Anda di halaman 1dari 5

URAIAN SINGKAT PEKERJAAN

PENYUSUNAN DOKUMEN PELAKSANAAN


KESESUAIAN KEGIATAN PEMANFAATAN RUANG
(KKPR)

Kegiatan Pengendalian Pemanfaatan Penataan Ruang Satuan


Ruang Strategis
Sub Kegiatan Pengawasan Penyelenggaraan Penataan Ruang

DINAS PERTANAHAN DAN TATA RUANG


(KUNDHA NITI MANDALA SARTA TATA SASANA)

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA


2024
KERANGKA ACUAN KERJA
1. Latar Globalisasi, pertumbuhan jumlah penduduk, dan perkembangan teknologi informasi
Belakang menjadi tantangan suatu negara dalam menjamiin hak hidup yang layak bagi penduduk di
wilayahnya. Tren pertumbuhan ekonomi yang positif disokong oleh berputarnya roda
perekonomian, salah satunya dipicu melalui investasi. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023
tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2022
tentang Cipta Kerja menjadi Undang-Undang disusun dalam rangka mempermudah iklim
investasi di Indonesia. Kemudahan investasi khususnya dalam hal pengurusan perizinan
bermula dari dokumen Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang (KKPR) dan Pernyataan
Mandiri Pelaku UMK yang dikeluarkan oleh instansi yang membidangi perizinan sesuai
kewenangannya.

Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang merupakan kesesuaian antara rencana


kegiatan pemanfaatan ruang dengan rencana tata ruang. Kedudukan KKPR dalam Penataan
Ruang merupakan komponen Pemanfaatan Ruang untuk mewujudkan rencana tata ruang
(RTR). Tujuan dan fungsi KKPR yakni :

- penyederhanaan persyaratan dasar perizinan berusaha


- menjaga kualitas penataan ruang untuk aktivitas manusia
- mewujudkan ruang yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan
- acuan pemanfaatan ruang dan perolehan tanah

KKPR diperlukan untuk kegiatan berusaha, kegiatan non berusaha dan proyek strategis
nasional. Kegiatan berusaha merupakan Kegiatan Pemanfaatan Ruang yang memerlukan
Perizinan Berusaha sebagai legalitas yang diberikan kepada Pelaku Usaha untuk
menjalankan usahanya, kegiatan berusaha digolongkan menjadi UMK dan Non-UMK.
Kegiatan non berusaha merupakan Kegiatan Pemanfaatan Ruang yang pelaksanaannya
tidak memerlukan Perizinan Berusaha seperti rumah tinggal, tempat beribadah, yayasan
sosial, yayasan pendidikan, dan yayasan kemanusiaan. Proyek Strategis Nasional
merupakan proyek-proyek infrastruktur Indonesia yang dianggap strategis oleh Pemerintah
dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi, pemerataan pembangunan, kesejahteraan
masyarakat, dan pembangunan di daerah. Dengan pelaksanaan KKPR diharapkan
pemanfaatan ruang yang dilakukan Masyarakat sesuai dengan rencana tata ruang dan
kepastiannya dapat diperoleh dalam waktu singkat.

2. Maksud dan Maksud pekerjaan ini adalah melakukan analisis dalam pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan
Tujuan Pemanfaatan Ruang.(KKPR), agar dapat menjadi dasar dalam pemberian Kesesuaian
Kegiatan Pemanfaatan Ruang.(KKPR)
3. Sasaran Sasaran pekerjaan ini adalah :
1) Terkumpulnya data dokumen pengajuan izin maupun pengajuan KKPR terkait penataan
ruang di DIY;
2) Terlaksananya kajian analisis kesesuaian tata ruang dan pertanahan;
3) Terlaksananya penyepakatan hasil kajian dan pertimbangan teknis pertanahan;
4) Terlaksananya KKPR:
4. Lokasi Lokasi pekerjaan adalah di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.
Pekerjaan
5. Sumber Alokasi dana yang disediakan untuk pekerjaan ini adalah sebesar Rp. 56.776.000,00 (Lima
Pendanaan puluh enam juta tujuh ratus tujuh puluh enam ribu rupiah) dengan sumber pendanaan
Dokumen Pelaksanaan Anggaran Dinas Pertanahan dan Tata Ruang Daerah Istimewa
Yogyakarta Tahun Anggaran 2024.
6. Nama dan Nama Pejabat Pembuat Komitmen adalah Kasubbag Program Dinas Pertanahan dan Tata
Organisasi Ruang DIY
Pejabat
Pembuat
Organisasi PPK adalah Dinas Pertanahan dan Tata Ruang Daerah Istimewa Yogyakarta
Komitmen
(Kundha Niti Mandala Sarta Tata Sasana)
7. Data Dasar - RTRW DIY;
- RTRW Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul, Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten
Gunungkidul, dan Kabupaten Sleman;
- RDTR Kota Yogyakarta, RDTR Sleman Timur, RDTR Sleman Barat, RDTR Siung-
Wediombo, RDTR Sewon dan RDTR Kasihan;
- Dokumen KKPR;
- Dokumen Pernyataan Mandiri Pelaku UMK.
8. Studi-Studi Studi/kajian terdahulu yang terkait dengan pelaksanaan KKPR, termasuk studi yang berkaitan
Terdahulu dengan pengendalian pemanfaatan ruang yang pernah dilakukan di wilayah DIY, baik oleh
instansi pusat maupun daerah.
9. Referensi Dasar hukum dalam pelaksanaan kegiatan ini antara lain adalah :
Hukum a. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
b. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup;
c. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah Istimewa
Yogyakarta;
d. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
e. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja menjadi Undang-
Undang;
f. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Penataan
Ruang;
g. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik
Indonesia Nomor 13 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan
Pemanfaatan Ruang dan Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang;
h. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik
Indonesia Nomor 21 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Pengendalian Pemanfaatan
Ruang dan Pengawasan Penataan Ruang;
i. Peraturan Daerah Istimewa Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 2 Tahun 2017 tentang
Tata Ruang Tanah Kasultanan dan Tanah Kadipaten;
j. Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta No. 10 Tahun 2023 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2023-2043;
k. Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 13 Tahun 2021 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Sleman 2021-2041;
l. Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Kulon Progo 2012-2032;
m. Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 4 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Kabupaten Bantul Tahun 2010-2030;
n. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 6 Tahun 2011 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2010–2030;
o. Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 2 Tahun 2021 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota Yogyakarta Tahun 2021–2041;
p. Peraturan Bupati Sleman Nomor 3 tahun 2021 Tentang Rencana Detail Tata Ruang
Kawasan Sleman Timur Tahun 2021-2040;
q. Peraturan Bupati Sleman Nomor 57 tahun 2021 Tentang Rencana Detail Tata Ruang
Kawasan Sleman Barat Tahun 2021-2041;
r. Peraturan Bupati Gunungkidul Nomor 3 Tahun 2021 Tentang Rencana Detail Tata Ruang
Bagian Wilayah Perencanaan Siung-Wediombo Tahun 2020-2040;
s. Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 118 tahun 2021 Tentang Rencana Detail Tata
Ruang Kota Yogyakarta Tahun 2021-2041.
10. Ruang a. Lingkup Wilayah
Lingkup Lingkup wilayah pekerjaan meliputi seluruh wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.
Wilayah dan
Lingkup b. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan
Lingkup pekerjaan meliputi pelaksanaan KKPR di Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan
langkah-langkah sekurang-kurangnya sebagai berikut:
▪ Pengumpulan data dokumen pengajuan izin maupun pengajuan KKPR terkait
penataan ruang di DIY;
▪ Melakukan kajian analisis kesesuaian tata ruang dan pertanahan
▪ Melaksanakan penyepakatan hasil kajian dan pertimbangan teknis pertanahan
▪ Terbitnya Rekomendasi Kesesuaian Pemanfaatan Ruang maupun KKPR

Anda mungkin juga menyukai