LAPORAN RENCANA
RRTR
RENCANA RINCI TATA RUANG
KAWASAN AGROPOLITAN PAKAKAAN
KABUPATEN MINAHASA
TAHUN 2016-2036
pendahuluan
R R T R
KAWASAN AGROPOLITAN
PAKAKAAN
Maksud dan
Tujuan
01 Maksud 02 Tujuan
Teranalisisnya fungsi kawasan, struktur ruang kawasan jenis intensitas sarana prasarana
2 utama kawasan, demografi, potensi dan masalah pada wilayah rencana, struktur dan pola
pemanfaatan ruang, kebutuhan sarana prasarana, kebutuhan dan sistem utlitas, tata guna
lahan dan sebagainya sebagaimana dimaksud dalam arahan Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kabupaten Minahasa maupun Provinsi Sulawesi Utara, menganalisa zoning kawasan
beserta syarat zoning serta analisa-analisa lain yang diperlukan sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku;
04 06
05
Tahap Pengolahan dan
Tahap Konsep Tahap Rencana
Analisis Data Penyusunan rencana detail
Keperluan untuk mengetahui rona Penyusunan konsep awal
wilayah perencanaan meliputi
awal karakteristik wilayah pengembangan wilayah dan
tujuan penataan, rencana pola
perencanaan sebagai dasar kegiatan perumusan konsepsi
ruang, rencana jaringan
penyusunan rencana RRTRK Agropolitan Pakakaan
prasarana, dan peraturan zonasi
Ruang Lingkup
Wilayah Mikro
R R T R
KAWASAN AGROPOLITAN
PAKAKAAN
Langowan Timur
No Kecamatan
Jumlah Huller Hand Sprayer Motor/Power Sprayer Traktor/Hand Traktor Analisis kebutuhan
Eksiting Ideal Kebutuhan
Eksistin
Ideal
kebutuha
Eksisting Ideal
Kebutuha
Eksisting Ideal
Kebut sarana produksi di
g n n uhan
1 Langowan Kawasan
Agropolitan
6 10 4 185 200 15 0 100 100 45 50 5
Timur
2
Pakakaan ini
Langowan
3 10 7 817 850 33 0 100 100 5 30 25
Barat
3 Langowan
8 10 0 287 300 13 0 100 100 31 30 0 dilakukan dengan
metode analisis
Utara
4 Langowan
deskriptif dengan
0 10 10 99 100 1 0 100 100 8 30 22
Selatan
melihat kemampuan
5 Tompaso 0 10 10 236 300 64 0 100 100 29 30 1
6 Tompaso
Barat
1 10 9 994 900 0 0 100 100 5 30 25
masing-masing
7 Kawangkoa
n
3 10 7 42 50 8 0 100 100 5 30 25 wilayah itu sendiri
8 Kawangkoa
0 10 10 606 600 0 0 100 100 3 30 27
dalam memproduksi
9
n Barat
Kawangkoa
hasil pertanian
0 10 10 155 200 45 47 100 53 3 30 27
n Utara
10 Kakas 8 30 22 331 300 0 0 100 100 34 50 16
11 Kakas barat 10 30 20 288 300 12 0 100 100 35 50 15
Dari hasil analisis diatas menunjukan bahwa kebutuhan sarana produksi pertanian di
masing-masing wilayah Kawasan Agropolitan Pakakaan memiliki jumlah kebutuhan
yang berbeda. Hal ini disebabkan karena tiap-tiap wilayah memiliki potensi pertanian
yang berbeda pula. Kecamatan Kakas memiliki kebutuhan sarana produksi huller
paling tinggi dibandingkan Kecamatan lainnya. Hal ini disebabkan karena Kecamatan
Kakas merupakan Kecamatan yang produksi pertaniannya (padi) paling tinggi
dibandingkan kecamatan lainnya yang otomatis untuk kebutuhan sarana produksi
(huller) di Kecamatan Kakas itu sendiri menjadi tinggi.
1. Pengembangan jaringan jalan ruas Wailang-
Touliang-Wasian-Sumarayar-Waleure-
Tondegesan-Tondegesan Satu sebagai jalur
usaha tani.
2. Pembangunan Jalur Kereta Api Lintas
Provinsi Sulawesi Utara, yang melintasi
Kecamatan Kakas-Kakas Barat- Langowan
Selatan.
3. Pengembangan jalan baru untuk membuka
jalur-jalur alternatif guna meningkatkan
aksesibilitas terhadap daerah-daerah
penghasil produksi pertanian.
4. Perbaikan prasarana jalan dan
pembangunan jembatan.
5. Pengembangan aksesibilitas dalam
peningkatan interaksi antar wilayah
khususnya daerah yang berada jauh dari
pusat kegiatan ekonomi melalui
peningkatan kondisi jaringan jalan dan
pangembangan jaringan jalan baru yang
diperlukan.
Standar yang digunakan dalam perhitungan
kebutuhan energi listrik rumah tangga di
Kawasan Agropolitan Pakakaan yaitu:
1. Rumah Tipe Kecil daya yang disalurkan
sebesar 900 watt tiap rumah Rumah.
2. Tipe Sedang daya yang disalurkan sebesar
1300 watt tiap rumah.
3. Rumah Tipe Besar daya yang disalurkan
sebesar 2200 watt tiap rumah.
4. Untuk pelayanan umum maka
dipertimbangkan pula penerangan jalan
umum sebesar 10% dari total kebutuhan
energi listrik rumah tangga dan fasilitas sosial
ekonomi 20%.
Proporsi daya yang didistribusikan pada setiap
komponen kegiatan, adalah :
1. Fasilitas pelayanan sebesar 25% dari
kebutuhan total rumah tangga.
2. Penerangan jalan sebesar 15% dari
kebutuhan total rumah tangga
langkah-langkah strategis pengembangan sumber air
baku air bersih adalah dengan :
Mengembangkan sistem pemanfaatan potensi
sumber air yang ada, dengan memaksimalkan
kapasitas sadap air sungai untuk penggunaan
Instalasi Air Bersih PDAM.
Melakukan konservasi dan penghijauan
kawasan sekitar sumber air baku (sungai)
sebagai upaya peningkatan kuantitas dan
kualitas sumber air baku dan memaksimalkan
fungsi sungai sebagai penangkap air hujan.
Menggunakan air sungai sebagai alternatif
untuk di gunakan sebagai sumber baku air
bersih.
Pembuatan sumur-sumur resapan baik komunal
maupun individual sebagai penangkap dan
penyimpan air hujan.
Kebijakan pengembangan penanganan
air limbah sebagai berikut :
a. Menetapkan peraturan yang baku
bagi pembangunan baru baik secara
teknis konstruksi maupun penerapan
pembangunan tangki septik komunal
yang dilengkapi dengan bidang
resapan, agar derajat kesehatan
masyarakat tercapai tetapi tidak
memberikan beban pencemaran
terhadap ketersediaan air tanah
akibat perembesan air tinja.
b. Studi dan perencanaan fasilitas
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
baik Limbah Domestik/Rumah tangga
maupun Industri
c. Penerapan Regulasi mengenai
Pengelolaan Limbah Industri B3 dan
Non B3.
Jaringan Prasarana
Drainase
Kondisi Eksisting Drainase di
Kawasan Agropolitan Pakakaan Kedepannya di Kawasan Agropolitan Pakakaan pembangunan saluran
drainase ditargetkan sudah meliputi semua Kecamatan tidak hanya
pusat Agropolitan saja. Hal ini untuk mencegah genangan air dan
cepat rusaknya jalan. Untuk di Kecamatan-kecamatan pembangunan
jaringan drainase dapat dilakukan sebagai berikut :
• Untuk permukiman: dibangun sendiri-sendiri /swadaya
masyarakat di depan rumah masing-masing (sistem terbuka)
• Untuk pusat agropolitan dan pasar dibangun pemerintah (sistem
tertutup).
• Untuk saluran yang telah ada namun belum jelas alur aliran
airnya akan dibangun dan diselesaikan oleh pemerintah daerah
agar drainase yang ada menjadi lebih lancar.
Konsep Pengembangan Drainase
Menggunakan U- Ditch
2 PENGEMBANGAN
PRASARANA
TRANSORTASI 3 PERBAIKAN SISTEM
PENGELOLAAN PASAR, RUMAH
POTONG HEWAN DAN
Omptimalisasi Terminal
Kawangkoan, GUDANG PENYIMPANAN
pembangunan Bandar Pengembangan kegiatan jasa,
udara di Kakas Barat, komersial, dan bisnis yang mendukung
Pembanguan stasiun aktivitas agribisnis.
kereta api Kakas Barat,
4
Pengembangan Jalur PENYULUHAN
Usaha Tani, dan MENGENAI
Pelabuhan di Kakas
Barat, sebagai langkah MANAJEMEN AGRIBISNIS
5
untuk mengoptimalkan
distribusi produk PENGEMBANGAN
unggulan tiap-tiap AGROWISATA
6
kecamatan.
PENYEDIAAN SANITASI
KOMUNAL
Sebagai langkah untuk
mengurangi pencemaran
sungai oleh air limbah. Lokasi
dioptimalkan pada permukiman
di sekitar sungai
TERIMA
KASIH