Anda di halaman 1dari 21

Pemerintah Kabupaten Ende

Provinsi Nusa Tenggara Timur

3.1
BUKU RENCANA
DELINEASI DAN PEMBAGIAN WILAYAH PERENCANAAN
Pemerintah Kabupaten Ende
Provinsi Nusa Tenggara Timur

3.1. Deliniasi Wilayah Perencanaan (WP)

3.1.1. Urgensi Penyusunan RDTR Di Kawasan Pariwisata Ende-Kelimutu

Kawasan Kelimutu yang ada di Kabupaten Ende merupakan Kawasan Strategis Pariwisata
Nasional, selain itu juga termasuk dalam kawasan andalan Maumere-Ende. Mengembangkan
Kawasan Andalan Maumere-Ende untuk kegiatan pariwisata berbasis cagar budaya dan ilmu
pengetahuan, ekowisata, kegiatan pendukung pariwisata, permukiman, serta didukung prasarana dan
sarana.

Berdasarkan Perda Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2010-2030, menyebutkan bahwa Kawasan
Kelimutu termasuk dalam Kawasan Strategis Provinsi sebagai Kawasan Strategis Konservasi
Lingkungan Hidup Kawasan Kelimutu dan sekitarnya, Kawasan Peruntukan Wisata. Kawasan Kelimutu
juga termasuk dalam Pengembangan Pariwisata KLASTER III: Ende-Sikka-Flores Timur & Lembata
dengan konsep Ekowisata yang bertumpu pada danau Kelimutu dan berbagai atraksi wisata budaya
lokal. Berikut adalah isue pengembangan kawasan di sekitar Taman Nasional dan Sekitarnya:

1. Target pemerintah sektor pariwisata menjadi salah satu sektor unggulan dan potensial untuk
penerimaan negara dan menjadi trigger kegiatan ekonomi di daerah;
2. KSPN TN Kelimutu merupakan kawasan wisata nasional yang mempunyai DTW tersendiri, dan
hanya ada di Kelimutu;
3. KSPN TN Kelimutu selain sebagai kawasan wisata yang diharapkan dapat meningkatkan
perekonomian wilayah juga sebagai Kawasan Strategis Konservasi Lingkungan Hidup;
4. Saat ini sudah mulai tumbuh sarana penunjang wisata Danau Kelimutu (caffe, penginapan
dll);
5. Pada tahun 2022 Kementerian PUPR akan membangun Kawasan Inkubasi di TN Kelimutu
6. Adanya rencana pembangunan Geopark Kelimutu

Berdasarkan hal-hal tersebut maka Penyusunan RDTR di Kawasan Pariwisata Ende-Kelimutu


sangat diperlukan sebagai:

1. RDTR Di Kawasan Pariwisata Ende-Kelimutu untuk mengatur sinergitas antar sektor unggulan
(agrowisata) untuk daya saing dengan fungsi sebagai kawasan lingkungan hidup dan
menghindari konflik pemanfaatan ruang antar sektor unggulan;
2. Sebagai acuan pemberian ijin pemanfaatan ruang pada kawasan Wisata Taman Nasional
Kelimutu;

3.2
BUKU RENCANA
DELINEASI DAN PEMBAGIAN WILAYAH PERENCANAAN
Pemerintah Kabupaten Ende
Provinsi Nusa Tenggara Timur

3. Mempurmudah proses perijinan pemanfaatan ruang di Kawasan Kelimutu;


4. Meningkatkan daya saing kawasan.

3.1.2. Perumusan Kriteria Pemilihan Kawasan Perencanaan

Kriteria yang digunakan dalam menentukan kawasan perencanaan, kriteria dirumuskan dari
kajian kondisi eksisiting dan perumusan isu awal yang dilakukan. Dari perumusan tersebut didapatkan
10 (sepuluh) kriteria yang digunakan yaitu :

1. Amanat Tata Ruang Nasional


Kriteria ini digunakan untuk melihat kawasan-kawasan yang merupakan kawasan strategis
nasional maupun provinsi yang mempunyai nilai investasi maupun nilai pemanfaatan ruang secara
nasional baik pemanfaatan ruang secara investasi ekonomi maupun secara kelestarian lingkungan
hidup.
2. Amanat Tata Ruang Kabupate
Kriteria ini dilakukan untuk melihat fungsi kawasan pada struktur ruang Kabupaten, hal ini
dikarenakan RDTR Ende-Kelimutu bukan merupakan RDTR Perkotaan sehingga diharapkan
deliniasi diluar kawasan perkotaan
3. Penetapan Kawasan Startegis Kabupaten
Kriteria ini didasarkan pada kepentingan daerah dalam mengembangkan wilayahnya. Dengan
adanya penetapan kawasan strategis tentu kawasan tersebut akan menjadi prioritas dalam
pengembangan dan pembangunan. Penetapan kawasan strategis yang dilihat dari rencana tata
ruang Kabupaten Ende. Seluruh kawasan strategis yang ditetapkan harus memiliki nilai strategis
fungsi ekonomi maupun lingkungan hidup.
4. Sistem perwilayah
Kriteria ini digunakan untuk melihat aktivitas yang ada di dalam kawasan. Untuk mendukung
investasi maka kegiatan haruslah yang mencirikan pariwisata, maksudnya adalah kegiatan tidak
berupa perdagangan jasa skala perkotaan diperbolehkan perdagangan dan jasa untuk mendukung
kegiatan wisata.
5. Potensi wisata
Kawasan yang nantinya akan dijadikan lokasi RDTR adalah kawasan yang mempunyai potensi
wisata yang diharapkan dapat mendukung kegiatan wisata di Taman Nasional Kelimutu

3.3
BUKU RENCANA
DELINEASI DAN PEMBAGIAN WILAYAH PERENCANAAN
Pemerintah Kabupaten Ende
Provinsi Nusa Tenggara Timur

6. Bernilai Investasi Tinggi


Salah satu Fungsi dan Tujuan dari penyusunana RDTR adalah untuk mendukung investasi, hal ini
dipergunakan untuk melihat kawasan-kawasan yang saat ini sudah mulai tumbuh investasi
disektor wisata
7. Integritas dengan infrastruktur
Aksesibilitas dalam destinasi wisata sangatlah berpengaruh sehingga integritas dengan jalan utama
(arteri) menjadi salah satu kriteria deliniasi
8. Jarak dari pusat kegiatan
Desa Moni adalah start desa sebelum menuju Taman Nasional Kelimutu sehingga di mungkinkan
perkembangan kawasan sekitar Kelimutu terpusat di desa ini.
9. Kepadatan Penduduk
Kriteria ini digunakan untuk mengetahui tingkat ketertarikan bermukim pada suatu kawasan.
Kriteria ini sebenarnya memiliki hubungan dengan kriteria lahan terbangun, tetapi memang
dikhususkan mengetahui kepadatan penduduk. Semakin tinggi kepadatan penduduk maka
kegiatan yang mengarah pada pertumbuhan ekonomi akan semakin tinggi.
10.Darah rawan bencana
Daerah dengan kerawanan tinggi dapat disusun RDTR hal ini untuk menjadikan kawasan sesuai
dengan fungsinya (lindung) dan mencegah dijadikan sebagai kawasan budidaya.

Sumber: Tim Penyusun, 2021

Gambar 3.1. Parameter Penentuan Deliniasi RDTR di Kawasan Pariwisata Ende-Kelimutu

3.4
BUKU RENCANA
DELINEASI DAN PEMBAGIAN WILAYAH PERENCANAAN
Pemerintah Kabupaten Ende
Provinsi Nusa Tenggara Timur

Dari kriteria diatas maka akan dibuatkan indikator, hal ini dilakukan untuk menilai parameter
di masing-masing lokasi dengan teknik skoring.

Tabel 3.1. Indikator Penentuan Deliniasi RDTR di Kawasan Pariwisata Ende-Kelimutu


INDIKATOR
PARAMETER
SKOR 3 SKOR 1

Ditetapkan sebagai KSN/KSP Termasuk dalam KSP/KSP Tidak termasuk dalam KSP/KSN
(kawasan Strategis
Nasional/Kawasan Strategis
Provinsi)

Fungsi Secara Struktur Ruang di Tidak Termasuk dalam kawasan Termasuk dalam kawasan
RTRW Kab. Ende (PPW, PKL, PPK) perkotaan perkotaan

Ditetapkan sebagai KSK (kawasan Sebagai Kawasan Stategis Tidak Sebagai Kawasan Stategis
Strategis Kabupaten) Kabupaten Kabupaten

Termasuk dalam Wilayah Tidak Termasuk dalam Wilayah


Sistem Perwilayahan dalam RTRW
Pengembangan Kawasan Pengembangan Kawasan
Kab. Ende
Pariwisata Pariwisata

Terdapat Potensi Wisata dan atau Tidak Terdapat Potensi Wisata dan
Potensi Pariwisata aktivitas pendukung wisata yang atau aktivitas pendukung wisata
dapat dikembangkan yang dapat dikembangkan

Bernilai Investasi Tinggi di sektor Terdapat sarana penunjang wisata Tidak Terdapat sarana penunjang
pariwisata (rumah makan dan wisata
penginapan)

Integrasi dengan Infrastruktur Dilalui oleh Jalan Utama Tidak Dilalui oleh Jalan Utama
Utama (Jalan) (Arteri/Kolektor) (Arteri/Kolektor)

Jarak dari pusat kecamatan ke Desa Dekat dengan Ds. Moni Jauh dengan Ds. Moni
Moni (KM)

Jumlah Penduduk Pada Tahun 2020 Merupakan penduduk sedang merupakan penduduk rendah

Merupakan kawasan rawan Tidak merupakan kawasan rawan


Daerah Rawan Bencana
bencana bencana

Sumber: Tim Penyusun, 2021

Kawasan-kawasan yang menjadi inisiasi awal Pemilihan Deliniasi RDTR di Kawasan Pariwisata
Ende-Kelimutu adalah Kecamatan yang menjadi Hinterland Taman Nasional Kelimutu yang meliputi:

1. Kecamatan Ndona;

3.5
BUKU RENCANA
DELINEASI DAN PEMBAGIAN WILAYAH PERENCANAAN
Pemerintah Kabupaten Ende
Provinsi Nusa Tenggara Timur

2. Kecamatan Ndona Timur;


3. Kecamatan Detusoko;
4. Kecamatan Kelimutu;
5. Kecamatan Wolowaru; dan
6. Kecamatan Wolojita

Berdasarkan Parameter dan kriteria yang sudah ditentukan diatas, maka kami memberikan
skoring pada masing-masing indikator di masing-masing Kecamatan berdasasrkan data sekunder
maupun informasi dari Pemerintah Daerah, berikut adalah sistem penilaian dengan teknik skoring
Pemilihan Deliniasi RDTR di Kawasan Pariwisata Ende-Kelimutu.

3.6
BUKU RENCANA
DELINEASI DAN PEMBAGIAN WILAYAH PERENCANAAN
Pemerintah Kabupaten Ende
Provinsi Nusa Tenggara Timur

Gambar 3.2. Peta Kawasan (Kecamatan) Pemilihan Lokasi RDTR di Kawasan Pariwisata Ende-Kelimutu

3.7
BUKU RENCANA
DELINEASI DAN PEMBAGIAN WILAYAH PERENCANAAN
Pemerintah Kabupaten Ende
Provinsi Nusa Tenggara Timur

Tabel 3.2. Indikator Pada Masing-Masing Kawasan


INDIKATOR

Ditetapkan
sebagai Fungsi Secara
Luas Kawasan Bernilai Investasi
Luas (Ha) Jumlah Ketersediaan KSN/KSP Struktur Ditetapkan sebagai
NO Kecamatan Permukiman Tinggi di sektor Integrasi dengan Jarak dari pusat Jumlah
Diluar TNK Desa Peta (kawasan Ruang di KSK (kawasan Sistem Perwilayahan Potensi Daerah Rawan
(Ha) pariwisata (rumah Infrastruktur kecamatan ke Penduduk Pada
Strategis RTRW Kab. Strategis dalam RTRW Kab. Ende Pariwisata Bencana
makan dan Utama (Jalan) Desa Moni (KM) Tahun 2020
Nasional/Kaw Ende (PPW, Kabupaten)
penginapan)
asan Strategis PKL, PPK)
Provinsi)

Kawasan
Kawasan Rawan
Peta Plaeides WP III (pertanian, wisata Alam, terintegrasi jalan
PPK (non Kawasan strategis Rumah makan: 0 Gunung Berapi,
1 Wolojita 3.985,42 82,71 6 Desa Th 2020 dari pariwisata, industri & Kawasan Arteri Jl. Tol Ende- 23,03 6.266
perkotaan) kampung adat Penginapan: 0 Kawasan Rawan
LAPAN pertambangan) Wisata Maumere
Bencana Longsor
Budaya
Kawasan Cagar
Alam Geologi, Kawasan strategis
Kawasan kampung adat
Kawasan
Statregis (Pasar Tradisional Kawasan Rawan
Peta Plaeides WP III (pertanian, wisata Alam, terintegrasi jalan
Pariwisata PPK (non Nduria dan Adat Rumah makan: 31 Gunung Berapi,
2 Kelimutu 5.403,09 63,39 9 Desa Th 2020 dari pariwisata, industri & Kawasan Arteri Jl. Tol Ende- 2,73 6.992
Nasional perkotaan) Moni) dan Kawasan Penginapan: 6 Kawasan Rawan
LAPAN pertambangan) Wisata Maumere
Kelimutu, Strategis Bidang Bencana Longsor
Budaya
Kawasan Penyelamat
Konservasi Lingkungan Hidup
Kelimutu
Kawasan
wisata Alam, Kawasan Rawan
WP II (pusat pariwisata,
Kawasan Gempa Bumi,
Peta Plaeides Kawasan industri rumah tangga terintegrasi jalan
PKLp Kawasan strategis Wisata Rumah makan: 0 Kawasan Rawan
3 Detusoko 14.427,19 175,45 21 Desa Th 2020 dari Taman Wisata pembuatan souvenir, Arteri Jl. Tol Ende- 25,61 14.125
(perkotaan) kampung adat Budaya dan Penginapan: 1 Gunung Berapi,
LAPAN Kemang Beleng pertambangan, Maumere
kawasan Kawasan Rawan
pertanian, perkebunan)
wisat debgan Bencana Longsor
minat khusus

WP II (pusat pariwisata, Kawasan


Kawasan Rawan
Peta Plaeides industri rumah tangga wisata Alam, terintegrasi jalan
Ndona PPK (non Kawasan strategis Rumah makan: 1 Gunung Berapi,
4 5.284,15 32,78 7 Desa Th 2020 dari pembuatan souvenir, Kawasan Arteri Jl. Tol Ende- 43,53 5.045
Timur perkotaan) kampung adat Penginapan: 0 Kawasan Rawan
LAPAN pertambangan, Wisata Maumere
Bencana Longsor
pertanian, perkebunan) Budaya

Kawasan Rawan
Kawasan
Gunung Berapi,
Peta Plaeides WP III (pertanian, wisata Alam, terintegrasi jalan
PPK (non Kawasan strategis Rumah makan: 0 Kawasan Rawan
5 Ndona 9.324,60 106,41 14 Desa Th 2020 dari pariwisata, industri & Kawasan Arteri Jl. Tol Ende- 48,28 13.690
perkotaan) kampung adat Penginapan: 0 Bencana Longsor,
LAPAN pertambangan) Wisata Maumere
Kawasan Rawan
Budaya
Gelombang Pasang
Kawasan strategis
Kawasan
kampung adat dan Kawasan Rawan
Peta Plaeides WP III (pertanian, wisata Alam, terintegrasi jalan
PKL Kawasan Strategis Rumah makan: 5 Bencana Longsor,
6 Wolowaru 6.441,15 132,29 17 desa Th 2020 dari pariwisata, industri & Kawasan Arteri Jl. Tol Ende- 13,08 16.327
(Perkotaan) Bidang Penginapan: 1 Kawasan Rawan
LAPAN pertambangan) Wisata Maumere
Pertumbuhan Gelombang Pasang
Budaya
Ekonomi
Sumber: Tim Penyusun, 2021

3.8
BUKU RENCANA
DELINEASI DAN PEMBAGIAN WILAYAH PERENCANAAN
Pemerintah Kabupaten Ende
Provinsi Nusa Tenggara Timur

Tabel 3.3. Skoring Pemilihan Lokasi Deliniasi RDTR di Kawasan Pariwisata Ende-Kelimutu
Skor
Fungsi Bernilai
Ditetapkan Secara Investasi
Ditetapka Sistem
sebagai Struktur Tinggi di
n sebagai Perwilay Integrasi
N KSN/KSP Ruang di sektor Jarak dari pusat Jumlah Total
Kecamatan KSK ahan dengan Daerah
O (kawasan RTRW Potensi pariwisata kecamatan ke Penduduk Skor
(kawasan dalam Infrastrukt Rawan
Strategis Kab. Pariwisata (rumah Desa Moni Pada Tahun
Strategis RTRW ur Utama Bencana
Nasional/Kawas Ende makan (KM) 2020
Kabupaten Kab. (Jalan)
an Strategis (PPW, dan
) Ende
Provinsi) PKL, penginapa
PPK) n)
1 Wolojita 1 3 3 3 3 1 3 1 1 3 22
2 Kelimutu 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 28
3 Detusoko 3 1 3 3 3 1 3 1 3 3 24
4 Ndona
1 3 3 3 3 1 3 1 1 3 22
Timur
5 Ndona 1 3 3 3 3 1 3 1 3 3 24
6 Wolowaru 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 26
Sumber: Tim Penyusun, 2021

Berdasarkan hasil skoring diatas maka deliniasi lokasi RDTR di Kawasan Pariwisata Ende-Kelimutu adalah di Kecamatan Kelimutu dan Kecamatan
Wolowaru.

3.9
BUKU RENCANA
DELINEASI DAN PEMBAGIAN WILAYAH PERENCANAAN
Pemerintah Kabupaten Ende
Provinsi Nusa Tenggara Timur

Gambar 3.3. Peta Delineasi RDTR di Kawasan Pariwisata Ende-Kelimutu

3.10
BUKU RENCANA
DELINEASI DAN PEMBAGIAN WILAYAH PERENCANAAN
Pemerintah Kabupaten Ende
Provinsi Nusa Tenggara Timur

Urgenitas Deliniasi RDTR di Kawasan Pariwisata Ende-Kelimutu yang meliputi Kecamatan


Kelimutu dan Kecamatan Wolowaru adalah:

1. Kawasan Kelimutu-Wolowaru mempunyai peran penting dalam DTW TN Kelimutu;


2. Kelimutu-Wolowaru merupakan satu kesatuan kawasan yang saat ini mensupport kegiatan
TN Kelimutu sebagai KSPN yang mempunyai nilai strategis secara nasional dan menjadi
kepentingan nasional;
3. DTW ini mempunyai peran terhadap pengembangan kawasan tersebut dan kesejahteraan
masyarakat;
4. Kelimutu-Wolowaru saat ini sudah mulai berkembang dengan cukup pesat dengan adanya
kegiatan wisata, kegiatan pertanian, dan kegiatan perdagangan jasa;
5. Adanya Isue-isue rencana pembangunan atraksi wisata yang akan ada di kawasan sekitar TN
Kelimutu;
6. Dengan pertumbuhan kawasan yang pesat RDTR sangat diperlukan untuk mengantisipasi
pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan peruntukannya, untuk mempermudah investasi
untuk meningkatkan daya saing wilayah dan tentunya meningkatkan kesejahteraan
masyarakat
Kawasan Deliniasi RDTR di Kawasan Pariwisata Ende-Kelimutu yang meliputi sebagian
Kecamatan Kelimutu dan sebagian Kecamatan Wolowaru dengan luas 5.121 Ha adalah:

A. Kecamatan Kelimutu meliputi:


1. Sebagian Desa Nuamuri dengan Luas 421,15 Ha
Dibatasi batas desa dan batas fisik sungailowo bora
2. Seluruh Desa Nuamuri Barat dengan Luas 157,45 Ha
Dibatasi batas desa
3. Sebagian Desa Waturaka dengan Luas 279,72 Ha
Dibatasi desa dan batas taman nasional
4. Sebagian Desa Woloara dengan Luas 440,82 Ha
Dibatasi desa dan batas taman nasional
5. Sebagian Desa Pemo dengan Luas 439,31 Ha
Dibatasi desa dan batas taman nasional
6. Seluruh Desa Koanara dengan Luas 153,24 Ha
Dibatasi batas desa
7. Seluruh Desa Detuena dengan Luas 701,81 Ha
Dibatasi batas desa

3.11
BUKU RENCANA
DELINEASI DAN PEMBAGIAN WILAYAH PERENCANAAN
Pemerintah Kabupaten Ende
Provinsi Nusa Tenggara Timur

B. Kecamatan Wolowaru meliputi:


1. Seluruh Desa Lise pu’u dengan Luas 383,92 Ha
Dibatasi batas desa
2. Seluruh Desa Nualise dengan Luas 259,90 Ha
Dibatasi batas desa
3. Seluruh Desa Liselowobora dengan Luas 452,92 Ha
Dibatasi batas desa
4. Seluruh Desa Lisedetu dengan Luas 362,60 Ha
Dibatasi batas desa
5. Seluruh Kelurahan Bokasape dengan Luas 215,79 Ha
Dibatasi batas kelurahan
6. Seluruh Desa Nakambara dengan Luas 332,45 Ha
Dibatasi batas desa
7. Seluruh Desa Mbuliwaralau dengan Luas 520,21 Ha
Dibatasi batas desa

3.12
BUKU RENCANA
DELINEASI DAN PEMBAGIAN WILAYAH PERENCANAAN
Pemerintah Kabupaten Ende
Provinsi Nusa Tenggara Timur

Gambar 3.4. Peta Batas Deliniasi RDTR di Kawasan Pariwisata Ende-Kelimutu

3.13
BUKU RENCANA
DELINEASI DAN PEMBAGIAN WILAYAH PERENCANAAN
Pemerintah Kabupaten Ende
Provinsi Nusa Tenggara Timur

Gambar 3.5. Peta Batas Deliniasi RDTR di Kawasan Pariwisata Ende-Kelimutu

3.14
BUKU RENCANA
DELINEASI DAN PEMBAGIAN WILAYAH PERENCANAAN
Pemerintah Kabupaten Ende
Provinsi Nusa Tenggara Timur

Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi
peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budi daya Apabila dilihat
dengan pola ruang yang ada di RTRW Kabupaten Ende Tahun 2011-2031, bahwa Deliniasi RDTR di
Kawasan Pariwisata Ende-Kelimutu sebagain wilayahnya merupakan kawasan lindung. Berikut adalah
Tabel penggunaan lahan berdasarkan Pola Ruang RTRW Kabupaten Ende:

Tabel 3.4. Rencana Pola Ruang Berdasarkan RTRW Kabupaten Ende pada Deliniasi RDTR di
Kawasan Pariwisata Ende-Kelimutu
Kawasan Lindung
Lokasi Kawasan Budidaya (Ha) Total (Ha)
(Ha)

Kecamatan Kelimutu 1.417,60 1.175,89 2.593,49

Desa Detuena 111,26 590,55 701,81

Desa Koanara 92,11 61,13 153,24

Desa Nuamuri 383,63 37,52 421,15

Desa Nuamuri Barat 138,32 19,13 157,45

Desa Pemo 263,73 175,57 439,31

Desa Waturaka 120,40 159,32 279,72

Desa Woloara 308,15 132,67 440,82

Kecamatan Wolowaru 1.138,18 1.389,62 2.527,80


Kelurahan
Desa Bokasape 91,02 124,78 215,79

Desa Lise Pu'u 44,10 339,82 383,92

Desa Lisedetu 165,85 196,75 362,60

Desa Liselowobora 139,29 313,63 452,92


Mbuliwaralau
Desa Utara 328,16 192,05 520,21

Desa Nakambara 233,33 99,12 332,45

Desa Nualise 136,44 123,46 259,90


Sumber: Pola Ruang RTRW Kab. Ende, diolah

Apabila dilihat secara pola ruang maka Lokasi Deliniasi RDTR di Kawasan Pariwisata Ende-
Kelimutu kawasan yang diperbolehkan untuk kegiatan budidaya hanya 1.417,60 Ha dan untuk
kawasan lindung yang tidak diperbolehkan untuk kegiatan terbangun ada 1.175,89 Ha.

3.15
BUKU RENCANA
DELINEASI DAN PEMBAGIAN WILAYAH PERENCANAAN
Pemerintah Kabupaten Ende
Provinsi Nusa Tenggara Timur

Gambar 3.6. Peta Pola Ruang Sesuai RTRW Kab. Ende di Deliniasi RDTR di Kawasan Pariwisata Ende-Kelimutu

3.16
BUKU RENCANA
DELINEASI DAN PEMBAGIAN WILAYAH PERENCANAAN
Pemerintah Kabupaten Ende
Provinsi Nusa Tenggara Timur

3.2. Pembagian Sub Wilayah Perencanaan (SWP)

Wilayah Perencanaan RDTR di Kawasan Pariwisata Ende-Kelimutu, dibagi menjadi 6


SWP, pembagian SWP ini berdasarkan karakter dan potensi yang cenderung sama, antar SWP
di batasi oleh batas fisik sehingga dalam satu administrasi desa bisa menjadi 1 atau lebih SWP.
Rencana pengembangan di masing-masing SWP merupakan penjabaran dari potensi
yang saat ini sudah ada dan dapat dikembangkan. Potensi-potensi yang akan dikembangkan
merupakan potensi-potensi lokal yang nantinya akan dikemas menjadi atraksi wisata, sehingga
secara fungsi utama kegiatan masyarakat masih akan berlangsung sesuai dengan karakteristis
dan kearifan lokal namun juga dapat meningkatkan nilai tambah dari aktivitas masyarakat
tersebut. Berikut adalah pembagian SWP dan konsep pengembangan di masing-masing SWP.
Untuk lebih jelasnya secara spsial pembagian SWP dapat dilihat pada peta berikut ini:

3.17
BUKU RENCANA
DELINEASI DAN PEMBAGIAN WILAYAH PERENCANAAN
Pemerintah Kabupaten Ende
Provinsi Nusa Tenggara Timur

Gambar 3.7. Peta Pembagian SWP

3.18
BUKU RENCANA
DELINEASI DAN PEMBAGIAN WILAYAH PERENCANAAN
Pemerintah Kabupaten Ende
Provinsi Nusa Tenggara Timur

Berdasarkan peta di atas, pembagian WP menjadi 6 SWP dapat dirinci sebagai berikut:
1. SWP A dengan luas 1.192,32 Ha, terdiri dari sebagian Desa Nuamuri, sebagian Desa
Nuamuri Barat dan sebagian Desa Detuene dengan konsepKawasan Agrowisata
dengan potensi utama pertanian holtikultura. Tema pengembangan Agrowisata;
2. SWP B dengan luas 826,98 Ha terdiri dari sebagian Desa Woloara, sebagian Desa
Waturaka dan sebagian Desa Pemo dengan konsep Pengembangan Desa Wisata
dengan potensi utama adat dan budaya/ pengembangan cultur tourism.
3. SWP C dengan luas 555,38 Ha terdiri sebagian Desa Woloara dan sebagian Desa
Koanara sebagai pusat pelayanan wisata (tourism center) dengan aktivitas utama
pemenuhan jasa wisata meliputi amenitas dan akomodasi, namun juga kawasan wisata
dnegan potensi alam, budaya dna buatan;
4. SWP D denan luas 1.410,24 Ha terdiri sebagian Desa Lise Pu’u, sebagian Desa Nualise,
sebagian desa Lisedetu dan sebagian Desa Liselowobora sebagai pusat pengembangan
perkebunan dengan komoditi utama mete, kemiri, cengkeh, kopi dan pengembangan
biofarmaka termasuk pengolahannya
5. SWP E dengan luas 482,67 Ha terdiri dari Kelurahan Bokasape, sebagian Desa
Nakambara, sebagian Desa Lisedetu sebagai pusat kawasan perkotaan yang menjadi
support kegiatan wisata di Kelimutu-Wolowaru, pertambangan galian C;
6. SWP F dengan luas 653,69 Ha terdiri sebagian Desa Nakambara dan sebagian Desa
Mbuliwaralau Utara sebagai pusat pengembangan wisata alam dengan potensi utama
pertanian dan air (sungai).

3.3. Pembagian Blok

Pembagian WP menjadi SWP dan pembagian SWP ke dalam blok-blok blok


dimaksudkan untuk mempermudah dalam klasifikasi kegiatan dan mempermudah memberikan
alamat di indikasi program. WP RDTR di Kawasan Pariwisata Ende-Kelimutu terdiri dari 6 SWP
dan 19 Blok.
Tabel 6.1. Pembagian Blok di Masing-Masing SWP
Luas
Sub WP Blok Sebagian Desa
(Ha)
A A.1 Nuamuri dan Nuamuri Barat 319,14

3.19
BUKU RENCANA
DELINEASI DAN PEMBAGIAN WILAYAH PERENCANAAN
Pemerintah Kabupaten Ende
Provinsi Nusa Tenggara Timur

Luas
Sub WP Blok Sebagian Desa
(Ha)
A.2 Nuamuri 234,75
A.3 Detuena dan Koanara 636,40
B.1 Nuamuri Barat dan Waturaka 173,22
B.2 Waturaka, Woloara, Pemo 232,75
B
B.3 Pemo 245,77
B.4 Pemo 159,79
C.1 Detuena dan Koanara 136,24
C C.2 Woloara dan Koanara 228,46
C.3 Detuena, Koanara, Woloara 207,20
D.1 Detuena, Lise Pu'u, Nualise, Lisedetu, Liselowobora 350,67
D.2 Liselowobora dan Lisedetu 221,67
D Lise Pu'u, Nualise, Lisedetu, Bokasape, dan
D.3 Nakambara 486,31
D.4 Nualise, Lisedetu, dan Nakambara 354,61
E.1 Liselowobora, dan Bokasape 129,73
E E.2 Lisedetu dan Bokasape 202,91
E.3 Bokasape dan Nualise 149,64
F.1 Nakambara dan Mbuliwarau Utara 294,25
F
F.2 Nakambara dan Mbuliwarau Utara 357,79
Luas Total 5.121
Sumber: Rencana Tim, 2021

Secara spasial pembagian blok di wilayah perencanaan dapat dilihat pada peta di bawah ini:

3.20
BUKU RENCANA
DELINEASI DAN PEMBAGIAN WILAYAH PERENCANAAN
Pemerintah Kabupaten Ende
Provinsi Nusa Tenggara Timur

Gambar 3.8. Pembagian Blok

3.21
BUKU RENCANA
DELINEASI DAN PEMBAGIAN WILAYAH PERENCANAAN

Anda mungkin juga menyukai