Anda di halaman 1dari 21

IDENTIFIKASI POTENSI WILAYAH

KECAMATAN CIPANAS
TAHUN 2023

OLEH :
DODY PERMANA AJI
NIP. 19880808 201706 1 002

PEMERINTAH KABUPATEN CIANJUR


DINAS PERTANIAN PERKEBUNAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN CIANJUR
UPTD PELAYANAN PERTANIAN PACET
BALAI PENYULUHAN PERTANIAN KECAMATAN CIPANAS
TAHUN 2023

1
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
IPW atau Identifikasi Potensi Wilayah Kecamatan merupakan penggalian data potensi
wilayah terkait dengan data sumber daya di kecamatan dan data pendukung yang ikut
memberikan andil dalam pengelolaan usaha tani. Penyusunan IPW akan mewujudkan
keterpaduan antara pendekatan wilayah, usaha tani dan komoditas dalam suatu wilayah kerja
binaan penyuluh pertanian sehingga melalui kegiatan penyuluhan pertanian dapat
mengembangkan kemampuan dan kemandirian petani dan keluarganya, agar mampu
mengelola usahataninya secara produktif, efektif dan efesien.
Data sumber daya yang ada di kecamatan terdiri dari sumber daya alam, sumber daya
buatan dan sumber daya manusia sebagai pelaku utama dan pelaku usaha dalam pengelolaan
usaha tani. Sedangkan data pendukung pengelolaan usaha tani terdiri dari data monografi
kecamatan, penerapan teknologi budidaya yang biasa dilakukan petani, dan komoditi
pertanian yang dikelola petani.
IPW sebagai acuan dasar dalam penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian dengan
metoda PRA (Participatory Rural Appraisal) sebagaimana tuntutan Permentan No. 47 Tahun
2016, tentang Pedoman Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian. Penggalian data IPW
dengan metoda PRA harus dilakukan oleh petani dan difasilitasi Penyuluh Pertanian.
Data pendukung IPW didapatkan dari data primer dengan cara wawancara langsung
masyarakat yang ada di kecamatan dan berdasarkan data sekunder yang ada di kantor
kecamatan, data milik Penyuluh Pertanian di wilayah desa/kelurahan ataupun instansi yang
terkait lainnya.

B. Tujuan
Tujuan dilaksanakannya Identifikasi Potensi Wilayah adalah :
1. Menggali potensi yang ada di wilayah Kecamatan Cipanas.
2. Mengetahui permasalahan yang ada di wilayah Kecamatan Cipanas.
3. Sebagai acuan penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian Tingkat Kecamatan.

2
II. PELAKSANAAN

A. Waktu dan Tempat


Lokasi dan waktu pelaksanaan di Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa
barat pada Bulan Januari sampai Pebruari 2023.

B. Kegiatan
Kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Pengumpulan data potensi dan permasalahan dilakukan dengan pengumpulan data
primer dan data sekunder;
2. Melakukan Analisis Data menggunakan metode GMP.

C. Metode Pengumpulan dan Analisis Data


Data yang telah diperoleh, direkap dan disajikan dalam bentuk tabel, grafik/diagram,
kemudian dianalisis dengan metode GMP untuk menentukan tingkat kegawatan, tingkat
kebutuhan dan penyebaran jumlah pelaku utama/pelaku usaha yang mengalami masalah
tersebut, keterkaitannya dengan potensi usaha, produktivitas, lingkungan usaha, perilaku,
kebutuhan, efektifitas dan efisiensi usaha serta tingkat kemudahan biaya, tenaga, dan
teknologi.

3
III. GAMBARAN UMUM

A. Batas dan Luas Wilayah


Kecamatan Cipanas adalah kecamatan paling utara di Kabupaten Cianjur. Kecamatan
Cipanas berada di kaki Gunung Gede Pangrango dan merupakan salah satu tempat tujuan
wisata yang sangat diminati karena letaknya dekat dengan ibu kota.
Batas wilayah Kecamatan Cipanas secara administratif sebagai berikut:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Bogor
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Pacet
3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Pacet dan Sukaresmi
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Sukabumi dan Bogor
Kecamatan Cipanas terdiri 7 Desa dengan luas seluruhnya seluas 2092,30 Ha yang
meliputi lahan sawah seluas 59,30 dan lahan darat yang diusahakan dibidang hortikultura dan
perkebunan seluas 2033,00 Ha. Keadaan wilayah secara terperinci pada tabel 1.

Tabel 1. Keadaan Wilayah Kecamatan Cipanas


Banyaknya Luas Wilayah (Ha)
No Desa Jumlah
Dusun RW RT Sawah Darat
1 2 3 4 5 6 7 8
01 Sindangjaya 5 9 45 - 621,45 621,45
02 Cipanas 5 19 64 - 43,29 43,29
03 Sindanglaya 4 15 47 0.51 0,51 36,3
04 Palasari 5 12 38 5,65 68,51 74,15
05 Cimacan 5 10 57 - 1564,83 1564,83
06 Ciloto 3 3 25 - 515,93 515,93
07 Batulawang 8 13 52 229,52 2016,31 1347,20
Jumlah 35 81 328 231,67 4.866,10 5.097,77
Sumber : Data LP2B Tahun 2017

B. Karakteristik Lahan dan Iklim


Tabel 2. Data Curah Hujan
No Bulan 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
1 Januari 162 319 - 243 278 - 254
2 Pebruari 366 291 - 254 305 - 249
3 Maret 114 528 - 377 315 336 243
4 April 372 444 - 328 423 284 254
5 Mei 180 439 - 181 244 80 135
6 Juni 37 - - 32 201 28 65
7 Juli 25 - - 32 218 27 -
8 Agustus 52 - - 5 138 8 -
9 September 74 - - 6 311 58 -
10 Oktober 236 - - 26 62 277 -
11 November 324 - - 418 - 362 -
12 Desember 250 - 292 253 - 212 -
Jumlah 2190 2022 292 2156 2496 1673 1200
Rata-rata 183 404 202 180 250 167 200
Sumber : LIPI BKT-Kebun Raya Cibodas, 2018

4
Karakteristik lahan di Kecamatan Cipanas memiliki jenis tanah latosol dengan ciri-ciri
solum tebal, tekstur halus berpasir, struktur gembur dan pH tanah 6 – 6.5 (netral) dengan
topografi 85% landai dan 15% bergelombang. Curah hujan tahunan berdasarkan data 6 tahun
terakhir berkisar sekitar 2000 mm per tahun dengan bulan basah 8 bulan, bulan kering 4
bulan. Dengan demikian menurut Oldeman bahwa iklim di Desa Cimacan tergolong iklim tipe
C.
Suhu minimum 10º C dan suhu maksimum 30º C, dengan kelembaban antara 80%
sampai 95% serta ketinggian tempat dari permukan laut adalah 1000 - 1300 m dpl.

C. Peta Transek
Peta transek diperoleh dari hasil penelurusan wilayah Kecamatan Cipanas secara
langsung melalui observasi lingkungan dan sumber daya alam maupun keanekaragaman
hayati, jenis tanah, ketinggian tempat, penggunaan lahan, dan prasarana kecamatan.

Tabel 3. Analisis Potensi dan Masalah dengan Peta transek

1517 mdpl 1206 mdpl


1031 mdpl

Variabel Ketinggian
1517 (mdpl) 1206 (mdpl) 1031 (mdpl)
Penggunaan Agropolitan, masjid, Lahan Hortikultura Lahan pertanian
Lahan villa, Lahan hortikultura
Vegetasi & Tomat, bawang daun, Wortel, lobak, seledri, Padi, ubi, pakcoy,
Fauna brokoli, wortel, lobak, bawang daun, bit, jagung, pisang
seledri, sawi, cabeselada, caisin, pakcoy,
keriting, cukini, tanaman brokoli, jagung, buncis,
hias, pinus tomat, edamame, selada
air, tanaman hias
Pemanfaatan Lahan hortikultura Lahan hortikultura Lahan sawah dan
(tanaman sayuran dan (tanaman sayuran dan hortikultura
tanaman hias) tanaman hias)
Potensi Lahan sesuai untuk Lahan sesuai untuk Lahan sesuai untuk
tanaman hortikultura, tanaman hortikultura tanaman pertanian,
sumber air bagus sumber air dekat
(sungai)
Masalah Pemakaian pestisida Pemakaian pestisida Alih fungsi lahan menjadi
belum sesuai prosedur belum sesuai prosedur pemukiman
Pemecahan Pembinaan petani & Pembinaan petani & Intensifikasi lahan
masalah kelompok tani kelompok tani

5
D. Peta Sumber Daya

Gambar 1. Peta Sumber Daya Kecamatan Cipanas

Tabel 4. Analisis Potensi dan Masalah dengan Peta Sumber Daya


Potensi Masalah
Kondisi lahan, iklim dan sumber daya alam
Sebagian besar petani berstatus sebagai
lainnya sangat sesuai untuk budidaya
penggarap sehingga tidak bisa mengendalikan
hortikultura alih fungsi lahan yang terus terjadi
Lahan pertanian berada di lereng Gunung
Petani memerlukan jalan usaha tani untuk
Gede Pangrango yang kondisi tanahnya
mempermudah transportasi/pengangkutan
sangat subur hasil pertanian dan sarana produksi ke lokasi
lahan
Sumber/mata air tersedia Terbatasnya sarana prasarana pengairan dari
sumber/mata air ke lahan pertanian
Kelembagaan petani sudah terbentuk Petani belum aktif berkelompok
Peluang pemasaran sangat bagus dan Petani belum semuanya memanfaatkan fasilitas
tersedianya fasilitas agropolitan yang ada

Dari data di atas dapat dilihat bahwa Kecamatan Cipanas didominasi oleh areal
pemukiman, dikarenakan daerah ini merupakan daerah wisata sehingga banyak resort, hotel,
factory outlet dan restoran. Untuk potensi usaha tani mayoritas untuk budidaya tanaman
hortikultura yang ditanami berbagai jenis sayuran dataran tinggi, buah-buahan dan tanaman
hias untuk lanskap.

E. Sketsa Kebun

6
U

Keterangan

Tomat

Cabe

Brokoli

Wortel

Alpukat

Sumur

Penampung
Air
Saung

Gambar 2. Sketsa Kebun


Tabel 5. Analisis Potensi dan Masalah dengan Sketsa Kebun
Potensi Masalah
Kondisi tanah subur dan sangat Tanaman cabai terserang penyakit busuk buah
sesuai untuk budidaya tanaman (antraknosa) sehingga terpaksa dipanen hijau.
Petani masih membenihkan wortel sendiri.
Serangan ulat pada tanaman brokoli.
Pemupukan tergantung modal yang dimiliki
petani.
Sumber air (sumur resapan, torn) Petani memerlukan tambahan instalansi
tersedia pengairan agar kebutuhan tanaman terpenuhi
Sudah menerapkan terasering Petani sekitar masih sedikit yang menerapkan
untuk pencegahan erosi dan terasering
mempermudah kegiatan

F. Kalender Harian Keluarga


Kalender harian merupakan gambaran pola kegiatan keluarga serta gambaran peluang
anggota keluarga dalam pemanfaatan dan penguasaan sumber daya keluarga. Kalender
keluarga diperoleh dari data primer dengan wawancara secara langsung keluarga tani yang
dilakukan pada saat Identifikasi Potensi Wilayah (IPW) dengan tujuan agar kita dapat
menentukan waktu yang tepat untuk melaksanakan penyuluhan dan metode penyuluhan
secara tepat.

7
Gambar 3. Bagan Kalender Harian Keluarga

Tabel 6. Jadwal Kalender Harian Keluarga


JAM BAPAK IBU ANAK
04.00 - 05.00 Bangun, mandi, shalat Bangun, mandi, shalat Tidur
05.00 - 06.00 Mengurus kolam ikan Masak Bangun, mandi, shalat
06.00 - 06.30 Sarapan pagi, persiapan Menyiapkan sarapan Sarapan, persiapan ke
ke kebun untuk suami & anak sekolah
06.30 - 12.00 Bekerja di kebun Bersih-bersih rumah Sekolah
12.00 – 14.00 Pulang, istirahat makan Istirahat makan & Pulang, istirahat
& shalat shalat makan & shalat
14.00 - 16.00 Bekerja di kebun Menyetrika, tidur Mengaji di TPQ, shalat
siang
16.00 - 18.00 Pulang, istirahat mandi Istirahat, mandi, Bermain, mandi
& shalat pengajian
18.00 - 20.00 Shalat di masjid, Shalat, menyiapkan Shalat & mengaji di
pengajian rutin, makan makan malam masjid
malam
20.00 - 22.00 Nonton TV Mendampingi anak Belajar, nonton TV,
belajar, nonton TV tidur
22.00 – 04.00 Istirahat, tidur Istirahat, tidur

8
Tabel 7. Analisis Potensi dan Masalah dengan Kalender Harian
Potensi Masalah
Penyuluhan fleksibel bisa dilakukan di Kegiatan penyuluhan terkadang tidak sesuai
sekretariat kelompok ataupun di kebun jadwal namun menyesuaikan kebutuhan
petani petani di lapangan.
Waktu luang ibu-ibu lebih banyak bisa Tingkat kehadiran masih kurang dikarenakan
pagi hari setelah menyelesaikan sebagian besar ibu-ibu memiliki anak kecil
pekerjaan atau setelah istirahat siang sehingga harus mengantar mengaji ke
kampung sebelah.

Rata-rata pola kegiatan keluarga di Kecamatan Cipanas hampir sama dengan rata-rata
kegiatan keluarga di daerah lain, yaitu kegiatan pagi sampai siang untuk bekerja di kebun,
siang sampai sore dipakai untuk istirahat atau pekerjaaan dadakan/ringan sedangkan malam
hari dipakai untuk beribadah, nonton tv dan tidur.
Dari data di atas, waktu yang tepat untuk mengadakan kegiatan penyuluhan pertanian
adalah di siang sampai sore hari untuk bapak-bapak, sedangkan untuk ibu-ibu waktunya lebih
fleksibel bisa pagi hari setelah menyelesaikan pekerjaan di rumah atau sesudah istirahat di
siang hari.
G. Diagram Venn

TNGP

Pasar LIPI

Bank
Kios obat
Masyarakat Tani
Kantor
Kecamata
n

Koperasi
BPP

Poktan RSUD
Posluhdes

Gapoktan
Sekolah

Gambar 4. Diagram Venn


Tabel 8. Analisis Potensi dan Masalah dengan Diagram Venn
Potensi Masalah

9
Kelembagaan petani sudah lengkap (ada Kurangnya keaktifan kelembagaan yang
poktan, gapoktan dan posluhdes) sudah terbentuk
Adanya pembinaan dari Sebagian petani enggan datang/konsultasi ke
lembaga/instansi terkait (BPP, TNGP, lembaga terkait
LIPI)
Dekat dengan Bank BRI dan Koperasi Birokrasi berbelit sehingga banyak petani
yang belum memanfaatkan bank/koperasi
yang ada
Dekat dengan kios saprotan Petani belum memanfaatkan kelembagaan
petani yang ada dalam pengadaan sarana
produksi pertanian
Dekat dengan pasar Sebagian petani lebih memilih menjual ke
tengkulak
Banyak tengkulak/pedagang pengumpul Petani belum memanfaatkan kelembagaan
petani yang ada untuk memasarkan
produknya

Diagram Venn dapat digunakan untuk mengetahui besarnya manfaat, pengaruh dan
dekatnya hubungan suatu lembaga dengan masyarakat di Kecamatan Cipanas.
Kelompok Tani (Poktan) dan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) merupakan
kelembagaan informal petani yang ada di desa yang merupakan bagian penting dari
masyarakat tani, sedangkan Pos Penyuluhan Desa (Posluhdes) memiliki hubungan yang erat
dengan Poktan dan Gapoktan. Kelembagaan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) dan instansi
lain seperti Tanam Nasional Gunung Gede Pangrango dan LIPI – Kebun Raya Cibodas dapat
dijadikan tempat untuk konsultasi para petani mengenai berbagai hal dalam budidaya
tanaman dengan mengutamakan kelestarian lingkungan. Kios Saprodi dan tengkulak masih
diperlukan oleh petani untuk mendapatkan sarana produksi serta pemasaran hasil pertanian.
Sebagian besar petani belum memanfaatkan bank atau koperasi sebagai sumber permodalan
dan tempat menabung, karena lembaga tersebut dianggap berbelit prosedurnya.

H. Data Monografi dan Potensi Kecamatan


Potensi lahan usaha tani Kecamatan Cipanas terdiri dari lahan sawah dan lahan darat
dengan luas sekitar 5097.77 Ha dari keseluruhan wilayah. Komoditi utama yang
dibudidayakan di lahan sawah yaitu padi sawah, sedangkan pada lahan darat yaitu tanaman
hortikultura (mayoritas sayuran dataran tinggi dan tanaman hias).

1. Keadaan Penduduk
Tabel 9. Jumlah Penduduk Menurut Usia Produktif
Desa Laki-laki+Perempuan Jumlah

10
10 – 14 15 – 59 60 +
[1] [6] [7] [8] [9]
01. Sindangjaya 1777 7575 634 9986
02. Cipanas 2208 9396 772 12376
03. Sindanglaya 2291 9754 804 12849
04. Palasari 2113 8986 733 11832
05. Cimacan 2470 10512 865 13847
06. Ciloto 1197 5093 420 6710
07. Batulawang 1998 7864 701 10563
Jumlah 14054 59180 4929 78163
Sumber : Kantor Desa/Kelurahan Se-Kecamatan Cipanas

Tabel 10. Banyaknya Penduduk Menurut Jenis Kelamin


Jenis Kelamin Rasio Jenis
No Desa Jumlah
Laki-laki Perempuan Kelamin
[1] [2] [3] [4] [5] [6]
01 Sindangjaya 6210 7536 13746 82.40
02 Cipanas 8951 8109 17060 110.38
03 Sindanglaya 9088 8616 17704 105.47
04 Palasari 9518 9226 18774 103.16
05 Cimacan 9846 9213 19059 106.87
06 Ciloto 4745 4500 9245 105.44
07 Batulawang 7916 7519 15435 105.28
Jumlah 55859 52732 108590 105.93
Sumber : Kantor Desa/Kelurahan Se-Kecamatan Cipanas

2. Keadaan Lahan

Tabel 11. Potensi Lahan Sawah


Luas Luas Lahan
Desa Jumlah
Lahan Sawah Bukan Sawah
[1] [2] [3] [4]

01. Sindangjaya - 621,45 621,45


02. Cipanas - 43,29 43,29
03. Sindanglaya 0,51 35,79 36,3
04. Palasari 5,64 68,51 74,15
05. Cimacan - 1564,83 1564,83
06. Ciloto - 515,93 515,93
07. Batulawang 229,52 2016,31 1347,20
Jumlah 231,67 4866,10 2092,30
Sumber : Data LP2B Kabupaten Cianjur

11
Tabel 12. Luas lahan sawah berdasarkan jenis pengairan
IRIGASI
Desa Teknis Setengah Teknis Sederhana Tadah hujan Jumlah
[1] [2] [3] [4] [5] [6]
01. Sindangjaya - - - - -

02. Cipanas - - - - -

03. Sindanglaya - - - 0,51 0,51

04. Palasari - - - 5,64 5,64

05. Cimacan - - - - -

06. Ciloto - - - - -
07. Batulawang 160 - - 69,52 229,52

Jumlah 160 - - 75,7 235,67

3. Pola Tanam
Pada lahan sawah pola tanam yang diterapkan padi-padi-tanaman lain
(sayuran/palawija). Sedangkan pada lahan darat mayoritas petani membudidayakan sayuran
dataran tinggi, ada sebagian kecil yang membudidayakan tanaman hias dan tanam buah-
buahan yang sepanjang tahun ditanami komoditas tersebut. Pada daerah hortikultura pola
tanam sangat tergantung pada keinginan petani dan dampak harga jual produk di pasaran.
Biasanya petani akan menanam komoditas tersebut saat harga jual mahal sehingga saat
panen justru produk melimpah di pasaran sehingga harganya turun. Pengalaman petani
sangat mempengaruhi mereka dalam memprediksi harga yang bagus, tentunya disesuaikan
dengan kondisi iklim setempat.

12
4. Produktivitas Usaha Tani dan Populasi Ternak
Komoditas unggulan yang dikembangkan di wilayah BPP Kecamatan Cipanas terdiri
dari : Tanaman pangan, hortikultura, peternakan dan perkebunan. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel berikut.

Tabel 13. Produksi dan produktifitas komoditas tanaman Pangan


Tanaman Produktivitas Produksi
pangan (Ton/Ha) (Ton)
(1) (2) (3)
Padi 6,02 13.946,534
Jagung - -
Kedelai - -
Kacang Tanah - -
Ubi Kayu 35 553
Ubi Jalar 15,3 153

Tabel 14. Produksi dan produktifitas komoditas Hortikultura


Tanaman Produktivitas Produksi
Sayuran (Ton/Ha) (Ton)
(1) (2) (3)
Bawang Daun 5 18.026
Petsai 5 1.730
Kubis 5 4.408
Wortel 7 17.20
Cabe Besar 2.5 412
Cabe Rawit 2.5 312
Tomat 10 1.870
Lobak 39.5 5.411,5
Buncis 11 464

Untuk meningkatkan nilai jual produk hasil pertanian pada umumnya dijual dalam
bentuk olahan maupun dalam bentuk hasil yang belum diolah. Adapun bentuk hasil yang
dijual dan distribusi pemasaran, sebagai berikut :

13
Tabel 15. Data Pengolahan Hasil dan Pemasaran Produk
No Komoditas Jenis Hasil Olahan Distribusi / Pemasaran
1. Tanaman Pangan
Padi Beras - Pasar lokal Cipanas
- Pasar Cianjur
- Pasar Bogor
Jagung Pipilan Kering - Pasar lokal
- Perusahaan peternakan
- Pasar Cianjur
2. Sayuran dan Buah-buahan - Buah segar - Pasar Lokal
- Sayuran segar - Pasar Swalayan
- Pasar Bogor
- Pasar Cianjur
- Pasar Caringin Bandung
- Pasar Induk Ja`karta
3. Peternakan - Ternak Hidup - Pasar Lokal
- Daging - Pasar Bogor
- Pasar Cianjur
- Pasar Induk Jakarta
4. Perkebunan Jeruk, Kelapa, Gula - Pasar Lokal
Merah dan Kopi - Pasar Bogor
- Pasar Cianjur
- Pasar Bandung
- Pasar Jakarta

5. Rata-Rata Tingkat Penerapan Teknologi


Untuk meningkatkan produktivitas usaha tani, perlu ditunjang oleh teknologi baru
yang diterapkan oleh petani. Teknologi yang akan dikembangkan mengacu pada teknologi
spesifikasi lokasi serta teknologi baru yang dikembangkan oleh Balai Pengkajian Teknologi
sesuai dengan potensi sumber daya alam serta potensi sumber daya manusia petani. Adapun
teknologi yang akan dikembangkan / dianjurkan kepada petani, sebagai berikut :

Tabel 16. Teknologi Anjuran Setiap Komoditas


No Komoditas / Teknologi Teknologi Anjuran
1. Tanaman Pangan (Padi sawah)
- SRI - Umur benih di persemaian 17 – 19 hari
- Pemanfaatan limbah jerami
- Penggunaan pupuk organik
- Pengendalian hama terpadu
- Sistem tanam legowo - Tanam sistem legowo dengan jarak tanam
sesuai kondisi setempat
- Penggunaan Nitrogen berdasar-kan BWD
- Pemupukan berimbang - Petak Omisi untuk menentukan kebutuhan
Pospat
- Pengendalian hama terpadu - Pengendalian berdasarkan hasil pengamatan
dan mengacu pada 5 tepat
- Penggunaan pestisida nabati
- Panen dan Pasca Panen - Panen tepat waktu
- Menggunakan sabit bergerigi
- Perontokan dengan pedal tresher
2. Hortikultura (Cabe, Tomat - Varietas unggul

14
Terung,dll) - Penggunaan mulsa
- Penggunaan pupuk organik/PPC
- PHT/Perangkap hama (Antrakta)
- Penggunaan tali majun untuk mengurangi
penggunaan ajir
- Panen tepat waktu, penggunaan media
pengangkutan yang baik
3. Peternakan - Penggunaan bibit unggul
- Pakan konsentrat dan penanaman rumput
unggul
- Konstruksi kandang
- Inseminasi buatan
4. Perkebunan - Penggunaan benih / bibit unggul bermutu
- Penangkaran benih/bibit jeruk, Aren, Kopi dan
cengkeh

Untuk meningkatkan pendapatan petani, diperlukan teknologi yang tepat guna


sehingga dapat memperoleh hasil yang optimal. Untuk itu diperlukan rekomendasi usahatani
sesuai dengan kondisi wilayah. Adapun rekomendasi usahatani di Kecamatan Cipanas sebagai
berikut :

Tabel 17. Rekomendasi Usaha Tani


No Komoditas Rekomendasi Usahatani
1. Padi Sawah - Benih : 20 – 25 kg / Ha
- Varietas : Mekongga, Inpari, Cigeulis, Intani 2, Bernas,
SL-8
- Pemupukan :
Urea : 250 kg / berdasar BWD
SP : 150 kg / Ha
KCl : 100 kg / Ha
Atau :
Urea : 250 kg / Ha
Phonska : 300 kg / Ha
- Pengendalian hama terpadu (PHT)
- Sistem tanam legowo : 24x48x20 cm; 25x50x15 cm
- Tanam bibit muda umur 17 – 19 HSS SRI
2. Jagung - Varietas : Bonanza, Bisi 9, Bisi 16, dll
- Benih : 15 kg / Ha
- Pemupukan :
Urea : 300 kg / Ha
SP : 200 kg / Ha
KCL : 100 kg / Ha
- Pupuk kandang : 10 ton / Ha
3. Sayuran Dataran Tinggi - Bibit Cabe : 125-150 gr / Ha
- Bibit Tomat : 100-150 gr / Ha
- Bibit Mentimun : 1500-2000 gr / Ha
- Bibit B. Merah : 1250-1500 kg / Ha
- Bibit K. Panjang : 18 – 20 kg / Ha
- Pemupukan :
ZA : 200 kg / Ha
NPK : 800 kg / Ha
- Pengendalian hama terpadu

15
Peternakan : - Benih : Brahman, PO, Simental, Limousin
- Sapi - Penanaman rumput unggul
- Pemberian konsentrat
- Kontruksi kandang
- Pengendalian penyakit
5. Perkebunan - Penangkaran bibit Aren,Cengkeh, dan Kopi
- Terasering untuk lahan darat
Untuk mempercepat pengembangan inovasi, BPP Cipanas bekerjasama dengan pihak
lain, baik dalam penerapan inovasi maupun dalam hal pemasaran hasil. Adapun pihak yang
bekerjasama dengan BPP Cipanas, sebagai berikut :

Tabel 18. Kerja Sama dengan Pihak Lain

Mitra Kerjasama Jenis Kerjasama


1. PT. East West Seed - Temu Teknologi, pengujian benih baru
(Cap Panah Merah)
2. CV. Rofilia Mandiri - Pemasaran hasil pertanian
3. Pasar Lokal Cipanas - Pemasaran hasil hortikultura
4. BPTP Lembang - Pengujian varietas
5. PT. Syngenta - Temu teknologi, demplot

6. Kelembagaan Tani Kecamatan Cipanas

Tabel 19. Kelembagaan Tani Kecamatan Cipanas


NO NAMA DESA NAMA GAPOKTAN NAMA POKTAN NAMA KETUA
I CIPANAS DEWI SRI Wawan Gunawan
1 Dewi Sri Fajar
2 Barukupa Berbunga Yadi Mulyadi, SP.
3 Sejati Fajar Setiawan
4 Krisan
5 Rik Rik Wawan Gunawan
6 Krisan Agus Sudiana
7 Pasir Haur Ales Lesmana
II SINDANGJAYA AGRO JAYA H. Aopudin
1 Mekar Jaya H. A. Sobandi
2 Surya Kencana Waji Hadin
3 Pada Jaya Ujang Dayat
4 Jolok H. Asep S.
5 Sukamaju H. Cecep
6 Agro Segar H. Aopudin
7 Tirta Mandiri M. Yunus
8 Al Islah Dhani
9 KWT Kartini Rina
10 Harapan Jaya Romjali, BA
III SINDANGLAYA SINDANG HAREPAN Suherman
1 Sindang Elok Suherman
2 Surya Amanah Edi Karyanto
3 Tani Mandiri Aat Supriatna

16
4 Mekar Jaya Asep Permana
5 Dewa Daru Suhadi
6 Bunga Lestari Asep Saepudin
7 Tarigu Asep Iwan
IV CIMACAN MITRA AGRO ASRI Ayep Hidayat
1 Capung Ayep Hidayat
2 Kubang Sukria
3 Dawuan Keramat H. Saepuloh
4 Singabarong Dede Komarudin
5 Mitra Abadi Ujang Suhandi
6 Berkah Tani Anton Hilman
7 Mitra Bunga Lukman Hakim
8 Antharium Dada Jumena
9 KWT Srikandi Nurhasanah
10 KWT Gerbi Asri Yeti
V PALASARI PALASARI MAKMUR H. Burhan
1 Tiga Sari Utama H. Burhan
Surakancana Palasari
2 Farm Toyib Hadiwijaa
Dede Darmawan, S.
3 Ganda Tani Farm Agr
VI CILOTO Remaja Tani Jujun Junaedi
1 Harapan Tani Atip
2 Karya Tani Suyatno Darmo
3 Parabon Jujun Junaedi
4 KWT Aster Royanah Soemantri
5 Karya Wana Mukti Carso
VII BATULAWANG GAPURANING RAHAYU Ujang Syarif Adik
1 Lawang Seketeng Ujang Syarif Adik
2 Kujang Mandiri Obay Damas
3 Tajur Sari Jaenudin
4 Batulawang U. Wiharna
5 Lembur Warung Cecep Bin Rosid
6 Tunas Harapan U. Sumanta
7 Bina Mukti Sukarno
8 Sukamukti Adang
9 Anugrah Ujang Gumilar
10 KWT Lawang Kencana Siti Hasanah
11 Duta Nurtani Taupik
Sumber : BPP Cipanas, 2020

7. Kelembagaan Penunjang

Tabel 20. Kelembagaan Penunjang Usaha Tani


Kecamatan Koper Kios Lembaga Pedagang
BPP Bank Pasar
Cipanas asi Saprodi Penelitian Pengumpul

Cimacan 1 7 9 1 15 3 125

Sumber : BPP Cipanas, 2020

17
IV. HASIL IDENTIFIKASI POTENSI DAN MASALAH

Berdasarkan hasil identifikasi potensi dan masalah, maka dilakukan uji prioritas
masalah menggunakan Metode GMP sebagai berikut :

Tabel 21. Uji Prioritas Masalah di Kecamatan Cipanas

No Masalah G M P Jumlah Rangking


I Aspek Teknis
Penanganan pasca panen belum
1 1 2 3 6 3
sesuai prosedur
Pemakaian pestisida belum sesuai
2 3 3 3 9 1
rekomendasi
Pemupukan tergantung pada modal
3 2 3 1 6 3
yang dimiliki petani
Petani belum membuat rencana
usaha tani berdasarkan potensi
4 pasar sehingga sering mengalami 2 2 3 7 2
kerugian (harga jual rendah saat
panen)
Petani sekitar masih sedikit yang
5 2 2 3 7 2
menerapkan terasering
II Aspek Sarana dan Prasarana
Petani memerlukan jalan usaha tani
untuk mempermudah
1 transportasi/pengangkutan hasil 2 2 2 6 2
pertanian dan sarana produksi ke
lokasi lahan
Jaringan pengairan perlu ada
2 3 3 2 8 1
perbaikan
Pengadaan alsintan untuk
3 2 2 1 5 3
memperlancar kegiatan usaha tani
III Aspek Kelembagaan

Tingkat kehadiran dalam pertemuan


1 2 2 2 6 3
kelompok kurang

Kurangnya keaktifan kelembagaan


2 3 3 3 9 1
yang sudah terbentuk
Sebagian petani enggan
3 datang/konsultasi ke lembaga 1 1 3 5 4
terkait
Birokrasi berbelit sehingga banyak
4 petani yang belum memanfaatkan 1 1 3 5 4
bank/koperasi yang ada
Petani belum memanfaatkan
kelembagaan petani yang ada dalam
5 2 2 3 7 2
pengadaan sarana produksi
pertanian
Petani belum memanfaatkan
6 kelembagaan petani yang ada untuk 2 2 3 7 2
memasarkan produknya

Keterangan :

18
GAWAT MENDESAK PENYEBARAN
3 Sangat Gawat 3 Sangat Mendesak 3 Sangat Menyebar
2 Gawat 2 Mendesak 2 Menyebar
1 Tidak Gawat 1 Tidak Mendesak 1 Tidak Menyebar
Dari hasil uji prioritas masalah pada tabel di atas, maka dapat dilihat bahwa pada
aspek teknis pemakaian pestisida belum sesuai prinsip PHT (Pengendalian Hama Penakit
Terpadu) dikarenakan petani biasanya menginginkan hasil yang cepat tanpa memperhatikan
keamanan pangan dan kerusakan lingkungan. Pada aspek sarana dan prasarana pengadaan
jaringan pengairan merupakan masalah utama karena pada musim kemarau sering terjadi
kekurangan karena sarana kurang memadai untuk mencapai sumber air, sedangkan pada
musim penghujan sering terjadi longsor kecil di saluran air tersebut. Dan permasalahan utama
pada aspek kelembagaan adalah kurang aktifnya kelembagaan petani yang ada sehingga
belum berfungsi secara maksimal sebagai wahana belajar, wahana kerja sama dan unit
produksi.

19
V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Pengumpulan data potensi dan permasalahan dilakukan dengan pengumpulan
data primer dan data sekunder
2. Hasil pengumpulan data potensi dan permasalahan dilakukan analisis perioritas
masalah menggunakan metode GMP.
3. Setelah dilakukan uji prioritas masalah menggunakan metode GMP diketahui
permasalahan utama di Wilayah Kecamatan Cipanas.

B. Saran
1. Penggalian potensi dan permasalahan yang dilakukan penyuluh harus dilaksanakan
dengan secermat mungkin sehingga data yang dikumpulkan dapat lebih lengkap.
2. Pelaksanaan penyuluhan pertanian memerlukan metode dan media tepat serta
bervariatif sehingga materi yang disampaikan dapat lebih mudah diterima oleh
petani.
3. Pembinaan kelembagaan petani harus terus dilakukan secara intensif agar petani
mau dan mampu memfungsikan kelembagaan tersebut untuk meningkatkan
kesejahteraan bersama.
4. Kerjasama dan komunikasi dengan lembaga terkait lainnya perlu ditingkatkan
untuk mempermudah terealisasinya program kerja kelembagaan petani

20
Peta Kecamatan Cipanas

21

Anda mungkin juga menyukai