Anda di halaman 1dari 10

R ENCANA D ETAIL T ATA R UANG (RDTR) DAN P ERATURAN Z ONASI

UP V TANJUNG PERAK

BAB 1 I
2 PENDAHULUAN

Pada Bab ini menjabarkan latar belakang, tujuan dan sasaran kegiatan, ruang lingkup kegiatan yang mencakup
lingkup lokasi dan materi serta dasar hukum.

1.1 LATAR B ELAKANG


Rencana tata ruang merupakan pedoman pembangunan dalam memanfaatkan ruang serta
dalam menyusun program pembangunan yang berkaitan dengan pemanfaatan ruang di suatu daerah.
Dalam proses implementasi pemanfaatan ruang, rencana tata ruang menjadi dasar dalam pemberian
rekomendasi pengarahan dan perijinan pemanfaatan ruang, sehingga pemanfaatan ruang dalam
pelaksanaan pembangunan selalu sesuai dengan rencana tata ruangnya.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 Tentang Penataan Ruang, ditentukan
bahwa sistem penataan ruang di Indonesia mengatur jenjang atau tingkatan baik berdasarkan lingkup
wilayah administrasi (Nasional, Provinsi, Kota dan Kabupaten), juga berdasarkan kedetailan yaitu
berupa rencana umum dan rencana rinci. Pada konteks Kota Surabaya, maka Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota Surabaya mengacu kepada Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional dan Rencana Tata
Ruang Wilayah Provinsi, yang selanjutnya disusun rencana rincinya dalam bentuk Rencana Detail Tata
Ruang (RDTR) dan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Kota.
Kota Surabaya telah memiliki Rencana Tata Ruang Wilayah yang ditetapkan dalam Peraturan
Daerah Nomor 12 tahun 2014. Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Surabaya disusun dengan
kedalaman peta 1:10.000, sehingga masih bersifat umum yang belum bisa digunakan untuk
operasional pelaksanaan pembangunan khususnya perijinan. Untuk itu diperlukan Rencana Detail Tata
Ruang yang disusun dengan kedalaman skala peta minimum 1:5.000. Dalam penyusunan Rencana
Detail Tata Ruang Kota Surabaya disusun pada setiap Unit Pengembangan (UP) yang berdasarkan
Peraturan Menteri PU Nomor 20/PRT/M/2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata
Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota. Dengan demikian di dalam Penyusunan Rencana Detail
Tata Ruang ini sudah dilengkapi dengan Peraturan Zonasi sebagai satu kesatuan.

M ATERI T EKNIS I - 1
R ENCANA D ETAIL T ATA R UANG (RDTR) DAN P ERATURAN Z ONASI
UP V TANJUNG PERAK
Materi penyusunan Rencana Detail Tata Ruang ini mempunyai beberapa perbedaan jika terhadap bangunan dan lingkungan cagar budaya. Untuk tetap menjaga fungsi utama yang ada dan
dibandingkan dengan Rencana Detail Tata Ruang yang pernah ada di Kota Surabaya, diantaranya dalam pengembangnnya kedapan, maka di perlukan pengendalian terhadap rencana pola ruang.
terkait dengan : Selanjutnya berdasar hal tersebut diatas, maka rencana rinci dalam bentuk Rencana Detail
 lingkup wilayah perencanaan yang ditetapkan untuk setiap Unit Pengembangan dalam Peraturan Tata Ruang disusun berdasarkan lingkup Unit Pengembangan tersebut.
Menteri PU Nomor 20/PRT/M/2011 disebut sebagai Bagian Wilayah Perkotaan (BWP);
 terintegrasinya Rencana Detail Tata Ruang dengan Peraturan Zonasi; 1.2 T UJUAN P ENYUSUNAN L APORAN RENCANA D ETAIL T ATA R UANG
 zona dan sub zona merupakan istilah lain dari pola ruang yang digambarkan ke dalam blok dan Adapun tujuan dari Penyusunan Regulasi Zoning Rencana Detail Tata Ruang pada UP V

sub blok; Tanjung Perak adalah merumuskan materi Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi yang

 rencana penggunaan lahan yang selanjutnya digambarkan dalam zona dan sub zona, juga sesuai dengan peraturan yang ada, sehingga dapat dijadikan acuan bagi Pemerintah Kota Surabaya

berfungsi sebagai zonning map; dalam melaksanakan, mengatur dan mengendalikan pembangunan sesuai dengan tujuan yang akan

 rencana struktur ruang (yang memuat pusat kegiatan dan sistem jaringan prasarana wilayah) dicapai.

tidak lagi menjadi salah satu materi pokok dalam Rencana Detail Tata Ruang, tetapi hanya
memuat tentang jaringan prasarana wilayah; 1.3 D ASAR HUKUM
 peraturan zonasi menjadi inti dari materi pengendalian pemanfaatan ruang memuat tentang Dasar hukum dalam Penyusunan Regulasi Zoning Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) UP V
zonning text dan zonning map; dan Tanjung Perak adalah:
 dari aspek legalitas, Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi dapat disusun secara 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
terpisah dan keduanya memiliki kekuatan hukum sebagai Peraturan Daerah dan harus 2. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Kota Besar dalam
mendapatkan persetujuan substansi dari Kementerian PU selaku BKPRN. Namun dalam Lingkungan Provinsi Jawa Timur/Jawa Tengah/Jawa Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta
perkembangannya, kewenangan ini sudah didekonsentrasikan kepada Gubernur Jawa Timur sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965 (Lembaran Negara
melalui BKPRD Provinsi Jatim. Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2730);
Selanjutnya terkait dengan lingkup dari masing-masing perencanaan Rencana Detail Tata 3. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Ruang, penentuannya di wilayah Surabaya mengikuti pola perumusan struktur ruang dan kegiatan Tahun 1974 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3046);
dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota. Ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah bahwa 4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi (Lembaran Negara Tahun 1999
struktur ruang wilayah Kota Surabaya terdiri atas sistem pusat pelayanan dan fungsi kegiatan meliputi Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara 3881);
pengembangan pusat kegiatan nasional, pengembangan pusat pelayanan kota, pengembangan pusat 5. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 132,
lingkungan di wilayah unit pengembangan untuk wilayah darat dan pengembangan unit Tambahan Lembaran Negara Nomor 4444);
pengembangan di wilayah laut. Untuk strategi pengembangan pusat lingkungan di wilayah Unit 6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian (Lembaran Negara Tahun 2007
Pengembangan untuk wilayah darat menetapkan 12 (dua belas) Unit Pengembangan beserta Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4722);
pusatnya dengan spesifikasi fungsi masing-masing kawasan. 7. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara
Sehingga diperlukan penanganan yang berbeda pada msing-masing Unit Pengembangan (UP). Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4723);
Salah satunya yaitu Unit Pengembangan V Tanjung Perak sebagai Fungsi Pusat Pelayanan Kota dan 8. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Tahun 2007
Regional utama yaitu dengan kegiatan Perdagangan jasa, Pariwisata, Pendidikan, Kesehatan dan Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4725);
Industri. Pusat di kawasan Tanjung Perak yang memiliki fungsi utama adalah pelabuhan, kawasan
pertahanan dan keamanan negara, kawasan industri strategis, perdagangan dan jasa, dan lindung

M ATERI T EKNIS I - 2
R ENCANA D ETAIL T ATA R UANG (RDTR) DAN P ERATURAN Z ONASI
UP V TANJUNG PERAK
9. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Nomor 24, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5657) sebagaimana telah diubah dengan
(Tambahan Lembaran Negara Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4739) Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan
Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Lembaran Negara Nomor 5679);
(Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5490); 23. Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2002 tentang Hutan Kota (Lembaran Negara Tahun 2002
10. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah (Lembaran Negara Tahun Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4242);
2008 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4851); 24. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Bangunan Gedung (Lembaran Negara
11. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaran Negara Tahun Tahun 2005 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4532);
2002 Nomor 134 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4247); 25. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan (Lembaran Negara Tahun 2006
12. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4655);
Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4966); 26. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2009 tentang Kawasan Industri (Lembaran Negara Tahun
13. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran 2009 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4987);
Negara Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5025); 27. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang
14. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan (Lembaran Negara Tahun 2009 (Lembaran Negara Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5103);
Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5052); 28. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara Peran Masyarakat
15. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dalam Penataan Ruang (Lembaran Negara Tahun 2010 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara
(Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5059); Nomor 5160);
16. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya (Lembaran Negara Tahun 2010 29. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011 tentang Sungai (Lembaran Negara Tahun 2011
Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5168); Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5230);
17. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran 30. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2013 tentang Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang
Negara Tahun 2011 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5188); (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara
18. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan Republik Indonesia Nomor 5393);
(Lembaran Negara Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5234); 31. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2016 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Kajian
19. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun (Lembaran Negara Tahun 2011 Lingkungan Hidup Strategis (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 228,
Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5252); Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5941);
20. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Tahun 2014 32. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2017 tentang Perubahan atas
Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5492); Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
21. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan (Lembaran Negara Tahun 2014 (Lembaran Negara Tahun 2017 Nomor 77, Tambahan Lembaran Negara Nomor 6042);
Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5512); 33. Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional,
22. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern;
2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5587) sebagaimana telah diubah dengan 34. Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah bagi
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Pembangunan untuk Kepentingan Umum (Lembaran Negara Tahun 2012 Nomor 156)
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 30 Tahun 2015 tentang Perubahan
2014 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Tahun 2015 Ketiga atas Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan

M ATERI T EKNIS I - 3
R ENCANA D ETAIL T ATA R UANG (RDTR) DAN P ERATURAN Z ONASI
UP V TANJUNG PERAK
Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum (Lembaran Negara Tahun 2015 Nomor 55) 47. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 2 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 148 Tahun 2015 tentang Perubahan Pengendalian Pencemaran Air di Provinsi Jawa Timur (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur
Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaran Pengadaan Tahun 2008 Nomor 1 Seri E);
Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum (Lembaran Negara Tahun 2015 Nomor 48. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 3 Tahun 2008 tentang Perlindungan,
366); Pemberdayaan Pasar Tradisional, dan Penataan Pasar Modern di Provinsi Jawa Timur (Lembaran
35. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2008 Nomor 2 Seri E);
Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan; 49. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 5 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang
36. Peraturan Menteri Perdagangan 53/M-DAG/PER/12/2008 tentang Pedoman Penataan dan Wilayah Provinsi Jawa Timur Tahun 2011-2031 (Lembaran Daerah Tahun 2012 Nomor 3 Seri D);
Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern; 50. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 34 Tahun 2013 tentang Mekanisme Pemberian
37. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 02/PER/M.KOMINFO/3/2008 tentang Persetujuan Substansi Rancangan Raperda Kabupaten/Kota Tentang Rencana Detail Tata Ruang
Pedoman Pembangunan dan Penggunaan Menara Bersama Telekomunikasi; Bagian Wilayah Perkotaan Kabupaten/Kota (Berita Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
38. Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Pekerjaan Umum, Menteri Komunikasi dan Nomor 34 Seri E);
Infromatika dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 18 Tahun 2009, 51. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 80 Tahun 2014 tentang Pemanfaatan Ruang pada
07/PRT/M/2009, 19/PER/M.KOMINFO/03/2009, 3/P/2009 tentang Pedoman Pembangunan dan Kawasan Pengendalian Ketat Skala Regional di Provinsi Jawa Timur (Berita Daerah Provinsi Jawa
Penggunaan Bersama Menara Telekomunikasi; Timur Tahun 2014 Nomor 80 Seri E);
39. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan 52. Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 7 Tahun 2002 tentang Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau
Ruang Daerah; (Lembaran Daerah Tahun 2002 Nomor 1 Seri E);
40. Peraturan Menteri Perdagangan 68/M-DAG/PER/10/2012 tentang Waralaba dan Jenis Usaha Toko 53. Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 17 Tahun 2003 tentang Penataan dan Pemberdayaan
Modern; Pedagang Kaki Lima (Lembaran Daerah Tahun 2003 Nomor 7 Seri E);
41. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 70/M-DAG/PER/12/2013 tentang Pedoman Penataan dan 54. Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 3 Tahun 2005 tentang Rumah Susun (Lembaran Daerah
Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern; Tahun 2005 Nomor 1 Seri E);
42. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20/PRT/M/2011 tentang Pedoman Penyusunan 55. Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 5 Tahun 2005 tentang Pelestarian Bangunan dan/atau
Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota; Lingkungan Cagar Budaya (Lembaran Daerah Tahun 2005 Nomor 2 Seri E);
43. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 02/PRT/M/2014 tentang Pedoman Pemanfaatan 56. Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 7 Tahun 2009 tentang Bangunan (Lembaran Daerah
Ruang di Dalam Bumi; Tahun 2009 Nomor 7, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 7) sebagaimana telah diubah dengan
44. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 03/PRT/M/2014 tentang Pedoman Perencanaan, Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 6 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah
Penyediaan dan Pemanfaatan Prasarana dan Sarana Jaringan Pejalan Kaki di Kawasan Perkotaan; Nomor 7 Tahun 2009 tentang Bangunan (Lembaran Daerah Tahun 2013 Nomor 6, Tambahan
45. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 28/PRT/M/2015 tentang Lembaran Daerah Nomor 6);
Penetapan Garis Sempadan Sungai dan Garis Sempadan Danau; 57. Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 7 Tahun 2010 tentang Penyerahan Prasarana, Sarana
46. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 10 Tahun 2007 tentang Perizinan Pengambilan dan dan Utilitas pada Kawasan Industri, Perdagangan, Perumahan dan Permukiman (Lembaran
Pemanfaatan Air Permukaan di Jawa Timur (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2007 Daerah Tahun 2010 Nomor 7, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 5);
Nomor 6 Seri E); 58. Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 1 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Usaha di Bidang
Perdagangan dan Perindustrian (Lembaran Daerah Tahun 2010 Nomor 1, Tambahan Lembaran
Daerah Nomor 1);

M ATERI T EKNIS I - 4
R ENCANA D ETAIL T ATA R UANG (RDTR) DAN P ERATURAN Z ONASI
UP V TANJUNG PERAK
59. Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 23 Tahun 2012 tentang Kepariwisataan (Lembaran 4. Kelurahan Kemayoran seluas
Daerah Tahun 2012 Nomor 23, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 20); 5. Kelurahan Krembangan Selatan seluas
60. Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 8 Tahun 2014 tentang Penataan Toko Swalayan di Kota
Tabel 1.1
Surabaya (Lembaran Daerah Tahun 2015 Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 2);
Luas Administrasi UP.V Tanjung Perak
61. Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 12 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah No Kecamatan/Kelurahan Luas (ha)
Kota Surabaya Tahun 2014-2034 (Lembaran Daerah Tahun 2014 Nomor 12, Tambahan Lembaran I Kecamatan Pabean Cantian 543.41
1. Kelurahan Bongkaran 79.07
Daerah Nomor 10); dan
2. Kelurahan Nyamplungan 52.18
62. Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 15 Tahun 2014 tentang Hutan Kota (Lembaran Daerah 3. Kelurahan Krembangan Utara 50.90
Tahun 2014 Nomor 15, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 13). 4. Kelurahan Perak Timur 43.15
5. Kelurahan Perak Utara 318.11
II Kecamatan Semampir 884.15
1.4 RUANG LINGKUP P ERENCANAAN 1. Kelurahan Ampel 40.54
2. Kelurahan Pegirian 71.69
Ruang lingkup perencanaan pada Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang UP V Tanjung Perak
3. Kelurahan Wonokusumo 136.78
meliputi lingkup lokasi dan lingkup materi, yang dijabarkan sebagai berikut: 4. Kelurahan Ujung 567.31
1.4.1 RUANG LINGKUP LOKASI 5. Kelurahan Sidotopo 67.83
III Kecamatan Krembangan 872.53
Lokasi perencanaan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang UP V Tanjung Perak berada di
1. Kelurahan Dupak 61.13
bagian utara Kota Surabaya meliputi seluruh Kecamatan Pabean Cantian, Kecamatan Semampir, dan
2. Kelurahan Morokrembangan 367.96
Kecamatan Krembangan dengan luas kurang lebih 2.300,09 Ha. 3. Kelurahan Perak barat 271.00
Terdiri atas 3 (tiga) Kecamatan dan 15 (lima belas) Kelurahan: 4. Kelurahan Kemayoran 54.40
5. Kelurahan Krembangan Selatan 118.03
I. Kecamatan Pabean Cantian seluas
Total Luas (Ha) 2,300.09
1. Kelurahan Bongkaran seluas Sumber: hasil perhitungan GIS, tahun 2017
2. Kelurahan Nyamplungan seluas
3. Kelurahan Krembangan Utara seluas Lingkup lokasi wilayah perencanaan UP V Tanjung Perak berbatasan dengan:
4. Kelurahan Perak Timur seluas  Sebelah utara : Selat Madura
5. Kelurahan Perak Utara seluas  Sebelah timur : Kecamatan Kenjeran
II. Kecamatan Semampir seluas  Sebelah selatan : Kecamatan Bubutan dan Kecamatan Simokerto
1. Kelurahan Ampel seluas  Sebelah barat : Kecamatan Asemrowo
2. Kelurahan Pegirian seluas
3. Kelurahan Wonokusumo seluas Ruang lingkup lokasi wilayah perencanaan UP VTanjung Perak tersebut dapat dilihat pada
4. Kelurahan Ujung seluas Peta 1.1. Orientasi Wilayah Perencanaan UP V Tanjung Perak dan Peta 1.2. Batas
5. Kelurahan Sidotopo seluas Administrasi Wilayah Perencanaan UP V Tanjung Perak.
III. Kecamatan Krembangan seluas
1. Kelurahan Dupak seluas
2. Kelurahan Morokrembangan seluas
3. Kelurahan Perak barat seluas

M ATERI T EKNIS I - 5
R ENCANA D ETAIL T ATA R UANG (RDTR) DAN P ERATURAN Z ONASI
UP V TANJUNG PERAK
1.4.2 RUANG LINGKUP MATERI d. Sub Unit Pengembangan Yang Diprioritakan Penanganannya
Struktur dan sistematika Regulasi Zoning pada dasarnya memuat tentang Rencana Detail Tata  Penetapan Sub UP yang Diprioritaskan
Ruang Kota, meliputi langkah-langkah penentuan tujuan dan sasaran pembangunan kawasan  Tema dan Rencana Penanganan Sub UP yang Diprioritaskan
perencanaan, perumusan kebijakan dan strategi pengembangan kawasan, identifikasi potensi dan e. Ketentuan Pemanfaatan Ruang
masalah kawasan, analisis ruang makro dan mikro kawasan, perumusan kebutuhan pengembangan  Indikasi Program Pemanfaatan Ruang Prioritas
dan penataan ruang kawasan, perumusan rencana detail tata ruang kawasan, pengaturan ketentuan f. Peraturan Zonasi
pola ruang, dan ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang.  Ketentuan Umum Peraturan Zonasi dan Peraturan Zonasi
1. Perumusan Konsep Pengembangan UP V Tanjung Perak
Perumusan konsep pengembangan untuk UP V Tanjung Perak meliputi :
a. Skenario Pusat Kegiatan 1.5 SISTEMATIKA P EMBAHASAN
b. Arahan Pusat Pelayanan Sistematika Materi Teknis kegiatan penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan

c. Arahan Pengembangan Zonasi UP V Tanjung Perak terdiri dari :

2. Rencana BAB I : PENDAHULUAN

a. Tujuan Penataan UP V Tanjung Perak Menjabarkan latar belakang, tujuan kegiatan, ruang lingkup kegiatan yang mencakup

 Tinjauan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Surabaya terhadap Wilayah Perencanaan lingkup lokasi dan materi, dasar hukum serta sistematika pembahasan.

 Profil Wilayah Perencanaan dan Isu Strategis UP V Tanjung Perak BAB II : KETENTUAN UMUM

 Tujuan Penataan UP V Tanjung Perak Bab ini berisikan istilah dan definisi dalam penataan ruang, Kedudukan RDTR dan

 Kebijakan dan Strategi Penataan UP V Tanjung Perak Peraturan Zonasi, fungsi dan manfaat RDTR dan Peraturan Zonasi, kriteria dan lingkup

b. Rencana Pola Ruang wilayah perencanaan serta masa berlaku RDTR

 Konsep Pengembangan UP V Tanjung Perak BAB III : TUJUAN PENATAAN UP V TANJUNG PERAK

 Pembagian Sub Wilayah Perencanaan Pada bab ini mengkaji kebijakan terkait pengembangan wilayah perencanaan, yang akan

 Penetapan Kode Zona dan Sub Zona menjadi dasar dalam penentuan tujuan penataan di Unit Pengembangan V Tanjung

 Rencana Pola Ruang UP V Tanjung Perak Perak, beserta kebijakan dan strategi.

c. Rencana Jaringan Prasarana BAB IV : RENCANA POLA RUANG UP V TANJUNG PERAK

 Rencana Pengembangan Jaringan Pergerakan Bab ini berisi rencana pola ruang Unit Pengembangan V Tanjung Perak, meliputi kawasan

 Rencana Pengembangan Jaringan Energi/Kelistrikan lindung dan kawasan budidaya yang direncanakan pada setiap blok di wilayah

 Rencana Pengembangan Jaringan Telekomunikasi perencanaan.

 Rencana Pengembangan Jaringan Air Minum BAB V : RENCANA JARINGAN PRASARANA

 Rencana Pengembangan Jaringan Drainase Pada bab ini memuat rencana jaringan, meliputi jaringan jalan yang mengkaji rencana

 Rencana Pengembangan Jaringan Air Limbah pergerakan, sistem transportasi dan rencana jalan di wilayah perencanaan. Jaringan

 Rencana Pengembangan Persampahan listrik, telekomunikasi, air bersih, limbah dan sistem persampahan serta jalur evakuasi

 Rencana Pengembangan Prasarana Lainnya bencana.

M ATERI T EKNIS I - 6
R ENCANA D ETAIL T ATA R UANG (RDTR) DAN P ERATURAN Z ONASI
UP V TANJUNG PERAK
BAB VI : PENETAPAN SUB UNIT PENGEMBANGAN (UP) YANG DIPRIORITASKAN PENANGANANNYA
Menjabarkan analisis kawasan dalam penetapan sub Unit Pengembangan yang akan
diprioritaskan, beserta penanganan kawasan yang terpilih.
BAB VII : KETENTUAN PEMANFAATAN RUANG
Bab ini berisi indikasi program pemanfaatan ruang, program prioritas meliputi struktur,
pola ruang dan indikasi program pada sub unit pengembangan yang diprioritaskan.
BAB VIII : PERATURAN ZONASI
Bab ini merupakan ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang yang memuat aturan
zonasi berupa zonning text dan zonning map pada wilayah perencanaan Unit
Pengembangan V Tanjung Perak.

M ATERI T EKNIS I - 7
R ENCANA D ETAIL T ATA R UANG (RDTR) DAN P ERATURAN Z ONASI
UP V TANJUNG PERAK

M ATERI T EKNIS I - 8
R ENCANA D ETAIL T ATA R UANG (RDTR) DAN P ERATURAN Z ONASI
UP V TANJUNG PERAK

M ATERI T EKNIS I - 9
P ENYUSUNAN R EGULASI Z ONING R ENCANA D ETAIL T ATA R UANG (RDTR)
UP V TANJUNG PERAK

Anda mungkin juga menyukai