1.1
BUKU RENCANA
KETENTUAN UMUM
Pemerintah Kabupaten Ende
Provinsi Nusa Tenggara Timur
1.1 Maksud, Tujuan, dan Sasaran Penyusunan RDTR Kawasan Pariwisata Ende-Kelimutu
1.1.1. Maksud
1.1.2. Tujuan
Tujuan dari pekerjaan ini adalah menyusun rencana detail tata ruang sebagai dasar
kebijakan pengembangan dan operasionalisasi perwujudan pemanfaatan ruang di
Kawasan Pariwisata Ende-Kelimutu.
1.1.3. Sasaran
1.2
BUKU RENCANA
KETENTUAN UMUM
Pemerintah Kabupaten Ende
Provinsi Nusa Tenggara Timur
1. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara,
termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan
makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya.
2. Tata Ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang.
3. Penataan Ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan
ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.
4. Rencana Tata Ruang adalah hasil perencanaan tata ruang.
5. Struktur Ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan
prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi
masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional.
6. Pola Ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi
peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budi
daya.
7. Zona adalah kawasan atau area yang memiliki fungsi dan karakteristik spesifik.
8. Pengaturan Penataan Ruang adalah upaya pembentukan landasan hukum bagi
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan Masyarakat dalam Penataan Ruang.
9. Pembinaan Penataan Ruang adalah upaya untuk meningkatkan kinerja Penataan
Ruang yang diselenggarakan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan
Masyarakat.
10. Pelaksanaan Penataan Ruang adalah upaya percapaian tujuan Penataan Ruang
melalui pelaksanaan Perencanaan Tata Ruang, Pemanfaatan Ruang, dan
Pengendalian Pemanfaatan Ruang.
11. Perencanaan Tata Ruang adalah suatu proses untuk menentukan Struktur Ruang dan
Pola Ruang yang meliputi penyusunan dan penetapan RTR.
12. Pemanfaatan Ruang adalah upaya untuk mewujudkan Struktur Ruang dan Pola Ruang
sesuai dengan RTR melalui penyusunan dan pelaksanaan program beserta
pembiayaannya.
13. Pengendalian Pemanfaatan Ruang adalah upaya untuk mewujudkan tertib Tata
Ruang.
14. Pengawasan Penataan Ruang adalah upaya agar Penyelenggaraan Pemanfaatan
Ruang dapat diwujudkan dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
1.3
BUKU RENCANA
KETENTUAN UMUM
Pemerintah Kabupaten Ende
Provinsi Nusa Tenggara Timur
15. Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang adalah kesesuaian antara rencana kegiatan
Pemanfaatan Ruang dengan RTR.
16. Konfirmasi Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang adalah dokumen yang
menyatakan kesesuaian antara rencana kegiatan Pemanfaatan Ruang dengan RDTR.
17. Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang adalah dokumen yang
menyatakan kesesuaian antara rencena kegiatan Pemanfaatan Ruang dengan RTR
selain RDTR.
18. Rekomendasi Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang adalah dokumen yang
menyatakan kesesuaian rencana kegiatan Pemanfaatan Ruang yang didasarkan pada
kebijakan nasional yang bersifat strategis dan belum diatur dalam RTR dengan
mempertimbangkan asas dan tujuan Penyelenggaraan Penataan Ruang.
19. Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota yang selanjutnya disebut PZ Kabupaten/Kota
adalah ketentuan yang mengatur tentang persyaratan pemanfaatan ruang dan
ketentuan pengendaliannya dan disusun untuk setiap blok/zona peruntukan yang
penetapan zonanya dalam rencana detail tata ruang.
20. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota yang selanjutnya disebut RTRW
Kabupaten/Kota adalah rencana tata ruang yang bersifat umum dari wilayah
kabupaten/kota, yang mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Rencana
Tata Ruang Pulau/Kepulauan, Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional, RTRW
Provinsi, dan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi.
21. Rencana Detail Tata Ruang yang selanjutnya disingkat RDTR adalah rencana secara
terperinci tentang tata ruang wilayah kabupaten/kota yang dilengkapi dengan
peraturan zonasi kabupaten/kota.
22. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur
terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif
dan/atau aspek fungsional
23. Bagian Wilayah Perencanaan yang selanjutnya disingkat BWP adalah bagian dari
kabupaten/kota dan/atau kawasan strategis kabupaten/kota yang akan atau perlu
disusun RDTRnya, sesuai arahan atau yang ditetapkan di dalam RTRW
Kabupaten/Kota yang bersangkutan.
24. Sub Bagian Wilayah Perencanaan yang selanjutnya disebut Sub BWP adalah bagian
dari BWP yang dibatasi dengan batasan fisik dan terdiri atas beberapa blok.
1.4
BUKU RENCANA
KETENTUAN UMUM
Pemerintah Kabupaten Ende
Provinsi Nusa Tenggara Timur
Kedudukan RDTR adalah sebagai rencana rinci dari Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten/Kota dan peraturan zonasi sebagai salah satu perangkat pengendalian pemanfaatan
ruang. Kedudukan RDTR dalam sistem perencanaan tata ruang dan sistem perencanaan
pembangunan nasional dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 1.1 Kedudukan RDTR dalam sistem perencanaan tata ruang dan Sistem
perencanaan pembangunan nasional
1.5
BUKU RENCANA
KETENTUAN UMUM
Pemerintah Kabupaten Ende
Provinsi Nusa Tenggara Timur
RDTR disusun apabila sesuai kebutuhan, RTRW kabupaten/kota perlu dilengkapi dengan
acuan lebih detil pengendalian pemanfaatan ruang kabupaten/kota. Dalam hal RTRW
kabupaten/kota memerlukan RDTR, maka disusun RDTR yang muatan materinya lengkap,
termasuk peraturan zonasi, sebagai salah satu dasar dalam pengendalian pemanfaatan ruang
RDTR merupakan rencana yang menetapkan blok pada kawasan fungsional sebagai
penjabaran kegiatan ke dalam wujud ruang yang memperhatikan keterkaitan antarkegiatan dalam
kawasan fungsional agar tercipta lingkungan yang harmonis antara kegiatan utama dan kegiatan
penunjang dalam kawasan fungsional tersebut.RDTR yang disusun lengkap dengan peraturan
zonasi merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan untuk suatu BWP tertentu.
1.6
BUKU RENCANA
KETENTUAN UMUM
Pemerintah Kabupaten Ende
Provinsi Nusa Tenggara Timur
1.2.4. Kriteria dan Lingkup Wilayah Perencanaan RDTR dan Peraturan Zonasi
1.7
BUKU RENCANA
KETENTUAN UMUM
Pemerintah Kabupaten Ende
Provinsi Nusa Tenggara Timur
RDTR ditetapkan dengan peraturan kepala daerah kabupaten/ kota sesuai wilayah
administrasinya. Wilayah perencanaan RDTR mencakup:
1. Wilayah administrasi.
Dapat terjadi pada kecamatan yang luas kawasan perkotaannya mendominasi luas
wilayah, cenderung enclave dan terpisah dari kawasan perkotaan di kecamatan
lainnya. Pada wilayah kota, RDTR biasanya disusun pada BWP yang ditetapkan dalam
RTRW Kota (lebih dari 1 kecamatan) Pada wilayah kabupaten, RDTR biasanya dilakukan
pada kawasan perkotaan (kecenderungan berada pada lintas kecamatan).
Kemungkinan Penerapan :
Berada pada wilayah kota yang BWP nya masih didominasi fungsi non terbangun
dan fungsi terbangunnya berada pada 1 wilayah kecamatan (kemungkinan terjadi
pada kota di luar Jawa)
Berada pada wilayah kabupaten dalam kondisi kawasan perkotaan yang enclave
mendominasi pada wilayah satu kecamatan
Gambar 1.3 Lingkup Wilayah RDTR Berdasarkan Wilayah Administrasi Kecamatan dalam
Wilayah Kota
1.8
BUKU RENCANA
KETENTUAN UMUM
Pemerintah Kabupaten Ende
Provinsi Nusa Tenggara Timur
Gambar 1.4 Lingkup Wilayah RDTR Berdasarkan Kawasan Fungsional seperti Bagian
Wilayah Kota/Subwilayah Kota
1.9
BUKU RENCANA
KETENTUAN UMUM
Pemerintah Kabupaten Ende
Provinsi Nusa Tenggara Timur
Gambar 1.5 Lingkup Wilayah RDTR Berdasarkan Bagian dari Wilayah Kabupaten yang
Memiliki Ciri Perkotaan
1.10
BUKU RENCANA
KETENTUAN UMUM
Pemerintah Kabupaten Ende
Provinsi Nusa Tenggara Timur
Gambar 1.6 Lingkup Wilayah RDTR Berdasarkan Kawasan Strategis Kabupaten/Kota yang
Memiliki Ciri Kawasan Perkotaan
5. Bagian wilayah kabupaten/kota yang berupa kawasan pedesaan dan direncanakan
menjadi kawasan perkotaan.
Lingkup wilayah dapat berada pada areal pengembangan pusat pertumbuhan baru
suatu wilayah kabupaten/kota karena adanya peningkatan hirarki kota dalam rencana
struktur ruang RTRW (misal dari PPL menjadi PPK). Dapat juga berupa pengembangan
dari ibu kota kecamatan (IKK) menjadi kawasan perkotaan lintas kecamatan. Selain itu
dapat juga berupa pengembangan Kawasan Permukiman Skala Besar, misal KASIBA-
LISIBA, atau Kota Terpadu Mandiri (KTM) yang pengembangannya akan berimplikasi
pada perkembangan kawasan perkotaan baru
Gambar 1.7 Lingkup Wilayah RDTR Berdasarkan Bagian dari Wilayah Kabupaten/Kota yang
Berupa Kawasan Perdesaan dan Direncanakan Menjadi Kawasan Perkotaan
RDTR Kabupaten/Kota berlaku dalam jangka waktu 20 (dua puluh) tahun dan ditinjau
kembali setiap 5 (lima) tahun. Peninjauan kembali RDTR Kabupaten/Kota dapat dilakukan lebih
1.11
BUKU RENCANA
KETENTUAN UMUM
Pemerintah Kabupaten Ende
Provinsi Nusa Tenggara Timur
dari 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun apabila terjadi perubahan lingkungan strategis berupa
bencana alam skala besar dan perubahan batas wilayah daerah. Selain itu perlu dipertimbangkan
pula jika terjadi perubahan RTRW kabupaten/kota yang mempengaruhi BWP RDTR atau terjadi
dinamika internal kabupaten/kota seperti perkembangan ekonomi yang signifikan dan sebagainya
yang mempengaruhi pemanfaatan ruang secara mendasar.
1.12
BUKU RENCANA
KETENTUAN UMUM