Anda di halaman 1dari 73

1

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan mayoritas

penduduknya menggantungkan hidup pada sektor pertanian sebagai sumber

mata pencaharian. Kenyataannya didukung dengan sebagian besar penggunaan

wilayah di Indonesia diperuntukan sebagai lahan pertanian dan hampir 50%

dari total angkatan kerja masih menguntungkan nasibnya bekerja di sektor

pertanian.

Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan tanaman palawija yang

memiliki peranan penting dalam memenuhi kebutuhan gizi masyarakat. Di

Indonesia, kacang hijau menjadi produk penting dalam golongan kacang-

kacangan setelah kedelai dan kacang tanah. Kacang hijau dapat dimanfaatkan

sebagai bahan pangan dan pakan ternak. Oleh karena itu peningkatan produksi

kacang hijau harus diupayakan secara maksimal.

Kacang hijau (Vigna radiata L.) dibawa masuk ke wilayah Indonesia

pada awal abad ke-17 oleh pedagang Cina dan Portugis. Pusat penyebaran

kacang hijau pada mulanya di Pulau Jawa dan Bali, tetapi pada tahun 1920-an

mulai berkembang ke Sulawesi, Sumatera, Kalimantan, dan Indonesia bagian

Timur.

Kacang hijau adalah salah satu komoditas tanaman kacang-kacangan

yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia dalam bentuk seperti

1
2

bubur kacang hijau, isi onde-onde dan lain-lain. Kecambahnya dikenal sebagai

tauge (sayuran).

Dengan kompleksnya manfaat kacang hijau bagi kesehatan dan memegang

peranan penting dalam pencegahan penyakit maka komoditas ini termasuk

pangan fungsional (functional food).

Pangan fungsional menurut (Suarni dkk. 2011) adalah bahan pangan yang

berpengaruh positif terhadap kesehatan seseorang. Hal yang paling penting

adalah mencegah penyakit degeneratif dan meningkatkan daya tahan tubuh,

khususnya pada pemulihan pascasakit.

Tabel 1
Data Luas panen, Produksi dan Rata-Rata Produksi Menurut Jenis Tanaman
Bahan Makanan, 2018.
No Jenis Tanaman Luas Panen Produksi Rata-rata Produksi
Bahan (Ha) (Ton) (Kw/ Ha)
Makanan

1. Padi sawah 57,245 315,596 55,13


2. Padi Ladang 444 2,252 50,72
3. Jagung 3,419 18,414 53,86
4. Ketela pohon 2,614 66,825 255,61
5. Ketela rambat 135 1,206 89,48
6. Kacang tanah 1,029 1,152 11,20
7. Kedelai 1,572 1,485 9,45
8. Kacang Hijau 1,592 2,206 13,86
Sumber : Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan Purworejo,

2018

Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa tanaman kacang hijau di

daerah Purworejo berada diurutan ke empat dengan luas panen 1.592 ha,

jumlah produksi 2.206 ton dengan rata-rata produksi 13,86 kw/ha setelah padi

sawah, jagung, dan ketela pohon. Tanaman pangan yang paling banyak
3

ditanam dikabupaten Purworejo adalah padi sawah, jagung, ketela pohon dan

kacang hijau. Namun demikian menurut BPS 2018 luas panen kacang hijau

dari tahun ke tahun mengalami penurunan hal ini bisa di sajikan pada Tabel 2

Tabel 2
Data Luas Panen, Poduksi dan Rata-Rata Produksi Kacang Hijau
Menurut Kecamatan di Kabupaten Purworejo, 2018.
Kecamatan Luas Produksi Rata-rata
Panen (Ton) produksi
(Ha) (Kw/Ha)
(1) (2) (3) (4)
Grabag 317 443,10 14,00
Ngombol - - -
Purwodadi - - -
Bagelen - - -
Kaligesing - - -
Purworejo 23 30,29 13,00
Banyuurip 77 107,66 14,00
Bayan 13 18,20 14,00
Kutoarjo - - -
Butuh 114 148,07 13,00
Pituruh 1.022 1.424,47 13,94
Kemiri 25 32,50 13,00
Bruno 1 1,30 13,00
Gebang - - -
Loano - - -
Bener - - -
Jumlah/Total 1.592 2.205,59 13,86
Tahun 2017 691 933,66 13,51
Tahun 2016 253 314,88 12,45
Tahun 2015 160 198,42 12,40
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Purworejo (2018)

Berdasarkan tabel di atas kecamatan Grabag memiliki luas panen

kacang hijau di kabupaten Purworejo adalah 317 ha. Kecamatan Grabag

merupakan daerah pesisir tetapi sebagian besar kacang hijau ditanam di

daerah persawahan biasa.


4

Kecamatan Grabag adalah salah satu kecamatan di kabupaten

Purworejo yang sebagian masyarakatnya melakukan usahatani kacang

hijau. Luas lahan dan produktivitas kacang hijau di wilayah Purworejo pada

tahun 2015-2017 berfluktuasi secara signifikan. Pada tahun 2015 luas lahan

kacang hijau 160 ha dengan produktivitas 198,42 t/ha (BPS Kabupaten

Purworejo, 2016), selanjutnya tahun 2016 luas lahan kacang hijau

meningkat menjadi 253 ha tetapi produktivitas menurun menjadi 314,88

t/ha (BPS Kabupaten Purworejo, 2017), sebaliknya pada tahun 2017 luas

lahan kacang hijau kembali meningkat menjadi 691 ha dengan

produktivitas yang juga meningkat dari tahun sebelumnya menjadi 933,66

t/ha (BPS Kabupaten Purworejo, 2018).

Tabel 3
Luas Tanam Kacang Hijau Desa di Kecamatan Grabag Tahun 2018.
No Desa Luas Tanam
(ha)
1 Aglik 40
2 Bakurejo -
3 Banyuyoso -
4 Bendungan -
5 Dukukulon -
6 Dukuwetan -
7 Dukuhdungus 5
8 Grabag 51
9 Harjobinangun 6
10 Kalirejo 7
11 Kedung Kamal 33
12 Kertojayan -
13 Kese 21
14 Ketawangrejo -
15 Kumpulrejo 100
16 Munggangsari -
17 Nambangan -
5

18 Pasaranom -
19 Patutrejo -
20 Rejosari -
21 Rowodadi -
22 Roworejo 70
23 Sangubanyu 17
24 Sumberagung -
25 Tunggulrejo 80
26 Tlepok kulon 28
27 Tlepok wetan 21
28 Trimulyo -
29 Tulusrejo -
30 Tunggulrejo -
31 Ukirsan -
32 Wonoenggal 6
Sumber : PPL Grabag (2018)

Berdasarkan Tabel 3 desa Kumpulrejo memiliki luas tanam kacang

hijau terluas di kecamatan Grabag yaitu 100ha dengan bantuan subsidi

benih dari pemerintah karena pemerintah mengadakan suatu program

penanaman kacang hujau yang dilaksanakan di desa Kumpulrejo. Di bawah

desa kumpulrejo ada desa Tunggulrejo yang memiliki luas tanam 80ha, desa

Tunggulrejo tidak mendapatkan subsidi atau bantuan dari pemerintah tetapi

hasil yang diperoleh cukup tinggi dibandingkan desa-desa dibawahnya

seperti Roworejo dan Grabag. Sehingga desa Tunggulrejo dipilih sebagai

lokasi penelitian.

Tabel 4
Data Kelompok Tani di Desa Tunggulrejo (2018)
No Nama Jumlah Luas Tanam
POKTAN Petani (ha)
1 Sri Bumi I 56 31,11
2 Sri Bumi II 61 31,51
6

3 Sri Bumi III 62 29,10


4 Rukun Makmur 52 30,96
JUMLAH 231 122,68
Sumber : PPL Grabag (2018)
Berdasarkan Tabel 4 di desa Tunggulrejo terdapat 4 kelompok tani/

Gapoktan, Sri Bumi II memiliki jumlah 61 petani dengan luas tanam 31,51

ha. Dengan total Petani kacang hijau yang ada di desa Tunggulrejo yakni

231 petani dengan jumlah total luas tanam 122,68 ha.

B. Identifikasi Masalah
Usahatani kacang hijau memerlukan berbagai macam faktor

produksi seperti luas lahan, benih, pupuk, pestisida dan tenaga kerja.

Kombinasi penggunaan faktor-faktor produksi berpengaruh terhadap

produktivitas kacang hijau yang pada akhirnya akan mempengaruhi

penerimaan, pendapatan dan keuntungan petani kacang hijau. Hal ini

menujukan usahatani kacang hijau tersebut layak atau tidak layak untuk

diusahakan. Kacang hijau merupakan tanaman subtropis, tetapi dapat

beradaptasi dan tumbuh dengan baik didaerah subtropis. Kacang hijau pada

musim kemarau merupakan waktu yang baik un tuk menanam kacang hijau,

karena curah hujan tidak terlalu tinggi dan tanah tidak terlalu gembur.

Usahatani kacang hijau di kecamatan Grabag kabupaten Purworejo

memerlukan biaya produksi. Biaya-biaya tersebut digunakan untuk

penggandaan faktor-fakor produksi akan mempengaruhi produktivitas

kacang hijau, sehingga hal ini akan berdampak pada penerimaan,

pendapatan dan keuntungan petani kacang hijau. Kondisi ini dapat dijadikan
7

sebagai alat evaluasi apakah usahatani kacang hijau tersebut layak atau tidak

layak untuk diusahakan.

Faktor penyebab rendahnya produktivitas tanaman kacang hijau di

Desa Tunggulrejo Kecamatan Grabag Kabupaten Purworejo adalah

aplikasi teknologi budidaya di lapangan yang masih cukup rendah,

diantaranya adalah olah tanah yang dilakukan petani tanpa perlakuan yang

baik, pemakaian pupuk kimia terus menerus dan penggunaan pestisida

tidak tepat, sehingga mengakibatkan turunnya tingkat kesuburan lahan

yang menyebabkan banyaknya residu yang melebihi daya dukung

lingkungan. Apabila residu tersebut tidak terurai maka akan menjadi racun

tanah dan tanah menjadi sakit. Respon tanaman terhadap pemberian pupuk

akan meningkat bila menggunakan dosis pupuk yang tepat. Setiap tanaman

perlu mendapatkan pemupukan dengan dosis yang sesuai agar terjadi

keseimbangan unsur hara didalam tanah yang dapat menyebabkan

tanaman dapat tumbuh dan berkembang dengan baik serta menghasilkan

produksi yang optimal.

C. Batasan Masalah
1. Batasan

a. Data yang diambil adalah data kacang hijau satu musim panen

bulan November tahun 2019

b. Variabel lain yang berbeda diluar model analisis diabaikan.

c. Harga jual kacang hijau merupakan harga jual pada saat

pelaksanaan penelitian
8

2. Asumsi

a. Harga faktor – faktor produksi merupakan harga yang berlaku di

daerah penelitian dan dianggap tidak berubah selama penelitian.

b. Kacang hijau yang dipanen diasumsikan dijual semua.

c. Harga jual kacang hijau merupakan harga jual yang berlaku di

daerah penelitian dan dianggap tidak berubah selama penelitian.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut

permasalahan yang dikaji adalah:

1. Berapakah biaya, produksi, pendapatan, dan keuntungan petani dari

usahatani kacang hijau di desa Tunggulrejo kecamatan Grabag

kabupaten Purworejo?

2. Faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap poduksi usahatani

kacang hijau di desa Tunggulrejo kecamatan Grabag kabupaten

Purworejo?

E. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui besarnya biaya, pendapatan dan keuntungan usahatani

kacang hijau di Tunjulrejo kecamatan Grabag kabupaten Purworejo.

2. Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap produksi pada

usahatani kacang hijau di Tunggulrejo kecamatan Grabag kabupaten

Purworejo.

F. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti, dapat dijadikan pengalaman dan pengetahuan, disamping

untuk menyelesaikan mata kuliah metodologi penelitian.


9

2. Bagi Pemerintah dan lembaga yang terkait, diharapkan penelitian ini

dapat menjadi bahan pertimbangan dan sumbangan pemikiran dalam

menentukan kebijakan terutama dalam bidang pertanian dan sebagai

bahan kajian untuk memuat kebijakan sub sektor peranian khususnya

usahatani kacang hijau.

3. Bagi petani kacang hijau, hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi

masukan dalam pengambilan keputusan usaha, demi terciptanya

usahatani yang lebih menguntungkan.

4. Bagi pihak lain, diharapkan hasil penelitian ini nantinya dapat berguna

sebagai tambahan informasi maupun pengetahuan.


10

BAB II. KAJIAN TEORI,TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA


PIKIR DAN RUMUSAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori
1. Usahatani

Usahatani adalah ilmu yang mempelajari tentang cara petani

mengelola input atau faktor-faktor produksi (tanah tenaga kerja, modal

teknologi, pupuk, benih, dan pestisida) dengan efektif, efisien, dan kontinu

untuk menghasilkan produksi yang tinggi sehingga pendapatan

usahataninya meningkat

Faktor-faktor yang bekerja dalam usahatani adalah faktor alam,

tenaga, dan modal. Alam merupakan faktor yang sangat menentukan

usahatani. Manusia telah berhasil mempengaruhi faktor alam pada tingkat

tertentu. Faktor alam adalah penentu dan merupakan sesuatu yang harus

diterima apa adanya. Faktor alam dapat dibedakan menjadi dua yakni

faktor tanah dan lingkungan alam sekitarnya. Faktor tanah misalnya jenis

tanah dan kesuburan. Faktor alam sekitar yakni iklim yang berkaitan

dengan ketersediaan air, suhu, dan lain sebagainya. Alam mempunyai

berbagai sifat yang harus diketahui karena usaha pertanian adalah usaha

yang sangat peka terhadap pengaruh alam (Suratiyah, 2015:16)

2. Biaya Usaha Tani

Biaya produksi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu

biaya eksplisit dan biaya implisit. Biaya ekplisit adalah biaya yang

10
11

benar-benar dikeluarkan dalam proses produksi. Biaya implisit adalah

biaya yang tidak benar-benar dikeluarkan tetapi diikutsertakan dalam

proses produksi (Soekartawi, 1986:56).

Total biaya produksi adalah penjumlahan dari biaya tetap

(fixed cost) dengan biaya tidak tetap (variabel cost), dan dapat

diuraikan dengan

rumus berikut:

TC = FC + VC

Keterangan

TC = Total Biaya (Rp)

FC = Biaya Tetap (Rp)


CV = Biaya Variabel (Rp)a

3. Permintaan
Jumlah barang atau komoditas yang mampu dibeli oleh seorang

konsumen karena peningkatan pendapatan riil akan tergantung dari

efek substitusi dan efek pendpatannya.

Secara matematis penerimaan usahatani kacang hijau dapat

ditulis sebagai berikut:

TR = Py. Y

TR = Penerimaan Total (Total Revenue)

Py = Harga Produksi (Price)

Y = Jumlah Produksi (Output) yang dihasilkan


12

4. Keuntungan Usahatani

Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan

biaya usahatani yang dikeluarkan dalam satuan rupiah.

Keuntungan usahatani adalah selisih antara penerimaan total yang

diterima petani dengan biaya total yang dikeluarkanoleh petani.

Keuntungan dapat dirumuskan sebagai berikut:

𝜋 = NR - TIC

Keterangan:

𝜋 = Keuntungan

NR = Total Pendapatan (Net Revenue)

TIC = Total Biaya Implisit (Total Implicit Cost)

5. Klasifikasi Kacang hijau

Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan tanaman kacang-

kacangan ketiga yang banyak dibudidayakan setelah kedelai dan kacang

tanah. Bila dilihat dari kesesuaian iklim dan kondisi lahan yang dimiliki,

Indonesia termasuk salah satu negara yang memiliki kesempatan untuk

melakukan ekspor kacang hijau (Purwono dan Hartono, 2012: 5).

Regnum : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Class : Dicotyldonae

Ordo : Leguminalae
13

Familia : Leguminosae

Genus : Vigna

Species : Vigna radiata L

Kacang hijau (Vigna radiata L.) memiliki sistem perakaran yang

bercabang banyak dan membentuk bintil-bintil (nodula) akar. Nodul atau

bintil akar merupakan bentuk simbiosis mutualisme antara bakteri nitrogen

dengan tanaman kacang-kacangan sehingga tanaman mampu mengikat

nitrogen bebas dari udara. Makin banyak nodul akar, makin tinggi

kandungan nitrogen (N) yang diikat dari udara sehingga meningkatkan

kesuburan tanah.

Rukmana (1997: 16) mengungkapkan kacang hijau memiliki ukuran

batang yang kecil, berbulu, berwarna hijau kecoklat-coklatan atau kemerah-

merahan. Batang tumbuh tegak mencapai ketinggian 30 cm – 110 cm dan

bercabang menyebar ke semua arah. Daun kacang hijau adalah daun

majemuk, dengan tiga helai anak daun per tangkai. Helai daun berbentuk

oval dengan ujung lancip dan berwarna hijau.

Bunga kacang hijau berkelamin sempurna atau hermaphrodite,

berbentuk kupu-kupu, dan berwarna kuning. Proses penyerbukan bunga

kacang hijau (Vigna radiata L.) terjadi pada malam hari, pada pagi hari

bunga akan mekar dan menjadi pada sore hari.

Buah kacang hijau berbentuk polong dengan panjang antara 6 cm – 15 cm.

Tiap polong berisi 6 -16 butir biji. Biji kacang hijau berbentuk bulat kecil

dengan bobot (berat) tiap butir 0,5 mg – 0,8 mg atau berat per 1000 butir
14

antara 36 g – 78 g. Biji umumnya berwarna hijau kusam atau hijau

mengkilap, namun adapula yang berwarna kuning dan coklat.

a. Jenis-jenis Kacang Hijau

1. Golden gramm merupakan jenis kacang hijau dengan warna

keemasan. Nama ilmiahnya phaselus aureus.

2. green gramm adalah jenis kacang hijau yang memiliki warna hijau.

Nama ilmiah phaseolus radiatus

B. Tinjauan Pustaka
Priswanto Nahari (2017) berjudul Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor

Produksi Usahatani Ubi Kayu (Manihot utillisima) Di Daerah Pegunungan

Desa Wanurojo Kecamatan Kemiri Kabupaten Purworejo. Metode penentuan

sampel yang digunakan yaitu metode Simple Random Sampling yaitu proses

pengambilan sample yang dilakukan dengan memberi kesempatan yang sama

pada setiap anggota populasi untuk menjadi anggota sampel.

Penelitian ini menunjukan bahwa fakor-faktor produksi yang

mempengaruhi produksi ubi kayu adalah luas lahan, jumlah bibit, pupuk

kandang, pupuk urea, pupuk NPK, tenaga kerja dalam keluarga, tenaga kerja

luar keluarga dan pengalaman bertani secara bersama-sama (simultan)

berpengauh nyata terhadap produksi usahatani ubi kayu di desa Wanurojo.

Sutrisno (2017) berjudul Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi

Budidaya Udang Vannamei (Litopennacus vannamei) Di Kecamatan

Purwodadi Kabupaten Purworejo. Rata-rata total biaya produksi yang

dikeluarkan untuk budidaya udang vannamei per musim tebar sebesar


15

Rp.56.103.587,72 per musim tebar dengan rata-rata luas tambak 1625 m.

Penerimaan yang diperoleh petambak sebesar Rp.103.316.437,50 per musim

tebar, keuntungan sebesar Rp.47.213.167,03 per musim tebar atau sekitar

setara dengan Rp.15.737.722,34 per bulan.

Faktor produksi yang terdiri dari jumlah benur, luas tambak, pakan,

saponin, pupuk kandang, dolomit, TKDK, TKLK, padat penebaran, dan

pengalaman petambak secara simultan (bersama-sama) berpengaruh nyata

terhadap produksi udang vannamei di Kecamatan Purwodadi. Secara

individual (parsial), hanya ada 3 variabel yang berpengaruh secara signifikan

terhadap produksi udang vannamei yaitu variabel luas tambak, saponin dan

padat penebaran. Berdasarkan analisis efisiensi alokatif penggunaan benur,

luas tambak, saponin, pupuk kandang, dolomit, TKDK, TKLK, padat

penebaran secara simultan sudah efisien. Sedangkan penggunaan pakan belum

efisien dan memerlukan perhatian khusus untuk meningkatkan produksi udang

vanemmei.

Siswanti (2018) berjudul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan

Pengrajin Dalam Membuat Gula Kelapa Organik Di Kecamatan Kaligesing

Kabupaten Purworejo. Karakteristik pengrajin gula kelapa organik dapat

disimpulkan bahwa pendapatan pengrajin di desa Jatirejo termasuk rendah.

Pendidikan pengrajin sebagian besar SD, pendidikan non formal termasuk

dalam kategori tinggi, umur rata-rata pengrajin antara 45 sampai 59 tahun,

pengalaman pengrajin termasuk sedang, dan jumlah kepemilikan pohon kelapa

yang di deres untuk pembuatan gula kelapa organik termasuk sedikit.


16

Pemasaran gula kelapa organik mudah dipasarkan, sarana dan prasarana

tersedia, kemudahan dalam membuat gula kelapa organik mudah dilakukan

dan produksi gula kelapa organik didukung oleh mitra. Berdasarkan hasil

analisis yang telah dilakukan terhadap variabel pendidikan formal, pendidikan

non formal, pemasaran, sarana dan prasarana, kemudahan dalam membuat gula

kelapa organik, dan dukungan mitra memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap keputusan pengrajin dalam melakukan usaha gula kelapa organik.

Semkua variabel yang telah diuji secara individu berpengaruh terhadap

keputusan pengrajin.

Muhammad Imam Mursyd (2017) berjudul Efisiensi Teknis, Ekonomis,

Dan Harga Produksi Kacang Hijau Di Kecamatan Dempet Dan Gajah,

Kabupaten Demak : Pendekatan Cobb Douglas. keseluruhan kacang hijau di

Jawa Tengah, Kabupaten Demak menghasilkan 34.099 ton atau menyumbang

35,44 persen produksi kacang hiaju Jawa Tengah. Pada tahun 2014, luas areal

kacang hijau Kabupaten Demak mengalami kenaikan 84,93 persen dibandingkan

tahun 2013. Sedangkan produksi dan produktivitasnya juga mengalami kenaikan,

masing-masing 114,76 persen dan 16,14 persen.

Amanah fitriyah (2016) berjudul Studi Komparatif Usahatani Jagung

Dengan Olah Tanah Di Kecamatan Ambal Kabupaten Kebumen, Perbedaan

biaya rata-rata pada usahatani jagung olah tanah sebesar Rp 1.437.161,727 dan

rata-rata biaya usahatani jagung tanpa olah tanah Rp 1.697.389,6 menunjukan

bahwa biaya usahatani jagung olah tanah lebih besar olah tanah daripada tanpa

olah tanah. Perbedaan produksi rata-rata pada usahatani jagung olah tanah dan
17

tanpa olah tanah sebesar 1.202 kg dan rata-rata produksi usahatani jagung

tanpa olah tanah 1.147 kg, menunjukan bahwa usahatani jagung lebih besar

olah tanah daripada tanpa olah tanah dalam produksinya. Perbedaan

pendapatan rata-rata pada usahatani jagung olah tanah sebesar Rp

2.742.159,87 dan rata-rata pendapatan usahatani jagung tanpa olah tanah Rp

2.456.600,6 menunjukan bahwa pendapatan usahatani jagung lebih besar tanpa

olah tanah daripada olah tanah dikarnakan dalam penggunaan saprodi dan

tenaga kerja lebih sedikit. Perbedaan keuntungan rata-rata pada usahatani

jagung olah tanah sebesar Rp 2.409.238,274 dan rata-rata keuntungan

usahatani jagung tanpa olah tanah Rp 1.973,010,4 menunjukan bahwa

keuntungan usahatani jagung lebih besar olah tanah dibandingkan dengan

tanpa olah tanah. Berdasarkan analisis fungsi produksi diketahui bahwa faktor

yang pengaruh secara signifikan terhadap produksi jagung olah tanah adalah

benih, luas lahan, pupuk kompos, pestisida furadan, dan pengalaman bertani.

Variabel yang tidak berpengaruh secara signifikan adalah tenaga kerja dalam

keluarga, tenaga kerja luar keluarga, pupuk urea, dan pupuk phonska.

Berdasarkan analisis fungsi produksi diketahui bahwa faktor yang berpengaruh

secara signifikan terhadap produksi jagung tanpa olah tanah adalah benih, luas

lahan, pestisida furadan, dan pengalaman bertani. Variabel yang tidak

berpengaruh secara signifikan adalah tenaga kerja dalam keluarga, tenaga kerja

luar keluarga, pupuk urea, pupuk phonska, dan herbisida gromoxon.


18

C. Kerangka Pemikiran

Faktor produksi usahatani


kacang hijau
1. Luas Lahan
2. Benih
3. Pupuk kandang
4. Pestisida Usahatani Kacang hijau
5. Tenaga kerja

Total produksi kacang hijau

Rerata
Penggunaan faktor harga
produksi jual

Biaya Eksplisit Penerimaan

1. Pupuk kandang
2. pestisida

Rerata harga faktor Pendapatan


produksi
Biaya implisit
1. Luas lahan
2. benih Keuntungan
3. Tenaga kerja

Gambar 1. Bagan Kerangka Pemikiran

Keterangan : Faktor-faktor produksi yang digunakan dalam usahatani kacang

hijau adalah Luas lahan, Benih, Pupuk kandang, Pestisida, dan Tenaga kerja.

Penggunaan faktor produksi yang berpengaruh terhadap produksi kacang hijau.

Usahatani kacang hijau selama satu musim tanam menghasilkan total produksi.

Total produksi kacang hijau berpengaruh terhadap penerimaan, pendapatan,


19

keuntungan dan kelayakkan usahatani kacang hijau. Penerimaan total

dipengaruhi oleh harga jual yang berlaku ditingkat petani.

Besarnya pendapatan merupakan selisih dari total penerimaan dengan total

biaya eksplisit. Besarnya keuntungan merupakan selisih dari total pendapatan

dengan total biaya implisit. Penerimaan dan keuntungan usahatani kacang hijau

berpengaruh terhadap kelayakan usahatani kacang hijau. Kelayakan usahatani

kacang hijau dikatakan efisien atau tidak efisien secara alokatif tergantung dari

faktor harga input produksi, total produk si dan harga jual.

D. Hipotesis

1. Diduga faktor-faktor yang berpengaruh terhadap produksi kacang hijau

desa Tunggulrejo kecamatan Grabag kabupaten Purworejo adalah luas

lahan, pupuk kandang, pestisida, benih dan tenaga kerja


20

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan teknik survei. Teknik survei yaitu

teknik pengumpulan data dari sejumlah unit atau individu dalam waktu yang

bersamaan dengan menggunakan beberapa daftar pertanyaan bentuk

kuisioner, wawancara. Survei yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi

petani desa Tunggulrejo, Kelompok tani, PPL Grabag, BPS Purworejo dan

Dinas Pertanian Kabupaten Purworejo.

Metode penelitian menggunakan metode purposive yaitu

mengumpulkan data sample dan menganalisis untuk menggambarkan

keadaan populasi secara keseluruhan. Deskriptif analisis digunakan untuk

analisis karakteristik petani kacang hijau di desa Tunggulrejo dari usahatani

kacang hijau.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di desa Tunggulrejo kecamatan Grabag

kabupaten Purworejo.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan mulai bulan November 2019 sampai bulan

Desember 2019 dengan jadwal sebagai berikut.

20
21

No Kegiatan Bulan

Oktober November Desember


1. Pelaksanaan
Penelitian
2. Analisis Data
3. Penyusunan
Laporan
4. Ujian

C. Populasi dan Sample

1. Metode Penentuan Sample Daerah Penelitian

Penggunaan sample daerah dilakukan secara purposive sampling yaitu

teknik pemilihan sampel lokasi yang dilakukan berdasarkan

pertimbangan tertentu. Lokasi penelitian dipilih di desa Tunggulrejo

dengan pertimbangan desa Tunggulrejo memiliki luas tanam kacang

hijau tertinggi setelah Kumpulrejo yaitu 80 ha.

2. Metode Penentuan Responden

Pemilihan sampel petani kacang hijau menggunakan metode Simple

ramdom sampling. Simple ramdom sampling adalah suatu sampel yang

terdiri atas sejumlah elemen yang dipilih secara acak. Cara ini dapat

memberi landasan generalisasi yang lebih dapat dipertanggung

jawabkan dalam menghitungkan besar kecilnya sub populasi dan setiap


22

sub populasi. Pemilihan petani kacang hijau ditentukan dengan cara

undian yaitu dengan cara membuat kertas lintingan kertas yang berisi

nama-nama petani kacang hijau kemudian dilakukan pengocokan,

petani kacang hijau berjumlah 231 (Monografi desa Tunggulrejo,2018).

Nama petani yang keluar pertama digunakan sebagai sampel nomer satu

dan seterusnya.

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel pada

penelitian ini adalah:

1. Biaya dan produksi usahatani kacang hijau.

2. Pendapatan usahatani kacang hijau.

3. Keuntungan usahatani kacang hijau.

4. Variabel terkait (dependent) penelitian ini adalah produksi kacang hijau

(Y).

5. Variabel bebas (independent) penelitian ini adalah luas lahan (X1),

benih (X2), pupuk (X3), pestisida (X4) dan tenaga kerja (X5).
23

E. Definisi Oprasional

1. Usahatani kacang hijau adalah usaha budidaya kacang hijau dilahan

sawah selama satu kali musim tanam yaitu pada tahun 2018.

2. Produksi kacang hijau adalah produksi usahatani kacang hijau dalam

satu kali musim tanam dan dinyatakan dalam satuan kilogram (Kg).

3. Biaya eksplisit adalah total biaya yang dikeluarkan secara tunai untuk

usahatani seperti benih, pupuk dan pestisida

4. Biaya implisit adalah biaya yang secara ekonomis harus ikut

diperhitungkan sebagai biaya produksi seperti lahan dan tenga kerja

5. Penerimaan adalah nilai produksi total usahatani yang dihitung dengan

mengendalikan produk fisik kacang hijau persatuan luas usahatani

dengan harga kacng hijau per Kg. Dinyatakan dalam satuan rupiah per

hektar per musim tanam (Rp/Ha).

6. Pendapatan usahatani kacang hijau yang diperhitungkan dari selisih

antara penerimaan dengan biaya usahatani kacang hijau selama satu

musim tanam dengan satuan rupiah per hektar per musim tanam

(Rp/Ha).

7. Keuntungan adalah hasil penjualan kacang hijau dikurangi dengan

semua biaya produksi, dinyatakan dalam rupiah (Rp).

8. Harga adalah nilai produksi kacang hijau per satuan kilogram yang

dihasilkan pada satu musim tanam dan pada satuan luas lahan tertentu

yang dinyatakan dalam satuan rupiah Rp).


24

9. Luas lahan (X1) adalah luas lahan persawahan petani yang digunakan

untuk usahatani kacang hijau selama satu kali musim tanam dan

dinyatakan dengan satuan meter (m2).

10. Benih (X2) adalah benih yang digunakan dalam usahatani kacang hijau

adalah kacang hijau selama satu kali musim tanam dan dinyatakan

dengan satuan tanaman. Harga benih dinyatakan dengan satuan rupiah

(Rp).

11. Pupuk kandang (X3) adalah jumlah pupuk kandang yang digunakan

dalam usahatani kacang hijau selama satu kali musim tanam dan

dinyatakan dengan satuan kilogram (Kg). Harga pupuk dinyatakan

dalam satuan rupiah (Rp).

12. Pestisida (X4) adalah jumlah pestisida yang digunakan dalam usahatani

kacang hijau selama satu kali musim tanam dan dinyatakan dengan

satuan kilogram (Kg). Harga pupuk urea dinyatakan dalam satuan

rupiah (Rp).

13. Tenaga kerja (X5) adalah seluruh tenaga kerja yang digunakan dalam

usahatani kacang hijau, selama satu musim tanam baik tenaga kerja

keluarga, maupun tenaga kerja luar keluarga dan dinyatakan dalam

satuan Hari Kerja Orang (HKO). Nilai tenaga kerja berdasarkan upah

dan diyatakan dalam rupiah per Hari Kerja Orang (Rp/HKO).


25

F. Pengumpulan Data

1. Sumber data

a. Data primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari

pemilik petani kacang hijau. Data primer diperoleh melalui

penyebaran kuisioner kepada responden, wawancara langsung

kepada responden. Data tersebut meliputi : identitas responden, lama

melakukan usahatani kacang hijau, penggunakan benih, penggunaan

tenaga kerja, penggunaan pupuk organik dan pupuk kimia.

b. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari catatan dan

literature yang sudah diolah berupa buku, jurnal dan dokumen

instansi/pemerintah. Data sekunder meliputi : jurnal, buku, data dari

pemerintah seperti Badan Pusat Statistik kabupaten Purworejo 2018

2. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Pengumpulan data yang dilakukan melalui kegiatan pemusatan

perhatian terhadap sesuatu obyek dengan menggunakan seluruh alat

indera

b. Kuisioner

Kuisioner berisi pertanyaan-pertanyaan untuk memperoleh data

yaitu identitas petani kacang hijau responden, data biaya,

produksi,pendapatan, dan keuntungan usahatani kacang hijau.

(terbuka)

c. Wawancara
26

Wawancara (interview) atau kuesioner lisan adalah proses

memperoleh keterangan untuk penelitian dengan cara tanya jawab,

bertatapan muka antara pewawancara dengan responden dengan

menggunakan alat yang dinamakan interview guide atau disebut

juga panduan wawncara

d. Dokumentasi

Dokumentasi berkaitan dengan usahatani kacang hijau, penelitian

melalui pencatatan dokumen dan berkas dari pihak yang terkait

dengan cara menghimpun dan analisis.

e. Kajian Pustaka

Kajian Pustaka dilakukan dengan materi informasi atau referensi

untuk melengkapi data yang diperlakukan peneliti.

G. Instrumen Penelitian

1. Microsoft Word 2007

2. Wawancara

3. Kuisioner

H. Analisis Data

a. Biaya Produksi

Secara matematis biaya produksi kacang hijau dapat dituliskan sebagai

berikut:

TC = TEC + TIC

Keterangan:
27

TC = Total Biaya Produksi (Total Cost)

TEC = Total Biaya Eksplisit (Total Eksplisit Cost)

TIC = Total Biaya Implisit (Total Implisit Cost)

1) Penerimaan

Secara matematis penerimaan usahatani kacang hijau dapat

ditulis sebagai berikut:

TR = Py. Y

TR = Penerimaan Total (Total Revenue)

Py = Harga Produksi (Price)

Y = Jumlah Produksi (Output) yang dihasilkan

2) Pendapatan

Pendapatan dapat dirumuskan sebagai berikut:

NR = Py . Y – TEC

Keterangan:

NR = Total Pendapatan (Net Revenue)

Py = Harga Produksi (Price)

Y = Jumlah Produksi (Output)

TEC = Total Biaya Eksplisit (Total Explisit Cost)

3) Keuntungan

Keuntungan dapat dirumuskan sebagai berikut:

π = NR – TIC

Keterangan:

π = Keuntungan
28

NR = Pendapatan

TIC = Total Biaya Implisit

Hipotesis

Ho : Diduga usahatani kacang hijau di lahan sawah tidak layak untuk

diusahakan.

Ha : Diguga usahatani kacang hijau di lahan sawah layak untuk

diusahakan.

Kelayakan usahatani dapat dirumuskan sebagai berikut:

 R/C ratio

R/C ratio = Jumlah Penerimaan

Jumlah Pengeluaran

Ho : R/C ratio ≤ 1

Ha : R/C ratio > 1

Pengambilan keputusan:

Apabila R/C ratio ≤ 1, maka Ho diterima (Ha ditolak) berarti

usahatani kacang hijau tidak layak untuk diusahakan.

Apabila R/C ratio > 1, maka Ho ditolak (Ha diterima) berarti

usahatani kacang hijau layak untuk diusahakan.

 Produktivitas Modal (π/C)


29

π/C ratio = π x 100%

TC

Keterangan:

π/C = Produktivitas Tenaga Modal

π = Keuntungan

TC = Biaya Total (Total Cost)

 Produktivitas Tenaga Kerja

Produktivitas TK = Penerimaan

Total Tenaga Kerja Yang Dicurahkan

Usahatani dikatakan layak diusahakan apabila produktivitas tenaga

kerja lebih besar daripada tingkat upah yang berlaku/ HKO.

Usahatani dikatakan tidak layak diusahakan apabila produktivitas

tenaga kerja lebih kecil daripada tingkat upah yang berlaku/ HKO.

b. Fungsi Produksi

Mengkaji hubungan penggunaan faktor-faktor produksi yang berupa

luas lahan, benih, pupuk kandang, tenaga kerja pria, tenaga kerja wanita

terhadap hasil produksi usahatani kacang hijau digunakan model regresi

dengan modal fungsi produksi Cobb Douglas yang telah dimodifikasi,

dengan rumus :

Y = b0.X1b2.X2b3.X3b4.X4b5.X5b6.eu

Diubah menjadi logaritma natural :

Ln Y = b0 + b1ln X1 + b2ln X2 + b3ln X3 + b4ln X4 + b5ln X5 + b6ln X6 +

D+u
30

Y = Hasil produksi kacang hijau (Kg)

X1 = Luas lahan (Ha)

X2 = Bibit (buah)

X3 = Pupuk kandang (Kg)

X4 = Pestisisda

X5 = Tenaga Kerja (HKO)

U = Residual

D = Pengalaman usahatani kacang hijau (Tahun)

D1 = 1, lama bertani 10 tahun atau lebih

D2 = 0, lama bertani kurang 10 tahun

Berdasarkan analisis regresi akan diperoleh koefisien regresi masing-

masing faktor yang berpengaruh dan sejauh mana hubungan faktor-

faktor tersebut mempengaruhi variable Dependen (Y), selanjutnya akan

diuji dengan metode statistic sebagai berikut:

Pengujian Hipotesis Pertama :

Ho : Diduga luas lahan, benih, pupuk kandang, pestisida, tenaga kerja

tidak berpengaruh terhadap produksi kacang hijau di desa Tumggulrejo

kecamatan Grabag kabupaten Purworejo.

Ha : Diduga luas lahan, bibit, pupuk kandang, pestisida, tenaga kerja

berpengaruh terhadap produksi kacang hijau di desa Tumggulrejo

kecamatan Grabag kabupaten Purworejo.

b. Uji F
31

Cara untuk menguji apakah luas lahan, benih, pupuk kandang,

pestisida, tenaga kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap

hasil produksi kacang hijau digunakan uji F.

Hipotesis :

Ho : Diduga luas lahan, benih, pupuk kandang. Tenaga kerja secara

bersama-sama tidak berpengaruh terhadap produksi kacang

hijau di desa Tumggulrejo kecamatan Grabag kabupaten

Purworejo

Ha : Diduga luas lahan, bibit, pupuk. Tenaga kerja secara bersama-

sama berpengaruh terhadap produksi kacang hijau di desa

Tumggulrejo kecamatan Grabag kabupaten Purworejo

Rumus mencari nilai Fhitung dan nilai kritis dan tabel distribusi F.

Nilai Fhitung dicari dengan rumus:

Fhitung = R2/( K-1)

(1-R2 /(n-k)

Keterangan:

R2 = Koefisien determinasi

K = Jumlah parameter

N = Jumlah sampel

Pengambilan keputusan:

Jika Fhitung > Ftabel maka hipotesis nol Ho ditolak,

yang berarti factor-faktor produksi yang berupa

masukan luas lahan, benih, pupuk kandang, pestisida,


32

tenaga kerja secara bersama-sama berpengaruh pada

hasil produksi kacang hijau di desa Tumggulrejo

kecamatan Grabag kabupaten Purworejo

Jika Fhitung ≥ Ftabel maka hipotesis nol (Ho) diterima,

yang berarti luas lahan, benih, pupuk kandang,

pestisida, tenaga kerja secara bersama-sama tidak

berpengaruh pada hasil produksi kacang hijau di desa

Tumggulrejo kecamatan Grabag kabupaten

Purworejo

c. Uji t

Cara untuk menguji apakah luas lahan, benih, pupuk

kandang, pestisida, tenaga kerja secara bersama-

sama berpengaruh terhadap hasil produksi kacang

hijau digunakan uji keberartian koefisien regresi

dengan uji t.

Hipotesis :

Ho : Diduga luas lahan, bibit, pupuk, pestisida,

tenaga kerja secara individual tidak berpengaruh

terhadap produksi kacang hijau di desa Tumggulrejo

kecamatan Grabag kabupaten Purworejo

Ha : Diduga luas lahan, bibit, pupuk,

pestisida, tenaga kerja secara individual berpengaruh


33

terhadap produksi kacang hijau di desa Tumggulrejo

kecamatan Grabag kabupaten Purworejo.

Rumus mencari thitung dan nilai kritis dari tabel

distribusi. Nilai thitung dicari dengan rumus :

thitung = bi

sebi

Keterangan:

bi = koefisien regresi

Se = standard error dari b

Pengambilan keputusan :

Jika thitung < ttabel maka hipotesis nol Ho ditolak, yang

berarti factor-faktor produksi yang berupa masukan

luas lahan, bibit, pupuk, pestisida, tenaga kerja secara

bersama-sama berpengaruh pada hasil produksi

kacang hijau.

Jika thitung ≥ ttabel maka hipotesis nol Ho diterima,

yang berarti factor-faktor produksi yang berupa

masukan luas lahan, bibit, pupuk, pestisida, tenaga

kerja secara bersama-sama tidak berpengaruh pada

hasil produksi kacang hijau.


34

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHSAN

A. Deskripsi Data

1. Keadaan Umum

a. Keadaan umum

Kecamatan Grabag merupakan salah satu kecamatan

di kabupaten Purworejo yang secara geogafis berada

pada bagian selatan kabupaten Purworejo. Batasan

wilayah kecamatan Grabag secara administratif

yaitu:

Sebelah Utara : Kecamatan Bayan

Sebelah Timur : Kecamatan Ngombol

Sebelah Selatan : Tidak ada

Sebelah Barat : Kecamatan Mirit

Wilayah kecamatan Grabag bagian utara adalah

daerah persawahan. Kecamatan Grabag terdapat 32

desa, salah satunya adalah desa Tunggulrejo yang

menjadi lokasi penelitian. Desa Tunggulrejo

merupakan salah satu desa yang ada dikecamatan

Grabag yang secara geografis berada disebelah utara

dari wilayah kecamatan Grabag. Batas wilayah desa

Tunggulrejo yaitu

Sebelah utara : Desa Sangubanyu

Sebelah Timur : Desa Tanjung

34
35

Sebelah Selatan : Desa Roworejo

Sebelah Berat : Desa Grabag

Luas wilayah desa Tunggulrejo yaitu : 800 ha.

b. Keadaan Penduduk

Keadaan penduduk berdasarkan jenis pekerjaan digunakan

untuk mengetahui tingkat sosial ekonomi dan karakteristik

daerah melihat lapangan usaha yang menjadi mata

pencaharian penduduk didaerah tersebut. Mata pencaharian

penduduk menunjukan struktur perekonmian yang ada pada

wilayah tersebut, hal ini akan menentukan arah kebijakan

pembangun didaerah tersebut. Selain itu perkembangan

suatu daerah bisa juga dari jenis pekerjaan yang dimiliki

penduduknya. Keadaan penduduk berdasarkan berdasarkan

jenis pekerjaan dapat dilihat pada Tabel 6

No. Jenis Pekerjaan Jumlah/Jiwa Persentase


(%)
1. Belum/tidak bekerja

2. Mengurus Rumah

Tangga

3. Pelajar/ Mahasiswa

4. Pensiunan 81

5. Pegawai Negeri Sipil 126


36

6. Tentara Nasiomal 64

Indonesia

7. Kepolisian RI 615

8. Perdagangan

9. Petani 669

10. Peternak

11. Karyawan Swasta

12. Karyawan Honorer

13. Buruh Harian Lepas 431

14. Pembantu Rumah

Tangga

15. Guru

16. Bidan

17. Perawat

18. Sopir

19. Kepala desa

20. Wiraswasta

21. Lainnya

Jumlah

Keadaan penduduk berdasarkan jenjang pendidikan

Pendidikan merupakan faktor paling penting dalam

menentukan kemajuan masyarakat. Tingkat pendidikan


37

yang ditempuh oleh penduduk suatu wilayah akan

menentukan kualitas dari tenaga kerja yang ada di

wilayah tersebut. Penduduk yang memiliki tingkat

pendidikan tinggi akan lebih dalam beerpikir dan akan

lebih mudah dalam menerima informasi dan inovasi

baru. Keadaan penduduk berdasarkan jenjang

pendidikan tertera pada Tabel sebagai berikut :

Tabel 7

Keadaan Penduduk Desa Tunggulrejo Berdasarkan

jenjang Pendidikan Tahun 2019

No Jenis Pendidikan Jumlah/ Jiwa Presentase

(%)

1. Tidak/Belum

Sekolah

2. Belum Tamat

SD/ Sederajat

3. Tamat SD/

Sederajat

4. SLTP/ Sederajat

5. SLTA/ Sederajat 2102

6. Diploma I/II
38

7. Diploma 3/ S.

Muda

8. Diploma IV/ 56

Strata I

9. Strata II

10. Strata III

Jumlah

Sumber : Monografi Desa Tunggulrejo Tahun 2019

Berdasarkan data pada Tabel 7 keadaan penduduk

berdasarkan jenjang pendidikan di desa Tunggulrejo

paling banyak yaitu berpendidikan hal ini

menunjukan bahwa dilihat dari jenjang pendidikannya

penduduk desa Tunggulrejo kualitas sumber daya

manusianya masih rendah, karena hanya menempuh

pendidikan di tingkat Sekolah Dasar. Tingkat Pendidikan

yang ditempuh penduduk desa Tunggulrejo akan

mempengaruhi pola piker individu.

Semakin tinggi tingkat pendidikan maka daya tangkap

mengenai teknologi atau inovasi akan semakin baik dan

lebih terbuka, hal tersebut dapat mempengaruhi dalam

pengembangan usahatani kacang hijau, karena seiring

perkembangan jaman dan perkembangan teknologi

tingkat persaingan dan daya saing produk akan semakin


39

tinggi, sehingga tingkat pendidikan yang rendah dapat

memicu sulitnya petani dalam menerima masuknya

teknologi baru dan inovasi baru dan dapat menghambat

dalam mengembangkan suatu usahtaninya.

B. Gambaran umum mengenai usahatani kacang hijau di desa

Tunggulrejo

Berusahatani kacang hijau merupakan perkerjaan

sebagian besar masyarakat desa Tunggulrejo. Desa

Tunggulrejo terletak dibagian sebelah selatan kabupaten

Purworejo. Daerah ini memiliki potensi pertanian yang

cukup baik apabila dikembangakan. Lahan pertanian di

desa Tunggulrejo sebagian besar berupa sawah. Pada

lahan sawah ini di tanam kacang hijau.

C. Budidaya Kacang hijau di daerah penelitian (desa

Tunggulrejo)

Penggunaan faktor-faktor produksi yang tepat akan

berpengaruh pada hasil produksi yang maksimal. Teknik

budidaya kacang hijau yang ditetapkan di daerah

penelitian sebagai berikut :

a) Pengolahan Lahan

b) Benih

c) Penanaman

d) Pemupukan
40

B. Analisis Data

1. Identitas Responden

Petani sampel dalam penelitian ini sebanyak 18 Responden

yang tersebar di desa Tunggulrejo. Identitas petani

responden yang diamati meliputi umur responden, tingkat

pendidikan responden, jumlah anggota keluarga responden,

luas lahan responden, status kepemilikan lahan, Pengalaman

bertani responden dan pekerjaan sampingan responden.

a. Umur Responden

Umur responden petani kacang hijau dikelompokkan

menjadi 3, yaitu kelompok produktif usia muda 16

hingga 35 tahun, produktif usia tua 36-70tahun dan

>71 usia tidak produktif. Usia responden usahatani

kacang hijau di desa Tunggulrejo dapat dilihat pada

Tabel dibawah ini:

Tabel 8

Umur Responden Usahatani Kacang Hijau

No. Umur Responden Presentase

Responden (Orang) (%)

(Tahun)
41

1. 17-37 1 5,3

(Produktif usia

muda)

2. 38-70 18 94,7

(Produktif usia

tua)

3. >71 (tidak 0 0

produktif)

Jumlah 19 100

Sumber: Analisis Data Primer, 2019

Berdasarkan Tabel di ketahui bahwa 5,3% petani

sampel di desa Tunggulrejo berumur antara 16-

37tahun, sebanyak 94,7% petani sampel berusia 38-

70 tahun dan >71 sebanyak 0%. Umur petani akan

mempengaruhi prilaku petani dalam pengambilan

keputusan usahataninya. Petani yang usianya masih

muda memiliki semangat bekerja yang tinggi

maupun tenaga kerja yang lebih kuat, tetapi dalam

hal pengalaman masih minim dan sebaliknya, petani

yang berusia tua atau masuk dalam usia kurang

produktif cenderung memiliki banyak pengalaman

akan tetapi tenaga sudah berkurang dalam

berusahatani kacang hijau. Perpaduan petani


42

produktif dan berpengalaman akan menciptakan

hasil yang maksimal dari usahatani kacang hijau

yaitu petani produktif memperoleh pengalaman baru

sehingga dapat terus berkembang dan petani

berpengalaman mendapatkan bantuan tenaga apabila

dibutuhkan.

b. Pendidikan Responden

Pendidikan responden menunjukan tingkat

pengetahuan dan daya pikir yang dimiliki responden.

Tingkat pendidikan responden petani kacang hijau

dapat dilihat pada Tabel 9 dibawah ini :

Tabel 9

Tingkat Pendidikan Responden Usahatani Kacang

Hijau di Desa Tunggulrejo

No. Pendidikan Jumlah Presentase

(Orang) (%)

1. SD 7 36,84

2. SMP 6 31,58

3. SMA/SMK 6 31,58

Jumlah 19 100

Sumber : Analisis Data Primer, 2019


43

Berdasarkan Tabel 10 diketahui bahwa petani sampel

di desa Tunggulrejo yang tingkat pendidikan SD

sebanyak 36,84%. SMP sebanyak 31,58%, dan

SMA/SMK sebayak 31,58%. Tingkat pendidikan

petani sampel di desa Tunggulrejo dapat dikatakan

sangat tinggi. Hal ini disebabkam kesadaran

masyarakat terhadap pendidikan lebih tinggi. Tingkat

pendidikan responden dapat berpengatuh terhadap

pola pikir petani dalam mengelola usahataninya.

c. Jumlah Anggota Keluarga Responden

Jumlah anggota keluarga responden dapat dilihat

pada Tabel 10 sebagai berikut :

Tabel 10

Jumlah Anggota Keluarga Responden Usahatani

Kacang Hijau di Desa Tunggulrejo

No Uraian Jumlah Presentas

. (Orang e (%)

1. Jenis Laki-Laki

Kelamin Perempua

Jumlah
44

2. Tingkat TK

Pendidika SD

n SMP

SMA

Tidak

Sekolah

S1

Jumlah

Sumber: Analisis Data Primer, 2019

Berdasarkan Tabel 10 diketahui bahwa % anggota

keluarga responden berjenis laki-laki dan % anggota

petani responden berjenis kelamin perempan. Hal ini

menunjukkann bahwa anggota keluarga petani cukup

banyak, sehingga cukup tersedia tenaga kerja dalam

keluarga. Tenaga kerja dalam keluarga dalam

usahatani kacang hijau digunakan untuk mengurangi

biaya yang dikeluarkan petani.

2. Luas Lahan Responden

Luas Lahan sangat berpengaruh terhadap hasil yang akan

diperoleh petani kacang hijau, menurut BPS 2019 luas lahan

responden usahatani kacang hijau dapat dilihat pada Tabel

11.
45

Tabel 11

Luas Lahan Responden Usahatani Kacang Hijau di

Desa Tunggu7lrejo

No. Luas Jumlah Presentase

Lahan (Orang) (%)

(m2)

1. Sempit 11 57,90

(<800)

2. Sedang 6 31,59

(1.000 –

2.000)

3. Luas 2 10,52

(2.200 –

4.500)

38Jumlah 19 100

Sumber: Analisis Data Primer, 2019

Luas lahan menurut BPS tahun 2019 dapat

dikategorikan ke dalam <800 m2 termasuk lahan

sempit, 1.000 - 2.000 m2 termasuk lahan sedang dan

2.200 – 4.500 m2 termasuk lahan luas. Semakin besar

luas lahan maka semakin besar pula usahatani yang

diusahakan dan secara bersamaan pendapatan petani

kacang hijau akan meningkat pula, dengan demikian


46

secara tidak langsung luas lahan garapan

mempengaruhi besarnya pendapatan usahatani

kacang hijau di desa Tunggulrejo.

C. Hasil Penelitian

1. Faktor-Faktor yang Menpengaruhi Produksi Kacang Hijau

Populasi tanaman kacang hijau mengalami karena faktor

Selain memperhatikan curah hujan, petani kacang hijau juga

harus memperlihatkan seberapa besar kebutuhan faktor-

faktor yang mempengaruhi tanaman kacang hijau agar

produksi dapat maksimal dan pendapatan petani dapat

meningkat. Faktor-faktor produksi yang digunakan dalam

usahatani kacang hijau dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12

Hasil Analisis Regresi Fungsi Produksi Kacang Hijau di

Desa Tunggulrejo

No. Variabel Koefisien Std t- Signifikan

Regresi Error hitung

1. Kostanta
26.953 35.760 .754 .464

2. LN_X1 (

Luas
-.036 .104 -.344 .736

Lahan)
47

3. LN_X2 (
16.975 5.823 2.915 .012
Benih)

4. LN_X3

(Pupuk
348.955 135.780 .689 .503

kandang)

5. LN_X4
27.773 14.432 7.082 .000
Pestisida

6. LN_X5

(Tenaga
2.967 10.930 .271 .790

Kerja)

R Square .996

F-hitung 652.519

Sumber: Analisis Data Primer 2019

Keterangan

*** : Signifikan pada α 0,01

** : Signifikan pada α 0,05

: Signifikan pada α 0,10

Ttabel pada α 0,01 : 2,75

Ttabel pada α 0,05 : 2,04

Ttabel pada α 0,10 : 1,69

Ftabel pada α 0,05 : 2,08

Persamaan fungsi produksi kacang hijau sebagai berikut: LN

Y (Produksi Kacang Hijau) = 26.953+ -.036 InX1 (Luas


48

Lahan) + 16.975 InX2 (benih) +348.955 InX3 (Pupuk) + 27.773

InX4 (Pestisida) + 2.967 InX5 (Tenaga Kerja)

Keterangan:

Y : Produksi Kacang Hijau

X1 : Luas Lahan (m2)

X2 : Jumlah Benih (Kg)

X3 : Pupuk (Kg)

X4 : Pestisida (liter)

X5 : Tenaga Kerja (HKO)

D1 : Pengalaman Bertani

D1 : 1 , pengalaman bertani lebih dari (>) 3tahun

D1 : 0, pengalaman bertani kurang dari sama dengan

(≤) 3 tahun

a. Koefisien Determinasi ( R2)

Berdasarkan hasil analisis regresi linier diperoleh

nilai koefisien determinasi (Adj R2) sebesar .996

menunjukan bahwa 99,6% variasi variable dependen

(produksi kacang hijau) mampu menjelaskan oleh

variasi independen seperti luas lahan, jumlah benih,

pupuk, pestisida, dan tenaga kerja dipengaruhi oleh

faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan kedalam

model. Faktor tersebut antara lain iklim atau curah

hujan dan lokasi lahan.


49

b. Uji F

Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah semua

variabel independen (luas lahan, jumlah benih, pupuk

,pestisida dan tenaga kerja) berpengaruh secara

simultan terhadap variabel dependen (produksi

kacang hijau). Berdasarkan hasil analisis, nilai

Fhitung adalah 18.820. Nilai tersebut menunjukan

bahwa Fhitung > Ftabel α 5% atau sebesar 18.820 >

2,08. Tingkat signifikan juga menunjukan 0,000

yang lebih kecil dari tingkat kesalahan (α) yaitu 0,05.

Artinya produksi kacang hijau dipengaruhi secara

simultan (bersama-sama) oleh variabel independen

yang ada didalam model. Hipotesis pertama yang

menduga bahwa produksi kacang hijau dipengaruhi

secara bersama-sama oleh luas lahan, jumlah benih.

c. Uji t

Uji t dilakukan untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh masing-masing variabel independen ( luas

lahan, jumlah benih, pupuk, pestisida dan tenaga

kerja) secara individual dalam menerangkan variasi

variabel dependen (produksi kacang hijau).

Berdasarkan Uji t diketahui bahwa terdapat 3

variabel yang berpengaruh signifikan terhadap


50

produksi kacang hijau yaitu luas lahan, pupuk dan

tenaga kerja.

1) Variabel Luas Lahan Berdasarkan hasil

analisis regresi linear diperoleh thitung

sebesar -.546. Hal ini menunjukan bahwa

thitung (754) > ttabel pada α 0,10 dengan

tingkat signifikan 46,4% sehingga dapat

disimpulkan pada pengaruh nyata dari

variabel luas lahan. Nilai koefisien regresi

sebesar -.324 dengan tanda positif yang

menunjukan ada hubungan dengan searah

dan diartikan apabila penambahan luas lahan

sebesar 1% maka produksi kacang hijau akan

bertambah %. Hipotesis (Ha) yang menduga

variabel luas lahan berpengaruh secara

individual terhadap produksi kacang hijau

diterima, dan Ho ditolak. Variabel luas lahan

berpengaruh nyata terhadap produksi kacang

hijau, apabila jumlah luas lahan semakin luas,

maka akan meningkatkan produksi kacang

hijau. Oleh karena itu perlu upaya

penambahan luas lahan.


51

2) Variabel Pupuk

Berdasarkan hasil analisis regresi linear

diperoleh thitung sebesar .689. Hal ini

menunjukan bahwa thitung .689) > ttabel pada

α 0,05 dengan tingkat signifikan 50,3%

sehingga dapat disimpulkan pada pengaruh

nyata dari variabel luas lahan. Nilai koefisien

regresi sebesar .911 dengan tanda positif yang

menunjukan ada hubungan dengan searah

dan diartikan apabila penambahan pupuk

sebesar 1% maka produksi kacang hijau akan

bertambah 91,1 %Hipotesis (Ha) yang

menduga variabel luas lahan berpengaruh

secara individual terhadap produksi kacang

hijau diterima, dan Ho ditolak. Variabel

lahan berpengaruh nyata terhadap produksi

kacang hijau, apabila jumlah luas lahan

semakin luas, maka akan meningkatkan

produksi kacang hijau.

3) Variabel Pestisida

Berdasarkan hasil analisis regresi linear

diperoleh thitung sebesar 1.924 Hal ini

menunjukan bahwa thitung (1.924) > ttabel


52

pada α 0,05 dengan tingkat signifikan 0,76%

sehingga dapat disimpulkan pada pengaruh

nyata dari variabel luas lahan. Nilai koefisien

regresi sebesar 27.773 dengan tanda positif

yang menunjukan ada hubungan dengan

searah dan diartikan apabila penambahan

pestisida sebesar 1% maka produksi kacang

hijau akan bertambah 27.773%. Hipotesis (Ha)

yang menduga variabel pestisida

berpengaruh secara individual terhadap

produksi kacang hijau diterima, dan Ho

ditolak. Variabel pestisida berpengaruh nyata

terhadap produksi kacang hijau, apabila

jumlah luas lahan semakin luas, maka akan

variabel meningkatkan produksi kacang

hijau.

Berdasarkan uji t dalam penelitian, variabel

yang tidak berpengaruh secara signifikan ada

3 yaitu jumlah benih pestisida dan tenaga

kerja,

1) Variabel jumlah benih

Penggunaan jumlah benih tidak berpengaruh

terhadap produksi kacang hijau, Hipotesis


53

(Ha) yang menduga variabel jumlah benih

tidak berpengaruh secara individual terhadap

produksi kacang hijau kaena benih kacang

hijau jumlah yang ditanam tidak sama jumlah

hasil produksi.

2) Variabel Pestisida

Penggunaan pestisida tidak berpengaruh

terhadap produksi kacang hijau, karena petani

menggunakan pestisida hanya sebagai pupuk

dasar dan pemberian pupuk setiap tanam

berbeda-beda. Jumlah rata-rata penggunaan

pestisida sebesar 2 liter/musim dengan rata-

rata lahan seluas 19,611 m2.

3) Variabel Tenaga Kerja

Berdasarkan hasil regresi linier thitung sebesar

271< ttabel α 0,10. Penggunaan tenaga kerja

tidak berpengaruh terhadap produksi kacang

hijau, petani kacang hijau lebih memilih

menggunakan tenaga kerjanya sendiri karena

tidak perlu membayar upah tenaga kerja.

2. Biaya, Penerimaan, Pendapatan dan Keuntungan

a. Biaya Produksi
54

Biaya produksi dibedakan menjadi dua, yaitu biaya

eksplisit dan biaya implisit. Biaya eksplisit adalah

biaya yang benar-benar dikeluarkan oleh petani

dalam proses produksi seperti sarana produksi,

penyusutan alat, tenaga kerja, dan biaya lain-lain.

Biaya implisit adalah biaya yag tidak benar-benar

dikeluarkan oleh petani, tetapi diikut sertakan dalam

proses produksi seperti biaya sewa lahan sendiri dan

tenaga kerja.

1) Biaya sarana produksi

Biaya sarana produksi adalah yang

dikeluarkan petani untuk membeli bahan-

bahan yang digunakan dalam usahatani

kacang hijau. Biaya sarana produksi kacang

hijau terdiri dari biaya pembelian benih,

pupuk, dan pestisida. Besarnya biaya sarana

produksi dapat dilihat pada

Rata-rata Biaya Sarana Produksi Kacang

Hijau per Musim Tanam Kacang Hijau di

Desa Tunggulrejo.
55

Table 13 biaya sarana produksi kacang hijau

N Input Volum Harga Nilai Presenta

o e (Rp) (Rp) se (%)

1 Benih 5,1315 20.00 1,77


79 102.632
(Kg) 0

2 Pupuk 41,3 12
16.938 699.519
(Kg)

3 Pestisi 38 86,23
133.97 5.024.2
da (Kg) 9 11

Jumlah 100
5.826.3
61
Sumber: Analisis Data Primer 2019

Berdasarkan Tabel 13 besarnya rata-rata

sarana produksi usahatani kacang hijau

adalah 1.942.120 per musim tanam kacang

hijau. Biaya sarana produksi terbesar adalah

rata-rata biaya pembelian bibit sebesar Rp.

102.632 atau 1,77% per musim tanam kacang

hijau, hal ini karena kebutuhan benih

sebanyak dengan harga rata-rata Rp 20.000

per kg. Benih kacang hijau dibeli dari petani

yang membuat benih kacang hijau di desa

Tunggulrejo.
56

2) Biaya Penyusutan Alat

Alat mempunyai peranan yang sangat penting

dalam berusahatani. Alat yang digunakan

dalam usahatani kacang hijau antara lain

sabit, teng dan alat ponjo. Biaya penyusutan

dihitung dengan rumus garis lurus (straight

line method) yaitu nilai awal pembelian

dikurangi nilai sisa atau nilai akhir alat dibagi

dengan umur ekonomis alat tersebut. Rata-

rata biaya penyusutan peralatan pada

usahatani kacang hijau dapat dilihat pada

Tabel 14 berikut

Tabel 14

Rata-Rata Biaya Penyusutan Peralatan per

Musim Tanam Kacang Hijau di Desa

Tunggulrejo

No Uraian Umur Jumlah Biaya Presentase

Ekonomis (Buah) Penyusutan (%)

(Tahun)

1 Sabit 5 1 32.338 18,12

2 Teng 6 1 146.149 81,88

Jumlah 178.487 100


57

Sumber: Analisis Data Primer 2019

Berdasarkan Tabel 16 diketahui bahwa rata-

rata biaya penyusutan peralatan permusim

tanam kacang hijau sebesar Rp 178.487

Rata-rata biaya alat terendah adalah yaitu

sebesar Rp 146.149 permusim tanam. Umur

ekonomis per tahun sabit yaitu 5tahun, umur

ekonomis diperoleh dari jumlah umur

ekonomis penggunaan alat per petani dan

dijumlahkan diambil rata-rata umur

ekonomis. Umur ekonomis teng yaitu 6

tahun didapat dari rata-rata umur ekonomis

penggunaan teng dijumlahkan.

3) Biaya Tenaga Kerja

Biaya tenaga kerja antara laki-laki dan

perempuan sama di desa Tunggulrejo.

Rincian rata-rata biaya tenaga kerja usahatani

kacang hijau di desa Tunggulrejo dapat

dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15

Rata-Rata Biaya Tenaga Kerja Usahatani

Kacang Hijau di Desa Tunggulrejo


58

No Uraian HKO Upah Total

(Rp) (Rp)

1 Pengolahan 3,16 50.000


157.895
Lahan

2 Penanaman 9 50.000
463.158

3 Pemupukan 1 50.000 50.000

4 Penyemprotan 1 50.000 50.000

5 Pemanenan 48 50.000
2.415.789

6 Penjemuran 22 50.000
1.081.579

Jumlah
4.218.421

Sumber: Analisis Data Primer 2019

Berdasarkan Tabel 15 diketahui penggunaan

tenaga kerja pengolahan lahan kacang hijau

yaitu 3,16 HKO pengolahan lahan diperoleh

dari rata-rata penggunaan tenaga kerja dalam

keluarga pria dan wanita.

Biaya rata-rata tenaga kerja dengan jumlah

Rp 4.218.421.
59

4) Rincian rata-rata biaya eksplisit dan biaya

implisit

Rincian besarnya rata-rata biaya eksplisit dan

biaya implisit usahatani kacang hijau di desa

Tunggulrejo dapat dilihat pada Tabel

16berikut.

Tabel 16

Rata-Rata Biaya Eksplisit dan Rata-Rata

Biaya Implisit Usahatani Kacang Hijau per

Musim Tanam di Desa Tunggulrejo

N Uraian Biaya Biaya Total Presenta

o Eksplisit Implis Biaya se (%)

(Rp) it (Rp) (Rp)

1 Benih 1.950.00
1.950.00 0
0

2 Pupuk 835.400
835.400
3 Pestisida 2.545.60
2.545.60
0 0

4 Tenaga 80.575.0
80.575.0
Kerja 00 00

5 Penyusut
2.644.96 2.644.96
an Alat 5 5
60

6 Biaya

lain-lain

Jumlah 100

Sumber: Analisis Data Primer 2019

Berdasarakan Tabel 16 diketahui rata-rata

biaya eksplisit lebih besar dari biaya implisit.

Rata-rata biaya eksplisit usahatani kacang

hijau sebesar Rp 88.550.965 dan rata-rata

biaya implisit usahatani kacang hijau sebesar

Rp 0 per satu musim tanam.

b. Penerimaan

Penerimaan usahatani kacang hijau yang diterima

petani adalah dengan mengalikan jumlah produksi

kacang hijau dengan harga kacang hijau per

kilogram. Rata-rata penerimaan usahatani kacang

hijau dengan luas 1010,526 m2 per musim tanam

kacang hijau dapat dilihat pada Tabel 17 berikut

Tabel 17

Rata-rata penerimaan Usahatani Kacang Hujau per

Musim Tanam di Desa Tunggulrejo

No Uraian Jumlah
61

1 Produksi (Kg) 42.350

2 Harga (Rp) 10.342

3 Penerimaan (Rp) 437.988.158

Sumber: Analisis Data Primer 2019

Berdasarkan Tabel 17 rata-rata penerimaan usahtani

kacang hijau per 1010,526 m2 sebesar Rp

437.988.158. Besar kecilnya penerimaan yang

diterima petani tergantung dengan besar kecilnya

hasil panen yang diperoleh petani kacang hijau.

c. Pendapatan

Pendapatan yang diperoleh petani kacang hijau

merupakan selisih antara penerimaan yang diperoleh

petani dengan biaya eksplisit atau biaya yang secara

nyata dikeluarkan yang diperoleh petani kacang hijau

di desa Tunggulrejo dapat dilihat pada Tabel 18.

Tabel 18

Rata-Rata Pendapatan Usahatani Kacang Hijau di

Desa Tunggulrejo

No Uraian Nilai (Rp)

1 Penerimaan 437.988.158

2 Biaya Eksplisit 88.550.965

Jumlah Pendapatan 349.437.293

Sumber: Analisis Data Primer 2019


62

Berdasarkan Tabel 18 diketahui bahwa rata-rata

pendapatan yang diperoleh petanikacang hijau di

desa Tunggulrejo per 1010.526 m2 sebesar Rp

349.437.293 per musim.

d. Keuntungan

Keuntungan merupakan selisih antara penerimaan

yang diperoleh petani kacang hijau dengan total

biaya yang dikeluarkan oleh petani. Rata-rata

besarnya keuntungan yang diperoleh petani kacang

hijau dapat dilihat pada Tabel 19.

Tabel 19

Rata-rata Keuntungan Usahatani Kacang Hijau di

Desa Tunggulrejo

No Uraian Nilai (%)

1 Penerimaan 437.988.158

2 Biaya Eksplisit 88.550.965

3 Biaya Implisit 0

Keuntungan 349.437.293

Sumber: Analisis Data Primer 2019

Berdasarkan Tabel 19 diketahui rata-rata keuntungan

yang diperoleh petani kacang hijau di desa

Tunggulrejo per 1010.526 m2 sebesar Rp

349.437.293 per musim tanam. Apabila penerimaan


63

semakin besar dan semakin kecil total biayanya,

maka keuntungan akan semakin besar.

3. Analisis Kelayakan Usahatani Kacang Hijau

Analisis kelayakan usahatani kacang hijau di desa

Tunggulrejo menggunakan pendekatan produktivitas R/C

ratio.

Kelayakan usahatani dapat dirumuskan sebagai berikut:

 R/C ratio

R/C ratio = Jumlah Penerimaan

Jumlah Pengeluaran

Ho : R/C ratio ≤ 1

Ha : R/C ratio > 1

Pengambilan keputusan:

Apabila R/C ratio ≤ 1, maka Ho diterima (Ha ditolak) berarti

usahatani kacang hijau tidak layak untuk diusahakan.

Apabila R/C ratio > 1, maka Ho ditolak (Ha diterima) berarti

usahatani kacang hijau layak untuk diusahakan.

R = 437.988.158

C = 88.550.965

R/C= 437.988.158⁄88.550.965 = 4,9461703551 maka Ho ditolak

(Ha dierima)
64

BAB V. PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai

berikut ;

1. Berdasarkan analisis fungsi produksi diketahui bahwa faktor produksi yang

terdiri dari luas lahan, jumlah benih, pupuk, pestisida, dan jumlah tenaga

kerja secara bersama-sama (simultan) berpengaruh nyata terhadap produksi

usahatani kacang hijau di desa Tunggulrejo. Faktor produksi secara individu

(parsial) yang berpengaruh signifikan atau nyata terhadap produksi kacang

hijau adalah luas lahan, jumlah benih, pupuk, pestisida, dan jumlah tenaga

kerja tidak berpengaruh secara signifikan.

2. Rata-rata total biaya yang dikeluarkan petani kacang hiaju di desa

Tunggulrejo per 1010,562 m2 sebesar Rp. 88.550.965 Per musim tanam,

rata-rata penerimaan yang diperoleh petani kacang hijau di desa

Tunggulrejo per 1010,562 m2 sebesar Rp 349.437.293 per musim tanam dan

rata-rata pendapatan diperoleh petani kacang hijau di desa Tunggulrejo per

1010,562 m2 sebesar Rp 349.437.293 permusim tanam dan rata-rata

keuntungan yang diperoleh petani kacang hijau di desa Tunggulrejo per

1010,562 m2 sebesar Rp 349.437.293 per musim tanam.

3. Analisis kelayakan usahatani menggunakan pendekatan nilai R/C ratio

sebesar 4,9461703551 lebih dari 1 yang menandakan usahatani kacang

hijau layak diusahakan.

64
65

B. Saran

1. Pemberian pupuk pada usahatani kacang hijau perlu ditambah sesuai

dosis yang dianjurkan sehingga dapat meningkatkan produksi usahatani

kacang hijau.

2. Variabel tenaga kerja tidak efisien sehingga penggunaannya perlu

dikurang agar berada pada tingkat efisien alokatif (harga), karena tenaga

kerja yang digunakan telah melebihi optimum (terlalu banyak).


66

Daftar Pustaka

Purwono, 2012. Karakteristik Tanaman Kacang Hijau. Jurnal bahan kajian teori
tanaman kacang hijau.
Soekartawi. A. Soeharjo, J.L. Dillon, dan J.B Hardaker. 1986. Ilmu Usahatani
Untuk Pengembangan Petani Kecil. Jakarta: Universitas Indonesia.
Suarni dan Yasin, 2011. Jagung Sebagai Sumber Pangan Fungsional. Iptek
Tanaman Pangan. Membahas isu pembangunan pertanian tanaman pangan.
ISSN 1907-4263. Vol. 6 No. 1 Mei 2011. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Tanaman Pangan. Badan Litbang Pertanian.
Suratiyah, Ken. 2015. Ilmu Usahatani. Jakarta: Penebar Swadaya.

66
67

KIUSIONER
DAFTAR PERTANYAAN
PETANI KACANG HIJAU
DESA TUNGGULREJO

Kuisioner ini digunakan sebagai bahan untuk penelitian mengenai FAKTOR


FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI KACANG
HIJAU DI DESA TUNGGULREJO KECAMATAN GRABAG KABUPATEN
PURWOREJO. Informasi ini dibutuhkan untuk penulisan Metodologi penelitian
di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah
Purworejo. Penelitian ini dilakukan oleh Budi Surayitno (162310005).
Responden diharapkan memberikan jawaban yang sesuai dengan pertanyaan
yang diberikan. Atas perhatiannya kami ucapkan banyak terimakasih.

Hormat kami

Budi suprayitno
68

Responden Petani kacang hijau


A. Identitas Responden Petani kacang hijau
1. Nama : ...........................................................................
2. Alamat : .....................................................................
.....................................................................
3. Umur : ......................................... tahun
4. Jeniskelamin : L/P
5. Pendidikan formal terakhir :
a. Tidak tamat SD d. SMA
b. SD e. Perguruan Tinggi (D1, D2, D3, S1)
c. SLTP
6. Pekerjaan : .............................
7. Jumlah anggota keluarga : .................... orang
8. Jumlah tanggungan : .................... orang
9. Lama melakukan usahatani kacang hijau : .................... tahun

B. Data usahatani
1. Apa alasan Anda untuk bertani kacang hijau? Mengapa Anda tidak
menanam komoditi lain ?
………………………………………………………………………………
……...………
2. Di lahan apa Anda menanam kacang hijau?
………………………………………………………………………………
………………
3. Berapa luas lahan yang Anda miliki untuk menanam kacang hijau?
………………………………………………………………………………
………………
4. Pada bulan berapa dan berapa lama Anda menanam kacang hijau hingga
panen?
………………………………………………………………………………
………………
5. Berapa produksi kacang hijau yang dihasilkan?
………………………………………………………………………………
………………
6. Berapa harga produksi kacang hijau yang dijual per kg nya?
………………………………………………………………………………
………………
7. Berapa jumlah benih yang digunakan per hektar lahan?
………………………………………………………………………………
………
69

8. Berapa biaya yang Anda keluarkan untuk memperoleh benih tersebut?


………………………………………………………………………………
………
9. Jenis pupuk apa yang Anda gunakan untuk menanam kacang hijau?
………………………………………………………………………………
………
10. Berapa jumlah pupuk yang digunakan per hektar lahan?
………………………………………………………………………………
………
11. Berapa biaya yang Anda keluarkan untuk memperoleh pupuk tersebut?
………………………………………………………………………………
………
12. . Berapa biaya yang Anda keluarkan untuk memperoleh pupuk tersebut?
………………………………………………………………………………
………
13. Berapa jumlah pestisida yang Anda gunakan selama proses penanaman per
hektar lahan?
………………………………………………………………………………
………
14. Berapa biaya yang Anda keluarkan untuk memperoleh pestisida tersebut?
………………………………………………………………………………
………
15. Berapa jumlah tenaga kerja yang bekerja pada saat pengolahan lahan
tanaman kacang hijau per hektar?
………………………………………………………………………………
………
16. Berapa jumlah tenaga kerja yang bekerja pada saat panen kacang hijau?
………………………………………………………………………………
………
17. Berapa jumlah tenaga kerja yang bekerja pada saat pasca panen?
………………………………………………………………………………
………
18. Bagaimana sistem pengupahan tenaga kerja pada usahatani kacang hijau?
………………………………………………………………………………
……..
19. Apakah ada tenaga kerja yang berasal dari luar anggota keluarga?
………………………………………………………………………………
………
70

Lampiran 2. Dokumentasi wawancara warga Tunggulrejo kecamatan Grabag


kabupaten Purworejo
71
72

Lampiran 3. Hasil penghitungan SPSS

Variables Entered/Removedb

Variables Variables
Model Entered Removed Method

1 tenaga kerja,
pestisida, pupuk,
. Enter
benih, luas
lahana

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: produksi kacang hijau

Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate

1 .998a .996 .995 30.40220

a. Predictors: (Constant), tenaga kerja, pestisida, pupuk, benih, luas


lahan

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 3015594.709 5 603118.942 652.519 .000a

Residual 12015.818 13 924.294

Total 3027610.526 18

a. Predictors: (Constant), tenaga kerja, pestisida, pupuk, benih, luas lahan

b. Dependent Variable: produksi kacang hijau


73

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 26.953 35.760 .754 .464

luas lahan -.036 .104 -.091 -.344 .736

benih 16.975 5.823 .741 2.915 .012

pupuk .911 1.322 .116 .689 .503

pestisida 27.773 14.432 .195 1.924 .076

tenaga kerja 2.967 10.930 .043 .271 .790

a. Dependent Variable: produksi kacang hijau

Anda mungkin juga menyukai