Anda di halaman 1dari 33

RAPERWAL

TATA CARA PEMBERIAN INSENTIF DAN DISINSENTIF


DALAM PEMANFATAN RUANG KOTA YOGYAKARTA

Kerja sama dengan Dinas Pertanahan dan Tata Ruang


Kota Yogyakarta
1

WALIKOTA YOGYAKARTA
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
RANCANGAN PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA
NOMOR ___ TAHUN _____
TENTANG
MEKANISME PEMBERIAN INSENTIF DAN PENGENAAN DISINSENTIF DALAM
PEMANFAATAN RUANG KOTA YOGYAKARTA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


WALIKOTA YOGYAKARTA,

Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 56 ayat (4)


Peraturan Daerah Kopta Yogyakarta Nomor 2 Tahun 2021
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Yogyakarta,
yang pada pokoknya mengamanatkan bahwa mekanisme
pemberian insentif dan pengenaan disinsentif, perlu
dibentuk Peraturan Walikota Kota Yogyakarta tentang
Mekanisme Pemberian Insentif dan Pengenaan Disinsentif
dalam Pemanfaatan Ruang Kota Yogyakarta;

Mengingat: 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang


Pembentukan Daerah-Daerah Kota Besar Dalam
Lingkungan Propinsi Djawa Timur, Djawa Tengah, Djawa
Barat dan Dalam Daerah Istimewa Jogjakarta (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1955 Nomor 53,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
859);
2

3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan


Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4725)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor
11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 245, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 6573);
4. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang
Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 170,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5339);
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 224, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana
diubah dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5679) dan terakhir diubah dalam Undang-Undang Nomor
11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 245, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 6573);
6. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta
Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020
Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara Nomor 6573);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara
Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4833) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 13 Tahun 2017 tentang Perubahan
atas Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara
Tahun 2017 Nomor 17, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 6042);
3

8. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2021 tentang


Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 31);

9. Peraturan Daerah Istimewa Daerah Istimewa Yogyakarta


Nomor 2 Tahun 2017 tentang Tata Ruang Tanah
Kasultanan dan Tanah Kadipaten (Lembaran Daerah
Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2017 Nomor 5);

10. Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 5


Tahun 2019 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Daerah
Istimewa Yogyakarta 2019-2039 (Lembaran Daerah
Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 5 Tahun 2019);

11. Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 2 Tahun 2021


tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Yogyakarta
2019-2039 (Lembaran Daerah Kota Yogyakarta Nomor 2
Tahun 2021);

12. Peraturan Walikota Kota Yogyakarta Nomor 118 Tahun


2021 tentang Rencana Detail Tata Ruang Kota Yogyakarta
Tahun 2021-2041 (Berita Daerah Kota Yogyakarta Tahun
2021 Nomor 118);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan: MEKANISME PEMBERIAN INSENTIF DAN PENGENAAN


DISINSENTIF DALAM PEMANFAATAN RUANG KOTA
YOGYAKARTA.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Bagian Kesatu
Pengertian

Pasal 1

Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan:


1. Daerah adalah Kota Yogyakarta.
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Yogyakarta.
4

3. Walikota adalah Walikota Yogyakarta.

4. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Walikota dan Dewan


Perwakilan Rakyat Daerah dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangan daerah.

5. Rencana Tata Ruang Kota Yogyakarta merupakan Rencana Tata Ruang


Wilayah Kota Yogyakarta dan Rencana Detail Tata Ruang Kota
Yogyakarta.

6. Insentif merupakan perangkat atau upaya untuk mendorong dan


memberikan imbalan terhadap pelaksanaan kegiatan yang sejalan dengan
rencana tata ruang.

7. Disinsentif merupakan perangkat untuk mencegah, membatasi


pertumbuhan, atau mengurangi kegiatan yang tidak mendukung
perwujudan rencana tata ruang wilayah.

8. Pemanfaatan Ruang adalah upaya untuk mewujudkan Struktur Ruang


dan Pola Ruang sesuai dengan Rencana Tata Ruang Kota Yogyakarta
melalui penyusunan dan pelaksanaan program beserta pembiayaan.

9. Fiskal adalah pengeluaran dan pendapatan yang berupa pajak


pemerintah atau berkenaan dengan urusan pajak atau pendapatan
Negara.

10. Forum Penataan Ruang Kota Yogyakarta adalah wadah di tingkat daerah
yang bertugas untuk membantu Pemerintah Daerah Kota Yogyakarta
dengan memberikan pertimbangan dalam Penyelenggaraan Penataan
Ruang Kota Yogyakarta.

11. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disingkat


APBD adalah rencana keuangan tahunan daerah yang ditetapkan dengan
Peraturan Daerah.

12. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut dan ruang
udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah,
tempat manusia dan makhluk lainnya hidup, melakukan kegiatan dan
memelihara kelangsungan hidupnya.

13. Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola pemanfaatan ruang.

14. Penataan ruang adalah sistem proses perencanaan tata ruang,


pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.
5

15. Pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan
pola ruang sesuai dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan
pelaksanaan program beserta pembiayaannya.

16. Pengendalian pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan tertib


tata ruang.

17. Rencana Tata Ruang Wilayah yang selanjutnya disingkat RTRW adalah
rencana tata ruang yang bersifat umum berisi tujuan, kebijakan, strategi
penataan ruang wilayah, rencana struktur ruang wilayah, rencana pola
ruang wilayah, penetapan kawasan strategis, arahan pemanfaatan ruang
wilayah dan ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah.

18. Masyarakat adalah orang perseorangan, kelompok orang termasuk


masyarakat hukum adat, korporasi, dan/atau pemangku kepentingan
non pemerintah lain dalam penataan ruang.

19. Sarana adalah fasilitas penunjang yang berfungsi untuk penyelenggaraan


dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial, dan budaya.

20. Prasarana adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan yang


memungkinkan lingkungan kawasan perumahan dapat berfungsi
sebagaimana mestinya.

Bagian Kedua
Asas-asas

Pasal 2

Pemberian Insentif dan Disinsentif dilakukan berdasarkan asas:

a. keterpaduan;

b. keserasian, keselarasan, dan keseimbangan;

c. keberlanjutan;

d. keberdayagunaan dan keberhasilgunaan;

e. keterbukaan;

f. kebersamaan dan kemitraan;

g. perlindungan kepentingan umum;

h. kepastian hukum dan keadilan; dan

i. akuntabilitas.
6

BAB II
ZONA PEMBERLAKUAN INSENTIF DAN DISINSENTIF

Pasal 3

(1) Pemberian Insentif dan Disinsentif diberlakukan pada kawasan yang telah
ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Yogyakarta dan
Rencana Detail Tata Ruang Kota Yogyakarta.
(2) Pemberian Insentif dan Disinsentif dapat dikenakan kepada kegiatan lain
di luar kawasan yang telah ditetapkan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), berdasarkan kebijakan Walikota dengan pertimbangan dari Forum
Penataan Ruang Wilayah Kota Yogyakarta, sesuai dengan tata cara
pemberian Insentif atau pengenaan Disinsentif dalam Peraturan Walikota
ini.

BAB III
KRITERIA PEMBERIAN INSENTIF DAN DISINSENTIF

Pasal 4

(1) Kriteria pemberian Insentif untuk pendorongan pemanfaatan ruang


antara lain:
a. kegiatan penggunaan dan pemanfaatan ruang yang memberikan
dampak positif sejalan dengan rencana tata ruang antara lain:
1. penyediaan sarana prasarana untuk pelayanan umum; atau
2. pembangunan infrastruktur yang bersesuaian dengan kebijakan
pembangunan daerah dan/atau pusat.
b. kegiatan pemanfaatan ruang yang memberikan dampak ekonomi
yang positif, mendukung alokasi sumber-sumber ekonomi, dan arus
sumber daya ekonomi antara lain:
1. penyediaan pusat perniagaan; atau
2. pembangunan sarana prasarana industri.
7

c. kegiatan pemanfaatan ruang yang menjaga kelestarian lingkungan


dan tidak memberikan peluang kepada masyarakat luas untuk
merusak lingkungan antara lain:
1. penyediaan Ruang Terbuka Hijau; atau
2. penyediaan sarana prasarana pengolahan limbah.
(2) Kriteria pemberian Disinsentif untuk pembatasan pemanfaatan ruang
meliputi kegiatan penggunaan dan pemanfaatan ruang yang:
a. dicegah perkembangannya karena keterbatasan daya dukung
lingkungan dan prasarana dimaksudkan antara lain berupa
pembangunan gedung tinggi yang berpotensi mengganggu aktivitas
penerbangan;
b. dibatasi pertumbuhan yang melewati persyaratan intensitas ruang
antara lain berupa penyediaan toko retail yang dibatasi jumlah
dan/atau jaraknya; atau
c. dicegah karena tidak mendukung perwujudan rencana tata ruang
antara lain berupa kawasan pemukiman di pinggir sungai.

BAB IV
BENTUK PEMBERIAN INSENTIF

Bagian Kesatu
Umum

Pasal 5

Pemberian Insentif dapat berupa;


a. pemberian keringanan pajak, retribusi, dan/atau penerimaan negara
bukan pajak;
b. pemberian kompensasi; dan/atau
c. fasilitasi persetujuan KKPR dan/atau pengurusan perizinan.

Bagian Kedua
Pemberian Keringanan Pajak, Retribusi, dan/atau Penerimaan Negara Bukan
Pajak

Pasal 6
8

Pemberian keringanan pajak, retribusi, dan/atau penerimaan negara bukan


pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a diberikan dengan
persentase keringanan maksimal 35% (tiga puluh lima persen) sesuai
rekomendasi dari Perangkat Daerah yang membidangi urusan pengelolaan
keuangan dan aset daerah.
Bagian Ketiga
Pemberian Kompensasi

Pasal 7

(1)Pemberian kompensasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf b


merupakan perangkat balas jasa kepada Masyarakat atas penyediaan
prasarana, fasilitas publik tertentu, dan/atau ruang terbuka publik yang
melebihi ketentuan minimal yang dipersyaratkan.
(2)Pemberian kompensasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan
untuk:
a. mendorong peran masyarakat dalam penyediaan prasarana, fasilitas
publik tertentu, dan/atau ruang terbuka publik yang melebihi
ketentuan minimal yang dipersyaratkan; dan
b. meningkatkan kemitraan antar Pemerintah Kota dengan masyarakat
dalam percepatan perwujudan Rencana Tata Ruang Kota Yogyakarta.
(3)Walikota menetapkan pemberian kompensasi berdasarkan ketentuan
pemberian kompensasi kompensasi.
(4)Ketentuan pemberian kompensasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
sedikit memuat:
a. lokasi;
b. jenis kegiatan pemanfaatan ruang;
c. bentuk kompensasi; dan
d. besaran dan mekanisme kompensasi.
(5) Kriteria lokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf a terdiri atas:
a. kawasan yang masih dapat dioptimalkan intensitas pemanfaatan
ruangnya;
b. kawasan yang mempunyai integrasi antarmoda transportasi;
c. kawasan yang dilindungi atau dilestarikan; dan/atau
d. kawasan yang mempunyai daya dukung dan daya tampung
mencukupi.
9

(6) Kriteria jenis kegiatan pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud pada


ayat (4) huruf b terdiri atas:
a. kegiatan yang berkontribusi dalam penyediaan fasilitas publik;
b. kegiatan yang berkontribusi pada program prioritas Pemerintah Kota;
c. kegiatan pelestarian kawasan dan/atau bangunan bersejarah;
dan/atau
d. kegiatan yang berkontribusi pada penyediaan ruang terbuka hijau
publik.
(7) Bentuk kompensasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf c dapat
berupa:
a. penambahan, pengalihan, dan/atau peningkatan intensitas
pemanfaatan ruang;
b. program peningkatan kapasitas pemanfaatan ruang; dan/atau
c. uang.
(8) Penetapan bentuk kompensasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
huruf c serta besaran dan mekanisme pemberian kompensasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf d paling sedikit
mempertimbangkan aspek:
a. jenis kegiatan pemanfaatan ruang;
b. nilai jasa yang diberikan;
c. kebutuhan penerima kompensasi;
d. ketersediaan sumber daya;
e. kapasitas kelembagaan;
f. keberdayagunaan dan keberhasilgunaan; dan
g. kemitraan.

Bagian Keempat
Fasilitasi Persetujuan KKPR dan/atau Pengurusan Perizinan

Pasal 8

(1)Fasilitasi persetujuan KKPR dan/atau pengurusan perizinan sebagaimana


dimaksud Pasal 5 huruf c merupakan percepatan pelayanan yang
diberikan kepada Pemohon KKPR dan/atau perizinan dalam memperoleh
alas kewenangan untuk melaksanakan kegiatan pemanfaatan ruang.
(2)Fasilitasi persetujuan KKPR dan/atau pengurusan perizinan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diberikan dengan tujuan untuk:
10

a. mendorong partisipasi masyarakat dalam perwujudan Rencana Tata


Ruang Kota Yogyakarta;
b. memberikan daya tarik berupa fasilitasi persetujuan KKPR dan/atau
pengurusan perizinan untuk mempercepat perwujudan kawasan; dan
c. memberikan efek berganda pada percepatan pembangunan daerah.
(3) Walikota menetapkan fasilitasi persetujuan KKPR dan/atau pengurusan
perizinan berdasarkan ketentuan fasilitasi persetujuan KKPR.
(4) Ketentuan fasilitasi persetujuan KKPR dan/atau pengurusan perizinan
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) paling sedikit memuat:
a. lokasi;
b. jenis kegiatan pemanfaatan ruang; dan
c. bentuk pemberian fasilitasi persetujuan KKPR dan/atau pengurusan
perizinan.
(5) Kriteria lokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf a terdiri atas:
a. kawasan yang baru dikembangkan;
b. kawasan yang menjadi prioritas pembangunan nasional atau daerah;
dan/atau
c. kawasan yang menjaga kelestarian lingkungan.
(6) Kriteria jenis kegiatan pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) huruf b terdiri atas:
a. merupakan program pembangunan prioritas; dan/atau
b. memberikan dampak positif bagi sosial, ekonomi, dan/atau
lingkungan.
(7) Bentuk pemberian fasilitasi persetujuan KKPR sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) huruf c berupa mempercepat pemberian/penerbitan KKPR
dan/atau pengurusan perizinan sebagai dasar penyelenggaraan kegiatan
Pemanfaatan Ruang.
(8) Ketentuan fasilitasi persetujuan KKPR dan/atau pengurusan perizinan
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) yang berasal dari Pemerintah Kota
ditetapkan oleh Walikota sesuai dengan kewenangannya.

BAB V
BENTUK PENGENAAN DISINSENTIF

Bagian Kesatu
Bentuk dan Jenis Disinsentif
11

Pasal 9

(1) Disinsentif dari Pemerintah Kota kepada Masyarakat dapat berupa:


a. pengenaan pajak dan/atau retribusi yang tinggi;
b. kewajiban memberi kompensasi atau imbalan; dan/atau
c. pembatasan penyediaan prasarana dan sarana.
(2) Walikota menetapkan pengenaan pajak dan/atau retribusi yang tinggi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a berdasarkan ketentuan
pengenaan pajak dan/atau retribusi yang tinggi.
(3) Walikota menetapkan kewajiban memberi kompensasi atau imbalan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b berdasarkan ketentuan
kewajiban memberi kompensasi atau imbalan.
(4) Walikota menetapkan pembatasan penyediaan prasarana dan sarana
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c berdasarkan ketentuan
pembatasan penyediaan prasarana dan sarana.

Bagian Kedua
Ketentuan Pengenaan Pajak dan/atau Retribusi

Pasal 10

(1) Pengenaan pajak dan/atau retribusi yang tinggi sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a dapat diberikan kepada pelaku kegiatan
Pemanfaatan Ruang pada kawasan yang memiliki nilai ekonomi tinggi
yang hampir atau telah melampaui daya dukung dan daya tampung
lingkungan.

(2) Ketentuan pengenaan pajak dan/atau retribusi yang tinggi sebagaimana


dimaksud dalam ayat (1) diberikan dengan persentase keringanan
maksimal 35% (tiga puluh lima persen) sesuai rekomendasi dari
Perangkat Daerah yang membidangi urusan pengelolaan keuangan dan
aset daerah.

Bagian Ketiga
Ketentuan Kewajiban Memberi Kompensasi atau Imbalan

Pasal 11
12

(1) Ketentuan kewajiban memberi kompensasi atau imbalan sebagaimana


dimaksud pada Pasal 9 ayat (1) huruf b merupakan bentuk Disinsentif
berupa ganti rugi terhadap pihak-pihak yang mengakibatkan dampak
negatif pemanfaatan ruang dan/atau melampaui ketentuan dalam
peraturan zonasi dan/atau KKPR.

(2) Kewajiban memberi kompensasi atau imbalan sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) diberikan dengan tujuan antara lain:
a. mengantisipasi kerusakan dan/atau degradasi lingkungan serta
dampak negatif lainnya dari pemanfaatan ruang; dan
b. mengganti kerugian terhadap kegiatan pemanfaatan ruang yang
mengakibatkan degradasi atau dampak lingkungan serta dampak
negatif lainnya dari pemanfaatan ruang.
(3) Walikota menetapkan kewajiban pemberian kompensasi atau imbalan
berdasarkan ketentuan kewajiban member kompensasi atau imbalan.
(4) Ketentuan kewajiban memberi kompensasi atau imbalan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) paling sedikit memuat:
a. lokasi;
b. jenis kegiatan pemanfaatan ruang;
c. bentuk kompensasi atau imbalan; dan
d. besaran dan mekanisme kewajiban memberi kompensasi atau imbalan.
(5) Kriteria lokasi pemberian Disinsentif berupa kewajiban memberi
kompensasi atau imbalan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf a
meliputi:
a. kawasan yang berpotensi melampaui ketentuan dalam peraturan
zonasi dan/atau KKPR dan/atau perizinan;
b. kawasan yang dilindungi dan/atau dilestarikan; dan/atau
c. kawasan yang rentan terhadap pengembangan kegiatan tertentu.
(6) Kriteria jenis kegiatan pemanfaatan ruang pemberian Disinsentif berupa
kewajiban memberi kompensasi atau imbalan sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) huruf b meliputi kegiatan yang:
a. dapat berpotensi menimbulkan kerusakan;
b. dapat berpotensi menimbulkan degradasi lingkungan; dan/atau
c. dapat berpotensi menimbulkan eksternalitas negatif lainnya dari
pemanfaatan ruang terhadap kawasan di sekitarnya.
13

(7) Bentuk kewajiban memberi kompensasi atau imbalan sebagaimana


dimaksud pada ayat (4) huruf c dapat berupa:
a. uang atau denda administratif;
b. membangun dan/atau menyediakan:
1. RTH publik dan/atau Jalur Hijau;
2. rumah susun umum;
3. RTNH;
4. ruang terbuka air;
5. infrastruktur perkotaan;
6. jalur pedestrian dan/atau jalur sepeda;
7. SPU; dan/atau
8. ruang untuk sektor informal; dan/atau
c. bentuk lain yang dapat dinilai dengan uang.
(8) Penetapan bentuk kompensasi atau imbalan serta besaran dan mekanisme
kewajiban memberi kompensasi atau imbalan sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) huruf d paling sedikit mempertimbangkan aspek:
a. jenis dampak yang ditimbulkan;
b. kebutuhan penerima kompensasi atau imbalan;
c. jenis kegiatan pemanfaatan ruang;
d. potensi perubahan lahan pada kawasan sekitar akibat pemanfaatan
ruang;
e. kondisi sosial dan ekonomi masyarakat yang berpotensi terkena
dampak;
f. kerawanan kawasan sekitar terhadap bencana;
g. luasan kawasan yang berpotensi terkena dampak;
h. jangka waktu terjadinya dampak;
i. tingkat kesulitan penanganan dampak; dan
j. ketersediaan kajian teknis terkait dampak yang berpotensi timbul.
(9) Bentuk kewajiban memberi kompensasi berupa uang maupun bentuk lain
yang dapat dinilai dengan uang sebagaimana dimaksud pada ayat (9) huruf
a dan c diberikan terhadap kegiatan pemanfaatan ruang yang melampaui
KLB dan/atau KDB maksimum.
(10) Bentuk kewajiban memberi imbalan berupa uang maupun
bentuk lain yang dapat dinilai dengan uang sebagaimana dimaksud pada
ayat (9) huruf a dan c diberikan terhadap kegiatan pemanfaatan ruang
yang tidak memenuhi rasio hijau atau KDH minimum.
14

Bagian Keempat
Ketentuan Pembatasan Penyediaan Prasarana dan Sarana

Pasal 12

(1) Ketentuan pembatasan penyediaan prasarana dan sarana sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c merupakan pembatasan
penyediaan jaringan transportasi beserta sarana pendukungnya dan/atau
prasarana dan sarana lainnya pada kawasan tertentu.
(2) Pembatasan penyediaan prasarana dan sarana sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) bertujuan untuk:
a. mengurangi daya tarik dan daya saing kawasan tertentu;
b. mencegah, membatasi, dan /atau mengurangi pembangunan pada
kawasan yang dibatasi pengembangannya sesuai dengan Rencana
Tata Ruang Kota Yogyakarta; dan
c. mengarahkan pembangunan.
(3) Ketentuan pembatasan penyediaan prasarana dan sarana sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) paling sedikit memuat:
a. lokasi;
b. jenis kegiatan pemanfaatan ruang;
c. bentuk pembatasan penyediaan prasarana dan sarana; dan
d. mekanisme pembatasan penyediaan prasarana dan sarana.
(4) Kriteria lokasi pemberian Disinsentif berupa pembatasan penyediaan
prasarana dan sarana sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a
meliputi:
a. kawasan yang berpotensi melampaui ketentuan dalam peraturan
zonasi dan/atau KKPR dan/atau perizinan; dan/atau
b. kawasan yang dilindungi dan/atau dilestarikan.
(5) Kriteria jenis kegiatan pemanfaatan ruang pemberian Disinsentif berupa
pembatasan penyediaan prasarana dan sarana sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) buruf b meliputi:
a. berpotensi mengganggu kinerja kawasan;
b. berpotensi mengganggu karakteristik kawasan yang dilindungi
dan/atau dilestarikan; dan/atau
c. berpotensi menimbulkan dampak negatif dari aspek sosial, ekonomi,
dan/atau lingkungan.
(6) Bentuk pembatasan penyediaan prasarana dan sarana sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) huruf c dapat berupa:
15

a. jaringan transportasi beserta prasarana pendukungnya; dan/atau


b. prasarana dan sarana lainnya.
(7) Penetapan bentuk pembatasan penyediaan prasarana dan sarana serta
mekanisme pembatasan penyediaan prasarana dan sarana sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) huruf d paling sedikit mempertimbangkan aspek:
a. keberdayagunaan dan keberhasilgunaan pembatasan penyediaan
prasarana dan sarana;
b. standar pelayanan;
c. lokasi;
d. jenis kegiatan pemanfaatan ruang;
e. jenis prasarana dan sarana yang dibatasi;
f. kondisi sosial dan ekonomi masyarakat lokal; dan
g. koordinasi dengan pihak penyedia prasarana dan sarana.

BAB VI
TATA CARA PEMBERIAN INSENTIF DAN PENGENAAN DISINSENTIF

Bagian Kesatu
Perencanaan

Pasal 13

(1) Pemerintah Daerah menyusun rencana pemberian Insentif atau


pengenaaan Disinsentif berdasarkan:
a. hasil audit penyelenggaraan penataan ruang; atau
b. penilaian perencanaan pembangunan yang mendukung perwujudan
fungsi kawasan yang ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah.
(2) Perangkat Daerah yang membidangi penataan ruang dan/atau Perangkat
Daerah lain mengajukan permohonan pemberian Insentif atau pengenaaan
Disinsentif berdasarkan perencanaan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1).
(3) Pemberian Insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa
penghargaan diberikan tanpa pengajuan permohonan.

Bagian Kedua
Pengajuan Permohonan
16

Pasal 14

(1) Pemberian Insentif atau pengenaan Disinsentif selain yang telah


direncanakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diajukan
berdasarkan:
a. pengaduan Masyarakat atas penyelenggaraan penataan ruang yang
menimbulkan kerugian materiil atau immaterial yang dapat
dibuktikan; dan/atau
b. inisiatif dari Masyarakat.
(2) Pemberian Insentif atau pengenaan Disinsentif sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diberikan melalui pengajuan permohonan.
(3) Permohonan pemberian Insentif atau pengenaan Disinsentif melalui
pengajuan permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat
diajukan oleh:
a. perangkat daerah;
b. masyarakat; atau
c. Pemerintah Daerah lain.
(4) Pengajuan permohonan pemberian Insentif atau pengenaan Disinsentif
kepada Pemerintah Kota disampaikan oleh masyarakat atau perangkat
daerah setempat kepada Walikota melalui Perangkat Daerah yang
membidangi penataan ruang.

Bagian Ketiga
Penetapan Pemberian Insentif dan Pengenaan Disinsentif

Pasal 15

(1) Terhadap permohonan Insentif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21


ayat (4), dilakukan penilaian kelayakan Pihak Pemanfaat Ruang untuk
ditetapkan sebagai penerima Insentif, yang paling sedikit
mempertimbangkan:
a. pemenuhan kriteria, bentuk, dan mekanisme Insentif yang akan
diberikan;
b. ketersediaan dokumen kajian dalam berkas permohonan, yang berisi:
1. kesesuaian kegiatan pemanfaatan ruang dengan peraturan
perundang-undangan;
17

2. kesesuaian kegiatan pemanfaatan ruang dengan arahan rencana


dalam Rencana Tata Ruang Kota Yogyakarta; dan
3. uraian bahwa kegiatan pemanfaatan ruang mendukung kebijakan
pemerintah dalam perwujudan Rencana Tata Ruang Kota
Yogyakarta;
4. ketersediaan dokumen perizinan; dan
5. kepemilikan hak atas tanah.
(2) Penilaian kelayakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh
Forum Penataan Ruang Kota Yogyakarta.

(3) Penilaian kelayakan oleh Forum Penataan Ruang Kota Yogyakarta


sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menghasilkan rekomendasi yang
menjadi acuan bagi Walikota dalam menetapkan pemberian atau
penolakan Insentif.
(4) Rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) mencakup:
a. layak atau tidaknya Pihak Pemanfaat Ruang menerima Insentif;
b. bentuk Insentif;
c. jangka waktu pemberian Insentif; dan
d. cara pemberian Insentif.
(5) Apabila berdasarkan rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
Pihak Pemanfaat Ruang dinyatakan layak menerima Insentif, Walikota
menerbitkan keputusan tentang pemberian Insentif.
(6) Apabila berdasarkan rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
Pihak Pemanfaat Ruang tidak layak menerima Insentif, Walikota menolak
permohonan pemberian Insentif secara tertulis.
(7) Keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dan penolakan secara
tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (6) disampaikan kepada Pihak
Pemanfaat Ruang oleh Perangkat Daerah yang membidangi penataan
ruang.
(8) Keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dan penolakan secara
tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dikeluarkan dalam jangka
waktu _________ hari kerja dari pengajuan permohonan pemberian Insentif.

Pasal 16
18

(1) Terhadap permohonan Disinsentif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21


ayat (4), dilakukan penilaian kelayakan Pihak Pemanfaat Ruang untuk
dikenai Disinsentif, yang paling sedikit mempertimbangkan:
a. pemenuhan kriteria, bentuk, dan mekanisme Disinsentif yang akan
diberikan;
b. ketersediaan dokumen kajian dalam berkas permohonan, yang berisi
antara lain:
1. kesesuaian kegiatan pemanfaatan ruang dengan peraturan
perundang-undangan;
2. kesesuaian kegiatan pemanfaatan ruang dengan arahan rencana
dalam Rencana Tata Ruang Kota Yogyakarta; dan
3. uraian bahwa kegiatan pemanfaatan ruang tidak sejalan dengan
kebijakan pemerintah dalam perwujudan Rencana Tata Ruang Kota
Yogyakarta;
4. ketersediaan dokumen perizinan; dan
5. kepemilikan hak atas tanah.
(2) Penilaian kelayakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh
Forum Penataan Ruang Kota Yogyakarta.
(3) Penilaian kelayakan oleh Forum Penataan Ruang Kota Yogyakarta
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menghasilkan rekomendasi yang
menjadi acuan bagi Walikota dalam menetapkan pengenaan atau
penolakan Disinsentif.
(4) Rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) mencakup:
a. layak atau tidaknya Pihak Pemanfaat Ruang dikenai Disinsentif;
b. jangka waktu pemberian Disinsentif;
c. bentuk Disinsentif; dan
d. cara pengenaan Disinsentif.
(5) Apabila berdasarkan rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
Pihak Pemanfaat Ruang dinyatakan layak dikenai Disinsentif, Walikota
menerbitkan keputusan tentang pengenaan Disinsentif.
(6) Apabila berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
Pihak Pemanfaat Ruang tidak layak dikenai Disinsentif, Walikota menolak
permohonan pengenaan Disinsentif secara tertulis.
(7) Keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dan penolakan secara
tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (6) disampaikan kepada Pihak
Pemanfaat Ruang oleh Perangkat Daerah yang membidangi penataan
ruang.
19

(8) Keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dan penolakan secara
tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dikeluarkan dalam jangka
waktu _________ hari kerja dari pengajuan permohonan pemberian
Disinsentif.

Bagian Keempat
Pengadministrasian

Pasal 17

(1) Pengadministrasian pemberian Insentif dan pengenaan Disinsentif


dilakukan oleh Perangkat Daerah yang membidangi penataan ruang.
(2) Pengadministrasian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
dengan mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan
mengenai aset dan keuangan daerah.
(3) Pengadministrasian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam
bentuk pencatatan pada buku inventarisasi Insentif dan Disinsentif.
(4) Buku inventarisasi Insentif dan Disinsentif sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) memuat:
a. catatan penerimaan yang diperoleh dari pengenaan Disinsentif dan
pengeluaran untuk pemberian Insentif;
b. catatan berita acara pemberian Insentif dan pengenaan Disinsentif; dan
c. catatan lainnya.
(5) Catatan penerimaan yang diperoleh dari pengenaan Disinsentif dan
pengeluaran untuk pemberian Insentif sebagaimana dimaksud pada ayat
(4) huruf a dilakukan berdasarkan penggolongan dan kodefikasi bentuk-
bentuk Insentif dan Disinsentif;
(6) Catatan berita acara pemberian Insentif dan pengenaan Disinsentif
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b memuat dokumen
pelaksanaan serah terima Insentif dan Disinsentif dari pihak pemberi dan
penerima Insentif dan Disinsentif.
(7) Pengadministrasian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara
akuntabel dan transparan serta diperbarui secara berkala.

Bagian Kelima
Pemantauan dan Evaluasi

Pasal 18
20

(1) Pemantauan dan evaluasi pemberian Insentif dan pengenaan Disinsentif


merupakan pemantauan dan evaluasi terhadap keberlanjutan
pemanfaatan ruang yang diberikan Insentif dan dikenai Disinsentif.
(2) Pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
oleh Perangkat Daerah yang membidangi penataan ruang.
(3) Pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling
sedikit dilakukan terhadap:
a. bentuk Insentif dan/atau Disinsentif yang diberikan;
b. penerima Insentif dan/atau Disinsentif; dan
c. pembiayaan pelaksanaan pemberian Insentif dan/atau pengenaan
Disinsentif.
Pasal 19

(1) Berdasarkan pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 18, Insentif atau Disinsentif dapat diberikan atau dikenakan:

a. 1 (satu) kali; atau

b. secara terus menerus dalam jangka waktu tertentu.

(2) Penghentian pemberian Insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


huruf a dan b dapat dilakukan dalam hal memenuhi kriteria:

a. menindaklanjuti hasil pemantauan dan evaluasi;

b. tujuan penataan ruang sudah tercapai;

c. penerima Insentif tidak lagi melaksanakan kegiatan pemanfaatan


ruang yang dipersyaratkan sebagai penerima Insentif;

d. pemanfaatan ruang yang ada telah dialihfungsikan oleh penerima


Insentif; dan/atau

e. kegiatan pemanfaatan ruang melanggar ketentuan peraturan


perundang-undangan.

(3) Penghentian pemberian Insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (2)


dilaksanakan melalui:

a. pemberitahuan tertulis;

b. pemberian peringatan tertulis;

c. penggantian bentuk Insentif;

d. pengurangan pemberian Insentif; dan/atau

e. penghentian pemberian Insentif.


21

(4) Tahapan penghentian pemberian Insentif sebagaimana dimaksud pada


ayat (3) dilaksanakan oleh Perangkat Daerah yang membidangi penataan
ruang berdasarkan kriteria sebagaimana dimaksud pada ayat (2).

(5) Penghentian pemberian Insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


dapat dilakukan berdasarkan rekomendasi dari Menteri dan/atau
Perangkat Daerah yang membidangi penataan ruang dan/atau Perangkat
Daerah lain.

(6) Penghentian pemberian Disinsentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


huruf a dan b dapat dilakukan dalam hal memenuhi kriteria:

a. menindaklanjuti hasil pemantauan dan evaluasi;

b. pengenaan Disinsentif tidak efektif dalam mencapai tujuan penataan


ruang;

c. tujuan pengenaan Disinsentif telah tercapai;

d. pemanfaatan ruang yang ada telah dialihfungsikan oleh penerima


Disinsentif; dan/atau

e. kegiatan pemanfaatan ruang melanggar ketentuan peraturan


perundang-undangan.

(7) Penghentian pemberian Disinsentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


huruf a dan b dapat dilakukan dengan:

a. dilakukan pencabutan Disinsentif;

b. dilakukan peninjauan kembali atas izin pemanfaatan ruang atau


KKPR yang telah ditetapkan atas ruang pemanfaatan; dan/atau

c. dilakukan pembinaan atas kegiatan pemanfaatan di ruang


pemanfaatan tersebut oleh Perangkat Daerah yang membidangi
urusan penataan ruang.

(8) Tahapan penghentian pengenaan Disinsentif sebagaimana dimaksud


pada ayat (7) dilaksanakan oleh Perangkat Daerah yang membidangi
penataan ruang berdasarkan kriteria sebagaimana dimaksud pada ayat
(6).

(9) Dalam hal dilakukan penghentian pemberian Insentif atau pengenaan


Disinsentif, Walikota menerbitkan keputusan tentang penghentian
pemberian Insentif atau pengenaan Disinsentif.

(10) Keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (9) disampaikan kepada


Pihak Pemanfaat Ruang oleh Perangkat Daerah yang membidangi
penataan ruang.
22

Pasal 20

Penerapan pemberian Insentif dan pengenaan Disinsentif dan hasil


pemantauan dan evaluasi pemberian Insentif dan pengenaan Disinsentif serta
pengadministrasian pemberian Insentif dan pengenaan Disinsentif dilaporkan
secara berjenjang kepada Gubernur dan Menteri paling sedikit 1 (satu) kali
dalam 1 (satu) tahun atau sewaktu-waktu sesuai kebutuhan.

BAB VII
KELEMBAGAAN

Pasal 21

(1) Penetapan bentuk dan mekanisme pemberian Insentif atau pengenaan


Disinsentif dalam pelaksanaan pemanfaatan ruang ditentukan oleh
Forum Penataan Ruang Kota Yogyakarta.

(2) Dalam menentukan penetapan bentuk dan mekanisme pemberian


Insentif atau pengenaan Disinsentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Forum Penataan Ruang Kota Yogyakarta melakukan:

a. menerima berkas permohonan pengajuan pemberian Insentif atau


pengenaan Disinsentif;

b. melakukan penilaian kelayakan; dan

c. memberikan rekomendasi kepada Walikota;

(3) Forum Penataan Ruang Kota Yogyakarta dibentuk oleh Walikota dan
ditetapkan dalam keputusan walikota.

(4) Anggota Forum Penataan Ruang Kota Yogyakarta sebagaimana dimaksud


pada ayat (2) terdiri atas instansi vertikal bidang pertanahan, perangkat
daerah, Asosiasi Profesi, Asosiasi Akademisi, dan tokoh Masyarakat.

BAB IX
PEMBIAYAAN

Pasal 22
23

(1) Penerapan pemberian Insentif dan pengenaan Disinsentif dibebankan


pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan sumber pendanaan
lain yang sah dan tidak mengikat.

(2) Pemerintah Kota wajib mengalokasikan anggaran penerapan pemberian


Insentif dan pengenaan Disinsentif melalui Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah sesuai kemampuan dan kondisi keuangan Daerah.

BAB X
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 23

(1) Badan hukum atau perorangan yang telah melakukan kegiatan


pemanfaatan ruang sesuai dengan Rencana Tata Ruang terdahulu dan
dengan adanya penetapan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah terbaru,
kegiatan pemanfaatan tersebut tidak lagi mendukung perwujudan fungsi
kawasan, tidak dapat diajukan permohonan Disinsentif kecuali kegiatan
pemanfaatan yang dilakukan menimbulkan kerugian bagi masyarakat.

(2) Badan hukum atau perorangan yang telah melakukan kegiatan


pemanfaatan ruang yang mendukung fungsi kawasan yang ditetapkan
dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Yogyakarta terdahulu dan
masih tetap mendukung perwujudan fungsi kawasan yang ditetapkan
dalam Rencana Tata Ruang Wilayah terbaru, dapat diajukan permohonan
pemberian Insentif oleh Perangkat Daerah yang membidangi penataan
ruang.

(3) Pengajuan permohonan pemberian Insentif atau pengenaan Disinsentif


mulai dilaksanakan paling lambat 6 (enam) bulan setelah Peraturan
Walikota ini diundangkan.

BAB XI
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 24
24

Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan


Walikota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Yogyakarta.

Ditetapkan di Yogyakarta
pada tanggal

WALIKOTA YOGYAKARTA,

HARYADI SUYUTI

Diundangkan di Yogyakarta
pada tanggal

SEKRETARIS DAERAH KOTA YOGYAKARTA

AMAN YURIADIJAYA

BERITA DAERAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN NOMOR


LAMPIRAN I
PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA
NOMOR TAHUN
TENTANG
MEKANISME PEMBERIAN INSENTIF
DAN PENGENAAN DISINSENTIF
DALAM PEMANFAATAN

Format Permohonan
Lampiran :
Hal : Permohonan Pengajuan Insentif/Disinsentif Tahun

Yogyakarta, tanggal
Yth. Kepala Dinas Pertanahan dan Tata
Ruang Kota Yogyakarta
di
Kota Yogyakarta

Yang bertandatangan di bawah ini:


Nama :
Alamat :
Sebagai Pihak Pemanfaat atas ruang yang terletak di:
__________________________________________________________________________
berupa ___________________________________________________________________
Mohon dapat dikenakan insentif/disinsentif berupa:
1. _______________
2. _______________
dengan alasan sebagai berikut:
1. _______________
2. _______________
Bersama ini dilampirkan pula:
1. Fotocopy KTP
2. Gambar Lokasi Ruang
3. Dokumen Perizinan
4. Sertipikat Hak Atas Tanah
5. NPWP
6. Dokumen kajian sesuai format dalam Lampiran 2

Demikian surat permohonan ini saya sampaikan untuk dapat menjadi bahan
pertimbangan. Atas perhatian Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.

Pemohon,

(…………..)
1

LAMPIRAN II
PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA
NOMOR TAHUN
TENTANG
MEKANISME PEMBERIAN INSENTIF
DAN PENGENAAN DISINSENTIF
DALAM PEMANFAATAN RUANG KOTA
YOGYAKARTA

Kajian

Kajian dalam penentuan pemberian insentif atau pengenaan disinsentif terdiri


atas:

BAB I Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan dengan RTRW dan RDTR Kota


Yogyakarta

 Diuraikan apa bentuk kegiatan pemanfaatannya, apakah sudah sesuai


dengan peraturan perundang-undangan, baik pada tingkat Undang-
Undang sampai dengan Peraturan Daerah, misalnya kegiatannya berupa
kegiatan pertambangan, apakah sudah ada izin sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku, subyek pelaku kegiatan yang
memanfaatkan apakah telah sesuai dengan regulasi yang ada, pengelolaan
limbahnya, upaya tetap menjaga kelestarian lingkungan apakah telah
sesuai peraturan yang ada).

BAB II Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan dengan Peraturan Perundang-


Undangan Terkait

 Diuraikan bentuk kegiatan pemanfaataan dan lokasinya kemudian


dicocokkan dengan rencana struktur ruang dan polar uang serta kebijakan
perwujudannya.

BAB III Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan dengan Kebijakan Perwujudan


RWTR dan RDTR Kota Yogyakarta

BAB IV Bentuk dan Jenis Izin untuk Kegiatan Pemanfaatan Ruang

 Diuraikan jenis izin yang dipersyaratkan untuk dapat melakukan kegiatan


pemanfaatan disertai dengan bukti ketersediaan dokumen perizinan.

BAB V Status Kepemilikan Tanah

 Diuraikan jenis hak atas tanah apa yang menjadi dasar pemanfaatan,
disertai dengan fotocopy sertipikat haknya untuk memastikan bahwa
kegiatan pemanfaatan ruang yang dilakukan legal dari sisi hukum.
2

BAB VI Jenis Insentif/Disinsentif yang Diajukan

 Diuraikan apa jenis insentif dan disinsentif yang diajukan beserta


alasannya, disertai pula dengan bukti-bukti pendukung.
3

LAMPIRAN III
PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA
NOMOR TAHUN
TENTANG
MEKANISME PEMBERIAN INSENTIF
DAN PENGENAAN DISINSENTIF
DALAM PEMANFAATAN RUANG KOTA
YOGYAKARTA

Form Penilaian Kelayakan Penerima Insentif

Pihak Pemanfaat :
Bentuk Pemanfaatan Ruang :
Lokasi :
No Kriteria Layak (1) Tidak Layak (0) Keterangan
. Penilaian
1. Kegiatan  Terdapat bukti  Tidak terdapat  Untuk
penggunaan dan terlampir bahwa bukti dapat
pemanfaatan bentuk dinyatakan
ruang yang pemanfaatan layak
memberikan mendukung mendapatk
dampak positif perwujudan an insentif
terhadap rencana struktur maka total
perwujudan dan pola ruang score yang
rencana tata (ditunjukkan diperoleh
ruang wilayah dalam adalah 4-5.
gambar/peta
maupun media
lain)
2. Kegiatan  Terdapat bukti  Tidak terdapat
pemanfaatan terlampir bahwa bukti
ruang yang pemanfaatan ruang
memberikan akan berdampak
dampak ekonomi positif terhadap
yang positif, ekonomi daerah
mendukung (misalnya
alokasi sumber- penyerapan tenaga
sumber ekonomi, kerja, peningkatan
dan arus sumber pendapatan
4

No Kriteria Layak (1) Tidak Layak (0) Keterangan


. Penilaian
daya ekonomi daerah, dan lain
sebagainya)
3. Kegiatan  Terdapat bukti  Tidak terdapat
pemanfaatan terlampir bahwa bukti
ruang yang kegiatan terlampir
menjaga pemanfaatan ruang
kelestarian selaras dengan
lingkungan dan upaya menjaga
tidak kelestarian
memberikan lingkungan
peluang kepada (misalnya
masyarakat luas dilampirkan bukti
untuk merusak berupa desain
lingkungan gedung yang ramah
lingkungan, desain
RTH, atau foto riil
sarpras pengolahan
limbah, dan lain
sebagainya)
4. Status hak atas  Sertipikat hak atas  Tidak tersedia
tanah tanah
tersedia/bukti hak
atas tanah sudah
terdaftar
5. Ketersediaan  Tersedia dokumen  Tidak tersedia
Dokumen perizinan
Perizinan
5

LAMPIRAN IV
PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA
NOMOR TAHUN
TENTANG
MEKANISME PEMBERIAN INSENTIF
DAN PENGENAAN DISINSENTIF
DALAM PEMANFAATAN RUANG KOTA
YOGYAKARTA

Form Penilaian Kelayakan Pengenaan Disinsentif


Pihak Pemanfaat :
Bentuk Pemanfaatan Ruang :
Lokasi :
No. Kriteria Layak (1) Tidak Layak (0) Keterangan
Pemberian
Insentif
1. Kegiatan dicegah  Terdapat bukti  Tidak  Untuk
perkembangannya terlampir dalam tersedia dapat
karena uraian tertulis dinyatakan
keterbatasan daya disertai dengan layak
dukung gambar, peta, dikenai
lingkungan dan maupun ketentuan disinsentif
prasarana yang dimaksudkan maka total
dimaksudkan untuk mencegah score yang
antara lain perkembangan diperoleh
berupa kegiatan adalah 4-5.
pembangunan  Terdapat bukti
gedung tinggi terlampir dalam
yang berpotensi uraian tertulis
mengganggu disertai dengan
aktivitas gambar, peta, yang
penerbangan memberikan
argument bahwa
kegiatan
pemanfaatan
berpotensi
melampaui daya
6

No. Kriteria Layak (1) Tidak Layak (0) Keterangan


Pemberian
Insentif
dukung
lingkungan dan
prasarana yang
ada
2. Kegiatan dibatasi  Terdapat bukti  Tidak
pertumbuhan terlampir dalam tersedia
yang melewati uraian tertulis
persyaratan disertai dengan
intensitas ruang gambar, peta,
antara lain maupun
berupa ketentuan yang
penyediaan toko menetapkan
retail yang persyaratan
dibatasi jumlah intensitas ruang.
dan/atau  Terdapat bukti
jaraknya terlampir dalam
uraian tertulis
disertai dengan
gambar, peta,
yang memberikan
argument bahwa
kegiatan
pemanfaatan
berpotensi
melampuai
persyaratan
intensitas ruang
3. Kegiatan dicegah  Terdapat bukti  Tidak
karena tidak terlampir bahwa tersedia
mendukung dalam uraian
perwujudan tertulis disertai
rencana tata dengan gambar,
ruang antara lain peta, maupun
berupa kawasan ketentuan yang
7

No. Kriteria Layak (1) Tidak Layak (0) Keterangan


Pemberian
Insentif
pemukiman di menetapkan
pinggir sungai rencana tata
ruang wilayah
yang menjelaskan
bahwa kegiatan
pemanfaatan
berpontensi
kontraproduktif
dengan kebijakan
perwujudan
penataan ruang
yang ada.
4. Status hak atas  Sertipikat hak  Tidak
tanah atas tanah tersedia
tersedia/bukti hak
atas tanah sudah
terdaftar
5. Ketersediaan  Tersedia dokumen  Tidak
Dokumen perizinan tersedia
Perizinan

Anda mungkin juga menyukai