E-mail: Wahyudinua96@gmail.com
Abstrak
Intensitas Pemanfaatan Ruang merupakan materi wajib di dalam Rencana Detail Tata
Ruang. Beberapa kawasan rawan bencana yang sudah tentu tidak ada ketentuan intensitas
pemanfaatan ruang, namun menjadi tempat bermukim, terjadi alih fungsi lahan di beberapa
lokasi, sehingga terjadi perubahan intensitas pemanfaatan ruang. Tujuan dalam penelelitian
ini, yaitu (1) Mengidentifikasi intensitas pemanfaatan ruang Bagian Wilayah Perkotaan Poso,
(2) Mengevaluasi apakah terjadi penyimpangan pada intensitas pemanfaatan ruang BWP Poso
berdasarkan RDTR Bagian Wilayah Perkotaan Poso. Metode yang digunakan adalah
deskriptif dengan pendekatan evaluation research dan kuantitatif. Hasil dari penelitian ini
yaitu besar persentase penyimpangan dan tidak menyimpang pada ketentuan intensitas
pemanfaatan ruang BWP Poso. Dari hasil evaluasi menunjukan untuk koefisien dasar
bangunan dari 835 tapak di BWP Poso masih ada 41% yang menyimpang dari ketentuan
RDTR, dan 59% sesuai dengan ketentuan, tidak terjadi penyimpangan pada koefisien lantai
bangunan, koefisien daerah hijau, 46% dari 408 RTH menyimpang atau memiliki RTH yang
tidak mencapai ketentuan yang ditentukan RDTR, dan 54% telah sesuai dengan ketentuan
RDTR, dan terdapat 427 tapak tidak memiliki RTH sama sekali. Kesimpulan pada penelitian
ini yaitu Poso terjadi banyak penyimpangan pada intensitas pemanfaatan ruang, khususnya
dari segi koefisien dasar bangunan, dan koefisien daerah hijau.
KDB = 32%
1 Tapak X
Tapak X, L,
2
dan Ka
Persentase
Tapak K dan
5 Penyimpangan Sebelum RDTR
M
Penyimpangan Disebabkan Pasar
Penyimpangan Disebabkan
No
Pelebaran Jalan
Tidak Menyimpang
Tapak Tb. 2. Lahan Terbangun
1 X, Ka, 35%
L
59%
1%
Tapak 4%
2 A, B, C,
D, E
Berdasarkan hasil survei penulis,
sebesar 4% penyimpangan terjadi
disebabkan oleh adanya pelebaran jalan
Tapak
3 trans Sulawesi khususnya dari arah barat,
O
yang menyebabkan luas lahan yang berada
di sepanjang jalan trans Sulawesi
Tapak
berkurang. Sebesar 2% penyimpangan
4
Z, F
disebabkan kemunculan pasar kecil secara
spontan setelah direlokasinya pasar sentral
Tb. 3. Ruang Terbuka
Poso yang lama. Pasar kecil tersebut
merupakan bangunan dengan fungsi
Hasil Evaluasi
campuran. Dan sebesar 35%
penyimpangan sebelum adanya RDTR,
karena dari hasil identifikasi penulis,
bangunan-bangunan yang menyimpang
tersebut tidak terjadi perubahan dari awal
perkembangan kota setelah konflik
komunal hingga tahun 2018.
: Lantai 2
: Lantai 3