Anda di halaman 1dari 98

DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG

KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG /


BADAN PERTANAHAN NASIONAL

Rencana
KONSULTASI Detail
Tata Ruang
PUBLIK-1
(KP-1)

Ende, Selasa 31 Agustus 2021

PAGE 1
Outline
Paparan

01. Pendahuluan 04. Analisis WP

02. Tahapan 05. Tema dan Konsep


Pengembangan WP
Penyusunan RDTR

03. Deliniasi Wilayah


Perencanaan (WP)
06. Konsep Struktur Ruang
dan Pola Ruang PAGE 2
PENDAHULUAN O1

PAGE 3
PP NO 21 TH 2021 Tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang

Pemerintah Pusat dan daerah


wajib menyusun Rencana Tata
Ruang (RUTR dan RRTR) yang PP NO 13 TH 2017 Tentang RTRWN

telah ditetapkan dalam bentuk Secara struktur ruang nasional


digital (ps 5). Kabupaten Ende sebagai PKW
yang terintegrasi dengan PKN
Kupang Pengembangan
Kawasan Andalan untuk
Kementerian ATR Memberikan pariwisata.
Bantuan Teknis Untuk Mempercepat
Penyusunan RDTR sebagai dasar
Tentang RTRW
perizinan pemanfaatan ruang. Kab. Ende Th
2011-2031
Tentang RIPPARNAS
PP NO 50 TH 2011 PERDA NO 11 TH 2011
RTRW Kabupaten Ende
Kabupaten Ende termasuk dalam sudah mengamanatkan
50 DPN, dengan 88 titik KSPN, bagian dari wilayahnya
yang akan memberikan multiplier yang perlu disusun RDTR-
effect, sehingga perkembangan nya (kawasna perkotaan)
kawasan harus selaras dengan
keberlanjutan lingkungan alam
sebagai entitas dan identitas
Lombok Selatan
PAGE 4
Maksud, Tujuan Sasaran
• Mempersiapkan penyusunan materi teknis dokumen
Tersedianya materi teknis RDTR di Kawasan Pariwisata
rencana detail tata ruang yang dilengkapi instrument
pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang dalam Ende-Kelimutu yang siap menuju proses persetujuan
penyelenggaraan penataan ruang. substansi;
• Mewujudkan koridor pertumbuhan dan koridor pemerataan
wilayah Nusa Tenggara 2020-2024 sebagaimana Tersusunnya Naskah Akademik dan Rancangan Peraturan
diamanatkan dalam RPJMN 2020-2024. Kepala Daerah (Raperkada) tentang RDTR di Kawasan
Pariwisata Ende-Kelimutu;

Tujuan KP-1 Tersedianya album peta RDTR di Kawasan Pariwisata Ende-


Tercapainya Kesepakatan: Kelimutu dengan skala 1 : 5.000;
1. Publikasi Tujuan Wilayah Perencanaan;
2. Publikasi Konsep Struktur Ruang; Tersedianya dokumen Kajian Lingkungan Hidup Strategis
3. Penjaringan perumusan SWP; (KLHS);

4. Penjaringan potensi dan permasalahan wilayah perencanaan;


dan
PAGE 5
5. Penjaringan kebutuhan program
PROSES O2
PENYUSUNAN
RDTR

PAGE 6
TATA CARA PENYUSUNAN RDTR (Permen ATR/BPN No. 11 Th 2021 Tentang Tata Cara Penyusunan, Peninjauan
Kembali, Revisi, Dan Penerbitan Persetujuan Substansi Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota)

PAGE 7
Minimal mencakup:

• Tujuan penataan wilayah perencanaan


1
• Rencana Struktur Ruang
2
• Rencana Pola Ruang
3
• Ketentuan Pemanfaatan Ruang
4
• Peraturan Zonasi
5
PP 21/2021 Pasal 56 ayat 3

PAGE 8
PROSES PENETAPAN RENCANA DETAIL TATA RUANG

PAGE 9
DELINIASI O3
WILAYAH
PERENCANAAN

PAGE 10
1. Target pemerintah sektor pariwisata menjadi salah satu sektor unggulan dan
potensial untuk penerimaan negara dan menjadi trigger kegiatan ekonomi di
Kenapa di KSPN TN Kelimutu daerah;
Memerlukan RDTR 2. KSPN TN Kelimutu merupakan kawasan wisata nasional yang mempunyai DTW
tersendiri, dan hanya ada di Kelimutu;
3. KSPN TN Kelimutu selain sebagai kawasan wisata yang diharapkan dapat
meningkatkan perekonomian wilayah juga sebagai Kawasan Strategis Konservasi
Lingkungan Hidup;
4. Saat ini sudah mulai tumbuh sarana penunjang wisata Danau Kelimutu (caffe,
penginapan dll);
5. Pada tahun 2022 Kementerian PUPR akan membangun Kawasan Inkubasi di TN
Kelimutu
6. Adanya rencana pembangunan Geopark Kelimutu

1. RDTR Di Kawasan Pariwisata Ende-Kelimutu untuk mengatur


sinergitas antar sektor unggulan (agrowisata) untuk daya saing
dengan fungsi sebagai kawasan lingkungan hidup dan
menghindari konflik pemanfaatan ruang antar sektor unggulan
2. Sebagai acuan pemberian ijin pemanfaatan ruang pada
kawasan Wisata Taman Nasional Kelimutu
PAGE 11
Kecamatan Kelimutu
1. Desa Nuamuri : batas desa dan batas fisik
1 Sungai Lowo Bora
7 2. Desa Nuamuri Barat : batas desa
3. Desa Waturaka : batas desa dan batas taman
nasional
2 4. Desa Woloara : batas desa dan batas taman
6 nasional
1 3 5. Desa Pemo : batas desa dan batas taman
3 nasional
6. Desa Koanara : batas desa
4 7. Desa Detuena : batas desa

2 4 Kecamatan Wolowaru
5
5 1. Desa Lise pu’u : batas desa
6
2. Desa Nualise : batas desa
3. Desa Liselowobora : batas desa
4. Desa Lisedetu : batas desa
5. Kelurahan Bokasape : batas desa
6
6. Desa Nakambara : batas desa
7. Desa Mbuliwaralau Utara : batas desa
PAGE 12
PAGE 13
PAGE 14
PAGE 15
Survey
Survei
Pendahuluan
FGD 1 Detail FGD 2 KP 1 FGD 3 FGD 4 KP 2 FGD 5

1. Penyepakatan dan 1. Survey


1. Orientasi Toponimi, 1. Tujuan, Konsep 1. Penjaringan Potensi
Penetapan Delineasi 1. Pembahasan 1. Identifikasi
survey Struktur Ruang dan permasalahan 1. Mendapatkan
lokasi Kawasan Perencanaan Indikasi program KRP Yang 1. Pembahasan
intensitas dan Pola Ruang, masukan
(BA) dan merumuskan Berdampak Materi Teknis;
pemanfaatan WP Prioritas 2. Struktur dan Pola terhadap
2. Penggalian Sub WP yang Signifikan Pembahasan
ruang, survey Ruang indikasi
potensi dan 2. penjaringan isu-isu diprioritaskan Terhadap Raperkada RDTR,
data primer dan program dan
permasalah kewilayahan dan isu penanganannya Lingkungan. pembahasan
sekunder 3. Penjaringan dan peraturan
an pembangunan sekaligus bersama TPKRD.
Penapisan isu zonasi.
berkelanjutan strategis di pembahasan
3. Identifikasi kawasan perencanaan 2. GCP dan ICP pembangunan 2. Pembahasan
muatan 2. Membahas
Titik AOI berkelanjutan untuk Pengintegrasian
peraturan zonasi. rekomendasi
3. Persiapan dan 3. Pengambilan menghasilkan isu dan Penjaminan
Vidio Drond pembangunan perbaikan
penyamaan persepsi 2. Identifikasi KRP Kualitas KLHS
prioritas. kebijakan,
dengan Pokja KLHS RDTR Yang Berdampak oleh Pembuat
rencana dan
Kab.Ende" Signifikan KRP.
4. Penjaringan program (KRP)
Terhadap dan integrasi
4. "Penjaringan isu kebutuhan program
Lingkungan hasil Kajian
Pembangunan
Lingkungan
Berkelanjutan strategis di
Hidup Strategis
Kawasan RDTR Kawasan
Pariwisata Ende- Kegiatan yang (KLHS).
Kelimutu;“ (BA)
sudah
5. Pembentukan Tik Teknis
RDTR (BA) dilakukan Kegiatan yang Saat ini
6. Pembentukan Tim Pokja
sedang dilaksanakan
KLHS (BA)
PAGE 16
Koordinasi awal dengan Kadis PU Kab. Ende
Koordinasi awal dengan Sekda Kab.
Ende

Koordinasi dengan Balai


Taman Nasional Kelimutu

Survei primer
dan wawancara
ke masyarakat
Koordinasi awal dengan Asisten II Bidang
Ekonomi Kab. Ende

Koordinasi awal dengan Dinas


Lingkungan Hidup Provinsi NTT

PAGE 17
PAGE 18
PAGE 19
Wawancara Dengan
Masyarakat

Survei Pengambilan Gambar


Pemetaan Partisipatif dengan Survei Titik GCP dan ICP (drond)
PAGE 20
Kades
ANALISIS O5
WILAYAH
PERENCANAAN

PAGE 21
Termasuk dalam Rencana Pengembangan Wilayah Koordinatif Badan
Otoritas Labuan Bajo

PKL Kawasan Peruntukan Wisata:


1. Kawasan Taman Nasional Kelimutu
2. Kampung Adat Koanara

Kawasan Strategis Konservasi Lingkungan Hidup Kawasan Kelimutu dsk

Wolowaru sebagai PKL (Pusat Kegiatan Lokal) yang melayani beberapa


kecamatan disekitarnya
PKL
Kawasan Rawan Bencana Gunung Berapi
PKW
Kawasan Cagar Alam Geologi

Rencana Pembangunan Geopark Kelimutu Th 2021

Merupakan Kawasan Strategis Pariwisaata Nasional Ende-Kelimutu

Ende termasuk dalam Pengembanagn Pariwisata KLASTER III: Ende-


Sikka-Flores Timur & Lembata dengan konsep Ekowisata yang
bertumpu pada danau Kelimutu dan berbagai atraksi wisata budaya
lokal PAGE 22
Luas Kawasan RDTR
5.121 Ha
Hutan 798 Ha

Jalan 38,42 Ha

Permukiman 180,8 Ha

Sawah 270,8 Ha

Kebun/Ladang 3.797,6 Ha

Sungai 34,81 Ha

PAGE 23
4%1%

Belum
terdaftar 95%

Hak Milik (HM)/ Hak Guna Bangunan


(HGB)/ Hak Pakai (HP)/ - Perorangan/Badan 57 Ha
Hukum
Tanah belum terdaftar Badan Hukum
4.830 Ha
dan/atau Perorangan
Tanah Negara ( TN ) - Dikuasai Negara 178 Ha

Sumber: Penatagunaan Tanah


Kementerian ATR/BPN, Th 2021

PAGE 24
Jumlah
Jumlah Jumlah Fasilitas Pendidikan Jumlah Fasilitas Kesehatan Jumlah Fasilitas Peribadatan Jumlah
Fasilitas Jumlah JumlahPendidikan
Jumlah Fasilitas Hirarki
No Desa No Desa Orde
Penduduk Penduduk
Perdagangan Total Bobot
SD SMP SMA SMK Poliklinik Puskesmas Pustu Masjid Mushola Gereja Pasar Desa SD SMP SMA SMK P
1 Bokasape 1989 3 2 1 0 1 1 0 1 1 Bokasape
1 1 19892 313 352,17
2 1 I 0
2 Nakambara 1250 1 0 1 0 0 0 0 2 2 Nakambara
4 0 12500 1 8 163,03
0 1 II 0
3 Liselowobora 678 1 0 0 0 0 0 1 0 3 Liselowobora
0 0 6780 1 2 105,88
0 0 III 0
4 Detuena 580 1 0 0
PETA 1
HIRARKI PUSAT0 PELAYANAN 0 0 0 4 Detuena0 0 5800 1 2 105,88
0 0 III 1
5 Koanara 1136 1 1 0 0 1 0 0 0 5 Koanara0 0 11361 1 4 103,50
1 0 III 0
6 Lisedetu 1222 1 2 0 0 0 0 0 0 6 Lisedetu0 1 12220 1 4 284,45 0 IV 0
7 Woloara 1271 2 1 0 0 0 1 0 0 7 Woloara0 0 12710 2 4 176,05 0 IV 0
8 Mbuliwaralau Utara 1159 1 0 0 0 0 0 0 1 8 Mbuliwaralau
2 Utara0 11590 1 4 059,45 0 IV 0
9 Nuamuri Barat 512 1 1 0 0 0 0 0 0 9 Nuamuri0 Barat 0 5120 1 2 120,17 0 V 0
10 Nualise 598 1 0 0 0 0 0 0 010 Nualise0 0 5980 1 1 0 5,88 0 V 0
11 Lise Pu’u 497 1 0 0 0 0
Orde Pusat Pelayanan 0 0 011 Lise Pu’u
0 0 4970 1 1 0 5,88 0 V 0
12 Nuamuri 1020 1 0 0 0 0 0 0 012 Nuamuri0 0 10200 1 1 0 5,88 0 V 0
13 Pemo 545 1 0 0 0 0 0 0 013 Pemo 0 0 5450 1 1 0 5,88 0 V 0
14 Waturaka 488 1 0 0 0 0 Hirarki I 0 0 014 Waturaka
0 0 4880 1 1 0 5,88 0 V 0

Berdasarkan Analisis skalogram


Hirarki II
yaitu menganilis berdasarkan
Hirarki III
ketersediaan sarana dan prasarana
maka dengan Hirarki I ada di
Hirarki IV
Kelruahan Bokasape dan Hirarki II
Hirarki V
ada di Desa Nakambara

PAGE 25
Kemampuan
Pengembangan Tinggi
0%

Kemampuan
Pengembangan agak
Tinggi
19%

Kemampuan
Kemampuan Pengembangan Rendah
Pengembangan Sedang 15%
66%

PAGE 26
Lahan potensial terluas di
Desa Nuamuri yaitu seluas
202 Ha atau sebesar
47,97%dari luas lahan desa

Lahan potensial terkecil di


Desa Liselowobora yaitu
seluas 16,93 Ha atau sebesar
3,74% dari luas lahan desa
250 800,00
700,00
200 600,00
500,00
150
400,00
300,00
Total Kebutuhan Lahan hanya 8% dari 100
200,00
ketersediaan lahan potensial. 50
100,00
0,00

Kebutuhan Lahan Terbesar 0

Liselowobora: 27% dari ketersediaan


lahan potensial
PAGE 27
Analisi Pola Bermukim Masyarakat Berdasarkan Adat Suku Lio

• Permukiman Adat Tradisonal Suku Lio di Kelimutu_Wolowaru dipimpin oleh MosaLaki (Kepala
Suku). Kepala Suku (Mosalaki) memegang peranannya masing-masing sesuai dengan tugas
yang diamanatkan turun temurun dari nenek moyang sebelumnya. Kepala Suku bertempat
tinggal di Sao Ria (rumah besar) masing-masing. Permukiman Adat di Beberapa Desa di Sekitar
Kelimutu dulunya memiliki berbagai macam bangunan mulai dari Sao Ria (rumah besar), Sao
Keda (tempat musyawarah), Kanga (arena lingkaran), Tubu Mbusu (tugu batu), Rate
(kuburan) dan Kebo Ria (lumbung). Bangunan-bangunan adat yang ada sebagian sudah
mengalami perubahan dari bentuk fisiknya dan adapula yang sudah hilang akibat kerusakan.
Contohnya Sao Ria yang sudah menggunakan atap seng. Selain perubahan dari bentuk fisiknya
sebagian bangunan juga sudah mulai rusak dimakan usia. Hal ini dapat dijumpai di
permukiman dimana bangunan tradisional Sao Ria yang dulunya terdiri dari empat buah
sekarang Cuma di jumpai satu bangunan itupun mengalmi kerusakan yang sangat parah. Selain
Sao Ria adapula bangunan yang sekarang tidak dijumpai adalah Sao Keda (tempat
musyawarah), Sao Bhaku (tempat pengimpanan tulang belulang), Kebo Ria (lumbung).

PAGE 28
Sumber: Dian Fitriawati Mochdar
(Dosen Arsitektur Universitas Flores Ende)
Sketsa Permukiman Adat Dusun Nuaone Terdahulu
di Desa Woloara

PAGE 29
Peta kernel untuk melihat
kepadatan penduduk dan
sebaran berdasarkan
sebaran rumah dan
penduduk

PAGE 30
Berdasarkan Forcase penduduk
dengan permodelan alami dan
optimis dimana optimis yang
dimaksud adalah kegiatan
pariwisata meningkatkan
penduduk. Variabel bebas adalah
PDRB Sektor Akomodasi, Makan
dan Minun

Kebaikan Model Quadratic Trend Model Growth Curve Model Linear Trend Model
MAPE 0,55 0,55 0,55
MAD 68,56 68,53 68,56
MSD 7590,53 7588,99 7602,54

PAGE 31
Kecamatan Quadratic Trend Model Growth Curve Model Linear Trend Model
Tahun
Kelimutu fit RESI1 Forecast fit RESI1 Forecast fit RESI1 Forecast Setelah dilakukan proyeksi
2016 12005 12056,7429 -51,74285714 12.056 - 51 12.053 - 48
2017 12413 12269,6286 143,3714286 12.269 144 12.272 141 penduduk berdasarkan trendline
2018
2019
12367
12724
12486,6571 -119,6571429
12707,8286 16,17142857
12.487 -
12.708
120
16
12.491 -
12.710
124
14
maka diperoleh proyeksi
2020 12945 12933,1429 11,85714286 12.933 12 12.929 16 penduduk di kawasan WP Th
2021 13162,6 13.162 13148,1
2022 13396,2 13.395 13367,2 2021-2045 (25 Tahun).
2023 13633,94 13.632 13586,3
2024 13875,83 13.873 13805,4
Setelah diproyeksikan dengan 3
2025
2026
14121,86
14372,03
14.119
14.369
14024,5
14243,6
metode maka akan ditentukan
2027 14626,34 14.623 14462,7 nilai eror/devisiasi
2028 14884,8 14.882 14681,8
2029 15147,4 15.146 14900,9
2030 15414,14 15.414 15120
2031 15685,03 15.687 15339,1
2032 15960,06 15.965 15558,2
2033 16239,23 16.247 15777,3
2034 16522,54 16.535 15996,4
2035 16810 16.828 16215,5
2036 17101,6 17.126 16434,6
2037 17397,34 17.429 16653,7
2038 17697,23 17.738 16872,8
2039 18001,26 18.052 17091,9
2040 18309,43 18.371 17311
2041 18621,74 18.697 17530,1
2042 18938,2 19.028 17749,2

PAGE 32
KARAKTERISTIK
PEREKONOMIAN
KAB ENDE
PAGE 33
Analisis Pertumbuhan Ekonomi
Kab Ende
Sumber utama pertumbuhan ekonomi adl
Sektor Pertanian krn sbg sektor utama dan
pertumbuhannya positif PAGE 34
Analisis Sektor Unggulan
2020
Terdapat 5 sektor unggulan
utama yaitu sektor
pertanian,jasa pendidikan,
perdagangan, transportasi &
pergudangan, jasa
kesehatan dan kegiatan
sosial

PAGE 35
Mohon informasi
sebaran dimasing-
masing desa

Sentra Produksi Biofarmaka Kabupaten Ende Tahun 2019


(Kg)
60.000
50.000
Axis Title

40.000
30.000
20.000
10.000
0
Wolowaru Kelimutu Detukeli Lepembusu Lainnya Kabupaten
Kelisoke
Jahe 21.600 2.000 14.400 3.600 106 41.706 57%
Kencur 54.264 214 2.040 170 56 56.744 96%
Kunyit 40.635 500 3.225 172 254 44.786 91%
PAGE 36
Sebaran Komoditas Sayuran di Kabupaten Ende Per Kecamatan
Tahun 2019 (Kuintal)

Ende Tengah 100 Mohon informasi


Detukeli 200 sebaran dimasing-
Ndona Timur 245 Ketimun Jenis Sayuran di Kabupaten Ende Tahun 2019
masing desa 8%
Lio Timur 260
Wewaria 340 Kubis
11% Terung
Nangapanda 400
430 25%
Kotabaru Labu Siam
Wolowaru 670 12%
Maukaro 675
Ende 955 Tomat
1.148 17%
Ende Utara Kangkung
Ende Timur 1.366 Sawi 15%
Maurole 1.580 12%

Lepembusu Kelisoke 1.970


Wolojita 2.175
Detusoko 2.749
Kelimutu 3.855
Ndona 4.505
PAGE 37
Sebaran Produksi BuahBuahan Kabupaten Ende Per Kecamatan
Tahun 2019

Ende Tengah 174


Pulau Ende 200
Mohon informasi
Lepembusu Kelisoke 532 sebaran dimasing-
Kotabaru 800 masing desa
Ende Utara 998
Lio Timur 1.010
Jenis BuahBuahan di Kabupaten Ende Tahun 2019
Alpukat;
Maukaro 1.149 Rambutan; 2.919; 6%
3.755; 8% Mangga;
Detukeli 1.227 Durian;
4.075; 8% 18.683; 39%
Maurole 1.460
Wolojita 2.157
Ndona Timur 2.252
Nangapanda 2.254 Pepaya;
6.592; 14%
Wewaria 2.640
Ende Timur 2.655
Pisang; 12.304;
Ende Selatan 2.660
25%
Ndori 3.024
Detusoko 3.536
Ende 3.565
Kelimutu 4.479
Wolowaru 4.724
Ndona 6.832
PAGE 38
Potensi Pariwisata di Kabupaten Ende berdasarkan kawasan
Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Ende- Kelimutu dan
sekitarnya.
Kawasan Pariwisata Maurole – Detukeli – Wewaria.
Kawasan Pariwisata KotaBaru – Lepembusus-Kelisoke.
Kawasan Pariwisata Lio Timur – Ndori
PAGE 39
KawasanPariwisata Ende – Nangapada – pulau Ende – Maukaro
Peta Tematik Jaringan Jalan
Kawasan Pariwisata Ende-Kelimutu
JARINGAN JALAN
• Sistem jaringan jalan dalam kawasan berupa jalan
arteri primer, jalan kolektor primer, dan jalan lokal
primer dan lingkungan.
• Sistem Transportasi pada wilayah perencanaan
terfokus pada sistem transportasi darat
• Jaringan Jalan pada wilayah perencanaan
memiliki pola yang Linier.
• Jalan Utama yang melintasi Kecamatan Kelimutu
dan Kecamatan Wolowaru adalah Arteri Primer
yaitu ruas Jalan Ende - Maumere

Ruas Jalan Ende – Maumere (Arteri Primer)


PAGE 40
Peta Tematik Terminal
Kawasan Pariwisata Ende-Kelimutu
TERMINAL
• Wilayah perencanaan hanya dilayani oleh 1 (satu)
terminal type C yang terletak di Kec.Wolowaru
• Dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah(RTRW)
Kabupaten Ende, arahan pengembangan terminal
type C untuk penumpang dan barang di
Wolowaru, sebagai penunjang kegiatan industri.
Data Terminal Wolowaru
Luas Kapasitas Tahun
Type
Terminal Bangunan Ruang Tunggu Kendaraan Penumpang Pembuatan
m2 m2 m2 bh org
C 300 45 27 8 42 2003

Trayek
Kota Baru, Ndondo, Aewora, Ropa, Welamosa,
Wolowaru Tendaleo,Maurole, Maukaro, Detusoko, Nduaria,
Watuneso, Liabeke, Ndori , Roga, Nggela, Wolojita,
Lianonu, Moni, Mbuli, Mbangga Terminal Wolowaru, Kelurahan Bokasape (Type C)
PAGE 41
Jumlah Kendaraan Mobil Penumpang Wajib Uji
Kabupaten Ende Tahun 2021
Kepemilikan
MODA ANGKUTAN UMUM
No Jenis Kendaraan Bukan Umum/ Umum/ Jumlah
Pemerintah
Perorangan Perusahaan
• Wilayah perencanaan dilayani oleh 4 Trayek
dengan trayek Ende – Moni, Ende – Wolowaru,
Mobil Penumpang
Ende – Jopu dan Ende - Maumere Sedangkan
1 MPU Travel/Mini Bus 4 62 - 66 untuk mencapai daerah yang tidak dilalui oleh
2 Station Wagon - - - -
angkutan umum tersebut, masyarakat
Sub jumlah 4 62 - 66 menggunakan angkutan paratransit berupa ojek,
Mobil Bus
Angkutan Pickup yang pangkalannya tersebar di
1 Bus - 28 - 28
wilayah perencanaan.
2 Micro bus 5 69 - 74

3 Microlet - 268 - 268

Sub jumlah 5 365 - 370

Trayek Ende - Moni Trayek Ende – Moni - Jopu Trayek Ende – Moni - Nggela
PAGE 42
Proyeksi Kebutuhan Rumah di Kawasan Perencanaan Tahun 2042

Jumlah Jenis Rumah (Unit) Luas Lahan Peruntukan Rumah (m 2)


No Kecamatan Penduduk KK
Bsr (1) Sdg (3) Kecil (6) TOTAL Bsr (1) Sdg (3) Kecil (6) TOTAL
Tahun 2042
1 Bokasape 2.511 628 63 188 377 628 12.557 28.254 37.672 78.483
2 Mbuliwaralau Utara 1.729 432 43 130 259 432 8.645 19.451 25.934 54.030
3 Lisedetu 1.239 310 31 93 186 310 6.194 13.937 18.582 38.713
4 Nualise 1.463 366 37 110 220 366 7.317 16.463 21.951 45.731
5 Liselowobora 1.122 1.736 174 521 1.041 1.736 34.713 78.104 104.139 216.956
6 Nakambara 1.267 2.843 284 853 1.706 2.843 56.869 127.955 170.606 355.430
7 Lise Pu’u 886 5.255 525 1.576 3.153 5.255 105.093 236.459 315.278 656.829
8 Nuamuri 3.708 10.200 1.020 3.060 6.120 10.200 203.991 458.981 611.974 1.274.946
9 Nuamuri Barat 1.199 20.033 2.003 6.010 12.020 20.033 400.666 901.498 1.201.997 2.504.161
10 Koanara 1.476 38.331 3.833 11.499 22.999 38.331 766.619 1.724.892 2.299.856 4.791.366
11 Woloara 2.518 73.818 7.382 22.146 44.291 73.818 1.476.368 3.321.829 4.429.105 9.227.303
12 Pemo 828 142.382 14.238 42.715 85.429 142.382 2.847.644 6.407.199 8.542.932 17.797.776
13 Waturaka 634 274.565 27.456 82.369 164.739 274.565 5.491.297 12.355.418 16.473.891 34.320.606
14 Detuena 2.932 529.096 52.910 158.729 317.458 529.096 10.581.928 23.809.338 31.745.784 66.137.051
PAGE 43
Proyeksi Kebutuhan Sarana 0
15
Perdagangan di Kawasan
Perencanaan Tahun 2042 0
5 0
12
0 0
3 6

0
10 0
0
4
4

0 0
3 0
6
5

0
5 0
10

Berdasarkan proyeksi skala desa belum dibutuhkan


0
pasar dan pertokoan, namun untuk skala kawasan 7
Perencanaan, dibutuhkan pasar sebanyak 1 unit dan
pertokoan sebanyak 4 unit. Kondisi eksisting saat ini di
Kec. Kelimutu dan Wolowaru sudah terdapat pasar
tradisional.
PAGE 44
Proyeksi Kebutuhan Sarana
Perdagangan di Kawasan
Perencanaan Tahun 2042
Berdasarkan Radius Pelayanan
Proyeksi Pusat
Kios/
No Desa/Kelurahan Penduduk Pertokoan/ Pertokoan
Warung
Tahun 2042 Pasar Lingk
1 Bokasape 2.511 0 0 10
2 Mbuliwaralau Utara 1.729 0 0 7
3 Lisedetu 1.239 0 0 5
4 Nualise 1.463 0 0 6
5 Liselowobora 1.122 0 0 4
6 Nakambara 1.267 0 0 5
7 Lise Pu’u 886 0 0 4
8 Nuamuri 3.708 0 1 15
9 Nuamuri Barat 1.199 0 0 5
10 Koanara 1.476 0 0 6
11 Woloara 2.518 0 0 10
12 Pemo 828 0 0 3
13 Waturaka 634 0 0 3
14 Detuena 2.932 0 0 12
Jumlah 23.511 1 4 94

PAGE 45
Proyeksi Kebutuhan Sarana 1
1
Kesehatan di Kawasan Perencanaan
Tahun 2042 0
0 1
1
0 1
0 0

1
1 0
0
0
0

0 1
0 0
0
0

1
0 1
1

Berdasarkan proyeksi skala desa belum dibutuhkan


1
puskesmas pembantu, namun untuk skala kawasan 0
Perencanaan, dibutuhkan puskesmas pembantu
sebanyak 1 unit. Kondisi eksisting sudah ada 5 Unit.

PAGE 46
Proyeksi
Kebutuhan
Posyandu di
Kawasan
Perencanaan
Tahun 2042
Berdasarkan
Radius Pelayanan

PAGE 47
Proyeksi
Kebutuhan
Puskesmas
Pembantu di
Kawasan
Perencanaan
Tahun 2042
Berdasarkan
Radius Pelayanan

PAGE 48
Proyeksi
Kebutuhan Sarana
Praktek Dokter di
Kawasan
Perencanaan
Tahun 2042
Berdasarkan
Radius Pelayanan

PAGE 49
Proyeksi
Kebutuhan
Polindes di
Kawasan
Perencanaan
Tahun 2042
Berdasarkan
Radius Pelayanan

PAGE 50
Proyeksi
Kebutuhan
Puskesmas dan
Balai Pengobatan
di Kawasan
Perencanaan
Tahun 2042
Berdasarkan
Radius Pelayanan

PAGE 51
Proyeksi Kebutuhan Sarana 2 2
1 1
Pendidikan di Kawasan Perencanaan
Tahun 2042 1 1 2 2
0 0 1 1
1 1
1 0 0 0

0 0

2 2
1 1 1 1
1 1
0 0 0 0
1 1
1 1 0 0
1 1 0 0
0 0
1 1
2 2
0 0
1 1

Berdasarkan proyeksi kebutuhan sarana pendidikan,


belum dibutuhkan sarana pendidikan tinggi di kawasan 1 1

perencanaan 0 0

PAGE 52
Proyeksi
Kebutuhan TK di
Kawasan
Perencanaan
Tahun 2042
Berdasarkan
Radius Pelayanan

PAGE 53
Proyeksi
Kebutuhan SD di
Kawasan
Perencanaan
Tahun 2042
Berdasarkan
Radius Pelayanan

PAGE 54
Proyeksi
Kebutuhan SMP di
Kawasan
Perencanaan
Tahun 2042
Berdasarkan
Radius Pelayanan

PAGE 55
Proyeksi
Kebutuhan
Puskesmas dan
Balai Pengobatan
di Kawasan
Perencanaan
Tahun 2042
Berdasarkan
Radius Pelayanan

PAGE 56
Proyeksi Kebutuhan Sarana RTH di Kawasan Perencanaan Tahun 2042
Proyeksi Taman Taman
Lapangan
No Desa/Kelurahan Penduduk Bermain Bermain Pemakaman
Olah Raga
Tahun 2042 Kecil Besar
1 Bokasape 2.511 10 1 0 0
2 Mbuliwaralau Utara 1.729 7 1 0 0
3 Lisedetu 1.239 5 0 0 0
4 Nualise 1.463 6 1 0 0
5 Liselowobora 1.122 4 0 0 0
6 Nakambara 1.267 5 1 0 0
7 Lise Pu’u 886 4 0 0 0
8 Nuamuri 3.708 15 1 0 0
9 Nuamuri Barat 1.199 5 0 0 0
10 Koanara 1.476 6 1 0 0
11 Woloara 2.518 10 1 0 0
12 Pemo 828 3 0 0 0 Di kawasan perencanaan hingga Th 2042 untuk
13 Waturaka 634 3 0 0 0 sarana pemakaman berdasarkan perhitungan per
14 Detuena 2.932 12 1 0 0 desa masih blm mencapai standar kebutuhan,
Jumlah 23.511 94 9 1 0 namun sebagai bentuk pelayanan dasar tetap
Mohon informasi Lokasi yang bisa digunakan diperlukan.
untuk RTH terutama taman dan pemakaman
PAGE 57
Proyeksi Kebutuhan Air Bersih di Kawasan Perencanaan Tahun 2042

Proyeksi Kebutuhan Air Kebutuhan Air Cadangan/


No Kecamatan Penduduk Domestik Non Domestik Kebocoran Total (Liter/Hari)
PDAM
Tahun 2042 (Liter/Hari) (Liter/Hari) (Liter/Hari)
Distribusi
1 Bokasape 2.511 226.030 56.508 45.206 327.744
Air Bersih Swadaya
2 Mbuliwaralau Utara 1.729 155.606 38.901 31.121 225.628
3 Lisedetu 1.239 111.493 27.873 22.299 161.665
4 Nualise 1.463 131.704 32.926 26.341 190.971
(Dana Desa, Dll)
5 Liselowobora 1.122 101.009 25.252 20.202 146.463
6 Nakambara 1.267 114.048 28.512 22.810 165.369
7 Lise Pu’u 886 79.746 19.936 15.949 115.631
8 Nuamuri 3.708 333.699 83.425 66.740 483.864 Mohon informasi sebaran
9 Nuamuri Barat 1.199 107.905 26.976 21.581 156.463 sumber-sumber mata air/air
10 Koanara 1.476 132.800 33.200 26.560 192.560
11 Woloara 2.518 226.591 56.648 45.318 328.557 bersih. Dari dinas terkait
12 Pemo 828 74.479 18.620 14.896 107.994 rencana PDAM di lokasi
13 Waturaka 634 57.048 14.262 11.410 82.719
14 Detuena 2.932 263.868 65.967 52.774 382.609
Jumlah 23.511 2.116.027 529.007 423.205 3.068.240

PAGE 58
Proyeksi Timbulan Sampah di Kawasan Perencanaan Tahun 2042
Proyeksi Timbulan Kebutuhan
No Kecamatan Penduduk Sampah TPS
tahun 2042 (m3/hari) Lingkungan
1 Bokasape 2.511 6,28 1
2 Mbuliwaralau Utara 1.729 4,32 1
3 Lisedetu 1.239 3,10 0
4 Nualise 1.463 3,66 1
5 Liselowobora 1.122 2,81 0
6 Nakambara 1.267 3,17 1
7 Lise Pu’u 886 2,22 0
8 Nuamuri 3.708 9,27 1
9 Nuamuri Barat 1.199 3,00 0
10 Koanara 1.476 3,69 1 Desa-desa di Kawasan Perencanaan belum
11 Woloara 2.518 6,29 1 memiliki TPS. Kebiasaan warga di desa,
12 Pemo 828 2,07 0 penanganan sampah masih dibakar atau
13 Waturaka 634 1,58 0 dibuang di pekarangan yg masih luas. Ada juga
14 Detuena 2.932 7,33 1 masyarakat yg membuang sampah di pinggir
Jumlah 23.511 58,78 9 jalan dan di sungai.
PAGE 59
Mohon informasi rencana pelayanan persampahan
Rencana Pembangunan Pembangkit dan Transmisi di Kabupaten Ende

PAGE 60
Grand Presentase Prosentase
No. Lokasi Solid Void
Total Solid Void
1. Kecamatan Kelimutu 2.593,50 13,05 0,50% 2.580,45 99,50%
a. Desa Nuamari 421,15 2,29 0,54% 418,86 99,46%
b. Desa Nuamari Barat 157,45 1,28 0,81% 156,17 99,19%
c. Desa Waturaka 279,72 1,30 0,46% 278,42 99,54%
d. Desa Woloara 440,82 2,81 0,64% 438,01 99,36%
e. Desa Pemo 439,31 1,18 0,27% 438,13 99,73%
f. Desa Koanara 153,24 3,06 2,00% 150,18 98,00%
g. Desa Detuena 701,81 1,13 0,16% 700,68 99,84%
2. Kecamatan Wolowaru 2.527,79 17,81 0,70% 2.509,98 99,30%
a. Desa Lise Pu’u 383,92 0,53 0,14% 383,39 99,86%
b. Desa Nualise 259,90 1,04 0,40% 258,86 99,60%
c. Desa Liselowobora 452,92 0,59 0,13% 452,33 99,87%
d. Desa Lisedetu 362,60 3,04 0,84% 359,56 99,16%
e. Kelurahan Bokasape 215,79 6,67 3,09% 209,12 96,91%
f. Desa Nakambara 332,45 3,33 1,00% 329,12 99,00%
g. Desa Mbuliwaralau Utara 520,21 2,61 0,50% 517,60 99,50%
Kawasan Pariwisata Ende Kelimutu 5.121,29 30,86 0,60% 5.090,43 99,40%

• Pola teksture kawasan bersifat menyebar.


0,6 % Solid 99,6% Void • Konfigurasi yang dibentuk oleh massa dan ruangnya memiliki
ukuran, bentuk, dan kerapatan yang heterogen karena bentuk
massa bangunan tidak sama.
• Kawasan perencanaan belum memiliki pola urban solid yang kuat sedangkan bentukan • Tipologi pola kawasan memiliki pola kurva linier dan organis, di
urban void-nya masih sangat luas mana konfigurasi massa bangunan dan ruang terbentuk
• Elemen solid adalah blok medan karena hampir semua bangunan mengikuti jalan arteri primer dan kolektor primer sekaligus
• Elemen void adalah sistem tertutup yang linier bertumbuh secara tidak beraturan.
PAGE 61
Peta Tematik Jaringan Jalan • Sistem jaringan jalan dalam kawasan berupa jalan arteri primer,
Kawasan Pariwisata Ende-Kelimutu
jalan kolektor primer, jalan lokal primer, dan jalan lingkungan.
• Belum terdapat jalur khusus untuk pesepeda, sehingga
pesepeda menggunakan jalur yang sama dengan kendaraan
bermotor tanpa pembatas.
• Aksesibilitas pejalan kaki masih sangat minim. Trotoar hanya
tersedia di beberapa ruas pada jalan arteri primer desa Koanara
dan Kelurahan Bokasape.
• Jalan pedestrian yang ada hanya memiliki dimensi 1 meter dan
kondisinya kurang terawat

Mohon informasi ruas jalan


yang dibutuhkan
pedestrian/pejalan kaki

PAGE 62
Jalur khusus pedestrian berupa perkerasan selebar 1,5 meter akan direncanakan
pada:
1. Ruas jalan arteri primer sepanjang 20,55 km:
• Jalan Ende – Maumere di Kecamatan Kelimutu dan Wolowaru

1,5 1,5

2. Ruas jalan kolektor primer sepanjang 31,54 km:


• Jalan Trans Moni Kelimutu dan Jl. Woloara di Kecamatan Kelimutu
• Trans Ende – Maumere, Jalan Wolowaru - Mbuli, Likanaka Oka, Wolowaru –
Likanaka, Wolosoko Wololele, Marpeie – Niramesi di Kecamatan Wolowaru

1,5
PAGE 63
Tipe lajur sepeda: Tipe Lebar
No. Kecamatan Jalan/Ruas Hirarki Jalan Lajur Jalan Keterangan
a. Tipe lajur sepeda di badan jalan (Tipe A) Sepeda Eksisting
• Pada badan jalan dengan fungsi jalan arteri primer dan kolektor primer. 1. Kelimutu Ende - Maumere Arteri Primer Tipe A 6 2 lajur
Trans Moni - Kelimutu Kolektor Primer Tipe A 5 1 lajur
• Menggunakan pemisah fisik berupa kereb. Jl. Woloara Kolektor Primer Tipe A 3,5 -
b. Tipe lajur sepeda di trotoar (Tipe B) Trans Ende - Maumere Kolektor Primer Tipe A 5 1 lajur
Jl. Desa dusun none Lokal/Lingkungan Tipe C 3 -
• Pada trotoar dengan lebar minimal sebesar 1.5 m setelah dikurangi Jl. Woloara Lokal/Lingkungan Tipe C 3 -
lajur sepeda Jl. Desa Pemo Lokal/Lingkungan Tipe C 2,5 -
Jl. Dusun Nuaria Lokal/Lingkungan Tipe C 2,5 -
c. Tipe lajur sepeda tidak di badan jalan (Tipe C) Jl. Desa Detuena Lokal/Lingkungan
2. Wolowaru Ende - Maumere Arteri Primer Tipe A 6 2 lajur
• Pada badan jalan dengan fungsi jalan lokal primer dan lingkungan
Wolowaru – Mbuli Kolektor Primer Tipe A 4 -
• Menggunakan pemisah berupa marka jalan. Likanaka – Oka Kolektor Primer Tipe A 4 -
Wolowaru - Likanaka Kolektor Primer Tipe A 4 -
Wolosoko - Wololele Kolektor Primer Tipe A 4 -
Marpeie – Niramesi Kolektor Primer Tipe A 4 -
Nakambara – Jopu Lokal/Lingkungan Tipe C 3 -
Jl. Desa Mbuliwaralau Utara Lokal/Lingkungan Tipe C 3 -

• Ruas jalan Ende – Maumere memenuhi kriteria untuk direncanakan jalur sepeda dua lajur tipe A,
• Ruas jalan Trans Moni Kelimutu dan ruas jalan Trans Ende – Maumere memenuhi kriteria untuk
direncanakan jalur sepeda satu lajur tipe A.
• Ruas jalan yang lain tidak bisa direncanakan karena lebar jalan setelah dikurangi jalur sepeda sudah
tidak memenuhi syarat.

PAGE 64
Jalur Pesepeda Menuju Danau Kelimutu
Tipe
Jarak
No. Nama Jalan Kelas Jalan Lajur
(km)
Sepeda
1. Ende – Maumere (Desa Nuamuri) Arteri Primer A 3,99
2. Ende – Maumere (Desa Koanara) Arteri Primer A 1,19
3. Trans Moni – Kelimutu (Desa Waturaka) Kolektor Primer A 3,29
4. Trans Moni – Kelimutu (Desa Woloara) Kolektor Primer A 2,84
5. Trans Moni – Kelimutu (Desa Pemo) Kolektor Primer A 1,78
Total Panjang Rute (km) 13,09

Spot atraksi sepanjang jalur Nuamari - Pemo:


1. Kampung Adat Susumule
2. Pemandian Air Panas Lia Sembe
3. Wisata Air Panas Kolongoro

Lajur Sepeda Tipe A

1,24
PAGE 65
Jalur Pesepeda Menuju Pantai Mbuli
Tipe Lajur
No. Nama Jalan Kelas Jalan Jarak (km)
Sepeda
1. Ende – Maumere (Desa Koanara) Arteri Primer A 2,84
2. Ende – Maumere (Desa Detuena) Arteri Primer A 0,71
3. Ende – Maumere (Desa Lise Pu’u) Arteri Primer A 4,61
4. Ende – Maumere (Desa Nualise) Arteri Primer A 1,34
5. Ende – Maumere (Desa Lisedetu) Arteri Primer A 1,3
6. Ende – Maumere (Desa Lisewobora) Arteri Primer A 0,25
7. Ende – Maumere (Desa Lisedetu) Arteri Primer A 1,61
8. Ende – Maumere (Kelurahan Bokasape) Arteri Primer A 0,29
9. Wolowaru – Mbuli (Kelurahan Bokasape) Kolektor Primer A 0,86
10. Nakambara – Jopu (Desa Nakambara) Lokal Primer C 1,25
11. Nakambara – Jopu (Desa Mbuliwaralau Utara) Lokal Primer C 2,17
Total Panjang Rute (km) 17,23

Spot atraksi sepanjang jalur Koanara – Mbuliwaralau


Utara:
1. Situs Kampung Adat Moni Koanara
2. Kampung Adat Murupele
3. Kampung Adat Lisedetu
4. Kampung Adat Walooaja

Lajur Sepeda Tipe A Lajur Sepeda Tipe C

1,24 1,24
PAGE 66
Kabupaten Ende memiliki bangunan adat yang bisa menjadi langgam khas kawasan tersebut.
Kekhasan bentuk rumah adat Ende terutama tampak pada bagian atap yang memiliki bentuk seperti atap joglo yang
menjulang ke atas.

No. Zona Eksisiting Karakter Kawasan/Langgam Bangunan No. Zona Eksisiting Karakter Kawasan/Langgam Bangunan
1. Perdagangan Arsitektur Modern 4. Peribadatan Arsitektur Neo Vernakular
Menggunakan material modern, bentuk Menggunakan material modern namun
bangunan sederhana mengikuti fungsi, memiliki tampilan atap rumah adat
minim ornamen. Ende, sehingga memberi kesan
bangunan yang modern tanpa
2. Perkantoran Arsitektur Neo Vernakular meninggalkan unsur budaya setempat.
Menggunakan material modern namun 5. Kesehatan Arsitektur Modern
memiliki tampilan atap rumah adat Menggunakan material modern, bentuk
Ende, sehingga memberi kesan bangunan sederhana mengikuti fungsi,
bangunan yang modern tanpa sedikit bahkan tidak ada ornamen.
meninggalkan unsur budaya setempat.
3. Pendidikan Arsitektur Modern 6. Permukiman Arsitektur Modern
Menggunakan material modern, bentuk Menggunakan material modern, bentuk
bangunan sederhana mengikuti fungsi, bangunan sederhana mengikuti fungsi,
minim ornamen. minim ornamen.

PAGE 67
Peta Tematik Sebaran Ruang Terbuka Hijau
Kawasan Pariwisata Ende-Kelimutu

• Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH) berupa tubuh air (sungai) seluas
34,81 Ha
• Ruang Terbuka Hijau (RTH) berupa RTH alami, lahan perkebunan,
lahan pertanian, RTH kawasan permukiman (pekarangan),
lapangan olahraga (lapangan voli dan lapangan sepakbola), serta
pemakaman seluas 5.017,19 Ha

Mohon informasi terkait budaya


masyarakat lokal tentang pemakaman

PAGE 68
RTH Eksisting Kebutuhan RTH Kecukupan
RTH privat: RTH kawasan permukiman, lahan pertanian, dan No. Lokasi
Publik Privat Publik Privat Publik Privat
perkebunan 1. Kecamatan Kelimutu 371,08 2.177,64 518,70 259,35 -147,62 1.918,29
a. Desa Nuamari 5,90 409,15 84,23 42,12 -78,33 367,03
RTH publik: RTH alami, lapangan olahraga, dan pemakaman
b. Desa Nuamari Barat 9,69 144,22 31,49 15,75 -21,80 128,48
Luas wilayah Kawasan Pariwisata Ende Kelimutu 5.121,29 Ha c. Desa Waturaka 35,52 240,03 55,94 27,97 -20,42 212,06
d. Desa Woloara 14,75 417,89 88,16 44,08 -73,41 373,80
 Kebutuhan RTH total 30% dari luas wilayah: 1.536,39 Ha e. Desa Pemo 78,03 356,41 87,86 43,93 -9,83 312,48
f. Desa Koanara 0,04 144,64 30,65 15,32 -30,61 129,32
 Kebutuhan RTH publik 20% luas wilayah: 1.024,26 Ha g. Desa Detuena 227,14 465,30 140,36 70,18 86,78 395,12
 Kebutuhan RTH Privat 10% luas wilayah: 512,13 Ha 2. Kecamatan Wolowaru 534,48 1.934,00 505,56 252,78 28,92 1.681,22
a. Desa Lise Pu’u 160,22 217,37 76,78 38,39 83,43 178,98
b. Desa Nualise 38,70 216,77 51,98 25,99 -13,28 190,78
c. Desa Liselowobora 140,21 307,40 90,58 45,29 49,63 262,10
d. Desa Lisedetu 61,37 292,58 72,52 36,26 -11,15 256,32
e. Kelurahan Bokasape 62,65 143,31 43,16 21,58 19,49 121,73
f. Desa Nakambara 1,74 317,84 66,49 33,25 -64,75 284,59
g. Desa Mbuliwaralau Utara 69,59 438,73 104,04 52,02 -34,45 386,71
Total (Ha) 905,56 4.111,64 1.024,26 512,13 -118,70 3.599,51

Prosentase (%) 17,68% 80,29% 20,00% 10,00% -2,32% 70,29%

RTH eksisting di Kawasan Pariwisata Ende Kelimutu seluas 5.017,19 Ha telah memenuhi syarat minimum 30% kebutuhan RTH kawasan.
RTH publik pada kawasan sebesar 905,56 Ha atau 17,68% dari total wilayah, belum memenuhi syarat minimum kebutuhan RTH publik yaitu sebesar 20%.
RTH pada Kawasan Pariwisata Ende Kelimutu sebagian besar berupa RTH privat yaitu sebesar 4.111,64 Ha atau 80,29% dari total wilayah.

PAGE 69
1. Perencanaan jalur hijau di
sepanjang jalan arteri primer.

2. Perencanaan taman lingkungan


pada desa Nuamari, desa Nuamari
Barat, desa Waturaka, desa
Woloara, desa Pemo, desa
Koanara, desa Nualise, desa
Lisedetu, desa Nakambara, dan
desa Mbuliwaralau Utara.

3. Perencanaan sempadan sungai


minimal 25 meter dari tepi sungai.

4. Perencanaan pemakaman umum

25 m 25 m
PAGE 70
Peta Tematik Penggunaan Lahan Kawasan Pariwisata Ende-Kelimutu

Kawasan Pariwisata Ende Kelimutu Kondisi pusat kegiatannya masih sangat


didominasi oleh perkebunan dengan latar sederhana dan belum ada bentukan
belakang perbukitan sehingga ruang yang menjadi vocal point kawasan
mengesankan nuansa pedesaan yang sebagai pelataran pandang ke seluruh
kuat kawasan.
PAGE 71
Intensitas Pemanfaatan Ruang di Kelurahan Bokasape

No. Jenis Tutupan Lahan KDB KLB KDH GSB


1. Bangunan Kesehatan 60 - 70% 2,0 30 - 40% 3–5m
2. Bangunan Pendidikan 40 - 50% 1,0 50 - 60% 4 – 5m
3. Bangunan Perdagangan dan Jasa 60 - 100% 3,0 0 - 40% 1–5m
4. Bangunan Peribadatan 60 - 70% 1,0 30 - 40% 4–5m
5. Bangunan Perkantoran 30 - 70% 1,0 30 - 70% 5 – 10 m
6. Bangunan Permukiman 40 - 70% 1,0 30 - 60% 3 – 10 m

Kepadatan bangunan di Kelurahan Bokasape termasuk dalam kriteria


rendah hingga sedang. Sebaran bangunan terpadat berada di sepanjang
koridor jalan arteri primer dan kolektor primer. Ketinggian bangunan di Desa
Bokasape adalah 1-3 lantai. Bangunan dengan ketinggian 2 dan 3 lantai
berupa bangunan perdagangan dan jasa.

Beberapa bangunan perdagangan/jasa Kelurahan Bokasape yang terletak di


sepanjang jalan arteri primer dan jalan kolektor primer melanggar GSB
minimal karena jarak titik luar bangunan dengan batas jalan kurang dari 3
meter.
PAGE 72
Intensitas Pemanfaatan Ruang di Desa Koanara

No. Jenis Tutupan Lahan KDB KLB KDH GSB


1. Bangunan Kesehatan 60 % 1,0 40 % 3–5m
2. Bangunan Pendidikan 50-80 % 1,0 20-50 % 3–5m
3. Bangunan Perdagangan dan Jasa 40-50 % 3,0 50 - 60 % 1–5m
4. Bangunan Peribadatan 50 % 1,0 50 % 2–5m
5. Bangunan Perkantoran 20 - 60 % 1,0 40 - 80 % 3–5m
6. Bangunan Permukiman 40 - 80 % 1,0 20 - 60 % 3–5m

Kepadatan bangunan di Desa Koanara termasuk dalam kriteria rendah dan


padat. Sebaran bangunan terpadat berada di sepanjang koridor jalan arteri
primer. Ketinggian bangunan di Desa Koanara adalah 1-3 lantai. Terdapat
satu bangunan dengan ketinggian tiga lantai, yaitu bangunan penginapan.

Beberapa bangunan perdagangan/jasa dan perkantoran Desa Koanara


yang terletak di sepanjang jalan arteri primer melanggar GSB minimal
karena jarak titik luar bangunan dengan jalan kurang dari 3 meter.

PAGE 73
ANALISA KERENTANAN FISIK/LINGKUNGAN
Berdasarkan kajian terhadap kondisi fisik lingkungan bawaan tersebut di atas, maka di wilayah Kec.
Kelimutu dan Kec. Wolowaru memiliki kerentaan fisik terhadap bencana geologi, seperti Bencana
Letusan Gunung Api (Gunung Api Kelimutu), Bencana Gempa Bumi dan Bencana Gerakan Tanah yang
sering terjadi di daerah perbukitan dan pegunungan. Wilayah deliniasi juga rawan terhadap bencana
akibat cuaca ekstrim, seperti Banjir Bandang, Banjir, Kekeringan, Angin Puting Beliung dan Bencana
Kebakaran Lahan.

Wilayah deliniasi termasuk dalam zona kerentanan gerakan tanah tinggi. Hal ini karena wilayah tersebut
tersusun oleh litologi batuan vulkanik, seperti breksi dan batupasir, serta batuan di kompleks melange
yang telah mengalami pelapukan yang intensif dan lanjut. Selain itu, Kerentanan Lingkungan sangat
berhubungan dengan daya dukung lingkungan. Telaahan terhadap daya dukung lingkungan hidup
terbatas pada kapasitas penyediaan PAGE 74
RAWAN BENCANA LONGSOR
Karakteristik Area WP apabila dilihat dari
berbagai aspek seperti geologi, geografis,
morfologi, topografi, iklim dan jenis tanah
adalah daerah yang rawan bencana.
Bencana geologi yang pernah melanda di
area WP adalah bencana letusan gunung
api, bencana gempa bumi dan bencana
gerakan tanah.

PAGE 75
RAWAN BENCANA GUNUNG BERAPI

RAWAN BENCANA GERAKAN TANAH

PAGE 76
Dokumen Peraturan dan Kebijakan Terkait
• Peraturan Daerah Kabupaten Ende No.11 Tahun 2011 Tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Ende yang sudah ditinjau Kembali di
tahun 2017 dan saat ini sedang dalam proses Revisi
• Peraturan Daerah Kabupaten Ende No. 10 Tahun 2017 Tentang Rencana
Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan Ende
• Keputusan Bupati Ende No. 615/KEP/HK/2019 Tentang Pembentukan
Tim Koordinasi Penataan Ruang Daerah
• Peraturan Bupati Ende No.19 Tahun 2019 Tentang Pengenaan
Kompensasi Terhadap Pelampauan Nilai Koefisien Bangunan
• Sudah disusun RDTR Perkotaan Nangapanda yang sudah mendapatkan
rekomendasi Gubernur dan sedang dalam pengajuan Persetujuan
Substansi
PAGE 77
Organisasi

PAGE 78
 2015-2020, Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah Ka Ende < Rerata Nasional
 2015-2020, Rasio Pajak thd PDRB Kab Ende < Rerata Nasional
 Kapasitas Fiskal Daerah Kab Ende masuk kategori Sangat Rendah,
PAGE 79
Proyeksi PDRB Kontrbiusi Pariwisata thd PDR (%)
Tahun
5,00 10,00 15,00 5,00 10,00 15,00
2.011 2.946.251,00 2.946.251,00 2.946.251,00 0,29 0,29 0,29
2.012 3.312.753,00 3.312.753,00 3.312.753,00 0,29 0,29 0,29
2.013 3.705.663,80 3.705.663,80 3.705.663,80 0,29 0,29 0,29
2.014 4.111.693,80 4.111.693,80 4.111.693,80 0,31 0,31 0,31
2.015 4.482.838,50 4.482.838,50 4.482.838,50 0,32 0,32 0,32
2.016 4.910.666,50 4.910.666,50 4.910.666,50 0,33 0,33 0,33
2.017 5.266.647,40 5.266.647,40 5.266.647,40 0,35 0,35 0,35
2.018 5.689.953,50 5.689.953,50 5.689.953,50 0,36 0,36 0,36
2.019 6.106.571,20 6.106.571,20 6.106.571,20 0,35 0,35 0,35
2.020 6.075.666,20 6.075.666,20 6.075.666,20 0,27 0,27 0,27
2.021 0,28 0,29 0,31
2.022 0,29 0,32 0,35
2.023 0,31 0,36 0,41
2.024 0,32 0,39 0,47
2.025 0,34 0,43 0,54
2.026 0,36 0,47 0,62
2.027 0,38 0,52 0,71
2.028 0,39 0,57 0,82
2.029 0,41 0,63 0,94
2.030 7.344.330,48 9.782.272,17 13.450.665,11 0,44 0,69 1,08
2.031 0,46 0,76 1,24
2.032 0,48 0,84 1,43
2.033 0,50 0,92 1,64
2.034 0,53 1,01 1,89
2.035 0,56 1,12 2,17
2.036 0,58 1,23 2,50
2.037 0,61 1,35 2,87
2.038 0,64 1,49 3,31
2.039 0,68 1,63 PAGE 803,80
2.040 9.932.754,15 20.227.297,14 44.582.859,14 0,71 1,80 4,37
TANTANGAN KE DEPAN

Me ↗ Value Added
Sektor Pertanian,
misalnya
Per Kg Rp 6000 0,32 Kg Rp 10.000 0,09 Kg Rp 38.000

 Me↗ 5 Komponen Pariwisata, Attractions, Accesibility, Amenities, Available


Me ↗ Kontribusi
Packages, Activities, Ancillary Services
Pariwisata thd PDRB
 Me↗ investasi di bidang pariwisata dengan mengundang investor
≥ 1%

Menghilangkan Gap  Meningkatkan Rasio Belanja Modal khususnya untuk pembangunan


Pembiayaan infrastruktur sehingga dapat memenuhi Rule of Thumb dana untuk
Inrastruktur invvestasi infrastruktur

PAGE 81
TEMA DAN O6
KONSEP
PENGEMBANGAN
WILAYAH
PERENCANAAN

PAGE 82
Visi: Terwujudnya Tatanan Ruang Flobamora Visi: Terwujudnya Penataan Ruang Wilayah
Berbasis Pada Pengembangan Potensi Wilayah Kabupaten Ende sebagai kawasan pengembangan
Yang Terpadu dan Berkelanjutan, Bertumpu Pada Perkebunan, Industri, Pariwisata dan
Masyarakat Berkualitas, Adil Dan Sejahtera Perhubungan

Tujuan: Mewujudkan Provinsi Nusa Tenggara Timur


sebagai provinsi kepulauan dan maritim yang berbasis Tujuan: Terwujudnya tata ruang Kabupaten Ende
pada pengembangan potensi sumber daya alam dan yang berdaya saing, berbasis pertanian yang
budaya lokal yang terpadu dan berkelanjutan, didukung oleh potensi kelautan, perikanan,
bertumpu pada masyarakat berkualitas, adil dan pariwisata, dan berwawasan lingkungan
sejahtera, dengan tetap memperhatikan aspek
mitigasi bencana.
PAGE 83
Arahan pencapaian sebagaimana
ditetapkan dalam Strategis
Nasional, RTRW Prov NTT, RTRW
Kab Ende dan Riparda Kab. Ende

Karakteristik dan fungsi WP


sebagai kawasan strategis nasional
dan sebagai kawasan konservasi

Isu strategis WP, yang antara lain


dapat berupa potensi, masalah,
dan urgensi penanganan

“MEWUJUDKAN TATA RUANG KAWASAN KELIMUTU-WOLOWARU


SEBAGAI PUSAT PENGEMBANGAN PARIWISATA SKALA DUNIA YANG
BERWAWASAN LINGKUNGAN HIDUP DAN BERTUMPU PADA KEARIFAN
LOKAL SERTA BERDAYA SAING” PAGE 84
Penetapan Tema Memperhatikan: 1. Wolowaru sebagai pusat perkotaan yang
melayani Ende bagian Timur, dengan
1 FUNGSI KAWASAN SEBAGAI KSN fungsi PKL
5 1 2. Kelimutu sebagai Kawasan Strategis
2
KONDISI FISIK LINGKUNGAN Pariwisata Nasional sengan adanya
SEBAGAI KAWASAN KONSERVASI Taman Nasional sebagai fungsi kawasan
konservasi
SEKTOR UNGGULAN PARIWISATA
4 2 3 3. Wolowaru-Kelimutu merupakan kawasan
ALAM rawan bencana longsor dan letusan
gunung berapi
3 4
VISI DAN TUJUAN PEMERINTAH 4. Potensi yang ada di Wolowaru-Kelimutu
PROVINSI DAN KABUPATEN ENDE adalah Pertanian, dan pariwisata;
5. Adanya isue pembangunan Geopark dan
5 ISUE STRATEGIS Inkubasi Kelimutu, dan sebagai Daya
Tarik Wisata (DTW), pengembangan
DTW Prioritas Labuan Bajo
Dengan adanya fungsi, potensi dan rencana pengembangan kawasan kedepan. 6. Didalam Riparda Kelimutu dan
Maka Tema yang diambil adalah EKOWISATA, sebagai bentuk peningkatan fungsi Wolowaru merupakan Klaster Wisata I
kawasan secara ekonomi dan fungsi kawasan sebagai daerah konservasi, potensi- dan II, dengan pengembangan wisata
potensi yang ada akan dikemas menjadi wisata yang bertumpu pada budaya lokal budaya
dan alam.
PAGE 85
TNK ENDE
Kelimutu-
Wolowaru
Ende dan
Sekitarnya

Zona Inti (pusat jasa wisata)

Zona pendukung (pusat


• TNK (Taman Nasional Kelimutu) sebagai perdagangan dan jasa
trigger pengembangan wisata di kawasan, wilayah perkotaan)
• Kelimutu-Wolowaru sebagai pusat Zona pendukung (wisata
pelayanan Jasa Wisata-Perdagangan, TNK budaya dan alam)
atraksi (DTW) wisata untuk mendukung Zona Pendukung
kegiatan wisata di TNK, (pengembangan kawasan
• Ende dan sekitarnya sebagai suporting perkotaan)
atraksi wisata sebagai rangkaian perjalan Zona Luar (Atraksi wisata
wisata Ende-Kelimutu dengan potensi pendukung)
wisata urban, wisata alam, dan wisata
history;
• Wolojita sebagai supporting daya tarik SIKKA
wisata dengan pengembangan wisata
alam, dan wisata budaya
WOLOJITA PAGE 86
Konsep pengembangan Woloara dan Koanara sebagai pusat Jalur pejalan kaki dan pesepeda
pelayanan wisata (tourism center) dengan aktivitas utama dalam kawasan didesain dengan
jalur hijau guna memberikan
pemenuhan jasa wisata meliputi amenitas dan akomodasi, kenyamanan bagi seluruh
namun juga kawasan wisata dengan potensi alam, budaya dan pengguna jalan
buatan.

Desain bangunan mengaplikasi bentuk fasade


rumah adat Ende dengan memanfaatkan Penanda lokasi wisata didesain dengan
material lokal. mengambil bentuk dasar dari atap rumah adat
Ende.
PAGE 87
KONSEP O6
STRUKTUR DAN
POLA RUANG

PAGE 88
Konsep Pusat Pelayanan Internal Kawasan ENDE : Pusat Pelayanan Kota (PPK) Kel.
Bokasape

: Sub Pusat Pelayanan Kota (SPPK):


Desa Nakambara dan Koanara

: Pusat Lingkungan Desa (PLD)


Koanara
: Kawasan Permukiman Desa
: Jaringan Jalan Antar Kecamatan
(Primer/Jalan Nasional
: Jaringan Jalan Antar Desa

Bokasape

SIKKA

PAGE 89
Pembagian Sub WP RDTR Ende-Kelimutu WP RDTR Ende-Kelimutu dibagi menjadi 6 (enam) SWP,
dengan karakter dan fungsi sebagai berikut:
1. SWP A (1.192,32 Ha) Nuamuri, Nuamuri Barat dan
SWP B:Pengembangan Detuene sebagai Kawasan Agrowisata dengan potensi
SWP A:Pengembangan
Kampung Wisata utama pertanian holtikultura. Tema pengembangan
Agrowisata
Agrowisata;
2. SWP B (826,98 Ha) Sebagian Woloara, Waturaka dan
Pemo sebagai Desa Wisata dengan potensi utama adat
dan budaya;. Tema pengembangan cultur tourism
SWP D:Pengembangan 3. SWP C (555,38 Ha) Woloara dan Koanara sebagai
Agrowisata
pusat pelayanan wisata (tourism center) dengan
aktivitas utama pemenuhan jasa wisata meliputi
amenitas dan akomodasi, namun juga kawasan wisata
dnegan potensi alam, budaya dna buatan;
4. SWP D (1.410,24 Ha) Lise Pu’u, Nualise, sebagian
Lisedetu dan Liselowobora sebagai pusat
pengembangan perkebunan dengan komoditi utama
SWP E:Pengembangan mete, kemiri, cengkeh, kopi dan pengembangan
Kawasan Perkotaan
biofarmaka termasuk pengolahannya
5. SWP E (482,67 Ha) Bokasape, Nakambara, Lisedetu
sebagai pusat kawasan perkotaan yang menjadi
support kegiatan wisata di Kelimutu-Wolowaru,
SWP C: Tourism
pertambangan galian C;
Center
6. SWP F (653,69 Ha) Nakambara dan Mbuliwaralau
Utara sebagai pusat pengembangan wisata alam
SWP F:Pengembangan dengan potensi utama pertanian dan air (sungai) dan
Wisata Alam pertambangan Galian C
PAGE 90
Pembagian Blok di Maismg-masing Sub WP 6 SWP 19 Blok
Sub WP Blok Luas (Ha)
A.1 319
A A.2 236
A.3 637
B.1 172
B.2 234
B
B.3 246
B.4 175
C.1 136
C C.2 228
C.3 191
D.1 485
D.2 355
D
D.3 220
D.4 351
E.1 130
E E.2 205
E.3 148
F.1 296
F
F.2 358
Luas Total 5.121
PAGE 91
Konsep Rencana Struktur Jaringan Transportasi

Jaringan transportasi direncanakan bertujuan KONEKTIFITAS


RencanaTerminal Mengintegrasikan Jalan Lokal Penambahan struktur jaringan jalan baru untuk
untuk mengatur jaringan pergerakan pada masa
Pariwisata Tipe C dan Lingkungan untuk meningkatkan aksesibilitas tiap kawasan ke pusat
Kelimutu meningkatkan Aksesbilitas, yang akan datang serta untuk mendukung
kota.
Pada Setiap SWP kegiatan fungsi utama yang akan dikembangkan
TRANSPORTASI PUBLIK
di Kawasan Pariwisata Kelimutu Ende yaitu Efesien dan saling terhubung antar moda
fungsi perumahan, perdagangan dan jasa, transportasi, sehingga meningkatkan efektifitas
industri, sarana pelayanan umum, wisata dan pergerakan.
Peningkatan Terminal
Tipe C Wolowaru lain-lain. JALAN LINGKUNGAN
Menjadi Terminal B Rencana jaringan Transportasi di Kawasan Ruang jalan yang memadai dan ramah bagi
Pariwisata Kelimutu Ende terdiri dari: pengguna jalan maupun pejalan kaki.
 Jalan Kolektor Primer, yang meliputi ruas PEDESTRIAN
jalan kabupaten yang terdapat didalam SK Ruang hunian, lingkungan dan perkotaan yang
saling terhubung dengan pedestrian sehingga
Jalan Kabupaten Ende, yang masuk dalam
memudahkan pergerakan penghuninya dengan
WP Kawasan Pariwisata Kelimutu Ende; aman dan nyaman.
Pemantapan
 Jalan Lokal, yang meliputi ruas jalan
Jalan Arteri
Penghubung antar SWP
 Jalan Lingkungan Primer, meliputi ruas jalan
yang menghubungkan antar rumah.
Meningkatkan dan Penambahan Ruas
Jalan Kolektor yang menghubungan
antar Kawasan yang terhubung
dengan Jalan Arteri.

PAGE 92
Konsep Rencana Struktur Jaringan Drainase
Sistem jaringan drainase direncanakan
untuk melindungan genangan air
permukaan di Kawasan Pariwisata Kelimutu
Ende. Sistem Jaringan Drainase terdiri dari:
• Saluran Primer
• Saluran Sekunder
• Saluran Tersier
• Saluran Lokal

PAGE 93
Konsep Rencana Struktur Jaringan Persampahan
Proyeksi Timbunan Sampah
Permasalahan Desa-desa di Kawasan Perencanaan belum
memiliki TPS. Kebiasaan warga di desa, penanganan sampah Proyeksi Timbulan Kebutuhan
No Kecamatan Penduduk Sampah TPS
masih dibakar atau dibuang di pekarangan yang masih luas. Ada
tahun 2042 (m3/hari) Lingkungan
juga masyarakat yang membuang sampah di pinggir jalan dan di
1 Bokasape 2.511 6,28 1
sungai. 2 Mbuliwaralau Utara 1.729 4,32 1
3 Lisedetu 1.239 3,10 0
4 Nualise 1.463 3,66 1
5 Liselowobora 1.122 2,81 0
6 Nakambara 1.267 3,17 1
7 Lise Pu’u 886 2,22 0
KEBUTUHAN PENGEMBANGAN PERSAMPAHAN 8 Nuamuri 3.708 9,27 1
1. Menerapkan program TPS 3R untuk menangani 30% timbulan 9 Nuamuri Barat 1.199 3,00 0
10 Koanara 1.476 3,69 1
sampah dimana setiap fasilitas 3R direncanakan melayani 1000 KK. 11 Woloara 2.518 6,29 1
2. Melakukan pengangkutan 70% timbulan sampah dari TPS menuju 12 Pemo 828 2,07 0
TPA dengan pengadaan truk sampah berkapasitas 8 m3. 13 Waturaka 634 1,58 0
3. Membangun fasilitas TPS untuk melayani setiap 1000 KK. 14 Detuena 2.932 7,33 1
Jumlah 23.511 58,78 9

Kriteria dan Asumsi yang digunakan:


• Kapasitas Truk 8 m3 dengan 2 ritasi per hari
• Faktor kompaksi wadah 1,2 dan faktor kompaksi truk 2
• Sampah dikurangi 30% di fasilitas TPS 3R dengan kapasitas
pelayanan 1000 KK
• Sampah terkelola 70% di fasilitas TPS dengan kapasitas
pelayanan 1000 KK

PAGE 94
NAMA UNSUR ZONA SUB-ZONA KODE LUAS (HA)
Zona Hutan Lindung Hutan Lindung HL 122,20
Zona Perlindungan
Perlindungan Setempat PS
Setempat 1321,81
Zona Lindung
Lapangan 1,96
Zona Ruang Terbuka Hijau RTH
Pemakaman 0,08
Zona Badan Air Sungai BA 34,81
Campuran Intensitas
Zona Campuran C-2
Menengah/Sedang 0,44
Zona Kawasan Peruntukan Sentra Industri Kecil dan
SIKM
Industri Menengah 2,43
Zona Pariwisata Pariwisata W 4,45
Zona Perdagangan dan Jasa Perdagangan dan Jasa Skala K-3 2,88
Zona Pertahanan dan
Pertahanan dan Keamanan HK
Keamanan 0,42
Holtikultura P-1 1462,36
Zona Pertanian Perkebunan P-2 1460,41
Pertanian P-3 213,02
Zona Budi Daya Perumahan Kepadatan Sedang R-3
177,28
Perumahan Kepadatan
Zona Perumahan R-4
Rendah 225,39
Perumahan Kepadatan Sangat
R-5
Rendah 50,80
Tempat Evakuasi Akhir PL-1 0,47
Zona Peruntukan Lainnya
Tempat Evakuasi Sementara PL-2 0,08
SPU Skala Kecamatan SPU-2 0,62
Zona Sarana Pelayanan
SPU Skala Kelurahan SPU-3 0,13
Umum
SPU Skala Desa SPU-3 0,75
Zona Transportasi Transportasi TR 0,09
Zona Badan Jalan Jalan BJ 95
PAGE 38,42
Total Luas 5121,29
TEMA DISKUSI PLENO

• Penjaringan sebaran lahan pemda di WP;


• Penjaringan informasi terkait wilayah perencanaan dari stakeholder
(asosasiasi/masyarakat/LSM)
• Penjaringan rencana program dari stakeholder;
• Masukan Kegiatan yang akan direncanakan di Wilayah Perencanaan

PAGE 96
TEMA DISKUSI DESK
• Sebaran Potensi dan permasalahan; Bahan yang ada di Meja Desk:

• Rencana pembangunan desa; 1. Peta Desa;


• Sebaran lahan pemda/lahan masyarakat yang 2. Rekapan potensi dan
dihibahkan untuk kegiatan/pembangunan permasalahan;
sarana dan prasarana;
3. Profil desa;
• Sebaran terkait Pemakaman Umum;
4. Stiki note;
• Sebaran lokasi untuk RTH, TPS, ssarana dan
prasarana; 5. Alat tulis
• Sebaran bencana;
• Sebaran wisata yang dapat dikembangkan;
• Informasi investasi/rencana investasi Peta yang sudah di diskusikan
harap diparaf dan di stempel desa

Seluruh informasi diatas harus dipetakan dimasing-masing Desa


PAGE 97
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG

TATA RUANG PINTU MASUK TERBAIK BAGI INVESTASI MENUJU


NEGERI MAKMUR, ADIL DAN SEJAHTERA

PAGE 98

Anda mungkin juga menyukai