Anda di halaman 1dari 40

Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan

Pengembangan Daerah (BAPPELITBANGDA)


Kabupaten Minahasa

LAPORAN RENCANA

RRTR
RENCANA RINCI TATA RUANG
KAWASAN AGROPOLITAN PAKAKAAN
KABUPATEN MINAHASA
TAHUN 2016-2036
pendahuluan

R R T R
KAWASAN AGROPOLITAN
PAKAKAAN
Maksud dan
Tujuan
01 Maksud 02 Tujuan

1. Menyiapkan perwujudan ruang, dalam 1. Melaksanakan penataan pola tata ruang


rangka pelaksanaan program kawasan perdesaan yang tumbuh dan
pembangunan perdesaan; berkembang dengan tetap
memeperhatikan aspek keselarasan,
2. Menjaga konsistensi pembangunan dan
kelestarian, dan keseimbangan serta
keserasian perkembangan kawasan
berkelanjutan;
perdesaan dengan RTRW Kabupaten
Minahasa; 2. Melaksanakan koordinasi penataan ruang
yang integral pada pola penataan ruang
3. Menciptakan keterpaduan, keterkaitan
perdesaan, khususnya perdesaan pada
dan keseimbangan antar wilayah
Kecamatan yang saling berdekatan dan
perdesaan serta keserasian antar sektor;
mempengaruhi;
4. Menjaga konsistensi perwujudan ruang
3. Melaksanakan penyusunan indikasi
kawasan melalui pengendalian program-
program yang saling terkait, integral dan
program pembangunan.
menyeluruh pada perdesaan, khususnya
pada wilayah Kecamatan yang saling
berdekatan dan mempengaruhi.
Sasaran
1 Terinvantarisasinya data dan permasalahan

Teranalisisnya fungsi kawasan, struktur ruang kawasan jenis intensitas sarana prasarana
2 utama kawasan, demografi, potensi dan masalah pada wilayah rencana, struktur dan pola
pemanfaatan ruang, kebutuhan sarana prasarana, kebutuhan dan sistem utlitas, tata guna
lahan dan sebagainya sebagaimana dimaksud dalam arahan Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kabupaten Minahasa maupun Provinsi Sulawesi Utara, menganalisa zoning kawasan
beserta syarat zoning serta analisa-analisa lain yang diperlukan sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku;

3 Terselenggaranya rapat koordinasi dalam forum Badan


4 Koordinasi Penataan Ruang Daerah (BKPRD) Kabupaten
Tersusunnya draft dokumen
Minahasa dan atau dengan Kelompok Kerja Perencanaan Tata
Pendahuluan, Fakta Analisa, dan
Ruang;
Rencana sebagai materi pembahasan
dalam rapat koordinasi; Tersiapkan dan terpresentasinya materi presentasi dalam forum
5 seminar yang penyelenggaraannya difasilitasi oleh Tim BKPRD
dengan menngikutsertakan instansi terkait, organisasi profesi
serta tokoh masyarakat;

6 Terevisinya dokumen draft Pendahuluan, Fakta dan Analisa, dan


Laporan Rencana berdasar hasil rapat koordinasi/seminar, serta
dilengkapi dengan resume dokumen Laporan Rencana dalam
bentuk Excecutive Summary dan Album Peta;

Tersusunnya Laporan Akhir


7 penyelenggaraan kegiatan penyusunan
RRTRK Agropolitan Kabupaten Minahasa.
Lingkup
Kegiatan
01 02 03
Tahap Pengumpulan Tahap Pemetaan
Tahap Persiapan
Persiapan awal dalam Data Pemetaan wilayah perencanaan
Keperluan Pengenalan dengan sumber interpretasi citra,
penyusunan RRTRK Agropolitan
Karakteristik BWP, Penyusunan digitasi peta dasar, ground check,
Pakakaan meliputi persiapan
Rencana Pola Ruang dan dan digitasi peta tematik
substansi maupun perisapan
teknis Rencana Jaringan Prasarana
BWP, dilakukan Pengumpulan
Data Primer dan Data Sekunder

04 06
05
Tahap Pengolahan dan
Tahap Konsep Tahap Rencana
Analisis Data Penyusunan rencana detail
Keperluan untuk mengetahui rona Penyusunan konsep awal
wilayah perencanaan meliputi
awal karakteristik wilayah pengembangan wilayah dan
tujuan penataan, rencana pola
perencanaan sebagai dasar kegiatan perumusan konsepsi
ruang, rencana jaringan
penyusunan rencana RRTRK Agropolitan Pakakaan
prasarana, dan peraturan zonasi
Ruang Lingkup
Wilayah Mikro

Kakas Raya (Kecamatan Kakas dan Kecamatan Kakas Barat),


Langowan Raya (Kecamatan Langowan Timur, Kecamatan
Langowan Barat, Kecamatan Langowan Selatan, dan Kecamatan
Langowan Utara), Tompaso Raya (Kecamatan Tompaso dan
Kecamatan Tompaso Barat), dan Kawangkoan Raya (Kecamatan
Kawangkoan, Kecamatan Kawangkoan Barat, dan Kecamatan
Kawangkoan Utara).
tujuan penataan ruang
R R T R
KAWASAN AGROPOLITAN
PAKAKAAN
Tujuan Penataan Ruang
Kawasan Agropolitan Pakakaan
“Mewujudkan Tata Ruang Kawasan Agropolitan sebagai Kawasan
Agrowisata dan Pertanian yang Produktif, Berdaya saing, dan
Berkelanjutan”

Untuk mencapai tujuan itu harus dijabarkan kedalam sasaran-sasaran sebagai


berikut :
1. Terwujudnya kawasan Agrowisata yang dilengkapi atraksi wisata yang
menarik dan edukatif.
2. Tersedianya sarana dan prasarana pendukung Agrowisata, pertanian, dan
permukiman berskala Lokal/ Regional.
3. Terwujudnya kawasan perdagangan dan jasa dalam rangka mendukung
Agrowisata berskala lokal/ Regional.
4. Tersedianya Kawasan Permukiman yang aman, nyaman, layak, dan sehat.
5. Tersedianya lahan pertanian yang produktif dan berkelanjutan.
6. Tersedianya Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan fungsi-fungsi ekologis yang
cukup.
rencana pola ruang

R R T R
KAWASAN AGROPOLITAN
PAKAKAAN
Langowan Timur

Dalam bidang pertanian, Kecamatan ini


tetap mengandalkan tanaman pangan
seperti padi, jagung, dan ubi jalar. Selain
itu ada juga tanaman hortikultura berupa
tomat. Tanaman jagung memiliki luas lahan
62 Ha terluas dibandingkan tanaman
palawija lainnya, tomat memiliki luas lahan
2, 75 Ha terluas dibandingkan tanaman
hortikultura lainnya, lahan sawah berupa
irigasi ½ teknis memiliki luas lahan 679, 3
Ha terluas dibandingkan lahan sawah
tadah hujan, dan untuk ubi jalar memiliki
luas lahan 13 Ha terluas dibandingkan ubi
kayu. Luas budidaya ini dapat menentukan
komoditi unggulan untuk Kecamatan
Langowan Timur. Untuk sarana pertanian
tersedai huller, hand sprayer, dan traktor.
Langowan Barat

Dalam bidang pertanian, Kecamatan ini


tetap mengandalkan tanaman pangan
seperti padi, jagung, dan ubi jalar. Selain
itu ada juga tanaman hortikultura berupa
tomat. Tanaman jagung memiliki luas
lahan 450 Ha terluas dibandingkan
tanaman palawija lainnya, tomat
memiliki luas lahan 455 Ha terluas
dibandingkan tanaman hortikultura
lainnya, lahan sawah berupa irigasi ½
teknis memiliki luas lahan 344, 5 Ha
terluas dibandingkan lahan sawah tadah
hujan, dan untuk ubi jalar memiliki luas
lahan 15 Ha terluas dibandingkan ubi
kayu. Untuk sarana pertanian tersedai
huller, hand sprayer, dan traktor.
Langowan Selatan
Langowan Utara

Dalam bidang pertanian, Kecamatan ini


tetap mengandalkan tanaman pangan
seperti padi, jagung, dan ubi jalar.
Selain itu ada juga tanaman
hortikultura berupa tomat. Tanaman
jagung memiliki luas lahan 61 Ha
terluas dibandingkan tanaman palawija
lainnya, tomat memiliki luas lahan 10
Ha terluas dibandingkan tanaman
hortikultura lainnya, lahan sawah
berupa irigasi ½ teknis memiliki luas
lahan 235, 8 Ha terluas dibandingkan
lahan sawah tadah hujan, dan untuk
ubi jalar memiliki luas lahan 28 Ha
terluas dibandingkan ubi kayu. Untuk
sarana pertanian tersedia huller, hand
sprayer, dan traktor.
Tompaso

Dalam bidang pertanian, Kecamatan ini


tetap mengandalkan tanaman pangan
seperti padi, jagung, dan ubi jalar.
Selain itu ada juga tanaman
hortikultura berupa tomat. Tanaman
jagung memiliki luas lahan 524 Ha
terluas dibandingkan tanaman palawija
lainnya, tomat memiliki luas lahan 52
Ha terluas dibandingkan tanaman
hortikultura lainnya, lahan sawah
berupa irigasi ½ teknis memiliki luas
lahan 513 Ha terluas dibandingkan
lahan sawah tadah hujan, dan untuk
ubi jalar memiliki luas lahan 10 Ha
terluas dibandingkan ubi kayu. Untuk
sarana pertanian tersedia huller, hand
sprayer, dan traktor.
Tompaso Barat

Dalam bidang pertanian, Kecamatan ini


tetap mengandalkan tanaman pangan
seperti padi, jagung, dan ubi jalar. Selain
itu ada juga tanaman hortikultura
berupa tomat. Tanaman jagung memiliki
luas lahan 325 Ha terluas dibandingkan
tanaman palawija lainnya, tomat
memiliki luas lahan 134 Ha terluas
dibandingkan tanaman hortikultura
lainnya, lahan sawah berupa irigasi ½
teknis memiliki luas lahan 56, 5 Ha
terluas dibandingkan lahan sawah tadah
hujan, dan untuk ubi jalar memiliki luas
lahan 32 Ha terluas dibandingkan ubi
kayu. Luas budidaya ini dapat
menentukan komoditi unggulan untuk
Kecamatan Tompaso Barat. Untuk
sarana pertanian tersedia huller, hand
sprayer, dan traktor.
Kawangkoan

Dalam bidang pertanian, Kecamatan ini


tetap mengandalkan tanaman pangan
seperti padi, jagung, dan ubi jalar. Selain
itu ada juga tanaman hortikultura
berupa tomat. Tanaman jagung memiliki
luas lahan 1468 Ha terluas dibandingkan
tanaman palawija lainnya, tomat
memiliki luas lahan 36 Ha terluas
dibandingkan tanaman hortikultura
lainnya, lahan sawah berupa irigasi ½
teknis memiliki luas lahan 494 Ha terluas
dibandingkan lahan sawah tadah hujan,
dan untuk ubi jalar memiliki luas lahan
12 Ha terluas dibandingkan ubi kayu.
Luas budidaya ini dapat menentukan
komoditi unggulan untuk Kecamatan
Kawangkoan. Untuk sarana pertanian
tersedia huller, hand sprayer, dan
traktor.
Kawangkoan Barat

Dalam bidang pertanian, Kecamatan ini


tetap mengandalkan tanaman pangan
seperti padi, jagung, dan ubi jalar. Selain
itu ada juga tanaman hortikultura
berupa tomat. Tanaman jagung memiliki
luas lahan 1350 Ha terluas dibandingkan
tanaman palawija lainnya, cabe rawit
memiliki luas lahan 11 Ha terluas
dibandingkan tanaman hortikultura
lainnya, lahan sawah berupa irigasi ½
teknis memiliki luas lahan 176 Ha terluas
dibandingkan lahan sawah tadah hujan,
dan untuk ubi kayu memiliki luas lahan 5
Ha terluas dibandingkan ubi jalar. Luas
budidaya ini dapat menentukan
komoditi unggulan untuk Kecamatan
Kawangkoan Barat. Untuk sarana
pertanian tersedia huller, hand sprayer,
dan traktor.
Kawangkoan Utara

Dalam bidang pertanian, Kecamatan ini


tetap mengandalkan tanaman pangan
seperti padi, jagung, dan ubi jalar. Selain
itu ada juga tanaman hortikultura berupa
tomat. Tanaman jagung memiliki luas
lahan 228,7 Ha terluas dibandingkan
tanaman palawija lainnya, cabe kriting
memiliki luas lahan 7 Ha terluas
dibandingkan tanaman hortikultura
lainnya, lahan sawah berupa irigasi ½
teknis memiliki luas lahan 32,6 Ha terluas
dibandingkan lahan sawah tadah hujan,
dan untuk ubi kayu dan ubi jalar di
kecamatan Kawangkoan Utara ini tidak
ada lahan yang tersedia.. Luas budidaya
ini dapat menentukan komoditi unggulan
untuk Kecamatan Kawangkoan Utara.
Untuk sarana pertanian tersedia huller,
hand sprayer, dan traktor.
Kakas
Dalam bidang pertanian, Kecamatan ini
tetap mengandalkan tanaman pangan
seperti padi, jagung, dan ubi jalar. Selain
itu ada juga tanaman hortikultura berupa
tomat. Tanaman jagung memiliki luas
lahan 728 Ha terluas dibandingkan
tanaman palawija lainnya, cabe rawit
memiliki luas lahan 16 Ha terluas
dibandingkan tanaman hortikultura
lainnya, lahan sawah berupa irigasi ½
teknis memiliki luas lahan 494 Ha terluas
dibandingkan lahan sawah tadah hujan,
dan untuk ubi kayu dan ubi jalar di
kecamatan Kakas memiliki luas masing-
msing 1 Ha. Luas budidaya ini dapat
menentukan komoditi unggulan untuk
Kecamatan Kakas. Untuk sarana
pertanian tersedia huller, hand sprayer,
dan traktor.
Kakas Barat
Dalam bidang pertanian, Kecamatan ini
tetap mengandalkan tanaman pangan
seperti padi, jagung, dan ubi jalar. Selain
itu ada juga tanaman hortikultura berupa
tomat. Tanaman jagung memiliki luas
lahan 672 Ha terluas dibandingkan
tanaman palawija lainnya, tomat memiliki
luas lahan 45 Ha terluas dibandingkan
tanaman hortikultura lainnya, lahan
sawah berupa irigasi ½ teknis memiliki
luas lahan 644 Ha terluas dibandingkan
lahan sawah tadah hujan, dan untuk ubi
jalar memiliki luas paling besar di
banding luas ubi kayunya yaitu sebesar
135 Ha. Luas budidaya ini dapat
menentukan komoditi unggulan untuk
Kecamatan Kakas Barat. Untuk sarana
pertanian tersedia huller, hand sprayer,
dan traktor.
rencana
struktur ruang
Konsep Struktur Ruang Kawasan Penyangga
Agropolitan terdiri dari
Kawasan Inti Agropolitan adalah
Kecamatan Langowan Timur, Kecamatan
BWP I = Langowan Barat dan Kakas Barat, dan Kecamatan
Langowan Utara, Kawangkoan. Sebagai Pusat Kawasan

BWP II =Kawangkoan Utara, Kecamatan-kecamatan tersebut

Kawangkoan Barat, Tompaso, berfungsi menjadi pusat pertumbuhan

Tompaso Barat, dan sekaligus sebagai kecamatan pengumpul

BWP III = Kakas dan Langowan bagi kecamatan-kecamatan sentra


produksi disekitarnya.
Selatan
Bagian Wilayah Perencanaan I Bagian Wilayah Perencanaan II Bagian Wilayah Perencanaan III
Bagian wilayah perencanaan Bagian wilayah perencanaan ini Bagian wilayah perencanaan ini
ini meliputi Kecamatan: meliputi Kecamatan : meliputi Kecamatan: Kakas,
Langowan Timur, Langowan Kawangkoan, Kawangkoan Kakas Barat, dan Langowan
Barat, dan Langowan Utara Barat, Kawangkoan Utara, Selatan dengan pusat
dengan pusat kegiatan Tompaso , dan Tompaso Barat pelayanan yang berada di
Agropolitan yang berada di dengan pusat pelayanan yang Kecamatan Kakas Barat.
Kecamatan Langowan Timur. berada di Kecamatan Prioritas kegiatan utama pada
Prioritas kegiatan utama pada Kawangoan Utara. Prioritas BWP ini adalah sebagai sentra
BWP ini adalah sebagai sentra kegiatan utama pada BWP ini produksi padi, sentra budidaya
perdagangan dan jasa, sentra adalah sebagai sentra produksi perikanan, sentra transportasi
pengolahan bahan mentah, komoditi kacang tanah, sentra udara dan laut, dan sentra
sentra sarana kesehatan, pusat oleh-oleh khas Minahasa, wisata pantai mahembang dan
sentra wisata danau air panas pusat olah raga berkuda, sentra pantai rumbia.
dan wisata pendakian gunung petenakan sapi, dan sentra
Soputan, dan sentra kegiatan wisata religi.
pemerintahan.
rencana jaringan
prasarana
R R T R
KAWASAN AGROPOLITAN
PAKAKAAN
Jaringan Prasarana Air
Limbah

• PADA KEGIATAN PERDAGANGAN,


JASA, DAN PERKANTORAN PERLU
MENYEDIAKAN SISTEM SANITASI
KOLEKTIF SECARA INDIVIDUAL
• PERLU DIPERHATIKAN
PENANGANAN DAMPAK
LINGKUNGAN SEBELUM DIBANGUN

PENYEDIAAN SANITASI KOMUNAL


PADA BLOK-BLOK DISEKITAR SUNGAI
Kebutuhan Sarana Produksi
Pertanian
Kepemilikan

No Kecamatan
Jumlah Huller Hand Sprayer Motor/Power Sprayer Traktor/Hand Traktor Analisis kebutuhan
Eksiting Ideal Kebutuhan
Eksistin
Ideal
kebutuha
Eksisting Ideal
Kebutuha
Eksisting Ideal
Kebut sarana produksi di
g n n uhan
1 Langowan Kawasan
Agropolitan
6 10 4 185 200 15 0 100 100 45 50 5
Timur
2
Pakakaan ini
Langowan
3 10 7 817 850 33 0 100 100 5 30 25
Barat
3 Langowan
8 10 0 287 300 13 0 100 100 31 30 0 dilakukan dengan
metode analisis
Utara
4 Langowan
deskriptif dengan
0 10 10 99 100 1 0 100 100 8 30 22
Selatan

melihat kemampuan
5 Tompaso 0 10 10 236 300 64 0 100 100 29 30 1
6 Tompaso
Barat
1 10 9 994 900 0 0 100 100 5 30 25
masing-masing
7 Kawangkoa
n
3 10 7 42 50 8 0 100 100 5 30 25 wilayah itu sendiri
8 Kawangkoa
0 10 10 606 600 0 0 100 100 3 30 27
dalam memproduksi
9
n Barat
Kawangkoa
hasil pertanian
0 10 10 155 200 45 47 100 53 3 30 27
n Utara
10 Kakas 8 30 22 331 300 0 0 100 100 34 50 16
11 Kakas barat 10 30 20 288 300 12 0 100 100 35 50 15

Dari hasil analisis diatas menunjukan bahwa kebutuhan sarana produksi pertanian di
masing-masing wilayah Kawasan Agropolitan Pakakaan memiliki jumlah kebutuhan
yang berbeda. Hal ini disebabkan karena tiap-tiap wilayah memiliki potensi pertanian
yang berbeda pula. Kecamatan Kakas memiliki kebutuhan sarana produksi huller
paling tinggi dibandingkan Kecamatan lainnya. Hal ini disebabkan karena Kecamatan
Kakas merupakan Kecamatan yang produksi pertaniannya (padi) paling tinggi
dibandingkan kecamatan lainnya yang otomatis untuk kebutuhan sarana produksi
(huller) di Kecamatan Kakas itu sendiri menjadi tinggi.
1. Pengembangan jaringan jalan ruas Wailang-
Touliang-Wasian-Sumarayar-Waleure-
Tondegesan-Tondegesan Satu sebagai jalur
usaha tani.
2. Pembangunan Jalur Kereta Api Lintas
Provinsi Sulawesi Utara, yang melintasi
Kecamatan Kakas-Kakas Barat- Langowan
Selatan.
3. Pengembangan jalan baru untuk membuka
jalur-jalur alternatif guna meningkatkan
aksesibilitas terhadap daerah-daerah
penghasil produksi pertanian.
4. Perbaikan prasarana jalan dan
pembangunan jembatan.
5. Pengembangan aksesibilitas dalam
peningkatan interaksi antar wilayah
khususnya daerah yang berada jauh dari
pusat kegiatan ekonomi melalui
peningkatan kondisi jaringan jalan dan
pangembangan jaringan jalan baru yang
diperlukan.
Standar yang digunakan dalam perhitungan
kebutuhan energi listrik rumah tangga di
Kawasan Agropolitan Pakakaan yaitu:
1. Rumah Tipe Kecil daya yang disalurkan
sebesar 900 watt tiap rumah Rumah.
2. Tipe Sedang daya yang disalurkan sebesar
1300 watt tiap rumah.
3. Rumah Tipe Besar daya yang disalurkan
sebesar 2200 watt tiap rumah.
4. Untuk pelayanan umum maka
dipertimbangkan pula penerangan jalan
umum sebesar 10% dari total kebutuhan
energi listrik rumah tangga dan fasilitas sosial
ekonomi 20%.
Proporsi daya yang didistribusikan pada setiap
komponen kegiatan, adalah :
1. Fasilitas pelayanan sebesar 25% dari
kebutuhan total rumah tangga.
2. Penerangan jalan sebesar 15% dari
kebutuhan total rumah tangga
langkah-langkah strategis pengembangan sumber air
baku air bersih adalah dengan :
 Mengembangkan sistem pemanfaatan potensi
sumber air yang ada, dengan memaksimalkan
kapasitas sadap air sungai untuk penggunaan
Instalasi Air Bersih PDAM.
 Melakukan konservasi dan penghijauan
kawasan sekitar sumber air baku (sungai)
sebagai upaya peningkatan kuantitas dan
kualitas sumber air baku dan memaksimalkan
fungsi sungai sebagai penangkap air hujan.
 Menggunakan air sungai sebagai alternatif
untuk di gunakan sebagai sumber baku air
bersih.
 Pembuatan sumur-sumur resapan baik komunal
maupun individual sebagai penangkap dan
penyimpan air hujan.
Kebijakan pengembangan penanganan
air limbah sebagai berikut :
a. Menetapkan peraturan yang baku
bagi pembangunan baru baik secara
teknis konstruksi maupun penerapan
pembangunan tangki septik komunal
yang dilengkapi dengan bidang
resapan, agar derajat kesehatan
masyarakat tercapai tetapi tidak
memberikan beban pencemaran
terhadap ketersediaan air tanah
akibat perembesan air tinja.
b. Studi dan perencanaan fasilitas
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
baik Limbah Domestik/Rumah tangga
maupun Industri
c. Penerapan Regulasi mengenai
Pengelolaan Limbah Industri B3 dan
Non B3.
Jaringan Prasarana
Drainase
Kondisi Eksisting Drainase di
Kawasan Agropolitan Pakakaan Kedepannya di Kawasan Agropolitan Pakakaan pembangunan saluran
drainase ditargetkan sudah meliputi semua Kecamatan tidak hanya
pusat Agropolitan saja. Hal ini untuk mencegah genangan air dan
cepat rusaknya jalan. Untuk di Kecamatan-kecamatan pembangunan
jaringan drainase dapat dilakukan sebagai berikut :
• Untuk permukiman: dibangun sendiri-sendiri /swadaya
masyarakat di depan rumah masing-masing (sistem terbuka)
• Untuk pusat agropolitan dan pasar dibangun pemerintah (sistem
tertutup).
• Untuk saluran yang telah ada namun belum jelas alur aliran
airnya akan dibangun dan diselesaikan oleh pemerintah daerah
agar drainase yang ada menjadi lebih lancar.
Konsep Pengembangan Drainase
Menggunakan U- Ditch

Penanganan drainase perkotaan khususnya menggunakan saluran beton


pracetak (U–Ditch). Pemilihan jenis konstruksi tersebut didasari pada kondisi
lahan yang terbatas, memudahkan penentuan elevasi kemiringan,
pemeliharaan cukup mudah, kekuatan lebih terjamin dari pasangan batu,
waktu pelaksanaan relatif lebih cepat.
Kawasan inti (prioritas
pembangunan)
agropolitan
R R T R
KAWASAN AGROPOLITAN
PAKAKAAN
1
PENGEMBANGAN KONSEP
PUSAT PERDAGANGAN DAN
JASA
Sebagai langkah optimalisasi potensi
agropolitan di sekitar 11 Kecamatan,
mampu menjadi daya tarik para
investor guna menunjang kegiatan
agribisnis

2 PENGEMBANGAN
PRASARANA
TRANSORTASI 3 PERBAIKAN SISTEM
PENGELOLAAN PASAR, RUMAH
POTONG HEWAN DAN
Omptimalisasi Terminal
Kawangkoan, GUDANG PENYIMPANAN
pembangunan Bandar Pengembangan kegiatan jasa,
udara di Kakas Barat, komersial, dan bisnis yang mendukung
Pembanguan stasiun aktivitas agribisnis.
kereta api Kakas Barat,

4
Pengembangan Jalur PENYULUHAN
Usaha Tani, dan MENGENAI
Pelabuhan di Kakas
Barat, sebagai langkah MANAJEMEN AGRIBISNIS

5
untuk mengoptimalkan
distribusi produk PENGEMBANGAN
unggulan tiap-tiap AGROWISATA

6
kecamatan.
PENYEDIAAN SANITASI
KOMUNAL
Sebagai langkah untuk
mengurangi pencemaran
sungai oleh air limbah. Lokasi
dioptimalkan pada permukiman
di sekitar sungai
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai