Anda di halaman 1dari 7

PERENCANAAN TATA RUANG BERDASARKAN ASPEK PERTANIAN, INDUSTRI,

PEMUKIMAN, DAN PERTAMBANGAN

Pegy Lialy Alyara*


*Mahasiswa Departemen Teknik Geologi Fakultas Teknk Universitas Hasanuddin
Email: alyara31715@gmail.com

Abstrak
Suatu kota atau wilayah akan terus mengalami pembangunan dari tahun ke tahun. Pembangunan
yang terjadi tidak hanya dari sisi aktivitas, namun juga keruangannya dan keduanya membentuk
hubungan saling mempengaruhi. Berkembangnya aktivitas pada suatu kota atau wilayah akan
berdampak pada meningkatnya kebutuhan ruang untuk menampung perkembangan aktivitas.
Sebaliknya, ruang di suatu kota atau wilayah tidak dapat berkembang tanpa adanya aktivitas di
dalamnya seperti pertanian,pertambangan, pemukiman dan industri. Terkait dengan hal ini, maka
dalam pembangunan suatu kota atau wilayah, ruang dan aktivitasnya perlu direncanakan dengan
baik. Dalam konteks perencanaan, antisipasi terhadap perkembangan aktivitas suatu kota atau
wilayah diakomodir dalam suatu perencanaan pembangunan, sedangkan antisipasi terhadap
perkembangan ruangnya diakomodir dalam perencanaan tata ruang. Di Indonesia, kedua bentuk
perencanaan tersebut diakomodir dalam dokumen perencanaan yang berbeda.

I. PENDAHULUAN pemerintahan daerah untuk kabupaten/kota


Pembangunan nasional adalah merupakan urusan yang berskala
rangkaian upaya pembangunan yang kabupaten/kota adalah kewenangan dalam
berkesinambungan yang meliputi seluruh perencanaan, pemanfaatan, dan
aspek kehidupan masyarakat, bangsa dan pengawasan tata ruang. Pemerintah daerah
negara, untuk, untuk melaksanakan tugas memiliki kewenangan sendiri dalam
mewujudkan tujuan nasional sebagaimana urusan otonomi daerah khususnya yaitu
dirumuskan dalam Pembukaan Undang- dalam perencanaan, pemanfataan, dan
Undang Dasar Republik Indonesia Tahun pegawasan tata ruang. Pemerintah daerah
1945. Rangkaian upaya pembangunan dapat melakukan kewenangan dalam
tersebut memuat kegiatan pembangunan pembuatan kebijakan tersebut.
yang berlangsung tanpa henti, dengan Dalam perkembangannya, isu
menaikkan tingkat kesejahteraan pembangunan yang direspon oleh
masyarakat dari generasi ke generasi. rencana tata ruang tidak lagi merupakan
Pembangunan di daerah pada masa isu yang bersifat domestik.
reformasi mengalami pergeseran pada Kecenderungan yang terjadi adalah
kewe- nangannya. Adapun berdasarkan rencana tata ruang merespon isu-isu
Undang- Undang No.32 tahun 2004 pembangunan yang bersifat global dan
tentang Pemerintah Daerah pasal 14 ayat mendunia, serta mengarah pada penciptaan
2, urusan wajib yang menjadi kewenangan pembangunan yang berkelanjutan
(Koresawa & Konvitz, 2001; Newman & ZONASI PENGEMBANGAN
Jennings, 2012). Hal ini dikarenakan WILAYAH
semua negara di dunia menghadapi Zonasi Pengembangan
berbagai krisis dan permasalahan Wilayah Perkotaan Zonasi
lingkungan yang mengancam pada Pengembangan wilayah perkotaan
keberlanjutan pembangunan. merupakan hasil analisis komponen
Ketergantungan pembangunan yang tinggi geologi lingkungan yang ditentukan
pada sumber daya yang ada di alam yang berdasarkan total nilai. Berdasarkan
tidak seimbang dengan kecepatan penjumlahan seluruh nilai
lingkungan alam untuk memulihkan diri parameter geologi lingkungan akan
menyebabkan terjadinya kerusakan diperoleh nilai tertinggi dan nilai
lingkungan yang pada akhirnya terendah. Berdasarkan kisaran nilai
menganggu kestabilan pembangunan tertinggi dan nilai terendah
sosial dan ekonomi di suatu wilayah. ditentukan 5 zonasi pengembangan
II. TINJAUAN PUSTAKA wilayah perkotaan/tingkat
Di dalam Rancangan Rencana keleluasaan untuk pengembangan
Tata Ruang Wilayah Kota Padang perkotaan, yakni leluasa, cukup le
2008-2028, penggunaan lahan luasa, agak leluasa, kurang leluasa,
wilayah ini secara umum terbagi dan tidak leluasa. Adapun
menjadi 5 kelompok, yaitu klasifikasi Zona Pengembang an
pemukiman, industri, perdagangan Wilayah Kota Berdasarkan Total
dan jasa, sawah, dan hutan. Kondisi Skor Komponen Geologi
fisik dasar pada jenis penggunaan Lingkungan dapat dilihat pada
lahan tersebut dari hasil analisis Gambar 1.
geologi lingkungan memiliki
tingkat keleluasaan tertentu untuk
perkembangan perkotaan.
Berdasarkan nilai tersebut
ditentukan upaya/saran yang perlu Kawasan Pemukiman, berada pada
dilakukan apabila jenis penggunaan area dengan skor 53 - 81 yang
lahan yang telah ditentukan tetap berarti merupakan daerah agak
akan dipertahankan. leluasa sampai cukup leluasa untuk
dikembangkan se bagai kegiatan
perkotaan. Kontribusi terbesar dari
skor tersebut karena wilayah ini tanah cu kup melimpah serta berada
berada pada morfologi relatif datar pada morfologi relatif datar.
serta ketersediaan sumber daya air Dengan demikian arahan untuk
tanah yang cukup melimpah serta kegiatan perdagangan dan jasa telah
tidak ada kendala geologi yang sesuai dengan kondisi lahannya,
berarti. Dengan demikian arahan namun demikian pembangunan
untuk kegiatan pemukiman telah pada kawasan ini perlu
sesuai dengan kondisi lahannya. memperhatikan permasalahan tanah
1. Kawasan Industri, berada pada lunak (likuifaksi dan settlement)
area dengan skor 53 - 73 yang dan percepatan gempa.
berarti merupakan daerah agak 3. Zona Leluasa adalah daerah yang
leluasa sampai cukup leluasa untuk memiliki sumber daya geologi yang
dikembangkan untuk ke giatan tinggi dan faktor kendala geologi
perkotaan. Kontribusi terbesar dari yang rendah, mudah
skor tersebut karena wilayah ini mengorganisasikan ruang kegiatan
memiliki potensi sumber daya air maupun pemilihan jenis
tanah cukup melimpah. Arahan penggunaan la han, tidak
sebagai ke giatan industri telah memerlukan rekayasa teknologi
sesuai dengan kondisi lahannya, tinggi sehingga biaya
namun demikian pembangunan pembangunannya relatif rendah.
infrastruktur dan bangunan pada 4. Kawasan Sawah, berada pada
kawasan ini perlu memperhatikan area dengan skor 58 - 81 yang
percepatan gempa, dan pemotongan berarti merupakan daerah agak
lereng untuk keperluan leluasa sampai cukup leluasa untuk
pembangunan perlu memperhatikan dikembangkan se bagai kegiatan
kestabilan lereng. perkotaan. Dengan tingkat
2. Kawasan Perdagangan dan Jasa, keleluasaan tersebut, area sawah ini
berada pada area dengan skor 61 - dapat dicadangkan untuk kegiatan
85 yang berarti merupakan daerah pemukiman, perdagangan dan jasa
agak le luasa sampai leluasa untuk di masa datang. Untuk kepentingan
dikembangkan sebagai kegiatan jenis penggunaan lahan
perkotaan. Kontribusi terbesar dari perdagangan, dan jasa perlu
skor tersebut karena wilayah ini memperhatikan masalah tanah
memiliki potensi sumber daya air lunak.
5. Kawasan Hutan, berada pada perlu dilanjutkan dan ditingkatkan dengan
area dengan skor 53 - 85 yang perencanaan dan penyelenggaraan yang
berarti merupakan daerah agak makin terpadu dan disesuaikan dengan
leluasa sampai leluasa untuk kondisi tanah, air, dan iklim, pola tata
dikembangkan sebagai kegiatan ruang, upaya pelestarian lingkungan hidup,
perkotaan. Namun penggunaan pembangunan sektor lain, serta kehidupan
lahan jenis ini agar tetap dan kebutuhan masyarakat setempat..
dipertahankan di masa yang akan Sistem transportasi nasional ditata
datang, karena dapat berfungsi se dan terus disempurnakan serta disesuaikan
bagai hutan kota serta sebagai dengan kebijaksanaan tata ruang dan
buffer yakni mencegah agar pelestarian fungsi lingkungan hidup.
pembangunan fisik tidak dilakukan Pengembangan pertambangan perlu
pada area dengan kerentanan diarahkan untuk mendorong kegiatan
gerakan tanah menengah - tinggi. ekonomi dengan mempertimbangkan
RENCANA GBHN Tata Ruang prinsip penggunaan lahan berganda dan
Pembangunan industri dikembangkan pola tata ruang nasional melalui
secara bertahap dan terpadu melalui kebijaksanaan optimasi manfaat dari
penyebaran pembangunan industri di pendayagunaan kekayaan alam.
berbagai daerah terutama di kawasan timur Pembangunan kehutanan diarahkan
Indonesia, sesuai dengan potensi masing- untuk memberikan manfaat bagi
masing dan sesuai dengan pola tata ruang kemakmuran rakyat yang sebesar-
nasional. besarnya dengan tetap menjaga
Pembangunan pertanian perlu kelestarian dan kelangsungan fungsi
didukung oleh pengaturan tata ruang dan hutan, dan dengan mengutamakan
tata guna lahan sehingga pemanfaatan pelestarian sumber daya alam dan fungsi
tanah subur diprioritaskan untuk lahan lingkungan hidup, memelihara tata air,
pertanian. serta untuk memperluas kesempatan usaha
Di dalam pembangunan pertanian, dan lapangan kerja, meningkatkan sumber
penataan ruang perlu dilaksanakan agar pendapatan negara dan devisa serta
perkembangan sektor industri, memacu pembangunan daerah..
permukiman, dan prasarana jalan tidak Sistem transportasi nasional ditata
mengurangi lahan pertanian yang dan terus disempurnakan serta
produktif. Usaha diversifikasi, disesuaikan dengan kebijaksanaan
intensifikasi, dan rehabilitasi pertanian tata ruang dan pelestarian fungsi
lingkungan hidup.
Pengembangan pertambangan perlu III. METODOLOGI
diarahkan untuk mendorong kegiatan Pengertian Geologi Tata
ekonomi dengan mempertimbangkan Lingkungan Menurut Noor (2003), geologi
prinsip penggunaan lahan berganda dan tata lingkungan merupakan disiplin ilmu
pola tata ruang nasional melalui geologi yang mempelajari peranan geologi
kebijaksanaan optimasi manfaat dari dalam berbagai lingkungan baik
pendayagunaan kekayaan alam. lingkungan alam, lingkungan binaan,
Pembangunan kehutanan diarahkan maupun perencanaan lingkungan binaan.
untuk memberikan manfaat bagi Keadaan lingkungan dikontrol kuat oleh
kemakmuran rakyat yang sebesar- kondisi rona awal geologi yang sangat
besarnya dengan tetap menjaga mempengaruhi pembangunan lingkungan
kelestarian dan kelangsungan fungsi geologi. Dengan demikian dalam
hutan, dan dengan mengutamakan menganalisis parameter geologi tata
pelestarian sumber daya alam dan fungsi lingkungan dalam pengelolaan lingkungan
lingkungan hidup, memelihara tata air, dan penataan ruang akan mencakup aspek
serta untuk memperluas kesempatan usaha geologi sebagai kendala pembangunan dan
dan lapangan kerja, meningkatkan sumber aspek geologi sebagai sumber daya
pendapatan negara dan devisa serta pembangunan, sedangkan geologi sebagai
memacu pembangunan daerah. pendukung pembangunan terkait dengan
Pembangunan perkotaan ditingkatkan sumber daya geologi mencakup
dan diselenggarakan secara berencana dan keberadaan air tanah, bentuk morfologi,
terpadu dengan memperhatikan rencana serta daya dukung tanah/ batuan untuk
umum tata ruang, agar terwujud pondasi bangunan. Kedua komponen
pengelolaan perkotaan yang efisien dan geologi tersebut perlu disajikan secara
tercipta lingkungan yang sehat, rapi, menyeluruh agar para perencana wilayah
aman, dan nyaman. maupun pengambil kebijakan baik di
Pembangunan transmigrasi bertujuan tingkat pusat maupun di tingkat daerah
memeratakan pembangunan, memperluas dapat memahami gambaran fisik
lapangan kerja dan kesempatan usaha, wilayahnya secara keseluruhan, dengan
serta memperkukuh persatuan dan demikian tujuan untuk mengurangi dan
kesatuan bangsa dengan berpegang pada menyelesaikan masalah lingkungan dan
rencana tata ruang daerah dan wilayah penataan ruang dapat tercapai.
serta pelestarian fungsi lingkungan hidup.
pengaturan pelaksanaan untuk
IV. PEMBAHASAN aspek tersebut banyak terkendala
Kegiatan pembangunan nasional dan dilpangan serta banyak pihak yang
daerah, khususnya pada kawasan yang menyalahi undang-undang sebagai
cepat berkembang, diserasikan agar dapat Batasan hokum melaksanakan
mencegah terjadinya tumpang tindih, pembangunan keberlanjutan.
benturan berbagai kepentingan dalam
pemanfaatan sumber daya alam secara DAFTAR PUSTAKA
berlebihan dan tidak bertanggung jawab. Agustino, Leo. (2008) Dasar-Dasar
Dalam kaitan itu, dikembangkan dan Kebijakan Publik: Bandung: Alfabeta

dimantapkan pola tata ruang nasional,


Iredo B.2017. Mewujudkan
daerah, dan kawasan cepat rencana tata ruang yang
ramah lingkungan melalui
berkembang/andalan/strategis . analisis emisi berbasis lahan.
Dalam mewujudkan pola tata ruang Institute Teknologi Nasional
Kementerian Pekerjaan
yang terpadu, serasi, selaras, dan Umum.2007. Undang-undang
seimbang dilakukan penyusunan tata guna Nomor 26 tahun 2007 tentang
penataan ruang. Jakarta:
lahan, air, dan sumber daya alam lainnya Lembaga Negara

dalam satu pola tata ruang yang UU No.24 tahun 1992 Tentang
Penataan Ruang Republik
menggambarkan keterpaduan, keserasian, Indonesia
Tarigan, Robinson. (2004)
keselarasan, dan keseimbangan. Dalam Perencanaan Pembangunan
proses penyusunannya Wilayah. Jakarta: Bumi
Aksara.
dipertahankan penggunaan tanah
produktif untuk kawasan hutan,
pemukiman, industry dan pertanian
demi kelangusungan pembangunan
nasional.

V. KESIMPULAN
Perencanaan tata ruang
berdasarkan aspek pemukiman,
industry, pertanian dan
pertambangan sudah diatur dalam
rencana pembangunan nasional,
hanya implementasi dari
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
MATAKULIAH GEOLOGI TATA RUANG

TUGAS JURNAL

OLEH
PEGY LISLY ALYARA
D611 16 014

GOWA
2019

Anda mungkin juga menyukai