Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN BULANAN

Persiapan RAPERPRES KSN Kawasan Kritis Lingkungan Buol-Lambunu


1

1.1 LATAR BELAKANG


Kawasan Strategis Nasional (KSN) adalah wilayah yang penataan ruangnya
diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional terhadap
kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya,
dan/atau lingkungan, termasuk wilayah yang telah ditetapkan sebagai warisan dunia.
Penataan ruang KSN dilakukan untuk mengembangkan, melestarikan, melindun gi
dan/atau mengkoordinasikan keterpaduan pembangunan nilai strategis kawasan
dalam mendukung penataan ruang wilayah. Penataan ruang kawasan strategis
dilakukan untuk mengembangkan, melestarikan, melindungi dan/atau
mengkoordinasikan keterpaduan pembangunan nilai strategis kawasan dalam
mendukung penataan ruang wilayah.
Dalam Pasal 14 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang,
dinyatakan bahwa RTR Pulau/Kepulauan dan KSN merupakan rencana rinci yang
disusun sebagai perangkat operasional dari rencana umum tata ruang pada sistem
nasional. Selanjutnya Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Nasional telah menetapkan 76 (tujuh puluh enam) Kawasan
Strategis Nasional diantaranya KSN Kritis Lingkungan Buol-Lambunu. KSN Kritis
Lingkungan Buol-Lambunu merupakan KSN dari sudut kepentingan lingkungan hidup,
dengan penekanan pada sisi rehabilitasi/revitalisasi kawasan serta termasuk dalam
tahapan pengembangan pertama.
Secara administrasi KSN Buol-Lambunu terletak di dua wilayah kabupaten, yaitu
Kabupaten Buol dan Kabupaten Parigi Moutong, Provinsi Sulawesi Tengah . Di
Kabupaten Buol meliputi 3 kecamatan, yaitu Kecamatan Biau, Kecamatan Tiloan, dan
Kecamatan Momunu, sedangkan di Kabupaten Parigi Moutong meliputi 4 kecamatan
yaitu Kecamatan Moutong, Kecamatan Balano Lambunu, Kecamatan Taopa, dan
Kecamatan Bolano.
Kawasan Buol-Lambunu merupakan habitat/tempat perlindungan
keanekaragaman hayati yang bersifat endemik, langka, dan hampir punah. Untuk
kelompok flora meliputi Pohon Kayu Hitam (Ebony), Damar, Meranti Putih, Meranti
Merah, Palapi, dan Rotan; dan untuk kelompok fauna meliputi Ular Phyton, Anoa, dan

PT. ARTHA DEMO ENGINEERING CONSULTANT


Halaman 1
LAPORAN BULANAN
Persiapan RAPERPRES KSN Kawasan Kritis Lingkungan Buol-Lambunu
1

Rusa. Populasi flora-fauna ini terutama berada di Cagar Alam G. Tinombala. KSN
Kawasan Kritis Lingkungan Buol-Lambunu juga berperan memberikan perlindungan
keseimbangan tata guna air terkait keberadaan beberapa DAS yang berperan penting
dan strategis terhadap kawasan budidaya di bawahnya; dan mempunyai dampak luas
terhadap kelangsungan kehidupan.
Namun demikian Kawasan Buol-Lambunu kini dinyatakan kritis, antara lain
ditunjukkan dengan sering terjadinya bencana banjir dan longsor yang diakibatkan
oleh rusaknya fungsi hidrologis, serta adanya pembukaan kawasan hutan untuk
pengembangan perkebunan sawit. Kegiatan penambangan rakyat secara tradisional
yang membuang limbah ke sungai atau meresap ke dalam air tanah juga dapat
menurunkan kualitas air pemukaan yang digunakan oleh masyarakat dan merusak
habitat satwa serta mencemari sungai sebagai sumber air untuk irigasi.
Saat ini sudah tersusun draft Raperpres tentang RTR KSN Kritis Lingkungan Buol-
Lambunu yang telah melalui pembahasan-pembahasan materi teknis baik di
lingkungan Direktorat Jenderal Tata Ruang maupun dengan pemerintah daerah
terkait. Untuk itu diperlukan penyepakatan substansi draf Raperpres sehingga siap
dilanjutkan pada tahap legislasi.
Agar RTR KSN Kritis Lingkungan Buol-Lambunu tersebut dapat segera dipersiapkan
untuk diajukan pada proses harmonisasi di Kemenkumham dan dimanfaatkan oleh
para pemangku kepentingan dan berbagai bidang profesi serta praktisi, maka
dibutuhkan pembahasan-pembahasan bersama stakeholder agar seluruh
muatan/substansinya disepakati baik oleh Pemerintah Pusat maupun oleh
Pemerintah Daerah. Untuk itu pada tahun anggaran 2018 ini Direktorat Perencanaan
Tata Ruang, Ditjen Tata Ruang melakukan penyiapan serta penyepakatan muatan
draft Raperpres tentang RTR KSN Kritis Lingkungan Buol-Lambunu.

1.2 DASAR HUKUM


Sebagai landasan hukum dalam Penyusunan Penyiapan Raperpres KSN Kritis Lingkungan
Buol-Lambunu adalah sebagai berikut:
1) Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan;
2) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional;
3) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;

PT. ARTHA DEMO ENGINEERING CONSULTANT


Halaman 2
LAPORAN BULANAN
Persiapan RAPERPRES KSN Kawasan Kritis Lingkungan Buol-Lambunu
1

4) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka


Panjang Nasional Tahun 2005-2025;
5) Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana;
6) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
7) Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan
Pulau-Pulau Kecil;
8) Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara;
9) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup;
10) Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus;
11) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya;
12) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial;
13) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan;
14) Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2000 tentang Tingkat Ketelitian Peta untuk
Penataan Ruang Wilayah;
15) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2002 tentang Daftar Koordinat Geografis
Titik-titik Garis Pangkal Kepulauan Indonesia;
16) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota;
17) Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana;
18) Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional;
19) Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan
Ruang;
20) Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2010 tentang Pemanfaatan Pulau-pulau Kecil
Terluar;
21) Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara Peran
Masyarakat dalam Penataan Ruang;
22) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Kawasan Suaka
Alam dan Kawasan Pelestarian Alam;

PT. ARTHA DEMO ENGINEERING CONSULTANT


Halaman 3
LAPORAN BULANAN
Persiapan RAPERPRES KSN Kawasan Kritis Lingkungan Buol-Lambunu
1

23) Peraturan Presiden Nomor 78 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Pulau-pulau Kecil
Terluar;
24) Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung;
25) Permen PU Nomor 15/PRT/M/2012 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata
Ruang Kawasan Strategis Nasional
26) Peraturan Presiden Nomor 88 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Pulau
Sulawesi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 128);
27) Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah Nomor 08 Tahun 2013 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 201-2033
28) Peraturan Daerah Kabupaten Buol Nomor 04 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Buol Tahun 2012 – 2032
29) Peraturan Daerah Kabupaten Parigi Moutong Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Parigi Moutong 2010 – 2030.

1.3 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN


1.3.1 MAKSUD
Maksud dari kegiatan ini adalah menyempurnakan draft dan dokumen-dokumen
kelengkapan Raperpres untuk mendapatkan kesepakatan muatan dari
Kementerian/Lembaga dan kepala daerah serta memfasilitasi penyelesaian draft RTR
KSN Kritis Lingkungan Buol-Lambunu yang telah disusun sebelumnya.

1.3.2 TUJUAN
Tujuan dari pekerjaan ini adalah memfasilitasi proses penyepakatan muatan
Raperpres KSN Kritis Lingkungan Buol-Lambunu bersama K/L sektoral yang terkait
dan pemerintah daerah serta memperoleh naskah kesepakatan substansi dari kepala
daerah.

1.3.3 SASARAN
Sasaran pelaksanaan kegiatan ini adalah:
a. Tersusunnya Raperpres RTR KSN Kritis Lingkungan Buol-Lambunu yang telah
disempurnakan dan disepakati berdasarkan masukan dari kementerian/lembaga
terkait dan pemerintah daerah.
b. Tersusunnya data spasial sebagai lampiran Raperpres dalam format dan tingkat
kedetilan sesuai dengan skala 1 : 50.000.

PT. ARTHA DEMO ENGINEERING CONSULTANT


Halaman 4
LAPORAN BULANAN
Persiapan RAPERPRES KSN Kawasan Kritis Lingkungan Buol-Lambunu
1

1.4 RUANG LINGKUP


1.4.1 RUANG LINGKUP WILAYAH
Lingkup Wilayah kegiatan Penyiapan Draft Raperpres RTR KSN KL Buol-Lambunu
mencakup Wilayah secara administrasi berada di Kabupaten Buol dan Kabupaten
Parigi Moutong Sulawesi Tengah. Untuk delineasi wilayah KSN Kawasan Kritis
Lingkungan Buol-Lambunu secara administrasi berada di 7 wilayah kecamatan, yaitu
Biau, Tiloan, Momunu di Kabupaten Buol dan wilayah Kecamatan Moutong, Balano
Lambunu, Taopa, Bolano berada di Kabupaten Parigi Moutong.
Lebih Jelasnya lingkup wilayah dapat dilihat pada Gambar 1.1 dan Gambar 1.2.

1.4.2 RUANG LINGKUP KEGIATAN


Lingkup kegiatan Penyiapan Draft Raperpres RTR KSN KL Buol-Lambunu mencakup
tahapan sebagai berikut:
a. Melakukan kajian terhadap draft Raperpres dan updating data:
 aspek hukum
 aspek administrasi,
 aspek perencanaan wilayah
 aspek kelembagaan,
 aspek pembiayaan pembangunan;
1 Melakukan penyepakatan substansi Raperpres:
 pembahasan substansi RTR
 memantapkan konsep Raperpres:
 melengkapi dokumen-dokumen pendukung Raperpres
2 Melakukan penyempurnaan Raperpres.

PT. ARTHA DEMO ENGINEERING CONSULTANT


Halaman 5
LAPORAN BULANAN
Persiapan RAPERPRES KSN Kawasan Kritis Lingkungan Buol-Lambunu
1

PT. ARTHA DEMO ENGINEERING CONSULTANT


Halaman 6
LAPORAN BULANAN
Persiapan RAPERPRES KSN Kawasan Kritis Lingkungan Buol-Lambunu
1

PT. ARTHA DEMO ENGINEERING CONSULTANT


Halaman 7
LAPORAN BULANAN
Persiapan RAPERPRES KSN Kawasan Kritis Lingkungan Buol-Lambunu
1

2.1 TAHAPAN PERSIAPAN


Pada tahapan ini dilakukan persiapan pekerjaan, baik yang menyangkut persiapan
administratif maupun persiapan teknis. Persiapan teknis meliputi kegiatan mobilisasi
personil dan koordinasi tim kerja yang akan dilibatkan dalam keseluruhan pekerjaan,
penajaman metoda dan rencana kerja, penyiapan perangkat survei, penyiapan peta dasar
serta pengumpulan data awal. Secara rinci, pokok pekerjaan dan hasil kegiatan pada
tahap ini adalah sebagai berikut :
1. Mobilisasi Personil dan Koordinasi Tim Kerja
Meliputi kegiatan penyiapan tenaga ahli dan kegiatan koordinasi/diskusi antara tenaga ahli
yang terlibat dalam tim kerja konsultan. Tenaga ahli yang akan dilibatkan harus memenuhi
kriteria yang sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan pekerjaan (bidang keahlian, kualifikasi
personil, dan pengalaman kerja). Penentuan personil yang akan dilibatkan dilakukan
dengan mempertimbangkan tingkat efesiensi dan efektifitas kerja yang dapat diberikan,
sehingga proses pelaksanaan pekerjaan dapat berlangsung secara efektif dan efesien.
Pada tahap awal, kegiatan koordinasi tim kerja konsultan bertujuan untuk
mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan secara
matang dan rinci, berkaitan dengan proses pekerjaan yang akan dilakukan, Kegiatan ini
meliputi penyusunan organisasi kerja, penyusunan rencana kerja, pembagian kerja,
serta kebutuhan fasilitas pendukung yang diperlukan bagi kelancaran pelaksanaan
pekerjaan.
Pada tahap selanjutnya kegiatan koordinasi dan diskusi tim kerja akan dilakukan
secara berkelanjutan (selama proses pelaksanaan pekerjaan berlangsung), untuk
memperoleh kesepakatan-kesepakatan yang diperlukan.
2. Penajaman Metode dan Rencana Kerja
Kegiatan ini bertujuan untuk menajamkan rencana/metodologi penanganan pekerjaan,
sebagai suatu pegangan yang harus ditaati oleh pihak-pihak yang terlibat dalam proses
pelaksanaan pekerjaan ini. Rumusan rencana kerja ini secara garis besar meliputi detail
kegiatan dan jadwal pelaksanaan pekerjaan, pelibatan dan jadwal penugasan tenaga
ahli, serta keluaran pekerjaan yang harus dihasilkan.

PT. ARTHA DEMO ENGINEERING CONSULTANT


Halaman 8
LAPORAN BULANAN
Persiapan RAPERPRES KSN Kawasan Kritis Lingkungan Buol-Lambunu
1

3. Pengumpulan Data Awal


Pengumpulan data awal ilakukan melalui studi literatur dan penalaahan materi
kebijakan pembangunan (tata ruang dan sektoral) pada lingkup regional maupun
internal wilayah perencanaan.
4. Penyiapan Perangkat Survei
Sebagai langkah awal pelaksanaan survei lapangan yang akan dilakukan pada tahap
berikutnya, terlebih dahulu dilakukan beberapa persiapan yang diperlukan agar
pelaksanaan survei dapat berjalan dengan lancar. Persiapan yang dilakukan antara lain
meliputi perumusan desain survei, daftar kebutuhan data dan instansi sumber
data/informasi, penyiapan personil (surveyor) dan peralatan survei yang akan
digunakan dalam kegiatan lapangan.
5. Penyiapan Peta Dasar
Penyiapan peta yang akan digunakan sebagai peta dasar yang telah memenuhi standar
kartografis BIG.
6. Deliniasi Awal Kawasan Strategis Nasional
Deliniasi Kawasan Strategis Nasional dimaksudkan sebagai upaya penting terutama
berkaitan dengan fokus penanganan yang harus ditetapkan agar Rencana Tata Ruang
Kawasan Strategis Nasional yang disusun dapat efektif mencapai tujuan pembentukan
Kawasan Strategis Nasional.
Deliniasi Kawasan Strategis Nasional Kawasan Lingkungan Buol Lambunu, selain
dilakukan dengan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan juga
dilakukan dengan berdasarkan :
a) Kebijakan RTRW Nasional;
b) Kebijakan RTRW Provinsi Sulawesi Tengah;
c) Kebijakan RTRW Kabupaten Buol dan Kabupaten Parigi Muotong;
d) Identifikasi Karakteristik Kawasan
e) Focuss Group Discussion (FGD) dengan stakeholder terkait.

2.2 TAHAPAN KAJIAN LITERATUR (DESK STUDY)


Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini, meliputi:
1. Peraturan-perundangan Pendukung:
 Peraturan perundang terkait penataan ruang
 Peraturan perundangan terkait konservasi lingkungan

PT. ARTHA DEMO ENGINEERING CONSULTANT


Halaman 9
LAPORAN BULANAN
Persiapan RAPERPRES KSN Kawasan Kritis Lingkungan Buol-Lambunu
1

 Peraturan perundangan terkait kebencanaan


 Peraturan perundangan terkait kegiatan sektoral (pertambangan, perkebunan, dll)
2. Kajian terhadap Kebijakan Penataan Ruang Daerah/Nasional
 RTRW Nasional;
 RTR Pulau Sulawesi
 RTRW Propinsi Sulawesi Tengah
 RTRW Kabupaten Buol.
 RTRW Kabupaten Parigi Mutong
3. Kajian Kebijakan Pembangunan/Sektoral Terkait.
4. Kajian Teoritis dan Studi-studi Sebelumnya terkait dengan Kawasan Strategis Nasional
Kawasan Lingkungan Buol-Lambunu.

2.3 TAHAP SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA


Pengumpulan data bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi (primer dan
sekunder) yang dibutuhkan dalam proses Penyiapan Raperpres RTR KSN Kritis
Lingkungan Buol-Lambunu, sekaligus untuk mengetahui kondisi wilayah perencanaan.
Tujuannya adalah untuk up-date data-data di dalam Materi Teknis pada Draft Raperpres
RTR KSN Kritis Lingkungan Buol-Lambunu yang dianggap kurang memadai.
Informasi tertulis yang merupakan data sekunder didapatkan dari instansi terkait. Aspek
lingkungan yang ditelaah adalah komponen kualitas udara, kualitas dan kuantitas air
dalam kaitannya dengan instrusi air asin, biota darat, biota perairan dan masalah sosial
ekonomi. Metode survai yang digunakan adalah studi kasus dengan obyek pengamatan
Kawasan Kritis Lingkungan Buol-Lambunu. Secara spesifik kegiatan yang dilaksanakan
pada tahap ini, meliputi :
1. Pengumpulan Data Primer
a. Observasi Langsung
Metode pengamatan atau observasi dilakukan dengan mengamati langsung obyek
kawasan yang bertujuan untuk mendapatkan informasi-informasi yang akurat
mengenai kondisi eksisting obyek kawasan, fakta-fakta yang ada dilapangan baik itu
permasalahan, aktifitas, perilaku maupun kebutuhan pengembangan.
Pengamatan/observasi ini ditunjang dengan pencatatan kondisi lapangan serta
dokumentasi/pengambilan gambar dengan menggunakan drone secara digital untuk

PT. ARTHA DEMO ENGINEERING CONSULTANT


Halaman 10
LAPORAN BULANAN
Persiapan RAPERPRES KSN Kawasan Kritis Lingkungan Buol-Lambunu
1

lebih mengoptimalkan hasil pengamatan yang ingin dicapai/data terbaru/teknik


langsung dari lapangan atau objek kajian/kawasan.
b. Diskusi dan Wawancara
Diskusi dilakukan melalui sejumlah pertemuan dan koordinasi dengan stakeholder
atau pemangku kepentingan di Kawasan Buol – Lambunu; baik pemerintahan, dinas
dan badan dan stake holder lainnya, dalam rangka menggali informasi terkait.
Wawancara semi-terstruktur dilakukan dengan narasumber utama / stakeholders
yang memiliki kompetensi terkait Penyiapan Draft Raperpres RTR KSN Kritis
Lingkugan Buol-Lambunu. Tujuan wawancara adalah untuk menggali lebih mendalam
informasi tentang konsep, permasalahan, kendala, strategi, dan realitas dalam Penyiapan
Draft Raperpres RTR KSN Kritis Lingkungan Buol-Lambunu. Selain itu wawancara
dilakukan untuk memperdalam dan memperluas wawasan studi serta mempertajam
analisa yang digunakan dalam kegiatan ini.
Kegiatan wawacara dilakukan dengan kerangka sebagai berikut :
 Tanggapan ataupun masukan dari narasumber tentang regulasi dan kebijakan terkait
Kawasan Strategis Nasional Kritis Lingkungan Buol-Lambunu.
 Kendala dan tantangan dalam pengendalian Kawasan Strategis Nasional Kritis
Lingkungan Buol-Lambunu.
2. Pengumpulan Data Sekunder
Melalui inventarisasi beberapa data dan informasi mengenai karakteristik wilayah
perencanaan (kualitatif maupun kuantitatif) yang dapat diperoleh melalui survei
instansional ke beberapa instansi yang terkait dan berwenang. Adapun jenis data yang
dibutuhkan dalam Penyiapan Raperpres RTR KSN Kritis Lingkungan Buol-Lambunu
sedikitnya meliputi :
 Data terkait nilai strategis dan isu strategis KSN;
 Data kebijakan penataan ruang dan sektoral terkait (termasuk peruntukan ruang);
 Data kondisi fisik/lingkungan dan sumberdaya alam yang mengalami perubahan;
 Data pemanfaatan ruang/penggunaan lahan;
 Data sumberdaya buatan/prasarana dan sarana;
 Data kependudukan dan sumberdaya manusia;
 Data perekonomian, sosial, dan budaya;
 Data kelembagaan;
 Peta dasar (RBI dan citra satelit);

PT. ARTHA DEMO ENGINEERING CONSULTANT


Halaman 11
LAPORAN BULANAN
Persiapan RAPERPRES KSN Kawasan Kritis Lingkungan Buol-Lambunu
1

 Data lainnya sesuai dengan karakteristik tipologi KSN.

Pada pengumpulan data sekunder dilakukan melalui:


a. Studi literatur, dilakukan melalui kajian kepustakaan dari buku-buku dan tulisan-
tulisan yang berkaitan dengan pengembangan kawasan lingkungan Kritis Buol-
Lambunu serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Survey Instansi
Survey instansi, dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data dari instansi yang
terkait.
Mengumpulkan data sekunder di lapangan. Data yang perlu dikumpulkan antara lain
sebagai berikut:
1. Inventarisasi data dan kajian teori akademis terhadap kaidah-kaidah
perencanaan tata ruang.
2. Inventarisasi peraturan perundang-undangan dan kebijakan yang terkait dengan
penataan ruang khususnya untuk Kawasan Kritis Lingkungan Buol-Lambunu.
3. Tinjauan terhadap Kabupaten Buol dan Parigi Mountong dimana salah satu
kawasannya ditetapkan sebagai KSN Kawasan Kritis Lingkungan beserta
implikasi-implikasinya dalam hal penataan ruang.
4. Tinjauan terhadap visi misi Kabupaten Buol dan Parigi Mountong yang tertuang
dalam RPJP dan RPJM Kabupaten.
6. Tinjauan penataan ruang yang ada di Kabupaten Buol dan Kabupaten Parigi
Mountong yang meliputi perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan
pengendalian pemanfaatan ruang.
7. Tinjauan terhadap prosedur penyusunan Perpres
Semua data dan informasi yang telah diperoleh dari hasil kegiatan pengumpulan data
dan survei kemudian di kompilasi. Pada dasarnya kegiatan kompilasi data ini dilakukan
dengan cara mentabulasi dan mensistematisasi data-data tersebut dengan
menggunakan cara komputerisasi. Hasil dari kegiatan ini adalah tersusunnya data dan
informasi yang telah diperoleh sehingga mudah untuk dianalisis.
Hasil dari kegiatan ini adalah tersusunnya data dan informasi yang telah diperoleh
sehingga akan mempermudah pelaksanaan tahapan selanjutnya yaitu tahap analisis.
Penyusunan data itu sendiri akan dibagi atas dua bagian, yaitu informasi mengenai
kondisi sekitar kawasan (kondisi makro) dan data serta informasi mengenai kondisi
lokal wilayah kawasan (kondisi mikro).

PT. ARTHA DEMO ENGINEERING CONSULTANT


Halaman 12
LAPORAN BULANAN
Persiapan RAPERPRES KSN Kawasan Kritis Lingkungan Buol-Lambunu
1

Berikut adalah daftar kebutuhan data untuk Penyiapan Raperpres RR KSN Kritis
Lingkugan Buol-Lamunu. Data-data yang akan dicari adalah data-data yang dinyatakan
kurang sesuai sehingga perlu diupdate.

Tabel 1
Daftar Kebutuhan Data
Jenis Data Uraian Data
No Instansi Sumber Data
Dan Informasi Dan Informasi
RTRW Prov. Bappeda
1 Kebijakan Daerah RTRW Kab. Bappeda
Kebijakan lainnya Bappeda
Dinas Pertambangan &
Geologi
Energi/Bappeda
Klimatologi Bappeda / BMKG
Hidrologi dan Geohidrologi
Fisik dan BPWS dan Dinas PU
2 DAS
Lingkungan Sumberdaya Air
Kualitas Perairan
Kebencanaan
Guna Lahan Bappeda
Hutan Lindung / Cagar Alam BPLHD
Flora Dinas Lingkungan Hidup
Fauna
3 Sumberdaya Hayati Biota Air
Vegetasi Pantai
Sumberdaya Ikan
Jaringan Jalan Dinas PU/Bappeda
Jaringan Irigasi Dinas PU Sumberdaya Air
Dinas Pertambangan &
Jaringan Listrik
4 Prasarana Energi / PLN
Jaringan Telekomunikasi Dinas Kominfo/Bappeda
Jaringan Air Bersih Dinas PU/Bappeda
Jaringan Drainase Dinas PU/Bappeda
Jaringan Persampahan Dinas PU/Bappeda
PDRB Kabupaten Bappeda/BPS Kab
Sektor Pertambangan Dinas Pertambangan
7 Perekonomian Sektor Pertanian dan
Dinas Perkebunan
Perkebunan
Sektor Kehutanan Dinas Kehutanan
Kependudukan Bappeda/ BPS
Mata Pencaharian Bappeda/ BPS
Pendidikan Bappeda/BPS
8 Sosial Budaya Kesehatan Bappeda/ BPS
Kesejahteraan Bappeda/ BPS
Adat Istiadat Bappeda/ BPS
Kelembagaan Masyarakat Bappeda/ BPS
Izin Penambangan Badan Penanaman Modal
9 Data Perizinan
Izin Perkebunan dan Pelayanan Terpadu
Sumber: Tim Konsultan, 2018

PT. ARTHA DEMO ENGINEERING CONSULTANT


Halaman 13
LAPORAN BULANAN
Persiapan RAPERPRES KSN Kawasan Kritis Lingkungan Buol-Lambunu
1

Pembuatan profil peta dasar perencanaan pemanfaatan ruang Kawasan Lingkungan Buol-
Lambunu didasarkan atas kondisi topografi, geologi dan hidrografi lingkungan Kawasan
Lingkungan Buol-Lambunu. Data dan informasi yang dibutuhkan diuraikan dalam tabel
berikut.
Tabel 4.2
Daftar Kebutuhan Peta
No Kebutuhan Peta
1 PETA RUPA BUMI INDONESIA (RBI)
 Skala 1 : 50.000
a Skala
 Skala 1 : 10.000 jika ada atau skala 1 : 25.000
Badan Informasi Geografis (BIG)
b Instansi Penyedia
 Batas administrasi sampai kecamatan,
 Penggunaan lahan (bangunan)
 Jaringan jalan, infrastruktur utama
c Kedalaman Informasi
 Pemanfaatan lahan existing
 Sungai, danau, garis pantai
 Ketinggian (kontur) dengan interval 25 meter
 Peta dasar digital
d Output
 Peta dasar hardcopy
2 PETA KAWASAN HUTAN LINDUNG/CAGAR ALAM
a Skala  Skala 1 : 50.000
Dinas Kehutanan / Dinas Lingkungan Hidup
b Instansi Penyedia
 Delineasi kawasan
Kedalaman
c  Keanekaragaman Hayati
Informasi
 Lahan Kritis
 Peta dasar digital
d Output
 Peta dasar hardcopy
Sumber: Tim Konsultan, 2018

PT. ARTHA DEMO ENGINEERING CONSULTANT


Halaman 14
LAPORAN BULANAN
Persiapan RAPERPRES KSN Kawasan Kritis Lingkungan Buol-Lambunu
1

BULAN KE
NO K E G I A T A N I II III IV V VI VII VIII
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Persiapan
 Mobilisasi Tim
 Pemahaman
terhadap KAK
 Melakukan kajian
awal RTR KSN KL
Buoal-Lambunu
 Identifikasi Awal
Substansi yg
perlu disepakati
 Menyusun
metode dan
rencana kerja
 Penyiapan
rencana survey

Pengumpulan,
Penyepakatan
2
Data dan Survey
Lapangan
 Isu strategis KSN
KL Buol-
Lambunu
 Kebijakan tata
ruang dan
sektoral
 Kondisi
fisik/lingkungan
dan sumber daya
alam (SDA)
 Perekonomian,
sosial dan
budaya
 Sumber daya
buatan, sarana
dan prasarana
 Keperdudukan
dan sumber daya
manusia (SDM)
 Data

PT. ARTHA DEMO ENGINEERING CONSULTANT


Halaman 15
LAPORAN BULANAN
Persiapan RAPERPRES KSN Kawasan Kritis Lingkungan Buol-Lambunu
1

BULAN KE
NO K E G I A T A N I II III IV V VI VII VIII
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

kelembagaan dan
pembiayaan
pembangunan
 Penyepakatan
validasi data
antar instansi
terkait

Kajian
3 Karakteristik
Kawasan
 Aspek Hukum
dan Administrasi
- Cakupan
area KSN
- Kewenangan
penguasaan
lahan/periji
nan
- Dll.
 Aspek
Perencanaan
Wilayah dan
Aspek
Kelembagaan
- Kondisi
lingkungan
(ekologi dan
hidrologi)
- Penggunaan
lahan
- Prasarana
wilayah
- Lembaga
pemerintah,
swasta, LSM,
komunitas
- Dll.
 Aspek
Pembiayaan dan
Aspek Sosial
- APBN, APBD
- Sumber daya
lainnya
- Sosial
ekonomi
masyarakat
sekitar
kawasan

PT. ARTHA DEMO ENGINEERING CONSULTANT


Halaman 16
LAPORAN BULANAN
Persiapan RAPERPRES KSN Kawasan Kritis Lingkungan Buol-Lambunu
1

BULAN KE
NO K E G I A T A N I II III IV V VI VII VIII
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Penyempurnaan
4 Muatan Teknis
Raperpres
 Penyempurnaan
kebijakan dan isu
strategis
 Penyempurnaan
isu lingkungan
dan data KLHS
 Penyempurnaan
substansi teknis
Raperpres
 Klinik peta
dengan pihak BIG

Penyempurnaan
5 Naskah
Raperpres
 Penhyempurnaa
n naskah
Raperpres
 Asistensi ke BIG
 Penyelesaian
Raperpres RTR
KL Buol-
Lambunu

Pembahasan
6 Laporan,
Koordinasi, Diskusi
 Koordinasi Awal
 Pembahasan
Internal
 Pembahasan
Laporan
Pendahuluan
 Pembahasan
Updating
Kebijakan dan
Isu Strategis
dengan K/L
 Pembahasan
Updating isu
lingkungan dan
data KLHS
dengan K/L
 Pembahasan
Internal

PT. ARTHA DEMO ENGINEERING CONSULTANT


Halaman 17
LAPORAN BULANAN
Persiapan RAPERPRES KSN Kawasan Kritis Lingkungan Buol-Lambunu
1

BULAN KE
NO K E G I A T A N I II III IV V VI VII VIII
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

 Pembahasan
Laporan Antara
 Pembahasan RTR
KSN KL Buol-
Lambunu di Kab.
Parigi Moutong
 Pembahasan RTR
KSN KL Buol-
Lambunu di Kab.
Buol
 Pembahasan
Penyepakatan
muatan dengan
Gub. Sulteng di
Palu
 Pembahasan
Penyepakatan
muatan dengan
Gub. Sulteng di
Palu
 Pembahasan
Internal
 Pembahasan
Laporan Akhir
 Asistensi ke BIG
3 kali

Penyerahan
7
Laporan
 Laporan
Pendahuluan
 Laporan Antara
 Laporan Akhir
(Final Report)
 Laporan Bulanan
 Proceeding
 Executive
Summary
 Album Peta

PT. ARTHA DEMO ENGINEERING CONSULTANT


Halaman 18
LAPORAN BULANAN
Persiapan RAPERPRES KSN Kawasan Kritis Lingkungan Buol-Lambunu
1

Tabel Rencana Kerja Bulan Berikutnya (Bulan Kedua)


Bulan Ke 2
No Kegiatan
1 2 3 4
Pengumpulan, Penyepakatan Data dan
Survey Lapangan
1 Isu strategis KSN KL Buol-Lambunu
2 Kebijakan tata ruang dan sektoral
Kondisi fisik/lingkungan dan sumber daya
3
alam (SDA)
4 Perekonomian, sosial dan budaya
5 Sumber daya buatan, sarana dan prasarana
Keperdudukan dan sumber daya manusia
6
(SDM)
Data kelembagaan dan pembiayaan
7
pembangunan
Penyepakatan validasi data antar instansi
8
terkait
Sumber: Tim Konsultan, 2018

Tabel Jadwal Penugasan Tenaga Ahli

Sumber: Tim Konsultan, 2018

PT. ARTHA DEMO ENGINEERING CONSULTANT


Halaman 19
LAPORAN BULANAN
Persiapan RAPERPRES KSN Kawasan Kritis Lingkungan Buol-Lambunu
1

NOTULENSI PRESENTASI LAPORAN PENDAHULUAN


PEKERJAAN PENYIAPAN RAPERPRES KSN KAWASAN KRITIS LINGKUNGAN
BUOL-LAMBUNU

PT. ARTHA DEMO ENGINEERING CONSULTANT


Halaman 20
LAPORAN BULANAN
Persiapan RAPERPRES KSN Kawasan Kritis Lingkungan Buol-Lambunu
1

PT. ARTHA DEMO ENGINEERING CONSULTANT


Halaman 21
LAPORAN BULANAN
Persiapan RAPERPRES KSN Kawasan Kritis Lingkungan Buol-Lambunu
1

PT. ARTHA DEMO ENGINEERING CONSULTANT


Halaman 22
LAPORAN BULANAN
Persiapan RAPERPRES KSN Kawasan Kritis Lingkungan Buol-Lambunu
1

PT. ARTHA DEMO ENGINEERING CONSULTANT


Halaman 23
LAPORAN BULANAN
Persiapan RAPERPRES KSN Kawasan Kritis Lingkungan Buol-Lambunu
1

PT. ARTHA DEMO ENGINEERING CONSULTANT


Halaman 24

Anda mungkin juga menyukai