KECAMATAN CIPANAS
TAHUN 2023
OLEH :
DODY PERMANA AJI
NIP. 19880808 201706 1 002
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
IPW atau Identifikasi Potensi Wilayah Kecamatan merupakan penggalian data potensi
wilayah terkait dengan data sumber daya di kecamatan dan data pendukung yang ikut
memberikan andil dalam pengelolaan usaha tani. Penyusunan IPW akan mewujudkan
keterpaduan antara pendekatan wilayah, usaha tani dan komoditas dalam suatu wilayah kerja
binaan penyuluh pertanian sehingga melalui kegiatan penyuluhan pertanian dapat
mengembangkan kemampuan dan kemandirian petani dan keluarganya, agar mampu
mengelola usahataninya secara produktif, efektif dan efesien.
Data sumber daya yang ada di kecamatan terdiri dari sumber daya alam, sumber daya
buatan dan sumber daya manusia sebagai pelaku utama dan pelaku usaha dalam pengelolaan
usaha tani. Sedangkan data pendukung pengelolaan usaha tani terdiri dari data monografi
kecamatan, penerapan teknologi budidaya yang biasa dilakukan petani, dan komoditi
pertanian yang dikelola petani.
IPW sebagai acuan dasar dalam penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian dengan
metoda PRA (Participatory Rural Appraisal) sebagaimana tuntutan Permentan No. 47 Tahun
2016, tentang Pedoman Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian. Penggalian data IPW
dengan metoda PRA harus dilakukan oleh petani dan difasilitasi Penyuluh Pertanian.
Data pendukung IPW didapatkan dari data primer dengan cara wawancara langsung
masyarakat yang ada di kecamatan dan berdasarkan data sekunder yang ada di kantor
kecamatan, data milik Penyuluh Pertanian di wilayah desa/kelurahan ataupun instansi yang
terkait lainnya.
B. Tujuan
Tujuan dilaksanakannya Identifikasi Potensi Wilayah adalah :
1. Menggali potensi yang ada di wilayah Kecamatan Cipanas.
2. Mengetahui permasalahan yang ada di wilayah Kecamatan Cipanas.
3. Sebagai acuan penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian Tingkat Kecamatan.
2
II. PELAKSANAAN
B. Kegiatan
Kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Pengumpulan data potensi dan permasalahan dilakukan dengan pengumpulan data
primer dan data sekunder;
2. Melakukan Analisis Data menggunakan metode GMP.
3
III. GAMBARAN UMUM
4
Karakteristik lahan di Kecamatan Cipanas memiliki jenis tanah latosol dengan ciri-ciri
solum tebal, tekstur halus berpasir, struktur gembur dan pH tanah 6 – 6.5 (netral) dengan
topografi 85% landai dan 15% bergelombang. Curah hujan tahunan berdasarkan data 6 tahun
terakhir berkisar sekitar 2000 mm per tahun dengan bulan basah 8 bulan, bulan kering 4
bulan. Dengan demikian menurut Oldeman bahwa iklim di Desa Cimacan tergolong iklim tipe
C.
Suhu minimum 10º C dan suhu maksimum 30º C, dengan kelembaban antara 80%
sampai 95% serta ketinggian tempat dari permukan laut adalah 1000 - 1300 m dpl.
C. Peta Transek
Peta transek diperoleh dari hasil penelurusan wilayah Kecamatan Cipanas secara
langsung melalui observasi lingkungan dan sumber daya alam maupun keanekaragaman
hayati, jenis tanah, ketinggian tempat, penggunaan lahan, dan prasarana kecamatan.
Variabel Ketinggian
1517 (mdpl) 1206 (mdpl) 1031 (mdpl)
Penggunaan Agropolitan, masjid, Lahan Hortikultura Lahan pertanian
Lahan villa, Lahan hortikultura
Vegetasi & Tomat, bawang daun, Wortel, lobak, seledri, Padi, ubi, pakcoy,
Fauna brokoli, wortel, lobak, bawang daun, bit, jagung, pisang
seledri, sawi, cabeselada, caisin, pakcoy,
keriting, cukini, tanaman brokoli, jagung, buncis,
hias, pinus tomat, edamame, selada
air, tanaman hias
Pemanfaatan Lahan hortikultura Lahan hortikultura Lahan sawah dan
(tanaman sayuran dan (tanaman sayuran dan hortikultura
tanaman hias) tanaman hias)
Potensi Lahan sesuai untuk Lahan sesuai untuk Lahan sesuai untuk
tanaman hortikultura, tanaman hortikultura tanaman pertanian,
sumber air bagus sumber air dekat
(sungai)
Masalah Pemakaian pestisida Pemakaian pestisida Alih fungsi lahan menjadi
belum sesuai prosedur belum sesuai prosedur pemukiman
Pemecahan Pembinaan petani & Pembinaan petani & Intensifikasi lahan
masalah kelompok tani kelompok tani
5
D. Peta Sumber Daya
Dari data di atas dapat dilihat bahwa Kecamatan Cipanas didominasi oleh areal
pemukiman, dikarenakan daerah ini merupakan daerah wisata sehingga banyak resort, hotel,
factory outlet dan restoran. Untuk potensi usaha tani mayoritas untuk budidaya tanaman
hortikultura yang ditanami berbagai jenis sayuran dataran tinggi, buah-buahan dan tanaman
hias untuk lanskap.
E. Sketsa Kebun
6
U
Keterangan
Tomat
Cabe
Brokoli
Wortel
Alpukat
Sumur
Penampung
Air
Saung
7
Gambar 3. Bagan Kalender Harian Keluarga
8
Tabel 7. Analisis Potensi dan Masalah dengan Kalender Harian
Potensi Masalah
Penyuluhan fleksibel bisa dilakukan di Kegiatan penyuluhan terkadang tidak sesuai
sekretariat kelompok ataupun di kebun jadwal namun menyesuaikan kebutuhan
petani petani di lapangan.
Waktu luang ibu-ibu lebih banyak bisa Tingkat kehadiran masih kurang dikarenakan
pagi hari setelah menyelesaikan sebagian besar ibu-ibu memiliki anak kecil
pekerjaan atau setelah istirahat siang sehingga harus mengantar mengaji ke
kampung sebelah.
Rata-rata pola kegiatan keluarga di Kecamatan Cipanas hampir sama dengan rata-rata
kegiatan keluarga di daerah lain, yaitu kegiatan pagi sampai siang untuk bekerja di kebun,
siang sampai sore dipakai untuk istirahat atau pekerjaaan dadakan/ringan sedangkan malam
hari dipakai untuk beribadah, nonton tv dan tidur.
Dari data di atas, waktu yang tepat untuk mengadakan kegiatan penyuluhan pertanian
adalah di siang sampai sore hari untuk bapak-bapak, sedangkan untuk ibu-ibu waktunya lebih
fleksibel bisa pagi hari setelah menyelesaikan pekerjaan di rumah atau sesudah istirahat di
siang hari.
G. Diagram Venn
TNGP
Pasar LIPI
Bank
Kios obat
Masyarakat Tani
Kantor
Kecamata
n
Koperasi
BPP
Poktan RSUD
Posluhdes
Gapoktan
Sekolah
9
Kelembagaan petani sudah lengkap (ada Kurangnya keaktifan kelembagaan yang
poktan, gapoktan dan posluhdes) sudah terbentuk
Adanya pembinaan dari Sebagian petani enggan datang/konsultasi ke
lembaga/instansi terkait (BPP, TNGP, lembaga terkait
LIPI)
Dekat dengan Bank BRI dan Koperasi Birokrasi berbelit sehingga banyak petani
yang belum memanfaatkan bank/koperasi
yang ada
Dekat dengan kios saprotan Petani belum memanfaatkan kelembagaan
petani yang ada dalam pengadaan sarana
produksi pertanian
Dekat dengan pasar Sebagian petani lebih memilih menjual ke
tengkulak
Banyak tengkulak/pedagang pengumpul Petani belum memanfaatkan kelembagaan
petani yang ada untuk memasarkan
produknya
Diagram Venn dapat digunakan untuk mengetahui besarnya manfaat, pengaruh dan
dekatnya hubungan suatu lembaga dengan masyarakat di Kecamatan Cipanas.
Kelompok Tani (Poktan) dan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) merupakan
kelembagaan informal petani yang ada di desa yang merupakan bagian penting dari
masyarakat tani, sedangkan Pos Penyuluhan Desa (Posluhdes) memiliki hubungan yang erat
dengan Poktan dan Gapoktan. Kelembagaan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) dan instansi
lain seperti Tanam Nasional Gunung Gede Pangrango dan LIPI – Kebun Raya Cibodas dapat
dijadikan tempat untuk konsultasi para petani mengenai berbagai hal dalam budidaya
tanaman dengan mengutamakan kelestarian lingkungan. Kios Saprodi dan tengkulak masih
diperlukan oleh petani untuk mendapatkan sarana produksi serta pemasaran hasil pertanian.
Sebagian besar petani belum memanfaatkan bank atau koperasi sebagai sumber permodalan
dan tempat menabung, karena lembaga tersebut dianggap berbelit prosedurnya.
1. Keadaan Penduduk
Tabel 9. Jumlah Penduduk Menurut Usia Produktif
Desa Laki-laki+Perempuan Jumlah
10
10 – 14 15 – 59 60 +
[1] [6] [7] [8] [9]
01. Sindangjaya 1777 7575 634 9986
02. Cipanas 2208 9396 772 12376
03. Sindanglaya 2291 9754 804 12849
04. Palasari 2113 8986 733 11832
05. Cimacan 2470 10512 865 13847
06. Ciloto 1197 5093 420 6710
07. Batulawang 1998 7864 701 10563
Jumlah 14054 59180 4929 78163
Sumber : Kantor Desa/Kelurahan Se-Kecamatan Cipanas
2. Keadaan Lahan
11
Tabel 12. Luas lahan sawah berdasarkan jenis pengairan
IRIGASI
Desa Teknis Setengah Teknis Sederhana Tadah hujan Jumlah
[1] [2] [3] [4] [5] [6]
01. Sindangjaya - - - - -
02. Cipanas - - - - -
05. Cimacan - - - - -
06. Ciloto - - - - -
07. Batulawang 160 - - 69,52 229,52
3. Pola Tanam
Pada lahan sawah pola tanam yang diterapkan padi-padi-tanaman lain
(sayuran/palawija). Sedangkan pada lahan darat mayoritas petani membudidayakan sayuran
dataran tinggi, ada sebagian kecil yang membudidayakan tanaman hias dan tanam buah-
buahan yang sepanjang tahun ditanami komoditas tersebut. Pada daerah hortikultura pola
tanam sangat tergantung pada keinginan petani dan dampak harga jual produk di pasaran.
Biasanya petani akan menanam komoditas tersebut saat harga jual mahal sehingga saat
panen justru produk melimpah di pasaran sehingga harganya turun. Pengalaman petani
sangat mempengaruhi mereka dalam memprediksi harga yang bagus, tentunya disesuaikan
dengan kondisi iklim setempat.
12
4. Produktivitas Usaha Tani dan Populasi Ternak
Komoditas unggulan yang dikembangkan di wilayah BPP Kecamatan Cipanas terdiri
dari : Tanaman pangan, hortikultura, peternakan dan perkebunan. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel berikut.
Untuk meningkatkan nilai jual produk hasil pertanian pada umumnya dijual dalam
bentuk olahan maupun dalam bentuk hasil yang belum diolah. Adapun bentuk hasil yang
dijual dan distribusi pemasaran, sebagai berikut :
13
Tabel 15. Data Pengolahan Hasil dan Pemasaran Produk
No Komoditas Jenis Hasil Olahan Distribusi / Pemasaran
1. Tanaman Pangan
Padi Beras - Pasar lokal Cipanas
- Pasar Cianjur
- Pasar Bogor
Jagung Pipilan Kering - Pasar lokal
- Perusahaan peternakan
- Pasar Cianjur
2. Sayuran dan Buah-buahan - Buah segar - Pasar Lokal
- Sayuran segar - Pasar Swalayan
- Pasar Bogor
- Pasar Cianjur
- Pasar Caringin Bandung
- Pasar Induk Ja`karta
3. Peternakan - Ternak Hidup - Pasar Lokal
- Daging - Pasar Bogor
- Pasar Cianjur
- Pasar Induk Jakarta
4. Perkebunan Jeruk, Kelapa, Gula - Pasar Lokal
Merah dan Kopi - Pasar Bogor
- Pasar Cianjur
- Pasar Bandung
- Pasar Jakarta
14
Terung,dll) - Penggunaan mulsa
- Penggunaan pupuk organik/PPC
- PHT/Perangkap hama (Antrakta)
- Penggunaan tali majun untuk mengurangi
penggunaan ajir
- Panen tepat waktu, penggunaan media
pengangkutan yang baik
3. Peternakan - Penggunaan bibit unggul
- Pakan konsentrat dan penanaman rumput
unggul
- Konstruksi kandang
- Inseminasi buatan
4. Perkebunan - Penggunaan benih / bibit unggul bermutu
- Penangkaran benih/bibit jeruk, Aren, Kopi dan
cengkeh
15
Peternakan : - Benih : Brahman, PO, Simental, Limousin
- Sapi - Penanaman rumput unggul
- Pemberian konsentrat
- Kontruksi kandang
- Pengendalian penyakit
5. Perkebunan - Penangkaran bibit Aren,Cengkeh, dan Kopi
- Terasering untuk lahan darat
Untuk mempercepat pengembangan inovasi, BPP Cipanas bekerjasama dengan pihak
lain, baik dalam penerapan inovasi maupun dalam hal pemasaran hasil. Adapun pihak yang
bekerjasama dengan BPP Cipanas, sebagai berikut :
16
4 Mekar Jaya Asep Permana
5 Dewa Daru Suhadi
6 Bunga Lestari Asep Saepudin
7 Tarigu Asep Iwan
IV CIMACAN MITRA AGRO ASRI Ayep Hidayat
1 Capung Ayep Hidayat
2 Kubang Sukria
3 Dawuan Keramat H. Saepuloh
4 Singabarong Dede Komarudin
5 Mitra Abadi Ujang Suhandi
6 Berkah Tani Anton Hilman
7 Mitra Bunga Lukman Hakim
8 Antharium Dada Jumena
9 KWT Srikandi Nurhasanah
10 KWT Gerbi Asri Yeti
V PALASARI PALASARI MAKMUR H. Burhan
1 Tiga Sari Utama H. Burhan
Surakancana Palasari
2 Farm Toyib Hadiwijaa
Dede Darmawan, S.
3 Ganda Tani Farm Agr
VI CILOTO Remaja Tani Jujun Junaedi
1 Harapan Tani Atip
2 Karya Tani Suyatno Darmo
3 Parabon Jujun Junaedi
4 KWT Aster Royanah Soemantri
5 Karya Wana Mukti Carso
VII BATULAWANG GAPURANING RAHAYU Ujang Syarif Adik
1 Lawang Seketeng Ujang Syarif Adik
2 Kujang Mandiri Obay Damas
3 Tajur Sari Jaenudin
4 Batulawang U. Wiharna
5 Lembur Warung Cecep Bin Rosid
6 Tunas Harapan U. Sumanta
7 Bina Mukti Sukarno
8 Sukamukti Adang
9 Anugrah Ujang Gumilar
10 KWT Lawang Kencana Siti Hasanah
11 Duta Nurtani Taupik
Sumber : BPP Cipanas, 2020
7. Kelembagaan Penunjang
Cimacan 1 7 9 1 15 3 125
17
IV. HASIL IDENTIFIKASI POTENSI DAN MASALAH
Berdasarkan hasil identifikasi potensi dan masalah, maka dilakukan uji prioritas
masalah menggunakan Metode GMP sebagai berikut :
Keterangan :
18
GAWAT MENDESAK PENYEBARAN
3 Sangat Gawat 3 Sangat Mendesak 3 Sangat Menyebar
2 Gawat 2 Mendesak 2 Menyebar
1 Tidak Gawat 1 Tidak Mendesak 1 Tidak Menyebar
Dari hasil uji prioritas masalah pada tabel di atas, maka dapat dilihat bahwa pada
aspek teknis pemakaian pestisida belum sesuai prinsip PHT (Pengendalian Hama Penakit
Terpadu) dikarenakan petani biasanya menginginkan hasil yang cepat tanpa memperhatikan
keamanan pangan dan kerusakan lingkungan. Pada aspek sarana dan prasarana pengadaan
jaringan pengairan merupakan masalah utama karena pada musim kemarau sering terjadi
kekurangan karena sarana kurang memadai untuk mencapai sumber air, sedangkan pada
musim penghujan sering terjadi longsor kecil di saluran air tersebut. Dan permasalahan utama
pada aspek kelembagaan adalah kurang aktifnya kelembagaan petani yang ada sehingga
belum berfungsi secara maksimal sebagai wahana belajar, wahana kerja sama dan unit
produksi.
19
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Pengumpulan data potensi dan permasalahan dilakukan dengan pengumpulan
data primer dan data sekunder
2. Hasil pengumpulan data potensi dan permasalahan dilakukan analisis perioritas
masalah menggunakan metode GMP.
3. Setelah dilakukan uji prioritas masalah menggunakan metode GMP diketahui
permasalahan utama di Wilayah Kecamatan Cipanas.
B. Saran
1. Penggalian potensi dan permasalahan yang dilakukan penyuluh harus dilaksanakan
dengan secermat mungkin sehingga data yang dikumpulkan dapat lebih lengkap.
2. Pelaksanaan penyuluhan pertanian memerlukan metode dan media tepat serta
bervariatif sehingga materi yang disampaikan dapat lebih mudah diterima oleh
petani.
3. Pembinaan kelembagaan petani harus terus dilakukan secara intensif agar petani
mau dan mampu memfungsikan kelembagaan tersebut untuk meningkatkan
kesejahteraan bersama.
4. Kerjasama dan komunikasi dengan lembaga terkait lainnya perlu ditingkatkan
untuk mempermudah terealisasinya program kerja kelembagaan petani
20
Peta Kecamatan Cipanas
21