjadi donat layak untuk diusahakan di daerah

penelitian
III. METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian

Penentuan daerah penelitian dilakukan secara “purposive” (Sengaja), artinya

daerah penelitian ditentukan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu

disesuaikan dengan tujuan penelitian, yaitu kecamatan Sunggal, Helvetia jl.Veteran

Psr IV dikota Medan. Adapun pertimbangan dalam pemilihan kecamatan Sunggal,

kota Medan. Provinsi Sumatera Utara, karena daerah tersebut memiliki industry

pengolahan kentang menjadi donat kentang (DKS) dan sudah lama diusahakan di

daerah tersebut. Selain itu, pertimbangan subjektif peneliti adalah karena lokasinya

tidak jauh dari tempat tinggal penulis, sehingga dapat menghemat biaya, waktu dan

tenaga selama penelitian berlangsung.

3.2 Metode Penentuan Sampel

Populasi dalam Sampel dalam penelitian ini di bagi atau dua jenis sampel.

Sampel pertama, yaitu produsen (pengolah) yang mengolah kentang menjadi donat

dikota Medan. Jumlah populasi dalam ini terdapat 1 orang produsen. Metode

penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode

purposive sampling (sengaja).

Sampel kedua yaitu pedagang, dimana metode penentuan sampel yang

digunakan untuk pedagang ialah metode penelusuran (snowball sampling), yaitu

menelusuri pedagang yang terlibat didalam saluran pemasaran Donat kentang Syifa di

kota Medan dan pengambilan selanjutnya ditentukan sesuai petunjuk sampel pertama.
3.3 Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian adalah data primer dan sekunder.

Data primer diperoleh secara langsung melalui wawancara kepada responden dengan

menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner) yang dibuat terlebih dahulu. Sedangkan

data sekunder adalah data yang telah diperoleh dari publikasi – publikasi yang

diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik Indonesia dan instansi lain yang terkait dalam

penelitian ini serta studi literatur dari berbagai sumber bacaan baik media cetak

maupun media elektronik.

3.3 Metode Analisis Data

Data yang diperoleh terlebih dahulu ditabulasi dan selanjutnya dianalisis

sesuai dengan hipotesis masing-masing.

Untuk rumusan masalah satu dianalisis secara deskriptif dengan cara

mengamati dan mengidentifikasi bagaimana tahapan pengolahan gula aren menjadi

gula semut di daerah penelitian.

Untuk rumusan masalah kedua yaitu untuk menganalisis besarnya biaya,

penerimaan, pendapatan pengolahan gula aren menjadi gula semut di daerah

penelitian dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

a Untuk menghitung besarnya total biaya yang diperoleh dengan cara

menjumlahkan biaya tetap dengan biaya variabel. Total cost (TC) dapat

dihitung dengan menggunakan rumus :


Rumus : TC = TFC + TVC

Keterangan :

TC = Biaya total usaha pengolahan kentang menjadi donat (Rp/Kg)

TFC = Biaya tetap usaha pengolahan kentang menjadi donat (Rp/Kg)

TVC=Biaya variabel usaha pengolahan kentang menjadi donat (Rp/Kg)

b Perhitungan total penerimaan adalah perkalian antara jumlah produksi (Y)

Dengan harga jual (Py) dan dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :

TR = Py x Y

Keterangan :

TR = Total revenue (penerimaan total)

Py = Harga produk donat kentang/Kg

Y= Jumlah produksi gula semut

c Pendapatan dalah selisih antara penerimaan (TR) dan total biaya (TC)

dinyatakan dalam rumus :

Π = TR –TC

Dimana : TR = P x Q

TC = FC + VC

Keterangan :

P = Harga Output (Rp/ Kg)

Q = Jumlah Produk (Kg)

FC = fixed cost( Biaya tetap)

VC = Variabel cost( biaya tidak tetap)

Π = Pendapatan bersih
TR = Total Revenue (Penerimaan usaha donat kentang Rp/ kotak)

TC = Total Cost (Total biaya usaha donat kentang Rp/ kotak)

(Asmarantaka, 2012).

Untuk rumusan masalah ketiga yaitu dianalisis nilai tambah usaha

pengolahan gula aren menjadi gula semut di daerah penelitian maka digunakan rumus

perhitungan nilai tambah. Nilai tambah yang dihitung dalam penelitian yaitu nilai

tambah netto, sehingga biaya penyusutan peralatannya dihitung juga. Rumus

perhitungan nilai tambah netto yaitu :

NT = NP – (NBB + NPB + NPP)

Keterangan :

NT = Nilai Tambah (Rp/Kg)

NP = Nilai Produk Olahan (Rp/Kg)

NBB = Nilai Bahan Baku (Rp/Kg)

NBP = Nilai Bahan Penunjang (Rp/Kg)

NPP = Nilai Penyusutan alat

Total Nilai Tambah


Rasio nilai tambah = x 100%
Total NilaiOutput

Kategori :

Rasio > 50% maka nilai tambah tergolong tinggi

Rasio < 50% maka nilai tambah tergolong rendah


Untuk rumusan masalah keempat yaitu untuk menganalisis layak atau tidak

layak atau tidaknya usaha pengolahan kentang menjadi donat kentang dapat diketahui

dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

a R/C rasio

R/C adalah perbandingan antara penerimaan dengan total biaya

Total Penerimaan
R/C rasio =
Total Biaya

Keterangan :

Penerimaan (Revenue) = Besarnya penerimaan yang diperoleh

Biaya (cost) = Besarnya biaya yang dikeluarkan

Ada tiga kriteria dalam perhitungannya, yaitu :

R/C rasio > 1 berarti usaha pengolahan layak untuk diusahakan

R/C rasio = 1 berarti usaha pengolahan mencapai titik impas (tidak untung/

tidak rugi)

R/C rasio < 1 berarti usaha pengolahan tidak layak untuk diusahakan

b Break Even Point (BEP)

Break Even Point merupakan suatu keadaan impas atau keadaan kembali

modal, sehingga usaha tidak untung dan tidak rugi atau hasil penjualan sama dengan

biaya yang dikeluarkan. Rumus perhitungan BEP produksi dan BEP harga adalah

sebagai berikut :

total biaya(TC)
BEP Produksi =
harga penjualan( Py)

total biaya (TC)


BEP Harga =
jumlah produksi( y)
BEP > 1, usaha untung (tambahan manfaat lebih besar dari tambahan biaya)

BEP < 1, usaha rugi (tambahan biaya lebih besar dari tambahan manfaat)

BEP = 1, usaha impas (tambahan manfaat sama dengan tambahan biaya).

Suatu usaha layak diusahakan apabila BEP produksi lebih kecil dari hasil produksi

dan BEP harga lebih kecil dari harga jual.

Untuk rumusan masalah kelima yaitu untuk menganalisis saluran

pemasaran, margin pemasaran, farmer’s share dan rasio keuntungan gula semut di

daerah penelitian dapat diketahui menggunakan rumus sebagai berikut :

a. Saluran Pemasaran

menganalisis saluran pemasaran gula semut di daerah penelitian diuji dengan

deskriptif berdasarkan survey pengamatan yang dilakukan.

b. Margin pemasaran

Rumus :

Margin pemasaran (MP) = Pr – Pf

Keterangan :

MP = margin pemasaran (Rp)

Pr = Harga di tingkat konsumen (Rp)

Pf = Harga di tingkat produsen (Rp)

c. Farmer’s share

Rumus Farmer’s :
pf
Rumus Fs = x 100 %
pr

Keterangan :

Fs = Bagian (share) yang diterima produsen (%)

Pr = Harga di tingkat konsumen (Rp)

Pf = Harga di tingkat produsen (Rp)

Kriteria :

Fs ≥ 50% : pemasaran dikatakan efisien

Fs < 50% : pemasaran dikatakan tidak efisien

d. Rasio Keuntungan

Rumus rasio keuntungan :

π π
R asio Keuntungan = x 100 %
c ci

Keterangan :

Πx = Keuntungan lembaga pemasaran ke-i (Rp/Kg)

Ci = Biaya lembaga pemasaran ke-i (Rp/Kg)

Kriteria keputusan :

Πi/Cipositif : Efisien

Πi/Cinegatif : Tidak efisien (Kotler, 2015).

3.5 Definisi dan Batasan Operasional

Untuk menghindari kesalahpahamaan mengenai istilah – istilah dalam

penelitian ini maka dibuat definisi dan batasan operasional sebagai berikut :
3.5.1 Definisi

1. Produsen adalah pengusaha yang mengolah kentang menjadi donat kentang.

2. Output adalah jumlah hasil produksi yang diperoleh dari proses pengolahan

donat kentang

3. Input adalah bahan baku yang dibutuhkan dalam proses pengolahan donat

yaitu kentang yang dinyatakan dalam satuan kg.

4. Biaya tetap adalah biaya yang digunakan dalam proses pegolahan donat

kentang yang besarnya tidak dipengaruhi oleh jumlah output yang dihasilkan.

5. Total biaya produksi adalah biaya-biaya yang digunakan dalam proses

pengolahan kentang menjadi donat kentang meliputi biaya bahan baku, biaya

penunjang, biaya tenaga kerja dan penyusutan alat yang dinyatakan dalam

satuan Rp.

6. Harga bahan baku adalah harga gula aren yang akan diolah menjadi donat

kentang dalam satuan Kg

7. Nilai tambah adalah selisih antara nilai output dengan nilai bahan baku, nilai

penunjang dan nilai penyusutan peralatan dengan satuan Rp/bungkus.

8. Bahan penunjang adalah bahan yang diperlukan diluar dari bahan baku selama

proses pengolahan donat kentang (DKS).

9. Penyusutan alat adalah harga awal dibagi tahun pemakaian selama proses

produksi.
10. Penerimaan adalah perkalian antara jumlah produksi dengan harga donat

kentang yang dinyatakan dalam satuan Rp.

11. Pendapatan adalah total penerimaan yang diperoleh dari hasil selisih nilai

produksi dengan seluruh biaya produksi dihitung dalam satuan Rp.

12. Pedagang pengumpul adalah pedagang yang menggumpulkan donat kentang

dan menjualnya kepada pedagang perantara.

13. Pedagang pengecer adalah pedagang yang membeli donat kentang dari

pemilik donat kentang atau dari pedagang pengumpul dan kemudian

menjualnya langsung kepada konsumen akhir.

14. Konsumen adalah orang yang membeli donat kentang dari pedagang

pengumpul dan pedagang pengecer atau bahkan langsung dari produsen.

3.5.2 Batasan Operasional

Adapun batasan operasional adalah sebagai berikut:

1. Penelitian dilakukan di Kota Medan, Kecamatan Medan Sunggal.

2. Sampel dalam penelitian ini adalah produsen pengolah kentang menjadi donat

kentang.

3. Data yang di gunakan adalah data hasil produksi dan penjualan kentang

menjadi donat kentang selama 1 (satu) bulan proses produksi.

4. Skala usaha pengolahan kentang adalah industri rumah tangga.

5. Jenis donat kentang Syifa yang dipasarkan adalah rasa coklat dark, keju,

capucinno, tiramisu, green tea, ceres, abon,dan kacang.


DAFTAR PUSTAKA

Anonimous.2012. Kajian Nilai Tambah Produk Pertanian Pertanian Kementrian


Keuagan Republik Indonesia Badan Kebijaksan Fiskal. Pusat Kebijakan
Ekonomi Makro. Jakarta.

Asmarantaka, R.W. 2012.Pemasaran Agribisnis Agrimarketing. Institut Pertanian


Bogor, Bogor.

Anonim, (1984). Pupuk dan Pemupukan tanaman kentang. Departemen Pertanian.


Badan Latihan dan Penyuluhan Pertanian. BIP Ciawi

BPS. (2019). Medan dalam Angka 2019.Badan Pusat Statistik Kota medan.

BPS. (2019). Sumatera Utara dalam Angka 2018.Badan Pusat Statistik Sumatera
Utara.
Chan, (2009). Inspirasi Usaha Membuat Aneka Donat. Agromedia. Jakarta

Dimas Prasida. (2020). “Nilai Tambah Kentang sebagai bahan baku kripik kentang
keju". Fukultas pertanian, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

Ewing, E.E., and R.E. Keller. (1982). Limiting factors to the extension of potato into
non-traditional climates. Proc. Int. Congr.Research for the Potato in the Year 2000.
International Potato Centre. p. 37-40.

Imani, (2016). "Analisis Nilai Tambah". Universitas Sumatera Utara. Medan

Jannah, M. (2018). Analisis Pengaruh Biaya Produksi dan Tingkat Penjualan


terhadap Laba Laba Kotor . Jurnal BanqueSyari , Vol.4(1) : 87-112.
Janani, (2010). 'Komoditi sektor pertanian'. Kementerian Pertanian Republik
Indonesia

Kotler. (2015). Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jilid 1. Erlangga, Jakarta.


Kharzani, (2011)."Peranan sektor pertanian". Erlangga.

Novelina,(2012).' Karakteristik Fisik, Kimia dan Organoleptik Donat Kentang Ready


to Cook Setelah Proses Pembekuan.Fakultas Teknologi Pertanian.
Universitas Andalas.

Rahim. Abd. Dan Hastuti. DRW. 2015. Ekonomi Pertanian. Jakarta : Penebar
Swadaya
Ravianto J.2014. "Produktivitas dan Pengukuran", Jakarta. Binaman Aksara,.

Setiadi, Nugroho J. (2010). ' Perilaku lkonsumen '. Cetakan Ke 4. Kencana Prenada
Media Group. Jakarta

Soekartawi, (2011). ' Ilmu Usaha Tani '. Universitas Indonesia : Jakarta

Zuliya Hermis (2014). 'Analisis Segmentasi Pasar Donat Kentang'. Fakultas


Pertanian. Universitas Sumatera Utara.

Anda mungkin juga menyukai