TENTANG
BUPATI BELU,
clan
BUPATI BELU
MEMUTUSKAN :
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Bagian Kesatu
Ruang Lingkup
Pasal2
(1) Ruang lingkup wilayah perencanaan merupakan daerah dengan batas yang
ditentukan berdasarkan aspek administratif mencakup wilayah daratan.
(2) Wilayah perencanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. Kecamatan Raimanuk;
b. Kecamatan Tasifeto Barat;
c. Kecamatan Kakuluk Mesak;
d. Kecamatan Nanaet Duabesi;
e. Kecamatan Kota Atambua;
f. Kecamatan Atambua Barat;
g. Kecamatan Atambua Selatan;
h. Kecamatan Tasifeto Timur;
1. Kecamatan Raihat;
J. Kecamatan Lasiolat;
k. Kecamatan Lamaknen; dan
1. Kecamatan Lamaknen Selatan.
(3) Wilayah perencanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) memiliki 81
(delapan puluh satu) desa/kelurahan.
(4) Batas-batas kabupaten meliputi :
a. Sebelah utara berbatasan dengan Selat Ombai;
b. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Malaka;
c. Sebelah timur berbatasan dengan Negara Republica Democratica De
Timor - Leste; dan
d. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Timor Tengah Utara.
(5) Letak astronomis Kabupaten Belu adalah 124° 40' 33" BT- 125° 15' 23" BT
dan 08° 70' 30" LS - 09° 23' 30" LS.
(6) Luas wilayah administrasi Kabupaten Belu seluas 1.125, 14 Km2 (seribu
seratus dua puluh lima koma satu empat kilometer persegi).
Pa al3
Bagian Ketiga
Kebijakan Penataan Ruang
Pasal 4
Pasal 5
(1) Untuk m laksanakan kebijakan penataan ruang sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 ditetapkan strategi penataan ruang wilayah.
(2) Strategi peningkatan peran dan fungsi kawasan perkotaan secara
berhirarki sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf a terdiri
atas :
a. mengembangkan kawasan perkotaan Atambua sebagai pusat
pemerintahan Kabupaten Belu sekaligus sebagai pusat distribusi
barang dan jasa;
b. meningkatkan interaksi desa-kota melalui sistem agropolitan; dan
c. mengembangkan infrastruktur transportasi darat pendukung sistem
agropolitan dan minapolitan.
(3) Strategi pemerataan persebaran penduduk sesuai dengan penetapan
pusat-pusat pennukiman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2)
buruf b terdiri atas:
a. mengembangkan sarana dan prasarana permukiman pada pusat-
pusat pertumbuhan baru;
b. mengembangkan kegiatan perekonomian lokal sebagai penarik
pergerakan pada pusat-pusat permukiman; dan
c. meningkatkan kualitas infrastruktur wilayah yang memudahkan
aksesibilitas penduduk dari pusat permukiman dengan wilayah
pendukung sekitarnya.
(4) Strategi penyediaan dan peningkatan kualitas prasarana wilayah utama
dalam mendukung pengembangan distribusi barang dan jasa secara
terpadu dan efisien sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf c
terdiri atas:
a. membuka dan meningkatkan akses jalan dari ibukota kabupaten ke
de a-desa terpencil untuk membuka konektivitas antar wilayah dan
m mbuka keterisolasian desa-desa terpencil;
b. mengembangkan sistem pelayanan transportasi secara terpadu
antannoda yang menghubungkan antar pusat permukirnan perkotaan
dan perdesaan sehingga adanya konektivitas antar wilayah di
Kabupaten Belu;
. m ng mbangkan istem transportasi yang menghubungkan pusat
p layanan permukiman dengan pusat produksi pertanian dan
pelayanan pariwi a ta;
10
11
12
13
BAB Ill
RENCANA STRUKTUR RUANO WILAYAH
Bagian Kesa tu
Umum
Pasal6
Bagian Kedua
Sistem Perkotaan
Pasal 7
14
Bagian Ketiga
Sistem J aringan Prasarana
Pasa18
(1) Sistem jaringan prasarana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1)
huruf b terdiri atas:
a. sistem jaringan transportasi;
b. sistem jaringan energi;
c. sistem jaringan telekomunikasi;
d. sistem jaringan sumber daya air; dan
e. sistem jaringan prasarana lainnya.
(2) Sistem jaringan prasarana digambarkan dalam peta dengan tingkat
ketelitian 1:50.000 sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
15
Pasal9
Pasal 10
Pasal 11
16
17
Pasal 12
18
Pasal 13
Pasal 14
19
Paragraf 2
Sistem J aringan Energi
Pasal 15
(1) Sistem jaringan energi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1)
huruf b yaitu jaringan infrastruktur ketenagalistrikan.
(2) Jaringan infrastruktur ketenagalistrikan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) terdiri atas :
a. Infrastruktur pembangkitan tenaga listrik dan sarana pendukungnya
terdiri atas:
1. pembangkit listrik tenaga uap yang terdapat di Kecamatan
Kakuluk Mesak;
2. pembangkit listrik tenaga diesel yang terdapat di Kecamatan
Atambua Barat;
3. pembangkit listrik tenaga bayu yang terdapat di Kecamatan
Lamaknen Belatan; dan
4. pembangkit listrik tenaga mikrohidro yang terdapat di Kecamatan
Lasiolat dan Kecamatan Raihat.
b. Infrastruktur penyaluran tenagalistrik dan sarana pendukungnya
terdiri atas:
1. jaringan transmisi tenaga listrik untuk menyalurkan tenaga listrik
antar sistem yaitu saluran udara tegangan tinggi yang
menghubungkan Kupang-Oelamasi-Soe-Kefamenanu-Atambua;
20
Paragraf 3
Sistem Jaringan Telekomunikasi
Pasal 16
Paragraf 4
Sistem Jaringan Sumber Daya Air
Pasal 17
(1) Sistem jaringan sumber daya arr sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8
ayat (1) huruf d terdiri atas:
a. sistem jaringan sum ber daya air lintas negara dan lintas provinsi yang
berada di wilayah kabupaten;
b. sistem jaringan sumber daya air lintas kabupaten/kota yang berada di
wilayah kabupaten; dan
c. sistem jaringan sumber daya air kabupaten.
(2) sistem jaringan sumber daya air Iintas negara yang berada di wilayah
kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri atas:
a. pengelolaan sumber daya air wilayah sungai Benanain meliputi
daerah aliran sungai Fatuketi, daerah aliran sungai Selowai, daerah
aliran sungai Umaklaran, daerah aliran sungai Dualaus, daerah aliran
21
22
Paragraf 5·
Sistem Jaringan Prasarana Lainnya
Pasal 18
23
24
25
Bagian Kesa tu
Umum
Pasal 19
(1) Rencana pola ruang wilayah meliputi rencana kawasan lindung dan
kawasan budidaya.
(2) Rencana pola ruang wilayah digambarkan dalam peta dengan tingkat
ketelitian 1:50.000 sebagaimana tercantum dalam Lampiran II yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
Bagian Kedua
Kawasan Lindung
Pasal 20
Kawasan lindung sebagaimana dimaksud dalam ·Pasal 19 'ayat {l) terdiri atas:
a. kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya;
b. kawasan perlindungan setempat;
c. kawasan lindung geologi;
d. kawasan rawan bencana a1am yang tingkat 'kerawanan dan probabilitas
ancaman atau dampak paling tinggi;
e. ka asan cagar budaya; dan
f. kawasan ekosistem mangrove.
Paragraf 1
Ka a n Yang Memberikan Perlindungan Terhadap Kawasan Bawahannya
Pasal 21
26
Paragraf 2
Kawasan Perlindungan Setempat
Pasal 22
27
Paragraf 3
Kawasan Lindung Geologi
Pasal 23
28
Paragraf 4
Kawasan Rawan Bencana Alam yang Tingkat Kerawanan dan
Probabilitas Ancaman atau Dampak Paling Tinggi
Pasal24
Paragraf 5
Kawasan Cagar Budaya
Pasal 25
29
-~
DiPindai dengan Cam8canner
Pnragraf 6
Knwasan Eko istern Mangrove
Pasa126
Bagian Xetiga
Kawasan Budidaya
Pasal 27
Kawasan budidaya sebagaimana dimaksud dalam 'Pasal 19 ayat (1) tercliri atas:
a. kawasan hutan produksi;
b. kawasan pertanian;
c. kawasan perikanan;
d. ka asan pertambangan dan energi;
e. kawasan peruntukan industri;
f. ka asan pariwisata;
g. kawasan permukiman;
'h, kawasan pertahanan dan keamanan; dan
L kawasan transportasi.
Paragraf 1
Kawasan Hutan Produksi
Pasal 28
30
Paragraf 2
Kawasan Pertanian
Pasal 29
31
32
Paragraf 3
Kawasan Perikanan
Pasal 30
33
Paragraf 4
Kawasan Pertambangan dan Energi
Pasal 31
34
Paragraf 5
Kawasan Peruntukan Industri
Pasa132
35
Paragraf 6
Kawasan Pariwisata
Pasal 33
36
Paragraf 7
Kawasan Permukiman
Pasal 34
(1) Kawasan permukiman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 huruf g
terdiri atas:
a. kawasan peruntukan permukiman perkotaan; dan
b. kawasan peruntukan perrnukiman perdesaan.
37
Paragraf 8
Kawasan Pertahanan dan Keamanan
Pasal 35
Paragraf 9
Kawasan Transportasi
Pasal 36
38
39
Pasal 39
(1) Kawasan strategis yang ada di Kabupaten Belu terdiri atas :
a. kawasan strategis nasional;
b. kawasan strategis provinsi; dan
c. kawasan strategis kabupaten.
(2) Rencana kawasan strategis digambarkan dalam peta dengan tingkat
ketelitian 1:50.000 sebagaimana tercantum dalam Lampiran III yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
Bagian Kedua
Kawasan Strategi.s Nasional dan Kawasan Strategis Provinsi
Pasal 40
Bagian Ketiga
Kawasan Strategis Kabupaten
Pasal 41
40
Pasal42
BAB VI
ARAHAN PEMANFAATAN RUANO
Pasal 43
41
Pasal44
BAB VII
KETENTUAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANO
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 45
42
Bagian Kedua
Ketentuan Umum Peraturan Zonasi
Pasal 46
(1) KUPZ sistem Kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat (2)
huruf a digunakan sebagai pedoman bagi pemerintah daerah dalam
menyusun peraturan zonasi.
(2) KUPZterdiri atas:
a. KUPZ untuk kawasan lindung;
b. KUPZuntuk kawasan budidaya;
c. KUPZ untuk kawasan sekitar sistem jaringan prasarana;
d. KUPZ untuk sistem sistem perkotaan; dan
e. KUPZ tambahan.
Paragraf 1
Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Kawasan Lindung
Pasal 47
43
44
45
46
47
48
49
50
52
Pasal 48
53
54
56
51
59
60
'Paragraf 3
Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Kawasan
Sekitar Sistem J aringanPrasarana
Pasal 49.
61
62
·----- ~
DiPindai dengan Cam8canner
c) Jalan lokal primer meliputi:
63
64
65
66
67
{
DiPindai dengan Cam8canner
gudang kirnia bcrbahaya salur n udara t
saluran udara tegangan tinggi; cgangan inggi dan/ atau
9 . untuk . mempergunakan
b d
tanah, perairan atau d di d
u ara 1 aera
h
kepentmgan an ar udara wajih m t hi
. ema u t persyaratan-
persyaratan yang sudah diatur dalam peraturan pemerintab.
PZ sekitar sistem jaringan energi sebagaimana dimak d d
(3) J(l} diri ta . su pa a ayat (1)
huruf b ter a s.
d. pembangkit listrik tenaga uap meliputi:
I. pembangunan ·1okasi pembangkit 1istrik tenaga uap harus sesuai
dengan rencana tata ruang wilayah;
2. sebelum melaksanakan operasional kegiatan, wajib memiliki izin
perlindungan da~ pengelolaan lingkungan hidup yang meliputi
izin tempat penyunpanan sementara limbah bahan berbahaya dan
beracun dan izin pembuangan limbah cair ke laut ataupun tempat
penampungan air lainnya;
3. lokasi tidak pada kawasan permukiman padat penduduk; dan
4. wajib memiliki fasilitas penge1o1aanIimbah bahan berbahaya dan
beracun dan tempat pengelolaan limbah cair.
e. pembangkit listrik tenaga diesel meliputi:
1. pembangunan pembangkit listrik tenaga diesel harus sesuai
dengan rencana tata ruang wilayah;
2. pembangunan pembangkit listrik tenaga diesel dengan kapasitas
tertentu tidak disarankan pada permukiman padat penduduk; dan
3. dalam pembangunan pembangkit listrik tenaga diesel terdapat
faktor-Iaktor yang per1u diperhatikan pada saat pemilihan Iokasi
pembangkit listrik tenaga diesel diantaranya jarak dari beban
dekat, persediaan areal tanah dan air, pondasi, pengangkutan
bahan bakar dan kebisingan dan kesulitan lingkungan.
f pem bangkit listrik tenaga bayu/ angin meliputi:
1. penetapan Jokasi pembangkit listrik tenaga bayu ditetapkan
berdasarkan hasil survei Iokasi yang memenuhi syarat sesuai
ketentuan yang berlaku; dan
2. pembangkit listrik tenaga bayu dibangun dengan menggunakan
tower yang tinggi atau dipasang diatas bangunan.
68
69
71
72
<
DiPindai dengan Cam8canner
3) kerniringan zona haru k
urang dari 20'% (dua puluh
p r en);
4) j8:ak ~ari lapangan terbang haru I bih besar dari 3.000
(t1g~ ribu) meter untu k pencrbangan turboj t dan harus
lebih
. besar dari I · 500 ( scr1ib u 1.rrna ratus) meter untuk Jems
. .
1 m; dan
5) tid~ boleh pada daerah lindung/cagar alam dan daerah
banjir dengan periode ulang 25 (du.a puluh lima) tahun.
b) kriteria penyisih terdiri dari:
1) iklim;
2) u tilitas;
3) lingkungan biologis;
4) kondisi tanah;
5) demografi;
6) ba tas administrasi;
7) kebisingan;
8) bau;
9) estetika; dan
10) ekonomi.
c) kriteria penetapan yaitu kriteria yang digunakan oleh instansi
berwenang untuk menyetujui dan menetapkan Iokasi terpilih
sesuai dengan kebijaksanaan instansi yang berwenang
setempat dan ketentuan yang berlaku.
c. tempat penampungan sementara sampah meliputi:
1. tempat penampungan sementara merupakan landasan
pemindahan yang dapat dilengkapi dengan ramp dan kontainer;
2. Jua tempat penampungan sementara sampai dengan 200 (dua
ratu ) meter persegi;
3. jeni. pembangunan penampung sementara bukan merupakan
wadah permanen;
4. ampah tidak boleh berada di tempat penampungan sementara
I bih dari 24 (dua puluh rnpat] jam;
5. p n mpatan tidak mengganggu estetika dan lalu linta ; dan
73
Paragraf 4
Ketentuan-·Umum Peraturan Zonasi
Sistem Perkotaan
Pasal 50
(1) KUPZ untuk sistem perkotaan sebagaimana dimaksud pada Pasal 46 ayat
(2) huruf d terdiri atas:
a. PKSN Atambua;
b. PKL;
c. PPK; dan
d. PPL.
74
75
76
(1) KUPZ tambahan sebagaimann dimaksud dalam Pasal 46 ayat (2) huruf e
yaitu kawasan yan.~ berpotensi rawan bencana alam dcngan tingkat
kerawanan, probabilitas ancaman dan/ a tau berdampak rendah hingga
sedang.
(2) KUPZ kawasan yang berpotensi rawan bencana alam dengan tingkat
kerawanan, probabilitas ancaman dan/ a tau berdampak rendah hingga
sedang, sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) terdiri atas:
a. KUPZ kawasan rawan abrasi pantai meliputi:
1. pemanfaatan ruang dengan mempertimbangkan karakteristik,
jenis clan ancaman bencana;
2. penentuan lokasi danjalur evakuasi dari permukiman penduduk;
3. pembatasan pendirian bangunan kecuali untuk kepentingan
pemantauan ancaman bencana dan kepentingan umum; dan
4. sempadan pantai ditetapkan pada kawasan sepanjang tepian
pantai sejauh 100 (seratus) meter dari pasang tertinggi secara
proporsional sesuai dengan bentuk, letak dan kondisi fisik pantai.
b. KUPZkawasan rawan banjir meliputi:
1. pemanfaatan ruang dengan mempertimbangkan karakteristik,
jenis dan ancaman bencana;
2. penentuan lokasi dan jalur evakuasi dari permukiman penduduk;
3. pembatasan pendirian bangunan kecuali untuk kepentingan
pemantauan ancaman bencana dan kepentingan umum;
4. penetapan batas dataran banjir;
5. pemanfaatan dataran banjir bagi ruang terbuka hijau dan
pembangunan fasilitas umum dengan kepadatan rendah;
6. ketentuan pelarangan pemanfaatan ruang bagi kegiatan
pennukiman dan fasilitas umum penting lainnya;
c. KUPZkawasan rawan kekeringan meliputi:
1. pemanfaatan ruang kawasan rawan kekeringan
mempertimbangkan karakteristik, jenis, ancaman bencana
kekeringan;
77
'Bagian Ketiga
Ketentuan Perizinan
Pasal 52
78
.Bagian Keempat
Ketentuan Insentif dan Disinsentif
Pasal 54
Pasa155
79
Bagian Kelima
Arahan Sanksi
Pasal 58
[I] Arahan sariksi sebagaimana dimaksud da1am Pasal 45 ayat (2) huruf d
merupakan acuan bagi Pemerintah Daerah dalam pengenaan sanksi
administratif kepada pelanggar pemanfaatan ruang.
(2) Pengenaan sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
terhadap:
a. Pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana struktur ruang
dan pola ruang;
b. Pelanggaran ketentuan umum peraturan zonasi;
c. Pemanfaatan ruang tanpa izin pemanfaatan ruang yang diterbitkan
berdasarkan rencana tata ruang wilayah kabupaten;
d. Pemanfaatan ruang tidak sesuai dengan izin pemanfaatan ruang yang
diterbitkan berdasarkan rencana tata ruang wilayah kabupaten;
e. Pelanggaran ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin
pemanfaatan ruang yang diterbitkan berdasarkan rencana tata ruang
wilayah kabupaten;
f. Pemanfaatan ruang yang menghalangi akses terhadap kawasan yang
oleh peraturan perundang-undangan dinyatakan sebagai milik umum;
dan/atau
81
Pasal 59
Pasal 60
Setiap orang yang melakukan pelanggaran terhadap rencana tata ruang ang
telah ditetapkan dapat dikenakan sanksi pidana s suai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan bidang penataan rl}ang.
82
Pasal 61
(l) Oalam rangka mcngkoordinasikan pcnatann ruang den k rjn ama antar
sektor/daerah di bidang penataan ruang, dib ntuk Tim Koordinasi
p nataan Ruang Kabupaten,
(2) Untuk membantu pelaksanaan tugas TKPRD sebagairnana dimaksud
pada ayat ( 1) dibentuk Sekretariat dan Kelompok Kerja yang terbagi atas
Kelompok Kerja Perencanaan Tata Ruang, Kelompok Kerja Pemanfaatan
dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang.
(3) Tugas, susunan organisasi dan tata kerja TKPRD sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) diatur dengan Keputusan Bupati.
BAB IX
HAK, KEWAJIBAN DAN PERAN MASYARAKAT
DALAM PENATAAN RUANG
Bagian Kesatu
Hak Masyarakat
Pasal 62
83
Bagian Kedua
Kewajiban Masyarakat
Pasal 63
O tam p manfaatan ruang setiap orang berkewajiban:
a. Menaati rencana tata ruang yang telah ditetapkan;
b. Memanfaatkan ruang sesuai dengan izin pemanfaatan ruang dari pejabat
yang berwenang;
c. Mematuhi ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin pemanfaatan
ruang; dan
d. Memberikan akses terhadap kawasan yang oleh ketentuan peraturan
perundang-undangan dinyatakan sebagai milik umum.
Pasal 64
84
n J n u un rn r n l n
, m mnnfa t n u n : d n
nlam n nd linn p m nf n u nz.
P 166
Pasa167
Pasal 68
Pasal 69
86
~
DiPindai dengan Cam8canner
Pasal70
oalatn rangka meningkatkan peran masyarakat, pemerintah daerah
rnembangun sistem informasi dan dokumentasi penataan ruang yang dapat
diakses dengan mudah oleh masyarakat.
Pasal 71
BABX
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 72
Pasal73
(1) Jangka waktu Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Belu adalah 20
(dua puluh) tahun dan dapat ditinjau kembali.I (satu) kali dalam 5 (lima)
tahun.
(2) Dalam kondisi lingkungan strategis tertentu yang berkaitan dengan
bencana alam skala besar dan/ a tau perubahan batas teritorial wilayah
yang ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan, Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Belu dapat ditinjau kembali lebih dari 1 (satu)
kali dalam 5 (lima) tahun.
87
• r.
BAB XI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 74
(1) Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, semua peraturan
perundang-undangan yang berkaitan dengan perwujudan RTRW ini yang
telah ada tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan atau belum
diganti berdasarkan Peraturan Daerah ini.
(2) Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka :
a. izin pemanfaatan ruang yang telah dikeluarkan dan telah sesuai
dengan ketentuan Peraturan Daerah ini tetap berlaku sesuai dengan
masa berlakunya;
b. izin pemanfaatan ruang yang telah dikeluarkan tetapi tidak sesuai
dengan ketentuan Peraturan Daerah ini berlaku ketentuan:
I. untuk yang belum dilaksanakan pembangunannya, izin tersebut
disesuaikan dengan fungsi kawasan berdasarkan Peraturan
Daerah ini;
2. untuk yang sudah dilaksanakan pembangunannya dilakukan
penyesuaian dengan masa transisi berdasarkan ket ntuan
perundang-undangan;
88
8 AB XII
KETENTUAN PENYIDIKAN
Pasal 75
89
BAB XIII
KETENTUAN PIDANA
Pasal 76
Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
58, diancam pidana sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
dibidang penataan ruang.
90
Pasal 78
Diundangkan di Atambua
pada nggal 9 r t 2020
H KABUPATEN BELU,~
91
TENTANG
RENCANATATA RUANO WILAYAH KABUPATENBELU
TAHUN 2020-2040
92
95
97
99
r ~
-o 'iJ
s
t%J
la v» ? -i
g ~ s;
~ .,, >:c
3" O/ ['tJ
-i
c
'Z
c
£ ~
...
:j 0 0 z
r I',.)
0
r,.)
0
o
.,,
rz:.J
>
:I:
7,
)>
a,
c
"'::l
>
-i
(TJ
z
co
C'tJ
r
c
~
;; ;.rJ :c
I
i d
,:....
tr)
-i
0
z
~ 0 0
(
c
i ~ ~
tX) c
I -3 :z
~ I'.
i.; /' O C
_J __~_ ~
O
t\,
C
0
(..>
+
·-r------
1
+
~
~g
~N
"11:t-
......
o~
s ~N
Mo ~
! I
)!:] "'
0\
~·
t::2
~~
~
uJ ......
Q.. ~ ......
~
3 ~
<
:J ~ -~0 (:::)
......
N
i: ~
:.] c,
z
~
<
r, .... ~
0
~ N
:::>
0 ..-4
·rv
0
~ N
,:
( 0
>-( "'
0
-
..J "'
~ 0 .... < c.. ~ c: c,0 c,0 ,0c:
V) z
0 0~ ,0 ·- ,0
·c ·c ·c: CJ\
z
(
N z~ }j ~ ~~ ~~
cu c:
~::::,
I ro c: ~ c: <( c: <( c: .0
:> 0 ~
z :5 ::, Q) Q) ......... Q) ......... cu ::::,
N .... w EEO Ez Ez E -EQJ
~ 0 ~ Q) Q.. Q) Q.. CL> v
~~~ ~ co ~ cc ::ii.::: 0.. _.
0
< N
< z
f,-
z
~ ::>
0-
~~ co
( wz Q..
<
~ ~o
::> z
V) w
zco .ri z
cc
z
co
z
co
Q..
Q. 0..
c,
z ~~ <( <( <(
!;J
~ z
~
~
~
<Ji
w
a) ~ ~
~,
§~
~
1,,,
Q..
~
,0 ,0 ~
~ .... . "'°')
,0
:)
.CJ
:1
.0
-~
.0
s.. <
zE zE zE ~ ~
~ c: ~
0 ~0.. <
.B :8 -g
~ -' ~~ ~~
-
l
ai: c:
,0
'O
'in
,0
c: c:~5.~
z~
~
c:
~,0
< ~
z
g ~
~
~ c: c:
§ ~~
iz
c:
c~1~s
~~m~
~ 2' ~~
.8 ~
~
"'
z
-c
e .. ·5. ~ ~~
~~r
.a IE~ ti
i Iii lt
~ Q ~~
8 ::::, E ~ ~
f h~.c
ai:
w :::, ~
4J
~ "'1
~
M
~~~ ~~
.
D. ai: ?. ~
......
. .
M < ~
Ln
i=: M
0
N
~
N "'
.......
6 ~
s M
0
N
a
N
~
z
I
w
0...
~ N
0
N N
t--~-t-----4--
0
~
0
N
°' ~
.......
.......
~ ~
0 .......
N
~
0
N
~
·N ~
0
N
0
N
0
N
"
c: c: c: c:
n, n, n, ro
·c: Cl
c:
::,
·c: :s Cl
~ .c ~
c: :::,
Vl
v, ro
c:
a, ::::, (LI -g ro -o
E s: E ·c: .5 c:
'-
a, 0 -~ U"l
~ 0.. ~~ ... 0.. 0
i------------1r---+---+-----+------,f---------+--------+-----------l~
z
~~ .ci
Wz
ca < ~
~o z 0
::::, z ca ca
U) LU
0.. 0...
0.. <( <(
.;- "'(LI"'
·-c: ~n,
:::> a.
n, l'O l'O
.:::,. :::,.. :::,..
.c .c .c
..J E E ..J E
ll: ~ 520.. l9
-c
~ 19
0.. -c
S20..
N
<(
·~
c
-~ ~
ca.,·- "O jij
+"' ·-
e0
E "Cc ·-:Q
~&z
...,
·2
:::,
N
~
e,
e,
~
Q.
~
"'c:
tO
0
z: 0
co
.0 .0 .0 Q.
~ ~ ~ <
0
al
Q.
<
0
al
Q.
-c
0
co
0-
<
I~-c
c:
9 H
I
. L _J
-<z
V>
z <(
~~
z :s
..... w
Cl.
z
a: ~
wz
al -c
~o
:::> z
V> w
Cl.
--~~~------·---1·---~~~----~~--~-
DiPindai dengan Cam8canner
~
~~
~
~N "'
.....
a c!, ~
""o
~N
~
= ~~
oO
NN
·~
~
0
N
~
0
N
- ~
0
N
.....
N
0
N
~
0
N
tn ~
~~
z :5
.... w
Q.
~i<z
UJ
cc
·oco
Q.. .c
<... -~~
•
~o c
::> z Z 's 0
V> w
Q.
~e~
c( 0.. -c
z
~
men
.....
m
~
0
N
N
N
~
.....
N -~
0
N
Ci! ~ Ci!
Q. :::, Q. :::,
~~
=>
Q. -
Q)
=>
Q. -
G)
v, • v, al VI al
tel > tel
c
• tel
c
•
.sO Q.e c~
.!)
c~
.!)
~~ .ci .ci
wz
al < "iii vi ~ ~
~o .5 c:
:::>
Vl
z
w
Q.
z
al
Q.
<
~< e
0
Q.
0
~< e
's
Q.
0
al
Q.
<
0
al
Q.
-e
~ ~ ~
~Q) ,._
s
G) ,._
i ~G) ,._
es
.Q G)
E~
.Q G)
G)
E ~
.Q
'-
G)
E~
.Q G)
S2 E S2 E S2 E S2 E
c( "'
z ~ e
g .. c: ~ ~ - ..
~
jij
~ cl~ '(ii
I
l:
~
-~,,, ~ ~. ~
z ~~~~
~ e g' ·- 1 ~e
Q. B
~ ill~ ~
.......
~
0
N
N
N
0
N
....
N
0
N
c: c:
~ n, ro
0.. ::::, C'I C'I
:J -
c:
::::,
c:
::::,
0.. ~ .0
v, ::::,
.c
v, ::::,
V'I
n, • n, .c
c: .0 ~ -E c: ....
o~ ·-
c CL>
0..
·- CL>
c 0..
z.
a:
Wz~ .ci .ci .ci
al -c ~ ~ ~
~o 0 0
:::> z al al
0
al
Vl w 0.. 0.. 0..
0.. -c -c -c
~
z
c2 i
CL> ....
~
CL> .... ~
~ E ~ E~ '2
:::,
w S2 CL> S2 CL>
al S2 E S2 E M
c(
g
I
DiPindai dengan Cam8canner
~
0
N "
e ··~
ro 0\ c:
"C e ro
~:::, "C
c
Q)
.c
:::,
lY
E -E ~~
~& Ee
Q) V)
~w
zcc z z z
0. cc cc cc
0. 0.
-c -c c:t
0.
-c
a o~
80 ~
""""
~
~ g) ~
. r::2 ~
~~
~
~ ~
~ N
0 ~
s
~
N
~ ~
~
s
c,
0
N
~ ..... ~
n 0
N °'
...-4
N
0
~
N
0
N
~ "
..... c( c c: c c c
V> z ro ro ro ro ro
z< ·c ·c "t: ·c ·c
(1) ...
j2j j2j j2j
~~
'O
m~ m~ m~ ~
~~
c J2
(1) _5
.1'9
VI
z~ Ee Ee Ee Ee E E ro
..... ~
~ ta ~ ta ~ ta ~~
(1)
~ ~
0 3:
Ul
LO
-4
-4
z
~~ c:
wz
co c( lr')
ro
~e -o, .1'9
::., z zca zco zca zca zca V'I
ro
V> w 0.. 0.. 0.. 0.. 0.. 3:
Q.. c( -c c( c( < Ul
z 4 ·< -s... E
~ ~
Q..
~
(1)
"'" 3: E ca
~ 0 "O
w ~ ~ S2
ca
c c: c c:
Q)
c:. -e ~ .1'ro9 ..:l
"' ~ro,.
M
V)
~ "" ~ .1'9
E .!2
2::, :J
2i ::,
E ·.o
~ E ..,
re
:::,
E
a.
:::, ::,
0 - .0 - .1'9 ~ .0 -
..J ~~ ~~~ ~ -c c'8 ~ ~ ~~
i~
c: vi
:::, ro
< 'EIQ 0,
c: ·- c:
co
2: O'I "C ~:,C:ro
25 0, -'
g s.
j
ii c:
ro
c:
ro
~
E
s 0.. ~ j
2:
~
a
O'I
c:
C\
c: ~ .. fij~~~~
~
~ ro
0,
5. ~
E
·~
·e ·- v\
Vl ~ .hi~~
8
~
~
.
s
E
}?. ~~
c:
co ·-
§
~ .e
~ E c "O
~ ·5 ~ ~
~
"O cu
~
.£ &~
N
..;. I~! I~tu
~
\/\
en
c: c:
~ c: ~
. «>· ·m
c:
IQ
a.
c. • Cl) :::, ::,
:::, :::,
.D - U) c: .D -
~~ 3: ~ ~~
o~
a Mo
~N
~
Is
~
==
~ g)
~~
~
::a
~
......
......
~ ~ c:::)
......
g ::a
~
....... .... ~
~
....
N
0
N
0
N
~
~~ ~
c,
~
e,
0:::
c,
c: 0:::
e,
0:::
Q..
.C to
z< :::::, :::::, :::>
VI
CJ\
c:
:::::, :::>
\Q c... c, c, ~ .~ Q.. Q..
~~
z
.......
:sw VI
.~ ~
VI
to
c:
VI
to
c:
0 0
cc c:
e, to
0:::
c,
:::::,
VI ::, 0.
to .:,L :,
.s gt :g
VI
to
c:
11'1
to
c: f"
.....
e, O c, zs 0 cc -0 c, 0 :::l :r::: 0 0 .......
z
0::: ~ .ci .ci ..cl .ci c: c:
Wz
cc c( ~ ~
~ ~
lr\ ·v; ~ ~
~c c .E c 0 0 0 0 [ 0 [
:::::, z
V) w cc > cc cc
c... cc cc cc :,
Q.. ..c cc .5
Q.. c... c...
c... ~~ -c c( c( c( <~ ~~
z L-
~Q)
L.. rt')
~ c:
~ .19
~ 't- L.."' Q) ... L-
L.."'
ro .:,L
~Q) .QE ~ 0E ~Q) ~Q) ~ 0
~
w
~
Q) - c:::::, -0
.....
cc ~ S2 ~ S2 :r::: ~ ~
c:
~
c:
~ ~
c:
~
c:
~ ~ sc:
~ a 3. a ·[ a ro
a. a
~ .B .2
::,
.0 -
:,
.5 .2
:,
.0 -
:::,
.B .2 .5 :, .B .2
0 ~~ ~~ ~~ ~~ ~~ ~~
-' ~~
c: c: L..
·ro L..
s: ·~
c(
f ·c~- ~n,
E c: c:
j '{]\ j
~
~ ~ L..
g ro
r-,
c: ~ jj
0
c:
.~ :b2
~~
is~i
"O
c:~~~c:
E
~
c:
~ c: E
:, ro E
~
c:
"O ~
~ ~·~
j! ~--~
n; c: .
I
~ ~
~l
f!s
0
M
lt
....
M
~
!
E
8' ·~
~E
l"l
M
~,
M
M
ii
lurlt
;,;
ivi
M
fJ
to c:
B~
E ·-
ti~
~
:::, ~
......
.c:
(l)
E
~
~
0
...-4 0
z .c
a,
~ E 4J
~ ~ '2
w 0 ::>
co T"'4 0
"'
o~ .....
a ria
~N ""
! ""'.....
~
~
0. ~ .....
.....
~
i
~ hi
0
(::)
.....
N
~
~
z-c
I""\ ....
.... c(
CJ)
z c(
z
~~
z :5
_wc,
.ci
~
zca zca o z
c, c, ca
e, cc
o,
< <( <( <(
c
~
. .ft'J
c,
::, ::,
.0 -
~~
o~ ~
s r,,M
~~
.......
! ~~ f\r•
.......
~ o~
N
~
~ ;!j .......
0. ......
~
~
~ ~·
~ .......
~
~
~
,.,
~ ~
...... 0
N °'
.--4
-N tie)
~
0
N
~
a::
c,
c:
IQ
·c .ci ..ci c
\o ~ JYc IQ
~ ~ c
ci:
::::,
1:J ECIJ a.. °' 0
cc
a..
0
cc
e,
v, .B
n:, ::::,
c~
J: ~~ cc cc ·-
o~C1J
z 0
~~ cc
Wz a.. ..ci .ci
'°<
~o ~ ~ ~ vi
:::, z z 0 0 0 .s
V) w cc .ci cc cc cc >
c,
~~
e,
<(
c,
<(
a..
<(
e
c,
L.,
::::, IQ
"""'
·2 i6 E
::::, ~
·- c
..... "l:f" .19
::::, =>
c c c
~ JY JY
1'W'\ ~ -~ ~
'(Q
a.
:J ::::, ::::, ::::, ::::, ::::,
~ .c - .c - .0 -
~ ~~ ~~ ~~
iio
£:' ~
E
CIJ
1n L.,
.a
n,
c
Ge ~G
. °' ~
n:, 0
~! ;i ~
c
~~ ~~
n,
.
~~ 2'~ ~ ~ ~ ~.'Di
~·~
& Ol
"O ,~ i~ u H
~ e n,
E n, c
QI
.
.....
"l:f"
2'
; ~ .2
n, .ci
c:
~
.f&
a.
~ :::, :::,
0 .J:l -
...J
~~
•
~ ~
~ ~ ......
0
N
~
~
,..,~ .... ~
0
N
T-4
-N ~
~
- - ------ ----- -
~
0
N " -------- - - -- ------~- -
.... <(
c: c: c
z z
V) n:, c:
<( O'I
n:,
O'I
ro ro
O'I C'I
\() c: c: c: c:
~~ a. U') ::::, a. U') :::::, a. VI :::::, Q. ::l a.
z :s
.... w
::::,
"C
n:, ~ ::::,
c: O'I "C
n:, ~
.5 g' :g
:::::, ro ~ :::>
.5 g' :g
U')
n:, ~
c: O'I "C
::J
c, ·- c:: ·- ·- M
:f 0 ::J J: 0 ::J :I: 0 :.:J J: c :.:Jc: -:r: N
~
z..
~~ ..ci ..ci .c .c
Wz
cc <( l6' ~ ~ ~ ~
~c 0 cCD c cCD
::::> z
V) w CD
c.. c..
CD
c, c,
c.. c( -c <( -c
z L..
~-
~ Q)
L.. L.. L..
c:
!j c:
c: n:,
=c ::l c: ero
c:
C:ttJL..-
t;; ~ -R>-
a. ~- l9 ~~i~ '° l9O VI
~ :, :::, ::::, n:, ~ ro ~ ~ .0• ~~
0 .c - :: L.. :: L..
..J ~ ~~ ~ 8. ~ 8. ~ ~ ~ 8.
c(
c
z en:, e Ol c:
g O'I
c:,
{!3 c:
j~ cn:,
~
~ ~ "C
~~
e§ ~ c :a
ro ro ~ "O ~
~-8'
~ "E c: 'E'
~
8
~
:i:2-
:,
c: ~ a
B
O'I
§ ~
c
n:,
1'co3
~ [&
cj j9. C'I
~~ ~ C'I
~ 'B
l Ii I i
c.. ~
co
c
& ·-
& & :J
c c
~ ~
\D
" °'
d
DiPindai dengan Cam8canner
0
a:)
a.
a:)
aS •
a. ..c
ta ~
z 0 00
ct ~
cZ
.c .ci a:)
c, cc m
a. c,
~< ~ ~ < <<
::> 0z 0 0 z. . . z
a:)
0..
c(
co
0..
c(
co ~
~~
co
a..
<
e>... Li
c,
~ g}
00
"'"'
~
0
N
~
0
N
0
N
0
N
..... <
V) z
z<
~~ c .
ro .a
z::S
..... w c: ~ c:
ro
e, V)J9 a c:
~ .E co Ill
l'O
B::::,
·-
0 ~(IJ ~
co c: ~
Q~ LI')
N
......
.ci
·ii~ 'ii;
a .E a
co > co Q .5
~e~
<( c, -c ~ e>
al
<( ~
L..
~QJ ro-
:r:
J: Ln L..
N '"'4 B
..:.::
Lt') ~ Q)
'"'4
:r:
c: c: c c:
.19 .19 ro Bto B BIO
t'O... .8 ro ::, e m ::i
E<U ,E.0.19 E v.;-E.o
~~~~~~ ~~~~~
~ ~ ~ <( ~ ~ ~ 85 <
c:
c c: c
ro ~ ro ~
g- :I:
:J
~~ c
~ c:
~
E
cu ~
c: ~
,0 ~
~j
c c:
ro
~
Cl ~ ro ro ~
& ·- ~~
~ c
c: .19 e~
C:.=
1
16 ~
"B c .a ~ ~ gh 15 e
!~
Ii
Cl. ~ Ju & :f
Q.
.... N
....
0 0
I
w0..
~
¥3
~~
~
~
g) f"J
.....
.....
.....
i; ~ (::)
.....
~
~
o
~n ,-4
~ 0\
0
N
...-4
N a:)
~
0
N
0
N
ln ~ c: c: c:
ro ro ro
c: c: c:
~~
z5 "" .19
ro :::, "" l9
ro :::, "" l9
ro :::,
c: s: c: s: c: s:
M~
c~ ·-
o~ Q)
o~Q)
·- \0
N
.......
z
~~ .rl .rl .rl
Wz
CD < 'vi.. ~ ·v;.. ~ ·ii~
~o c: c: c:
::> z
V) w
0
ca '>O 0
ca 0
ca
's
e 0
ca
0
m
's 0
e co
n.. Q. ... Q.
c( Q. c( ~ Q. ~ ~ Q. ~
z
~ ... ... ...
~ ~Q) ~Q) ~Q)
w
CD :c :c :c
c: c: c: c c: c:
l9 B. l9 ro l9 l9 ro l9 .C3 ro
~ c: t11 ro .B c: m B ro :::, c: '°B m.B c:
~ .19 E~....,-EE.19 Ea,....,-E.0.19 Ecu..rE .C3
_,
0
ro ~ ·-"" e ~ .19 -ro ~~~~~.!2 ~~~~E.!2
~ ~ ~ ~ ~ c( ~ ~ ~ c( ~ ~~~ ~~
c c:
0 ro
~ ro
:c
... !°'
~
g
z
~~f
~ ~ ; ij
j c: ~
j9
32
E
cu
se
~
8 ~t:~·~l Ji .19 ~
c:
~
,~iii ii
,.,; .j-
H
Ln
c
41
E
~
0
..-4
.
M
0
z
ct ~ .D
Wz ro
a) < ~
:£0 0
::> z CXl
V> w a.
0.. <
<
L
-·-·_J_~---------L-------~----
DiPindai donqon Cam8canner
......
"""
~ ~~
N
o~ ~
a MM
o~
N
......
3
~
I
~-N
°' f\i.
......
:::= 00
NN
~
UJ
0. ~ ~
~
~
~ ~ Cr:)-
......
0
N
~
l!)
z N
<
,.., ""4
N
~
......
-N
0
N
0
N
0
N
tn
z<
~
c:
RJ
~~ c:
ro
z :3 tn
~~
1-4 ~
·-
0
(1)
0.. °'
N
.......
~i
wz
cc c:(
0
~
c:( -~ ~
.c
~
c:
~o
:J z
U) w
"" Z
al
o..
... c:
>
e
·- 0
al
o..
O a.
l'O
cc ::::,
0.. .c
0.. -c 0.. c:( c:( ~
z
~
<
U)
w
cc
.....
~
0
..J
c:
l'O
g,
.a e
E '°
H
DiPindai dengan Cam8canner
c:
~
"' ~
~ ·c: .~ "E c:
- C1J 0
O Q. I0 c, J
0
al
Q. .0
<(
z... >
~ e
<( Q.
~i
Wz
cc c(
o~n:,
co
0.
-c
~
V)
.0
~
::r: 0 z"" • 0
::::>
V)
zw co .0 co
0.
0. ~~ c(
~- -
DiPindai dengan Cam8canner
I
~
~g
~N
~
...-.
0 "IT ~
a M
~~
M ...-.
! J, °' f\a.
~ ::: N·N
co ...-.
~
""""
w
0. ~ ...-.
0
N
...-.
~
~ ~- c::)·
...-.
s
~
0
N
,.,~ t-4
~
0
N
.-4
-N
0
N
0
N
0
N
z. c 0
~~ ~ .c... CQ
.c
..
Wz
CQ <( <( .Ul... ~
0..
<( ,_... ~
:E:o
::>z z .... E
>
o ~
n:,
zCQ.. ·-~>coc .19IO II)
V) w
0...
CQ
c,
<(
e
0..
CQ
c,
<(
~
VI ~~~~
,l,,J
·2
::>
.-4
.
"
0
•o
~~ ...,"'"
z ~N
o~
s """"""
00
,...,,...,
""...,
~ g}
00
,-..,N
~
0
N
.-4
N
0
N
0
N
~
-<
V) z
z<
~~
z :5
_w
a.
~
0
..J
8 ao~o
NN ~
!
~ t-4
t-4 ~~
C) C)
~ NN ~
:5
UJ
0..
~
C)
N ~
~
c(
3
~C)
~ N ~
o
z
c(
..... ...... ~
C)
N
~
"""N
C)
N
0
N
0
N
tn <
z
z~
\()
~
z :5
~~
z.
~~
wz
cc c:(
~a
:::> z
V) w
c,
z
~
-c
l/)
w
cc
.....
V)
s
s
s o~
a~ N
~
! :IJ g) ~
~
~~
~
~Q,. ;!j ,.....
.......
~
s
~ ~ ~
,.....
s
o
~
z
.( ~
n ~ 0
N
N
....
0
N
0
N
0
N
-
V)z
<C O
co
CY.
0...
z <C 0... ::>
co 0...
~~
z
_w :s
0...
i~
z ·-
co O
z o·
~~ co •
Wz 0... ~
co <C
~o <... vr
c ~
::> zw Z 's 0
V)
0...
~e~
c( 0... c(
L-
:,
E
F
~
~g
~N
~
.......
o~
s rr,M
~~
tr\
.......
~
~,g)
~ ~ 00
NN
~
~ ~
0..
~
~
c(
~ ~
~ ~
(.!>
z
,.,
c(
....... ~
0
N
...-4
-N
0
N
0
N
~
z. a-
a! ~ ce •
wz c, .0
al < -c... ·ii
c:
~
~o
::, z Z ·- 0
al > CQ
V) w
a.. c,
< a.
ea...<(
z
~
mal
~
s
I
~ ~
c
i
~c
c
~
~ c:
~ c: ~ c: ~
o
0
~
~-E ~~
0.
H H
~ Ln
......
~
~g
NN
o;J;
a ,..., 0
~N
! ~
~~ 0
~N
~ ~
~ N
~
~
-c
~ ~
0
N
~
o
~
,.., t,"'4
~
0
N
~
N
~
0
N
0
N
cal ex
~
ex
e,
~ :::::> :::::>
cc ~ c,
co.. ~ V\
ro
~ c c:
z
co ·-
O 0
z 0
ex cc •
Wz~ ~
'ij5 ~
.0 .rl
co < c( ~
~o ... c:
:::::> z Z ·- 0 0
al > co co
V) w
c, ~e~ c,
c( 0. c( <
z
~ .:,t!
~ 0
w "'O
cc N
.cc c:
~
c: .5 en
c: ro O c: j9
::J
~ ~ c:'~ ..0 ~
"' c: s: ro a. u, ::J u, 'f
~ ~ c: .fl g>::, ~ -EQ) n:, "C
o.. .S ro
c·- a, ro ~
Q. "C
n:,
Q.
"'
·-
0 0.. 0 0.. °'_..
M
.0 .0 .0 .0
~ ~ ~ ~
0 0 o 0
al al al al
Q. 0.. 0.. 0..
-c -c <( -c
..,J ..,J
~ 1i
e e
c: c:
l'3 ~:::, l'3 ~:::,
tt'l ., c: ro .l' c
E ro n:, E ro ro
~~! E!I
B
E &
'j
~ c:
'vi ro
' c= 'vi en
c
it ~
E
h ~;
Cl)
Ill
-------
DiPindai dengan Cam8canner
~
0
N
~
0
N
0
N
~
c:
-ro--
C'I
c:
::,
.0
VI :::, VI
-
O
~ -ECl)
Q.
"'
c:
0
z.
~~ .ci
Wz .0 .ci .ci
cc < ~ ~ ~ ~
:E O
=>zw
0
cc
0
cc 0 0
V)
Q. Q.
cc
e,
cc
Q. Q.
-c < < -c
N
w
~t
Wz
al<
.ci
~
.ci
~
.ci
~
.ci
~
~o 0 0 0 0
::>
Cl}
zw al al al al
0. 0. 0. 0.
0. -c -c -c -c
c
VI ~
c .Q
oL~
0
N
~
..... <
Vl z
~~ c:
z
...,.w :s
0.. i
:c
z.
~~ .ci .ci
wz
al < ~ ~
:E: o
::::> z c
al
c
Vl w al
0.. 0..
0.. -c <
z
~
<
Vl
w
al
-
~
s
.....
TENTANG
BUPATI BELU,
MEMUTUSKAN :
Menetapkan: PERATURAN BUPATI TENTANG PELAKSANAAN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELU NOMOR 1
TAHUN 2020 TENTANG RENCANA TATA RUANO WILAYAH
KABUPATENBELU TAHUN 2020 - 2040.
Pasal 1
Melaksanakan Peraturan Daerah Kabupaten Belu Nomor 1 Tahun 2020
ntang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Belu Tahun 2020 -2040.
Pasal 2
Memerintahkan Sekretaris Daerah Kabupaten Belu untuk mengundangkan
Peraturan Daerah Kabupaten Belu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1
dengan penempatannya dalam Lernbaran Daerah Kabupaten Belu.
Pasal 4
peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah
Kabupaten Belu.
Diundangkan di Atambua
pada tanggal 9 Maret 2020
I
JµAAsEL META