Anda di halaman 1dari 36

RENCANA TATA RUANG

KAWASAN STRATEGIS PROVINSI


KAWASAN PERBATASAN SURUMANA
KABUPATEN DONGGALA 2014-2034

Seminar Pembahasan
LAPORAN PENDAHULUAN
Palu, 11 Agustus 2014

DINAS CIPTA KARYA, PERMUKIMAN DAN TATA RUANG


PROVINSI SULAWESI TENGAH

OUTLINE
1
PENDAHULUAN

MATERI POKOK PEKERJAAN


GAMBARAN UMUM KAWASAN

METODE PENDEKATAN & PENANGANAN PEKERJAAN

PROGRAM KEGIATAN LAPANGAN

PENDAHULUAN
Kawasan strategis
perbatasan menjadi
prioritas pengembangan
Provinsi Sulteng sekaligus
kawasan yg rawan dengan
persoalan Pemanfaatan
Ruang

Pusat pertumbuhan
kawasan baru yg cepat
tumbuh & kegiatan utama
perkebunan berorientasi
pada PKW dan PKN
Keterpaduan sistem prasarana
dasar ke-PU-an (sistem jalan
dan transportasi serta sistem
drainase regional)

1. Ketertinggalan akan sarana &


prasarana
2. Persoalan Lingkungan (banjir dan
sedimentasi)
3. Inefisiensi & Fungsi Ruang
4. Potensi SDA belum tereksploitasi
5. Konflik Sosial & Ketimpangan
Perbatasan

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)


Provinsi Sulawesi Tengah

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)


Kabupaten Donggala & Mamuju Utara

Isu Strategis KAWASAN PERBATASAN SURUMANA:


Menurunnya Daya Dukung & Daya Tampung Lingkungan

Sedimentasi

Limbah Bawaan Hulu

Limbah Lainnya

Tata Bangunan

Kurangnya resapan

Limbah Domestik

Fungsi Ruang

Kondisi Jalan sangat


Terbatas

Ketidakjelasan Pola
dan Struktur Ruang

Inefisiensi Ruang

Pemanfaatan lahan
yg inefisien dan
terjadi pendangkalan
Hilir dan tingginya
Sedimentasi akibat
Limbah Domestik
Industri dan
Lainnya, termasuk
Sedimentasi
Sungai di DAS
Surumana berakibat
sering banjir

Pemanfaatan Ruang di Kawasan Perbatasan


belum optimal (Inefisiensi), karena terdapat
lahan yg sangat luas belum termanfaatkan &
potensi konflik di lahan yg padat

Tujuan & Sasaran


Penyusunan RTR KSP KAWASAN SURUMANA :

Menyusun arahan pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang


kawasan perbatasan sesuai tipologi berdasarkan sudut kepentingan, kriteria dan
isu strategis provinsi/region kawasan perbatasan agar perkembangan kawasan
perbatasan menjadi selaras dan serasi dengan lingkungannya; dan
Penataan ruang KSP Kawasan Perbatasan bertujuan untuk mewujudkan pelayanan
fasilitas dan fungsi rehabilitasi ekologis dan kemandirian ekonomi.

Mendelineasi kawasan perbatasan dan pusat pertumbuhan dalam kawasan


perbatasan;
Melakukan identifikasi isu strategis dan mendesak dalam pengembangan kawasan
perbatasan provinsi;
Merumuskan kebijakan dan strategi pengembangan infrastruktur pada Kawasan
Perbatasan;
Menyusun arah kebijakan bagi program sektoral yaitu kegiatan yang akan
ditumbuhkan dalam KSP Kawasan Perbatasan; dan
Mengarahkan peran serta seluruh stakeholders dalam menyusun KSP Kawasan
Perbatasan.

Ruang Lingkup Kegiatan


Penyusunan RTR KSP KAWASAN SURUMANA :
Lingkup Kegiatan :
Delineasi Kawasan Desa Surumana; Peran dan fungsi RTR serta
cakupan KSP Kawasan Perbatasan (Lingkup wilayah dan lingkup
kegiatan); Tujuan, kebijakan dan strategi penataan ruang KSP
Perbatasan; Rencana struktur ruang; Rencana pola ruang; Arahan
pemanfaatan ruang; Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang;
Pengelolaan KSP Kawasan Perbatasan; dan Peran serta
masyarakat dalam penataan ruang KSP Kawasan Perbatasan.

Lingkup Lokasi Kegiatan :


Kegiatan berlokasi pada Kabupaten Donggala di Provinsi
Sulawesi Tengah, yaitu: Kawasan Perbatasan Surumana (Provinsi
Sulawesi Tengah dengan Kabupaten Mamuju Utara Provinsi
Sulawesi Barat).

Landasan Hukum
Penyusunan RTR KSP KAWASAN SURUMANA :

Undang-Undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;


Undang-Undang No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan;
Undang-Undang No.24 Tahun 2004 tentang Penanggulangan Bencana;
Undang-Undang No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman;
Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 1985, tentang Jalan;
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ruang Terbuka Hijau;
Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 Tentang Sungai;
Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1993, tentang Analisa Mengenai Dampak Lingkungan;
Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1985 tentang Perlindungan Hutan;
Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1996 tentang Pelaksanaan Hak dan Kewajiban serta Bentuk dan Tata Cara
Peranserta Masyarakat dalam Penataan Ruang;
Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang;
Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN);
Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang;
Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 Tentang Bentuk dan Tata Cara Peran Masyarakat Dalam Penataan Ruang.
Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung;
Keputusan Menteri Permukiman Prasarana Wilayah Nomor: 327/KPTS/ M/2002 tentang Penetapan Enam Pedoman Bidang
Penataan Ruang;
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2009 tentang Pedoman Penentuan Daya Dukung Lingkungan
Hidup Dalam Penataan Ruang Wilayah;
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 20/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknik Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan,
Ekonomi serta Sosial Budaya dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang;
Rencana Tata Ruang Wilayah Pulau (RTRWP)Sulawesi;
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2008-2028; dan
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Donggala tahun 2011-2031.

MATERI POKOK PEKERJAAN


Undang-Undang No. 26/2007 tentang Penataan Ruang
menetapkan kawasan khusus dengan istilah Kawasan
Strategis, yaitu kawasan yang penataan ruangnya
diprioritaskan karena mempunyai sangat penting dalam
lingkup nasional/provinsi/ kabupaten/kota harus disusun
rencana rinci tata ruangnya;
Berdasarkan nilai strategis kawasan, kawasan strategis terdiri
dari Kawasan Strategis Nasional (KSN), Kawasan Strategis
Provinsi (KSP) dan Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK);
dan
Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi Kawasan
Perbatasan Surumana merupakan salah satu jenjang rencana
tata ruang dengan skala 1:5.000-1:10.000 dan merupakan
produk perencanaan yang operasional dan dijabarkan dari
rencana umum tata ruang yang dapat berupa rencana tata
ruang kawasan strategis yang telah ditetapkan dalam rencana
tata ruang wilayah.

Kedudukan RTR KSP dalam Produk Penataan Ruang

Kedudukan RDTR Dalam Perencanaan Tata Ruang

RENCANA TATA RUANG KAWASAN


STRATEGIS PERBATASAN (RTR KSP)

Kepentingan dalam penanganan kawasan strategis


termasuk dalam penyusunan RTR KSP Kawasan
Perbatasan Surumana adalah untuk :
1. Pertahanan dan keamanan,
2. Pertumbuhan ekonomi,
3. Sosial dan budaya,
4. Pendayagunaan sumber daya alam dan/atau
teknologi tinggi, dan
5. Fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.
.Pada prinsipnya secara umum produk penyusunan
RTR KSP Kawasan Surumana terdiri dari pola
ruang berupa kawasan lindung dan budidaya serta
struktur ruang.

PRODUK/MUATAN RTR KSP KAWASAN


SURUMANA :
1. Tujuan pengembangan kawasan fungsional perkotaan;
2. Rencana struktur dan pola pemanfaatan ruang
kawasan perkotaan (distribusi penduduk kawasan
perkotaan, struktur pelayanan kegiatan kawasan
perkotaan, sistem jaringan pergerakan, sistem
jaringan utilitas);
3. Rencana blok pemanfaatan ruang (block plan);
4. Pedoman pelaksanaan pembangunan kawasan
perkotaan (arahan kepadatan bangunan, arahan
ketinggian bangunan, arahan perpetakan bangunan,
arahan garis sempadan, rencana penanganan blok
peruntukan, rencana penanganan prasarana dan
sarana); dan
5. Pedoman pengendalian pemanfaatan ruang.

KEWENANGAN & PROSES SERTA


PROSEDUR
PENYUSUNAN RTR KSP KAWASAN
SURUMANA :
Kewenangan Pemerintah Kota/Kabupaten dalam pelaksanaan penataan ruang

kawasan strategis kota meliputi:


Penetapan kawasan strategis kota berupa delineasi dan deskripsi.
Perencanaan tata ruang kawasan strategis kota pada rencana rinci.
Pemanfaatan ruang kawasan strategis kota berupa program dan biaya.
Pengendalian pemanfaatan ruang kawasan strategis kota.

Proses dan prosedur dalam menyusun RTR KSP adalah :


(1) mengidentifikasi permasalahan pembangunan dan perwujudan ruang kawasan
dan
(2) memperkirakan kebutuhan pelaksanaan pembangunan kawasan agar dapat
berfungsi sebagai : Pengaturan tata guna tanah (land regulation); Penerbitan
surat keterangan pemanfaatan ruang; Penerbitan advise planning; Penerbitan
izin prinsip pembangunan; Peneritan izin lokasi; Pengaturan teknis bangunan;
Penyusunan rencana teknik ruang kawasan; dan Penyusunan rencana tata
bangunan dan lingkungan.
(.Penyusunan RTR KSP pada prinsipnya melalui proses umum penataan ruang
dengan melakukan analisis fisik lingkungan, analisis ekonomi dan analisis
sosial budaya.

GAMBARAN UMUM KAWASAN


Kawasan Perbatasan di Provinsi Sulawesi Tengah
adalah: Tindantana, Teluk Matarape, Surumana, Umu,
Kepulauan Togian, Sejoli, dan Pulau Sonit;
Kawasan Perbatasan Surumana (perbatasan
Kabupaten Donggala dengan Kabupaten Mamuju Utara
Provinsi Sulawesi Barat);
Terletak di Kecamatan Banawa Selatan, Kabupaten
Donggala dan berbatasan langsung dengan Kabupaten
Mamuju Utara (Provinsi Sulawesi Barat) di sebelah
Barat, Selat Makassar di sebelah Utara, Desa Lalombi
di sebelah Timur, dan Desa Watatu di sebelah Selatan;
dan
DAS Surumana yang membatasi kedua kabupaten dan
provinsi tersebut.

ORIENTASI KAWASAN PERBATASAN


SURUMANA
PROVINSI SULTENG

KAB. DONGGALA

KEC.BANAWA SELATAN

ORIENTASI KAWASAN PERBATASAN


SURUMANA

15

16

17

18

19

KAWASAN PERBATASAN SURUMANA

KAWASAN PERBATASAN SURUMANA

KAWASAN PERBATASAN SURUMANA

KAWASAN PERBATASAN SURUMANA

KEPENDUDUKAN DAN LUAS


KAWASAN
KABUPATEN DONGGALA
No.
Kecamatan
1
Rio Pakawa
2
Pinembani
3
Banawa
4
Banawa Tengah
5
Banawa Selatan
6
Tanantovea
7
Labuan
8
Sindue
9
Sindue Tombusabora
10
Sindue Tobata
11
Sirenja
12
Balaesang
13
Balaesang Tanjung
14
Damsol
15
Sojol
16
Sojol Utara
Jumlah

Luas (Km)
872,1630
402,6076
99,0449
74,6448
430,6663
302,6358
126,0088
177,1953
211,5547
211,9213
286,9355
274,8950
228,1850
732,7569
705,4146
139,0655
5.275,690

KECAMATAN BANAWA SELATAN


No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19

Desa
Mbuwu
Salumpaku
Watatu
Surumana
Lalombi
Tanah Mea
Bambarimi
Salungkaenu
Lumbumamara
Tolongano
Tosale
Lumbutarombo
Malino
Ongulara
Lambulama
Salusumpu
Sarombaya
Lembasada
Tanampulu
Total

JumlahPenduduk
(jiwa)
1538
1165
3159
1342
2395
1781
1505
936
1571
2353
2026
1196
1596
702
930
...
...
...
...
24.195

Luas
(km2)
44,9
56,4
20,5
8,7
11,45
7,9
32,6
51,3
39,9
8,08
12,5
6,4
57,2
22,8
19,2
10,65
...
4,72
15,3
430,67

Kepadadatan
(jiwa/km2)
34
21
154
154
108
225
46
18
39
184
162
187
22
31
48
...
...
...
...
56

KONDISI FISIK LINGKUNGAN


KAWASAN
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19

Desa
Mbuwu
Salumpaku
Watatu
Surumana
Lalombi
Tanah Mea
Bambarimi
Salungkaenu
Lumbumamara
Tolongano
Tosale
Lumbutarombo
Malino
Ongulara
Lambulama
Salusumpu
Sarombaya
Lembasada
Tanampulu

Dataran

Topografi (%)
Perbukitan

Pegunungan

Ketinggian
(mdpl)

26
37
100
75
65
75
70
25
25
35
25
75
10
15
30
50
70
60

24
25
35
25
15
25
25
25
25
40
15
15
25
15
20

50
63
15
50
50
40
50
25
60
70
100
25
15
20

42
56
21
15
15
15
36
38
47
13
16
20
39
55
434
14
36
13
39

Deskripsi Awal Potensi dan Permasalahan Kab.Donggala


Potensi :

Palu ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN)


dan Luwuk sebagai Pusat Kegiatan Nasional Promosi
(PKNp) Kota Orde I;
Poso, Banawa (Donggala), Toli-Toli, Buol dan Kolonedale
ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW); dan
Kawasan Perbatasan Surumana merupakan Kawasan
Strategis Ekonomi Provinsi dengan kegiatan utama
Perencanaan Kawasan, Pembangunan infrastruktur,
Pemasaran dan Pengelolaan Kawasan

Permasalahan :

Keterbatasan Aksesibilitas;
Belum Berkembangnya Perekonomian Wilayah;
Belum Meratanya Pelayanan Sosial Dasar dalam Rangka
Pemberdayaan Masyarakat;
Keterbatasan Infrastruktur Dasar; dan
Sulitnya Pengembangan Kawasan.

METODE PENDEKATAN & PENANGANAN


PEKERJAAN

Tinjauan Teoritis
Teknis Analisis
Penataan Ruang
Pengertian
Rencana Tata
Ruang
Kerangka Metode
Pendekatan
Pekerjaan

Pendekatan Penanganan Pekerjaan


Mobilisasi Peralatan dan Konsolidasi Tim Konsultan
Penyusunan RTR KSP Kawasan Perbatasan
Surumana;
Koordinasi dengan Pengguna Jasa Penyusunan
RTR KSP Kawasan Perbatasan Surumana;
Pengumpulan Data dan Informasi yang Terkait dengan
Kegiatan;
Penyiapan Peta Dasar Skala 1: 25.000;
Perumusan Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan;
Penyusunan Rencana Kerja;
Survei Lapangan, Pengumpulan Data dan Analisis;
dan
Review Terhadap RPJPD, RPJMD, dan RTR yang
Terkait dengan KSP Kawasan Perbatasan Surumana.

Analisis Aspek Fisik


KLIMATOLOGI

SATUAN
SATUAN KEMAMPUAN
KEMAMPUAN LAHAN
LAHAN

SKL MORFOLOGI

TOPOGRAFI

SKL KEMUDAHAN
DIKERJAKAN

GEOLOGI

SKL KESTABILAN
LERENG

HIDROLOGI

SKL KESTABILAN
PONDASI

SD.MINERAL & BHN


GALIAN
BENCANA ALAM
PENGGUNAAN LAHAN

SKL KESTABILAN AIR

Analisis
kemampuan
lahan

SKL DRAINASE
SKL EROSI
SKL PEMB. LIMBAH

STUDI FISIK

KEBIJAKAN PENGEMB.
FISIK YG ADA

Arahan tata ruang:


Pertanian
Rasio tutupan lahan
Rasio ketinggian
bangunan
Pemanfaatan air baku
Perkiraan daya tampung
lahan
Persyaratan &
pembatasan
pengembangan

Evaluasi penggunaan
lahan eksisting

SKL PERSAMPAHAN

Rekomendasi
kestabilan lahan

Analisis kestabilan
lahan

Analisis Aspek Ekonomi

lokasi
lokasi

Sektor/
Komoditas
Potensial

Pasa
r

ADA

Potens
i
Penge
mbang
an

ADA

Sumberdaya
Sumberdaya Alam
Alam

TIDAK
TIDAK ADA
ADA

TIDAK
TIDAK ADA
ADA

Sumberdaya
Sumberdaya Buatan
Buatan

Sektor/
Komoditas
Unggulan

TIDAK LAYAK

Sumberdaya
Sumberdaya Manusia
Manusia

ADA
Analisis
Analisis Kondisi
Kondisi
Perekonomian
Wilayah
Struktur
Struktur Ekonomi
Ekonomi &
&
Pergeserannya
Pergeserannya
Sektor
Sektor Basis
Basis

KEBIJAKAN
PEMERINTAH

Investasi
Infrastruktur

Infrastruktur
Baru

Investasi
Teknologi

LAYAK
Tidak Perlu Teknologi
Khusus

Peningkatan Nilai
Output Sektor/
Komoditas
Unggulan (layak
dikembangkan)

Tekno
-logi

TIDAK ADA

Tidak Ada Peluang Investasi


(tidak layak dikembangkan)

Identifikasi
Identifikasi Potensi
Potensi
SUmberdaya

Analisis Aspek Sosial Budaya


DATA MAKRO:
SENSUS PDDK
SUSENAS
SUPAS
SAKERNAS
INKESRA
ASPEK SOSIAL
BUDAYA

KESEJAHTERAAN
MASYARAKAT

DATA MIKRO:
HASIL-HASIL
STUDI
SURVEI

TERJADI
PENINGKATAN
KESEJAHTERAAN
MASYARAKAT

PERUBAHAN SOSIAL
BUDAYA

PERENCANAAN
SOSIAL BUDAYA

ANALISIS ASPEK
SOSIAL BUDAYA:
KEPENDUDUKAN
PENDIDIKAN
KETENAGAKERJAAN
KESEHATAN
PERUMAHAN &
LINGKUNGAN
SOSIAL BUDAYA

TIDAK ADA PELUANG PERUBAHAN SOSIAL


BUDAYA (PENGEMB. WIL. & KWS)

MERENCANAKAN
PENGEMB. SOSIAL
BUDAYA

POTENSIAL UNTUK
DIKEMBANGKAN

Sistem Pelaporan & Rencana Kerja


No

Kegiatan

Persiapan

Identifikasi Potensi dan


Permasalahan

Tahap Analisis

Tahap Perumusan Konsep

Tahap Penyusunan Rencana

Tahap Pelaporan dan


Pembahasan
Laporan Pendahuluan (LP)
Pembahasan LP
Laporan Fakta & Analisa (FA)
Pembahasan FA
Laporan Rencana (LR)
Pembahasan LR
Peraturan Daerah

Jadwal Pelaksanaan (Bulan)


1

Organisasi Pelaksana Kerja


Direktur Utama
PT.Geomteric
Konsultan Teknik

Pemberi Pekerjaan
Dinas Cipta Karya,
Permukiman dan Tata
Ruang Prov.Sulteng

Team Leader
Ahli Perencanaan Wilayah
dan Kota (Teknik Planologi)

AHLI
SOSIAL EKONOMI

AHLI
PRASARANA
WILAYAH

AHLI
SISTEM
INFORMASI
GEOGRAFIS
Ket
erangan:
Gari
s PrintahGaris
Koordinasi
Klompok
Tugas (warna)

AHLI
LINGKUNGAN
TENAGA
PENDUKUNG

Metode Pendekatan Penyusunan RTR KSP


1. Pendekatan Ekologis (ecological approach)
.

Ruang dipandang sebagai suatu kesatuan ekosistem, dimana komponen


ruang saling terkait dan berpengaruh secara mekanis sehingga hubungan
ruang dapat dimodelkan secara matematis terutama pengaruh satu komponen
terhadap komponen lainnya.

2. Pendekatan Fungsional dan Ekonomi (functional/economical approach)


.

Ruang dipandang sebagai wadah fungsional berbagai kegiatan dimana faktor


jarak atau lokasi menjadi penting terutama terkait dengan alokasi dan
distribusi investasi bagi wilayah agar secara regional tercapai hubungan
antarkota yang optimal guna memacu perkembangan kegiatan sekitarnya.

3. Pendekatan Sosial Politik (social-political approach)


.

Ruang dipandang sebagai suatu aspek yang dapat dikuasai bukan hanya
sebagai sarana produksi tetapi juga sebagai sarana akumulasi pasar dan juga
mempertimbangkan aspek teritori dari ruang.

4. Pendekatan Perilaku (behaviour approach)


.

Menekankan pada keterkaitan yang dialetik antara ruang dengan manusia dan
masyarakat yang memanfaatkan atau menghuni ruang tersebut dan
menekankan perlunya memahami perilaku manusia atau masyarakat yang
cenderung berbeda-beda di setiap daerah dalam memanfaatkan ruang.

PROGRAM KEGIATAN LAPANGAN

FGD 1

FGD 3

FGD 2

Garis koordinasi/konsultasi
Garis kegiatan
Garis hierarki laporan (produk)
Garis input-output

DIAGRAM
DIAGRAM KEGIATAN
KEGIATAN DAN
DAN PELAPORAN

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai