Anda di halaman 1dari 33

STRATEGI SANITASI KOTA (SSK) 2016-

2020
KOTA BANJAR

BAB II
PROFIL SANITASI SAAT INI

2.1 Gambaran Wilayah

Kota Banjar secara geografis terletak antara 07°.19’ - 07°.26’ LS dan 108°.26’ - 108°.40’ BT.
Kota Banjar berada di perbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah, yakni dengan Kabupaten
Cilacap. Banjar merupakan pintu gerbang utama jalur lintas selatan Jawa Barat.

Kota Banjar merupakan daerah dataran dengan ketinggian antara 20 sampai 500 meter
diatas pemukaan laut (dpl) serta beriklim tropis. Dari 4 kecamatan yang termasuk wilayah
administrasi Kota Banjar, Kecamatan Purwaharja paling banyak memiliki wilayah pada
ketinggian 100 sampai 500 meter dpl. Sedangkan Kecamatan Langensari merupakan
kecamatan yang seluruhnya berada pada ketinggian kurang dari 25 meter dpl.

Kota Banjar sejak didirikan sebagai bagian dari wilayah Kabupaten Ciamis, telah mengalami
beberapa kali perubahan status :

a. Banjar sebagai Ibu kota kecamatan dari tahun 1937 sampai dengan tahun 1940;
b. Banjar sebagai ibu kota kewadanaan dari tahun 1941 sampai dengan tanggal 1
Maret 1992;
c. Banjar sebagai kota administratif, dari tanggal 2 Maret 1992 sampai dengan 20
Februari 2002;
d. Banjar sebagai kota sejak tanggal 21 Februari tahun 2002

Berdasarkan undang-undang nomor 27 Tahun 2002 tentang pembentukan Kota Banjar di


Provinsi Jawa Barat kurang lebih 113,49 Km2 atau 11.349 Ha, sedangkan berdasarkan hasil
dari Bakosurtanal Luas Kota Banjar adalah 131.97 Km2 dan berdasarkan luas wilayah
secara Administrasi, Pemerintahan Kota Banjar meliputi 4 (empat) Kecamatan yang terdiri
dari 9 Kelurahan dan 16 Desa 25 dengan rincian sebagai berikut :

1. Kecamatan Banjar : terdiri dari 3 Kelurahan dan 4 Desa


2. Kecamatan Pataruman : terdiri dari 2 Kelurahan dan 2 Desa
3. Kecamatan Purwaharja : terdiri dari 2 Kelurahan dan 6 Desa
4. Kecamatan Langensari : terdiri dari 2 Kelurahan dan 4 Desa

Percepatan Pembangunan Sanitasi


I-1
POKJA SANITASI KOTA BANJAR
Permukiman (PPSP) 2016
STRATEGI SANITASI KOTA (SSK) 2016-
2020
KOTA BANJAR

Batas wilayah Kota Banjar berdasarkan letak administrasi mempunyai batas-batas sebagai
berikut:
 Sebelah Utara, Berbatasan dengan Kecamatan Cisaga Kabupaten Ciamis serta
Kecamatan Dayeuhluhur;
 Sebelah Timur, Berbatasan dengan Kecamatan Lakbok Kabupaten Ciamis dan
kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap Provinsi Jawa Tengah;
 Sebelah Selatan, Berbatasan dengan Kecamatan Lakbok dan Kecamatan
Pamarican kabupaten Ciamis;
 Sebelah Barat, Berbatasan dengan Kecamatan Cimaragas dan Kecamatan
Cijeungjing Kabupaten Ciamis.

Wilayah Kajian penyusunan SSK Pemutakhiran adalah seluruh kelurahan dan desa yang
ada di Kota Banjar

Percepatan Pembangunan Sanitasi


I-2
POKJA SANITASI KOTA BANJAR
Permukiman (PPSP) 2016
STRATEGI SANITASI KOTA (SSK) 2016-
2020
KOTA BANJAR

Peta 2.1
Peta Administrasi / Wilayah Kajian Penyusunan SSK Kota Banjar

Percepatan Pembangunan Sanitasi


I-1
POKJA SANITASI KOTA BANJAR
Permukiman (PPSP) 2016
STRATEGI SANITASI KOTA (SSK) 2016-
2020
KOTA BANJAR

Tabel 2.1 Nama dan Luas Wilayah per-Kecamatan dan Jumlah Kelurahan
KECAMATAN Kelurahan Desa
Banjar Kelurahan Banjar 1. Balokang
Kelurahan Mekarsari 2. Cibeureum
Kelurahan Situbatu 3. Neglasari
4. Jajawar
Purwaharja Kelurahan Purwaharja 1. Raharja
Kelurahan Karangpanimbal 2. Mekarjaya
Pataruman Kelurahan Hegarsari 1. Mulyasari
Kelurahan Pataruman 2. Batulawang
3. Karyamukti
4. Binangun
5. Sukamukti
6. Sinartanjung
Langensari Kelurahan Muktisari 1. Kujangsari
Kelurahan Bojongkantong 2. Waringinsari
3. Langensari
4. Rejasari
Sumber : Bappeda Kota Banjar, 2016

Tabel 2.2: Nama, Luas Wilayah per-Kecamatan dan Jumlah Desa

Luas Wilayah
Jumlah
Nama Administrasi Terbangun
Kelurahan
Kecamatan (%) thd (%) thd
/ Desa (Ha) (Ha)
total total
Banjar 7 2.623,84 20% 525 3.98%
Purwaharja 4 1.826,74 14% 1081 8.19%
Pataruman 8 5.405,66 41% 365 2.77%
Langensari 6 3.340,99 25% 668 5.06%
TOTAL 25 13.197,23 100% 2.639 20%
Sumber: Bappeda Kota Banjar, dan Data Diolah, 2016

Percepatan Pembangunan Sanitasi


I-1
POKJA SANITASI KOTA BANJAR
Permukiman (PPSP) 2016
STRATEGI SANITASI KOTA (SSK) 2016-
2020
KOTA BANJAR

Tabel 2.3 berisikan tentang proyeksi penduduk Kota Banjar untuk 5 (lima) tahun ke depan dari tahun berjalan yaitu tahun 2016. Rumus yang digunakan
untuk menghitung proyeksi penduduk adalah sebagai baerikut :
n1 = o x (1+r)ⁿ

Dimana
n1 = Tahun ke-1
o = Tahun berjalan
r = rata pertumbuhan penduduk (%)
ⁿ = pangkat tahun yang diinginkan

Tabel 2.3.1 : Jumlah Penduduk dan Kepala Keluarga Saat Ini dan Proyeksi Untuk Lima Tahun
Jumlah Penduduk
Wilayah Perkotaan
Nama
Tahun
Kecamatan
2015 2016 2017 2018 2019 2020
Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK
36,6 7,3 37,0 7,4 37,8 7,5 39,0 7,8 40,6 8,1 42,7 8,55
Banjar
83 37 70 14 38 68 19 04 51 30 88 8
13,2 2,6 13,3 2,6 13,6 2,7 14,0 2,8 14,6 2,9 15,4 3,08
Purwaharja
41 48 77 75 54 31 81 16 70 34 41 8
30,6 6,1 30,9 6,1 31,5 6,3 32,5 6,5 33,9 6,7 35,7 7,15
Pataruman
33 27 52 90 99 20 95 19 72 94 76 5
15,9 3,1 16,1 3,2 16,4 3,2 17,0 3,4 17,7 3,5 18,6 3,72
Langensari
97 99 60 32 92 98 01 00 06 41 27 5
Sumber : Bappeda 2016, Diolah

Percepatan Pembangunan Sanitasi


I-1
POKJA SANITASI KOTA BANJAR
Permukiman (PPSP) 2016
STRATEGI SANITASI KOTA (SSK) 2016-
2020
KOTA BANJAR

Tabel diatas menggambarkan proyeksi jumlah penduduk perkotaan di Kota Banjar. Jumlah Desa/ Kelurahan yang dianggap sebagai wilayah perkotaan
berjumlah 9 Kelurahan. Jumlah proyeksi penduduk terbanyak sampai dengan Tahun 2020 ada di Kecamatan Banjar dengan total penduduk 42.788 jiwa
atau setara dengan 8.558 KK, sedangkan proyeksi jumalh penduduk terendah sampai dengan Tahun 2020 ada di Kecamatan Purwaharja dengan total
penduduk 15.441 jiwa atau setara dengan 3.088 KK

Tabel 2.3.2 : Jumlah Penduduk dan Kepala Keluarga Saat Ini dan Proyeksi Untuk Lima Tahun
Jumlah Penduduk
Wilayah Pedesaan
Nama
Tahun
Kecamatan
2015 2016 2017 2018 2019 2020
Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK
Banjar
18,572 3,714 18,763 3,753 19,152 3,830 19,750 3,950 20,576 4,115 21,658 4,332
Purwaharja
9,725 1,945 9,825 1,965 10,029 2,006 10,342 2,068 10,774 2,155 11,341 2,268
Pataruman
28,117 5,623 28,409 5,682 29,003 5,801 29,918 5,984 31,182 6,236 32,837 6,567
Langensari
37,877 7,575 38,263 7,653 39,048 7,810 40,255 8,051 41,923 8,385 44,105 8,821
Sumber : Bappeda 2016, Diolah
Tabel diatas menggambarkan proyeksi jumlah penduduk perdesaan di Kota Banjar. Jumlah Desa/ Kelurahan yang dianggap sebagai wilayah perdesaan
berjumlah 16 Desa. Jumlah proyeksi penduduk terbanyak sampai dengan Tahun 2020 ada di Kecamatan Langensari dengan total penduduk 44.105 jiwa
atau setara dengan 8.821 KK, sedangkan proyeksi jumalh penduduk terendah sampai dengan Tahun 2020 ada di Kecamatan Purwaharja dengan total
penduduk 11.341 jiwa atau setara dengan 2.268 KK

Tabel 2.3 : Jumlah Penduduk dan Kepala Keluarga Saat Ini dan Proyeksi Untuk Lima Tahun
Jumlah Penduduk

Percepatan Pembangunan Sanitasi


I-2
POKJA SANITASI KOTA BANJAR
Permukiman (PPSP) 2016
STRATEGI SANITASI KOTA (SSK) 2016-
2020
KOTA BANJAR

Total
Nama Tahun
Kecamatan 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK
Banjar
55,255 11,051 55,833 11,167 56,990 11,398 58,769 11,754 61,227 12,245 64,446 12,889
Purwaharja
22,966 4,593 23,202 4,640 23,683 4,737 24,423 4,885 25,444 5,089 26,782 5,356
Pataruman
58,750 11,750 59,361 11,872 60,602 12,120 62,513 12,503 65,154 13,031 68,613 13,723
Langensari
53,874 10,775 54,423 10,885 55,540 11,108 57,256 11,451 59,629 11,926 62,732 12,546
Sumber : Bappeda 2016, Diolah

Total proyeksi jumlah penduduk Kota Banjar sampai Tahun 2020 paling tinggi ada di Kecamatan Pataruman yaitu 68.613 jiwa atau setara dengan 13.723
KK, sedangkan paling rendah ada di Kecamatan Purwaharja yaitu 26.782 Jiwa atau setara dengan 5.356 KK

Percepatan Pembangunan Sanitasi


I-3
POKJA SANITASI KOTA BANJAR
Permukiman (PPSP) 2016
STRATEGI SANITASI KOTA (SSK) 2016-
2020
KOTA BANJAR

Tabel 2.3 : Tingkat Pertumbuhan dan Kepadatan Penduduk Saat Ini dan Proyeksi 5
Tahun

Tingkat Pertumbuhan (%) Kepadatan Penduduk (orang/ha)

Nama
Tahun Tahun
Kecamatan

2016 2017 2018 2019 2020 2016 2017 2018 2019 2020

Banjar 1,03 1,03 1,03 1,03 1,03 106 109 112 117 123
Purwaharja 1,03 1,03 1,03 1,03 1,03 64 65 67 70 73
Pataruman 1,04 1,04 1,04 1,04 1,04 55 56 58 60 63
Langensari 1,02 1,02 1,02 1,02 1,02 81 83 86 89 94
Sumber : Bappeda, 2016, Diolah

Tingkat pertumbuhan penduduk di Kota Banjar paling tinggi ada di Kecamatan Pataruman yaitu
sebesar 1,04%, sedangkan yang paling rendah ada di Kecamatan Langensari yaitu sebesar
1,02%. Untuk tingkat kepadatan penduduk dari Tahun 2016 sampai dengan proyeksi Tahun 2020
yang paling tinggi ada di Kecamatan Banjar yaitu sebesar 106 orang/ha untuk tahun 2016 dan 123
orang/ha untuk Tahun 2020, sedangkan yang terendah ada di Kecamatan Pataruman yaitu 55
orang/ha untuk Tahun 2016 dan 63 orang/ha untuk Tahun 2020.

Percepatan Pembangunan Sanitasi


I-1
POKJA SANITASI KOTA BANJAR
Permukiman (PPSP) 2016
STRATEGI SANITASI KOTA (SSK) 2016-
2020
KOTA BANJAR

Tabel 2.4 : Jumlah Penduduk Miskin per Kecamatan

Nama Kecamatan Jumlah Keluarga Miskin (KK)


Banjar 7547
Pataruman 2538
Purwaharja 8387
Langensari 5423
JUMLAH 23895
Sumber : Bappeda Kota Banjar, 2016

Percepatan Pembangunan Sanitasi


I-1
POKJA SANITASI KOTA BANJAR
Permukiman (PPSP) 2016
STRATEGI SANITASI KOTA (SSK) 2016-
2020
KOTA BANJAR

PETA 2.2
RENCANA STRUKTUR RUANG KOTA BANJAR

PETA 2.3
RENCANA POLA
RUANG KOTA
BANJAR

Percepatan Pembangunan Sanitasi


I-1
POKJA SANITASI KOTA BANJAR
Permukiman (PPSP) 2016
STRATEGI SANITASI KOTA (SSK) 2016-
2020
KOTA BANJAR

2.2 Kemajuan Pelaksanaan SSK

a. Air Limbah Domestik

Tabel 2.5 : Kemajuan Pelaksanaan SSK Untuk Air Limbah Domestik


SSK Periode sebelumnya SSK saat ini
Tujuan Sasaran Data Dasar * Status Saat Ini
(1) (2) (3) (4)
Meningkatkan Kesadaran Tidak ada penduduk Tabel Kerangka Jumlah penduduk
masyarakat dalam yang melakukan BABS Kerja Logis yang masih BABS …
menerapkan STOP BABS di Tahun 2017 %
(Buang Air Besar
Sembarangan)
Memelihara daya dukung dan Tersedianya sarana dan ?? ??
daya tampung lingkungan Prasarana air limbah
hidup yang berwawasan
lingkungan
Meningkatkan akses terhadap Meningkatnya akses ?? ??
sarana dan prasarana terhadap sarana dan
pengelolaan air limbah prasarana pengelolaan
air limbah yang
berwawasan lingkungan
(1).Meningkatkan kualitas (1).Tersedianya payung ?? ??
pengelolaan air limbah hukum
domestik dan industri

(2).Tersedianya detail rencana (2).Tersedianya detail


pengelolaan air limbah rencana pengelolaan air
limbah
Meningkatkan kualitas dan Meningkatnya SDM ?? ??
kuantitas SDM dalam dalam pengelolaan
pengelolaan lingkungan lingkungan
meningkat
Sumber :
*) Berdasarkan Buku Putih Periode Sebelumnya
**) Perbedaan dari target yang telah ditetapkan (menggunakan data dasar sebagai dasar
perhitungannya)

b. Pengelolaan Persampahan

Tabel 2.6 : Kemajuan Pelaksanaan SSK Untuk Persampahan


SSK Periode sebelumnya SSK saat ini
Tujuan Sasaran Data Dasar * Status Saat Ini

Percepatan Pembangunan Sanitasi


I-1
POKJA SANITASI KOTA BANJAR
Permukiman (PPSP) 2016
STRATEGI SANITASI KOTA (SSK) 2016-
2020
KOTA BANJAR

(1) (2) (3) (4)


Tercapainya Standar Meningkatkan cakupan ?? ??
Pelayanan Minimum (SPM) pelayanan persampahan
untuk layanan persampahan dari 30% menjadi 70%
pada tahun 2017
Peningkatan pengelolaan Peningkatan pengelolaan ?? ??
sampah yang bewawasan persampahan dengan
lingkungan oleh masyarakat kegiatan 3 R
(Reuse,Reduse dan
Recycle) Secara
partisipatif dari 1%
menjadi 10%.
Meningkatkan Partisipasi
masyarakat dalam
pengelolaan sampah.
(1).Tersedianya detail rencana (1).Tersedianya detail ?? ??
pengelolaan persampahan rencana pengelolaan
persampahan
(2).Meningkatnya (2).Tersedianya payung
kinerja,pelayanan dan peran hukum
serta masyarakat dan
kalangan swasta dalam
pengelolaan sampah
Meningkatkan jalinan Terjalinnya kerjasama ?? ??
kerjasama pengelolaan pengelolaan
sampah dengan kalangan persampahan dengan
swasta kalangan swasta
Sumber :
*) Berdasarkan Buku Putih Periode Sebelumnya
**) Perbedaan dari target yang telah ditetapkan (menggunakan data dasar sebagai dasar
perhitungannya)

c. Drainase Perkotaan

Tabel 2.6 : Kemajuan Pelaksanaan SSK Untuk Drainase Perkotaan


SSK Periode sebelumnya SSK saat ini
Tujuan Sasaran Data Dasar * Status Saat Ini
(1) (2) (3) (4)
Meningkatkan kualitas sarana (1).Cakupan sarana dan ?? ??
dan prasarana drainase kota prasarana air limbah
yang memadai dan melingkupi seluruh kota
berwawasan lingkungan dan mengatasi banjir
sebesar 4% menjadi 0%

Percepatan Pembangunan Sanitasi


I-2
POKJA SANITASI KOTA BANJAR
Permukiman (PPSP) 2016
STRATEGI SANITASI KOTA (SSK) 2016-
2020
KOTA BANJAR

(2).Terbangunnya saluran
drainase dari sebagian
desa/kelurahan menjadi
seluruh desa/kelurahan di
Tahun 2017
(1).Meningkatkan cakupan (1).Adanya regulasi yang ?? ??
layanan drainase melalui mengatur drainase
regulasi
(2).Tersedianya detail rencana (2).Tersedianya detail
pengelolaan drainase rencana pengelolaan
drainase
Meningkatnya sistem Terpeliharanya seluruh ?? ??
pemeliharaan drainase yang saluran drainase
telah dibangun di Kota Banjar terbangun
di Kota Banjar
Terlaksananya perbaikan dan Perbaikan drainase ?? ??
pemeliharaan saluran sebesar 100% dari total
drainase di Kota Banjar saluran yang rusak setiap
tahun
Mengurangi lokasi genangan Mengurangi seluruh area ?? ??
dan banjir genangan dan banjir
Sumber :
*) Berdasarkan Buku Putih Periode Sebelumnya
**) Perbedaan dari target yang telah ditetapkan (menggunakan data dasar sebagai dasar
perhitungannya)

2.3 Profil Sanitasi Saat Ini

a. Air Limbah Domestik

Sistem pembuangan limbah cair di Kota Banjar saat ini masih belum mengenal
sewerage system. Sewerage system adalah sistem pembuangan air limbah di mana
semua air kotor di suatu wilayah, baik air bekas cucian, air dari dapur, air dari kamar
mandi, maupun air dari kakus disalurkan bersama ke suatu tempat untuk diolah.
Sewerage system ini bersifat tertutup dan dipisahkan dari sistem pembuangan air hujan
(drainase).

Kondisi saat ini air limbah yang berasal dari air bekas cucian, air dari dapur, air
kamar mandi, dan air limpahan dari tangki septik dibuang ke saluran drainase bergabung
dengan air hujan mengalir ketempat yang lebih rendah melalui saluran alami dan saluran
buatan. Jaringan air limbah rumah tangga mengikuti saluran air kota yang tersedia.
Pengolahan air limbah terjadi secara alami ketika air mengalir. Air limbah rumah tangga di

Percepatan Pembangunan Sanitasi


I-3
POKJA SANITASI KOTA BANJAR
Permukiman (PPSP) 2016
STRATEGI SANITASI KOTA (SSK) 2016-
2020
KOTA BANJAR

Kota Banjar sebagian besar berakhir di Sungai Citanduy yang merupakan sungai terbesar
di Kota Banjar.

Pengolahan air limbah domestik Kota Banjar umumnya menggunakan sistem


sanitasi setempat (on site system) dengan menggunakan jamban, baik yang dikelola
secara individu maupun secara komunal, yang dilengkapi dengan tangki septik atau
cubluk. Disamping itu dengan adanya sungai-sungai yang mengalir melalui Kota Banjar
dapat dimanfaatkan sebagai tempat buangan air limbah. Namun untuk menghindari
terjadinya pencemaran air sungai maka jenis air limbah yang dapat di buang ke sungai-
sungai tersebut berupa air limbah cair, sedangkan penggunaan sistem sanitasi terpusat
(off site system) sampai saat ini belum bisa ada dikarenakan biaya tinggi.

Pembuangan limbah domestik yang berupa air limbah padat di kota Banjar
dilakukan dengan beberapa cara. Pada daerah permukiman yang terstruktur, penduduk
mengunakan tangki septik individual atau tangki septik komunal. Pada permukiman yang
tidak terstruktur, sebagian penduduknya menggunakan tangki septik individual maupun
cubluk dan masih banyak penduduknya menggunakan aliran sungai dan saluran irigasi
sebagai pembuangan air limbah. Air bekas cucian, dapur dan kamar mandi disalurkan
langsung kesaluran drainase, kali dan saluran lainnya.

(1) Sistem dan Infrastruktur


Diagram Sistem Sanitasi

Percepatan Pembangunan Sanitasi


I-4
POKJA SANITASI KOTA BANJAR
Permukiman (PPSP) 2016
STRATEGI SANITASI KOTA (SSK) 2016-
2020
KOTA BANJAR

Percepatan Pembangunan Sanitasi


I-5
POKJA SANITASI KOTA BANJAR
Permukiman (PPSP) 2016
STRATEGI SANITASI KOTA (SSK) 2016-
2020
KOTA BANJAR

Akses Layak (KK)


Akses Dasar

On-Site Off-Site
Jumlah
BABs
No Kec. Penduduk Tangki
Tangki Tangki (KK) *
(KK) Tangki Septik
Septik MCK Septik IPAL IPAL IPAL
Septik Individual Cubluk
Komunal *** Komunal Komunal Kawasan Kota
Individual Belum
(≤ 10 KK) (> 10 KK)
Aman **

(i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii) (viii) (ix) (x) (xi) (xii) (xiii)
1 Banjar 55.255
2 Pataruman 58.750

Percepatan Pembangunan Sanitasi


I-1
POKJA SANITASI KOTA BANJAR
Permukiman (PPSP) 2016
STRATEGI SANITASI KOTA (SSK) 2016-
2020
KOTA BANJAR

3 Purwaharja 22.966
4 Langensari 53.874

Tabel Cakupan Layanan Air Limbah Domestik Saat Ini di Kota Banjar
Sumber : ??

Percepatan Pembangunan Sanitasi


I-2
POKJA SANITASI KOTA BANJAR
Permukiman (PPSP) 2016
STRATEGI SANITASI KOTA (SSK) 2016-
2020
KOTA BANJAR

Tabel Kondisi Sarana dan Prasarana Pengelolaan Air Limbah Domestik

Kondisi
Jumlah/
No Jenis Satuan Keterangan
Kapasitas
Berfungs Tidak
i Berfungsi
(i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii)
SPAL Setempat (Sistem On- site)

1 Tangki septik komunal < 10 KK unit

2 MCK unit

3 Truk Tinja unit 2 √

4 IPLT : Kapasitas m³ / hari 80 m3 √

SPAL Terpusat (Sistem Off- site)

1 Tangki septik komunal > 10 KK unit

2 IPAL Komunal unit

3 IPAL Kawasan unit

4 IPAL Terpusat unit 9 √ IPAL Tahu


Sumber : DCKTLH, 2016
Keterangan :
IPLT : Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja
IPAL : Instalasi Pengolahan Air Limbah

Kolom tabel yang kosong apakah datanya tidak diketahui atau memang tidak
ada?

(2) Kelembagaan dan Peraturan


Institusi yang terlibat dalam penanganan air limbah Domestik adalah:
a. Bappeda Kota Banjar; kapasitasnya sebagai perencana sistem air limbah di Kota
Banjar
b. Dinas Cipta Karya Tata Ruang Kebersihan dan Lingkungan Hidup; kapasitasnya
sebagai regulator pelayanan air limbah di Kota Banjar dan penanganan air
limbah on site.
c. PDAM Divisi Air Limbah; kapasitasnya sebagai operator pelayanan air limbah
Kota Banjar untuk penanganan air limbah off site dan on site.

Informasi detail secara detal akan dimasukkan dalam lampiran 1.3.3

Percepatan Pembangunan Sanitasi


I-1
POKJA SANITASI KOTA BANJAR
Permukiman (PPSP) 2016
STRATEGI SANITASI KOTA (SSK) 2016-
2020
KOTA BANJAR

b. Pengelolaan Persampahan

Keberhasilan pengelolaan persampahan di suatu kota tidak terlepas dari beberapa aspek
yang terkait.. Aspek-aspek tersebut diantaranya adalah aspek hukum, aspek institusional,
aspek teknis dan teknologi, serta aspek peran serta masyarakat.
Wilayah pelayanan persampahan/kebersihan di Kota Banjar mencakup IV BWK yaitu 7
Kelurahan dan 2 Desa. Volume timbulan sampah Kota Banjar Tahun 2015 adalah
179.886,62 M3. Pencapaian PAD Bidang Kebersihan Tahun Anggaran 2015 sebesar Rp.
360.541.300,- (114,82%). Terdiri atas Retribusi Jasa Umum yaitu Retribusi Pelayanan
Persampahan/Kebersihan dengan capaian PAD sebesar Rp. 239.548.800,- (103,25%)
dan Retribusi Jasa Usaha yaitu Retribusi Sewa Alat Berat dengan capaian PAD sebesar
Rp.32.780.000,- (102,44%) dan Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus
dengan capaian PAD sebesar Rp. 88.212.500,- (176,43%).

(1) Sistem dan Infrastruktur


Diagram Sistem Sanitasi

Percepatan Pembangunan Sanitasi


I-2
POKJA SANITASI KOTA BANJAR
Permukiman (PPSP) 2016
STRATEGI SANITASI KOTA (SSK) 2016-
2020
KOTA BANJAR

Tabel Timbunan Sampah per Kecamatan


Timbulan Sampah
Jumlah
Nama Sampah Dikelola Mandiri Sampah Terangkut ke
Penduduk Sampah Terproses 3R Sampah Tidak Terproses Total
Kecamatan di Sumber TPA
(Jiwa)
(%) (m³ / hari) (%) (m³ / hari) (%) (m³ / hari) (%) (m³ / hari) (%) (m³ / hari)

Banjar 55.255
Pataruman 58.750
Purwaharja 22.966
Langensari 53.874
Sumber :

Kolom tabel yang kosong apakah datanya tidak diketahui atau memang tidak ada?

Data lain mengenai jumlah timbulan sampah akan disajikan dengan format yang berbeda sesuai dengan data laporan Bidang Kebersihan dan
Pertamanan DCKTLH Kota Banjar Tahun 2015 sebagai berikut ;

Percepatan Pembangunan Sanitasi


I-1
POKJA SANITASI KOTA BANJAR
Permukiman (PPSP) 2016
STRATEGI SANITASI KOTA (SSK) 2016-
2020
KOTA BANJAR

Tabel 2.8 Volume Timbulan Sampah Kota Banjar Tahun 2015

Sumber : Bidang Kebersihan, DCKTLH Kota Banjar, 2016

Tabel Cakupan Akses Wilayah Pelayanan Persampahan/Kebersihan

Tabel Kondisi Sarana dan Prasarana Persampahan

Kondisi
Kapasita Ritasi/ Rusa
No Jenis Prasarana/ Sarana Satuan Jumlah Rusa Keterangan*
s hari k
Baik k
Ringa
Berat
n

Percepatan Pembangunan Sanitasi


I-1
POKJA SANITASI KOTA BANJAR
Permukiman (PPSP) 2016
STRATEGI SANITASI KOTA (SSK) 2016-
2020
KOTA BANJAR

(i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii) (viii) (ix) (x)
1 Pengumpulan Setempat
- Gerobak Sampah unit
- Motor Sampah unit 41 ± 1 m³ 29 12
- Pick up Sampah unit
Tempat Penampungan Sementara
2 (TPS) Ada kegiatan 3R
- Bak Biasa unit
- Kontaioner unit 39 38 1
- Transfer Depo unit 10 10
- SPA (Stasiun Peralihan Antara) unit
3 Pengangkutan
- Dump Truck unit 5 6m³ 2
- Arm Roll Truck unit 6 6m³ 2
- Compactor Truck unit
4 Pengolahan Sampah
- TPS 3R unit
- ITF unit
- Bank Sampah unit
Sudah tidak
- Incenerator unit 1 √ digunakan
5 TPA/ TPA Regional
* Lahan urug saniter
* Lahan urug terkendali
* Penimbunan terbuka
- Luas total lahan TPA Ha 3.72 ha
- Luas sel Landfill Ha
(m³ / Kapasitas Total
- Daya tampung TPA hari) 255.500 m³
6 Alat Berat
- Bulldozer unit 2
- Excavator/ Backhoe unit 1
‘- Loader 1
- Truk Tanah unit
7 IPL
Hasil
Hasil pemriksaan Lab. (BOD dan COD) pemeriksaan
: Lab. ditulis di
bawah ini :

- Efluen di Inlet mg/ l


- Efluen di Outlet mg/ l
Sumber : Bidang Kebersihan, DCKTLH Kota Banjar, 2016
Keterangan : IPL : Instalasi Pengolahan Lindi
Kolom tabel yang kosong apakah datanya tidak diketahui atau memang tidak
ada?

Percepatan Pembangunan Sanitasi


I-2
POKJA SANITASI KOTA BANJAR
Permukiman (PPSP) 2016
STRATEGI SANITASI KOTA (SSK) 2016-
2020
KOTA BANJAR

Peta Jaringan Pengelolaan Persampahan Kota Banjar

Percepatan Pembangunan Sanitasi


I-1
POKJA SANITASI KOTA BANJAR
Permukiman (PPSP) 2016
STRATEGI SANITASI KOTA (SSK) 2016-
2020
KOTA BANJAR

(2) Kelembagaan dan Peraturan

Institusi yang terlibat dalam penanganan persampahan adalah:


a. Bappeda Kota Banjar; kapasitasnya sebagai perencana sistem persampahan di
Kota Banjar
b. Dinas Cipta Karya Tata Ruang Kebersihan dan Lingkungan Hidup; kapasitasnya
sebagai regulator dan operator pelayanan

Di Kota Banjar sudah ada peraturan yang mengatur tentang pengelolaan


persampahan yaitu Perda No …… ??

Informasi detail secara detal akan dimasukkan dalam lampiran 1.3.3

c. Drainase Perkotaan
(1) Sistem dan Infrastruktur

Sistem jaringan drainase perkotaan umumnya dibagi atas 2 bagian, yaitu :

1. Sistem Drainase Makro, sistem drainase makro yaitu sistem saluran/badan air
yang menampung dan mengalirkan air dari suatu daerah tangkapan air hujan
(catchment area). Pada umumnya sistem drainase makro ini disebut juga sistem
saluran pembuangan utama (major system) atau drainase primer. Sistem
jaringan ini menampung aliran yang berskala besar dan luas seperti saluran
drainase primer, kanal-kanal atau sungai-sungai. Perencanaan drainase makro
ini umumnya dipakai dengan periode ulang antara 5 sampai 10 tahun dan
pengukuran topografi yang detail mutlak diperlukan dalam perencanaan sistem
drainase ini.

Sistem drainase makro Kota Banjar terdiri dari beberapa sungai yang mengalir di
dalam wilayah kota. Sungai-sungai tersebut adalah sungai Citanduy, Sungai
Cijolang, Sungai Ciseel, Sungai Cikembang, Sungai Cimaragas, Sungai Ciroas,
Sungai Cilisung, Sungai Citapen, Sungai Cibodas serta sungai-sungai lainnya.
Sebagian besar sungai-sungai/drainase makro bermuara di Sungai Citanduy.

2. Sistem drainase Mikro, sistem mikro yaitu sistem saluran dan bangunan
pelengkap drainase yang menampung dan mengalirkan air dari daerah
tangkapan air hujan. Secara keseluruhan yang termasuk kedalam sistem
drainase mikro adalah saluran disepanjang sisi jalan, saluran/selokan air hujan
disekitar bangunan, gorong-gorong, dan saluran drainase kota lainnya dimana
debit air yang dapat ditampungnya tidak terlalu besar. Pada umumnya drainase
mikro ini direncanakan untuk hujan dengan masa ulang 2, 5 atau 10 tahun

Percepatan Pembangunan Sanitasi I-1


POKJA SANITASI KOTA BANJAR
Permukiman (PPSP) 2016
STRATEGI SANITASI KOTA (SSK) 2016-
2020
KOTA BANJAR

tergantung pada tata guna lahan yang ada. Sistem drainase untuk lingkungan
permukiman lebih cenderung sebagai sistemdrainase mikro.

Sistem drainase mikro Kota Banjar pada umumnya adalah saluran-saluran yang
ada di samping jalan yang fungsi utama nya adalah untuk mengamankan jalan-
jalan yang ada di wilayah Kota Banjar terutama konstruksinya. Di pusat kota,
saluran-saluran yang ada di samping jalan pada umumnya merupakan saluran
yang ada di bawah trotoar. Saluran ini terbuat dari buis beton dengan diameter
60 cm dan 40 cm. Sedangkan di luar pusat kota, saluran terbuat dari pasangan
batu dan sebagian masih banyak saluran tanpa pasangan.

Diagram Sistem Sanitasi

Tabel Lokasi Genangan dan Perkiraan Luas Genangan

Infrastruktur *
Wilayah Genangan

No Lokasi Genangan
Luas Ketinggian Lama Frekuensi Jenis Ket.**
(jam/hari Penyebab ***
(Ha) (m) (kali/tahun)
)

Untuk sementara berdasarkan kesepatakan pokja dari Dinas Cipta Karya Tata Ruang
Kebersihan dan Lingkungan Hidup di Kota Banjar tidak ada lokasi genangan
Jika memang tidak ada genangan cantumkan di tabel “TIDAK ADA”

Tabel Kondisi Sarana dan Prasarana Drainase Perkotaan di Kota Banjar

Dimensi Kondisi Frekuensi


Bentuk
N Satua Pemeliharaa
Jenis Prasarana Penampan
o n Berfungs Tidak n (kali/
g Saluran * B** H***
i Berfungsi tahun)

Percepatan Pembangunan Sanitasi I-2


POKJA SANITASI KOTA BANJAR
Permukiman (PPSP) 2016
STRATEGI SANITASI KOTA (SSK) 2016-
2020
KOTA BANJAR

(i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii) (viii) (ix)


1 - Saluran Primer A m
- Saluran Sekunder A1 m
- Saluran Sekunder A2 m
- Saluran Tersier A1 m
Bangunan Pelengkap
- Rumah Pompa unit
- Pintu Air unit
- Kolam Retensi unit
- Trash rack/ saringan
unit
sampah
2 - Saluran Primer B m
- Saluran Sekunder B1 m
- Saluran Tersier B2 m
Bangunan Pelengkap
- Rumah Pompa unit
- Pintu Air unit
- Kolam Retensi unit
- Trash rack/ saringan
unit
sampah
Sumber :
Keterangan :
*Bentuk Penampang Saluran : segi empat atau trapezium
**B : Lebar dasar saluran
***H : Tinggi saluran

Kolom tabel yang kosong apakah datanya tidak diketahui atau memang tidak
ada?

(2) Kelembagaan dan Peraturan

Institusi yang terlibat dalam penanganan drainase lingkungan adalah :


a. Bappeda Kota Banjar; kapasitasnya sebagai perencana sistem drainse di Kota
Banjar
b. Dinas Cipta Karya Tata Ruang Kebersihan dan Lingkungan Hidup; kapasitasnya
sebagai regulator dan operator pelayanan

Informasi detail secara detal akan dimasukkan dalam lampiran 1.3.3

Peta Lokasi Genangan


(Berhubung di Kota Banjar belum ada genangan maka peta lokasi genangan
untuk sementara tidak ada)

Percepatan Pembangunan Sanitasi I-3


POKJA SANITASI KOTA BANJAR
Permukiman (PPSP) 2016
STRATEGI SANITASI KOTA (SSK) 2016-
2020
KOTA BANJAR

2.4 Area Beresiko dan Permasalahan Mendesak Sanitasi

a. Area Beresiko dan Permasalahan Air Limbah


Area beresiko sanitasi sektor air limbah domestik dihasilkan dari :
 Data sekunder yang dimiliki oleh SKPD terkait
 Hasil Analisa Studi EHRA
 Persepsi SKPD

Peta Area Beresiko Sanitasi Sektor Air Limbah Domestik


(Dalam Proses)

Tabel Area Beresiko Sanitasi Air Limbah Domestik


Wilayah Prioritas
No Area Beresiko *)
Kecamatan Kelurahan/ Desa
1 Resiko 4 Langensari Desa Rajasari
Kelurahan Bojongkantong
Kelurahan Muktisari
Banjar Desa Cibeureum
Desa Neglasari
2 Resiko 3 Langensari Desa Langensari
Desa Waringinsari
Desa Kujangsari
Pataruman Desa Mulyasari
Desa Sukamukti
Desa Binangun
Banjar Kelurahan Situbatu
Sumber:
Catatan : *) Hanya untuk wilayah resiko 4 dan 3

Tabel Permasalahan Mendesak

No Permasalahan Mendesak
Aspek Teknis : Pengembangan Sarana dan Prasarana (user interface-pengolahan awal-
1
pengangkutan-pengolahan akhir-pembuangan akhir) serta Dokumen Perencanaan Teknis
User Interface Kepemilikan Jamban di Kota Banjar baru mencapai 83% dengan rincian memiliki dan
menggunakan jamban pribadi (75%) MCK/WC Umum (8%),BABS (15%) dan lainnya (2%).

Sementara itu apabila dilihat dari tempat pembuangan tinja yang digunakan oleh penduduk di
wilayah Kota Banjar umumnya meliputi tangki septic,cubluk,kebun,kolam,sungai,drainase dan
pembuangan lainnya. Berdasarkan hasil study EHRA diketahui bahwa sebanyak 59% sudah
menggunakan tangki septic dan sebanyak 15% langsung ke sungai atau sawah. Sementara

Percepatan Pembangunan Sanitasi I-4


POKJA SANITASI KOTA BANJAR
Permukiman (PPSP) 2016
STRATEGI SANITASI KOTA (SSK) 2016-
2020
KOTA BANJAR

sisanya sebanyak 10% ke cubluk/lobang tanah ke sungai,2% dan 15% dibuang ke tempat
lainnya

Pengolahan Awal

Pengolahan awal limbah di Kota Banjar sebagian besar menggunakanTangki septic tank
yakni sebesar 59% sebagian lagi langsung dibuang ke sungai/pantai sebanyak 2%.Sebagian
lainnya tidak mengetahui kemana buangan air tinjanya sebesar 13%. Sedangkan lainnya
dibuang ke pipa sewer 1%,cubluk/lobang tanah 10%,langsung ke kolam / sawah 15% dan
kebun/tanah lapang.

Pengangkutan Hanya ada truck tangki penyedot/pembuangan tinja tetapi kurang suply dari masyarakat.
Pengolahan
Akhir
Sudah memiliki pengolahan air limbah (IPLT) di Desa Cibeureum Kota Banjar
Pembuangan
Akhir
Belum ada daur ulang dan belum dilaksanakan pendeteksian kualitas air limbah
Perencanaan
Teknis
Sudah ada dokumen master plan air limbah pada Tahun 2015

Percepatan Pembangunan Sanitasi I-5


POKJA SANITASI KOTA BANJAR
Permukiman (PPSP) 2016
STRATEGI SANITASI KOTA (SSK) 2016-
2020
KOTA BANJAR

2 Aspek Non Teknis : Pendanaan, Kelembagaan, Peraturan dan Perundang-undangan, Peran


Serta Masyarakat dan Dunia Usaha/ Swasta, Komunikasi
Pendanaan  Alokasi pendanaan dari Pemerintah Kota belum optimal
 Dinas masih berfungsi sebagai operator dan regulator
Kelembagaan  Kualitas dan Kuantitas SDM masih kurang memadai
 Belum memiliki UTPD yang khusus mengelola air limbah domestik
Peraturan dan  Belum memiliki perangkat Perda yang diperlukan dalam pengelolaan air limbah
Perundang-  Belum terpisahnya fungsi Regulator dan Operator dalam pengelolaan air limbah
undangan  Perlu peningkatan koordinasi antar instansi dalam penetapan kebijakan
Peran Serta  Masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam pengelolaan air limbah
Masyarakat dan  Masih kurangnya penyelenggaraan pengembangan sistem yang berbasis
Dunia Usaha/ masyarakat
Swasta  Belum tertariknya sektor swasta untuk melakukan investasi
Komunikasi  Masih kurangnya sosialisasi mengenai pentingnya pengelolaan air limbah domestik

b. Area Beresiko dan Permasalahan Persampahan


Area beresiko sanitasi sektor persampahan dihasilkan dari :
 Data sekunder yang dimiliki oleh SKPD terkait
 Hasil Analisa Studi EHRA
 Persepsi SKPD

Peta Area Beresiko


(Dalam Proses)

Tabel Area Beresiko Persampahan


Wilayah Prioritas
No Area Beresiko *)
Kecamatan Kelurahan/ Desa
1 Resiko 4 Langensari Desa Rajasari
Kelurahan Bojongkantong
Kelurahan Muktisari
Banjar Desa Cibeureum
Desa Neglasari
2 Resiko 3 Langensari Desa Langensari
Desa Waringinsari
Desa Kujangsari
Pataruman Desa Mulyasari
Desa Sukamukti
Desa Binangun

Percepatan Pembangunan Sanitasi I-6


POKJA SANITASI KOTA BANJAR
Permukiman (PPSP) 2016
STRATEGI SANITASI KOTA (SSK) 2016-
2020
KOTA BANJAR

Banjar Kelurahan Situbatu

Sumber:
Catatan : *) Hanya untuk wilayah resiko 4 dan 3

Tabel Permasalahan Mendesak Sektor Persampahan

No Permasalahan Mendesak
Aspek Teknis : Pengembangan Sarana dan Prasarana (user interface –pengumpulan
1 setempat – penampungan sementara – pengangkutan – (semi) pengolahan akhir- daur
ulang/ pembuangan akhir) serta Dokumen Perencanaan Teknis
User Interface Pengelolaan sampah di kota Banjar terdiri dari dibakar 65%.Dibuang ke lahan kosong/kebun
10%.lain-lain 1% dibuang kelubang dan ditutup tanah 1%,dikumpulkan pendaur ulang
1%.Dibuang ke lobang tapi tidak ditutup tanah 7%,dikumpulkan dan dibuang ke TPS
12%,serta dibuang ke sungai / danau 3%.

Di kota Banjar diketahui bahwa 98% sampah tidak diolah, hanya 2% yang melakukan
pengolahan dengan sistem pengkomposan kapasitas 1 ton/hari.

Percepatan Pembangunan Sanitasi I-7


POKJA SANITASI KOTA BANJAR
Permukiman (PPSP) 2016
STRATEGI SANITASI KOTA (SSK) 2016-
2020
KOTA BANJAR

 Masih diperlukan tong sampah dorong untuk petugas penyapu jalan motor roda tiga
Pengumpulan
Setempat untuk pelayanan perkampungan sempit dan Inter KK.
 Pertimbangan untuk kerjasama dengan swasta/kelompok masyarakat.
Penampungan TPS sudah cukup memadai tetapi perlu tambahan Container dan Landasan Kontainer serta
Sementara pembebasan lahannya
Masih kurangnya sarana pengangkut terutama di pedesaan , perlu penambahan truk
Pengangkutan
pengangkut sampah untuk wilayah perkotaan beserta Armroll truk.
(Semi)
Belum melakukan pemilahan jenis sampah, sudah ada kelompok masyarakat yang
Pengolahan
Akhir melaksanakan kegiatan 3R.
Daur Ulang/  Sampah ditutup dengan membran sel
Pembuangan  Ada kegiatan composting di TPA
Akhir
Perencanaan
Teknis
Sudah ada dokumen master plan persampahan pada Tahun 2014

2 Aspek Non Teknis : Pendanaan, Kelembagaan, Peraturan dan Perundang-undangan, Peran


Serta Masyarakat dan Dunia Usaha/ Swasta, Komunikasi
 Penganggaran terkait pengelolaan persampahan masih kurang optimal
Pendanaan  Pengelolaan sampah belum menjadi prioritas
 Potensi penerimaan retribusi persampahan belum dimaksimalkan
 Dinas masih berfungsi sebagai operator dan regulator
Kelembagaan  Kualitas dan Kuantitas SDM masih kurang memadai
 Belum memiliki UTPD yang khusus mengelola persampahan

Percepatan Pembangunan Sanitasi I-8


POKJA SANITASI KOTA BANJAR
Permukiman (PPSP) 2016
STRATEGI SANITASI KOTA (SSK) 2016-
2020
KOTA BANJAR

Peraturan dan  Penerapan sangsi hukum dari Perda belum efektif


Perundang-  Belum terpisahnya fungsi Regulator dan Operator dalam pengelolaan persampahan
undangan
Peran Serta  Potensi masyarakat belum dikembangkan secara sistematis
Masyarakat dan  Masih rendahnya investasi dunia usaha/swasta
Dunia Usaha/
Swasta
Komunikasi  Masih kurangnya sosialisasi penanganan sampah terhadap masyarakat

c. Area Beresiko dan Permasalahan Drainase

Area beresiko sanitasi sektor persampahan dihasilkan dari :


 Data sekunder yang dimiliki oleh SKPD terkait
 Hasil Analisa Studi EHRA
 Persepsi SKPD

Peta Area Beresiko

Tabel Area Beresiko Drainase Perkotaan


Wilayah Prioritas
No Area Beresiko *)
Kecamatan Kelurahan/ Desa

Sumber:
Catatan : *) Hanya untuk wilayah resiko 4 dan 3

Tabel Permasalahan Mendesak Sektor Drainase

No Permasalahan Mendesak
Aspek Teknis : Pengembangan Sarana dan Prasarana (User Interface – Penampungan/
1
Pengolahan Awal – Pengangkutan/ Pengaliran ) serta Dokumen Perencanaan Teknis
Berdasarkan hasil study EHRA di wilayah kota Banjar tidak ada genangan air permanen serta
Banjir.Air hujan mengalir melalui saluran halaman rumah lanjut ke saluran drainase tersier
User Interface lanjut ke saluran primer perkotaan dan selanjutnya mengalir ke sungai Citanduy.Air hujan
mengalir melalui bak kontrol di trotoar lanjut ke saluran drainase sekunder lanjut ke saluran
pembuang selanjutnya mengalir ke sungai Ciseel.
Penampungan/ o Grey water masih bercampur dengan saluran drainase belum ada sumur resapan
Pengolahan Awal
Pengangkutan/ Kondisi drainase lingkungan berdasarkan hasil study EHRA 2016 diketahui bahwa saluran
Pengaliran drainase telah ada namun ada yang tidak berfungsi dengan baik.
(Data lain o Ditemukan bahwa sekitar rumah tangga kadang-kadang terdapat genangan air.
berdasarkan o Pada umumnya, drainase lingkungan masih menjadi satu antara pembuangan air
hasil study EHRA

Percepatan Pembangunan Sanitasi I-9


POKJA SANITASI KOTA BANJAR
Permukiman (PPSP) 2016
STRATEGI SANITASI KOTA (SSK) 2016-
2020
KOTA BANJAR

hujan (pemantusan air hujan) dan saluran limbah rumah tangga (grey water)
o Porsi belanja fisik sub sektor drainase masih belum optimal.
o Prosentase panjang saluran drainase yang berfungsi baik cukup
2016)
o Akses masyarakat terhadap sarana drainase lingkungan cukup baik terutama di
perkotaan.
o Luas area genangan hanya sedikit dan temporer saja di beberapa wilayah.
Perencanaan Sudah ada dokumen masterplan drainase pada Tahun 2004
Teknis

2 Aspek Non Teknis : Pendanaan, Kelembagaan, Peraturan dan Perundang-undangan, Peran


Serta Masyarakat dan Dunia Usaha/ Swasta, Komunikasi
Pendanaan o Penganggaran terkait pengelolaan drainase lingkungan masih kurang optimal
o Pengelolaan drainase lingkungan tidak bisa berdiri secara parsial karena sifatnya
Kelembagaan parallel dengan drainase sekunder maupun primer sehingga perlu adanya koordinasi
dengan SKPD lain yang menangani
Peraturan dan o Belum ada perda terkait pengelolaan drainase lingkungan
Perundang-
undangan
Peran Serta o Peran serta masyaratakat dalam perawatan saluran drainase lingkungan masih
Masyarakat dan rendah
Dunia Usaha/
Swasta
Komunikasi o Kurangnya sosialisasi kepada masyarakat terkait pengelolaan drainase lingkungan

Percepatan Pembangunan Sanitasi I - 10


POKJA SANITASI KOTA BANJAR
Permukiman (PPSP) 2016

Anda mungkin juga menyukai