Anda di halaman 1dari 130

KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/

BADAN PERTANAHAN NASIONAL


DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG
DIREKTORAT BINA PERENCANAAN TATA RUANG DAERAH WILAYAH I

1
Jalur Pantai Utara (Kecamatan Gebang)
2
SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Profil & Analisis


1. Pendahuluan 3. Pengembangan Wilayah

2. Tinjauan Kebijakan 4. Konsep Pengembangan


Wilayah Pererencanaan

3
4
LATAR BELAKANG
Mengapa perlu disusun Rencana
Detail Tata Ruang di Kab.
Cirebon?

01 Sesuai Arahan RTRW Kab. Cirebon


1. Pusat Pelayanan Nasional adalah Kab. Cirebon dengan fungsi
bagian dari Pusat Kegiatan Nasional (PKN) Cirebon
Dasar Hukum
1. Undang-undang No. 26 Tahun 2007
2. Pusat Pelayanan Kawasan terdiri dari Pusat Pelayanan Kawasan tentang Penataan Ruang;
2. Undang-undang No. 11 Tahun 2020
Gegesik, Kapetakan, Klangenan, Plumbon, Weu, Kedawung,
tentang Cipta Kerja;
Astanajapura, Karangsembung, Babakan dan Losari
3. Perpres No. 24 Tahun 2018 tentang
3. Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten dari sudut
Pelayanan Perizinan Berusaha
kepentingan ekonomi. KSK Industri dan Pergudangan terdapat
di Gempol, Susukan, Kaliwedi, Ciwaringin, Kapetakan, Mundu,
Terintegrasi Secara Elektronik Terwujudnya
4. Perpres No. 18 Tahun 2020 tentang
Astanajapura, Pangenan, Gebang, Losari, Pabedilan dan RPJMN Tahun 2020 – 2024;
penataan ruang di


Greged 5. PP No. 21 Tahun 2021 tentang Kabupaten Cirebon

02
Penyelenggaraan Penataan Ruang; Dipilih sebagian
Bernilai Investasi Tinggi 6. Permen KLHK tentang Penyelenggaraan
Kecamatan Gebang yang
1. Berada dalam Kawasan Stategis Fungsi Pertumbuhan Ekomomi Kajian Lingkungan Hidup Strategis;
7. Permen ATR No. 11 Tahun 2021 tentang HARMONIS, AMAN,
2. Termasuk kedalam Wilayah Pengembangan Ciayumajakuning
NYAMAN, PRODUKTIF,


dengan tema pengembangan “Mendorong pengembanban Tata Cara Penyusunan, Peninjauan dan
wilayah gerbang timur Jawa Barat” Penerbitan Persetujuan Subtansi RTRW dan BERKELANJUTAN
Kab. Cirebon sebagai pusat pertanian, industri dan pariwisata. Provinsi, Kabupaten, Kota dan RDTR

03
8. Permen ATR No. 13 Tahun 2021 tentang
Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan
Terintegrasi dengan Infrastruktur Pemanfaatan Ruang dan Sinkronisasi
1. Pembangunan pelabuhan pengumpul di Kecamatan Mundu, Program Pemanfaatan Ruang
Astanajapura, Gebang, Pangenan 9. Peraturan Daerah Kabupaten Cirebon No
2. Pembangunan Gardu Induk di Kecamatan Arjawinagun, 7 Tahun 2018 tentang Rencana Tata
Astanajapura, Plered, Babakan, Karangwareng, Susukan Lebak Ruang Wilayah Kab. Cirebon
dan Gebang

Penataan ruang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang
dalam bumi sebagai satu kesatuan (satu dokumen penataan ruang). Pengelolaan 5
sumber daya ruang laut dan ruang udara diatur dengan UU tersendiri.
MAKSUD, TUJUAN & DELINEASI WILAYAH PERENCANAAN
Maksud
Pekerjaan ini dimaksudkan untuk untuk mewujudkan
pelaksanaan perizinan investasi terpadu secara daring
atau OSS
Tujuan
pekerjaan ini bertujuan untuk menyusun rencana detail
Kab. Cirebon
tata ruang di lokasi OSS yang telah disepakati di Kab.
Cirebon, Provinsi Jawa Barat
Sasaran
Sasaran dari pekerjaan ini adalah :
a. Dokumen Fakta dan Analisa Rencana Detail Tata
Ruang;
b. Dokumen Materi Teknis (Buku Rencana) Rencana
Detail Tata Ruang; Peraturan Kepala Daerah tentang
RDTR;
c. Rancangan Peraturan Kepala Daerah dan Kajian
Kebijakan tentang RDTR
d. Album peta digital skala 1:5.000 Rencana Detail Tata
Ruang;
e. Dokumen Kajian Lingkungan Hidup Strategis
(KLHS).
Delineasi Wilayah Perencanaan
No Desa Luas (Ha) Persentase (%)
1 Desa Dompyong Kulon 280,12 7,92
2 Desa Dompyong Wetan 171,37 4,85
3 Desa Gagasari 147,21 4,16
4 Desa Gebang 251,66 7,12
5 Desa Gebang Ilir 192,92 5,46
6 Desa Gebang Kulon 368,80 10,43
7 Desa Gebang Mekar 445,09 12,59
8 Desa Gebang Udik 291,68 8,25
9 Desa Kalimaro 139,19 3,94
10 Desa Kalimekar 126,25 3,57
11 Desa Kalipasung 264,07 7,47
12 Desa Melakasari 470,19 13,30
13 Desa Pelayangan 387,45 10,96 6
Kecamatan Gebang 3.535,98 100,00
TAHAPAN PENYUSUNAN RDTR

UU CK dan PP No. 21/ Tahun 2021


memandatkan penyederhanaan (streamlining) 7
hierarki penataan ruang.
RDTR DALAM SISTEM PERIZINAN DAN KEMUDAHAN BERUSAHA
Proses Pengisian Perizinan
Identitas Usaha Proses Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang Berusaha

SUB-SISTEM PELAYANAN Permohonan


INFORMASI (SPI) Perizinan Berusaha
BARU (Pemohon belum Pelaku usaha Self Declaration/ Automated Response
memiliki NIB)
Melihat Informasi menginput
(Self Assessed) rencana usaha ATR/BPN: Wilayah Darat KKP: Wilayah Perairan/Laut
UMK
Cek Lokasi Kegiatan
GIS KBLI 5 digit – Berusaha dapat
GISTARU
TARU Satupeta.KKP risiko usaha MODUL KKPR dijalankan
Cek Risiko Skala usaha Pendaftaran/
HAK
Satupeta. • KBLI-Risiko REGISTRASI AKSES
Pembayar an
Koordinat PNBP
KKP • NSPK Apakah RDTR Penilaian KKPR
Data Identitas lokasi tersedia?
Standar (otomatis sistem)
RDTR
• Negative Kebutuhan INTERAKTIF
SPI Data Legalitas
List Daerah/ luas lahan Perizinan Berusaha
Berlokasi di dalam
(SUBSISTEM
catatan
PELAYANAN
INFORMASI) Informasi Konfirmasi berbasis Risiko:
kekhususan KEK/KI yang telah KKPR
penguasaan
memiliki HPL? (by system)
tanah
Non UMK  Risiko rendah:
 Kegiatan bersifat NIB sebagai legalitas
RTRWN
strategis nasional RTR KSN Pengecekan RTR & Pertek**
 HPL Bank Tanah
Permohonan Perizinan
RTRWP
RTRWK untuk Persetujuan KKPR Persetujuan  Risiko menengah
 Kawasan/tanah yang rendah:
Berusaha TAMBAHAN (RTRL, GISTARU (sementara manual) KKPR
akan diberikan HPL (Pemohon telah memiliki NIB) NIB + sertifikat standar
RZ KAW, Satupeta. (by system)
untuk kegiatan (self declare)
RZ KSN/T, KKP
strategis nasional RZWP3K) ATR/BPN: Wilayah Darat
KKP: Wilayah Perairan/Laut  Risiko menengah
tinggi:
Hanya untuk Pemohon Badan Usaha* NIB + sertifikat standar

 Risiko tinggi:
Rekomendasi
NIB + Izin
Termuat Penilaian berdasarkan KKPR (diterbitkan
di RTR? asas penataan ruang melalui OSS)

*Untuk Pemohon non-Badan Usaha melalui Mekanisme Perizinan Non-Berusaha

UU CK: Pasal 13, Pasal 14, Pasal 15 UU CK PP No. 21/2021: Pasal 100 – 115, Pasal 135-143 **Pertek disampaikan paling lama 10 hari sejak pendaftaran/penerimaan PNBP

8
SK TIM PENYUSUN RDTR

9
SK DELINEASI WILAYAH PERENCANAAN RDTR

10
11

TIMELINE PEKERJAAN
WAKTU DESEMBER TAHUN 2020 SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER

Pengolahan Dan Analisis Data Finalisasi Materi Teknis, Legal Drafting, & Penyusunan
Finalisasi Raperkada
KLHS
TAHAPAN Konsep dan Rencana Ketentuan PZ

Survei Pemetaan

PELAPORAN Buku Fakta dan Buku Rencana, Dokumen KLHS,


Analisis Dokumen Raperkada dan Naskah
DAN Ringkasan Eksekutif, Materi
Akademik
DOKUMEN Publikasi

1. FGD 1 Penjaringan Isu-isu


1. FGD 3 KLHS Identifikasi 1. FGD 5 Ekspose Materi Teknis
Kewilyahan dan Isu
Kebijakan Rencana Program dan Raperkada, dan Penjaminan
Pembangunan
(KRP) terhadap Lingkungan Kualitas KLHS
FGD, DAN FGD Penyepakatan Delineasi 2. Konsultasi Publik 1 Rencana
Hidup
KONSULTASI 1. RDTR
P Kawasan Perkotaan Struktur Ruang & Pola Ruang,
2. Konsultasi Publik 2
PUBLIK Kabupaten Cirebon dan Penapisan Isu
Pembahasan Indikasi Program,
Pembangunan Berkelanjutan
PZ, dan ITBX
3. FGD 2 Indikasi Program dan
3. FGD 4 Singkronisasi program
Muatan PZ

1. SK Delineasi 1. BA KP 1 RDTR 1. BA KLHS Identifikasi KRP 1. Kesepakatan Muatan RDTR dan


2. SK Pokjanis 2. BA KLHS (Identifikasi Isu PB) 2. BA KLHS Analisis Pengaruh RAPERKADA
3. SK Pokja KLHS 3. BA KLHS (Identifikasi Isu PB yang 3. BA KLHS 6 Muatan KLHS 2. BA KLHS Penjaminan Kualitas
Paling Strategis) 4. BA KLHS Rumusan Alternatif 3. Surat Persetujuan Substansi
4. BA KLHS (Isu PB Prioritas)
TARGET/ 1. BA KP 2 RDTR
5. BA BIG Peta Dasar
OUTPUT 6. Masukan terhadap Konsep
Rencana Struktur Ruang dan Pola 1. Program, PZ, dan ITBX
Ruang 2. BA KLHS Rekomendasi KRP
7. Masukan terhadap Indikasi 3. Masukan Terhadap Program dari
Program, PZ dan ITBX Kementrian dan Lembaga

11
TIMELINE RINCI PEKERJAAN
PERSIAPAN Agt - Sept
Persiapan Pekerjaan (1.1)
1. TAHAP PERSIAPAN (REVIEW)
0
Review Data & Wilayah Perencanaan (1.2)
Penyiapan Peta Dasar (1.4) Oktober
Potensi, Permasalahan dan Isu Strategis Awal
(1.3) 2. TAHAP ANALISIS

4. TAHAP PERUMUSAN KLHS LAPORAN PENDAHULUAN (6.3) 1

Penjaringan dan Identifikasi Isu PB (4.1)


1 FGD 1 (isu-isu dan pemb. berkelanjutan
FGD 1
strategis) M3SEP (6.2.1 )
Penentuan KRP (4.2)
3. TAHAP PERUMUSAN KONSEP RDTR
Analisis 6 Muatan (4.3) 1
KP 1* (konsep rencana & struktur; dan isu KP 1
Perumusan Alternatif dan Rekomendasi pembangunan prioritas) M2OKT (6.2.2 ) 1 2
(4.4)
2 FGD 2 (indikasi program dan peraturan
November FGD 2
zonasi) M2OKT (6.2.3 )
3. TAHAP PERUMUSAN KONSEP RDTR
29

FGD 3** (hasil analisis KRP thd kondisi


FGD 3 lingkungan hidup) M2OKT (6.2.4)

Desember
KP 2* : penyepakatan ketentuan 3
pemanfaatan ruang, Peraturan Zonasi, 5. TAHAP PERUMUSAN RANPERKADA
KP 2 3 K 2 Perkada, dan indikasi program;
2 perbaikan KRP dan integrasi hasil KLHS; FGD 4 (Sinkronisasi program K/L) M3Nov
FGD 4
Sinkronisasi dengan wilayah berbatasan (6.2.7)
M2OKT (6.2.6 ) 4
FGD 5 (ekspos materi teknis di Daerah)
M4Nov (6.2.8) FGD 5 5 3
K
Konsinyasi Penajaman Ranperkada 4
M2OKT (6.2.5 )
LAPORAN AKHIR (6.5) 3
2 BUKU FAKTA DAN ANALISIS,
DOKUMEN KLHS, RINGKASAN
EKSEKUTIF, MATERI PUBLIKASI (6.4) 12
*) RDTR dan KLHS; **) KLHS 12
13
RTR PULAU JAWA BALI (PEPRES NO. 28 TAHUN 2012)

Strategi operasional perwujudan kawasan andalan dengan sektor unggulan pertanian :


Peningkatan keterkaitan kawasan andalan dengan sektor unggulan perkebunan dengan kawasan
perkotaan nasional sebagai pusat pengembangan kawasan andalan yang terhubung dengan akses
ke dan dari pelabuhan (Kawasan Andalan Ciayumaja Kuning dan Sekitranya dengan PKN
Cirebon);

Strategi operasional perwujudan kawasan andalan dengan sektor unggulan perikanan dan
kelautan :
Peningkatan keterkaitan kawasan anadalan dengan sektor unggulan perikanan dengan kawasan
perkotaan nasional sebagai pusat pengembangan kawasan andalan yang terhubung dengan akses ke
dan dari pelabuhan dan/ atau bandar udara (Kawasan Andalan Ciayumaja Kuning dan Sekitarnya)

Strategi operasional perwujudan kawasan andalan dengan sektor unggulan pertambangan :


Peningkatan keterkaitan kawasan andalan dengan sektor unggulan pertambangan dengan kawasan
perkotaan nasional sebagai pusat pengembangan kawasan andalan yang terhubung dengan akses ke
dan dari pelabuhan (Kawasan Andalan Ciayumaja Kuning dan Sekitarnya dengan PKN Cirebon
dan PKW Indramayu yang terhubung dengan akses ke
dan dari Pelabuhan Arjuna (Cirebon))

Strategi operasionalisasi perwujudan kawasan andalan dengan sektor unggulan industri:


Peningkatan kawasan andalan dengan sektor unggulan industri dengan kawasan perkotaan nasional
sebagai pusat pengembangan kawasan andalan yang terhubung dengan akses ke dan dari pelabuhan
dan/atau bandar udara (Kawasan Andalan Ciayumaja Kuning dan Sekitarnya dengan PKN
Cirebon, PKW Indramayu, dan PKW Kadipaten yang terhubung dengan akses ke dan dari
Pelabuhan Arjuna (Cirebon), Bandar Udara Kertajati (Majalengka), dan Bandar Udara
Cakrabhuwana)

1. Kawasan Minapolitan Berbasis Masyarakat (Kabupaten Cirebon)


2. Konsep Kota Hijau yang hemat energi, air, lahan, dan minim limbah -> PKN Cirebon Pusat
Pariwisata bahari-> PKN Cirebon

14
RTRW PROV JAWA BARAT (PERDA PROV JAWA BARAT NO. 22 TAHUN 2010)

Kabupaten Cirebon, termasuk ke dalam WP Rencana Infrastruktur Wilayah Rencana Pola Ruang
Ciayumajakuning sebagai andalan ciayumajakuning 1. Pembangunan jalan tol Kanci-Pejagan di Kab Cirebon; a. Kawasan sempadan pantai;
yang antisipastid terhadp perkembangan 2. Pembangunan/ peningkatan jalur jalan poros Cirebon - b. Kawasan pantai mangrove meliputi eretan di pantai
pembangunan wilayah perbatasan; Cikijing – Ciamis – Pangandaran; Kabupaten Cirebon;
3. Peningkatan pengelolaan persampahan di TPA c. Kawasan cagar budaya makam sunan gunungjati;
Rencana Struktur Ruang Palimanan; d. Kawasan rawan bencana alam berupa rawan tanah
4. Penanganan ekonomi kawasan koridor bandung – longsor, gelombang pasang dan rawan banjir;
Kabupaten Cirebon, bagian kota inti dari PKN Cirebon; e. Kawasan kars;
dengan sarana dan prasarana yang terintegrasi dan 5. Penanganan lingkungan hidup kawasan pesisir pantura f. Kawasan rawan abrasi di sekitar pantai;
mengarahkan kegiatan utama pada sektor industry, 6. Pengembangan PLTU; g. Kawasan pesisir, laut; dan
bisnis, kelautan dan pertanian dan kegiatan 7. Pengembangan sumber energi panas bumi gunung h. Kawasan perikanan.
pertambangan mineral kromong;
8. Pengembangan tempat pengelolaan sampah regional;
9. Pembangunan dan pengembangan pasar induk
regional
15
METROPOLITAN CIREBON RAYA (PERDA PROV JAWA BARAT NO. 12 TAHUN 2014)

Arah Kebijkan Pengembangan

Metropolitan Cirebon Raya sebagai metropolitan budaya


dan sejarah berbasis pariwisata, industri, dan kerajinan;

Rencana Pembangunan dan Peningkatan


Infrastruktur
a. Pembangunan dan peningkatan infrastruktur
transportasi jalan, antara lain:
1. Jalan Tol Cikopo/Cikampek-Palimanan (CIKAPALI);
2. Pembangunan jalan strategis lainnya.
b. Pembangunan dan peningkatan infrastruktur
perhubungan, antara lain:
1. Jalur kereta api Bandung-Tanjungsari-
SumedangKertajati-Kadipaten-Cirebon; dan
2. Pembangungan infrastruktur perhubungan
strategis lainnya.
c. Pembangunan dan peningkatan infrastruktur
permukiman,
antara lain:
1. TPPAS Regional Metropolitan Cirebon Raya;
2. Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional;
3. Instalasi pengolahan/penampungan air limbah
komunal;
4. Sistem drainase metropolitan;
5. Hunian vertikal; dan
6. Pembangunan infrastruktur permukiman strategis
Lainnya.

16
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN KAWASAN METROPOLITAN CIREBON-PATIMBAN-KERTAJATI
TAHUN 2020-2030 (PERGUB JABAR NO 84 TAHUN 2020)
Kawasan Metropolitan Cirebon-Patimban-Kertajati yang selanjutnya disebut
Kawasan Metropolitan REBANA adalah kawasan perkotaan dan kawasan
pinggiran perkotaan di Kabupaten Cirebon, Subang, Majalengka,
Indramayu, Kuningan dan Kota Cirebon yang memiliki keterkaitan fungsional
dan terbentuk karena aglomerasi kegiatan ekonomi, aglomerasi aktivitas
sosial, masyarakat, aglomerasi lahan terbangun, dan aglomerasi penduduk
minimal satu juta jiwa. Dengan luas 1.815, 29
Arahan Pengembangan Sektor di Kabupaten Cirebon
• Sekotr Industri Perikanan
• Sektor Industri Pengolahan Makanan dan Minuman
• Sektor Industri Furniture dan Barang Kayu
• Sektor Industri Perkapalan
• Sektor Industri Pakan
• Sektor Industri Bahan Galian Non Logam

Kawasan Peruntukan Industri Besar


Kecamatan Gebang berupa industri manufaktur dan industri penunjang
wisata bahari
Kawasan Peruntukan Industri Kecil
Kecamatan Gebang berupa industri perikanan tangkap
Penentuan delineasi usulan 13 KPI yang ada di Kawasan Metropolitan REBANA ditentukan
berdasarkan beberapa cara antara lain:
Selain itu, industri eksisting yang ada di KPI Cirebon antara lain industri
a. Peninjauan lokasi peruntukan industri dalam RTRW masing-masing kabupaten yang ada di
makanan minuman, industri Kasur, dan PLTU. Lahan di KPI Cirebon
Kawasan Metropolitan REBANA;
b. Peninjauan terhadap revisi RTRW masing-masing kabupaten; khussusnya di utara jalan pantura sering terkena banjir rob.
c. Usulan Kabupaten.

KPI yang belum sesuai dengan draf revisi RTRW Kabupaten Subang adalah KPI Patimban. KPI
Patimban merupakan usulan Kabupaten Subang untuk mendukung fungsi dari Pelabuhan Patimban.
Kemudian, kawasan-kawasan tersebut disesuaikan luasannya agar tidak tumpang tindih dengan
sebaran Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan (KP2B). 17
RTRW KAB. CIREBON (PERDA KAB. CIREBON NO. 7 TAHUN 2018)
Sistem Pusat Pelayanan
1. Bagian dari Pusat Pelayan Nasional (PKN) Cirebon
2. Pusat Kegiatan Lokal (PPL) meliputi ;
• PKL Arjawinangun
• PKL Palimanan
• PKL Sumber
• PKL Lemahabang
• PKL Ciledug
3. Pusat Pelayanan Kota (PPK) meliputi ;
• PPK Gegeesik
• PPK Kapetakan
• PPK Klangenan
• PPK Plumbon
• PPK Weru
• PPK Kedawung
• PPK Astanajapura
• PPK Karangsembung
• PPK Babakan
• PPK Losari
4. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) meliputi ;
Kecamatan Pabedilan, Kecamatan Pabuaran, Kecamatan Waled,
Kecamatan Gebang, Kecamatan Pasaleman, Kecamatan
Mundu, Kecamatan Pangenan, Kecamatam Sedong,
Kecamatan Susukan Lebak, Kecamatan Beber, Kecamatan
Greged, Kecamatan Plered, Kecamatan Tengahnai, Kecamatan
Talun, Kecamatan Gunungjati, Kecamatan Jamblang,
Kecamatan Depok, Kecamatan Dukupuntang, Kecamatan
Gempol, Kecamatan Susukan, Kecamatan Kaaliwedi,
Kecamaran Panguragan, Kecamatan Suranenggala dan
Kecamatan Ciwaringin
18
RTRW KAB. CIREBON (PERDA KAB. CIREBON NO .7 TAHUN 2018)
Kawasan Lindung:
1. Kawasan perlindungan setempat
• kawasan sempadan pantai Kec. Kapetakan, Kec. Suranenggala,
Kec. Gunungjati, Kec. Mundu, Kec. Astanajapura, Kec. Pangenan,
Kec. Gebang, Kec Losari
2. Kawasan Cagar Budaya dan ilmu pengetahuan di Kec.
Arjawinangun, Kec. Astanajapura, Kec. Babakan, Kec. Beber, Kec.
Ciledug, Kec. Ciwaringin, Kec. Depok, Kec. Dukupuntang, Kec.
Gebang, Kec. Gegesik, Kec. Gempol dll
3. Kawasan rawan ancaman bencana terdiri dari :
 Kawasan rawan gelombang pasang di Kec. Losari, Kec. Gebang,
Kec. Pangenan, Kec. Astanajapura, Kec. Mundu, Kec. Gunungjati,
Kec. Suranenggala dan Kec. Kapetakan
 Kawasan angin ribut di Desa Jatianom dan Desa Luwung di
Kecamatan Susukan, Desa Panggangsari di Kecamatan Losari,
Desa Melakasri di Kecamatan Gebang

Kawasan Budidaya
Kawasan budidaya terdiri dari kawasan peruntukan hutan produksi,
Kawasan peruntukan pertanian, Kawasan peruntukan perikanan,
Kawasan peruntukan pertambangan, kawasan peruntukan industri,
Kawasan peruntukan pariwisata, Kawasan peruntukan permukiman,
Kawasan peruntukan lainnya

Kawasan Peruntukan Industri


Kawasan Peruntukan Industri Menengah dan Besar berada di Kec.
Susukan, Kec. Gempol, Kec. Ciwaringin, Kec. Arjawinangun, Kec.
Kapetakan, Kec. Palimanan, Kec. Plumbon, Kec. Depok, Kec. Greged,
Kec. Mundu, Kec. Pangenan, Kec. Astanajapura, Kec. Gebang, Kec.
Pabedilan, Kec. Losari, Kec. Ciledug,

19
RTRW KAB. CIREBON (PERDA KAB. CIREBON NO .7 TAHUN 2018)
Kawasan Strategis
Kawasan Strategis Provinsi
• KSP Pertanian lahan basah dan beririgasi teknis Pantura Jawa Barat
• KSP Koridor Bandung-Cirebon
• KSP Perbatasan Jawa Barat-Jawa Tengah
• KSP Pesisir Pantura
Kawasan Strategis Kabupaten
KSK dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi
KSK Industri dan pergudangan Wilayah Timur meliputi
• Kecamatan Mundu
• Kecamatan Astanajapura
• Kecamatan Pangenan
• Kecamatan Gebang
• Kecamatan Losari
• Kecamatan Pabedilan
• Kecamatan Greged

20
ISU- ISU STRATEGIS

RTRWP Provinsi Jawa Barat

Menetapkan Kabupaten Cirebon kedalam


bagian dari PKN Cirebon dan termasuk Mendorong pengembangan
kedalam Wilayah Pengembangan wilayah gerbang timur Jawa Barat
Ciayumajukuning diarahkan kegiatan utama
pada sektor industri, bisnis, kelautan dan
pertanian, dan kegiatan pertambangan.
Termasuk kedalam Kawasan Strategis Isu penanganan sebagai
Pantura pengembangan/peningkatan
ekonomi pesisir

RPJMD Kabupaten Cirebon


2019-2024 RTRW Kabupaten Cirebon
Adanya pergeseran sektor unggulan Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten
ekonomi yang semula pertanian menjadi Cirebon sebgai sentra pertanian, industri dan
industri pengolahan dan sektor pariwisata yang mendukung PKN Cirebon
perdagangan besar dan eceran
Kabupaten Cirebon menjadi salah satu Termasuk kedalam Kawasan Strategis dengan
tujuan relokasi industri dari Kawasan sudut kepentingan ekonomi dan Kawasan
JABODETABEK, Karawang, Cikarang yang Strategis Provinsi
telah jenuh
21
ISU- ISU STRATEGIS
Kawasan Strategis Provinsi Jawa Barat (Pantai Utara)
Kawasan ini terdiri dari Kawasan daratan (kecamatan) sepanjang pesisir pantai
serta perairan pantai sepanjang 12 mil laut dari pasang tertinggi.

Isu Strategis Berkaitan Erat dengan Penataan Ruang


Kabupaten Cirebon Dengan Kegiatan Industri
1. Peruntukan industri genteng merah dan industri penunjang
pariwisata di Kecamatan Ciwaringin pada kenyataannya
menjadi Kawasan peruntukan industri besar dan industri
manfuktur.
2. Terdapat potensi pengembangan industri yang mendukung
pertanian namun belum tertuang dalam RTRW, yaitu
Sumber: LampiranSusukan
Kecamatan VIII RTRW Prov. Jabar
Lebak.
3. Berkembangnya industri di Kecamatan Karangwerang
sementara RTRW mengarahkan untuk Kawasan pertanian,
perkebunan dan peternakan.
4. Adanya keinginan untuk mengembangkan industri
menengah (manufaktur, rotan, makanan dan mebeleur) di
Kecamatan Arjawinangun.
5. Adanya peluang investasi di Desa Gedung Tengah
Kecamatan Ciwaringin untuk mengembangkan industri (Cat
Avian).
6. Adanya rencana pengembangan industri besar di Desa Jalur Pantai Utara (Kecamatan Gebang)
Gebang Mekar Kecamatan Gebang.
7. Adanya rencana pengembangan industri di Kecamatan Losari.
Sumber: Dokumen Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten Cirebon, Tahun 2015 22
23
PROSES PENYUSUNAN KONSEP RDTR

Pengolahan Data dan


Pengumpulan Data dan
Analisis
Informasi
1. Analisis Struktur Internal WP;
Data Primer 2. Analisis Sistem Penggunaan Lahan (Land
1. Aspirasi masyarakat; Use);
2. Kondisi dan jenis guna lahan/ bangunan, 3. Analisis Kedudukan dan Peran WP Dalam
Konsep RDTR
intensitas ruang, konflik pemanfaatan Wilayah Yang Lebih Luas;
1. Tujuan penetapan B\WP
ruang, dan infrastruktur perkotaan; dan 4. Analisis Sumber Daya Alam Dan Fisik Atau
2. Rencana Struktur Ruang
3. Kondisi Fisik dan Sosial Ekonomi. Lingkungan WP;
3. Rencana Pola ruang
5. Analisis Sosial Budaya;
Data Sekunder 4. Ketentuan Pemanfaatan Ruang
6. Analisis Kependudukan;
1. Data wilayah administrasi 5. Peraturan Zonasi
7. Analisis Ekonomi dan Sektor Unggulan;
2. Data dan informasi kependudukan;
8. Analisis Transportasi (Pergerakan);
3. Data dan informasi bidang pertanahan;
9. Analisis Sumber Daya Buatan;
4. Data dan informasi kebencanaan; dan
10. Analisis Kondisi Lingkungan Binaan;
5. Data petadasar dan tematik.
11. Analisis Kelembagaan;
12. Analisis Untuk Kebutuhan Penyusunan
PZ;

24
ANALISIS SISTEM PUSAT PELAYANAN

Rekapitulasi
Berdasarkan Analisis Indeks Pelayanan, Analisis Ambang Batas
Marshall dan Skalogram Guttman, Analisis Pengelompokan Fasilitas
Kernel Density, Analisis Rank Size Penduduk, dan Analisis Pusat
Pelayanan berdasarkan RTRW Kabupaten Cirebon
Potensi untuk dijadikan Pusat Pelayanan
1. Desa Gebang Kulon;
2. Desa Gebang;
3. Desa Gebang Udik
4. Gebang Ilir
5. Gebang Mekar 25
ANALISIS SIMPANGAN POLA RUANG RTRW DENGAN PENGGUNAAN LAHAN
Penyimpangan Pola Ruang terbesar
di Kecamatan Gebang

68% dari total lahan

Tabel Penyimpangan Pola Ruang dengan Penggunaan Lahan Eksisting

Rencana Pola Ruang Luas (Ha) Luas (%)


Kawasan Hutan Rakyat - -
Kawasan Industri - -
Kawasan Pariwisata - -
Kawasan Perikanan 41,41 28,87
Kawasan Perlindungan Setempat 98,14 68,42
Kawasan Permukiman - -
Kawasan Pertanian 3,48 2,43
Kawasan Peruntukkan Lainnya - -
Kawasan Rawan Bencana 0,40 0,28
Kawasan Suaka Alam, Pelestarian
- -
Alam dan Cagar Budaya
Total 143,43 100,00

Penyimpangan terbesar terjadi pada rencana pola ruang


peruntukan Kawasan Perlindungan Setempat yang
menyimpang menjadi Sawah seluas 51,47 Ha.

26
ANALISIS KEPEMILIKAN LAHAN DENGAN PENGGUNAAN LAHAN

Lahan Tidak Berkepemilikan


di Kecamatan Gebang

63,80 Ha
dari total lahan

Tidak Ada
Hak Guna Hak Guna Hak Hak Grand
Desa Hak Milik Kosong Status
Bangunan Usaha Pakai Wakaf Total
Kepemilikan
Desa Dompyong Kulon 38,02 0,01 0,58 41,65 200,22 280,48
Desa Dompyong Wetan 32,82 2,49 0,01 14,36 121,83 171,51
Desa Gagasari 0,31 5,94 0,06 141,18 147,50
Desa Gebang 1,76 0,62 6,12 0,56 243,24 252,30
Desa Gebang Ilir 20,91 28,41 2,18 0,36 19,89 122,99 194,74
Desa Gebang Kulon 5,98 76,68 0,04 0,14 12,67 276,80 372,30
Desa Gebang Mekar 42,72 102,26 0,74 0,11 63,80 269,52 479,15
Desa Gebang Udik 0,02 18,86 18,09 257,04 294,02
Desa Kalimaro 0,48 0,02 138,70 139,19
Desa Kalimekar 1,21 40,57 0,14 1,71 85,74 129,36
Desa Kalipasung 13,00 59,06 5,03 191,31 268,40
Desa Melakasari 2,32 119,28 2,29 351,18 475,08
Desa Pelayangan 9,76 82,04 0,11 1,71 300,12 393,73
Grand Total 97,99 0,62 610,54 5,46 1,45 181,84 2699,88 3.597,78

27
Rencana Aksi Pengembangan
RTR Pulau
RTRWP Jawa Barat Metropolitan Cirebon Raya Kawasan Metropolitan Cirebon- RTRW Kabupaten Cirebon
Jawa Bali
Patimban-Kertajati
Sistem Pusat a. Bagian dari PKN Cirebon
Pelayanan PKN Cirebon Kabupaten Cirebon, bagian kota inti dari PKN b. Kecamatan Gebang termasuk kedalam Pusat
Pelayanan Lingkugan
Pola Ruang
Tutupan Lahan di KPI Cirebon
a. Kawasan sempadan pantai;
b. Kawasan pantai mangrove Cirebon; a. Bangunan permukiman/campuran;
b. Kebun dan tanaman campuran (tahunan dan a. Kawasan Sempadan Pantai
c. Kawasan cagar budaya makam sunan gunungjati;
semusim) b. Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan
d. Kawasan rawan bencana alam berupa rawan tanah
c. Permukaan diperkeras bukan Gedung c. Kawasan rawan bencana gelombang pasang
longsor, gelombang pasang dan rawan banjir;
d. Semak dan belukar dan angin ribut
e. Kawasan kars;
e. Sungai d. Kawasan Peruntukan Industri Menengah
f. Kawasan rawan abrasi di sekitar pantai; f. Tanaman semusin lahan basah (sawah); dan dan dan Besar
g. Kawasan pesisir, laut; dan g. Tanaman semusim lahan kering
h. Kawasan perikana
Luas Pola Ruang KPI Cirebon 1.815,29 Ha
Rencana a. Pembangunan ruas jalan menuju Pelabuhan
Infrastruktur a. Pembangunan dan peningkatan infrastruktur Ikan Gebang
Wilayah transportasi jalan, antara lain: b. Pemantapan jaringan trayek angkutan
a. Pembangunan jalan tol Kanci-Pejagan di Kab 1. Jalan Tol Cikopo/Cikampek-Palimanan perdesaan (Ciledug-Dompyong-Gebang Kulon-
Cirebon; (CIKAPALI); Kalipasung)
c. Pengembangan jaringan rel kereta api Cirebon-
b. Pembangunan/ peningkatan jalur jalan poros 2. Pembangunan jalan strategis lainnya.
Semarang
Cirebon - Cikijing – Ciamis Pangandaran; b. Pembangunan dan peningkatan infrastruktur
d. Pembangunan Pelabuhan pengumpul
c. Peningkatan pengelolaan persampahan di TPA perhubungan, antara lain: e. Pembangunan gardu induk
Palimanan; 1. Jalur kereta api Bandung-Tanjungsari- f. Jalur evakuasi bencana alam gelombang
d. Penanganan ekonomi kawasan koridor bandung – SumedangKertajati-Kadipaten-Cirebon; dan pasang dan angin ribut
Cirebon; 2. Pembangungan infrastruktur perhubungan
e. Penanganan lingkungan hidup kawasan pesisir strategis lainnya.
pantura c. Pembangunan dan peningkatan infrastruktur
f. Pengembangan PLTU; permukiman, antara lain:
g. Pengembangan sumber energi panas bumi gunung 1. TPPAS Regional Metropolitan Cirebon Raya;
kromong; 2. Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)
h. Pengembangan tempat pengelolaan sampah Regional;
regional; 3. Instalasi pengolahan/penampungan air
i. Pembangunan dan pengembangan pasar induk limbah komunal;
regional 4. Sistem drainase metropolitan;
5. Hunian vertikal; dan
6. Pembangunan infrastruktur permukiman
strategis Lainnya.

ANALISIS KEDUDUKAN & PERAN


28
KONDISI FISIK ALAM

Kemiringan Geologi Curah Hujan Jenis Tanah

Hidrogeologi Ketinggian Kondisi Fisik Alam


Hidrologi 1. Kemiringan lereng: kemiringan
didominasi 0-15%
2. Jenis Tanah: Aluvial kelabu tua dan
asosiasi alluvial kelabu dan glei
humus
3. Geologi: Aluvial
4. Ketinggian Lahan: berada pada 0-25
mdpl
5. Hidrologi: DAS Cisanggarung
6. Klimatologi: didominasi curah hujan
1.500-2.000 mm/th.
7. Hidrogeologi: terdapat air tanah
asin, sedang, dangkal

29
ANALISIS SATUAN KEMAMPUAN LAHAN

SKL Morfologi SKL Drainase SKL Kestabilan Pondasi SKL Terhadap Erosi SKL Terhadap Bencana Alam

SKL Kestabilan Lereng SKL Kemudahan Dikerjakan SKL Ketersediaan Air SKL Pembuangan Limbah

30
ANALISIS SATUAN KEMAMPUAN LAHAN

Satuan Kemampuan Lahan


Satuan Kemampuan Lahan Luas (Ha)
Kemampuan Pengembangan Cukup Tinggi 669,36
Kemampuan Pengembangan Sangat Tinggi 2.866,62
Total 3.535,98

Luas SKL Kemampuan Pengembangan Cukup


Tinggi terbesar terdapat di Desa Gebang
Mekar dengan luas 155,20 Ha dan luas SKL
Kemampuan Pengembangan Sangat Tinggi
terbesar terdapat di Desa Melakasari sebesar
377,36 Ha

31
KONDISI LP2B KABUPATEN CIREBON DALAM WILAYAH PERENCANAAN

Luas LP2B sebesar 662, 19 Ha atau


sebesar 18,72 % dari luas total
wilayah perencanaan.

Sumber: PerBup No. 32 Tahun 2016 tentang Alih Fungsi Lahan


Pertanian di Kabupaten Cirebon

32
ANALISIS KESESUAIAN LAHAN

Kesesuaian Lahan Kesesuaian Lahan Industri Kesesuaian Lahan Permukiman

Kesesuaian Lahan Permukiman


Sesuai untuk Permukiman
Tidak Sesuai untuk Permukiman
Kesesuaian Lahan Luas (Ha) Kesesuaian Lahan Industri Luas Kesesuaian Lahan Luas (Ha)
Kawasan Budidaya 3.392,87 Sesuai Untuk Industri 2.730,68 Sesuai untuk Permukiman 3.392,87
Kawasan Lindung 143,11 Tidak Sesuai Untuk Industri 805,30 Tidak Sesuai untuk Permukiman 143,11
Total 3.535,98 Total 3.535,98 Total 3.535,98

33
KONDISI HIDROOSEANOGRAFI

1. HWS (Highest Water Spring) 2. Wind Setup 4. Land Subsidance


Nilai elevasi penting diikatkan
Nilai Wind Setup
pada MSL (cm)
Kecepatan
Highest Water 45.74 cm Periode Wind Set-up
Angin
Spring (HWS) Ulang
U (m/s) 𝜼𝒘𝒊𝒏𝒅 (meter)
Mean High 34.91 cm 2 8.46 0.344
Water Spring 5 9.26 0.412
(MHWS) 10 9.79 0.4614
Mean High 18.05 cm 25 10.45 0.526
Water Level 50 10.95 0.577
(MHWL) 100 11.44 0.630
Mean Sea Level 0 Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2021
(MSL) 3. Sea Level Rise
Mean Low -18.08
Sea Level Rise Utara Pulau Jawa
Water Level cm
(MLWL)
Mean Low -34.29
Water Spring cm
(MLWS)
Laju Land Subsidence Kota Cirebon dan Sekitarnya
Lowest Water -43.14 Sumber: (LAPAN, 2020)
Spring (LWS) cm
Tunggang 88.88 cm Pada perhitungan banjir rob ini diambil nilai
Pasang Sumber: (Wuriatmo et al, 2012) Land Subsidence terbesar yaitu 4 cm/tahun.
Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2021

34
ANALISIS PEMODELAN BANJIR

Tinggi Muka Air 2045


Keterangan Nilai (m)
HWS 0.4574
Wind Setup 0.526
Sea Level Rise 0.06675
Land Subsidence 1
Total 2.05

Berdasarkan analisis, desa yang


memiliki luasan terbesar dari
dampak banjir rob terdapat di
Desa Melakasari

35
ANALISIS PEMODELAN ABRASI PANTAI
Citra Satelit di Kecamatan Gebang

Luasan dan panjang abrasi dari tahun ke- sampai 2019 di Kec. Gebang
Dari Ke Selisih (m2) Selisih (km2) Selisih (ha)
1972 2019 -5814860.575 -5.814860575 -581.4860575
1978 2019 -1566279.335 -1.566279335 -156.6279335
1990 2019 -2295861.536 -2.295861536 -229.5861536
2000 2019 -1719246.93 -1.71924693 -171.924693
2010 2019 -490685.623 -0.490685623 -49.0685623
Dapat disimpulkan bahwa abrasi yang terjadi di sekitaran pantai Kec.
Gebang sangat dipengaruh oleh material sedimentasi, dapat dilihat
dimana terjadi pengurangan lahan dan penambahan lahan.

36
ANALISIS PEMODELAN ABRASI PANTAI

Berdasarkan hasil analisis desa yang


mengalami abrasi dan aksresi yaitu Desa
Kalipasung, Desa Gebang Kuloj, Desa Gebang
Mekar, Desa Pelayangan, Desa Melakasari.

37
ANALISIS PEMODELAN BANJIR
Rata-Rata Curah Hujan 10 Tahun Terakhir
Bencana banjir di Kawasan Kec. Bulan/Tahun 2020 2019 2018 2017 2016 2015 2014 2013 2012 2011 2010
Gebang, Kab. Cirebon Januari 550 229.8 412.7 550 0 276 710.4 404.5 145.3 17.8 357
disebabkan oleh beberapa hal Februari 588.3 465.9 890.9 0 0 383.1 319.7 161 487.2 95 354
Maret 370.5 305 896.6 318 0 107.9 243.4 334 358.1 424.2 165
berikut: April 176.5 285.4 274.9 124 0 48 216 175.7 52.5 215 101
1. Intensitas curah hujan yang Mei 240.1 162 15.1 48 0 139.6 85 214.5 164 134.3 212
tinggi; Juni 92.6 3 13.6 134 0 10 169.5 235.5 10.9 110 139
2. Lokasi permukiman yang Juli 50.9 0 0 5 0 0 62 190 0 29.5 158
Agustus 8.3 0 0 14 0 0 0 0 0 0 61
dibangun disekitar September 18.6 0 8 23 92.8 0 0 30 0 0 144
sempadan sungai; Oktober 137.7 0 1 59 285.6 0 37 74 17 133.9 134
3. Lokasi permukiman berada November 212.8 5.7 118 538 75.8 30.6 66.7 136 70.5 256.5 257
Desember 605.5 319.5 238.4 210 348.6 199.5 459.4 731.1 385.8 208 298
pada area erosional sungai Total 3051.8 1776.3 2869.2 2023 802.8 1194.7 2369.1 2686.3 1691.3 1624.2 2380
dimana aliran paling kencang Rata-rata 152.59 88.815 143.46 101.15 40.14 59.735 118.455 134.315 84.565 81.21 119
pada bagian tersebut; Pola Aliran Sunga di Kecamatan Gebang

Sumber data yang digunakan


dalam pemodelan banjir
adalah sebagai berikut:
1. Data curah hujan yang
berasal dari stasiun
pengukuran curah hujan
terdekat dari tahun 2001-
2020;
2. Data DEMNAS;
3. Citra satelit google
earth;
4. Peta pola aliran sungai.
Kemudian data tersebut
diolah dengan menggunakan
perangkat lunak HECRAS
10.5.7 dengan simulasi aliran
unsteady 2D.

38
ANALISIS PEMODELAN BANJIR
Analisis Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasa

Grafik Total Unit Debit Setiap


Periode Ulang dalam 24 jam di
Kec. Gebang Grafik tersebut menunjukan bahwa
Berikut adalah parameter dari DAS Kecamatan debit banjir akan mencapai puncak
Gebang di area deliniasi: pada jam ke 2-3, kemudian debit
Luas DAS: 16035.34637 m2
6000 banjir akan turun kembali hingga
Luas Kabupaten Cirebon 35 km2 5000 mencapai keadaan normal.
Tg : 1.33 4000
Grafik tersebut juga menunjukan
3000
Tr : 1.00 bahwa kondisi banjir terparah tidak
2000
Tp : 2.13 = 7668 berlangsung dalam waktu yang
1000
a : 1.72 cukup lama, kecuali terjadi pasang
0
T03 : 2.29 = 8244 surut air laut.
1
R0 : 1 = 0.001 3 5 7 9 11 13 2 Tahun
Qp : 0.4744 15 17 19 21 23 25
Qb : 0.2372

2 Tahun 5 Tahun 25 Tahun 50 Tahun 100 Tahun


39
ANALISIS PEMODELAN BANJIR
Analisis Pemodelan Banjir Kec. Gebang, Kab. Cirebon
Parameter Diskripsi
Tersusun atas endapan aluvial dan endapan aluvial pantai,
Litologi Endapan berumur Holosen. Masuk ke dalam endapan kipas
Geologi alluvial (zona jakarta, berumur miosen awal).
Ukuran butir batuan di Kec. Gebang (Aluvial), material tidak solid
Stratigrafi (lepas) ukuran butir lempung-krakal, bentuk butir bulat-
menyudut tanggung.
Jenis tanah Kec. Gebang adalah aluvial, sangat mendominasinya.
Tanah Jenis tanah Kesuburan tanah aluvial tergantung batuan induknya dan iklim
daerah Kec. Gebang.
Morfologi Kec. Gebang datar-bergelombang lemah, di dominasi
Morfologi
oleh morfologi datar.
Geomorfologi Kemiringan lereng Kec. Gebang 0-45%, didominasi oleh 0-25%
yang menunjukan daerah datar, dan rendah terhadap bencana
Kemiringan Lereng
tanah longsor, dengan kelas lereng 00-350, di dominasi oleh kelas
lereng 00-160 (Van Zuidam, 1985)
Daerah resapan air dan pemukiman luasannya berbeda (Peta
Tataguna lahan Pengguanaan lahan tataguna lahan), tetapi pemukiman sebagian besar dibangun di
daerah dekat dengan sungai.
Akuifer Jenis akuifer Kec. Gebang adalah akuifer bebas. Dari parameter yang ada, selain curah hujan sebagi faktor utama dalam
Stadia Sungai Kecamatan Gebang, Kabupaten Cirebon, Provinsi
terjadinya banjir di Kec. Gebang, Kab. Cirebon, memiliki faktor yang dominan yaitu
tata guna lahan, dimana sebagin besar pemukiman dekat dengan sungai,
Jawa Barat berstadia Dewasa, di cirikan denga banyaknya
penyempitan dareah sepadan sungai untuk pemukiman yang mengakibtakan
meander dan pendangkalan sungai, serta penampang sungai
DAS Kecamatan resiko kerugian dan dampak yang ditimbulkan oleh banjir semakin tinggin, diperparah
berbentuk “U” diaman tingkat erosi vertikal dan horizontal telah
Gebang lagi dengan pengurangan lahan untuk di jadikan pemukiman yang membuat derah
berkurang, dan lebih dominan berupa proses pengendapan
Sifat sungai resapan dan tangkapan air hujan berkurang, air hujan akan langsung menuju sungai
sedimentasinya. Pola aliran sungai sub-dendritik adalah pola
serta morfologi dan elevasi yang mendominasi adalah datar sangat mempengaruhi
aliran dengan cabang-cabang sungai menyerupai garis
genangan banjirnya. jenis tanah dan ukuran butir sangat mempengaruhi infiltrasi air
penampang atau pertulangan daun. Jenis pola aliran ini dikontrol
kedalam tanah, lempung sukar sekali meloloskan air (permeabilitas sangat rendah)
oleh litologi yang homogen. Memiliki stadia sungai dewasa
yang mangakibatkan genangan air akan lama terserap oleh tanah. Bentuk sungai
mempengaruhi pola aliran sungai dendritik menjadi sub-dendritik
sub-dendritik yang mempengaruhi suplay air ke DAS kec. Gebang saat ujan
Hidrogeologi Kec. Gebang berfarias, tetapi didominasi oleh air memperparah terjadinya banjir
Hidrogeologi
payau.
40
ANALISIS PEMODELAN GEMPA BUMI
Nilai PGA gempa magnitudo >4.5

Data gempa bumi yang


diperkirakan berpengaruh
terhadap Kec. Gebang, Kab. Respons spektrum adalah grafik yang menyatakan hubungan antara perioda
Cirebon. Data PGA yang di getar struktur (T) dengan respons struktur maksimum (SA) saat
dapat adalah gempa bumi mengalami getaran tertentu, dalam hal ini gempa bumi.
yang dekat sumbernya dan Pembuatan Respons spektrum di dasarkan atas nilai variabel yang di dapat
tinggi magnitudonya dengan sebagai standar struktur bangunan dan non bangunan tahan gempa bumi
Kec. Gebang, Kab. Cirebon. didasarkan atas respon spectrum gempa Indonesia SNI 1726-2019.

Dari hasil PGA yang diperoleh


dari software ESRC PUSGEN
PUSKIM PUPR 2019-2020,
dilakukan analisis menggunakan
Persebaran titik Gempa sekitar Kabupaten Cirebon tahun 1970-2021 (atas) Persebaran sotware untuk mencari variabel
titik gempa secara 3D (Bawah) (Sumber: IRIS earthquake browser)
nilai menurut kekerasan
Gempa Bumi di Kec. Gebang, Kab Cirebon terdapat tanahnya dengan studi kasus
beberapa sumber: gempa magnitudo 5.3.
• Zona subduksi indo-australia di bagian selatan 41
• Gempa vulkanik dari Gunung Ciremai
ANALISIS PEMODELAN GEMPA BUMI

Kecamatan Gebang memiliki


kerentanan menengah gempa
bumi

42
KONDISI KEPENDUDUKAN
Jumlah penduduk Kecamatan Gebang pada tahun 2020 sebanyak
67.861 Jiwa atau sekitar 2,97 % dari total penduduk jumlah
Kabupaten Cirebon. Rata-rata Laju Pertumbuhan Penduduk di
Kecamatan Gebang pada tahun 2011-2019 yaitu 0,84 %

Laju Pertumbuhan Rata-Rata 2011-2019


4,00%
3,50%
3,00%
2,50%
2,00%
1,50%
1,00%
0,50%
0,00%
-0,50%
-1,00%

Piramida Kependudukan Kecamatan Gebang


Dompyong Kulon
Distribusi Penduduk
Dompyong Wetan
Jumlah Usia Produktif (15-64 Kalimekar
60‒64 tahun) sebanyak 48.321 jiwa Kalimaro
50‒54 atau sekitar 71% dari total Gagasari 7%6%6%7%
40‒44 jumlah penduduk Kalipasung 11%
5%
4%
30‒34 Gebang Kulon 6%
• Kepadatan penduduk tertinggi 8%
20‒24 Rasio Penduduk berada di Desa Gebang Ilir dan
Gebang 7%
10‒14
101,68 Desa Gagasari dengan kepadatan
Gebang Udik 11%
10%
12%
Jumlah laki-laki 30 Jiwa/Ha di tahun 2020
Gebang Ilir
0‒4
lebih banyak dari • Kepadatan penduduk terendah
Gebang Mekar

perempuan
4.000 2.000 0 2.000 4.000 Pelayangan
berada di Desa Melakasari sebesar
Melakasari
Perempuan Laki-laki 8 Jiwa/Ha; 43
ANALISIS PROYEKSI PENDUDUK
Tabel Proyeksi Penduduk Menggunakan Metode Aritmatika Grafik Proyeksi Penduduk Metode Aritmatika
Proyeksi Penduduk
No Desa 14.000
2021 2026 2031 2036 2041
1 Dompyong Kulon 4.150 4.154 4.159 4.163 4.168 12.000
2 Dompyong Wetan 4.579 4.507 4.434 4.361 4.289
Proyeksi
3 Kalimekar 3.184 3.213 3.243 3.272 3.302 10.000
4 Kalimaro 2.968 3.031 3.095 3.159 3.222 Data
5 Gagasari 4.397 4.478 4.559 4.640 4.721 8.000
6 Kalipasung 4.516 4.586 4.656 4.726 4.796
7 Gebang Kulon 7.903 8.520 9.137 9.754 10.370 6.000
8 Gebang 7.127 7.555 7.982 8.409 8.836
4.000
9 Gebang Udik 7.390 7.869 8.349 8.829 9.308
10 Gebang Ilir 5.771 5.917 6.064 6.210 6.356
2.000
11 Gebang Mekar 7.939 9.240 10.540 11.841 13.142
12 Pelayangan 4.791 5.009 5.227 5.446 5.664 -
13 Melakasari 3.857 4.055 4.252 4.449 4.647

2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2022
2023
2024
2025
2026
2027
2028
2029
2030
2031
2032
2033
2034
2035
2036
2037
2038
2039
2040
2041
Kecamatan Gebang 68.573 72.135 75.696 79.258 82.819
Dompyong Kulon Dompyong Wetan Kalimekar Kalimaro
Proyeksi Gagasari Kalipasung Gebang Kulon Gebang
Penduduk Standar
No Metode Penduduk Korelasi
2020 Deviasi Gebang Udik Gebang Ilir Gebang Mekar Pelayangan
2041
1 Aritmatika 67.861 82.819 1.556,385 0,9 Melakasari
2 Geometrik 67.861 86.372 1.835,285 0,9
3 Eksponensial 67.861 82.567 2.388,607 0,9
Hasil proyeksi penduduk dengan metode aritmatika menunjukan
Metode Proyeksi penduduk yang dilipih adalah metode yang memiliki bahwa jumlah penduduk pada tahun 2021 berjumlah 82.819 Jiwa.
nilai standar deviasi paling kecil dan faktor korelasi yang hampir Jumlah penduduk terbesar terdapat di Desa Gebang Ilir dengan
mendekati 1 (Metode Aritmatika). jumlah penduduk pada tahun 2021 berjumlah 11.527 Jiwa.

44
ANALISIS PROYEKSI PENDUDUK

Grafik Proyeksi Penduduk Metode Aritmatika

14.000

12.000
Proyeksi
10.000
Data
8.000

6.000

4.000

2.000

-
2025
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2022
2023
2024

2026
2027
2028
2029
2030
2031
2032
2033
2034
2035
2036
2037
2038
2039
2040
2041
Dompyong Kulon Dompyong Wetan Kalimekar Kalimaro
Gagasari Kalipasung Gebang Kulon Gebang
Gebang Udik Gebang Ilir Gebang Mekar Pelayangan
Melakasari

Kepadatan penduduk pada tahun 2041 dengan skor tertinggi berada di


Desa Gebang dengan kepadatan 35 Jiwa/ Ha

45
ANALISIS DAYA TAMPUNG

Analisis Daya Tampung di Kecamatan Gebang

Jumlah Unit Jumlah Penduduk Daya Tampung


No Desa
Mewah Menengah Sederhana Mewah Menengah Sederhana Total
3.392,87 Ha 1 Dompyong Kulon 1.355 3.613 9.033 5.420 14.453 36.132 56.005
2 Dompyong Wetan 844 2.249 5.624 3.374 8.998 22.495 34.867
3 Kalimekar 620 1.653 4.133 2.480 6.612 16.531 25.623
4 Kalimaro 682 1.818 4.546 2.727 7.273 18.183 28.183
Daya tampung penduduk yang dimiliki
5 Gagasari 727 1.938 4.844 2.907 7.751 19.378 30.036
Kecamatan Gebang yaitu sebanyak
6 Kalipasung 1.219 3.249 8.124 4.874 12.998 32.494 50.366
7 Gebang Kulon
8 Gebang
9 Gebang Udik
1.756
1.252
1.454
4.683
3.340
3.876
11.708
8.349
9.691
7.025
5.009
5.814
18.733
13.359
15.505
46.832
33.396
38.763
72.589
51.764
60.083
701.193 jiwa

10 Gebang Ilir 961 2.562 6.405 3.843 10.249 25.622 39.714


2.035,72 Ha 11 Gebang Mekar 1.993 5.316 13.290 7.974 21.264 53.159 82.397
12 Pelayangan 1.824 4.863 12.157 7.294 19.452 48.629 75.375
13 Melakasari 2.279 6.077 15.192 9.115 24.307 60.768 94.190
Kecamatan Gebang 16.964 45.238 113.096 67.857 180.953 452.383 701.193

Daya tampung penduduk tertinggi terdapat di Desa Gebang Mekar dengan daya
tampung penduduk sebanyak 82.397 Jiwa

Selisih Daya Tampung dengan Proyeksi


Penduduk Tahun 2041

Daya Proyeksi
Tampung Penduduk Selisih Jumlah selisih daya tampung dengan
(Jiwa) Tahun 2041 kondisi penduduk pada tahun 2041
701.193 Kecamatan sebanyak 618.374 Jiwa
701.193 82.819 618.374
Gebang 46
KONDISI SOSIAL BUDAYA
Kantor Kecamatan
2 Masjid Agama
1
No Desa
5 Islam Protestan Katolik

1 6 3
2 1 Dompyong Kulon
4.021 - -
2 Dompyong Wetan
Wihara Keraton Keramat 4.584 - -
3 Pedestrian 4
4 3 Kalimekar 3.043 - -
4 Kalimaro 2.841 - -
7
5 Gagasari 4.289 - -
8 6 Kalipasung 4.367 - -
Permukiman Warga
5 Kantor Adnimistrasi Desa
6 7 Gebang Kulon 7.464 11 25
8 Gebang 6.635 - -
9 Gebang Udik 5.703 - 17
10 Gebang Ilir 6.965 - 95
Masjid Masjid 11 Gebang Mekar 7.066 - -
7 8
Salah satu budaya yang 12 Pelayangan 4.468 - -
masih dilestarikan 13 Melakasari 3.634 - -
hingga saat ini adalah
Festival Kirab Budaya. Total 65.080 11 137

Mayoritas penduduk Kecamatan Gebang menganut agama islam, hal ini Kegiatan Peniagaan Kegiatan Haul Pangeran Sutajaya Kegiatan Kesenian Burok

dikarenakan terjadinya proses sosial budaya mengenai persebaran agama islam


oleh Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah (1448-1568). Kegiatan sosial
budaya tidak hanya pada aspek agama saja, tetapi dalam kegiatan tatanan
kehidupan sehari-hari pada masyarakat Kecamatan Gebang yang masih terus
dijalani hingga saat ini. Aspek sosial budaya juga berkembang pada aspek Kegiatan Komunal

bangunan, dengan mencoba mengaplikasikan kedalam tampak bangunan,


maupun ornament-ornament sebagai bentuk ciri khas dari wilayah Kecamatan
Gebang. 47
ANALISIS SOSIAL BUDAYA
Agama
PENGEMBANGAN RTH UNTUK KEGIATAN KOMUNAL & CITRA KOTA
No Desa Prote
Islam Katolik
stan
5 Dompyong
1
1 6 3 Kulon 4.021 - -
2
Dompyong
2
Masjid
Wetan 4.584 - -
Kantor Kecamatan 3 Kalimekar
1 3.043 - -
4 Kalimaro 2.841 - -
4
5 Gagasari 4.289 - -
7 6 Kalipasung 4.367 - -
Gebang
Keraton Keramat 7
5 Kantor Adnimistrasi Desa 8 4 Kulon 7.464 11 25
8 Gebang 6.635 - -
Gebang
9
Udik 5.703 - 17
10 Gebang Ilir
6.965 - 95
7 Masjid
8 Masjid 2 11
Gebang
Mekar 7.066 - -
12 Pelayangan
4.468 - -
PENGEMBANGAN RTH UNTUK KEGIATAN KOMUNAL & CITRA KOTA 13 Melakasari
3.634 - -
65.08
Total
Salah satu tempat yang biasanya digunakan oleh masyarakat Kecamatan Gebang untuk Kegiatan Peniagaan 0 11 137
melakukan kegiatan Festival dan komunal Kesenian Kirab Budaya ialah Lapangan Setra Kegiatan Haul Pangeran Sutajaya Kegiatan Kesenian Burok
Yuda Gebang. Dimana Lapangan ini terletak tidak jauh dari Cagar Budaya Keraton Gebang
dan Makam Keramat Pangeran Sutajaya. Jika dilihat dari peta administrasi, lokasi Lapangan
yang dijadikan ini memiliki sumbu axis imaginer terhadap kedua cagar budaya tersebut.
Hanya saja, axis tersebut masih berupa garis imaginer yang tidak terdapat akses untuk
menghibungkan keduanya. Selain itu pada lapangan ini yang juga berfungsi sebagai Ruang Terbuka
Hijau namun sayangnya tidak memiliki objek penegas keberadan ruang, sehingga hanya
terasa sebagai space saja. Oleh karena itu pengembangan pada ruang komunal dan pada axis yang
ada di area tersebut guna menjadi objek penegas pada Lapang Yuda Setra Gebang dan juga
sebagai salah satu pembentuk elemen citra kota. Festival Tari Topeng 48
KONDISI PEREKONOMIAN
Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

Perkembangan PDRB Kecamatan Gebang Struktur Ekonomi 2016 Pertambangan dan Penggalian

Terjadi pergeseran struktur Industri Pengolahan

760.000,00 ekonomi di sektor pertanian, Konstruksi


740.000,00 kehutanan dan Perikanan Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi
720.000,00 sebesar -1,59% dan Mobil dan Sepeda Motor
2%5% Transportasi dan Pergudangan
700.000,00 Perdaganagan Besar dan Eceran 2%
4%
1% 28%
3%
sebesar -1,88%
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
680.000,00 3%
1%
3% Informasi dan Komunikasi
660.000,00
4%
640.000,00 1% Jasa Keuangan dan Asuransi

620.000,00 9% Real Estate


22%
600.000,00 12% Jasa Perusahaan

580.000,00 Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan


Jaminan Sosial Wajib
560.000,00
Sektor pertanian, konstruksi,
Jasa Pendidikan
540.000,00
2016 2017 2018 2019 2020 dan perdagangan besar Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

berkontribusi paling besar pada Jasa Lainnya

tahun 2016 & 2020 di Kecamatan Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

Gebang Struktur Ekonomi 2020 Pertambangan dan Penggalian

Perkembangan PDRB Kabupaten Cirebon Industri Pengolahan

Konstruksi
35.000.000,00
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi
Mobil dan Sepeda Motor
30.000.000,00 Transportasi dan Pergudangan

2%7%
2% Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
25.000.000,00 4%
1% 27%
3% Informasi dan Komunikasi
3%
20.000.000,00 1%
3%
Jasa Keuangan dan Asuransi

4% 1% Real Estate
15.000.000,00 9% Jasa Perusahaan
20% 13%
10.000.000,00 Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan
Jaminan Sosial Wajib
Jasa Pendidikan
5.000.000,00 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

Jasa Lainnya
-
2016 2017 2018 2019 2020
49
ANALISIS PENGEMBANGAN EKONOMI KAWASAN

Analisis LQ dan Shift Share (Skala Kecamatan) 3 Komoditas utama yang potensial menjadi
penggerak utama ekonomi di Kecamatan
PB>0 Gebang:
Sektor Berkembang Sektor Unggulan
1. Padi dan produk turunannya
1. Informasi dan Komunikasi 1. Konstruksi
2. Jasa Keuangan dan Asuransi 2. Real Estate
3. Jasa Perusahaan 3. Jasa Lainnya 2. Jagung dan produk turunannya
4. Jasa Pendidikan
5. Jasa Kesehatan dan 3. Bawang Merah dan produk turunannya
Kegiatan Sosial

LQ<1 LQ>1

Sektor Terbelakang Sektor Potensial

1. Pertambangan dan 1. Pertanian, Kehutanan dan


Penggalian Perikanan
2. Industri Pengolahan 2. Perdagangan Besar dan
3. Transportasi dan Eceran, Reparasi Mobil dan
Pergudangan Sepeda Motor
4. Penyediaan Akomodasi dan 3. Administrasi Pemerintah,
Makan Minum Pertahanan dan Jaminan
Sosial Wajib

PB<0
50
ANALISIS EKONOMI DAN SEKTOR UNGGULAN
Shift Share Analysis (SSA) Analisis Location Quentie (LQ)
Komoditas Pertumbuhan Pesat Berkembang Cenderung Berpotensi Terbelakang Komoditas Komoditas Basis
Pertanian
Pertanian Padi Sawah Dompyong Kulon, Dompyong wetan, Kalimekar, Kalimaro, Gagasari,
Padi Sawah Dompyong Kulon, Gebang Kulon, Kalipasung, Gebang Kulon, Gebang Ilir, Gebang Mekar, Pelayangan,
Dompyong Wetan, Gebang Udik, Melakasari
Kalimekar, Kalimaro, Gebang Ilir, Jagung Dompyong Kulon. Dompyong Wetan, Kalimekar, Gebang, Gebang
Gagasari, Kalipasung, Pelayangan, Udik
Gebang, Gebang Mekar Melakasari Kacang Tanah Pelayangan, Melakasari
Kacang Hijau Pelayangan, Melakasari
Jagung Dompyong Wetan Dompyong Kulon, Bawang Merah Kalimaro, Gagasari, Kalipasung, Gebang, Gebang Udik, Pelayangan,
Kalimekar, Melakasari
Gebang, Gebang Cabe Pelayangan, Melakasari
Udik Unggas
Kacang Tanah Pelayangan, Melakasari Ayam Kampung Dompyong Kulon, Kalimekar
Kacang Hijau Pelayangan, Melakasari Ayam Pedaging Dompyong Wetan, Kalimaro
Bawang Merah Kalimaro, Gebang Kulon, Dompyong Kulon, Itik Gebang Kulon, Melakasari
Gebang Udik, Melakasari Kalimekar, Ternak
Gagasari, Sapi Potong Kalimaro, Gagasari, Kalipasung, Gebang Kulon
Kalipasung, Kambing Dompyong Wetan, Pelayangan, Melakasari
Gebang Domba Dompyong Kulon, Kalimekar, Gebang, Gebang Udik
Cabe Pelayangan, Melakasari Analisis Pergeseran Bersih (PB)
Unggas
Ayam Kampung Dompyong Kulon, Kalimekar, Komoditas Pertumbuhan Maju
Dompyong Wetan Kalimaro Pertanian
Ayam Pedaging Kalimaro Dompyong Padi Sawah Dompyong Kulon, Dompyong Wetan, Kalimekar, Kalimaro, Kalipasung,
Wetan Gebang, Gebang Mekar,
Itik Kalimaro, Gebang Kulon Melakasari Jagung Dompyong Kulon, Dompyong Wetan,
Bawang Merah Dompyong Kulon, Kalimaro, Gebang Kulon, Gebang Udik, Pelayangan,
Ternak
Melakasari,
Sapi Potong Kalimaro, Gagasari, Gebang Kulon
Unggas
Kalipasung Itik Kalimaro, Gebang Kulon, Melakasari
Kambing Dompyong Wetan, Melakasari Ternak
Pelayangan, Sapi Potong Kalimaro, Gagasari, Kalipasung,
Domba Dompyong Kulon, Kalimekar, Domba Dompyong Kulon, Dompyong Wetan, Kalimaro, Gebang Udik,
Dompyong Wetan, Gebang, Pelayangan
Kalimaro, Gebang Udik, Melakasari
Pelayangan 51
ANALISIS PENGEMBANGAN EKONOMI KAWASAN
Setra Industri Kecil
PT Jaya Blokmill PT Garam Ikan Asin - Gebang Mekar- 35 unit usaha - 70 tenaga
Indonesia Nusantara Lesatari kerja
PT Evary Plastik Perusahaan yang melakukan Izin Lingkungan
Crab Meat • CV Anugerah Tiga Putra Mandiri - Industri garam
Proceesing and yodium untuk konsumsi dan produksi- Gebang
Cannery Kulon
• CV Evary Plastik - Industri Plastik - Gebang Kulon
• PT New Hope Indonesia - Industri Pakan Ternak-
Gebang Ilir
• PT Kelola Mina Laut - Pengolahan Hasil Laut-
Mekarsari
• PT Jaya Blokmill Indonesia - Bahan Bangunan Bata
Ringan- Kalipasung
• PT Delta Pasific Indotuna- Kegiatan Industri
Pengolahan ikan, es serta macam-macam wadah
PT New Hope Indonesia logam
• CV Anugrah Tiga Putra- Industri Garam Yodium
PT Bumi Menara Internusa untuk konsumsi dan produksi- Gebang Kulon
(Industri Pengolahan Udang Beku) • PT Garam Nusantara Lestari- Industri Garam-
Kalipasung
• PT Avia Avian- Industri Pipa- Kalipasung
PT Unaglory Group Indonesia • PT Pusaka Kali Agung - Industri Es batu- Gebang
(Industri Budidaya Ikan di air Payau dan
Industri Pengolahan dan Pengawetan Ikan Sumber: Dokumen Informasi Kinerja Lingkungan Hidup Daerah
dan Produk Ikan (ikan sidat) ) Kabupaten Cirebon Tahun 2020

52
ANALISIS PENGEMBANGAN EKONOMI KAWASAN

Rencana Kawasan Wisata Gebang

Zona wisata direncanakan yaitu :


a. Zona Pantai (Luas ±50.000 m²)
b. Zona Budaya dan Retail Pameran (Luas ±1.600 m²)
c. Zona Wahana Permainan (Luas ±29.000 m²)
d. Zona Kuliner (Luas ±4.000 m²)
e. Zona Olahraga (Luas ±24.000 m²)
f. Zona Hutan Kota (Luas ±30.000 m²)
g. Zona Hotel (Luas ±39.200 m²)
h. Zona Pengembangan (Luas ±32.000 m²)

Hasil Analisis Ekonomi Kondisi Eksisting Dokumen Peluang Investasi Daerah Kecamatan Gebang termasuk kedalam Kawasan
peruntukan industri besar yang terdiri dari industri
manufaktur dan industry pendukung wisata bahari
• Industri Pengolahan
• Padi • Industri Manufaktur
Hasil Laut Sumber: Peluang Investasi Daerah Kabupaten Cirebon
• Jagung • Industri Pendukung Wisata
• Industri Garam
• Bawang Merah Bahari
• Industri Es Batu 53
ANALISIS PENGEMBANGAN EKONOMI KAWASAN
Asumsi-asumsi Skenario Bangkitan Orang
• Saat ada investasi industri yang masuk maka Sampai 2041, lahan untuk industri yang terisi : 68,95 Ha , dapat individual
diperkirakan akan memberikan bangkitan maupun kelompok kavling
orang dan kebutuhan sistem pendukung Bangunan untuk kegiatan industri 70% 48,17 ha
• Bangkitan orang karena investasi lainnya
Bangunan pendukung, termasuk RTH 30% 20,69 ha
sudah dimasukkan dalam perhitungan
bangkitan akibat industri
• Dari hasil analisis dan rumusan konsep
Bangkitan Orang : diasumsikan 50 orang/ha bangunan untuk kegiatan industri
pengembangan kawasan, didefinisikan
terdapat 68,95 ha yang menjadi zona atau Jumlah pegawai (manajemen, staf dan pekerja lainnya) 50 org/ha 2.413 org
kawasan peruntukan khusus untuk Diasumsikan 30% adalah penduduk lokal, maka total pendatang 70% 1.689 org
pengembangan industri besar dan menengah pekerja :
• Perhitungan bangkitan orang akan Diasumsikan per orang pendatang membawa 3 anggota keluarga 4 x 1.689 org 6.756 org
menggunakan asumsi perkembangan industri
pada lahan seluas 68,95 ha tersebut
Distribusi Bangkitan Orang Akibat Investasi
• Diasumsikan pada 20 tahun ke depan di lokasi
tersebut akan terisi 100% = 68,95 ha
5 tahun I 5 tahun II 5 tahun III 5 tahun IV

1.689 jiwa 1.689 jiwa 1.689 jiwa 1.689 jiwa

Bangkitan orang ini akan tersebar merata di seluruh desa di Kecamatan Gebang

54
KONDISI & ANALISIS TRANSPORTASI
No Desa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Total Klasifikasi
1 Dompyong Kulon 0 228047200.1 15815319.73 9476694.601 6057416.21 4509453.951 6243558.995 19743106.53 10905292.97 10395765.57 10572716.44 2925282.799 1221455.611 325913264 R
2 Dompyong Wetan 228047200.1 0 26067637.46 15605849.69 8269631.593 5980614.155 5302874.353 25536736.33 13545668.96 12756055.94 12718064.72 3298762.53 1363196.646 358492292 R
3 Kalimekar 15815319.73 26067637.46 0 106959471.5 21440225.55 11080937.25 8035934.245 54185833.33 25092363.64 26979211.8 20528856.83 4431860.197 1768794.878 322386446 R
4 Kalimaro 9476694.601 15605849.69 106959471.5 0 56020585.57 18037815.8 19472354.34 113811874.3 43029705.22 45476054.01 32474386.76 5717984.56 2204814.444 468287591 R
5 Gagasari 6057416.21 8269631.593 21440225.55 56020585.57 0 60627103.12 29120200.68 106488012.1 41325728.89 35054861.11 31018685.99 5580666.392 2158855.474 403161973 R
6 Kalipasung 4509453.951 5980614.155 11080937.25 18037815.8 60627103.12 0 63402370.37 27384408.48 32555894.4 26424384.22 52210945.36 7197653.378 2686757.355 312098338 R
7 Gebang Kulon 6243558.995 5302874.353 8035934.245 19472354.34 29120200.68 63402370.37 0 120708027 286189258.2 103018367.3 1057271644 16751808.35 5382847.764 1720899245 T
8 Gebang 19743106.53 25536736.33 54185833.33 113811874.3 106488012.1 27384408.48 120708027 0 491387977.3 358961777.8 129897547 9983624.005 3548626.5 1461637551 T
9 Gebang Udik 10905292.97 13545668.96 25092363.64 43029705.22 41325728.89 32555894.4 286189258.2 491387977.3 0 588571326.6 519590188.1 15641506.7 5097840.944 2072932752 T
10 Gebang Ilir 10395765.57 12756055.94 26979211.8 45476054.01 35054861.11 26424384.22 103018367.3 358961777.8 588571326.6 0 152580259 11195077.87 3889107.51 1375302249 S
11 Gebang Mekar 10572716.44 12718064.72 20528856.83 32474386.76 31018685.99 52210945.36 1057271644 129897547 519590188.1 152580259 0 17148287.14 5483178.276 2041494759 T
12 Pelayangan 2925282.799 3298762.53 4431860.197 5717984.56 5580666.392 7197653.378 16751808.35 9983624.005 15641506.7 11195077.87 17148287.14 0 120452055.7 220324570 R
13 Melakasari 1221455.611 1363196.646 1768794.878 2204814.444 2158855.474 2686757.355 5382847.764 3548626.5 5097840.944 3889107.51 5483178.276 120452055.7 0 155257531 R

Analisis Gravitasi menunjukan bahwa


ada beberapa desa yang memilki tingkat
ketertarikan yang tinggi di WP
Kabupaten Cirebon yaitu Desa Gebang
Mekar, Gebang Udik, Gebang dan
Gebang Kulon

55
KONDISI & ANALISIS TRANSPORTASI
No Desa
Volume
Rank Volume SMP/Hari di WP terdapat beberapa desa dengan
(smp/hari) asumsi Bangkitan dengan Klasifikasi tinggi di Desa Gebang
1 Dompyong Kulon 1259 R Kulon, Gebang, Gebang Ilir, Gebang Mekar dan Pelayangan.
2 Dompyong Wetan 1429 S
3 Kalimekar 948 R C Asumsi
Status Jalan Nama Jalan Co Fcw FCsp FCsf FCcs C Rekomendasi
4 Kalimaro 893 R Bangkitan
5 Gagasari 1353 R Kabupaten Jl. Kalipasung - Serang 2900 0.56 0.88 1 0.9 1286 6752 Peningkatan Jaringan Jalan
6 Kalipasung 1364 R Provinsi Jl. Pangerang Sutajaya 2900 1.14 1 0.98 0.9 2916 4184 Peningkatan Jaringan Jalan
7 Gebang Kulon 2289 T Nasional Jl. Cirebon - Brebes 3300 1.08 1 1 0.9 3208 7605 Peningkatan Jaringan Jalan
8 Gebang 2114 T 3 Jaringan Jalan WP berdasarkan Status yang dikaji
Gebang Udik
9 1779 S
perlu adanya penangan dimasa mendatang agar bisa Pengembangan Sarana Halte
10 Gebang Ilir 2211 T
11 Gebang Mekar 2185 T
memenuhi kapasitas SMP/Hari dalam Kawasan WP. No Tata Guna Lahan Lokasi Jarak Halte
12 Pelayangan 2185 T 1 Pusat Kegiatan CBD, Kota 200-200 *)
13 Melakasari 1396 S (Pasar, Perkotaan)
2 Padat: Perkantoran, Kota 300 – 400
Sekolah dan Jasa
3 Permukiman Kota 300 -400
4 Campuran Padat : Pinggiran 300 - 500
Perumahan,
Sekolah dan Jasa
5 Campuran Jarang : Pinggiran 500 - 1000
Perumahan, Ladang,
Sawah, Tana
Kosong

56
ANALISIS KETERJANGKAUAN & KEBUTUHAN SARANA PENDIDIKAN
Sarana Pendidikan Sarana Perdagangan Sarana Kesehatan Sarana Peribadatan

Kondisi WilayahTerlayani
Kondisi WilayahTerlayani Kondisi WilayahTerlayani 1. Masjid 32%
Kondisi WilayahTerlayani
1. TK 9%; 1. Klinik 43 %; 2. Mushola 0%
1. Pertokoan 44%;
2. SD 72%; 2. Puskesmas 67%; Kebutuhan Sarana Tahun 2041
2. Pasar 99%;
3. SMP 35% 3. Bidan 83%; 1. Masjid 3 Unit
4. SMA 95%. 4. Rumah Sakit 97% 2. Mushola 197 Unit
Kebutuhan Sarana Tahun 2041
1. Pertokoan 9 Unit Kebutuhan Sarana Tahun 2041
Kebutuhan Sarana Tahun 2041 2. Pasar 0 Unit 1. Klinik 30 Unit
1. TK 48 Unit 2. Puskesmas 0 Unit
2. SD 26 Unit 3. Bidan 0 unit
3. SMP 11 Unit 4. Rumah Sakit 0 Unit
4. SMA 13 Unit
KONDISI & ANALISIS JARINGAN ENERGI
Proyeksi Pengguna Listrik Hingga Tahun 2041
Proyeksi Kebutuhan Energi Listrik (Watt)
No Desa
2021 2026 2031 2036 2041
1 Dompyong Kulon 1.745.865 1.712.560 1.679.255 1.645.949 1.612.644
2 Dompyong Wetan 1.989.976 1.951.167 1.912.358 1.873.548 1.834.739
3 Kalimekar 1.322.014 1.298.766 1.275.519 1.252.272 1.229.024
4 Kalimaro 1.242.538 1.241.540 1.240.542 1.239.543 1.238.545
5 Gagasari 1.881.626 1.894.598 1.907.571 1.920.543 1.933.515
6 Kalipasung 1.909.160 1.905.654 1.902.149 1.898.643 1.895.137
7 Gebang Kulon 3.367.954 3.584.713 3.801.472 4.018.231 4.234.991
8 Gebang 2.937.530 3.024.325 3.111.120 3.197.914 3.284.709
9 Gebang Udik 2.526.397 2.586.140 2.645.884 2.705.627 2.765.370
10 Gebang Ilir 3.266.418 3.710.587 4.154.756 4.598.925 5.043.094
11 Gebang Mekar 3.259.519 3.679.878 4.100.236 4.520.595 4.940.954
12 Pelayangan 1.967.394 1.993.535 2.019.676 2.045.817 2.071.957
13 Melakasari 1.606.811 1.649.152 1.691.493 1.733.834 1.776.174
Kecamatan Gebang 29.023.203 30.232.615 31.442.028 32.651.441 33.860.854

Proyeksi Kebutuhan Energi Listrik di Berdasarkan hasil Kondisi Wilayah Terlayani


Kecamatan Gebang perhitungan kebutuhan Seluruh desa telah terlayani 100% listrik yang berasal
listrik Kecamatan dari PLN
33.000.000
32.518.646 Gebang terus meningkat
Kebutuhan Listrik Tahun 2041
setiap tahunnya. Desa
32.000.000
1. Energi Listrik 33.860.854 Watt
31.614.281
31.000.000
30.709.915 yang paling banyak 2. Gardu dengan kapasitas 200.000 Watt sebanyak 181
30.000.000 29.805.549 membutuhkan energi gardu
29.000.000 28.901.184 listrik yaitu Desa
28.000.000 Gebang Ilir sebanyak
27.000.000
5.043.094 Watt
2021 2026 2031 2036 2041 58
KONDISI & ANALISIS JARINGAN TELEKOMUNIKASI

Proyeksi Jumlah Kebutuhan Menara BTS


Jumlah
Kondisi WilayahTerlayani Jumlah
Menara BTS berada di Desa Penambahan
No Desa Menara BTS
Kalimekar, Desa Kalimaro, Menara BTS
Eksisting
Desa Kalipasung, Desa 2041
Gebang, Desa Gebang Dompyong
1 0 0
Udik, Desa Pelayangan dan Kulon
Desa Melakasari Dompyong
2 0 0
Wetan
Kebutuhan Telekomunikasi 3 Kalimekar 1 0
Tahun 2041 4 Kalimaro 1 0
1. Menara BTS 2 Unit 5 Gagasari 0 0
2. Sambungan Telepon 6 Kalipasung 3 0
10.766 Unit 7 Gebang Kulon 0 1
8 Gebang 2 0
9 Gebang Udik 1 0
10 Gebang Ilir 0 0
11 Gebang Mekar 0 1
12 Pelayangan 3 0
13 Melakasari 4 0
Total 15 2
Menara BTS yang terdapat di Kecamatan Gebang
berjumlah 15 dan tersebar di beberapa desa .
Desa yang memiliki jumlah Menara BTS
terbanyak yaitu Desa Melakasari dengan jumlah
BTS sebanyak 4 buah

59
KONDISI & ANALISIS JARINGAN AIR MINUM
Jumlah Kebutuhan Air Total
Jumlah Kebutuhan Air Total (Liter/hari)
No Desa
2021 2026 2031 2036 2041
1 Dompyong Kulon 744,489 810,086 810,945 811,804 812,664
2 Dompyong Wetan 892,996 878,824 864,653 850,482 836,311
3 Kalimekar 620,860 626,607 632,355 638,103 643,851
4 Kalimaro 578,706 591,110 603,514 615,919 628,323
Sumber air bersih berasal dari 5 Gagasari 857,448 873,213 888,978 904,742 920,507
IPA losari dengan kapasitas 6 Kalipasung 880,620 894,267 907,915 921,563 935,210
produksi 50 L/detik. dengan
7 Gebang Kulon 1,541,153 1,661,416 1,781,679 1,901,942 2,022,205
jumlah pelayanan 298 SR
8 Gebang 1,389,847 1,473,134 1,556,420 1,639,707 1,722,993
9 Gebang Udik 1,441,032 1,534,542 1,628,052 1,721,562 1,815,072
10 Gebang Ilir 1,125,390 1,153,888 1,182,386 1,210,885 1,239,383
7 dari 13 desa belum terlayani 11 Gebang Mekar 1,548,130 1,801,757 2,055,384 2,309,011 2,562,638
air bersih PDAM. 12 Pelayangan 934,180 976,758 1,019,335 1,061,912 1,104,489
13 Melakasari 752,204 790,671 829,139 867,607 906,074
Total 13,307,053 14,066,273 14,760,756 15,455,238 16,149,720

Proyeksi Kebutuhan Air Total 20.000.000


Kondisi WilayahTerlayani PDAM
1. Desa Gebang Proyeksi kebutuhan air total di Kecamatan 15.000.000
2. Desa Gebang Kulon Gebang pada tahun 2021 adalah sebesar 154
10.000.000
3. Desa Gebang Mekar liter/detik atau 13.307.053 liter/hari dan
4. Desa Gebang Ilir meningkat setiap tahunnya hingga tahun 5.000.000
5. Desa Pelayangan
2041 menjadi 187 liter/detik atau 16.149.720
Kebutuhan Air Minum Tahun
2041
liter/hari. 0
2020 2025 2030 2035 2040 2045

Air bersih 16.149.720 liter/hari Jumlah Kehilangan Air (Liter/hari)

60
KONDISI & ANALISIS JARINGAN AIR LIMBAH &
PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA & BERACUN
a. Produksi Air Limbah Domestik dan Lumpur Tinja
b. Proyeksi Mobil Tinja
Proyeksi air limbah dan lumpur tinja di Kecamatan Gebang
pada tahun 2021 sebanyak 10.645.643 liter/hari dan 34.287 Satu unit truk tinja diasumsikan dapat
liter/hari yang akan diproduksi setiap harinya oleh menampung air limbah yang dihasilkan dari
masyarakat Kecamatan Gebang. Pada tahun 2041 meningkat 10.000 jiwa penduduk dan timbulan tinja yang
mengikuti pertumbuhan dan peningkatan jumlah penduduk dihasilkan adalah 0,2 L/jiwa/hari.
yaitu sebanyak 12.919.776 liter/hari untuk air limbah dan
41.410 liter/hari untuk lumpur tinja Jumlah Kebutuhan Truk Tinja (Unit)
Wilayah
Hasil Proyeksi Air Limbah Domestik dan Lumpur Tinja 2021 2026 2031 3036 2041

Liter/Hari Kecamatan
5 5 6 6 6
No Limbah Gebang
2021 2026 2031 2036 2041
Sumber: Hasil Analisis, 2021
1 Air Limbah 10,645,643 11,253,019 11,808,604 12,364,190 12,919,776
c. Proyeksi IPLT
2 Lumpur Tinja 34,287 36,067 37,848 39,629 41,410
Kecamatan Gebang belum Berdasarkan hasil analisis pada Tabel X dan
Sumber: Hasil Analisis 2021
Tabel X jumlah IPLT yang dibutuhkan di
memiliki IPLT. 6.399 keluarga Kecamatan Gebang sebanyak 1 unit hingga
sudah memiliki jamban (2013) tahun 2041 dengan jumlah kapasitas produksi
Jumlah Produksi Air Limbah Domestik yang terus meningkat hingga mencapai 41,41
m3/hari.
Masyarakat Kabupaten Gebang
15.000.000
Jumlah Kebutuhan IPLT (Unit)
Wilayah
menggunakan sisten onsite 10.000.000 2021 2026 2031 3036 2041
atau cubluk. Belum tersedia Kecamatan
1 1 1 1 1
MCK Komunal 5.000.000 Gebang

0 Kapasitas IPLT (m3)/hari


Wilayah
2020 2025 2030 2035 2040 2045 2020 2025 2030 2035 2040
Terdapat pencemaran air dari Kecamatan
Jumlah Kebutuhan Air Total (Liter/hari)
limbah domestik yang dibuang Gebang 34,29 36,07 37,85 39,63 41,41
ke drainase perkotaan.
61
Sumber: Hasil Survei, 2021
ANALISIS JARINGAN PERSAMPAHAN
Analisis Timbulan Sampah Kondisi Wilayah Terlayani
Hasil analisis perhitungan timbulan sampah di TPS Gebang
Kebutuhan Persampahan
Kecamatan Gebang pada tahun 2021 sebanyak
Tahun 2041
197.148 liter/hari dan 238.105 liter/hari pada tahun
1. Timbulan sampah sebanyak 238.105 liter/hari
2041. 2. Tempat Sampah Rumahan sebanyak 20.705
Jumlah Timbulan Sampah unit (kapasitas 50l)
3. TPS I 33 Unit
40.000
4. TPS II 13 Unit
30.000 5. TPS III 1 Unit
20.000 6. Grobak Sampah 33 Unit
10.000 7. Truk Sampah 8 Unit
-
2021 2026 2031 2036 2041

Dompyong Kulon Dompyong Wetan Kalimekar


Kalimaro Gagasari Kalipasung
Gebang Kulon Gebang Gebang Udik
Gebang Ilir Gebang Mekar Pelayangan
Melakasari

Dominasi penghasil sampah terbesar datang


dari kawasan permukiman dengan
komposisi hingga 52,61 % adalah sampah
organik/sisa makanan

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) yang


melayani Kecamatan Gebang adalah TPA
Jarak tempuh dari Kecamatan Gebang ke TPA
Ciledug yang berada di Kecamatan
Ciledug adalah 15 km dengan sampah
Ciledug dengan menggunakan sistem
terangkut sebesar 3,32 m3/hari.
open dumping 62
KONDISI JARINGAN DRAINASE
Terdapat 6 saluran/ kali yang melewati Nilai Debit Limpasan
Kecamatan Gebang, diantaranya Kali Tirta Debit Air
Jaya, Kali Citeguk, Kali Widara, Kali Pembuang Luas Intensitas Limpasan
Guna Lahan K Luas (Ha) Koefisien
Cisaat, Kali Eded, Kali Jurang Jero. (Km2) (mm/jam) Maks
Dominasi penghasil sampah terbesar datang (m3/detik)
Badan Air 0.278 1019.34 10.193 0.7 0.57 1.132
dari kawasan permukiman dengan
Hutan/Lahan Kering 0.278 18.607083 0.186 0.2 0.57 0.0059
komposisi hingga 52,61 % adalah sampah
Selainorganik/sisa
sistem drainase berupa sungai, Permukiman 0.278 465.507713 4.655 0.6 0.57 0.443
makanan
terdapat sistem drainase di tepi jalan arteri, Jalan 0.278 19.290889 0.193 0.7 0.57 0.021
jalan kolektor, dan sistem drainase di daerah Industri 0.278 4.582019 0.046 0.8 0.57 0.006
perumahan
Sawah 0.278 0.171258 0.002 0.2 0.57 0.0001
Semak Belukar / Alang
0.278 137.82924 1.378 0.2 0.57 0.044
Alang
Berdasarkan hasil survei lapangan ditemukan Tanah terbuka 0.278 14.741661 0.147 0.2 0.57 0.005
bahwa beberapa lokasi drainase di wilayah Jumlah 1,680.07 16.80 1.66
perkotaan berisi sampah, baik sampah
organik (daun, kayu dll) maupun sampah
anorganik (plastik, botol minum dll). Dari tabel di atas dapat diketahui debit limpasan di Kawasan Perkotaan
Hanau berbeda-beda tiap guna lahannya.Total dari debit limpasan di
Kecamatan Gebang adalah sebesar 1,66 m³/detik. Semakin tinggi nilai
debit limpasan maka semakin besar jumlah air yang akan masuk ke
dalam saluran drainase.
Sumber: Laporan Masterplan Drainase Kabupaten Cirebon, Tahun 2015
Hasil Analisis, Tahun 2021

63
KONDISI FIGURE & GROUND
Urban Void

Jalan Persawahan

Keterangan Urban Solid

Batas Desa

Bangunan / Urban Solid

Urban Void
Bangunan

Figure Ground Kecamatan Gebang terdapat urban void (lahan terbuka) dan urban solid (lahan terbangun)
yang dapat dilihat, dari tingkat kerapatannya hingga kepadatannya. Bentuk pola heterogen (tidak sama) pada
figure ground dengan pola menyebar terlihat dominan dengan dipisahkan void linear yang besar dalam bentuk
jalan Arteri hingga jalan lingkungan. Secara fungsi urban solid dengan skala besar berfungsi untuk sarana Bangunan Bangunan

prasarana umum Kecamatan Gebang, seperti pasar. Sedangkan urban solid dengan skala kecil berfungsi untuk
daerah permukiman maupun perdagangan dan jasa skala desa. Untuk urban void yang ada di Kecamatan
Gebang masih berupa lahan kosong, perkebunan, dan persawahan. 64
ANALISIS FIGURE & GROUND – Theory of Place Roger Trancik

Pola Aksial Sifat Heterogen & Menyebar

Void Central Void Linear


Keterangan

Batas Desa

Bangunan / Urban Solid

Urban Void / Space

Solid dan Void yang ada di Kecamatan Gebang memang sudah berfungsi dengan baik, akan tetapi dalam void
yang ada masih terasa sebagai hanya space, belum mimiliki identitas yang kuat dan syarat akan makna
(Place) . Bentukan / rancangan kota harus dapat merespon dan mewadahi nilai social, budaya, persepsi
visual, sehinnga kota tidak hanya hadir dan dirasakan sebagai space, namun juga dapat dirasakan From SPACE to PLACE
keberadaannya sebagai sebuah place.

65
KONDISI JALUR PEDESTRIAN
1 2

3 Pedestrian Pedestrian

4 3 4

Pedestrian Pedestrian

Hampir Sepanjang Jalan Hampir Sepanjang Jalan


Kawasan Gebang Kawasan Gebang

Jaringan pejalan kaki secara umum berfungsi untuk memfasilitasi pergerakan pejalan kaki dari satu tempat
ke tempat lain dengan mudah, lancar, aman, nyaman, dan mandiri termasuk bagi pejalan kaki dengan Ambang Jalan Ambang Jalan
keterbatasan fisik. Di Kecamatan Gebang, mayoritas ruas jalan tidak tersedia jalur pedestrian (trotoar), akan
tetapi ada beberapa titik di Kecamatan Gebang yang memiliki Pedestrian Ways namun dengan kondisi tidak
kontinu. Sedangkan mayoritas hanya terdapat ambang pengaman berupa hamparan tanah, vegetasi, dan saluran
air.

66
ANALISIS JALUR PEDESTRIAN

Tidak Kontinu
2
Tidak Kontinu
1 1
Tidak Kontinu
3

Tidak Kontinu
4
2

Perlu adanya pengembangan serta


penataan jalur pejalan kaki diwilayah
Kecamatan Gebang yang sesuai
dengan standar Pedoman 4
EKSISTING Perencanaan Teknis Fasilitas Pejalan
PENGEMBANGAN
Kaki Kementrian PUPR dengan
memperhatikan besaran dari
pedestrian, terutama yang berada
dibagian jalur arteri primer, maupun
jalur kolektor primer, hal ini dilakukan
untuk lebih mewadahi kegiatan
masyarakat Kecamatan Gebang dengan
aman dan nyaman.
67
KONDISI INTENSITAS PEMANFAATAN LAHAN
No Desa Pemanfaatan Lahan Luas (Ha) 6 Desa Gebang Kulon Air Penggaraman 62,81 11 Desa Kalipasung Air Penggaraman 58,32
1 Desa Dompyong Kulon Air Tawar Sungai 4,10 Air Tawar Sungai 4,67
Air Tawar Sungai 3,16
Hutan/Taman Wisata 6,19
Jalan 2,93 Hutan/Taman Wisata 8,47
Jalan 2,17
Kebun Campuran 30,03 Jalan 2,90
Kebun Campuran 10,83
Kelembagaan 1,25 Kebun Campuran 17,55
Kelembagaan 3,82
Masjid 0,18 Kelembagaan 0,80
Lahan Kosong 5,40
Permukiman 44,46 Masjid 0,19
Masjid 0,17
RTH Sungai 1,89 Permukiman 65,96 Permukiman 34,43
Sawah 204,17 RTH Sungai 4,10 Pom Bensin 1,10
2 Desa Dompyong Wetan Air Tawar Sungai 0,75 Sawah 209,13 RTH Kecamatan 1,32
Jalan 0,34 7 Desa Gebang Mekar Air Tawar Sungai 0,51
Kebun Campuran 16,40 RTH Sungai 2,95
Permukiman 1,30
Kelembagaan 2,80 Sawah 132,10
Sawah 68,52
Masjid 0,22 12 Desa Melakasari Air Penggaraman 342,60
8 Desa Gebang Udik
Permukiman 33,10 Air Tawar Sungai 10,30
Kebun Campuran 8,77
RTH Sungai 1,80 Jalan 2,83
Kelembagaan 2,15
Sawah 108,91 Kelembagaan 2,59
Lahan Kosong 0,25
3 Desa Gagasari Air Tawar Sungai 0,86 Masjid 0,08
Kebun Campuran 12,76
Masjid 0,37
Permukiman 27,66
Kelembagaan 0,42 Permukiman 68,49
Sawah 83,35
Masjid 0,07 RTH Sungai 1,53
13 Desa Pelayangan Air Penggaraman 226,67
Permukiman 30,65 Sawah 259,35
Air Tawar Sungai 9,32
Sawah 73,68 9 Desa Kalimaro Air Tawar Sungai 1,29
Jalan 2,93
4 Desa Gebang Permukiman 0,30 Kebun Campuran 8,87
Sawah 198,76 Kelembagaan 0,67
Kelembagaan 0,76
5 Desa Gebang Ilir Air Penggaraman 281,58 Lahan Kosong 0,52
Kuburan 0,93
Air Tawar Sungai 10,54 Masjid 0,26
Masjid 0,08
Hutan/Taman Wisata 3,94 Permukiman 25,43
Permukiman 15,55
Jalan 5,18
RTH Sungai 1,77 Pom Bensin 0,89
Kelembagaan 1,71
Sawah 126,31 Sawah 121,47
Lahan Kosong 7,41
Masjid 0,18
10 Desa Kalimekar Air Tawar Sungai 1,23
Pabrik/Perusahaan 2,10 Kebun Campuran 12,34
Pasar 0,49 Kelembagaan 0,24
Permukiman 78,20 Kuburan 0,22
RTH Sungai 2,59 Masjid 0,09
Sawah 176,21 Permukiman 20,69
Vihara 0,17 RTH Sungai 2,34
Sawah 94,11

68
ANALISIS INTENSITAS PEMANFAATAN LAHAN
DESA Fungsi Pemanfaatan Lahan Tingkat Intensitas Permukiman Padat
Permukiman Sedang Gebang Udik Perdagangan dan Pertokoan Intensitas Rendah
Dompyong Kulon Persawahan Intensitas Sedang Permukiman Sedang
Permukiman Rendah Permukiman Padat
Permukiman Rendah Perkebunan
Kalimaro Intensitas Sedang
Permukiman Sedang Pemerintahan
Dompyong Wetan Persawahan Intensitas Sedang Permukiman Sedang
Permukiman Padat Permukiman Sedang
Kalimekar Intensitas Tinggi
Pemerintahan Pemerintahan
Pemerintahan Industri
Permukiman Padat Permukiman Rendah
Gebang Intensitas Tinggi
Permukiman Sedang Permukiman Sedang
Permukiman Rendah Industri
Permukiman Sedang Kalipasung Pemerintahan Intensitas Tinggi
Permukiman Padat Pendidikan
Permukiman Rendah Fasilitas Transportasi: SPBU
Gebang Ilir Intensitas Tinggi
Perdagangan dan Pertokoan Perdagangan dan Pertokoan
Pendidikan Perairan Tambak
Industri Permukiman Rendah
Industri Melakasari Permukiman Sedang Intensitas Sedang
Permukiman Sedang Industri
Pendidikan
Perdagangan dan Pertokoan Perdagangan dan Pertokoan
Perkebunan
Gebang Kulon Intensitas Sedang
Cagar Budaya Permukiman Sedang
Permukiman Padat
Pelayangan Intensitas Sedang
Permukiman Rendah
Pemerintahan dan Kesehatan Permukiman Rendah
Perairan Tambak
Perdagangan dan Pertokoan Permukiman Padat
Kawasan Pasar Tradisional
Permukiman Padat
Gebang Mekar Permukiman Sedang Intensitas Tinggi Pemanfaatan ruang di wilayah Kecamatan Gebang dicirikan oleh intensitas tinggi yang
Permukiman Rendah terdapat pada kawasan pusat Desa Gebang Ilir, Desa Gebang Kulon dan juga
Fasilitas Transportasi: Pool sepanjang Jalan Arteri Raya Pantura.
Perairan Tambak
Pada wilayah Kecamatan Gebang terdapat berbagai macam pemanfaatan ruang, antara lain seperti peruntukan fungsi
kawasan industri, fungsi kesehatan, keagamaan, pendidikan, perdagangan dan jasa, perkantoran, persawahan,
permukiman warga, dan juga kawasan perikanan/perairan tambak. 69
ANALISIS PROYEKSI PEMANFAATAN RUANG
Zona 4 Perairan
Zona 2 Peralihan
Zona 1 CBD
Zona 3 Pinggiran

Pembagian zona berdasarkan


teori sektoral hommer hoyt,
yang membagi wilayah
perencanaan menjadi 4 zona,
Zona 1 sebagai CBD, zona 2
sebagai zona peralihan untuk
permukiman, zona 3
pinggiran untuk kawasan
perkebunan maupun
pertanian hingga kawasan
industry pengolahan, dan
zona 4 sebagai zona perairan
EKSISTING PROYEKSI

Dari segi pemanfaatan ruang Kecamatan Gebang sudah mengalami perkembangan yang cukup signifikan, dengan memberikan aspek-aspek pembangun kota seperti
permukiman, industry, pendidikan, kesehatan, pekebunan, pertaninan, kelautan, hingga sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan masyarakat di Kecamatan Gebang.
Namun terdapat wilayah yang menjadi poros atau sentral pergerakan masyarakat, sehingga menyebabkan terjadinya pelonjakan mobilitas pada daerah tersebut. Hal ini
juga secara tidak langsung menyebabkan daerah yang lain di kawasan Kecamatan Gebang bergantung pada derah poros tersebut. Padahal secara konteks wilayah terdapat
potensi-potensi yang tinggi pada masing-masing desa.

70
TATA MASA BANGUNAN
Luas
Blok Fungsi KDB KLB KDH GSB
Kawasan
DESA DOMPYONG KULON
Permukiman Sedang 60% 1,2 20% 3m

Permukiman Sedang 60% 1,2 20% 3m

Permukiman Rendah 50% 1,2 20% 5m

Permukiman Rendah 50% 1,2 30% 5m

Permukiman Sedang 60% 1,2 20% 5m

Permukiman Sedang 60% 1,2 20% 5m


A1 280,12
Permukiman Rendah 50% 1,2 30% 5m

Permukiman Rendah 50% 1,2 30% 5m

Permukiman Sedang 60% 1,2 20% 5m


A2
Permukiman Sedang 60% 1,2 20% 3m
A1
Permukiman Sedang 60% 1,2 20% 3m

Permukiman Sedang 60% 1,2 20% 3m

DESA DOMPYONG WETAN


Permukiman Rendah 50% 1,2 30% 5m
Secara fungsi kawasan, Desa Dompyong Kulon dan Desa Dompyong Wetan
Permukiman Sedang 60% 1,2 20% 3m
memiliki fungsi dominan sebagai permukiman dengan tingkat kepadatan
Permukiman Sedang 60% 1,2 20% 3m rendah hingga sedang. Intensitas tata massa bangunannya menyebar dengan pola
A2 171,37 KDH 50-60%, KLB 1.2, KDH 20%, dan GSB 3-5m.
Permukiman Sedang 60% 1,2 20% 3m

Permukiman Sedang 60% 1,2 20% 3m

Permukiman Sedang 60% 1,2 20% 3m

71
INTENSITAS TATA MASA BANGUNAN
Luas
Blok Fungsi KDB KLB KDH GSB
Kawasan
DESA GAGASARI
Permukiman Sedang 60% 1,2 20% 3m

Permukiman Sedang 60% 1,2 20% 3m

Permukiman Sedang 60% 1,2 20% 3m

Permukiman Sedang 60% 1,2 20% 3m

Permukiman Padat 70% 1,2 10% 2m

Permukiman Padat 70% 1,2 10% 2m


A3 147,21 A3
Permukiman Sedang 60% 1,2 20% 3m

Permukiman Sedang 60% 1,2 20% 3m A4


Permukiman Rendah 50% 1,2 30% 5m

Pemerintahan 60% 1,2 20% 5m

Permukiman Rendah 50% 1,2 30% 5m

Permukiman Sedang 60% 1,2 20% 3m

DESA KALIMARO
Permukiman Padat 70% 1,2 10% 2m Secara fungsi kawasan, Desa Gagasari dan Desa Kalimaro memiliki fungsi dominan
sebagai permukiman dengan tingkat kepadatan rendah hingga tinggi. Selain itu
Permukiman Padat 70% 1,2 10% 2m
Desa tersebut juga terdapat fungsi bangunan pemerintahan sebagai pusat
Pemerintahan 60% 1,2 20% 5m administrasi. Intensitas tata massa bangunanya menyebar dengan pola KDH 50-70%,
A4 139,19 KLB 1.2, KDH 10-30%, dan GSB 2-5m.
Permukiman Sedang 60% 1,2 20% 3m

Permukiman Sedang 60% 1,2 20% 3m

Permukiman Padat 70% 1,2 10% 2m


72
INTENSITAS TATA MASA BANGUNAN
Luas
Blok Fungsi KDB KLB KDH GSB
Kawasan
DESA GEBANG
Permukiman Sedang 60% 1,2 20% 8m

Permukiman Padat 70% 1,2 20% 3m

Permukiman Sedang 60% 1,2 20% 8m

Permukiman Sedang 60% 1,2 20% 8m

Permukiman Sedang 60% 1,2 20% 8m

Permukiman Sedang 60% 1,2 20% 8m


A5 251,66
Permukiman Sedang 60% 1,2 10% 2m

Pemerintahan 60% 1,2 20% 8m

Permukiman Sedang 60% 1,2 20% 8m


A6
A5
Permukiman Sedang 60% 1,2 20% 3m

Permukiman Sedang 60% 1,2 30% 8m

Permukiman Padat 70% 1,2 20% 3m

DESA KALIMEKAR
Permukiman
60% 1,2 20% 3m
Sedang Secara fungsi kawasan, Desa Gebang dan Desa Kalimekar memiliki fungsi dominan
Permukiman sebagai permukiman dengan tingkat kepadatan sedang hingga tinggi. Selain itu
60% 1,2 20% 3m
Sedang pada desa Gebang juga terdapat fungsi bangunan pemerintahan sebagai pusat
Permukiman
60% 1,2 20% 3m administrasi tingkat Kecamatan. Intensitas tata massa bangunanya menyebar
A6 Sedang
Permukiman
126,25 dengan pola KDH 60-70%, KLB 1.2, KDH 10-30%, dan GSB 2-8m.
60% 1,2 20% 3m
Sedang
Pemerintahan 60% 1,2 20% 5m
Permukiman
60% 1,2 20% 3m 73
Sedang
INTENSITAS TATA MASA BANGUNAN
Luas
Blok Fungsi KDB KLB KDH GSB
Kawasan
DESA GEBANG ILIR

Permukiman Sedang 60% 1,2 20% 8m

Permukiman Padat 70% 1,2 10% 5m

Permukiman Padat 70% 1,2 10% 3m

Perdagangan dan
70% 1,4 5% 5m
Pertokoan
A7
Perdagangan dan
70% 1,4 5% 5m
Pertokoan
Perdagangan dan
70% 1,4 5% 5m
Pertokoan
192,92
Permukiman Padat 70% 1,2 10% 2m

Permukiman Sedang 60% 1,2 20% 8m


A7
Permukiman Rendah 50% 1,2 30% 5m

Permukiman Rendah 50% 1,2 30% 5m

Permukiman Sedang 60% 1,2 20% 3m

Permukiman Sedang 60% 1,2 20% 3m Secara fungsi kawasan, Desa Gebang Ilir fungsi yang beragam, mulai dari
permukiman rendah hingga tinggi, Perdagangan jasa, pendidikan, selain itu
Permukiman Rendah 50% 1,2 30% 5m
pada desa Gebang ilir juga terdapat fungsi industri. Intensitas tata massa
Pendidikan 50% 1,2 30% 5m
bangunanya menyebar dengan pola KDH 40-70%, KLB 1.2-2, KDH 5-50%, dan GSB
2-100m.
Industri 40% 2 50% 100m

Pendidikan 50% 1,2 40% 8m

74
INTENSITAS TATA MASA BANGUNAN
Luas
Blok Fungsi KDB KLB KDH GSB
Kawasan
DESA GEBANG KULON
Industri 60% 2 20% 50m
Permukiman Sedang 60% 1,2 20% 3m
Pendidikan 50% 1,2 30% 3m
Perdagangan dan Pertokoan 70% 1,2 5% 8m
Perkebunan 30% 1 60% 8m
Permukiman Sedang 60% 1,2 20% 36m
Permukiman Sedang 60% 1,2 20% 8m
Permukiman Sedang 60% 1,2 20% 3m A8
Pemerintahan dan Kesehatan 60% 1,2 20% 3m A7
Permukiman Sedang 60% 1,2 20% 8m
Permukiman Sedang 60% 1,2 20% 8m
Permukiman Sedang 60% 1,2 20% 3m
Permukiman Sedang 60% 1,2 20% 3m
Permukiman Sedang 60% 1,2 20% 3m
Permukiman Sedang 60% 1,2 20% 3m
A8 Permukiman Sedang 60% 1,2 20% 3m 368,80
Permukiman Rendah 50% 1,2 30% 3m
Pendidikan 50% 1,2 30% 3m
Permukiman Sedang 60% 1,2 20% 5m
Permukiman Sedang 60% 1,2 20% 3m
Permukiman Sedang 60% 1,2 20% 3m Secara fungsi kawasan, Desa Gebang Kulon juga memiliki fungsi yang
beragam, mulai dari permukiman rendah hingga tinggi, perdagangan jasa,
Cagar Budaya 50% 1,2 40% 3m
perkantoran, pendidikan, kesehatan, pemerintahan. Selain itu pada desa
Permukiman Padat 70% 1,2 10% 3m Gebang ilir juga terdapat Cagar Budaya. Intensitas tata massa bangunanya
Permukiman Rendah 50% 1,2 30% 2m menyebar dengan pola KDH 30-70%, KLB 1.2-2, KDH 5-60%, dan GSB 2-50m.
Permukiman Rendah 50% 1,2 30% 5m
Permukiman Rendah 50% 1,2 30% 5m
Permukiman Rendah 50% 1,2 30% 5m
75
Permukiman Rendah 50% 1,2 30% 5m
INTENSITAS TATA MASA BANGUNAN
Luas
Blok Fungsi KDB KLB KDH GSB
Kawasan

DESA GEBANG MEKAR

Perdagangan dan Pertokoan 70% 1,4 5% 5m


Kawasan Pasar Tradisional 70% 1,2 5% 5m
Permukiman Padat 70% 1,2 10% 2m A9
Permukiman Padat 70% 1,2 10% 2m

A9 Permukiman Sedang 60% 1,2 20% 8m 445,09


Permukiman Rendah 50% 1,2 30% 8m
Permukiman Rendah 50% 1,2 30% 8m
Permukiman Sedang 60% 1,2 20% 3m

Fasilitas Transportasi 50% 1,2 30% 8m


A10
DESA KALIMEKAR
Permukiman Padat 70% 1,2 10% 2m
Perdagangan dan Pertokoan 70% 1,4 5% 8m
Perdagangan dan Pertokoan 70% 1,4 5% 8m
Permukiman Sedang 60% 1,2 20% 3m
Permukiman Padat 70% 1,2 10% 2m
Secara fungsi kawasan, Desa Gebang Mekar dan Desa Kalimekar memiliki
Permukiman Sedang 60% 1,2 20% 8m
fungsi mulai dari permukiman rendah hingga tinggi, perdagangan jasa.
A10 Permukiman Sedang 60% 1,2 20% 8m 126,25 Intensitas tata massa bangunanya menyebar dengan pola KDH 50-70%, KLB 1.2-1.4,
Permukiman Padat 70% 1,2 10% 2m KDH 5-30%, dan GSB 2-8m.
Permukiman Sedang 60% 1,2 20% 8m
Permukiman Sedang 60% 1,2 20% 8m
Permukiman Sedang 60% 1,2 20% 3m
Permukiman Sedang 60% 1,2 20% 8m 76
INTENSITAS TATA MASA BANGUNAN
Luas
Blok Fungsi KDB KLB KDH GSB
Kawasan

DESA GEBANG UDIK

Permukiman Padat 70% 1,2 10% 2m

Perdagangan dan Pertokoan 70% 1,4 5% 8m

Perdagangan dan Pertokoan 70% 1,4 5% 8m A11

Permukiman Sedang 60% 1,2 20% 3m

Permukiman Padat 70% 1,2 10% 2m

Permukiman Sedang 60% 1,2 20% 8m


A11 291,68
Permukiman Sedang 60% 1,2 20% 8m

Permukiman Padat 70% 1,2 10% 2m

Permukiman Sedang 60% 1,2 20% 8m

Permukiman Sedang 60% 1,2 20% 8m


Secara fungsi kawasan, Desa Gebang Udik memiliki fungsi kawasan mulai dari
Permukiman Sedang 60% 1,2 20% 3m permukiman rendah hingga tinggi, perdagangan jasa dan perkantoran. Intensitas
tata massa bangunanya menyebar dengan pola KDH 60-70%, KLB 1.2-1.4, KDH 5-20%,
Permukiman Sedang 60% 1,2 20% 8m dan GSB 2-8m.

77
INTENSITAS TATA MASA BANGUNAN
Luas
Blok Fungsi KDB KLB KDH GSB
Kawasan

DESA KALIPASUNG

Permukiman Sedang 60% 1,2 20% 8m


Permukiman Sedang 60% 1,2 20% 8m A12
Permukiman Rendah 50% 1,2 30% 8m

Permukiman Sedang 60% 1,2 20% 8m


A11
Permukiman Rendah 50% 1,2 30% 3m
Industri 40% 2 50% 150m
Pemerintahan 60% 1,2 20% 8m
Permukiman Sedang 60% 1,2 20% 8m
A12 264,07
Permukiman Sedang 60% 1,2 20% 3m

Permukiman Sedang 60% 1,2 20% 3m

Pendidikan 60% 1,2 20% 3m

Permukiman Sedang 60% 1,2 20% 3m

Permukiman Rendah 50% 1,2 30% 3m

Permukiman Sedang 60% 1,2 20% 3m Secara fungsi kawasan, Desa Kalipasung memiliki fungsi kawasan mulai dari
Fasilitas Transportasi: SPBU 50% 1,2 30% 8m permukiman rendah hingga sedang, perdagangan jasa, perkantoran, pendidikan,
fasilitas transportasi, pemerintahan, dan juga industry. Intensitas tata massa
Perdagangan dan Pertokoan 70% 1,4 5% 8m bangunanya menyebar dengan pola KDH 40-70%, KLB 1.2-2, KDH 5-30%, dan GSB 3-
150m.

78
INTENSITAS TATA MASA BANGUNAN
Luas
Blok Fungsi KDB KLB KDH GSB
Kawasan
DESA PELAYANGAN
Perdagangan dan Pertokoan 70% 1,4 5% 8m
Permukiman Sedang 60% 1,2 20% 8m
Permukiman Rendah 50% 1,2 30% 3m
Permukiman Rendah 50% 1,2 30% 8m
A13
Permukiman Sedang 60% 1,2 20% 8m
Permukiman Rendah 50% 1,2 30% 3m
Permukiman Rendah 50% 1,2 30% 8m
Permukiman Rendah 50% 1,2 30% 3m
Permukiman Sedang 60% 1,2 20% 3m
Permukiman Sedang 60% 1,2 20% 3m
Permukiman Padat 70% 1,2 10% 2m
A13 387,45
Permukiman Padat 70% 1,2 10% 2m
Permukiman Rendah 50% 1,2 30% 8m
Permukiman Rendah 50% 1,2 30% 8m
Permukiman Rendah 50% 1,2 30% 3m
Permukiman Rendah 50% 1,2 30% 3m Secara fungsi kawasan, Desa Pelayangan memiliki fungsi mulai dari
Permukiman Sedang 60% 1,2 20% 3m permukiman rendah hingga tinggi, perdagangan jasa, perkantoran, dan
industri. Intensitas tata massa bangunanya menyebar dengan pola KDH 40-70%,
Permukiman Sedang 60% 1,2 20% 3m
KLB 1.2-2, KDH 5-50%, dan GSB 2-80m.
Permukiman Sedang 60% 1,2 20% 3m
Permukiman Sedang 60% 1,2 20% 3m
Industri 40% 2 50% 80m
Permukiman Rendah 50% 1,2 30% 3m 79
ANALISIS INTENSITAS TATA MASA BANGUNAN
KDB diatur dalam Peraturan Pemerintah nomor 16 Tahun 2021 tentang Peraturan TINGKAT KERAPATAN
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. Didalam No Desa
peraturan tersebut ditetapkan bahwa KDB yang diperuntukan bagi kawasan padat/pusat kota RENGGANG SEDANG TINGGI
sebanyak maksimal 60%. Sedangkan untuk daerah dengan kepadatan sedang seperti
permukiman ditetapkan KDB interval 40-60%. Dan untuk daerah dengan kepadatan A1 Dompyong Kulon GSB paling sedikit
V - -
renggang seperti daerah pinggiran ditetapkan KDB maksimal 40% atau dibawahnya. ditetapkan Peraturan
Dompyong
A2 Daerah Cirebon No 11
Wetan - V -
Tahun 2012 tentang Garis
A3 Kalimekar - V - Sempadan. Garis sempadan
A4 Kalimaro V - - bangunan terhadap jalan
KDB KDH GSB arteri adalah tidak kurang
A5 Gagasari - V -
A6 dari 15 (lima belas) m, Garis
A11 A6 Kalipasung - V - sempadan bangunan
terhadap jalan kolektor
A12 A7 Gebang Kulon - - V
A7 adalah 10,5 (sepuluh koma
A9
A13 A8 Gebang - - V lima) meter. Garis sempadan
A10 bangunan terhadap jalan
A9 Gebang Udik - - V
A5 40- lingkungan adalah 2 (dua)
A7 40 % 2-10,5 A10 Gebang Ilir meter diukur dari tepi badan
60 % - - V
jalan.
A11 Gebang Mekar - - V
A4 A8 40 % 60 % 2
A12 Pelayangan - V -
A3
A2 A8 40- A13 Melakasari
A9 40 % 2 - V -
60 %
A1
40- 40- KDH paling sedikit yang ditetapkan pada Peraturan Mentri Pekerjaan Umum no 6
A3 40 % 2-10,5 A10 40 % 2-15m
60 % 60 % Tahun 2007 Tentang Pedoman Umum Rancangan Tata Bangunan dan Lingkungan
ialah 30%. 20% yang bersifat public, 10% bersifat privat.
A4 40 % 60 % 2 40-
A11 40 % 2-15m
60 %

A1 40 % 60 % 2 40-
A5 40 % 2
60 %

40- 40-
A2 40 % 2 A6 40 % 2-15m
60 % 60 %
80
ANALISIS KAWASAN RAWAN BENCANA ( Penentuan TES, TEA, & Jalur Evakuasi )

Peta Banjir Rob

Titik Akhir

Titik Sementara

Balai Desa Gebang Udik Balai Desa Gebang

81
KETERSEDIAAN RTH DAN RTNH
RTH Binaan RTNH
1 2

RTNH RTH Binaan


3 4

RTH Binaan RTH Alami


5 6

RTH Binaan RTH Privat


7 8

RTH alami di wilayah deliniasi masih sangat banyak seperti perkebunan dan persawahan. Sedangkan RTH binaan
wilayah Kecamatan Gebang antara lain seperti Taman Ban Wijaya Kusuma, Lapangan Kekal Kalipasung, Lapangan
Gigir Lintang dan Lapangan Yuda Setra Gebang. Dan untuk RTH Privat di Kecamatan Gebang berupa vegetasi di
area pekarangan rumah warga. Sedangkan RTNH adalah ruang terbuka di wilayah perkotaan yang tidak termasuk
dalam kategori RTH, berupa lahan yang diperkeras maupun yang berupa badan air. Di kawasan Kecamatan Gebang yang
termasuk RTNH antara lain seperti kawasan permukiman warga, jalan, hingga sungai.

82
ANALISIS RTH DAN RTNH
1 PENGEMBANGAN RTH

2 PENGEMBANGAN RTNH (Badan Air)

Secara fungsi dan kondisi RTH dan RTNH yang ada di Kecamatan Gebang sudah berfungsi dengan baik, hanya
saja jika dilihat pada wilayah Kecamatan Gebang belum ada RTH (space) yang diolah dengan baik untuk
keperluan komunal dan sekaligus menjadi elemen citra kawasan yang kuat (place). Pengembangan RTH
dimaksudkan untuk mendapatkan titik point yang dapat digunakan untuk kegiatan komunal dari masyarakat dan
juga memiliki indentitas yang dapat mewakili citra kawasan Kecamatan Gebang.

FROM SPACE to PLACE (Teori Roger Trancik, Finding Lost Space)


83
LANGGAM/KARAKTERISTIK KAWASAN
1
Kantor Kecamatan
2 Masjid

1 2 3
5
7

3 Wihara
Pedestrian 4 Keraton Keramat

8
5 Pasar Gebang
6 Pasar Mina Bumi
Bahari

7 Pasar Ikan Gebang


8 Griya Samara

Langgam arsitektur tradisional (Keraton Cirebon) dan arsitektur Modern merupakan langgam yang dominan di
Kecamatan Gebang. Langgam Tradisional terdapat pada beberapa spot area disekitar jalan kolektor primer Gebang Ciledug
yang terlihat mengaplikasikan budaya dari Keraton Cirebon, yang salah satu ciri khasnya menggunakan Batu Bata
merah, langgam Tradisional Keraton tersebut kebanyakan digunakan untuk penanda batas (daerah, perumahan, kantor).
Sedangkan untuk langgam arsitektur modern terlihat pada area perdagangan jasa skala kota dan beberapa cluster
perumahan, yaitu pada kawasan Pasar Gebang Ilir dan juga cluster Griya Samara. Dimana pada kedua kawasan tersebut
cukup banyak bangunan dengan fungsi perdaganan jasa dan permukiman yang mencoba mengaplikasikan bentuk-bentuk
geometris pada bangunannya sehingga terlihat lebih modern. 84
ANALISIS LANGGAM/KARAKTERISTIK KAWASAN
Proyeksi Langgam
Tradisional 1
Kantor Kecamatan
2 Masjid

1 2 3
5
Proyeksi Langgam
7 Proyeksi Langgam Tradisional
3
Tradisional
3 Wihara
Pedestrian 4 Keraton Keramat

4
Proyeksi Langgam
Tradisional
5 Pasar Gebang
6 Pasar Mina Bumi
8
Arsitektur
Bahari

Tradisional

Arsitektur 7 Pasar Ikan Gebang


8 Griya Samara
Modern

Langgam yang ada dieksisting tidak cukup untuk menaikkan citra Kecamatan Gebang karena tidak banyak objek bangunan maupun non bangunan yang
menggunakan langgam arsitektur tradisional. Cara untuk menaikan citra kota antara lain seperti melakukan pengembangan langgam kawasan pada bangunan yang
ada di jalan arteri maupun kolektor, karena kedua jalan ini merupakan jalan yang memiliki aktivitas yang dominan di Kecamatan Gebang. Pengembangan ini dapat
diimplementasikan pada bangunan lama dan juga pada bangunan/ objek perancangan baru yang mampu memperkuat wajah Kecamatan Gebang.

85
CAGAR BUDAYA
Menurut UU nomor 11 tahun 2010, cagar
budaya adalah warisan budaya bersifat kebendaan
berupa Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya,
Struktur Cagar Budaya, Situs Cagar Budaya, dan
Kawasan Cagar Budaya di darat dan atau di air yang
perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai
penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan,
agama, dan atau kebudayaan melalui proses
penetapan.

2 MAKAM PANGERAN SUTAJAYA


1

2 KERATON GEBANG

86
ANALISIS CAGAR BUDAYA
Secara fungsi dan kondisi Cagar budaya yang ada di
Kecamatan Gebang masih berfungsi dengan baik,
seperti Cagar Budaya Keraton Gebang dan Makam
Pangeran Sutajaya yang masih eksis hingga saat ini
dijadikan Wisata Bersejarah Kecamatan Gebang. Hanya
saja pada kedua cagar budaya tersebut belum ada
pengembangan signage untuk lebih memudahkan
mencapai lokasi, karena jika dilihat dari lokasi cagar
budaya tersebut terletak agak menjorok kedalam
jalan lingkungan di Desa Gebang Kulon.

Untuk lebih mudah dalam mengakses Cagar budaya


dan demi manjaga keeksistensian serta upaya untuk
terus melestarikan Kedua objek bersejarah tersebut,
maka perlu adanya perancangan signage pada kawasan
Kecamatan gebang, selain itu perlunya penaikan jalan
lingkungan menjadi jalan lokal dibagian area Cagar
budaya, hal ini dilakukan supaya dapat meningkatan
kegiatan pada area tersebut.

87
VISTA KAWASAN/PELATARAN PANDANG
1 Keraton Keramat

4
3

2 Pantai Baro Gebang

3 Sungai Gebang

4 Sungai Kalipasung

Arti vista secara harafiah berhubungan dengan view yang berarti pandangan sejauh yang dapat tertangkap oleh
mata manusia. Bagaimana suatu kawasan mempunyai nilai estetika yang baik sangat ditentukan oleh faktor view.
Hal ini berhubungan dengan kontur, gaya bangunan, jalur jalan dan elemen-elemen lain seperti furniscape, taman
kota, dan public area. Vista juga berhubungan dengan path, edge, district, landmark dan node yang akan sangat
mempengaruhi citra kota. Pada kawasan Kecamatan Gebang, terdapat beberapa vista kawasan yang punya
potensi untuk menjadi citra kota, beberapa diantaranya seperti Keraton Keramat Cirebon, Sungai Gebang,
Pantai Paro Gebang, dan Makam Keramat Pangeran Sutajaya.
88
ANALISIS VISTA KAWASAN/PELATARAN PANDANG
Vista Kecamatan
Vista Value
Gebang
2
Keraton Gebang +

4 Sungai Gebang +
3
Pantai Baro Gebang +

Sungai Kalipasung +

1 1 Keraton Keramat 3 Sungai Gebang

2 Pantai Baro Gebang 4 Sungai Kalipasung

Vista berhubungan dengan view yang berarti pandangan sejauh yang dapat tertangkap oleh mata manusia. Vista juga memiliki keterkaitan yang erat dengan elemen
citra kota seperti landmark, path, edge, node, dan district yang sering kali mampu mencerminkan indentitas kota itu sendiri. Dalam kawasan Kecamatan Gebang terdapat
beberapa vista kawasan yang cukup menarik untuk dilirik, hal ini dikarenakan objek vista ini memiliki view yang menarik dan terletak pada lokasi yang strategis. Beberapa
objek vista yang menarik ini diantaranya seperti pantai Baro Gebang, Sungai Gebang, dan Keraton Gebang.

hanya saja vista diatas tidak memiliki pengembangan lebih lanjut dalam segi penyediaan objek yang menarik
(landmark vista) untuk menarik perhatian para wisatawan, oleh karena itu pengembangan objek pada vista
kawasan diatas diperlukan untuk menambah daya tarik pada wisatawan untuk dapat berkunjung ke Vista kawasan di
Kecamatan Gebang.
89
ANALISIS ELEMEN CITRA KAWASAN (MAKRO)
Secara makro, elemen
Elemen Citra citra kawasan pada
Nama Objek Kecamatan Gebang
Kawasan
sudah cukup terlihat,
dimana beberapa
Jalan Raya elemen citra kawasan
Pantura
PATH seperti Path,
Landmark, serta
Nodes sudah
Sungai Gebang PATH & EDGES tergambar dengan
baik. Untuk edges dan
district masih belum
Flyover Gebang PATH & LANDMARK dapat menampilkan
image yang kuat,
karena masih belum
Keraton Gebang LANDMARK terlihat samar dari
segi fisik maupun
non fisik.
Perumahan
Griya Samara
DISTRICT

Gapura Gebang
Udik
EDGES

Persimpangan
Pasar Gebang
NODES

90
ANALISIS ELEMEN CITRA KAWASAN (MIKRO)
1. Spot 1 (Area Persimpangan Pasar Gebang)

Pasar Ikan Gebang

Pasar Gebang

Titik pertama ialah persimpangan pasar gebang, dimana persimpangan merupakan persimpangan paling padat
yang ada di kawasan Kecamatan Gabang, hal ini dikarenakan terjadi penumpukan pusat aktifitas masyarakat,
seperti halnya berdagang dan jasa, mobilitas transportasi, tempat permukiman, dan juga jalur menuju kawasan
industry. Sayangnya pada persimpangan yang krusial ini sering terjadi lonjakan arus kendaraan, dikarenakan
kurangnya penataan terhadap area persimpangan. 91
ANALISIS ELEMEN CITRA KAWASAN (MIKRO)
1. Spot 2 (Area Cagar Budaya Kecamtan Gebang)

Keraton Gebang

Makam Keramat Pangeran Sutajaya

Titik kedua merupakan kawasan bersejarah Kecamatan Gebang , dimana pada kawasan ini terdapat cagar budaya yang
terkenal, seperti Keraton Gebang, dan juga Makam Keramat Pangeran Sutajaya, sang pendiri Keraton Gebang. Kedua
cagar budaya ini sampai sekarang masih ada dengan kondisi yang terawat, hanya saja pada lokasinya terletak di Jalan
lingkungan, sehingga keberadaannya cukup sulit untuk ditemukan. Dari kedua cagar budaya ini terlihat axis
imaginer yang juga ditarik akan menghubungkan kedua objek tersebut. 92
ANALISIS ELEMEN CITRA KAWASAN (MIKRO)
1. Spot 3 (Area RTH Yuda Setra Gebang)
Makam Keramat Pangeran Sutajaya

RTH Yuda Setra Gebang

RTH Yuda Setra Gebang

Titik ketiga merupakan area RTH Kecamatan Gebang , dimana pada area ini sering dijadikan ruang
komunal untuk berinteraksi antar masyarakat, bentuk interaksinya bermacam-macam, mulai dari olahraga
hingga sosial budaya. Dari segi lokasi, tempat ini cukup strategis, dimana berada dititik tengah Kecamatan
Gebang, sehingga akan mudah jika diakses dari masing-masing desa yang ada di Kecamatan Gebang.
93
ANALISIS ELEMEN CITRA KAWASAN (MIKRO)
1. Spot 3 (Area RTH Yuda Setra Gebang)

Score (Pembobotan) Desa Score (Pembobotan) Desa


No Elemen Indikator Gebang Gebang Gebang No Elemen Indikator Gebang Dompyong Dompyong
Kalimekar Gebang Playangan Melakasari Kalipasung Gagasari Kalimaro
Udik Ilir Mekar Kulon Kulon Wetan

Struktur 0 1 0 1 1 0 0 Struktur 1 1 0 0 0 0
1 Landmark 1 Landmark
Identitas 0 0 0 1 0 0 0 Identitas 1 1 0 0 0 0

0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
Makna Makna
2 Path Struktur 1 1 1 1 1 1 1 2 Path Struktur 1 1 1 1 1 1
Identitas 0 1 1 1 0 0 0 Identitas 1 1 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
Makna Makna
3 Distrik Struktur 0 1 1 1 0 0 1 3 Distrik Struktur 0 0 0 0 0 0
Identitas 0 0 0 1 0 0 0 Identitas 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Makna Makna
4 Nodes Struktur 1 1 0 1 0 1 0 4 Nodes Struktur 1 1 1 1 1 1
Identitas 0 1 0 1 0 0 1 Identitas 0 0 0 0 0 0
0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Makna Makna
5 Edges Struktur 1 1 1 1 1 0 0 5 Edges Struktur 0 1 1 0 0 0
Identitas 0 1 0 0 0 0 0 Identitas 0 1 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Makna Makna
TotaTotall 3 8 4 10 3 2 3 Total 5 9 3 2 2 2

Dari table pembobotan melalui tahap skoring pada tiap-tiap desa, menggunakan komponen yang dikemukakan oleh Kevin Lynch berdasar struktur,
indentitas, dan makna, diperoleh tiga desa dengan nilai skor tertinggi, antara lain Desa Gebang ilir yang memiliki kelengkapan elemen citra kota landmark,
path, nodes, district, dan edges. Kedua merupakan Desa Gebang Kulon, yang memiliki kelengkapan elemen citra kota landmark, path, nodes, dan edges. Dan
yang terakhir Desa Gebang yang memiliki kelengkapan semua elemen citra kota, tetapi secara nilai struktur berada dibawah Gebang Kulon.
94
ELEMEN CITRA KAWASAN-PATH
1

1 2
Jembatan Kalipasung
4

5 2

Jalan Raya Pantura

4
Jembatan Pantai Baro Gebang

Sungai Gebang Jalan Gebang-Ciledug


Elemen citra kawasan merupakan sebuah elemen
pembentuk identitas kota, dimana elemen-elemen 1. Path
tersebut mampu mendefinisikan gambaran secara Path adalah jalur-jalur dimana pengamat
jelas tentang sebuah kota ( Kevin Lynch dalam biasanya bergerak dan melaluinya. Path dapat
bukunya (The Image of The City, Cambridge. 1969) ). berupa jalan raya, trotoar, jalur transit, canal, jalur
95
kereta api.
ANALISIS PENGEMBANGAN CITRA KAWASAN-PATH

Kesesuaian Standar
Dimensi
Nama Jalur Dimensi Standar Belum
Eksisting Total Sesuai
Sesuai
Jalur Arteri 14 m (2 Lajur) 11 m  -
Jalur 9m
7m - 
Kolektor
Jalur 6,5
3,5 - 
Lingkungan

Secara fungsi dan kondisi, pada elemen citra path diwilayah


Kecamatan Gebang masih berfungsi dengan baik, hanya saja
beberapa elemen citra path seperti Jalur Arteri maupun Kolektor
masih belum tersedia jalur Pedestrian yang sifatnya kontinu,
selain itu perlunya pelebaran jalan pada jalur kolektor karena pada
kondisi eksisting path kurang memenuhi persyaratan, pada
kawasan Perkotaan Gebang perlu dilakukan adanya pengembangan.
Selain itu pada area sungai gebang yang tidak bertanggul, jika
dilihat dari peta zona rawan banjir, perlu adanya tanggul guna
meminimalisir naiknya permukaan air pada saat banjir.
Pengembangan elemen citra path dimaksudkan untuk mewadahi
kegiatan mobilitas masyarakat dalam berkendara maupun
berjalan kaki dari satu tempat ketempat lain dengan aman dan
nyaman.

96
ELEMEN CITRA KAWASAN-EDGES
1

1
Jembatan Sungai Gebang
2
3
2

Sungai Gebang

5 3
5

Jalan Raya Pantura

4
Jalan Gebang - Ciledug

Persawahan Desa Playangan


3. Edges
Edges atau tepian merupakan elemen linier yang tidak dipakai/dilihat sebagai path. Edges berada pada batas
antara dua kawasan tertentu dan berfungsi sebagai pemutus linear,

97
ANALISIS PENGEMBANGAN CITRA KAWASAN-EDGES

Seacara fungsi dan kondisi, edges pada wilayah Kecamatan


gebang berfungsi dengan baik. Hanya saja secara karakteristik,
edges diwilayah Kecamatan Gebang belum terlihat adanya
Batasan yang tegas, karena jika dilihat lebih dalam lagi, masih
banyak area yang menggunakan batasan imaginer, seperti jalan,
sawah atau kebun, dan badan air. Pengembangan edges diwilayah
Kecamatan Gebang ini dimaksudkan agar masing-masing desa
memiliki batasan administrasi yang jelas, selain itu
pengembangan edges yang dipadukan dengan langgam
arsitektur ini juga dapat berfungsi sebagai pembentuk serta
penguatan citra Kecamatan Gebang.

Edges Eksisting Bentuk Pengembangan


Edge Imaginer Jembatan
Tugu Batas Daerah
Kalipasung
Edge Imaginer Jembatan
Tugu Batas Daerah
Playangan
Edge Imaginer Area Griya
Tugu Batas Daerah
Samara

98
ELEMEN CITRA KAWASAN-DISTRICT
1

Perumahan Mutiara Gebang


1

2
3 2

4
Industri New Hope
5
3
5

Industri Indomobil Truck

4
Perumahan Griya Samara

Perumahan Taman Salsabila


4. District
District atau kawasan merupakan kawasan-kawasan kota dalam skala dua dimensi yang memiliki ciri khas
yang mirip (bentuk, pola, dan wujudnya) dan memiliki ciri khas pula dalam batasnya maupun fungsi
99
ANALISIS PENGEMBANGAN CITRA KAWASAN-DISTRICT

Pada kondisi eksisting Kecamatan Gebang kawasan yang ada


terdapat dibeberapa area distrik, seperti di Cluster Gebang Regency,
Perumahan Griya Samara, Perumahan Mutiara Gebang, dan
Perumahan Taman Salsabila Pelayangan yang merupakan kawasan
permukiman yang tertata. Selain itu terdapat beberapa district skala
menengah dibagian kawasan industry pakan ternak New Hope, dan
industry Indomobil Truck. Secara fungsi dan kondisi, district yang ada
di Kecamatan Gebang masih berfungsi dengan baik, dari district
perumahan hingga district kawasan industry. Hanya saja pada
district yang sudah ada, masih belum mampu mewujudkan
karakteristik kota Gebang dengan kuat, hal ini dikarenakan district
yang ada tidak ada muatan langgam arstitektur khas, sehingga
tidak menimbulkan keunikan tersendiri. Pengembangan district pada
kawasan Kecamatan Gebang ini bertujuan untuk menguatkan citra
dari district yang ada di Kecamatan Gebang yang dapat berguna
untuk menaikkan image Kecamatan Gebang dimasa depan.

100
ELEMEN CITRA KAWASAN-NODES

Secara fungsi dan kondisi, terdapat beberapa nodes yang


krusial seperti Persimpangan Pasar gebang, Persimpangan
dekat Jembatan Kalipasung karena menjadi tempat
persimpangan aktivitas masyarakat Kecamatan Gebang.
Hanya saja, pada Nodes yang ada masih kurang adanya objek
yang mampu menjadi penegas keberadaan nodes, selain itu
kurangnya fasilitas seperti Lampu merah, dan cermin
cembung guna memberi kenyamanan dan keamanan dalam
berlalu lintas. Pengembangan nodes ini bertujuan selain untuk
memberikan keamanan dan kenyamanan untuk masyarakat
dalam berlalu lintas, dan juga untuk memperkuat citra
Kecamatan Gebang dalam hal Nodes.

Nodes Eksisting Bentuk Pengembangan


Nodes dekat Kantor Desa
Traffic Light - Signage
Kalipasung
Nodes Pasar Gebang Bundaran Taman
Nodes JL Raya Pantura
Traffic Light - Signage
Desa Playangan

101
ANALISIS PENGEMBANGAN CITRA KAWASAN-NODES

Secara fungsi dan kondisi, terdapat beberapa nodes yang


krusial seperti Persimpangan Pasar gebang, Persimpangan
dekat Jembatan Kalipasung karena menjadi tempat
persimpangan aktivitas masyarakat Kecamatan Gebang.
Hanya saja, pada Nodes yang ada masih kurang adanya objek
yang mampu menjadi penegas keberadaan nodes, selain itu
kurangnya fasilitas seperti Lampu merah, dan cermin
cembung guna memberi kenyamanan dan keamanan dalam
berlalu lintas. Pengembangan nodes ini bertujuan selain untuk
memberikan keamanan dan kenyamanan untuk masyarakat
dalam berlalu lintas, dan juga untuk memperkuat citra
Kecamatan Gebang dalam hal Nodes.

Nodes Eksisting Bentuk Pengembangan


Nodes dekat Kantor Desa
Traffic Light - Signage
Kalipasung
Nodes Pasar Gebang Bundaran Taman
Nodes JL Raya Pantura
Traffic Light - Signage
Desa Playangan

102
ELEMEN CITRA KAWASAN-LANDMARK
1

1 Pasar Gebang
3
2
2

4
5 Sungai Gebang

5
Flyover pasar Gebang

Keraton Gebang

Makam Keramat Pangeran Sutajaya


5. Landmark
Landmark merupakan titik referensi seperti elemen nodes, landmark juga merupakan elemen eksternal dan
bentuk visual yang menonjol dari kota, misalnya gunung atau bukit, gedung tinggi, menara, tanda tinggi,
tempat ibadah, pohon tinggi, dan sebagainya.
103
ANALISIS PENGEMBANGAN CITRA KAWASAN-LANDMARK

Secara fungsi dan kondisi beberapa spot yang dijadikan


landmark pada Kecamatan Gebang berfungsi dengan baik
hingga sekarang, keberadaannya dipertegas dengan adanya
banyaknya aktivitas disana. Akan tetapi, ada beberapa
landmark kota yang letaknya cukup sulit untuk dicapai,
belum lagi ditambah dengan kurangnya fasilitas seperti
signage penunjuk arah terhadap objek landmark sehingga
landmark tersebut kurang terlihat. Pengembangan landmark
ini dibuat untuk menaikkan pamor dari landmark yang sudah
ada, dan juga mengembangkan landmark baru yang dapat
menaikan citra dari Kecamatan Gebang.

104
LAND VALUE CAPTURE
Land Value Capture adalah kebijakan pemanfaatan
peningkatan nilai tanah yang dihasilkan dari investasi,
aktivitas, dan kebijakan pemerintah dikawasan tersebut
(Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat)
1
LAND VALUE CAPTURE JALAN ARTERI

2 LAND VALUE CAPTURE JALAN KOLEKTOR


PRIMER
Bagaimana lahan tersebut bisa berfungsi
untuk menaikkan nilai guna lahan
disekitarnya agar dapat digunakan sebagai
kegiatan masyarakat.

105
ANALISIS LAND VALUE CAPTURE

Secara fungsi dan kondisi beberapa spot yang dijadikan


landmark pada Kecamatan Gebang berfungsi dengan baik
hingga sekarang, keberadaannya dipertegas dengan adanya
banyaknya aktivitas disana. Akan tetapi, ada beberapa
landmark kota yang letaknya cukup sulit untuk dicapai,
belum lagi ditambah dengan kurangnya fasilitas seperti
signage penunjuk arah terhadap objek landmark sehingga
landmark tersebut kurang terlihat. Pengembangan landmark
ini dibuat untuk menaikkan pamor dari landmark yang sudah
ada, dan juga mengembangkan landmark baru yang dapat
menaikan citra dari Kecamatan Gebang.

106
ANALISIS KELEMBAGAAN

Forum Penataan Ruang Kawasan Perkotaan Kabupaten Cirebon

Sekretaris Daerah Pelaksanaan Meeting : Call for Meeting, laporan


Ketua Forum Penataan Ruang Pembahasan, problem solving, rekomendasi, hasil meeting
bagi tugas, rencana tindak lanjut

Perwakilan Asosiasi Profesi Kepala Dinas Sekda Menunjuk Contact Person sebagai PIC
atau Asosiasi Akademisi Pekerjaan Umum & untuk Forum Penataan Ruang Kawasan
Wakil Ketua Forum Penataan Penatanaan Ruang Perkotaan Cirebon
Ruang Sekertaris

Anggota Ada : isu, Koordinasi formal antar instansi untuk tindak


permasalahan, lanjut
kebutuhan
Kantor Pertanahan Badan Perencanaan Badan Penanggulangan
penanganan, respon Implementasi Hasil Meeting dilaporkan ke
Kab. Cirebon Pembangunan Daerah Bencana Daerah pemerintah, peran
Kab. Cirebon Kab. Cirebon Ketua Forum untuk dimonitor dan
stakeholder, dll
Dinas Pariwisata dikembalikan ke masing-masing pihak
Kab. Cirebon Dinas Lingkungan Hidup Dinas Pertanian untuk dilaksanakan sesuai dengan
Kab. Cirebon Kab. Cirebon tupoksinya

Dinas Kelautan dan Dinas Perhubungan Hasilnya menjadi komitmen dan Hasilnya dilaporkan Pelaksana
Perikanan Kab. Cirebon dilaksanakan oleh masing-masing Ketua melalui PIC ke Sekda
Kab. Cirebon pihak

107
108
KONSEP TUJUAN PENATAAN RUANG WILAYAH PERENCANAAN
“Mewujudkan Ruang Kawasan Kecamatan Gebang sebagai Pusat Pengembangan industri,
pertanian, dan perikanan yang mendukung PKN Cirebon dengan berlandaskan tangguh
bencana dan berkelanjutan”

Pertanian dan Perikanan


Perwujudannya direncanakan sebagai kota yang PKN Cirebon
memiliki keterpaduan dalam pemanfaatan sumber Perwujudannya kota yang memiliki zona
daya alam (komoditi padi, jagung, bawang merah, perumahan, perdagangan dan jasa, dan zona
dan kepiting) dengan sumber daya buatan dan lainnya yang memiliki KDB KLB yang
sumber daya manusia mendukung prinsip liveable, serta memiliki
iklim kondusif bagi investasi dengan sarana
dan prasarana yang terintegrasi wilayah
Industri pengaruhnya (hinterland)
Perwujudannya direncanakan sebagai
kawasan yang mengoptimalkan hilirisasi
industri untuk meningkatkan nilai tambah dan Suistanable (Berkelanjutan)
kompetensi industri daerah Perwujudannya direncanakan sebagai kota yang
memiliki kawasan perlindungan setempat dan
20% Ruang Terbuka Hijau, dan Mempertahankan
Tangguh Bencana LP2B

Terwujudnya kota yang memiliki zona


perumahan yang memiliki KDB KLB yang
mendukung prinsip liveable, dan tidak berada
pada zona rawan bencana
109
PRINSIP PENGEMBANGAN WILAYAH PERENCANAAN
Mewujudkan Kecamatan Gebang sebagai salah satu pusat pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Cirebon, dimana
Kecamatn Gebang merupakan pusat pengolahan hasil pertanian dan perkebunan untuk Kabupaten Cirebon dan
sekitarnya

Mewujudkan kawasan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan

Mempertahankan lahan-lahan pertanian dan pekebunan dan meningkatkan produktivitasnya agar dapat
mendukung tujuan penataan dari Kecamatan Gebang, serta menyiapkan bagian kawasan untuk
investasi pengelolah hasil keduanya, termasuk kawasan perkotaan pendukungnya

Mengendalikan intensitas pemanfaatan ruang terbangun di kawasan perkotaan

Menjaga Kawasan Pertanian dan Kawasan Lindung dengan mengacu pada KP2B dan Kebijakan terkait
hutan lindung

Pembangunan prasarana, sarana dan utilitas dengan memperhatikan limitasi kawasan berdasarkan daya dukung
lingkungan

110
KONSEP RENCANA SUB WILAYAH PERENCANAAN
SWP Fungsi Kawasan Luas (Ha)

Pengembangan
SWP A perdagangan dan jasa, 1.497,01
serta pariwisata budaya

Pengembangan Kawasan
Peruntukan Industri,
SWP B Perdagangan dan Jasa, 1.181,35
Sarana Pelayanan Umum,
serta Permukiman

Pengembangan
SWP C Peruntukan Industri dan 857,64
Perdagangan dan Jasa

111
KONSEP PENGEMBANGAN PUSAT PELAYANAN

Pusat Pelayanan Kota terdapat di Desa


Gebang

Sub Pusat Pelayanan Kota terdapat di :


1. Desa Kalipasung; dan
2. Desa Mekarsari

Pusat Pelayanan Lingkungan tersebar


di seluruh Kecamatan dan Kelurahan

1. Pusat pelayanan kota : merupakan


kawasan perkotaan yang berfungsi
untuk melayani kegiatan skala
perkotaan;
2. Sub Pusat pelayanan kota :
merupakan kawasan perkotaan yang
berfungsi untuk melayani kegiatan
skala kecamatan atau beberapa desa;
3. Pusat lingkungan desa :
merupakan pusat permukiman yang
berfungsi melayani kegiatan skala
desa.

112
KONSEP RENCANA JARINGAN TRANSPORTASI

Rencana Sistem Jaringan Transportasi , meliputi:


1. Pemantapan jaringan trayek angkutan pedesaan (Ciledug-
Dompyong- Gebang Kulon- Kalipasung)
2. Pengembangan Jaringan rel kereta api yang
menghubungkan Cirebon-Semarang
3. Pembangunan pelabuhan pengumpul

Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2021 dan RTRW Kabupaten Cirebon


Tahun 2018-2038

113
KONSEP RENCANA JARINGAN ENERGI

Pengembangan Kualitas dan Jangkauan Sistem Jaringan


Energi dan Ketenagalistrikan terdiri atas:
1. Mempercepat pemenuhan kebutuhan listrik
2. Meningkatkan kapasitas jaringan energi listrik dengan
optimalisasi sumberdaya energi
3. Mengembangkan sumber energi baru terbarukan

Rencana Sistem Jaringan Energi /Listrik yaitu:


1. Pembangunan Gardu Induk di Kecamatan Gebang

Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2021 dan RTRW Kabupaten Cirebon Tahun 2018-2038

114
KONSEP RENCANA JARINGAN TELEKOMUNIKASI

Pengembangan Kualitas dan Jangkauan Sistem


Jaringan Telekomunikasi terdiri atas:

1. Pengembangan jaringan dan meningkatkan


pelayanan telekomunikasi yang berkualitas
secara merata dan seimbang
2. Mengembangkan jaringan telepon kabel dan
jaringan telepon nirkabel

Rencana Sistem Jaringan Telekomunikasi meliputi:


1. pembangunan stasiun-stasiun komunikasi nirkabel
2. mengoptimalkan pemanfaatan jaringan komunikasi
telepon nirkabel
3. mengoptimalkan menara Base Transceiver Station
(BTS) untuk beberapa operator

Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2021 dan RTRW Kabupaten Cirebon


2018-2038

115
KONSEP RENCANA JARINGAN AIR MINUM
Jaringan Perpipaan

Jaringan Non Perpipaan


Untuk wilayah yang tidak dapat/sulit dijangkau perusahaan air
minum dapat mengembangkan sistem SPAM Bukan Jaringan
Perpipaan (BPJ). Beberapa jenis SPAM BPJ yang dapat
diterapkan di Kecamatan Gebang diantaranya sumur gali atau
sumur bor, sistem penampungan air hujan (SPAH), saringan
rumah tangga, Instalasi pengolahan air dengan reverse
osmosis.
Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Air Minum
meliputi:
1. Peningkatan cakupan pelayanan jaringan air minum
2. Pengembangan wilayah pelayanan air minum

Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2021 dan RTRW Kabupaten Cirebon 2018-2038

116
KONSEP RENCANA JARINGAN AIR LIMBAH & PENGELOLAAN LIMBAH
BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN
Pengelolaan air limbah domestik di Kecamatan Gebang di bedakan
menjadi 2 (dua) yaitu penggunaan tangki septik individu dan tangki septik
komunal. Pemilihan masing-masing jenis pengelolaan dibedakan berdasarkan:
a. Kawasan dengan kepadatan penduduk rendah menggunakan tangki septik
individu.
b. Kawasan kepadatan sedang dapat menggunakan jenis tangki septik
individu ataupun komunal.
c. Kawasan dengan kepadatan tinggi menggunakan tangki septik komunal

Jumlah sarana limbah domestik Kecamatan Gebang

Sistem pengelolaan limbah cair medis dan limbah B3


a. Pengolahan limbah cair dari industri dan sarana kesehatan diwajibkan untuk
memiliki instalasi pengolahan air limbah tersendiri sesuai dengan jenis dan
karakteristik limbah yang dihasilkan;
b. Membuat saluran pemisahan air limbah dengan drainase perkotaan;
c. Penentuan baku mutu effluent untuk air limbah dan pengadaan dan/atau
penyesuaian peraturan perundang-undangan tentang pedoman
penanganan limbah B3.
Rencana Sistem Jaringan Air Limbah meliputi:
a. Penanganan limbah domestic
b. Penanganan limbah non-domestik

Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2021 dan RTRW Kabupaten Cirebon 2018-2038

117
KONSEP RENCANA JARINGAN PERSAMPAHAN

Teknik Operasional
Pengelolaan
Persampahan
Kecamatan Gebang

Jumlah Sarana Persampahan di Kecamatan Gebang

1. Menyediakan sarana dan prasarana persampahan sesuai dengan kebutuhan masyarakat


Kecamatan Gebang. Kebutuhan sarana dan prasarana persampahan
2. Meningkatkan jumlah TPS 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dan atau Bank Sampah di kawasan
Kecamatan Gebang.
3. Meningkatkan peran serta masyarakat Kecamatan Gebang dalam melakukan pengolahan
sampah secara individu maupun terpusat di TPS 3R.
4. Meningkatkan kapasitas TPA sesuai dengan proyeksi jumlah timbulan sampah pada tahun 2041
Rencana Sistem Jaringan Persampahan, meliputi:
1. Pengembangan system komposting sampah
2. Pengembangan Tempat Penampungan Sampah

Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2021 dan RTRW Kabupaten Cirebon Tahun 2018-2038

118
KONSEP RENCANA JARINGAN DRAINASE Konsep pengembangan jaringan drainase di Kecamatan Gebang
merupakan salah upaya untuk menghindari luapan air sungai di
kawasan perencanaan. Adapun arahan pengembangan jaringan
drainase di Kecamatan Gebang meliputi:
1. Meletakan bar screen pada setiap sambungan drainase tersier
dan sekunder untuk menyaring sampah agar tidak masuk ke
drainase primer atau sungai;
2. Melakukan pengembangan kapasitas drainase dengan
menyesuaikan dengan debit limpasan dan periode ulang hujan
peruntukan saluran;
3. Bahan pembangunan saluran drainase hendaknya terbuat dari
batu kali,batu bata, pasir dan semen sesuai dengan kondisi lokal;
4. Melakukan normalisasi sungai dan anak sungai dengan
melakukan pengerukan tanah pada bagian yang mengalami
pendangkalan akibat sedimentasi;
5. Pembuatan sumur resapan di kawasan budidaya: permukiman,
industri dan perdagangan pada setiap blok untuk mengurangi
jumlah run off;
6. Peningkatan fungsi pintu air di tiap-tiap saluran air;
7. Revitalisasi sempadan sungai dan irigasi (perapihan, pembuatan
taman dan pembuatan siring); dan
8. Meningkatkan kerjasama pembangunan pengendalian banjir
dengan pemerintah daerah sekitar melalui pembuatan program
pembangunan bersama.
Rencana Sistem Jaringan Drainase meliputi:
1. Pembangunan dan peningkatan saluran yang melayani kawasan
fungsional tertentu (perkantoran, perdagangan dan jasa,
komersial, industri, permukiman, fasilitas umum dan sosial, dan
kawasan fungsional lainnya)

Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2021 dan RTRW Kabupaten Cirebon Tahun
2018-2038

119
KONSEP RENCANA JARINGAN LAINNYA
Pengembangan Daerah Aliran Sungai

RTH
Pengembangan Daerah Aliran Sungai

Tanggul
Pengembangan Signage

Bantaran Sungai Gebang Sampah di Bantaran Sungai Gebang

120
INVESTASI DAN PERKEMBANGAN INDUSTRI DAN DAMPAKNYA TERHADAP KAWASAN

20% Dari Kawasan Peruntukan Telepon = 5 SST/Ha x 68,95 Ha = 344,75


Industri akan menjadi RTH SST
Publik

Air Minum = 0,75 liter/detik/ha x 68,95 Ha = 51,71


Bangkitan lalu lintas = liter/detik. Penyediaan air bersih di kawasan industri
1,957 smp/ha/hr x 68,95 Ha bersumber dari perusahaan penyedia air minum
dan/atau penggunaan air tanah sesuai dengan
= 135 smp/hr batasan yang telah di tetapkan

Listrik = 0,2 MW/ha x 68,95 = 13,79 MW.


Pengelolaan sampah, limbah cair dan limbah B3
Kebutuhan listrik akan dikelola sendiri oleh
akan dilakukan di dalam kawasan industri dan
para pelaku industri di dalam kawasan menjadi tanggung jawab pelaku usaha.
secara komunal

Sumber: Pedoman Kriteria Teknis Kawasan Budidaya (PERMEN PU NO 41 THN 2007) dan
Pedoman Teknis Pembangunan Kawasan Industri (PERMEN PERIN NO 40 THN 2016)
121
PERBANDINGAN POLA RUANG RTRW KAB. CIREBON & RDTR
Rencana Pola Ruang RTRW Kab. Cirebon Rencana Pola Ruang RDTR Kecamatan Gebang

Rencana Pola Ruang Luas (Ha)


Kawasan Hutan Rakyat 2,73
Kawasan Industri 1001,31
Kawasan Pariwisata 1,39
Kawasan Perikanan 735,71
Kawasan Perlindungan Setempat 242,24
Kawasan Permukiman 725,59
Kawasan Pertanian 726,21
Kawasan Peruntukkan Lainnya 27,70
Kawasan Rawan Bencana 47,21
Kawasan Suaka Alam, Pelestarian
25,87
Alam dan Cagar Budaya 122
KONSEP POLA RUANG MAKRO
WATERFRONT AXIS

CBD AXIS

PENGEMBANGAN KAWASAN
INDUSTRI

PENGEMBANGAN KAWASAN
PERMUKIMAN

PENGEMBANGAN JALUR
KOLEKTOR BARU

123
PROYEKSI POLA RUANG MAKRO – WISATA WATERFRONT

KEYPLAN PROYEKSI Salah satu pemanfaatan lahan di Kabupaten Cirebon yang akan dikembangkan menjadi
kawasan wisata waterfront karena memiliki potensi tinggi terhadap daerah pantai.

Salah satu konsep pengembangan wisata waterfront Kecamatan Gebang terletak pada
pengembangan RTH yang diolah menjadi daerah peralihan pantai menuju daratan yang
dimodifikasi menjadi tempat rekreasi komunal.

WATERFRONT UNTUK REKREASI KOMUNAL

PENGEMBANGAN RTH PENGEMBANGAN WATERFRONT UNTUK


PADA WATERFRONT WATERFRONT REKREASI KOMUNAL 124
KONSEP WATERFRONTCITY
Contoh Ilustrasi
Penerapan Konsep
Waterfrontcity pada
Kawasan Heritage di Kota
Ho Chi Minh yang dilalui
oleh Sungai Saigon
seluas 647 Ha
Penerapan Konsep
Waterfrontcity pada
Kawasan yang berhadapan
langsung dengan laut di
Kabupaten Cirebon

125
KONSEP SPONGECITY
Contoh Ilustrasi Penerapan
Konsep Spongecity pada
Kota Jinan China

Penerapan Konsep
Spongecity pada Kawasan
Perkotaan Kecamatan
Gebang untuk mengantisipasi
genangan yang diakibatkan
oleh Banjir

Tujuan utama memulihkan


hidrologi lokal menggunakan
pendekatan berbasis sistem,
inisiatif “Spongecity” juga
memiliki potensi untuk
membantu kota-kota yang
semakin umum
mengekspresikan identitas
126
regional mereka.
KONSEP GREENCITY

Penerapan Konsep Greencity pada


Kawasan Perkotaan Kecamatan
Gebang yang memiliki Kawasan
Industri

Contoh Ilustrasi Penerapan


Konsep Greencity
Produksi Bersih merupakan tindakan efisiensi
pemakaian bahan baku, air dan energi, dan
pencegahan pencemaran, dengan sasaran
peningkatan produktivitas dan minimisasi
timbulan limbah. Istilah Pencegahan
Pencemaran seringkali digunakan untuk
maksud yang sama dengan istilah Produksi
Bersih. Demikian pula halnya dengan Eco-
efficiency yang menekankan pendekatan
bisnis yang memberikan peningkatan efisiensi
secara ekonomi dan lingkungan. 127
PROYEKSI POLA RUANG

KEYPLAN EKSISTING

128
KEBUTUHAN DATA
No Analisis Jenis Data Ketersedian Data No Analisis Jenis Data Ketersedian Data
1 Deliniasi Awal Perencanaan Batas Administrasi Ada/Tidak Ada 38 Transportasi Buku Tatralok Ada
2 Deliniasi Awal Perencanaan Citra Resolusi Tinggi Ada/masih kurang 39 Sumber Daya Air Peta Air Tanah Dangkal Ada
3 Deliniasi Awal Perencanaan Citra DEM dan DTSM Ada 40 Sumber Daya Air Peta Sumber Daya Air Permukaan Ada
4 Deliniasi Awal Perencanaan Peta Dasar Rupa Bumi Tidak Ada 41 Sumber Daya Air Jaringan Air Bersih Tidak Ada
5 Sosial Kependudukan Ada 42 Sumber Daya Air Data Air Bersih Tidak Ada
6 Sosial Migrasi, kelahiran, kematian Ada 43 Sumber Daya Air Peta Satuan Wilayah Sungai Ada
7 Sosial Data tentang kemiskinan (IPM) Ada 44 Sumber Daya Air Peta Daerah Aliran Sungai Ada
8 Ekonomi Data PDRB Ada 45 Infrastruktur Penunjang Jaringan dan Infrastruktur Ketenagalistrikan Ada
9 Ekonomi Data Deposit Sumber Daya Alam Yang Dimiliki Dan Lokasinya Tidak Ada 46 Infrastruktur Penunjang Data Ketenagalistrikan Tidak Ada
Jumlah produksi dan luas usaha tiap sektor pada wilayah 47 Infrastruktur Penunjang Jaringan dan Infrastruktur Telekomunikasi Ada
10 Ekonomi Ada
dan/atau kawasan 48 Infrastruktur Penunjang Data Telekomunikasi Ada
Sektor-Sektor Basis Yang Telah Ditetapkan Pada Bagian 49 Lingkungan Sistem Pengolahan Air Limbah Ada
11 Ekonomi Ada
Sebelumnya 50 Lingkungan Data Pengolahan Air Limbah Ada
Komoditi sektor basis yang memiliki keunggulan dan 51 Lingkungan Sistem Pengolahan Persampahan Ada
12 Ekonomi Ada
komparatif berpotensi ekspor 52 Lingkungan Data Persampahan Ada
Volume ekspor dan Impor tiap-tiap komoditi dari masing-
13 Ekonomi Ada 53 Lingkungan Jaringan Drainase Tidak Ada
masing sektor
54 Lingkungan Buku Putih Sanitasi Tidak Ada
Volume ekspor dan Import komoditi komoditi yang sama di
14 Ekonomi Ada 55 Lingkungan Ketersedian Ruang Terbuka Hijau Ada
wilayah
Data Asal Bahan Baku Yang Digunakan Untuk Memproduksi 56 Lingkungan Buku IKPLHD/SLHD Ada
15 Ekonomi Ada 57 Fasum dan Fasos Data Fasilitas Kesehatan Ada
Komoditas Unggulan
Data Daerah-Daerah Yang Menjadi Pasar Untuk 58 Fasum dan Fasos Data Fasilitas Pendidikan Ada
16 Ekonomi Ada Data Fasilitas Peribadatan
Memasarkan Komoditas Unggulan Tersebut 59 Fasum dan Fasos Ada
17 Analisis Fisik dan Lahan Kontur Ada 60 Fasum dan Fasos Data Fasilitas kebudayaan dan Rekreasi Ada
18 Analisis Fisik dan Lahan Sebaran Titik Tinggi Ada 61 Fasum dan Fasos Data Sarana Pemerintahan dan Pelayanan Umum Ada
19 Analisis Fisik dan Lahan Peta Geologi Ada 62 Pembangunan Wilayah Lokasi Perdagangan Jasa Ada
20 Analisis Fisik dan Lahan Peta Tanah Semi Detail Ada 63 Pembangunan Wilayah Data Perdagangan Jasa Ada
21 Analisis Fisik dan Lahan Titik Stasiun Curah Hujan Tidak Ada 64 Pembangunan Wilayah Lokasi Industri Ada
22 Analisis Fisik dan Lahan Data Curah Hujan Ada 65 Pembangunan Wilayah Data Industri Ada
23 Analisis Fisik dan Lahan Peta Kerawanan Bencana Ada 66 Pembangunan Wilayah Lokasi Pariwisata Ada
24 Pemanfaatan Ruang Peta Penggunaan Lahan Eksisting Ada 67 Pembangunan Wilayah Data Pariwisata Ada
25 Pemanfaatan Ruang Peta Tutupan Lahan Ada 68 Pembangunan Wilayah Lokasi Cagar Budaya Ada
26 Pemanfaatan Ruang Peta Intensitas Pemanfaatan Bangunan Eksisting Ada 69 Pembangunan Wilayah Data Cagar Budaya Ada
27 Pemanfaatan Ruang Data Intensitas Pemanfaatan Bangunan Eksisting Ada 70 Pembangunan Wilayah Lokasi Pertahanan dan Keamanan Ada
28 Pemanfaatan Ruang Hak Atas Tanah Ada 71 Pembangunan Wilayah Data Pertahanan dan Keamanan Tidak Ada
29 Pemanfaatan Ruang Izin Lokasi Ada 72 Pembangunan Wilayah Lokasi LP2B/KP2 /Lahan Baku sawah Ada
30 Pemanfaatan Ruang Land Value Capture (Pertambahan Nilai Lahan) Ada 73 Pembangunan Wilayah Data LP2B/KP2 /Lahan Baku sawah Ada
31 Transportasi Jaringan Jalan Ada 74 Pembangunan Wilayah Jaringan Irigasi Tidak Ada
32 Transportasi Data Jalan Ada 75 Pembangunan Wilayah Data Spesifik Terkait Kekhasan Kawasan Tidak Ada
33 Transportasi Peta Sistem Jaringan Transportasi Darat Ada 76 Pembangunan Wilayah Data Peruntukan Ruang ( RTRW, RDTR Kaw. Bersebelahan) Ada
34 Transportasi Peta Sistem Jaringan Transportasi Air Ada 77 Pembangunan Wilayah Data dan Informasi Izin Pemanfaatan Eksisting Ada
35 Transportasi Peta Sistem Jaringan Transportasi Udara Ada
36
37
Transportasi
Transportasi
Data Sirkulasi Transportasi
Peta lokasi parkir dan sirkulasi Parkir
Tidak Ada
Ada
85,71 % Data Tersedia 129
Terima Kasih
tata ruang pintu masuk terbaik bagi investasi
menuju negeri makmur, adil dan sejahtera

@DitjenTataRuang @DitjenTaru /DitjenTataRuang

Ditjen Tata Ruang tataruang.atrbpn.go.id/ gistaru.atrbpn.go.id/rtronline

Anda mungkin juga menyukai