Anda di halaman 1dari 6

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

PEMBERIAN SENYAWA OSMOLIT ORGANIK TAURIN


PADA PAKAN BUATAN TERHADAP RESPON
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN GONAD IKAN
NILA (Oreochromis niloticus) PRA-DEWASA
Marcellia, S.1, Widiastuti, E. L.2, Nurcahyani, N.2, Rivai, I. F2
2
Jurusan Biologi FMIPA, Universitas Lampung, Bandar Lampung, Indonesia
Email : mpiicellia@yahoo.com

Abstract. Tilapia fish (Oreochromis niloticus) is species which from Africa in the Nile
River and the surrounding lakes. Tilapia‘s body shape is elongated, flattened sideways and
swarthy white. For supplying feed needs artifical feed (pellet) which nutrient content is
suitable with tilapia‘s needs. This research aims for knowing the response of the growth and
gonads development and Maturation Level of Tilapia‘s gonad (Oreochromis niloticus) with
addition of taurine on artificial feed (pellet). The research was conducted on January-March
2013 in the Laboratories Moleculer Biology FMIPA Unila. The Parameters of observation
were Specific Growth Rate (SGR), body weight, body length, body circumference, Index
Gonad Somatic (IGS) and Gonads Maturation Level. From the observations that had been
doing for 30 days showed that tilapia which is fed pellets with addition of taurine had a mean
increasing in body weight, body length and body circumference larger than the control. The
highest increasing mean value of tilapia SGR in addition of taurine treatment on day 30 was
0.10%. the highest increasing mean value of SGR In the control treatment on day 20 was
0.10%. On gonad development, addition of taurine has no effect. Tilapia is fed pellet with
addition of taurine and control get gonads maturation level (TKG) V on day 30.
Measurement of water quality in the aquarium showed results still worthy to support the
growth of tilapia.

Keywords: Tilapia, growth, taurine, artificial feed (pellets), gonad development

PENDAHULUAN Pelet banyak digunakan dalam usaha


budidaya karena diperlukan oleh ikan
Ikan nila (Oreochromis niloticus) seperti protein, lemak, dan karbohidrat yang
merupakan spesies yang berasal dari Afrika telah disesuaikan dengan kebutuhan ikan
di sekitar kawasan Sungai Nil dan danau- (Yuwono, et al., 1996).
danau sekitarnya. Ikan nila (Oreochromis
niloticus) merupakan jenis ikan konsumsi Penelitian ini bertujuan untuk
air tawar yang banyak dibudidayakan di mengetahui respon pertumbuhan,
lebih dari 85 negara (Direktorat usaha, perkembangan,dan tingkat kematangan
2010). gonad ikan nila (Oreochromis niloticus)
Taurin adalah turunan asam amino yang terhadap penambahan taurin pada pakan
membantu sistem syaraf bekerja lebih buatan berupa pelet.
mudah dalam mengantarkan air dan mineral
ke dalam darah, sehingga membuat Pada penelitian ini penambahan senyawa
metabolisme dalam tubuh berjalan dengan osmolit organik taurin pada pakan buatan
baik. Jika jumlah asam amino lebih banyak berupa pelet dapat meningkatkan laju
daripada karbohidrat dan protein, maka pertumbuhan dan tingkat kematangan
tubuh akan menggunakannya sebagai gonad ikan nila (Oreochromis niloticus).
sumber energi (Preventionindonesia, 2009).

Semirata 2013 FMIPA Unila |309


Marcellia, dkk: PEMBERIAN SENYAWA OSMOLIT ORGANIK TAURIN PADA PAKAN
BUATAN TERHADAP RESPON PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN GONAD IKAN
NILA (Oreochromis niloticus) PRA-DEWASA

BAHAN DAN METODE Keterangan : (χ ± SEM) : Nilai rata-rata berat


tubuh ± galat baku
Hewan uji yang digunakan adalah ikan * : Analisis T-test pada α = 5% menunjukkan
nila yang berumur 3-4 bulan dengan berat perbedaan yang signifikan
tubuh 40 g - 60 g. Ikan yang digunakan
dalam penelitian berjumlah 40 ekor. 20 Secara analisis statistik (Tabel 6) rata-
ekor sebagai kontrol dengan pakan pelet, rata pertumbuhan berat ikan nila
dan 20 ekor dengan pakan pelet yang (Oreochromis niloticus) pada kedua
diberi taurin. Pada masing-masing perlakuan selama 30 hari pengamatan
perlakuan 20 ekor ikan nila diletakkan menunjukkan perbedaan yang nyata pada
dalam 4 akuarium, disetiap satu akuarium uji t-test (dengan α=5%). Pada perlakuan
berisi 5 ekor ikan. penambahan taurin pertambahan berat nila
Pengambilan data dilakukan pada awal lebih besar dibandingkan dengan kontrol.
penelitian (D0) kemudian dilakukan setiap Pertambahan rata-rata berat tubuh nila pada
10 hari sekali untuk mengetahui perlakuan pelet taurin yang paling besar
pertumbuhan dan perkembangan gonad terjadi pada hari ke-30 dengan perbedaan
ikan nila. Data yang diambil berupa pertambahan berat antara kontrol dan
panjang tubuh, berat tubuh,lingkar badan penambahan taurin sebesar 3,71 g. Secara
ikan, berat gonad, panjang gonad, dan ciri- berturut-turut perbedaan penambahan berat
ciri morfologi gonad. Gonad diambil badan dari hari ke 10 pengamatan hingga
dengan cara pembedahan pada hewan uji hari ke 30 antara pemberian taurin dengan
yang sebelumnya dilakukan pembiusan kontrol adalah sebagai berikut, 2,97 g, 2,80
terlebih dahulu menggunakan minyak g, dan 3, 71 g.
cengkeh. Parameter pada penelitian ini Bahan makanan yang diberikan pada
adalah Laju Pertumbuhan Spesifik (Spesific penelitian ini berupa pelet yang memiliki
Growth Rate/SGR), Berat tubuh, panjang komposisi 35% adalah protein yang
tubuh, lingkat badan, dan Indeks Gonad umumnya berasal dari tepung ikan.
Somatik (IGS). Penambahan taurin dalam hal ini mampu
meningkatkan penambahan berat, bahkan
HASIL DAN PEMBAHASAN hampir mencapai dua kali lipat atau 200%
dibanding kontrol (Tabel 6).
Penambahan Senyawa Taurin Terhadap Hasil penelitian ini sesuai dengan
Pertumbuhan Ikan Nila (Oreochromis pendapat Lunger, Mclean, Kuhn, dan Craig
niloticus). Data pertambahan berat disajikan (2007), yang menyatakan bahwa
berdasarkan rata-rata berat ikan per 10 hari penambahan taurin sebagai suplemen
pada masing-masing kelompok (n=4). mampu meningkatkan pertumbuhan dan
efisiensi pakan pada ikan yang diberi pakan
Tabel 1. Pertambahan berat ikan nila protein pengganti tepung ikan.
(Oreochromis niloticus)selama 30
hari pada dua perlakuan berbeda Secara satistik dengan menggunakan uji
t-test (dengan α= 5%) rerata pertambahan
Penambahan Rerata Berat panjang tubuh nila per 10 hari pada kedua
Tubuh nila per perlakuan perlakuan menunjukkan adanya perbedaan
Waktu
(χ ± SEM) (g) yang signifikan. Rata-rata pertambahan
Pengukuran
Penambahan panjang tubuh nila (Oreochromis niloticus)
Kontrol
Taurin pada kedua perlakuan dapat dilihat pada
Hari Ke-10 2,27 ± 0,67 5,24 ± 0,99* Tabel 2 yang disajikan sebagai berikut:
Hari Ke-20 3,25 ± 0,81 6,05 ± 1,13*
Hari Ke-30 3,63 ± 1,05 7,34 ± 1,20*

310| Semirata 2013 FMIPA Unila


Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

Tabel 2. Rerata penambahan panjang tubuh Tabel 3. Pertambahan rerata lingkar badan ikan
ikan nila (Oreochromis niloticus) nila (Oreochromis niloticus) per 10
per 10 hari selama pemeliharaan 30 hari selama 30 hari pada perlakuan
hari pada dua perlakuan yang kontrol dan pelet taurin
berbeda
Rerata Pertambahan Lingkar
Rerata Pertambahan Panjang Badan Nila per Perlakuan
Waktu
Tubuh Nila per Perlakuan (χ ± SEM) (cm)
Waktu Pengukuran
(χ ± SEM) (cm) Kontrol Penambahan
Pengukuran
Kontrol Penambahan Taurin
Taurin Hari Ke-10 0,50 ± 0,12 0,28 ± 0,09
Hari Ke-10 0,60 ± 0,17 0,70 ± 0,14* Hari Ke-20 0,51 ± 0,03 0,53 ± 0,08*
Hari Ke-20 0,68 ± 0,15 0,74 ± 0,28* Hari Ke-30 0,70 ± 0,05 0,79 ± 0,14*
Hari Ke-30 0,78 ± 0,04 0,82 ± 0,27*
Keterangan : (χ ± SEM) : Nilai rata-rata lingkar
Keterangan : (χ ± SEM) : Nilai rata-rata berat badan ± galat baku
tubuh ± galat baku * : Analisis T-test (α=5%) menunjukkan adanya
* : Analisis T-test (α = 5%) menunjukkan perbedaan yang signifikan
perbedaan yang signifikan
Pada Tabel 3, pertambahan lingkar
Antara perlakuan penambahan taurin badan ikan nila lebih tinggi pada perlakuan
dengan perlakuan kontrol rerata penambahan taurin dibanding pada
pertambahan panjang pada hari ke-10 perlakuan kontrol. Semakin banyak
memiliki perbedaan sebesar 0,10 g. Pada cadangan lemak tersimpan maka semakin
perlakuan penambahan taurin, rerata baik untuk perkembangan gonad, karena
pertambahan panjang yang paling tinggi lemak merupakan komponen penting
antara hari ke-20 dan hari ke-30 mengalami sebagai sumber energi yang diketahui dapat
kenaikan sebesar 0,08 g, sedangkan pada memicu pemijahan (O-fish, 2007).
perlakuan kontrol rerata pertambahan Pada pengukuran hari ke-10
panjang yang paling tinggi juga terjadi pertambahan rerata lingkar badan nila pada
antara hari ke-20 dan ke-30 sebesar 0,10 g. perlakuan penambahan taurin lebih kecil
Dengan demikian pertambahan rerata jika dibandingkan dengan perlakuan
panjang tertinggi ikan nila pada perlakuan kontrol. Namun untuk hari ke-20 dan ke-30
penambahan taurin dan kontrol terjadi pada pertambahan rerata lingkar badan lebih
hari ke-30. Namun, rerata pertambahan besar pada perlakuan penambahan taurin
panjang tubuh nila pada perlakuan dengan daripada perlakuan kontrol. Dari data
penambahan taurin lebih besar tersebut menunjukkan bahwa berat tubuh
dibandingkan perlakuan kontrol. Diduga selalu diikuti dengan pertambahan lingkar
penambahan taurin dimanfaatkan untuk badannya. Sehingga lingkar badan dapat
pemenuh kebutuhan protein melalui digunakan untuk mengetahui pendugaan
efisiensi pakannya. perkembangan gonad yang terletak di
Pengukuran lingkar badan berkaitan bagian perut tubuh ikan.
dengan pertumbuhan organ reproduksi yang Laju pertumbuhan ikan nila sangat
terdapat pada bagian perut ikan. Secara diperlukan dalam usaha budidaya. Laju
statistik dengan menggunakan uji T-test pertumbuhan ditentukan berdasarkan selisih
(dengan α=5%) menunjukkan adanya berat awal dan akhir per waktu
perbedaan yang nyata pada hari ke-10, hari pemeliharaan. Berdasarkan hasil
ke-20, dan hari ke-30. Rerata pertambahan pengukuran laju pertumbuhan spesifik
lingkar badan ikan nila pada kedua (SGR) ikan nila dari kedua perlakuan
perlakuan disajikan pada Tabel 3. disajikan pada Gambar 2.

Semirata 2013 FMIPA Unila |311


Marcellia, dkk: PEMBERIAN SENYAWA OSMOLIT ORGANIK TAURIN PADA PAKAN
BUATAN TERHADAP RESPON PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN GONAD IKAN
NILA (Oreochromis niloticus) PRA-DEWASA

Tabel 4. Nilai Rata-rata Indeks Gonad Somatik


(IGS)jantan atau betina selama 30 hari

Rata-rata Indeks Gonad


Somatik jantan atau betina
Waktu
(χ ± SEM) (%)
Pengukuran
Kontrol Penambahan
Taurin
Hari Ke-0 3,67 ± 1,25 3,99 ± 1,18
Hari Ke-10 4,04 ± 1,82 4,54 ± 0,99
Hari Ke-20 4,72 ± 0,89 3,74 ± 0,98
Gambar 1. Rerata Laju Pertumbuhan Spesifik
(SGR) Ikan Nila (Oreochromis niloticus) per 10 Hari Ke-30 5,51 ± 1,68 4,59 ± 0,23
hari pengukuran pada dua perlakuan berbeda
Keterangan : (χ ± SEM) : Nilai rata-rata
Antara perlakuan penambahan taurin Indeks Gonad Somatik (IGS) ± Galat Baku
dengan perlakuan kontrol rata-rata SGR Pada perlakuan taurin dan kontrol,
pada hari ke-10 memiliki perbedaan sebesar keduanya tidak menunjukkan adanya
0,27%. Pada perlakuan penambahan taurin, perbedaan yang nyata. Rerata Indeks
rata-rata SGR antara hari ke-20 dan hari ke- Gonad Somatik (IGS) pada hari ke-30
30 mengalami kenaikan sebesar 0,10 %. (Tabel 10) terlihat lebih besar pada
Dengan demikian pertambahan rata-rata perlakuan kontrol dibandingkan perlakuan
SGR tertinggi ikan nila pada perlakuan pelet taurin. Pada pengamatan antara hari
penambahan taurin terjadi pada hari ke-30. ke-10 dan ke-20 perlakuan penambahan
Pada perlakuan kontrol, pertambahan rata- taurin nilai rerata IGS mengalami
rata SGR pada hari ke-10 dan hari ke-20 penurunan sebesar 0,8 g, tetapi dihari ke-30
memiliki perbedaan tertinggi sebesar 0,10% rerata IGS naik sebanyak 0,85 g.
dibandingkan hari yang lainnya. Sedangkan pada perlakuan kontrol nilai
Pada perlakuan penambahan taurin rerata IGS mengalami pertambahan disetiap
memiliki nilai rata-rata SGR signifikan per 10 hari pengukuran. Dengan demikian,
yang berbeda nyata per 10 hari pengukuran. perkembangan dan kematangan gonad tidak
Hal ini dikarenakan adanya pengaruh dipengaruhi oleh asupan senyawa organik
penambahan taurin pada ulangan populasi taurin (Effendi, 2002).
yang menyebabkan pertumbuhan pada
kelompok perlakuan penambahan taurin
menjadi lebih cepat.
Jika jumlah asam amino lebih banyak
daripada karbohidrat dan protein, maka
tubuh akan menggunakannya sebagai
sumber energi, sehingga karbohidrat dan
protein yang tidak terpakai akan digunakan
oleh tubuh untuk pertumbuhan. Semakin
banyak kelebihan energi dari proses
metabolisme maka pertumbuhan akan lebih
baik (Preventionindonesia, 2009).
Berdasarkan hasil pengukuran rasio Gambar 2. Ciri-ciri morfologi Tingkat
gonad dan berat tubuh ikan nila yang Kematangan Gonad nila (a)
dianalisis statistik menggunakan uji T-test Betina TKG II (b) Jantan TKG II
(dengan α=5%) nilai Indeks Gonad Somatik (c) Betina TKG V (d) Jantan
(IGS) disajikan pada Tabel 4. TKG

312| Semirata 2013 FMIPA Unila


Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

TKG II pada gonad nila jantan ciri morfologi testis bagian belakang
mempunyai ciri-ciri morfologi permulaan kempis, bagian dekat pelepasan masih tiris,
gonad yang akan matang. Gonad mengisi gonad jantan berwarna putih, kadang-
seperempat rongga tubuh, warna gonad kadang dengan bintik cokelat. Pada TKG
pada ikan jantan kelabu atau putih dan V gonad sudah siap dikeluarkan untuk
berbentuk pipih. Pada gambar gonad nila terjadinya pemijahan (Cassie, 2009).
betina TKG II, dengan ciri-ciri morfologi
permulaan gonad yang akan matang. Gonad KESIMPULAN DAN SARAN
mengisi seperempat rongga tubuh,
berwarna kemerahan atau kuning dan Berdasarkan hasil penelitian dapat
berbentuk bulat, telur tidak tampak (Tester diambil kesimpulan sebagai berikut :
dan Takata, 1953). Senyawa osmolit organik taurin
Gonad nila betina mencapai TKG III berpengaruh pada pertambahan berat tubuh,
dengan ciri-ciri morfologi ovarium besar, panjang tubuh, dan lingkar perut ikan nila
berwarna gelap, dan ada oosit yang mulai (Oreochromis niloticus).
mengandung kuning telur. gonad nila Senyawa osmolit organik taurin tidak
jantan mencapai TKG III, dengan ciri-ciri berpengaruh terhadap perkembangan dan
morfologi gonad sudah hampir matang, kematangan gonad ikan nila.
gonad mengisi setengah rongga tubuh, dan
testis berwarna putih (Tester dan Takata, DAFTAR PUSTAKA
1953).
Ciri-ciri morfologi gonad nila betina Cassie, S. 2009. Replacement Of Fish
TKG IV yang terlihat adalah gonad mengisi Meal In Cobia Diets Using An
tiga perempat rongga tubuh. Gonad betina Organically Certified Protein.
berwarna kuning, hampir bening atau Aquaculture. 257
bening, telur mulai terlihat. Kadang- Direktorat Usaha, 2010. Budidaya Ikan
kadang dengan tekanan halus pada perutnya Nila. Ditjen Perikanan Budidaya
maka akan ada yang menonjol pada lubang Kementerian Kelautan danPerikanan
pelepasannya. Gonad nila jantan yang RI.Effendy, M. I. 1997. Biologi
memasuki TKG IV memiliki ciri-ciri Perikanan. Fakultas Perikanan IPB.
morfologi gonad mengisi tiga perempat Bogor.
rongga tubuh,testis berwarna putih
Dadzie dan Wangila. 1980. Perkembangan
kemerah-merahan, mengandung cairan
Gonad Ikan Balashark (Balantiochelius
putih jika ditekan perutnya keluar tetesan
melanopterus Blkr.). Agromedia
sperma (Tester dan takata, 1953).
Pustaka. Jakarta.
Gonad nila betina memasuki TKG V,
yaitu perkembangan gonad yang sudah Effendy, M. I. 2002. Biologi Perikanan.
mencapai kematangan, sehingga sudah siap Yayasan Pustaka Nustama.
untuk melakukan pemijahan. Ciri-ciri Yogyakarta.Fujaya, Y. 2004. Fisiologi
morfologi gonad betina memasuki TKG V Ikan “Dasar Pengembangan Teknik
adalah ovarium berwarna kuning terang, Perikanan”. Rineka Cipta. Jakarta.
ukurannya menjadi berkurang karena telah O-Fish. 2007. Kebutuhan Nutrisi Ikan.
dilepaskannya oosit yang matang. Ovarium http://www.O-fish.com (Diakses pada 2
berisi oogonia, oosit muda dan beberapa Desember 2012, 21.14 WIB).
oosit berwarna kuning telur serta banyak
dijumpai folikel yang pecah (Dadzie dan Preventionindonesia. 2009. Mencuri
Wangila, 1980). Perkembangan gonad nila Energi Dengan Taurin.
jantan yang memasuki TKG V dengan ciri- http://www.preventionindonesia.com/arti

Semirata 2013 FMIPA Unila |313


Marcellia, dkk: PEMBERIAN SENYAWA OSMOLIT ORGANIK TAURIN PADA PAKAN
BUATAN TERHADAP RESPON PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN GONAD IKAN
NILA (Oreochromis niloticus) PRA-DEWASA

cle/mencuri-energi-dengan- Chanel. Kidney International Vol. 48.


taurin&channtel.html. Diakses pada 3 The International Society Of
November 2012 pukul 20.50 WIB Nephrology. Massachusetts, USA.
Strange, K. dan P. S. Jackson. 1997. Tester dan Takata. 1953. Fishes. An
Swelling Activated Organic Osmolyte Introduction to Ichthyology. Second
Effucks : A New Role For Annion Edition. Prentice Hall, New Jersey.

314| Semirata 2013 FMIPA Unila

Anda mungkin juga menyukai