Anda di halaman 1dari 19

PEDOMAN PEMBERIAN

PERSETUJUAN SUBSTANSI
DALAM RANGKA PENETAPAN PERATURAN DAERAH TENTANG
RENCANA TATA RUANG PROVINSI, KABUPATEN DAN KOTA

Peraturan Menteri ATR/Kepala BPN No.8 Tahun 2017

Makassar, 2 Oktober 2019

Disampaikan oleh:
Tri Agustin, ST., ME
Direktorat Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah

DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG


KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN
PROSES PENYUSUNAN
R E N C A N A TATA R UA N G

Persiapan

Pengumpulan Data
Pengolahan dan
Analisis Data
Perumusan
Konsepsi RTR

Penyusunan Rancangan
Peraturan Daerah tentang
RTR (Legal Drafting)

2
UNDANG-UNDANG NO. 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG
PASAL 18 AYAT (2):

“PENETAPAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN/KOTA


TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN/KOTA DAN
RENCANA RINCI TATA RUANG TERLEBIH DAHULU HARUS MENDAPAT
PERSETUJUAN SUBSTANSI DARI MENTERI SETELAH MENDAPATKAN
REKOMENDASI GUBERNUR”

3
TATA C A R A P E M B E R I A N P E R S E T U J UA N
S U B S TA N S I R E N C A N A TATA R UA N G

1
PENGAJUAN RANCANGAN PERDA
RENCANA TATA RUANG

2
EVALUASI MATERI RANCANGAN PERDA
RENCANA TATA RUANG

3
PEMBAHASAN LINTAS SEKTOR DAN DAERAH
RANCANGAN PERDA RENCANA TATA RUANG

4
PENETAPAN PERSETUJUAN SUBSTANSI
RANCANGAN PERDA RENCANA TATA RUANG

4
P E N G A J U A N R A P E R DA
R E N C A N A TATA R UA N G

Pasal 5 Permen ATR/BPN No.8 Tahun 2017


Rancangan Perda yang diajukan:
a. telah dibahas dalam Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah
Provinsi/Kabupaten/Kota;
b. telah dibahas antara Pemerintah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota dengan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota guna disepakati untuk diajukan
kepada Menteri dalam rangka mendapatkan persetujuan substansi; dan
c. telah diperiksa secara mandiri oleh Pemerintah Daerah sesuai dengan hasil
pembahasan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b serta peraturan perundang-
undangan bidang penataan ruang yang dibuktikan dengan surat pernyataan kepala
daerah yang menyatakan bertanggung jawab terhadap kualitas rancangan Perda
tentang RTR.

Tata cara penyusunan RTR harus mengacu pada pedoman


(Permen ATR/BPN No.1 Tahun 2018 untuk RTRW, Permen ATR/BPN No.16 Tahun 2018
untuk RDTR, dan Permen ATR/BPN No.37 Tahun 2016 untuk RTR KSP dan RTR KSK

5
PERBANDINGAN
PEDOMAN PENYUSUNAN RDTR

LAMA BARU
(Permen PU 20/2011) (Permen ATR 16/2018)

Muatan RDTR: Muatan RDTR


1. Tujuan Penataan BWP 1. Tujuan Penataan BWP
2. Rencana Pola Ruang 2. Rencana Struktur Ruang
3. Rencana Jaringan Prasarana 3. Rencana Pola Ruang
4. Penetapan Sub BWP yang 4. Penetapan Sub BWP yang
diprioritaskan penanganannya Diprioritaskan Penanganannya
5. Ketentuan Pemanfaatan Ruang 5. Ketentuan Pemanfaatan Ruang
6. Peraturan Zonasi 6. Peraturan Zonasi

6
PERBANDINGAN
PEDOMAN PENYUSUNAN RDTR

Rencana Struktur Ruang


 Rencana struktur ruang merupakan susunan pusat-pusat pelayanan dan sistem jaringan
prasarana di BWP yang akan dikembangkan untuk melayani kegiatan skala BWP.
 Materi rencana struktur ruang meliputi:
1. Rencana Pengembangan Pusat Pelayanan
a. pusat pelayanan kota/kawasan perkotaan.
b. sub pusat pelayanan kota/kawasan perkotaan; dan
c. pusat lingkungan.
2. Rencana Jaringan Transportasi
3. Rencana Jaringan Prasarana
a. rencana jaringan energi/kelistrikan
b. rencana jaringan telekomunikasi
c. rencana jaringan air minum
d. rencana jaringan drainase
e. rencana jaringan air limbah
f. rencana jaringan prasarana lainnya

7
PERBANDINGAN
PEDOMAN PENYUSUNAN RDTR

Rencana Pola Ruang


Zona Lindung Zona Budidaya
1. Zona hutan lindung (HL) 1. Zona perumahan (R), yang dapat dirinci ke dalam zona perumahan
2. Zona yang memberikan perlindungan terhadap zona di bawahnya (PB) berdasarkan tingkat kepadatan bangunan, contohnya kepadatan sangat
a. zona lindung gambut (LG); dan/atau tinggi (R-1), tinggi (R-2), sedang (R-3), rendah (R-4), dan sangat rendah
b. zona resapan air (RA). (R-5).
3. Zona perlindungan setempat (PB) 2. Zona perdagangan dan jasa (K)
a. zona sempadan pantai (SP); a. perdagangan dan jasa skala kota (K-1);
b. zona sempadan sungai (SS); b. perdagangan dan jasa skala BWP (K-2); dan/atau
c. zona sekitar danau atau waduk (DW) termasuk situ dan embung; c. perdagangan dan jasa skala sub BWP (K-3).
d. zona sekitar mata air (MA).
3. Zona perkantoran (KT)
4. Zona RTH kota (RTH)
4. Zona sarana pelayanan umum (SPU);
a. hutan kota (RTH-1);
a. sarana pelayanan umum skala kota (SPU-1);
b. taman kota (RTH-2);
c. taman kecamatan (RTH-3); b. sarana pelayanan umum skala kecamatan (SPU-2);
d. taman kelurahan (RTH-4); c. sarana pelayanan umum skala kelurahan (SPU-3); dan/atau
e. taman RW (RTH-5); d. sarana pelayanan umum skala RW (SPU-4).
f. taman RT (RTH-6); dan/atau 5. Zona industri (I),
g. pemakaman (RTH-7). a. kawasan industri (KI); dan/atau
b. sentra industri kecil menengah (SIKM).
5. Zona konservasi (KS)
a. cagar alam (KS-1); 6. Zona lainnya (PL), yang dapat berupa pertanian, pertambangan, ruang terbuka
b. suaka margasatwa (KS-2); non hijau, sektor informal, pergudangan, pertahanan dan keamanan, Instalasi
c. taman nasional (KS-3); Pengolahan Air Limbah (IPAL), Tempat Pemrosesan Akhir (TPA),
d. taman hutan raya (KS-4); dan/atau pengembangan nuklir, pembangkit listrik, dan/atau pariwisata. Pengkodean
e. taman wisata alam (KS-5). zona dan subzona lainnya diatur sendiri oleh masing-masing daerah sesuai
dengan kebutuhan.
6. zona lindung lainnya.
7. Zona campuran (C), yang meliputi perumahan dan perdagangan/jasa,
perumahan dan perkantoran, perdagangan/jasa dan perkantoran.

8
PERBANDINGAN
PEDOMAN PENYUSUNAN RDTR

Peraturan Zonasi
LAMA BARU
(Permen PU 20/2011) (Permen ATR 16/2018)

1. Materi Wajib 1. Aturan Dasar (Materi Wajib)


a. Ketentuan Kegiatan dan a. Ketentuan Kegiatan dan Penggunaan
Penggunaan Lahan Lahan
b.Ketentuan Intensitas Pemanfaatan Ruang
b.Ketentuan Intensitas Pemanfaatan
c. Ketentuan Tata Bangunan
Ruang d.Ketentuan Prasarana dan Sarana Minimal
c. Ketentuan Tata Bangunan e. Ketentuan Khusus
d.Ketentuan Prasarana dan Sarana f. Standar Teknis
Minimal g.Ketentuan Pelaksanaan
e. Ketentuan Pelaksanaan
2. Teknik Pengaturan Zonasi (Materi
Pilihan)
2. Materi Pilihan Teknik pengaturan zonasi merupakan aturan
a. Ketentuan Tambahan yang disediakan untuk memberikan fleksibilitas
b.Ketentuan Khusus dalam penerapan aturan dasar serta memberikan
c. Standar Teknis pilihan penanganan pada lokasi tertentu sesuai
karakteristiknya
d.Ketentuan Pengaturan Zonasi

9
D O K U M E N K E L E N G K A PA N A D M I N I S T R A S I

1. Surat Permohonan Persetujuan substansi dari Kepala Daerah


2. Berita acara pembahasan Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah
3. Berita acara konsultasi Pemerintah Daerah dengan DPRD
4. Surat Rekomendasi Gubernur beserta lampirannya, meliputi:
a. Tabel evaluasi dengan provinsi
b. Berita Acara Pembahasan Forum Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah Provinsi
5. Surat Penetapan delineasi Kawasan Strategis oleh Kepala Daerah
6. Rancangan Peraturan Daerah (dalam format softcopy dan hardcopy)
7. Materi Teknis yang terdiri atas buku rencana dan fakta analisis dalam format softcopy dan
hardcopy
8. Album Peta dalam format softcopy (*SHP ) : peta dasar, peta tematik, peta rencana
9. Naskah Akademik (dalam format softcopy dan hardcopy)
10. Surat pernyataan dari Kepala Daerah bertanggung jawab terhadap kualitas rancangan Perda
tentang RTR
11. Berita Acara Konsultasi Publik (minimal 2 (dua) kali)
12. Berita Acara dengan wilayah yang berbatasan (*apabila berbatasan dengan wilayah lain)
13. Surat Keterangan yang dikeluarkan Badan Informasi Geospasial sesuai dengan Pasal 7 PP
Nomor 8 Tahun 2013 tentang Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang
14. Dokumen Kajian Lingkungan Hidup Strategis yang sudah divalidasi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan

10
D O K U M E N K E L E N G K A PA N A D M I N I S T R A S I
P E R S U B R T R K A B U PAT E N

RUTR RRTR

• Surat Permohonan Persub dari Bupati • Surat Permohonan Persub dari Bupati
• BAK BKPRD Kabupaten • BA pembahasan BKPRD Kabupaten
• BAK pengajuan Persub antara Pemda Kabupaten dengan DPRD Kabupaten • BAK pengajuan Persub antara Pemda Provinsi dengan DPRD Kabupaten
• Surat Rekomendasi Gubernur beserta lampirannya, meliputi: • Surat Rekomendasi Gubernur beserta lampirannya, meliputi:
1. Tabel evaluasi dengan provinsi 1. Tabel evaluasi dengan provinsi
2. BA Pembahasan Forum BKPRD Provinsi 2. BA Pembahasan Forum BKPRD Provinsi
• Ranperda (softcopy dan hardcopy) • Surat Penetapan delineasi KSK/RDTR oleh Bupati atau Pejabat Eselon II yang diberi
• Naskah Akademik (softcopy dan hardcopy) kewenangan mengatasnamakan Bupati
• Matek yang terdiri atas buku rencana dan fakta analisis (softcopy dan hardcopy) • Dokumen Perda ttg RTRW Kabupaten dalam lampiran (softcopy (peta dalam format shapefile)
• Album peta (softcopy (shapefile) dan hardcopy)  peta dasar, tematik, dan rencana dan hardcopy)
• Surat pernyataan dari Kepala Daerah bertanggungjawab terhadap kualitas rancangan Perda ttg RTR • Ranperda (softcopy dan hardcopy)
• BA Konsultasi Publik (minimal 2 kali) • Naskah Akademik (softcopy dan hardcopy)
• BA dengan Kabupaten yang berbatasan • Matek yang terdiri atas buku rencana dan fakta analisis (softcopy dan hardcopy)
• BA yang dikeluarkan oleh BIG perihal Pernyataan Peta Dasar yang Telah Siap Dilanjutkan untuk • Album peta (softcopy (shapefile) dan hardcopy)  peta dasar, tematik, dan rencana
Proses Persub • Surat pernyataan dari Kepala Daerah bertanggungjawab terhadap kualitas rancangan Perda ttg
• Dokumen KLHS yang sudah divalidasi RTR
• BA Konsultasi Publik (minimal 2 kali)
• BA dengan Kabupaten yang berbatasan (apabila berbatasan dengan kabupaten lain)
RTR YANG AKAN DIREVISI • BA yang dikeluarkan oleh BIG perihal Pernyataan Peta Dasar yang Telah Siap Dilanjutkan
untuk Proses Persub
• Dokumen KLHS yang sudah divalidasi
• Surat Permohonan Persub dari Bupati
• BAK BKPRD Kabupaten
• BAK pengajuan Persub antara Pemda Kabupaten dengan DPRD Kabupaten
• Surat keputusan PK dari Bupati Surat Edaran Dirjen Tata Ruang
• Surat keputusan pembentukan tim peninjauan kembali dari Bupati
• Surat keputusan dari Bupati ttg rekomendasi tindaklanjut hasil pelaksanaan PK RTR • Pengajuan Ranperda ttg RTR oleh Pemda kepada Menteri harus
• Dokumen hasil PK (softcopy dan hardcopy) disertai dengan dokumen kelengkapan administrasi
• Matek yang terdiri atas buku rencana dan fakta analisis perubahan RUTR/RRTR (softcopy dan • Pada lampiran Ranperda RTRW berupa Peta Pola dan Struktur
Ruang harus telah diparaf sedikitnya oleh pemangku
hardcopy)
kepentingan yang terkait langsung di daerah dan sepenuhnya
• Album peta (softcopy (shapefile) dan hardcopy)  peta dasar, tematik, dan rencana menverminkan batang tubuh Ranperda RTRW dimaksud
• Tabel sandingan RUTR/RRTR eksisting dengan rancangan perubahan RUTR/RRTR (sofcopy dan • Untuk pengajuan Ranperda RDTR, diperlukan paraf sedikitnya
hardcopy) oleh pemangku kepentingan yang terkait langsung di daerah
• Surat pernyataan dari Kepala Daerah bertanggungjawab terhadap kualitas rancangan Perda ttg RTR pada Matriks Penulisan Ketentuan Kegiatan dan Pemanfaatan
• BA Konsultasi Publik (minimal 2 kali) Ruang Zonasi (Matriks ITBX)
• BA dengan kabupaten yang berbatasan • Diperlukan dokumen Perda dan Lampiran Peta RTRW terdahulu
• (dalam bentuk shapefile).
BA yang dikeluarkan oleh BIG perihal Pernyataan Peta Dasar yang Telah Siap Dilanjutkan untuk
Proses Persub
• Dokumen KLHS yang sudah divalidasi
11
E VA L UA S I M AT E R I R A P E R DA
R E N C A N A TATA R UA N G

Persetujuan Substansi adalah persetujuan yang diberikan oleh Menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang penataan ruang yang menyatakan bahwa materi rancangan peraturan daerah tentang
rencana tata ruang telah mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan bidang penataan ruang,
kebijakan nasional, dan mengacu pada rencana tata ruang secara hierarki. Pasal 1 poin 1 Permen ATR 8/2017

KEBIJAKAN
1 STRATEGIS
NASIONAL
100% kebijakan strategis nasional terakomodir

RTH
PUBLIK 2 Penyediaan RTH publik 20% (untuk kawasan perkotaan kabupaten dan kota)

KAWASAN
3 HUTAN 100% sesuai dengan SK Menhut terkait alokasi luasan serta sebaran kawasan hutan

LP2B
4 Terdapat usulan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B)

MITIGASI
5 BENCANA 100% kawasan rawan bencana tinggi menjadi kawasan lindung

12
E VA L UA S I M AT E R I R A P E R DA
R E N C A N A TATA R UA N G

2
Penyediaan RTH publik 20% (untuk kawasan perkotaan kabupaten dan kota)

Misal suatu kawasan perkotaan memiliki luas 2000 Ha, maka RTH publik yang harus disediakan adalah minimal 400 Ha.
Saat ini kawasan perkotaan tersebut telah memiliki RTH seluas 100 Ha, maka perlu penambahan sebanyak 300 Ha hingga 20
tahun ke depan
No. Program Prioritas Lokasi Volume Tahap Tahap Tahap Tahap Pembiayaan
I II III IV
Perwujudan RTH

Pembangunan Blok 2.1, Blok 3.2, 100 Ha APBD kab/kot, BUMD, swasta,
hutan kota Blok…, dst kerjasama pemerintah – swasta,
dan sumber lain yang sah
Pembangunan Blok 4.3, Blok 50 Ha APBD kab/kot, BUMD, swasta,
taman kota 5.1, ..dst kerjasama pemerintah – swasta,
dan sumber lain yang sah
Pembangunan Blok 1.1, Blok 1.2, 50 Ha BUMD, swasta, kerjasama
taman kecamatan Blok 1.3, dst pemerintah – swasta, dan
sumber lain yang sah
Dst. … Ha

Penyediaan RTH dapat diwujudkan melalui CSR atau


diperoleh melalui TPZ Bonus Zoning 13
E VA L UA S I M AT E R I R A P E R DA
R E N C A N A TATA R UA N G

5
100% kawasan rawan bencana tinggi menjadi kawasan lindung

: zona perumahan
: zona pariwisata
: zona pertanian
Untuk zona budidaya yang berada pada kawasan rawan
: zona sempadan pantai
: kawasan rawan bencana tsunami bencana dalam PZ perlu menetapkan ketentuan khusus
yang berfungsi untuk meminimalisir korban dan kerugian
apabila terjadi bencana
Misal: konstruksi bangunan dari beton, bentuk bangunan
seperti rumah panggung untuk membiarkan air mengalir,
dsb

14
P E M B A H A S A N L I N TA S S E K TO R DA N
DA E R A H

• Memeriksa kesesuaian materi dan informasi spasial rancangan Perda


tentang RTR terhadap peraturan perundang-undangan bidang penataan
ruang dan kebijakan nasional

• Hasil pembahasan lintas sektor dan daerah dituangkan dalam berita acara

• Hasil pembahasan lintas sektor dan daerah ditindaklanjuti dengan


perbaikan rancangan Perda oleh Pemerintah Daerah paling lama 10
(sepuluh) hari kerja.

15
P E M B E R I A N P E R S E T U J UA N S U B S TA N S I

• Menteri memberikan Persetujuan Substansi berdasarkan evaluasi terhadap


rancangan Perda dan kelengkapannya
• Surat Persetujuan Substansi disertai dengan berita acara Pembahasan Lintas
Sektor dan Daerah
• Surat Persetujuan Substansi atas rancangan Perda RTR yang diterbitkan oleh
Menteri batal demi hukum jika:
a. pemeriksaan mandiri dikemudian hari diketahui tidak sesuai dengan
peraturan perundang-undangan
b. terdapat perbedaan muatan antara persetujuan substansi dengan Perda
tentang RTR yang telah ditetapkan
• Masa berlaku dari surat persetujuan substansi paling lama 1 (satu) tahun sejak
tanggal ditandatangani oleh Menteri
• Dalam hal masa berlaku surat persetujuan substansi terlampaui, maka pemerintah
daerah harus mengajukan kembali permohonan persetujuan substansi

16
ALUR PERMOHONAN
P E R S E T U J UA N S U B S TA N S I

17
P R O S E S P E N E TA PA N P E R DA R T R
K A B U PAT E N / KO TA
INPUT PROSES
OUTPUT

Penyusunan
 Data
Analisis
Matek dan Matek Raperda 1
Perda

Pembahasan
RekomGub 2
TKPRD Provinsi
Evaluasi BA Evaluasi
Gubernur

Pengajuan Surat diterima


Surat Persubs dan disetujui
Melaporkan ke
Kementerian Dalam BA Konsultasi
Negeri
Evaluasi Pra Surat Undangan
Lintas Sektor 3
Loket
Pemberian No Raperda yang
Registrasi oleh telah dapat no
Persetujuan Gubernur registrasi
Pembahasan
Lintas Sektor Substansi

Penetapan/
pembubuhan TTD Perda RDTR
BA/Naskah
Pembahasan oleh Bupati/Walikota
Paripurna DPRD
Persetujuan DPRD 4

18
Tata Ruang
Pintu Masuk Terbaik Bagi
Investasi Menuju Negeri
Makmur, Adil dan Sejahtera

TERIMA KASIH
bimtek3taru@gmail.com

@DitjenTataRuang @DitjenTaru /DitjenTataRuang

Ditjen Tata Ruang Tataruang.atr-bpn.go.id/ gistaru.atrbpn.go.id/rtronline

Anda mungkin juga menyukai