Anda di halaman 1dari 16

RILIS DATA KELAUTAN DAN

PERIKANAN
TRIWULAN I – 2022

[DATE]
PUSDATIN KKP
[Company address]

Dokumen ini telah ditandatangani menggunakan sertifikat elektronik yang dikeluarkan oleh BSrE
RILIS DATA KELAUTAN DAN PERIKANAN TRIWULAN I – 2022

JUMLAH HALAMAN:
16 halaman

EDITOR:
Rennisca Ray Damanti (Statistisi Madya, Pusdatin)
Dhina Arriyana (Statistisi Muda, Pusdatin)
Susiyanti (Statisisi Muda, Pusdatin)
Rikrik Rahadian (Statistisi Muda, Pusdatin)

KONTRIBUTOR:
Anggie Destiti Asianto (Statistisi Muda, Pusdatin);
Renny Elfira Wulansari (Statistisi Pertama, Pusdatin);
Rosna Malika (Statistisi Pertama, Pusdatin);
Rikrik Rahadian (Statistisi Muda, Pusdatin);
Diantini Mariam Pribadi (Statistisi Pertama, Pusdatin);
Direktorat Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut, Ditjen Pengelolaan Ruang Laut.

Dokumen ini telah ditandatangani menggunakan sertifikat elektronik yang dikeluarkan oleh BSrE
RILIS DATA KELAUTAN DAN PERIKANAN
TRIWULAN I-2022

1. CAPAIAN REGISTRASI KARTU PELAKU UTAMA KELAUTAN DAN PERIKANAN (KUSUKA)

Tabel 1. Capaian Registrasi KUSUKA Triwulan I - 2022

Total Potensi
Profesi Utama Korporasi Perorangan Capaian (%)
Pelaku1) Pelaku
Nelayan 7.366 949.494 956.860 1.785.2232) 53,60
Pemasar Antar Pelabuhan 758 3.181 3.939 4.0133) 98,16
Pemasar Ikan 846 39.381 40.227 275.4584) 14,60
Pembudidaya Ikan 7.782 404.628 412.410 2.462.0552) 16,75
Pengolah Ikan 2.439 55.011 57.450 63.7762) 90,08
Petambak Garam 186 13.574 13.760 28.5492) 48,20
Total 19.377 1.465.269 1.484.646 4.619.074 32,14
Sumber :
1). Database KUSUKA, diunduh 1 April 2022;
2). Database Valnas 2019, diunduh 31 Juli 2021;
3). BKIPM;
4). Survei BPS 2013.

Realisasi registrasi KUSUKA triwulan I-2022 telah mencapai 32,14 persen dengan total pelaku
sebanyak 1.484.646. KUSUKA Perseorangan masih mendominasi dengan total pelaku
sebanyak 1.465.269 orang, dan untuk Korporasi sebesar 19.377 korporasi atau 1,31 persen
dari total capaian pelaku di Triwulan I-2022.
Capaian registrasi pelaku utama tertinggi sudah tercatat mencapai angka 98,16 persen yaitu
oleh Pemasar Antar Pelabuhan, dan tercatat tertinggi kedua adalah Pengolah Ikan dengan
capaian angka 90,08 persen dari potensi pelaku. Adapun registrasi KUSUKA di Triwulan I-2022
dengan capaian paling rendah dicatatkan oleh Pemasar Ikan pada angka 14,60 persen, dan
Pembudidaya Ikan pada angka 16,75 persen. Dilihat dari Potensi yang ada, Pembudidaya Ikan
mempunyai potensi paling tinggi, yang artinya masih banyak pelaku utama yang belum
tercatat dan termutakhirkan pada KUSUKA.
Sepanjang triwulan I-2022 telah terjadi pertumbuhan pencatatan pelaku utama kelautan dan
perikanan, dan secara total telah terjadi penambahan pencatatan pelaku utama sebesar 2,97
persen. Pemasar Antar Pelabuhan merupakan pelaku usaha dengan pertumbuhan tertinggi
sebesar 8,75 persen. Sedangkan pelaku utama dengan pertumbuhan pencatatan terendah
adalah Petambak Garam sebesar 1,49 persen.

Dokumen ini telah ditandatangani menggunakan sertifikat elektronik yang dikeluarkan oleh BSrE
Tabel 2. Pertumbuhan Pelaku Utama KUSUKA pada Triwulan I - 2022

Profesi Utama Total Triwulan IV-2021 Total Triwulan I-2022 Pertumbuhan (%)
Nelayan 933.122 956.860 2,54
Pemasar Antar Pelabuhan 3.622 3.939 8,75
Pemasar Ikan 38.307 40.227 5,01
Pembudidaya Ikan 398.171 412.410 3,58
Pengolah Ikan 55.046 57.450 4,37
Petambak Garam 13.558 13.760 1,49
Total 1.441.826 1.484.646 2,97

2. PRODUKSI PERIKANAN TANGKAP DAN BUDIDAYA

Penyusunan angka produksi perikanan triwulan I-2022 ini dilakukan oleh Pusdatin bersama
Ditjen Perikanan Tangkap (DJPT) dan Ditjen Perikanan Budidaya (DJPB) dengan melakukan
estimasi capaian sementara produksi triwulan I-2022 menggunakan metode Double
Exponential Smoothing (DES) dan Moving Average (MA), yang diperkuat dengan laporan
data pelabuhan perikanan UPT Pusat DJPT sebagai data acuan.
Tabel 3. Volume dan Nilai Produksi Perikanan Tangkap dan Budidaya
Triwulan I 2021 – Triwulan I 2022

Volume (Ton) Nilai (Rp 1.000.000) Pertumbuhan (%)


Bidang Usaha
2021** 2022*** 2021** 2022*** Volume Nilai
Perikanan 6.061.968 5.897.307 121.569.212 120.669.063 -2,72 -0,74
Perikanan Tangkap 1.979.073 1.901.565 70.437.186 62.064.809 -3,92 -11,89
- Laut 1.832.139 1.767.387 66.140.689 57.209.210 -3,53 -13,50
- Perairan Darat 146.934 134.178 4.296.497 4.855.599 -8,68 13,01
Perikanan Budidaya 4.082.895 3.995.742 51.132.027 58.604.254 -2,13 14,61
- Rumput Laut 2.321.408 2.224.478 6.020.183 7.289.324 -4,18 21,08
- diluar Rumput Laut 1.761.486 1.771.264 45.111.844 51.314.930 0,56 13,75

Keterangan:
Sumber: KKP (2021);
**) Angka Sangat Sementara ; ***) Angka Estimasi

Total produksi perikanan triwulan I-2022 adalah sebesar 5,89 juta ton, yang terdiri dari
produksi perikanan tangkap sebesar 1,90 juta ton dan perikanan budidaya sebesar 3,99 juta
ton. Capaian volume produksi perikanan triwulan I-2022 mengalami penurunan sebesar 2,72
persen dibandingkan dengan triwulan I-2021 yang disumbang oleh penurunan produksi
perikanan tangkap sebesar 3,92 persen dan penurunan produksi perikanan budidaya sebesar
2,13 persen.
Nilai total produksi perikanan pada triwulan I-2022 mencapai Rp 120,67 trilyun menurun 0,74
persen dibandingkan triwulan yang sama tahun 2021 yaitu sebesar Rp 121,57 trilyun. Total
nilai produksi tersebut disumbangkan oleh perikanan tangkap sebesar Rp 62,06 trilyun dan
perikanan budidaya Rp 58,60 trilyun.

Dokumen ini telah ditandatangani menggunakan sertifikat elektronik yang dikeluarkan oleh BSrE
Tabel 4. Volume dan Pertumbuhan Produksi Perikanan Tangkap dan Budidaya
Menurut Jenis Ikan Triwulan I 2021 – Triwulan I 2022

Bidang Usaha Volume (Ton) Pertumbuhan (%)


2021** 2022*** Volume
Perikanan 6.061.968 5.897.307 -2,72
Perikanan Tangkap 1.979.073 1.901.565 -3,92
Tangkap Laut 1.832.139 1.767.387 -3,53
Udang 87.762 82.893 -5,55
Tuna 76.463 74.114 -3,07
Cakalang 131.721 129.010 -2,06
Tongkol 151.259 147.681 -2,37
Lainnya 1.384.934 1.333.689 -3,70
Tangkap Perairan Darat 146.934 134.178 -8,68
Udang 8.090 7.924 -2,05
Ikan 135.580 123.809 -8,68
Lainnya 3.265 2.445 -25,12

Perikanan Budidaya 4.082.895 3.995.742 -2,13


Ikan 1.761.486 1.771.264 0,56
Udang 188.325 193.875 2,95
Kerapu 3.291 2.995 -9,00
Nila 361.968 358.094 -1,07
Ikan Mas 177.734 170.245 -4,21
Bandeng 241.170 243.187 0,84
Kakap 1.940 1.936 -0,20
Patin 141.182 161.114 14,12
Lele 342.933 343.414 0,14
Gurame 42.902 48.316 12,62
Lainnya 260.043 248.089 -4,60
Rumput Laut 2.321.408 2.224.478 -4,18
Keterangan:
Sumber: KKP (2022); **) Angka Sangat Sementara ; ***) Angka Estimasi

Berdasarkan komposisi volume produksi triwulan I-2022, komoditas ikan dengan produksi
tertinggi pada perikanan budidaya adalah nila sebesar 358 ribu ton yang mengalami
penurunan sebesar 1,07 persen (y-on-y), disusul dengan lele sebesar 343 ribu ton yang
mengalami pertumbuhan sebesar 0,14 persen. Pada perikanan tangkap, komoditas dengan
produksi tertinggi pada triwulan I-2022 adalah komoditas tongkol pada perairan laut sebesar
147 ribu ton yang mengalami penurunan pertumbuhan sebesar 2,37 persen dan disusul
komoditas cakalang sebesar 129 ribu ton yang mengalami penurunan pertumbuhan sebesar
2,06 persen.

Dokumen ini telah ditandatangani menggunakan sertifikat elektronik yang dikeluarkan oleh BSrE
3. KINERJA EKSPOR HASIL PERIKANAN

Tabel 5. Volume dan Nilai Ekspor Hasil Perikanan Menurut Komoditas Utama
Triwulan I 2021 – Triwulan I 2022

Komoditas Utama Volume (Ton)* Nilai (1.000 USD) Pertumbuhan (%)


2021 2022 2021 2022 Volume Nilai
Udang 62.051 66.352 526.788 621.924 6,93 18,06
Tuna-Tongkol-Cakalang 42.263 39.444 169.047 189.528 -6,67 12,12
Cumi-Sotong-Gurita 34.635 35.921 127.682 154.535 3,71 21,03
Rumput Laut 48.058 49.272 64.259 114.257 2,53 77,81
Rajungan-Kepiting 7.331 8.347 103.311 172.564 13,85 67,03
Komoditas Lainnya 93.280 77.354 267.068 277.425 -17,07 3,88
Total 287.618 276.689 1.258.155 1.530.233 -3,80 21,63
Keterangan:
Sumber: Hasil Pengolahan Data DJPSDKP (2022);
*) Volume belum disetarakan volume bahan baku segar.

Kinerja nilai ekspor hasil perikanan Indonesia selama triwulan I-2022 tumbuh positif
dibandingkan triwulan yang sama tahun 2021, yaitu sebesar 21,63 persen. Pada triwulan I-
2021 nilai ekspor hasil perikanan Indonesia sebesar 1.258 juta USD meningkat menjadi 1.530
juta USD pada triwulan I-2022. Komoditas utama yang dominan menyumbangkan
pertumbuhan nilai ekspor tertinggi selama periode tersebut diantaranya adalah kelompok
rumput laut (77,81 persen), dan rajungan-kepiting (67,03 persen).
Tabel 6. Volume dan Nilai Ekspor Hasil Perikanan Indonesia Menurut Negara Tujuan
Triwulan I 2021 - Triwulan I 2022

Pertumbuhan
Volume (Ton)* Nilai (1.000 USD)
Negara Tujuan (Persen)
2021 % 2022 % 2021 % 2022 % Volume Nilai
China 92.638 32% 81.481 29% 171.063 14% 214.387 14% -12,04 25,33
Amerika Serikat 64.396 22% 71.037 26% 561.135 45% 727.266 48% 10,31 29,61
ASEAN 52.749 18% 48.269 17% 135.517 11% 152.767 10% -8,49 12,73
Jepang 22.083 8% 22.237 8% 137.741 11% 151.623 10% 0,70 10,08
Uni Eropa 11.690 4% 12.211 4% 61.696 5% 78.174 5% 4,46 26,71
Lainnya 44.063 15% 41.455 15% 191.005 15% 206.015 13% -5,92 7,86
Total 287.618 276.689 1.258.155 1.530.233 -3,80 21,63
Keterangan:
Sumber: Hasil Pengolahan Data DJPSDKP (2022);
*) Volume belum disetarakan volume bahan baku segar.

Dari sisi negara tujuan ekspor, China dan Amerika Serikat masih mendominasi pasar tujuan
ekspor hasil perikanan Indonesia baik dari sisi volume maupun nilai. Dilihat dari sisi volume
ekspor, kontribusi kedua negara tersebut masing-masing sebesar 29 persen (China) dan 26
persen (Amerika Serikat), sedangkan dari sisi nilai ekspor sebesar 48 persen (Amerika Serikat)
dan 14 persen (China) pada triwulan I-2022.
Neraca perdagangan hasil perikanan Indonesia tercatat surplus dengan diikuti pertumbuhan
positif pada triwulan I-2022 dibandingkan triwulan yang sama tahun 2021. Pada triwulan I-

Dokumen ini telah ditandatangani menggunakan sertifikat elektronik yang dikeluarkan oleh BSrE
2022, neraca hasil perikanan Indonesia sebesar 1.530,3 juta USD meningkat 21,78 persen
dibandingkan triwulan I-2021 sebesar 1.141,7 juta USD.

1.800,0
1.600,0 1.530,2
(Satuan : 1.000.000 USD) 1.390,3
1.400,0 1.258,2
1.200,0 1.141,7

1.000,0
800,0
600,0
400,0
200,0 116,5 139,9

-
Ekspor Impor Neraca

2021 2022

Sumber: Hasil Pengolahan Data DJPDSPKP, diolah (2022)

Gambar 1. Perbandingan Ekspor, Impor dan Neraca Hasil Perikanan Indonesia Triwulan I -
2022/2021

4. PRODUK DOMESTIK BRUTO PERIKANAN INDONESIA

Capaian PDB Perikanan triwulan I-2022 adalah sebesar Rp. 63,3 Triliun, seperti dapat diamati
pada Gambar 2. Dengan capaian tersebut maka PDB Perikanan triwulan I-2022 mengalami
kontraksi, atau bernilai sebesar 0,51 persen lebih rendah dibandingkan PDB Perikanan
triwulan I-2021. Jika dibandingkan dengan capaian PDB Perikanan pada triwulan IV-2021,
maka capaian triwulan I-2022 ini bernilai 10.89 persen lebih rendah. Kontraksi pada
pertumbuhan y-o-y sebesar -0.51 persen di atas dapat dimungkinkan terjadi sebagai akibat
dari pengaruh beberapa faktor, antara lain:
1. Faktor pola musiman, dimana merupakan hal yang wajar terjadi penurunan PDB pada
Triwulan Pertama setiap tahun dari capaian Triwulan keempat pada tahun
sebelumnya;
2. Faktor terlalu kuatnya rebound yang terjadi pada tahun sebelumnya, sehingga
mengakibatkan tidak signifikannya capaian PDB Perikanan pada triwulan pertama
2022 ini;
3. Faktor terjadinya penurunan Volume Ekspor Produk Perikanan – secara teoritis
Volume Ekspor produk Perikanan akan berpengaruh kuat terhadap capaian PDB
Perikanan – seperti telah disampaikan pada bagian terdahulu.

Dokumen ini telah ditandatangani menggunakan sertifikat elektronik yang dikeluarkan oleh BSrE
Gambar 2. Perkembangan Nilai PDB Perikanan (Rp. Miliar), Triwulan I-2017 – Triwulan I-2022

Gambar 3. Pertumbuhan q to q PDB Perikanan (Persen), Triwulan I-2012 – Triwulan I-2022

Gambar 4. Pertumbuhan y on y PDB Perikanan (%), Triwulan I-2012 – Triwulan I-2022

Pergerakan perekonomian sektor perikanan di awal 2022 ini tidak berarti bahwa
perekonomian sektor Perikanan pada tahun 2022 ini akan mengalami gangguan. Sebab
dengan mempertimbangkan pola musiman dari PDB Perikanan yang selama ini terjadi, jika
tidak ada perubahan substantif baik pada struktur maupun kondisi perokonomian, maka
sangat dimungkinan tercapai PDB Perikanan yang mengalami pertumbuhan yang positif pada
triwulan berikutnya sepanjang 2022 ini. Outlook yang optimistis tersebut tentunya akan dapat
dicapai selama KKP dapat memastikan tidak terjadi gangguan terhadap ketersediaan Ikan di

Dokumen ini telah ditandatangani menggunakan sertifikat elektronik yang dikeluarkan oleh BSrE
pasar dengan cara menjaga lancarnya aliran pasokan dari Nelayan dan Pembudidaya ke pasar
eceran, serta tetap mendorong peningkatan ekspor.

5. NILAI TUKAR NELAYAN DAN PEMBUDIDAYA IKAN INDONESIA

Berdasarkan Gambar 5, sepanjang periode Januari 2019 – Maret 2022 Nilai Tukar Nelayan
(NTN) mengalami fluktuasi. Sejak April 2020, perkembangan NTN cenderung naik dengan
rata-rata pertumbuhan sebesar 0,21 persen dari 98,49 ke 106,65 pada Maret 2022. Pada
tahun 2022, NTN mengalami kenaikan dari bulan Januari ke bulan Februari sebesar 0,13
persen, namun mengalami penurunan sebesar 0,66 persen dari bulan Februari ke bulan
Maret. Hal ini diperkirakan karena penurunan indeks harga yang diterima nelayan, khususnya
untuk penangkapan laut. Secara rata-rata, NTN sepanjang triwulan I-2022 mengalami
kenaikan sebesar 0,89 persen dibandingkan rata-rata triwulan IV-2021, dari 106,13 menjadi
107,08.

Gambar 5. Perkembangan Komponen Nilai Tukar Nelayan, Januari 2019 – Maret 2022

Gambar 6. Perubahan Komponen Nilai Tukar Nelayan, Januari 2019 – Maret 2022

Berdasarkan pola musiman perubahan NTN yang terjadi, seperti dapat diamati pada
gambar 6, NTN yang dicapai di setiap bulan memiliki korelasi yang cukup tinggi dengan
indeks yang diterima. Hal ini berarti bahwa harga ikan di tingkat produsen untuk

Dokumen ini telah ditandatangani menggunakan sertifikat elektronik yang dikeluarkan oleh BSrE
penangkapan perairan umum dan penangkapan laut sangat berpengaruh terhadap
capaian NTN, sehingga perlu dijaga agar tidak terjadi gejolak harga yang terlalu ekstrim,
terutama pada saat musim tangkapan, agar NTN tidak merosot terlalu tajam.

DI YOGYAKARTA
NUSA TENGGARA BARAT
KEP. BANGKA BELITUNG
PAPUA
JAWA BARAT
JAMBI
MALUKU
ACEH
JAWA TENGAH
KEP. RIAU
SUMATERA SELATAN
SULAWESI SELATAN
SUMATERA UTARA
LAMPUNG
SULAWESI BARAT
SULAWESI UTARA
KALIMANTAN UTARA
MALUKU UTARA
KALIMANTAN BARAT
RIAU
BENGKULU
JAWA TIMUR
BANTEN
SULAWESI TENGGARA
SULAWESI TENGAH
KALIMANTAN TIMUR
SUMATERA BARAT
BALI
KALIMANTAN TENGAH
KALIMANTAN SELATAN
DKI JAKARTA
PAPUA BARAT
GORONTALO
NUSA TENGGARA TIMUR

0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 120,00

Gambar 7. Rata-rata Nilai Tukar Nelayan Menurut Provinsi Triwulan I-2022

Secara regional, capaian NTN antar daerah memberikan nilai yang cukup bervariasi.
Provinsi DI Yogyakarta merupakan provinsi dengan catatan rata-rata NTN tertinggi pada
triwulan-I 2022 dengan nilai sebesar 118,42, sedangkan capaian rata-rata NTN terkecil
adalah 92,16 diperoleh oleh Provinsi Nusa Tenggara Timur. Terdapat beberapa Provinsi

Dokumen ini telah ditandatangani menggunakan sertifikat elektronik yang dikeluarkan oleh BSrE
dengan rata-rata NTN triwulan-I 2022 di bawah 100, di antaranya Nusa Tenggara Timur,
Gorontalo, Papua Barat, dan DKI Jakarta.
Selanjutnya mengenai capaian Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) pada triwulan I-2022.
Berdasarkan Gambar 8, semenjak terjadi pandemi Covid-19 pada April 2020, NTPi
cenderung mengalami peningkatan dengan rata-rata perubahan sebesar 0,13 persen per
bulan. Sepanjang tahun 2022 NTPi mengalami beberapa penurunan, yaitu pada bulan
Maret sebesar 0,12 persen. Capaian rata-rata NTPi sepanjang triwulan I-2022 mengalami
penurunan, dari 104,29 pada triwulan IV-2021 menjadi 103,90 pada triwulan I-2022.

Gambar 8. Perkembangan Komponen Nilai Tukar Pembudidaya Ikan, Januari 2019 – Maret 2022

Gambar 9. Perubahan Komponen Nilai Tukar Pembudidaya Ikan, Januari 2019 – Maret 2022

Berdasarkan pola perubahan NTPi seperti dapat dilihat pada Gambar 9, nilai capaian NTPi
cukup berkorelasi dengan indeks harga yang diterima. Pada triwulan I-2022, rata-rata
pertumbuhan NTPi mengalami penurunan. Hal ini karena rata-rata budidaya air tawar dan
budidaya air payau mengalami penurunan.
Capaian NTPi regional pada triwulan I-2022 memperlihatkan kondisi dimana terdapat 19
Provinsi dengan rata-rata NTPi diatas 100 dan 15 Provinsi dengan nilai rata-rata NTPi dibawah
100. Tiga provinsi dengan NTPi tertinggi yaitu Sulawesi Tenggara sebesar 113,99, Jawa Barat
sebesar 108,19, dan Sulawesi Selatan sebesar 107,24; sedangkan tiga Provinsi dengan capaian

Dokumen ini telah ditandatangani menggunakan sertifikat elektronik yang dikeluarkan oleh BSrE
NTPi terendah, yaitu DI Yogyakarta sebesar 91,78, Kep. Bangka Belitung sebesar 93,63, dan
Sumatera Barat sebesar 94,08.

SULAWESI TENGGARA
JAWA BARAT
SULAWESI SELATAN
JAWA TENGAH
NUSA TENGGARA TIMUR
SULAWESI BARAT
KALIMANTAN SELATAN
ACEH
DKI JAKARTA
MALUKU UTARA
PAPUA
MALUKU
NUSA TENGGARA BARAT
KALIMANTAN UTARA
JAWA TIMUR
BANTEN
JAMBI
SULAWESI TENGAH
LAMPUNG
BALI
KALIMANTAN TENGAH
KALIMANTAN TIMUR
PAPUA BARAT
RIAU
SULAWESI UTARA
KALIMANTAN BARAT
BENGKULU
GORONTALO
SUMATERA SELATAN
KEP. RIAU
SUMATERA UTARA
SUMATERA BARAT
KEP. BANGKA BELITUNG
DI YOGYAKARTA

0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 120,00

Gambar 10. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan Menurut Provinsi Triwulan I-2022

Dokumen ini telah ditandatangani menggunakan sertifikat elektronik yang dikeluarkan oleh BSrE
6. PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI

KKP melalui Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 17 Tahun 2020 tentang
Rencana Strategis Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun 2020-2024 telah
menetapkan target Luas Kawasan Konservasi seluas 26,9 Juta hektar yang harus dicapai pada
tahun 2024 nanti. Berkat upaya percepatan yang dilakukan, capaian luasan kawasan
konservasi pada tahun 2021 yang lalu telah mencapai angka melebihi target tersebut, pada
angka 28,4 Juta hektar. Selanjutnya, sesuai dengan Peraturan Menteri Kelautan dan
Perikanan Nomor 31 Tahun 2020 tentang Pengelolaan Kawasan Konservasi, Luas Kawasan
Konservasi yang selanjutnya dicadangkan/dialokasikan oleh gubernur, walikota/bupati
maupun dalam RZWP3K perlu kukuhkan keberadaannya melalui ketetapan Menteri Kelautan
dan Perikanan.

Tabel 7. Target Luas Kawasan Konservasi Perairan (juta ha)


sesuai PERMEN KP No. 17 Tahun 2020 Beserta Realisasi di Tahun 2021
Keterangan 2020 2021 2024
Target 23,4 24,2 26,9
Realisasi 24,11 28,4 Realisasi 2021 telah melebihi target 2024

Kawasan konservasi yang akan ditetapkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan harus
mempunyai target konservasi dan memiliki zonasi kawasan konservasi, sehingga dapat
menjadi acuan bagi pengelola dalam melakukan pengelolaan kawasan konservasi agar
berbagai target konservasi seperti ekosistem pesisir, jenis ikan terancam punah, ikan
ekonomis penting, keberadaan budaya, adat istiadat dan nilai sejarah didalam kawasan
konservasi dapat terlindungi dengan baik. Selain memberikan perlidungan bagi target
konservasi, zonasi kawasan konservasi yang disusun juga diharapkan dapat memberikan
akses kepada masyarakat lokal dan para stakeholders dalam melakukan pemanfaatan
kawasan secara berkelanjutan. Dengan demikian selain membantu keberlanjutan
Sumberdaya Hayati Laut juga mendorong pemanfaatan yang memberikan dampak baik
secara sosial maupun ekonomi kepada masyarakat yang berkepentingan. Hingga akhir tahun
2021, telah dialokasikan Kawasan Konservasi seluas 28,4 juta hektar yang terdiri dari Kawasan
Konservasi yang dikelola oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan seluas 5,3 juta hektar di
10 kawasan, Kawasan Konservasi yang dikelola oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanaan seluas 4,55 juta hektar di 30 kawasan, dan Kawasan Konservasi dikelola oleh
Pemerintah Daerah seluas 18,5 juta hektar di 371 kawasan.

Dokumen ini telah ditandatangani menggunakan sertifikat elektronik yang dikeluarkan oleh BSrE
Tabel 8. Kawasan Konservasi Berdasarkan Kewenangan Pengelolaan Tahun 2021

Jumlah
No Kawasan Konservasi Luas (Ha)
Kawasan
1 Dikelola Kementerian Kelautan dan Perikanan 10 5.342.023,02
Taman Nasional Perairan 1 3.355.352,82
Suaka Alam Perairan 3 445.630,00
Taman Wisata Perairan 6 1.541.040,20
2 Dikelola Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 30 4.557.443,30
Taman Nasional Laut 7 3.968.975,30
Taman Wisata Alam Laut 14 491.248,00
Suaka Margasatwa Laut 4 5.400,00
Cagar Alam Laut 5 91.820,00
3 Dikelola oleh Pemerintah Daerah 371 18.511.842,49
Kawasan Konservasi Perairan Daerah 371 18.511.842,49
TOTAL 411 28.411.308,83

Dari 34 Provinsi di Indonesia, Provinsi dengan luas wilayah konservasi tertinggi adalah Provinsi
Nusa Tenggara Timur dengan luas 5,05 juta hektar di 18 kawasan, disusul Papua Barat dengan
luas 4,9 juta hektar di 15 kawasan dan Kepulauan Riau dengan luas 3,2 juta hektar di 6
kawasan.

Tabel 9. Kawasan Konservasi Berdasarkan Provinsi Tahun 2021

Jumlah
No Provinsi Luas (Ha)
Kawasan
1 Nusa Tenggara Timur 18 5.052.893,46
2 Papua Barat 15 4.898.367,75
3 Kep. Riau 6 3.208.417,12
4 Maluku 21 2.909.644,52
5 Sulawesi Tenggara 16 1.889.095,53
6 Sulawesi Tengah 5 1.700.896,83
7 Sulawesi Selatan 15 1.466.770,79
8 Maluku Utara 16 1.032.978,21
9 Kalimantan Timur 39 732.888,16
10 Kalimantan Barat 6 721.674,16
11 Kep. Bangka Belitung 5 627.383,23
12 Papua 3 583.270,62
13 Aceh 12 407.348,30
14 Sumatera Barat 8 372.399,53
15 Nusa Tenggara Barat 17 340.112,28
16 Sulawesi Utara 17 311.278,37
17 Sumatera Utara 16 298.609,89
18 Riau 4 280.420,54
19 Lampung 10 265.087,21

Dokumen ini telah ditandatangani menggunakan sertifikat elektronik yang dikeluarkan oleh BSrE
Jumlah
No Provinsi Luas (Ha)
Kawasan
20 Kalimantan Selatan 18 237.678,59
21 Sulawesi Barat 16 207.056,74
22 Jawa Timur 22 167.139,16
23 Jawa Tengah 20 123.133,62
24 Kalimantan Tengah 11 110.726,88
25 DKI Jakarta 2 107.579,00
26 Jawa Barat 17 103.923,04
27 Bengkulu 4 85.087,05
28 Bali 5 44.730,37
29 Gorontalo 13 40.558,92
30 Jambi 7 39.143,44
31 Kalimantan Utara 4 30.187,89
32 Banten 3 8.210,94
33 DI Yogyakarta 19 5.640,67
34 Sumatera Selatan 1 976,00
TOTAL 411 28.411.308,83

Terkait upaya penetapan kawasan konservasi seperti telah dikemukakan sebelumnya, pada
tahun 2022 ini, KKP telah menentukan target penetapan kawasan konservasi sebesar 2 Juta
hektar. Secara faktual, hingga triwulan pertama ini, KKP telah berhasil menetapkan delapan
kawasan konservasi dengan luasan mencapai 1,4 Juta hektar, dengan rincian seperti dapat
diamati pada Tabel 10. Dengan demikian maka pada triwulan pertama 2022 ini, capaian
luasan konservasi yang telah ditetapkan secara kumulatif telah mencapai 72 persen dari
target yang ditetapkan. Dengan angka capaian tersebut, secara optimistis dapat diperkirakan
bahwa target 2 juta hektar tersebut akan dapat dicapai pada triwulan kedua tahun 2022 ini.

Tabel 10. Kawasan Konservasi yang telah Ditetapkan sepanjang Triwulan I Tahun 2022

No Kawasan Konservasi Provinsi SK Tanggal Capaian (Ha)


1 KK Pangandaran Jawa Barat KEPMEN KP No 01/2022 5 Januari 2022 38.810,15
2 KK Pasaman Barat Sumatera Barat KEPMEN KP No 02/2022 5 Januari 2022 6.122,14
3 KK Kepulauan Tanimbar Maluku KEPMEN KP No 03/2022 11 Januari 2022 312.181,70
4 KK Kepulauan Damer Maluku KEPMEN KP No 04/2022 11 Januari 2022 297.143,91
5 KK Mdona Hiera Maluku KEPMEN KP No 05/2022 11 Januari 2022 371.722,43
6 KK Kepulauan Romang Maluku KEPMEN KP No 06/2022 11 Januari 2022 274.845,74
7 KK Pantai Selatan Bantul DI Yogyakarta KEPMEN KP No 17/2022 18 Maret 2022 695,89
8 KK Wilayah Timur Pulau Bintan Kep. Riau KEPMEN KP No 18/2022 18 Maret 2022 138.561,42
TOTAL 1.440.083,38

Dokumen ini telah ditandatangani menggunakan sertifikat elektronik yang dikeluarkan oleh BSrE
Dokumen ini telah ditandatangani menggunakan sertifikat elektronik yang dikeluarkan oleh BSrE

Anda mungkin juga menyukai