Anda di halaman 1dari 46

Konsultasi Publik 1

Dalam rangka Penyusunan

Rencana Detail Tata Ruang


Kota Pematang Siantar
21 September 2023
RDTR Kota Pematang Siantar

Pendahuluan

2
Kontekstual RDTR di Kota Pematang Siantar
UU No 6 Tahun 2023 tentang PP 21/ 2021 tentang Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara No. 2
Penetapan Peraturan Penyelenggaraan Penataan Tahun 2017 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Pemerintah Pengganti Ruang Provinsi Sumatera Utara Tahun 2017-2037
Undang Undang No. 2 Tahun
2020 tentang Cipta Kerja
Peraturan Daerah Kota Pematang Siantar Nomor
Pasal 6 Peraturan Lainnya 1 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang
Untuk peningkatan ekosistem ❑ PP 24/2018 tentang Pelayanan Wilayah Kota Pematang Siantar Tahun 2012-2032
investasi dan kegiatan berusaha Perizinan Berusaha Terintegrasi
diperlukan rencana detail sebagai Secara Elektronik atau Online
dasar pemberian izin Single Submission
pemanfaatan ruang serta ❑ PP 5/2021 tentang
Peraturan Pemerintah No, 21 Penyelenggaraan Perizinan
Tahun 2021 tentang Berusaha Berbasis Risiko
Penyelenggraan Penataan Ruang ❑ PP 6/2021 tentang Rencana Detail Tata Ruang Kota
seperti di jelaskan dalam Pasal 24 Penyelenggaraan Perizinan Pematang Siantar
dan Pasal 25 bahwa Penyusunan Berusaha di Daerah
rencana rinci Tata Ruang berupa ❑ Perpres 91/2017 tentang • RDTR akan membantu
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Percepatan Pelaksanaan
Kabupaten/Kota serta jangaka realisasi investasi dengan
Berusaha, Dst
waktu Penyusunan Rencana Detail mempersingkat waktu izin
Tata Ruang (RDTR) sampai pemanfaatan lahan, investor
dengan penetapan paling lama tidak perlu datang untuk
12 bulan. mendapatkan izin tersebut
• RDTR sesuai dengan karakter,
kebutuhan setempat dan
dinamika ke depan
• Akan disusun RDTR OSS
3
Penetapan Wilayah Perencanaan
Juknis Pelaksanaan Penyusunan Matek
RDRT Kab/Kota ABT BA BUN Tahun 2023
1. Penetapan WP, memperhatian faktor
batas administrasi, fungsi kawasan dan
luasan yang rasional
2. Luas, direkomendasikan 3.000 – 7.000 Delineasi WP meliputi seluruh wilayah Kota
ha Pematang Siantar dengan luas 7.585,79 Ha

Pertimbangan Setempat dan Regional


1. Batas wilayah administrasi wilayah
yang sudah ditetapkan dalam
Keputusan Mendagri
2. Tetap memasukkan LSD dan HGU
yang ada
3. Memperhatikan dan
mengakomodasi PSN dan
kepentingan lain di tingkat kota,
provinsi dan nasional
4. Di masa datang diharapkan tidak
ada bagian dari wilayah Kota yang
tidak memiliki pengaturan tata
ruang detil
5. Berorientasi pada kemudahan
investasi dan kegiatan berusaha
lainnya yang potensial
dikembangkan

4
Substansi Umum RDTR
A. STRUKTUR • Rencana Sistem • Rencana Jaringan C. PERATURAN ZONASI
RUANG Pusat Pelayanan Infrastruktur:
• Pembagian Sub Transportasi, Energi,
Wilayah Perencanaan Telekomuniasi, Sumber
9SWP) Daya Air, Air Minum,
• Pembagian Blok Drainase, Air
Perencanaan Limbah,Persampahan,
Pedestrian, Jalur
Sepeda, Sistem
Mitigasi Bencana, dll
B. POLA • Rencana Peruntukan • Rencana RTH
RUANG Zona di setiap SWP • Penetapan luas kavling
→ Lindung dan perumahan
Budidaya • Desain citra Kawasan
• Rencana (misalkan) → misalkan tentang
Zona Pertanian, dan landmark, kawasan
zona lain yang perlu heritage, dll
dibahas khusus

5
Saat ini: KONSULTASI PUBLIK – 1
Agenda KP-1
• Diskusi • ANALISIS
• Jaring Masukan dan • KONSEP RENCANA
Aspirasi • ISU PEMBANGUNAN
• Penyepakatan beberapa
hal penting
STRATEGIS
• Penandatanganan Berita
Acara

6
RDTR Kota Pematang Siantar

Analisis Kondisi
Pematang Siantar

7
A. Konstelasi Kebijakan dan Kedudukan Kota Pematang Siantar
RTRW Nasional RTRW Kota Pematang Siantar
• Ditetapkan sebagai PKW Struktur Ruang
• Rencana jaringan jalan bebas hambatan antar kota
rute Tebing Tinggi – Pematang Siantar – Parapat – PPK Kawasan Kantor Walikota di Kecamatan Siantar Barat
Tarutung – Sibolga Sub PPK 1. Kelurahan Tanjung 4. Kawasan Simpang Dua
• Ditetapkan sebagai kawasan andalan Kawasan Pinggir Di Kecamatan Di Kelurahan
Pematang Siantar dan Sekitarnya (perkebunan, Siantar Martoba Simarimbun, Kecamatan
pertanian, industri, pariwisata, migas) 2. Kelurahan Gurilla Di Siantar Marimbun
Kecamatan Siantar 5. Kawasan Megaland Di
RTRW Prov. Sumatera Utara Sitalasari Kelurahan Siopat Suhu,
• Ditetapkan sebagai PKW 3. Kawasan Perumahan Kecamatan Siantar
• Pengembangan terminal tipe A Tojai Di Kelurahan Bah Timur
• Pengembangan angkutan umum massal Kapul, Kecamatan 6. Kawasan Melanthon
• Pengembangan SPAM dan TPA Regional Siantar Marimbun Siregar Di Kelurahan
• Pengembangan pengolahan air limbah terpusat Sukaraja, Kecamatan
• Pengembangan lahan pertanian basah dan Siantar Marihat
kering, perkebunan, industri menengah dan PPL 1. Kelurahan Tambun 4. Kelurahan Setia Negara
besar Kedudukan Strategis Kota Pematang Siantar Nabolon di Kecamatan di Kecamatan Siantar
Siantar Martoba Sitalasari
2. Kelurahan Nagapita di 5. Kelurahan Simarimbun
Kecamatan Siantar di Kecamatan Siantar
Martoba Marimbun
3. Kelurahan Bah Kapul di 6. Kelurahan Sukamaju di
Kecamatan Siantar Kecamatan Siantar
Sitalasari Marihat

8
B. ANALISIS STRUKTUR INTERNAL
Untuk mengetahui kelurahan yang
potensial dikembangkan sebagai
pusat pelayanan

Kecamatan Siantar Barat Kelurahan Bantan


Kecamatan Siantar Utara 1. Kelurahan Martoba
2. Kelurahan Melayu
3. Kelurahan Baru
Kecamatan Siantar Timur Kelurahan Siopat Suhu
Kecamatan Siantar KeluarahanBah Kapul
Sitalasari

• Meng-konfirmasi rencana pusat pelayanan di


RTRW Kota Pematang Siantar
• Arah pengembangan pusat pelayanan kota
adalah di bagian Tengah kota, dan membangun
pelayanan baru ke arah utara

9
B. ANALISIS PENGGUNAAN LAHAN
Penggunaan Lahan Eksisting

• Penambahan luas guna lahan didominasi oleh


penggunaan untuk industri, permukiman dan
perkebunan
• Luas penggunaan lahan untuk perdagangan
justru berkurang, kemungkinan karena dampak
pandemi
• Pengurangan luas lahan lainnya didominasi
oleh penggunaan untuk sawah, semak belukar
dan tanah kosong

10
C. ANALISIS PEMILIKAN DAN NILAI LAHAN
Kepemilikan lahan di Kota Nilai lahan tinggi didominasi di
Pematang Siantar didominasi Kecamatan Siantar Barat dan sekitarnya
dengan jenis hak milik

11
D. Analisis Kemampuan Lahan
Kemampuan Lahan Kota Pematang Siantar
Kemampuan Lahan Luas (Ha)
Rendah 1.84%
Sangat Rendah 0.19%
Sedang 23.61%
Tinggi 74.36%
Total 100.00%

Kelas Kemampuan Lahan

Total Nilai Kelas Klasifikasi Pengembangan Lahan

Kemampuan Pengembangan
32 – 58 Kelas A
Sangat Rendah
Kemampuan Pengembangan
59 – 83 Kelas B
Rendah
Kemampuan Pengembangan
84 – 109 Kelas C
Sedang
Kemampuan Pengembangan Cukup
110 – 134 Kelas D
Tinggi

135 – 160 Kelas E


Kemampuan Pengembangan
Sangat Tinggi
Seluruh Kecamatan di Kota Pematang
Siantar relatif memiliki kemampuan
lahan yang tinggi sehingga
mendukung pengembangan dan
Pembangunan wilayah
12
E. Analisis Ruang Rawan Bencana
Skema Penentuan Zona Ruang Rawan Bencana

Rawan Banjir Sedimentasi


dan Run Off Ketentuan
Khusus Zona
Skoring Rawan
Rawan Tanah Bencana
Longsor Zona Ruang
Rawan
Bencana
Rawan Gempa Bumi Rekomendasi
Ketentuan
Pemanfaatan
Ruang

Rawan
Jumlah Bangunan Terdampak Rawan Longsor Rawan Longsor Rawan Banjir
Gempa Bumi

ZRB 1 Diarahkan sebagai zona


pegembangan untuk pusat permukiman,
perdagangan jasa, perkantoran dan
pelayanan umum.

ZRB 2 dan ZRB 3 merupakan zona


Jumlah Bangunan Terdampak Rawan Banjir
bersyarat dan terbatas.

ZRB 4 khusus Sempadan Sungai


merupakan Kawasan Lindung dan
Budidaya dengan syarat mitigasi bencana
Zona Ruang Rawan Bencana
• Jumlah bangunan terdampak Longsor Kelas Tinggi
sebanyak 1.840 unit bangunan dan Kelas sangat
tinggi 287 unit bangunan
• Jumlah bangunan terdampak Banjir Kelas Tinggi
sebanyak 3.234 unit bangunan dan Kelas sangat 13
tinggi 4.990 unit bangunan
F. ANALISIS KEPENDUDUKAN
Distribusi kepadatan penduduk Proyeksi penduduk (alami dan migrasi)

Jumlah
Apakah Kota Kecamatan Daya Tampung
Penduduk
Selisih

Pematang Siantar Siantar Marihat 171.629 36.769 134.860


dapat menampung Siantar Marimbun 368.988 43.230 325.758
pertumbuhan Siantar Selatan 44.937 24.383 20.554
Siantar Barat 74.301 53.749 20.552
penduduk tersebut?
Siantar Utara 86.382 65.320 21.062
Siantar Timur 95.669 56.414 39.255
Siantar Martoba 506.356 103.731 402.625
Siantar Sitalasari 313.083 64.156 248.927
Kota Pematangsiantar 1.661.345 447.752 1.213.593
14
G. ANALISIS BUDAYA
Seni budaya lainnya
Bangunan bernilai budaya

Ornamen budaya

Keragaman masyarakat
Kekayaan seni dan budaya Kota
• Suku di Pematang Siantar terdiri dari suku Simalungun
Pematang Siantar akan menjadi (61,43%), Toba, Mandailing (9,6%), Jawa (14,2%),
jati diri pengembangan kota ke Tionghoa, dan Melayu.
depan • Agama yang dianut penduduknya secara berurutan dari
jumlah terbesar hingga terkecil adalah Kristen Protestan,
Islam, Katolik, Budha, Hindu, Parmalim, dan Kong Hucu.
• Bahasa yang digunakan cukup beragam yaitu Bahasa
Indonesia, Bahasa Simalungun, Bahasa Batak Toba, Bahasa
Hokkien, dan Bahasa Jawa. 15
H. ANALISIS EKONOMI 3 Potensi Pasar Investasi

4 Kunjungan ke
2 Kondisi eksisting investasi Pematang Siantar

5 Daya Saing Pematang Siantar

16
I. KEBUTUHAN SPU DAN RTH

RTH
• Zona yang memang diperuntukkan
sebagai RTH
• Zona lainnya yang berfungsi sebagai RTH
• Objek lain yang berfungsi sebagai RTH
17
J. ANALISIS KEBUTUHAN PRASARANA
3. Jaringan Air Minum
1. Jaringan Kelistrikan 2. Jaringan Telekomunikasi
Proyeksi kebutuhan air minum
Proyeksi kebutuhan listrik tahun • Eksisting terdapat 38 menara
hingga 2043 adalah
2043 : 266.413.475,97 kwH BTS
734.581m3 per tahun
• Proyeksi hingga 2043
dibutuhkan 167 Menara BTS
• Proyeksi kebutuhan saluran
4. Air Limbah internet fiber optic hingga
2043 : 3.358 SR
• Proyeksi produksi air limbah
domestik pada tahun 2023:
1.613.338 m3/hari, meningkat 6. Drainase
pada 2043 menjadi • Eksisting berupa kombinasi Sewer
257.776.220 m3/hari Peta Limpasan Air
System dengan sistem saluran
• Proyeksi kebutuhan mobil tinja terbuka yang berfungsi untuk
tahun 2023 : 6 unit dan pada mengalirkan air hujan dan air
tahun 2043 menjadi 18 unit buangan limbah rumah tangga
(Grey water) ke sungai atau anak
Sungai
5. Persampahan
• Saat ini dilayani oleh 12 TPS,
dan 1 TPA Tanjung Pinggir,
kapasitas pelayanan 54,3%
• Proyeksi timbulan sampah pada
2043 : 806,399,79 m3/tahun
18
K. ANALISIS CITRA KOTA
Landmark adalah sesuatu yang mudah
dilihat atau dikenal dan menonjol pada
suatu kawasan dan dapat dijadikan
pedoman orientasi pada kawasan

Edges adalah batas antara dua fase,


inkontinuitas linier: pantai, jalan kereta
api, tepi pembangunan, dinding "(Lynch,
1960: 47). Atau berupa garis yang Node adalah fokus strategis, biasanya persimpangan jalan,
memisahkan antara Kawasan terbangun atau konsentrasi beberapa karakteristik "(Lynch, 1960:
dan non terbangun 72). Ciri khas di Pematang Siantar pada persimpangan 3
jalur biasanya terdapat taman berbentuk segitiga atau tugu.

19
L. MENGEMBANGKAN KONSEP LIVABLE CITY
Kota Pematang Siantar akan
dikembangkan sebagai kota layak huni,
nyaman ditinggali, dengan memenuhi
indikator atau komponen berikut:

Mercer’s Quality of Living Index Monocle’s Most


(Mercer, 2012), diolah Liveable Cities Index
(Monocle, 2013),
• political & social environment) diolah
• medical & health consideration
• safety/crime
• socio-cultural environment
• medical care
• school & education
• Climate
• economic environment
• Connectivity
• public services & transport
• public transportation
• Recreation
• quality of architecture
• consumer goods
• recreation
• Housing
• natural environment).

20
L. FILOSOFI RUANG KOTA PEMATANG SIANTAR

• Radial dan berlapis menunjukan


menunjukan segala permasalahan di
wilayah Kota Pematang Siantar akan
bertemu pada satu titik untuk musyawarah
seperti arti dari Pinar Harungguan. Pola struktur kota
• Titik temu tersebut berada di Jl. Merdeka menggambarkan radial
dan Jl. Sutomo sebagai pusat dari struktur berlapis menuju pusat
kota
• Terdapat 4 lingkaran konsentrik, yang
kegiatan masyarakat
menggambarkan : sebagai titik temu dari
1. Orang Luar semua masalah kota
2. Orang Perkebunan dan hidup.
3. Masyarakat Urban
4. Tetua adat dan Pemerintah 21
RDTR Kota Pematang Siantar

Kajian Lingkungan
Hidup Strategis

22
Sumber : Ditjen PKTL, 2021
Kebijakan, Rencana,
dan/atau Program
(KRP)

KLHS
APA PENYEBABNYA?
CARA MENGATASINYA
KLHS RENCANA TATA RUANG

Sample Footer Text 2/8/20XX 26


Jasa Ekosistem Kota Pematangsiantar

JE PENYEDIA PANGAN JE PENYEDIA AIR BERSIH JE PENGATURAN TATA ALIRAN AIR JE BUDAYA UNTUK TEMPAT TINGGAL
DAN BANJIR DAN RUANG HIDUP

27
Contoh Muatan KRP yang Berpotensi Mempengaruhi Kondisi LH
(Overlay Rencana Zona Kawasan Peruntukan Industri dengan JE Penyedia Air Bersih)

Lahan seluas 1248,9 ha


dengan JE penyedia air
bersih tinggi-sangat tinggi
akan terkena dampak

Kemampuan lahan
dalam menyediakan
air bersih akan
berkurang

Perlu rekomendasi
KLHS dalam rangka
mengurangi dampak
Overlay Rencana Zona Kawasan Peruntukan Industri dengan JE Pemeliharaan Kualitas Udara

Sebagian besar lahan dengan


JE pemeliharaan kualitas
udara sedang-tinggi akan
terkena dampak

Kemampuan
pengaturan
kualitas udara
akan terganggu

Terjadi
penurunan
kualitas udara
PROSES
TAHAPAN KLHS
UMUM PENYELENGGARAAN KLHS
PP 46/2016 dan PermenLHK 69/2017

1. Identifikasi Isu PB 4. Identifikasi Materi


Muatan KRP Rencana Detail Tata Ruang
2. Isu PB yang (RDTR)
paling strategis Materi Muatan KRP Kota Pematangsiantar
yang Berdampak
3. Isu PB Prioritas

Konsultasi
5. Analisis Pengaruh
Publik

6. DDDT Resiko JE SDA PI Kehati

7. Rumusan 8. Rekomendasi 9. Penjaminan 10. Pendokumentasian 11. Validasi


Alternatif Perbaikan KRP Kualitas
SK POKJA KLHS RDTR KOTA PEMATANG SIANTAR
Terdapat 40 isu Pembangunan berkelanjutan hasil Rakor, survey, kuesioner, wawancara, dan telaah dokumen
No. Long List Short List
1. Sampah masih berserakan
2. TPA over kapasitas
3. Kurangnya lahan untuk TPA Masalah persampahan
4. Sistem TPA masih open dumping
5. Masih banyak ilegal dumping di sepanjang jalan
6. Air sungai kotor Kurangnya kesadaran masyarakat
7. Lahan eks galian C Terjadinya degradasi lingkungan
8. Alih fungsi lahan pertanian ke pemukiman
Alih fungsi lahan
9. Penurunan keanekaragaman hayati akibat alih fungsi lahan
10. Sering banjir
Kebencanaan
11. Sering longsor
12. Saluran drainase belum maksimal
13. Kurangnya penyediaan air bersih Belum memadainya infrastruktur lingkungan
14. O & P Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) belum maksimal
15. IKTL rendah
16. Kawasan sempadan sungai belum dipertegas Kurangnya tutupan lahan
17. Kurangnya Ruang Terbuka Hijau (RTH)
18. Terdapat kawasan kumuh di beberapa lokasi Potensi kawasan kumuh
19. Kemacetan Transportasi
20. Terganggunya ketahanan pangan Ketahanan pangan
21. Kurangnya lapangan pekerjaan
22. Adanya pungli
23. Produktifitas pertanian rendah
24. Tingginya tingkat pengangguran
Masalah ekonomi
25. Kemiskinan
26. Lemahnya harga komoditas
27. Tingkat investasi rendah
28. Kurangnya hilirisasi dalam kegiatan industri
29. Lemahnya pelayanan publik
30. Lemahnya penegakan hukum Pelayanan masyarakat
31. Kurangnya program pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM)
32. Kurangnya sarana dan prasarana kesehatan
Kesehatan masyarakat
33. Gizi buruk
34. Banyaknya gelandangan dan pengemis (gepeng) serta tuna wisma
35. Pungutan Liar (Pungli)
36. Kesetaraan gender
37. KDRT Masalah sosial
38. Tingginya angka kriminalitas (begal dan perampokan)
39. Radikalisme
40. Penggunaan narkoba
IDENTIFIKASI ISU PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (PB)

TPA Tanjung Pinggir kelebihan kapasitas

Saluran drainase tersumbat


15
Sampah berserakan di jalan

Potensi Kawasan kumuh


Penapisan Isu PB menjadi Isu PB Strategis
Kriteria Penentuan Isu PB

Strategis/Tida
No Isu PB Karakteristik Jumlah
Potensi Dampak Keterkaitan Isu Keterkaitan KRP Keterkaitan RPPLH Keterkaitan KLHS k Strategis
Wilayah

I Masalah persampahan 1 1 1 1 1 1 6 Strategis


2 Degradasi kualitas lingkungan 0 1 1 1 0 1 4 Strategis
3 Alih fungsi lahan 1 1 1 1 1 1 6 Strategis
4 Kebencanaan 1 1 1 1 0 0 4 Strategis
5 Infrastruktur lingkungan 1 1 1 1 1 1 6 Strategis
6 Kurangnya tutupan lahan 1 1 1 1 1 1 6 Strategis
7 Potensi kawasan kumuh 1 1 1 1 0 1 5 Strategis
8 Transportasi 1 1 1 1 1 1 6 Strategis
9 Ketahanan pangan 1 0 1 1 0 1 4 Strategis
10 Kurangnya kesadaran masyarakat 0 1 0 0 0 0 1 Tidak Strategis
11 Masalah ekonomi 0 1 1 0 0 0 2 Tidak Strategis
12 Pelayanan masyarakat 0 1 0 1 0 0 2 Tidak Strategis
13. Kesehatan masyarakat 0 0 1 1 0 0 2 Tidak Strategis
14. Masalah sosial 1 1 1 0 0 0 3 Tidak Strategis
Keterangan : Isu yang memiliki keterkaitan dengan ≥ 4 poin, dikatakan STRATEGIS
Penapisan Isu PB Strategis menjadi Isu PB Prioritas
Muatan Lingkungan Hidup
Total
No Isu PB Strategis Ranking
Kapasitas
DDDTLH
Dampak
LH
Jasa Cakupan
Ekosistem Bencana
Mutu SDA Biodiversitas
Perubahan
Iklim
Kemiskinan
Kesehatan
Masyarakat
Hukum
Tradisional
skor

1 Masalah persampahan
2 Degradasi kualitas lingkungan
3 Alih fungsi lahan
4 Kebencanaan
5 Infrastruktur lingkungan
6 Kurangnya tutupan lahan
7 Potensi kawasan kumuh
8 Transportasi
9 Ketahanan pangan
Keterangan : Skala bobot berupa angka 1-5, dimana :
1 = sangat tidak berpengaruh
2 = tidak berpengaruh
3 = cukup berpengaruh
4 = berpengaruh
5 = sangat berpengaruh
RDTR Kota Pematang Siantar

Konsep Penataan
Ruang Wilayah
Perencanaan

37
TUJUAN PENATAAN RUANG
Dasar Pertimbangan
• “Pasar” investasi dan produk
Pematang Siantar → KSPN Danau
Toba, KEK Sei Mangke
(komplemen), interchange jalan tol
(market based economy),
aglomerasi dengan wilayah sekitar
• Masih menjadi kota persinggahan
→ perlu transformasi menjadi kota
tujuan
• Investasi dominan → perdagangan,
jasa, industri
• Terdapat perkebunan dan pertanian
pangan
• Memiliki kekayaan budaya,
keberagaman dan toleransi →
tergambar dari bangunan heritage,
arsitektur kota

38
Konsep Sub Wilayah Perencanaan
Membagi Wilayah menjadi beberapa Sub
Wilayah Perencanaan, untuk mendapatkan
kedetilan yang cukup, dengan dasar:
• Karakter Kota Pematang Siantar dapat
terlihat pembagiannya
• Bagian Tengah merupakan pusat
kegiatan dan layanan skala kota, padat
penduduk dan aktivitas, memiliki
kawasan berciri heritage, eksisting sudah
dominan perumahan, perdagangan dan
jasa, perkantoran, industri
• Bagian Utara belum menjadi kawsan
yang padat kegiatan dan penduduk,
terdapat Terminal Tipe A, potensial
dikembangkan menjadi pintu masuk
wilayah (dengan orientasi Medan)
• Bagian Selatan, terdapat banyak
pertanian pangan dan perkebunan, relatif
berkarakter rural, menjadi pintu keluar
(dengan orientasi Danau Toba sebagai
destinasi wisata alam)
• Sirkulasi atau arus pergerakan melalui
Kota Pematang Siantar adalah dari dan
ke arah utara dan Selatan
• Pembagian SWP memperhatikan
kesamaan karakter/fungsi, dan tidak
memotong batas administrasi kelurahan
39
SISTEM PUSAT KEGIATAN
Dasar pertimbangan:
• Rencana Struktur Ruang RTRW Kota Pematang Siantar,
• Analisis struktur internal
• Analisis triangulasi

Pusat Pelayanan Kota terdapat di Kelurahan


Bantan (Kecamatan Siantar Barat)

Sub Pusat Pelayanan Kota terdapat di :


1. Kelurahan Tanjung Pinggir (Kecamatan Siantar Martoba)
2. Kelurahan Gurilla (Kecamatan Siantar Sitalasari)
3. Kelurahan Bah Kapul (Kecamatan Siantar Marimbun)
4. Kelurahan Simarimbun (Kecamatan Siantar Marimbun)
5. Kelurahan Siopat Suhu (Kecamatan Siantar Timur)
6. Kelurahan Sukaraja (Kecamatan Siantar Marihat)

Pusat Pelayanan Lingkungan :


1. Kelurahan Tambun Nabolon di Kecamatan Siantar Martoba
2. Kelurahan Nagapita di Kecamatan Siantar Martoba
3. Kelurahan Bah Kapul di Kecamatan Siantar Sitalasari
4. Kelurahan Setia Negara di Kecamatan Siantar Sitalasari
5. Kelurahan Simarimbun di Kecamatan Siantar Marimbun
6. Kelurahan Sukamaju di Kecamatan Siantar Marihat

40
JARINGAN TRANSPORTASI, LISTRIK, TELEKOMUNIKASI
Konsep Pengembangan Jaringan Transportasi Konsep Pengembangan Jaringan Kelistrikan
1. Pengembangan sarana pembangkit listrik dan penyaluran kepada 5 sektor :
Rumah Tangga, Komersial, Industri, Pemerintah, dan Sosial
2. Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSA) di Kecamatan Siantar
Martoba, kapasitas 2 MW/hari
3. Pengembangan Pembangkit Listrik Negara Cabang Pematang Siantar
4. Pengembangan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dan Saluran Udara
Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET)
5. Pengembangan ruang lingkup jaringan SUTM, SKTM, Gardu Trafo dan SUTR SKTR.

Konsep
Pengembangan
Jaringan
Telekomunikasi

• Pengembangan
angkutan massal, sistem
feeder yang terintegrasi
• Adopsi konsep TOD di
titik transit
• Integrasi KA-angkutan
jalan raya 41
JARINGAN DRAINASE DAN AIR MINUM
Konsep Pengembangan Jaringan Drainase Konsep Pengembangan Jaringan Air Minum
1. Mengendalikan kelebihan air permukaan Proyeksi kebutuhan air minum tahun
yang dimanfaatkan untuk persediaan air 2043 adalah 18.364.531,8
baku dan kehidupan akuatik dengan
m3/tahun.
meresapkan air permukaan sebanyak-
banyaknya ke dalam tanah
1. Pengadaan dan pemasangan instalasi
2. Penanganan genangan : memperhitungkan
blackwater akibat fluktuasi hilir, membangun sambungan rumah sesuai dengan jumlah
sistem badan air wilayah (flood control sambungan rumah Kota Pematang Siantar.
system), membedakan antara aliran air hujan 2. Untuk wilayah yang tidak dapat/sulit dijangkau
dengan greywater perusahaan air minum dapat mengembangkan
3. Pola Jaringan Grid Iron, sesuai dengan sistem SPAM Bukan Jaringan Perpipaan (BPJ)
kawasan yang berada di pinggiran, misalkan
dan SPAH (Sistem Pengendalian Air Hujan)
di Kecamatan Martoba, Kecamatan Siantar
Utara, Kecamatan Siantar Marihat 3. Pengembangan instalasi infrastruktur air baku
4. Pola Jaringan Siku, sesuai pada kawasan di kawasan Kota Pemantangsiantar seperti
dengan topografi sedikit lebih tinggi SPAH (Sistem Pengendalian Air Hujan), Filter
daripada sungai, sehingga sungai Sederhana, dan Sumur Artesis Komunal
difungsikan sebagai saluran pembuang akhir
(Kecamatan Siantar Martoba, Kecamatan
Siantar Marihat, Kecamatan Siantar
Marimbun)
5. Pola Jaringan Paralel, saluran utama terletak
sejajar dengan saluran cabang, sehingga
aliran air akan berjalan secara sejajar dan
apabila terjadi perkembangan kota, saluran-
saluran akan dapat menyesuaikan
(Kecamatan Siantar Utara, Kecamatan
Siantar Sitalasari, Kecamatan Siantar Selatan

42
JARINGAN PERSAMPAHAN DAN AIR LIMBAH
Konsep Pengembangan Jaringan Persampahan Konsep Pengembangan Jaringan Air Limbah

43
KONSEP POLA RUANG

44
Terima Kasih
Tata Ruang Pintu Masuk Terbaik Bagi Investasi
Menuju Negeri Makmur, Adil dan Sejahtera

“Sapangambei Manoktok Hitei”

45
46

Anda mungkin juga menyukai