[Document subtitle]
[DATE]
[COMPANY NAME]
[Company address]
Dokumen ini telah ditandatangani menggunakan sertifikat elektronik yang dikeluarkan oleh BSrE
RILIS INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)
DATA KELAUTAN DAN PERIKANAN TRIWULAN IV-2022
1. Capaian Registrasi Kartu Pelaku Utama Kelautan dan Perikanan (KUSUKA) tahun 2022
Tabel 1. Capaian Registrasi Kartu Pelaku Utama Kelautan dan Perikanan (KUSUKA) tahun 2022
Potensi1)
Profesi Utama Korporasi Perorangan Total Pelaku Capaian (%)
Pelaku
Nelayan 8.345 1.046.986 1.055.331 2.736.2182) 38,57
Pemasar Antar Pelabuhan 887 3.799 4.686 4.0133) 116,77
Pemasar Ikan 994 47.161 48.155 275.4584) 17,48
Pembudidaya Ikan 8.968 468.307 477.275 1.466.6812) 32,54
Pengolah Ikan 2.820 66.123 68.943 64.2392) 107,32
Petambak Garam 195 14.183 14.378 22.4302) 64,10
Total 1.668.768 4.795.436 36,52
Sumber :
1). Dashboard KUSUKA, diunduh 1 Januari 2023;
2). Database Valnas 2019, diunduh 31 Juli 2021;
3). BKIPM;
4). Survei BPS 2013.
Realisasi registrasi KUSUKA tahun 2022 dari potensi pelaku usaha mencapai 36,52 persen dengan
total pelaku sebanyak 1.668.768. Nelayan mencapai 38,57 persen dari target atau tercatat
1.055.331 pelaku usaha, Pemasar Antar Pelabuhan mencapai 116,77 persen dari target atau
tercatat 4.686 pelaku usaha, Pemasar Ikan mencapai 17,48 persen dari target atau tercatat
48.155 pelaku usaha, Pembudidaya Ikan mencapai 32,54 persen dari target atau tercatat 477.275
pelaku usaha, Pengolah Ikan mencapai 107,32 persen dari target atau tercatat 68.943 pelaku
usaha, dan Petambak Garam mencapai 64,10 persen dari target atau tercatat 14.378 pelaku
usaha.
Capaian Pemasar Antar Pelabuhan tahun 2022 mencapai 116,77 persen dari jumlah potensi dan
masih dapat terus bertambah apabila terdapat potensi yang belum tercatatkan. Capaian Pelaku
usaha dengan capaian tertinggi kedua mencapai 107,32 persen yaitu Pengolah Ikan. Untuk
Pengolah Ikan dan Pemasar Antar Pelabuhan sudah melebihi dari target yang sudah ditetapkan
karena adanya kebijakan dari Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Kemanan Hasil
Perikanan (BKIPM) bahwa pelaku usaha yang akan mendapatkan layanan PPK (Permohonan
Pemeriksaan Karantina) online sudah harus terdaftar KUSUKA. Pada tahun 2022 capaian
registrasi KUSUKA untuk pelaku usaha Nelayan, Pembudidaya Ikan dan Pemasar Ikan berturut-
turut sebesar 38,57 persen, 32,54 persen dan 17,48 persen. Ketiga pelaku usaha tersebut
capaiannya belum mencapai 36,52 persen dari potensi, sehingga diperlukan fokus percepatan
pendataan KUSUKA pada pelaku usaha tersebut.
KUSUKA Perorangan triwulan IV mengalami kenaikan sebesar 43 persen dibandingkan dengan
triwulan III-2022 dengan total pelaku sebanyak 111.606 orang. Pada periode yang sama KUSUKA
Dokumen ini telah ditandatangani menggunakan sertifikat elektronik yang dikeluarkan oleh BSrE
Korporasi mengalami penurunan dari KUSUKA Perorangan yaitu sebesar -7,42 persen dengan
capaian sebanyak 960 pelaku usaha.
Menindaklanjuti Instruksi Menteri Kelautan dan Perikanan nomor: B.147/MEN-KP/III/2021
tentang Percepatan Pendataan Pelaku Utama dan Penguatan Kualitas Pengelolaan Data dan
surat Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah nomor: 523/10974/Bangda perihal
Percepatan Pendataan Kartu Pelaku Usaha Kelautan dan Perikanan (KUSUKA), maka diharapkan
dukungan dari Produsen Data dan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi/Kabupaten/Kota untuk
mempercepat pendataan KUSUKA baik dukungan Sumber Daya Manusia (SDM) maupun
dukungan anggaran. dengan melakukan pemutakhiran data KUSUKA dengan melibatkan petugas
KUSUKA Dinas Kelautan dan Perikanan dan juga Penyuluh Perikanan. KUSUKA juga dijadikan
sebagai salah satu syarat untuk penerima Bantuan Pemerintah, hal ini menjadi upaya untuk
menjaring pelaku usaha yang belum teregistrasi KUSUKA.
Tabel 2. Jumlah Penambahan Pelaku Usaha Tahun 2022
Penambahan
Profesi Utama 2017-2021 2017-2022
2022
Nelayan 879.443 1.055.337 175.894
Pemasar Antar Pelabuhan 3.570 4.686 1.116
Pemasar Ikan 36.210 48.155 11.945
Pembudidaya Ikan 369.481 477.275 107.794
Pengolah Ikan 50.662 68.937 18.275
Petambak Garam 12.719 14.378 1.659
Total 1.352.085 1.668.768 316.683
Sepanjang tahun 2022 telah terjadi pertumbuhan pencatatan pelaku usaha kelautan dan
perikanan, secara total terjadi penambahan sebesar 23 persen dibandingkan dengan
pertumbuhan tahun 2021. Adapun registrasi KUSUKA tahun 2022 untuk pertumbuhan paling
tinggi adalah pemasar ikan sebesar 33 persen dengan jumlah penambahan tertinggi adalah
nelayan sebesar 175.894 pelaku usaha.
Dokumen ini telah ditandatangani menggunakan sertifikat elektronik yang dikeluarkan oleh BSrE
- diluar Rumput Laut 1.430.513 1.997.501 44.530.756 59.456.549 39,64 33,52
Keterangan:
Sumber: KKP (2022);
***) Angka Estimasi Triwulan-III 2022 (Estimasi menggunakan Double Eksponensial Smoothing (DES)
dan Moving Average (MA)
Total volume produksi perikanan triwulan IV-2022 adalah sebesar 6,41 juta ton, yang terdiri dari
produksi perikanan tangkap sebesar 2,02 juta ton dan perikanan budidaya sebesar 4,39 juta ton.
Produksi perikanan triwulan IV-2022 mengalami peningkatan sebesar 15,52 persen dibandingkan
dengan angka tetap produksi perikanan triwulan IV-2021 (y-on-y). Produksi perikanan tangkap
mengalami peningkatan sebesar 7,14 persen dibandingkan dengan angka tetap triwulan IV-2021
(y-on-y). Produksi perikanan budidaya untuk komoditas ikan mengalami peningkatan sebesar
39,64 persen dibandingkan dengan angka tetap triwulan IV-2021 (y-on-y). Produksi perikanan
budidaya untuk komoditas rumput laut mengalami peningkatan sebesar 7,14 persen
dibandingkan dengan angka tetap triwulan IV-2021 (y-on-y). Perikanan tangkap berkontribusi
terhadap pertumbuhan capaian produksi sebesar 7,14 persen, sedangkan perikanan budidaya
memberikan kontribusi pertumbuhan sebesar 19,82 persen.
Total nilai produksi perikanan pada triwulan IV-2022 mencapai Rp 133,16 trilyun meningkat 29,89
persen dibandingkan triwulan yang sama tahun 2021 yaitu sebesar Rp 102,52 trilyun. Total nilai
produksi tersebut disumbangkan dari perikanan tangkap senilai Rp 66,21 trilyun dan perikanan
budidaya Rp 66,96 trilyun.
Tabel 4. Volume dan Pertumbuhan Produksi Perikanan Tangkap dan Budidaya
Menurut Jenis Ikan Triwulan IV-2021 dan Triwulan IV-2022
Volume (Ton) Pertumbuhan (%)
Bidang Usaha
2021 2022*** Volume
Perikanan 5.547.461 6.408.353 15,52
Perikanan Tangkap 1.883.453 2.017.975 7,14
Tangkap Laut 1.772.470 1.877.362 5,92
Udang 66.355 87.135 31,32
Tuna 89.425 76.011 -15,00
Cakalang 96.976 140.605 44,99
Tongkol 157.178 159.311 1,36
Lainnya 1.362.536 1.414.301 3,80
Tangkap Perairan Darat 110.983 140.613 26,70
Udang 3.808 8.227 116,05
Ikan 106.194 128.953 21,43
Lainnya 981 3.433 249,95
Perikanan Budidaya 3.664.008 4.390.378 19,82
Ikan 1.430.513 1.997.501 39,64
Dokumen ini telah ditandatangani menggunakan sertifikat elektronik yang dikeluarkan oleh BSrE
Volume (Ton) Pertumbuhan (%)
Bidang Usaha
2021 2022*** Volume
Udang 252.657 291.030 15,19
Kerapu 3.290 4.406 33,92
Nila 335.564 482.249 43,71
Ikan Mas 168.091 217.768 29,55
Bandeng 187.717 230.726 22,91
Kakap 2.884 3.534 22,54
Patin 78.687 154.400 96,22
Lele 271.536 359.479 32,39
Gurame 41.184 77.648 88,54
Lainnya 88.904 176.261 98,26
Rumput Laut 2.233.495 2.392.877 7,14
Keterangan:
Sumber: KKP (2022);
***) Angka Estimasi Triwulan-III 2022 (Estimasi menggunakan Double Eksponensial Smoothing (DES)
dan Moving Average (MA)
Berdasarkan komposisi produksi triwulan IV-2022, komoditas ikan dengan produksi tertinggi
pada perikanan budidaya adalah nila sebesar 482,25 ribu ton yang mengalami peningkatan
pertumbuhan sebesar 43,71 persen (y-on-y), disusul dengan lele sebesar 359 ribu ton yang
mengalami peningkatan pertumbuhan sebesar 32,39 persen. Pada perikanan tangkap, komoditas
dengan produksi tertinggi pada triwulan IV-2022 adalah komoditas tongkol pada perairan laut
sebesar 159,31 ribu ton yang mengalami peningkatan pertumbuhan sebesar 1,36 persen dan
disusul komoditas ikan sebesar 106,19 ribu ton pada perairan darat yang mengalami peningkatan
pertumbuhan 21,43 persen.
Peningkatan produksi perikanan budidaya pada triwulan IV-2022 dibandingkan dengan angka
tetap triwulan IV-2021 maupun triwulan III-2022 dikarenakan meningkatnya produksi rumput
laut di beberapa Provinsi sentra rumput laut yaitu Provinsi Sulawesi Selatan, Maluku dan Jawa
Timur dan selain provinsi sentra seperti di Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan
Timur yang sudah mulai menggiatkan budidaya rumput laut. Peningkatan tersebut karena kondisi
iklim yang cukup baik dan perbaruan bibit rumput laut hasil kultur jaringan yang sudah mulai
menyebar luas. Selain itu juga dampak peningkatan harga rumput laut pada akhir semester II-
2022 menyebabkan animo pembudidaya untuk membudidayakan rumput la ut juga semakin
meningkat. Sedangkan peningkatan produksi ikan air tawar, seiiring dengan telah berproduksinya
bantuan sarana dan prasarana untuk budidaya ikan antara lain pabrik pakan ikan dan kolam
bioflok serta bantuan benih ikan tawar. Serta peningkatan sentra produksi perikanan budidaya
seperti ikan lele dan nila terutama di Provinsi Jawa Barat, DIY, Jawa Tengah dan Sumatera Selatan.
Saat ini berkembang juga produksi ikan-ikan endemik lokal seperti gabus, papuyu, toman di
Dokumen ini telah ditandatangani menggunakan sertifikat elektronik yang dikeluarkan oleh BSrE
wilayah Kalimantan dan sidat yang banyak dibudidayakan di Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten
Cilacap.
Produksi perikanan tangkap triwulan IV-2022 dipengaruhi oleh cuaca dan gelombang tinggi di
beberapa daerah di Indonesia pada bulan Desember tahun 2022 seperti di PP. Belawan, PP.
Karangantu, PP. Palabuhanratu, PP. Prigi, PP. Ternate, dan PP. Sungailiat. Laporan produksi yang
didaratkan di pelabuhan perikanan menunjukkan ada peningkatan produksi di beberapa
pelabuhan perikanan UPT pusat dan beberapa UPT daerah tercatat meningkat 85 persen (q-to-
q), UPT pusat mengalami peningkatan sebesar 60 persen (y-on-y) serta peningkatan sebesar 67
persen (q-to-q). Peningkatan produksi yang signifikan di Pelabuhan Perikanan UPT Pusat antara
lain PP. Kendari, PP. Kwandang, PP. Bungus, PP. Bitung, dan PP. PP. Bitung, PP. Pekalongan, dan
PP. Pemangkat. Komoditas yang mengalami peningkatan pada triwulan IV tahun 2022 (y-on-y)
adalah Cumi-cumi meningkat 3,88 persen dan Cakalang meningkat 11,33 persen. Komoditas yang
mengalami peningkatan pada triwulan IV tahun 2022 (q to q) adalah cumi-cumi meningkat 53,03
persen, udang meningkat 44,99 persen dan Cakalang meningkat 6,21 persen.
Berdasarkan hasil estimasi data produksi perikanan pada setiap triwulan di tahun 2022
didapatkan estimasi volume produksi perikanan tahun 2022 sebesar 24,85 juta ton yang terdiri
dari produksi perikanan tangkap sebesar 7,99 juta ton dan perikanan budidaya sebesar 16,87
juta ton. Capaian volume produksi perikanan 2022 mengalami peningkatan sebesar 13,63 persen
jika dibandingkan dengan volume produksi perikanan 2021. Peningkatan volume produksi ini
berasal dari peningkatan volume produksi perikanan tangkap sebesar 10,56 persen dan
peningkatan volume produksi perikanan budidaya sebesar 15,14 persen.
Tabel 5. Produksi Perikanan Tangkap dan Budidaya, 2021 - 2022
Keterangan:
Sumber: KKP (2022); ***) Angka Estimasi
Hasil estimasi nilai produksi perikanan tahun 2022 adalah sebesar 506,14 trilyun yang terdiri dari
produksi perikanan tangkap sebesar 248,80 trilyun dan perikanan budidaya sebesar 257,34
trilyun. Capaian nilai produksi perikanan 2022 mengalami peningkatan sebesar 28,90 persen jika
Dokumen ini telah ditandatangani menggunakan sertifikat elektronik yang dikeluarkan oleh BSrE
dibandingkan dengan produksi perikanan 2021. Peningkatan produksi ini berasal dari
peningkatan nilai produksi perikanan tangkap sebesar 27,68 persen dan peningkatan nilai
produksi perikanan budidaya sebesar 30,11 persen.
Dokumen ini telah ditandatangani menggunakan sertifikat elektronik yang dikeluarkan oleh BSrE
persen. Tuna-Tongkol-Cakalang laut memiliki pertumbuhan volume ekspor sebesar 27,33 persen
dan pertumbuhan nilai ekspor sebesar 30,53 persen.
Tabel 7. Kontribusi Volume dan Nilai Ekspor Komoditas Utama Triwulan IV-2022
2021 2022
Pertumbuhan
Negara Tujuan Triwulan IV- Triwulan IV-
Kontribusi (%) Kontribusi (%) 2021-2022 (%)
2021 2022
United States 704.537,38 42,28 513.954,02 31,53 -27,05
China 296.845,13 17,81 328.498,28 20,15 10,66
Japan 178.881,36 10,73 222.090,60 13,63 24,16
Uni Eropa 98.674,25 5,92 87.390,72 5,36 -11,44
ASEAN 153.517,99 9,21 204.027,54 12,52 32,90
Lainnya 234.065,41 14,05 274.043,27 16,81 17,08
Total 1.666.521,51 1.630.004,44
Sumber: Hasil Pengolahan Data DJPSDKP (2022)
Tabel 7 menunjukkan Amerika Serikat (AS) masih menjadi negara tujuan ekspor utama dengan
nilai sebesar USD 513,94 juta atau menurun 27,05 persen dibanding periode yang sama pada
tahun sebelumnya. Selanjutnya diikuti oleh Tiongkok sebesar USD 328,49 Juta (meningkat 10,66
persen), ASEAN sebesar USD 204,02 Juta (meningkat 32,90 persen), Jepang sebesar USD 222,09
Juta (meningkat 24,16 persen), dan Uni Eropa sebesar USD 87,39 Juta (menurun 11,44 persen).
Dokumen ini telah ditandatangani menggunakan sertifikat elektronik yang dikeluarkan oleh BSrE
Tabel 9. Perkembangan Impor Hasil Perikanan Indonesia Triwulan IV-2022
Pertumbuhan
Keterangan Triwulan IV - 2021 Triwulan IV - 2022
(%)
Volume (Ton) 55.471 94.734 70,78
Nilai (000 USD) 126.051 186.715 48,13
Sumber: Hasil Pengolahan Data DJPSDKP (2022)
Tabel 10. Volume dan Nilai Impor Hasil Perikanan Indonesia Triwulan IV-2022
Berdasarkan Negara Asal
Volume Impor Kontribusi Nilai Impor Kontribusi
Negara Asal Impor
(Ton) (%) (000 USD) (%)
China 27.323 28,84 41.021 21,97
ASEAN 6.388 6,74 17.148 9,18
Korea Selatan 8.476 8,95 16.779 8,99
Uni Eropa 21.411 22,60 13.255 7,10
Lainnya 31.137 32,87 98.512 52,76
Total 94.734 186.715
Sumber: Hasil Pengolahan Data DJPSDKP (2022)
Tabel 11. Nilai Impor Hasil Perikanan Indonesia Triwulan IV-2022 Berdasarkan Komoditas
Tabel 8, 9, dan 10 menunjukkan nilai impor produk perikanan pada periode Triwulan IV-2022,
mencapai USD 186,72 Juta dengan volume 94,73 ribu ton, berdasarkan nilai meningkat sebesar
48,13 persen sedangkan berdasarkan volume meningkat 70,78 persen dibandingkan periode
yang sama tahun sebelumnya. Indonesia mengimpor dari Tiongkok sebesar USD 41,02 Juta (21,97
persen terhadap nilai impor total), ASEAN sebesar USD 17,14 juta (9,18 persen). Korea Selatan
sebesar USD 16,78 Juta (8,99 persen), dan Uni Eropa sebesar USD 13,25 Juta (7,10 persen).
Komoditas utama impor meliputi Rajungan – Kepiting sebesar USD 29,21 juta (15,64 persen
terhadap nilai impor total), Makarel sebesar USD 36,56 juta (19,58 persen), Cod sebesar USD 1,84
juta (0,99 persen), Tepung Ikan-Pellet-Makanan Ikan sebesar USD 27,74 juta (14,86 persen) dan
Salmon USD 18,23 juta (9,76 persen).
Dokumen ini telah ditandatangani menggunakan sertifikat elektronik yang dikeluarkan oleh BSrE
Tabel 12. Neraca Perdagangan Produk Perikanan Indonesia Triwulan IV-2022
Neraca perdagangan produk perikanan Indonesia triwulan IV-2022 mengalami defisit sebesar
USD 97,14 juta atau turun 6,31 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Kenaikan
nilai ekspor produk perikanan Indonesia disumbang dari komoditas rumput laut, tuna – tongkol
– cakalang, cumi – sotong – gurita, dan udang. Kenaikan nilai ekspor tersebut tidak sepenuhnya
diikuti dengan kenaikan volume ekspor, hal ini diperkirakan kenaikan nilai dipicu oleh
meningkatnya harga pangan dunia, (Ditjen PDSPKP, 2022).
Capaian PDB Perikanan triwulan IV-2022 atas harga konstan (ADHK) adalah sebesar Rp. 72,9
triliun dan atas harga berlaku (ADHB) adalah sebesar 135,8 triliun seperti terdapat dalam Gambar
1 dan Gambar 2. Secara kumulatif (c-to-c) hingga triwulan keempat ini, PDB Perikanan atas dasar
harga konstan telah mencapai nilai sebesar Rp. 275,5 trilliun. Dengan demikian secara kumulatif
pertumbuhan ekonomi Indonesia Triwulan I hingga triwulan IV-2022 mengalami pertumbuhan
sebesar 2,79 persen dibandingkan capaian Triwulan I hingga triwulan IV-2021 (Rp. 267,9 trilliun).
Pada triwulan IV-2022 PDB Indonesia atas harga berlaku adalah sebesar 135,8 triliun, sehingga
sektor perikanan dengan PDB atas harga berlaku secara kumulatif pada triwulan I hingga triwulan
IV-2022 505,06 triliun dan berkontribusi (share) pada ekonomi Indonesia sebesar 2,58 persen.
Dokumen ini telah ditandatangani menggunakan sertifikat elektronik yang dikeluarkan oleh BSrE
Gambar 1. Pertumbuhan Ekonomi Perikanan Triwulan IV-2022
Jika dibandingkan dengan capaian PDB Perikanan pada triwulan III-2022, maka capaian triwulan
IV-2022 ini bernilai 4,61 persen (q-to-q). Pertumbuhan ekonomi secara q-to-q yang tumbuh
menunjukkan pola musiman. Secara y-on-y capaian PDB Perikanan triwulan IV-2022 mengalami
peningkatan sebesar 2,62 persen lebih tinggi dibandingkan PDB Perikanan triwulan IV-2022. Hal
Ini menunjukkan pertumbuhan ekonomi perikanan secara y-on-y pada triwulan IV-2022 semakin
kuat dan menuju ke arah pemulihan. Pertumbuhan sektor perikanan 2,62 persen salah satunya
didorong oleh peningkatan produksi perikanan tangkap dan budidaya pada triwulan IV-2022.
8,44
8 6,41
4,03 4,61
2,38 2,28 2,05 1,88 1,90 1,88
3 1,50
-0,26
-0,03 0,19
-2 -0,65
-2,37
-4,26 -3,25
-7
-11,00
-12
TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4
2018 2018 2018 2018 2019 2019 2019 2019 2020 2020 2020 2020 2021 2021 2021 2021 2022 2022 2022 2022
Gambar 2. Pertumbuhan q-to-q PDB Perikanan (Persen), Triwulan I-2018 – Triwulan IV-2022
Dokumen ini telah ditandatangani menggunakan sertifikat elektronik yang dikeluarkan oleh BSrE
80,0 12,00
72,9
71,1
69,6 69,7
70,0 67,7
65,2 65,5 10,00
63,3 64,5 64,5 63,6 63,2
61,1 62,3 62,1 61,7 62,7
59,0 58,6 59,9 9,69
60,0
8,99 8,00
50,0
6,00
6,18 6,38
6,07
40,0 5,81 5,66 5,68 5,50
4,82 4,00
4,55
30,0 3,97
3,52
2,73 2,62 2,00
20,0
1,06
10,0 0,00
-0,63 -0,64
- -1,03 -2,00
-1,31
Gambar 3. Pertumbuhan y-on-y PDB Perikanan (Persen), Triwulan I 2018 – Triwulan IV- 2022
Arah pergerakan perekonomian sektor perikanan sepanjang 2022 ini menunjukkan kenaikan.
Capaian PDB Perikanan pada triwulan keempat mengalami pertumbuhan y-on-y yang positif.
Pergerakan perekonomian sektor perikanan yang optimistis tersebut dicapai karena KKP
dapat memastikan tidak terjadi gangguan terhadap ketersediaan Ikan di Pasar dengan cara
menjaga lancarnya aliran pasokan dari Nelayan dan Pembudidaya ke Pasar eceran, serta
terjadi peningkatan ekspor perikanan.
5. Nilai Tukar Nelayan (NTN) dan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) Indonesia
Berdasarkan Gambar 5, sepanjang periode Januari 2019 – Desember 2022 Nilai Tukar Nelayan
(NTN) relatif mengalami kenaikan dengan beberapa penurunan tahun 2019 pada bulan Maret,
April, Oktober, dan November; penurunan tahun 2020 pada bulan Februari, Maret, dan April;
Penurunan pada tahun 2021 pada bulan Maret dan Juni; serta tahun 2022 mengalami
penurunan pada bulan Maret, Juni, September, dan November. Penurunan signifikan terjadi
pada bulan September 2022 sebesar -1,84 persen dari bulan Agustus 2022 dan pada bulan
November 2022 sebesar -0,44 persen dari bulan Oktober 2022. Hal ini disebabkan oleh adanya
faktor kenaikan indeks harga yang dibayar nelayan, khususnya pada konsumsi rumah tangga
dan BPPBM (Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal).
Kenaikan BPPBM paling signifikan dikarenakan kenaikan biaya transportasi dan komunikasi.
Hal ini merupakan dampak kenaikan harga BBM pada 1 September 2022. Secara rata-rata,
Dokumen ini telah ditandatangani menggunakan sertifikat elektronik yang dikeluarkan oleh BSrE
NTN sepanjang triwulan IV-2022 mengalami penurunan sebesar -1,22 persen dibandingkan
rata-rata triwulan III-2022, dari 106,51 menjadi 105,20 dan mengalami penurunan sebesar -
0,87 persen dibandingkan dengan NTN rata-rata triwulan IV-2021, dari 106,13 menjadi 105,20.
115,00
110,00
105,00
100,00
95,00
90,00
2019-01
2019-10
2020-07
2021-04
2022-01
2022-06
2019-02
2019-03
2019-04
2019-05
2019-06
2019-07
2019-08
2019-09
2019-11
2019-12
2020-01
2020-02
2020-03
2020-04
2020-05
2020-06
2020-08
2020-09
2020-10
2020-11
2020-12
2021-01
2021-02
2021-03
2021-05
2021-06
2021-07
2021-08
2021-09
2021-10
2021-11
2021-12
2022-02
2022-03
2022-04
2022-05
2022-07
2022-08
2022-09
2022-10
2022-11
2022-12
Gambar 4. Perkembangan Komponen Nilai Tukar Nelayan, Januari 2019 – Desember 2022
Dokumen ini telah ditandatangani menggunakan sertifikat elektronik yang dikeluarkan oleh BSrE
3,00
2,00
1,00
0,00 2019-03
2020-04
2021-05
2022-06
2019-01
2019-02
2019-04
2019-05
2019-06
2019-07
2019-08
2019-09
2019-10
2019-11
2019-12
2020-01
2020-02
2020-03
2020-05
2020-06
2020-07
2020-08
2020-09
2020-10
2020-11
2020-12
2021-01
2021-02
2021-03
2021-04
2021-06
2021-07
2021-08
2021-09
2021-10
2021-11
2021-12
2022-01
2022-02
2022-03
2022-04
2022-05
2022-07
2022-08
2022-09
2022-10
2022-11
2022-12
-1,00
-2,00
-3,00
-4,00
-5,00
Gambar 5. Perubahan Komponen Nilai Tukar Nelayan, Januari 2019 – Desember 2022
Berdasarkan pola musiman perubahan NTN yang terjadi, seperti dapat diamati pada gambar
6, NTN yang dicapai di setiap bulan memiliki pola yang relatif hampir sama dengan indeks yang
diterima. Hal ini berarti bahwa harga ikan di tingkat produsen untuk penangkapan perairan
umum dan penangkapan laut sangat berpengaruh terhadap capaian NTN, sehingga perlu
dijaga agar tidak terjadi gejolak harga yang terlalu ekstrim, terutama pada saat musim
tangkapan, agar NTN tidak merosot terlalu tajam.
Secara regional, capaian NTN antar daerah memberikan nilai yang cukup bervariasi. Provinsi
Maluku merupakan provinsi dengan catatan rata-rata NTN tertinggi pada triwulan-IV 2022
dengan nilai sebesar 116,32, sedangkan capaian rata-rata NTN terendah adalah 91,32
diperoleh oleh Provinsi Nusa Tenggara Timur. Terdapat beberapa Provinsi dengan rata-rata
NTN triwulan-IV 2022 di bawah 100, di antaranya Sumatera Barat, Gorontalo, Kalimantan
Selatan, Papua Barat, Bali, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, dan Nusa Tenggara Timur.
Dokumen ini telah ditandatangani menggunakan sertifikat elektronik yang dikeluarkan oleh BSrE
Rata-rata Nilai Tukar Nelayan Triwulan IV-2022
Maluku
DI Yogyakarta
Nusa Tenggara Barat
Sumatera Selatan
Sulawesi Utara
Kepulauan Riau
Jawa Barat
Jambi
Aceh
Papua
Kepulauan Bangka Belitung
Sulawesi Selatan
Sumatera Utara
Sulawesi Barat
Bengkulu
Lampung
Kalimantan Utara
Sulawesi Tengah
Jawa Tengah
Riau
Kalimantan Barat
DKI Jakarta
Jawa Timur
Maluku Utara
Sulawesi Tenggara
Banten
Sumatera Barat
Gorontalo
Kalimantan Selatan
Papua Barat
Bali
Kalimantan Timur
Kalimantan Tengah
Nusa Tenggara Timur
- 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 120,00 140,00
Secara rata-rata, NTPi sepanjang triwulan IV-2022 mengalami penurunan sebesar 0,21 persen
dibandingkan rata-rata triwulan III-2022, dari 105,11 menjadi 104,89 dan mengalami kenaikan
kenaikan sebesar 0,57 persen dibandingkan dengan NTPi rata-rata triwulan IV-2021
mengalami, dari 104,29 menjadi 104,89. Berdasarkan Gambar 8, semenjak terjadi pandemic
Covid-19 pada April 2020, NTPi cenderung mengalami peningkatan dengan rata-rata
perubahan sebesar 0,13 persen per bulan. Pada bulan Desember 2022 NTPi mengalami
Dokumen ini telah ditandatangani menggunakan sertifikat elektronik yang dikeluarkan oleh BSrE
kenaikan sebesar 0,09 persen atau menjadi senilai 104,91, sehingga capaian rata-rata NTPi
sepanjang triwulan IV-2022 adalah sebesar 104,88.
120,00
115,00
110,00
105,00
100,00
95,00
2,00
1,50
1,00
0,50
0,00
-0,50
-1,00
-1,50
-2,00
Capaian NTPi regional pada triwulan IV-2022 memperlihatkan kondisi dimana terdapat 21
Provinsi dengan rata-rata NTPi diatas 100 dan 13 Provinsi dengan nilai rata-rata NTPi dibawah
Dokumen ini telah ditandatangani menggunakan sertifikat elektronik yang dikeluarkan oleh BSrE
100. Tiga provinsi dengan NTPi tertinggi yaitu Sulawesi Tenggara sebesar 116,48, Maluku sebesar
111,29, dan Sulawesi Selatan sebesar 110,35; sedangkan tiga Provinsi dengan capaian NTPi
terendah, yaitu Kepulauan Bangka Belitung sebesar 89,73, D.I Yogyakarta sebesar 91,58 dan
Kepulauan Riau sebesar 92,53.
Dokumen ini telah ditandatangani menggunakan sertifikat elektronik yang dikeluarkan oleh BSrE
Dokumen ini telah ditandatangani menggunakan sertifikat elektronik yang dikeluarkan oleh BSrE