Anda di halaman 1dari 9

WIN STREAK : Konsep Agribisnis Berbasis Integrasi Pertanian

Di Kecamatan Benua Kayong, Kabupaten Ketapang

Kelas : SPA B 21
Disusun Oleh :

1. ADITYA NUGRAHA (22798)


2. OBI PRAMUJA RIZKI (22426)
3. YOGI SUHARMAN (20864)

JURUSAN EKONOMI PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN STIPER
YOGYAKARTA
2023
PENDAHULUAN

Pada era sekarang, meningkatnya jumlah penduduk suatu wilayah maka


kebutuhan wilayah tersebut juga meningkat. Masalah ketahanan pangan menjadi
isu strategis dan pengembangan energi yang terus dikembangkan guna memenuhi
kebutuhan wilayah tersebut. Menurut Yunianto (2021) Permasalahan dalam
kepadatan penduduk adalah persebaran yang tidak merata. Kepadatan penduduk
dapat mempengaruhi kualitas hidup masyarakatnya. Pada daerah dengan
kepadatan yang tinggi, usaha meningkatkan kualitas penduduk akan lebih sulit
dilakukan. Hal ini menimbulkan permasalahan sosial ekonomi, kesejahteraan,
keamanan, ketersediaan lahan, air bersih dan kebutuhan pangan. Hal ini menjadi
tantangan tersendiri yang harus diselasesaikan bersama.
Food estate atau yang biasa dikenal wilayah perkebunan yang berfokus
pada suatu komoditas pertanian atau perkebunan. Daerah food estate di masyaraka
masih sulit dalam mencari sumber energi pengganti gas untuk memenuhi
kebutuhan sehari hari. Masyarakat cendrung menyimpan ketersedian barang
karena akses jalan yang sulit untuk ke kota. Hal ini berdampak pada ketersediaan
barang di daerah tersebut. Ketersedian barang rendah dengan permintaan barang
yang tinggi menyebabkan harga barang naik.
Perlu integrasi wilayah pertanian agar tercipta pertanian berkelanjutan dan
sumber daya energi hasil pertanian dimanfaatkan untuk kebutuhan masyarakat.
Limbah pertanian yang kemudian diolah menjadi pakan ternak sapi dan kambing
serta sebagian dibentuk briket. Mengutip dari Delly (2015) kult ubi kayu dan
jenggal jagung memiliki potensi sebagai bahan pembuatan briket karena
ketersediaan hasil produk petanian singkong dan jagung yang besar.
Di Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalimantan Barat memliki potensi yang
besar terhadap komoditas ubi kayu dan jagung. Menurut data Badan Pusat
Statistik tahun 2015 komoditas ubi kayu memiliki hasil pertanian sebesar 11.724
ton sedangkan jagung sebesar 960 ton. Dengan hasil produksi yangtinggi tersebut,
maka limbah pertanian yang dihasilkan juga semakin banyak..
Kombinasi pertanian ubi kayu dan jagung dengan perternakan tentu
merupakan upaya menciptakan pertanian yang berkelanjutan. Karena limbah hasil
dari pengolahan jagung dan ubi kayu dapat dimanfaatkan untuk makanan ternak
sapi dan kambing sedangkan kotoran dari ternak tersebut dapat dimanfaatkan
sebagai pupuk bahkan urin jua dapat dijadikan pestisida. Mengutip dari Change
(2021) bahwa kandungan N, P dan K pada urin kambing berturut turut sebesar
1.35%, 0.05% dan 2.10%, hal tersebut sangatlah baik bagi pertumbuhan tanaman
dan tanah. Tidak hanya baik bagi pertumbuhan tanaman tetapi juga melindungi
dari serangan hama menurut Made (2013) Semua biopestida biourin yang
mengandung bahan aktif ekstak tanaman atau musuh alam patogen mampu
melindungi tanaman dari serangan hama dan penyakit. Dengan mengintegrasikan
sistem pertanian dan perternakan akan menciptakan pertanian yang berkelanjutan
dan ramah lingkungan.
Pemanfaatan kotoran ternak tidak hanya sebagai pupuk dan pestisida
tetapi juga dapat dimanfaatkan sebagai energi terbarukan yang berupa biogas
sebagai alternatif pengganti gas lpg di wilayah perkebunan terkhsusnya rumah
tangga di sekitar wilayah perkebunan.. Mengingat didaerah perkebunan, akses
jalan untuk ke kota sangatlah susah dan belum memadai oleh karenanya
masyarakat bisa memanafaatkan kotoran sapi dan kambing sebagai alternatif
untuk kebutuhan energi. Mengutip dari B.Satata (2016) Nilai kalori dari 1 meter
kubik biogas setara dengan 0,6 – 0,8 liter minyak tanah. Untuk menghasilkan
listrik 1 Kwh dibutuhkan 0,62 – 1 meter kubik biogas yang setara dengan 0,52
liter minyak solar. Oleh karena itu biogas sangat cocok menggantikan minyak
tanah, LPG dan bahan bakar fosil lainnya..

METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
kualitatif melalui narrative review. Penggunaan metode kualitatif bertujuan
untuk memahami kondisi suatu konteks dengan mengarahkan pada
pendeskripsian secara rinci dan mendalam mengenai potret kondisi dalam
suatu konteks yang alami, tentang yang sebenarnya terjadi di lapangan
studi(Nugrahani, 2014). Metode narrative review adalah suatu penelusuran dan
penelitian terhadap sebuah topik atau isu tertentu dengan cara
mengumpulkan data dari membaca berbagai buku, jurnal dan terbitan lainnya
yang nantinya akan dikumpulkan untuk dibuat sebuah tulisan ilmiah baru
oleh peneliti(Marzali, 2017). Peneliti melakukan analisis artikel jurnal yang
berkaitan dengan penerapan system integrasi pertanian dan perternakan.
HASIL DAN PEMABAHASAN
1. IDENTIFIKASI POTENSI DAN KEBUTUHAN LINGKUNGAN

Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalimantan Barat memiliki luas 31.588


km2 dengan keanekaragaman komoditas yang melimpah. Salah satunya adalah
sebagai penghasil komoditas singkong dan jagung. Kondisi geografisnya
mendukung untuk keberlangsungan produksi jagung dan ubi kayu. Berdasarkan
data dari Badan Pusat Statistik pada tahun 2014 dan 2015, luas panen dan
produksi jagung dan ubi kayu. Pada gambar berikut :
Luas Panen, Hasil Panen per Hektar, dan Produksi Tanaman
Padi dan Palawija Kabupaten Ketapang
Jenis Tanaman
Hasil Panen per
Padi dan Palawija Luas Panen (Ha) Produksi (Ton)
Hektar (Kw/Ha)
2014 2015 2014 2015 2014 2015
Padi 29265.00 29392.00 29.23 27.82 85536.00 81777.00
Padi Sawah 22376.00 22278.00 32.29 30.73 72254.00 68468.00
Padi Ladang 6889.00 7114.00 19.28 18.71 13283.00 13309.00
Jagung 218.00 473.00 22.61 20.29 493.00 960.00
Ubi Kayu 780.00 768.00 150.68 152.66 11753.00 11724.00
Ubi Jalar 218.00 155.00 71.89 78.52 1567.00 1217.00
Kacang Tanah 34.00 38.00 11.34 11.15 39.00 42.00
Kacang Kedelai 7.00 18.00 11.59 11.43 8.00 21.00
Kacang Hijau - - - - - -
Gambar 2. Luas Panen dan Produksi Jagung dan Ub Kayu Di Kabupaten Ketapang Pada
Tahun 2014 dan 2015

tidak hanya kaya akan hasil pertanian yang melimpah, Kabupaten


Ketapang juga memiliki hasil peternakan yang tak kalah melimpahnya. salah satu
diantaranya adalah peternakan sapi dan kambing. berdasarkan data dari Badan
Pusat Statistik yang menghimpun semua kecamatan yang ada di Kabupaten
Ketapang pada tahun 2021. Pada tabel berikut :
Kecamatan Populasi Ternak Sapi 2021
Kendawangan 1.247
Manis Mata 1.015
Marau 681
Singkup 471
Air Upas 128
Jelai Hulu 830
Tumbang Titi 793
Pemahan 230
Sungai Melayu Rayak 342
Matan Hilir Selatan 9.071
Benua Kayong 9.197
Matan Hilir Utara 1.999
Delta Pawan 791
Muara Pawan 2.426
Nanga Tayap 791
Sandai 1.142
Hulu Sungai 172
Sungai Laur 288
Simpang Hulu 572
Simpang Dua 43
Gambar 2. Populasi Sapi Di Kabupaten Pada Tahun 2021

Di Kabupaten Ketapang, pemanfaatn limbah pertanian hanya dibuang bahkan dibakar


karena dianggap sampah. Masyarakat yang dominan usia lanjut sebagai petani, kurang cepat
berdamptasi terhadap teknologi saat akibatnya kurang informasi serta kebiasaan yang sulit
dihilangkan menjadi tantagan tersedniri untuk memberikan edukasi pemnafaatan limbah
pertanian.padahal hasil pertanian ubi kayu merupakan komoditas ke dua terbesar. Sehingga
banyak limbah yang harus dimanfaatkan. Salah satu pemanfaatnya berupa kulit ubi kayu yang
dijadikan briket.
2. RUMUSAN TARGET PEMBANGUNAN
Dalam pengembangan pertanian yang berkelanjutan dan ramah
lingkungan. Dibutuhkan konsep sederhana yang mencakup berbagai aspek yang
ada di daerah perkebunan. Konsep yang penulis tawarkan yaitu dengan istilah
“WIN STREAK Dalam Pertanian”. Istilah ini memiliki kepanjangan WIN
STREAK (Wilayah Integrasi Dengan Sistem Pertanian Kolabrasi Energi
Terbarukan) dengan adanya konsep ini diharapkan dapat menunjang konsep
SDGs.

Target awal dari implementasi konsep ini yaitu dalam jangka waktu tiga
bulan dilakukan pematangan, sosialiasi dan perancangan sistem konsep yang
dirumuskan oleh Pemerintah Kabupaten Ketapang, Dinas Pertanian, Perkebunan
dan Perikanan, Dinas Sumber Daya Energi dan Manusia dan Perguruan tinggi
atau mahasiswa untuk diimplementasikan ke masyarakat dan food estate. Dengan
sistem yang berjalan dimulai dari sistem pertanian selama lima bulan. Setelah
panen hasil komoditas tersebut diolah menjadi bahan makanan dan sisanya dijual
ke koperasi sebagai sumber pendapatan. Limbah pertanian yang ada dimanfaatkan
untuk makan ternak. Setelah itu hewan ternak akan menghasilkan kotoran yang
bisa dimanfaatkan untuk pupuk dan pestisida pada tanaman pertanian dan biogas
untuk manusia. Sedangkan olahan ternak dapat dijual ke koperasi sebagai sumber
pendapatan. Semua. Sistem pertanian dan perternakan terintegrasi berbasis IOT.
Sistem ini dapat pendampingan penuh dari pihak dinas pertanian, perkebunan dan
perikanan serta perangkat perkebunan yang melibatkan kerjasama dengan
mahasiswa institusi terkait.

Target pembangunan dari konsep WIN STREAK pada pertanian yaitu


dalam tahun 2024 penerapan konsep ini dalam satu wilayah sudah berhasil
mengimplementasikan konsep ini. Sehingga target program pemanfaatan energi
terbarukan di Kecamatan Benua Kayong, Kabupaten Ketapang berhasil dan
menurunkan ketergantungan pada energi fosil serta ramah terhadap lungkungan..
3. ANALISIS PENCAPAIAN TARGET

Dalam penerapannya konsep ini dimulai dari fokus ke bidang pertanian, karena
integrasi dari sistem konsep ini berupa wilayah food estate. Setelah komoditas pertanian
yang ditanam kemudian dapat dipanen maka selanjutnya pengolahan hasil pertanain yang
dimanfaatkan sebagai bahan pangan bagi peternakan yang bersal dari sisa jagung serta
biomassa yang berupa briket dari kulit singkong. Dari peternakan, akan menghasilkan
kotorran ternak sapi dan kambing yang dimanfaatkan sebagai pupuk dan sumber energi
biogas. Pada wilayah perumahan, kotoran manusia di kelola menjadi biogas dan urine
manusia diolah menjadi pestisida.
Pada tahun 2024, ketergantungan terhadap energi fosil dapat teratasi. Mengingat
daerah perkebunan yang kurang memadai prihal akses jalan, sehingga kebutuhan dasar
masyarkat kurang terpenuhi. Dengan disitem ini, kemandirian dalam kebutuhan energi dan
kebutuhan dasar msyarakat dapat terpenuhi tanpa harua bergantungpada daerah lainnya.
Sistem ini berbasis IOT (Internet Of Thinks) yang berbasis websiate yang memuat
berbagai data seperti jumlah ketersdian biogas dari tinja manusia dan hewan, ketrsedian
jumlah pestisida yang berupa biourin yang berasal dari urin manusia dan hewan seebagai
pencengahan terhadap serangan hama dan sebagai data hasil panen dan penjualan atau
pendapatan dari hasil peratanian dan peternakan.
Sisitem konsep ini harus didampingin oleh Dinas pertanian, perkebunan dan
perikanan sebagai fasilitator dari konsep ini yang bekerja sama dengan pihak akademisi atau
perguruan tinggi. Konsep ini dibawah nanungan pemerintah Kabupaten Ketapang, karena
integrasi wilayah ini mencakup hulu dan hilirisasi hasil pertanian.
Dalam mengimplementasikan konsep ini terdapat info

PERTANIAN PERTERNAKAN

HASIL
PERTANIAN
OLAHAN LIMBAH
PERTERNAKAN PERTERNAKAN

OLAHAN
PERTANIAN

LIMBAH
PERTANIAN
KESIMPULAN

SARAN
Tahun 2024, terciptanya
. Kurangnya pengolahan limbah ketahanan pangan serta
pertanian dan perternakan sebagai pemanfaatan energi
alternatif energi serta perubahan iklim terbarukan yang berupa
yang terus meningkat akibat rusaknya Biogas.
lingkungan dan energi yang semakin
menipis.
70% petani di Indonesia merupakan usia MBATAN
kurang produkitf sehingga kurang - Sulitnya pemahaman
memahami informasi yang ada serta sulit menerima informasi
unutk menerapkan teknologi terbaru. - Sulitnya pemahaman
masyarakat pentingnya
Pengintegrasian wilayah pertanain instegrasi pertanian
dengan perternakan menjadi energi dan perternakan yang
terbarukan serta peningkatan ekeonomi berkelanjutan.
merupakan suatu konsep yang - Justifikasi dana yang
mengimpletasikan SDGS. dibutuhkan terlalu besar.
- Stigma buruk tentang
Dalam pelaksanaan integrasi wilayah bekerja di perkebunan
tentunya dimulai dari pertanian. Hasil
limbah pertanian tersebut digunakan
untuk pakan ternak sapi. Kotoran ternak
dimanfaatkan sebagai pupuk dan
biomassa, begiyupun kotoran manusia NTUAN
Kabupaten Ketapang, Provinsi - APBD Pemkab
Kalimantan Barat memiliki luas 31.588 Ketapang sebagai
km2 dengan keanekaragaman komoditas modal pertanian dan
yang melimpah. Salah satunya adalah perternakan
sebagai penghasil komoditas ubi kayu - Perkembangan teknologi
dan jagung serta sebagai tempat 4.0
populasi ternak sapi 35.000 an sapi dan - Pihak swasta yang
4.000-an kambing tertarik untuk
pengembangan konsep
Dengan kuantitas produksi ubi kayu dan
jagung cukup melimpah serta
perternakan sapi dan kambing yang
banyak dan jumlah penduduk yang INDAKAN
banyak maka dapat berpotensi
menghasilkan ketahanan pangan dan Perancangan  Penerapan
 Monitoring  Evaluasi
menciptakan energi terbarukan
DAFTAR PUSTAKA

B.Satata, Sulistiyanto. y. Sustiyah. S.Zubaidah. 2016. “Pemanfaatan Kotoran Sapi Sebagai


Sumber Biogas.” Jurnal Udayana Mengabdi 15 (2): 150–58.

Change, Global, Michael Cimino, New York, Umi Alifah, Affiifi. Mayssara A. Abo Hassanin
Supervised, York Chinatown, Chinese Staff, and Global Change. 2021. “Title.” Paper
Knowledge . Toward a Media History of Documents 3 (2): 6.

Delly, Jenny. 2015. “Proses Pembuatan Briket Berbasis Kulit Singkong Dan Kajian Eksperimen
Parametris Pengaruh Bahan Perekatnya Terhadap Nilai Kalor Dan Laju Pembakaran.”
Dinamika : Jurnal Ilmiah Teknik Mesin 6 (1). https://doi.org/10.33772/djitm.v6i1.261.

Made, sudana I, Wirya Alit Susanta, Raka Gusti Ngurah, and Putu Sudiarta. 2013. “Pemanfaatan
Biourine Sebagai Biopestisida Dan Pupuk Organik Dalam Usaha Budidaya Tanaman Sawi
Hijau ( Brassica Rapa Var. Parachinensis L ) Organik.” Penelitian, no. 175.87: 1–32.

Prihandrijanti, Maria. 2011. “HIGIENISASI DAN APLIKASI URIN MANUSIA SEBAGAI


PUPUK MINERAL PADA TANAMAN SAWI HIJAU ( Brassica Rapa )
HYGIENIZATION AND APPLICATION OF HUMAN URINE AS MINERAL
FERTILIZER FOR FIELD MUSTARD PLANTS ( Brassica Rapa ).” Jurnal Purifikasi 12
(1): 79–84.

Talakua, Eddy Lybrech. 2019. “Pemanfaatan Tinja Manusia Sebagai Bio Energi Alternatif
Melalui Perancangan Sistem Instalasi Pipa Pembuangan Septik-Tank Tersentralisasi Pada
Perencanaan Pembangunan Perumahan.” Tecnoscienza 3 (2): 178–94.

Yunianto, Dwi. 2021. “Analisis Pertumbuhan Dan Kepadatan Penduduk Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi.” Forum Ekonomi 23 (4): 688–99. https://doi.org/10.30872/jfor.v23i4.10233.

Anda mungkin juga menyukai