Anda di halaman 1dari 17

Oleh :

FANDHI NGERA, SP

WILAYAH BINAAN DESA PORELEA II


BALAI PENYULUHAN PERTANIAN (BPP) PIPIKORO
KECAMATAN PIPIKORO KABUPATEN SIGI
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur patut penyusun sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha
Kuasa, karena oleh rahmat dan karunia-NYA yang tak pernah surut dalam
kehidupan kita, sehingga tim penyusun dapat menyusun hingga selesai, Rencana
Kerja Tahunan Penyuluh (RKTP) pada Wilayah Binaan (WIBI) Penyuluh Pertanian
Desa Porelea II Kecamatan Pipikoro Kabupaten Sigi Tahun 2023.
Adapun pelaksanaan Rencana Kerja Tahunan Penyuluh (RKTP), yang
berdasarkan Programa Penyuluhan Pertanian yang disusun setiap tahun dalam
rangka penyelenggaraan penyuluhan pertanian memadukan aspirasi petani dan
masyarakat serta berpedoman dari potensi wilayah yang ada.
Dalam penyusunan Rencana Kerja Tahunan Penyuluh (RKTP) ini masih
jauh dari sempurna yang disebabkan oleh keterbatasan dan kekurangan
penyusun, olehnya penyusun dengan kerendahan hati menerima masukkan
berupa saran ataupun kritik untuk memperbaiki Rencana Kerja Tahunan Penyuluh
(RKTP) ini dimasa-masa mendatang, sehingga bisa lebih sempurna.
Penyusun tak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan Rencana Kerja ini, terutama Kepala Desa
Porelea II selaku Pemerintah Desa, tokoh masyarakat, para ketua kelompok tani,
ketua Gapoktan serta seluruh masyarakat Desa Porelea II.
Akhirnya semoga Rencana Kerja Tahunan Penyuluh (RKTP) ini dapat
bermanfaat, utamanya untuk peningkatan pembangunan Pertanian di Desa
Porelea II Kecamatan Pipikoro Kabupaten Sigi.

Porelea II, 10 Oktober 2022

Penyuluh Pertanian

FANDHI NGERA, SP

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL....................................................................................... i
KATA PENGANTAR........................................................................................ ii
DAFTAR ISI...................................................................................................... iii
I. PENDAHULUAN............................................................................................. 1
A. Latar Belakang.................................................................................. 1
B. Pengertian......................................................................................... 1
C. Maksud dan Tujuan........................................................................... 1
II. KEADAAN UMUM WILAYAH......................................................................... 2
A. Letak Geografi dan Topografi.................................................................... 2
B. Karakteristik Iklim dan Lahan.................................................................... 2
C. Data Tanaman Pangan, Palawija, Hortikultura dan Perkebunan............... 2
D. Sumber Daya Manusia.............................................................................. 3
E. Kelembagaan Petani (Poktan, Gapoktan dan Lainnya)............................. 4
F. Penunjang Penyuluhan............................................................................. 5
III. TUJUAN DAN MASALAH............................................................................... 6
A. Tujuan................................................................................................ 6
B. Masalah............................................................................................. 7
IV. CARA MENCAPAI TUJUAN........................................................................... 9
V. PENUTUP........................................................................................................ 10
VI. LAMPIRAN-LAMPIRAN.................................................................................. 11
- Matriks Rencana Kerja Tahunan Penyuluh Tahun 2023........................... 12

iii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai upaya dalam pelaksanaan kegiatan Penyuluhan Pertanian yang
berkelanjutan, teratur dan terencana sehinngga perlu disusun Rencana
Kegiatan yang memuat aspek-aspek mengenai beberapa hal yang dapat
dikembangkan. Perubahan Pengetahuan, Ketrampilan dan Sikap (PSK) yang
dihararapkan, tidak akan terjadi apabila tidak di dukung beberapa kegiatan
yang salah satunya dalam bentuk penyebarluasan Informasi mengenai
teknologi pertanian.
B. Pengertian
Rencana Kerja Tahunan Penyuluh (RKTP) merupakan rencana kegiatan
Penyuluh pertanian atau merupakan jadwal kegiatan yang disusun oleh
Penyuluh dalam kurun waktu yang dijabarkan dari Programa penyuluhan di
pusat, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan dan desa/kelurahan yang
menentukan hal-hal yang perlu dan dapat dipersiapkan dalam berinteraksi
dengan petani. Rencana Kerja Tahunan Penyuluh (RKTP) juga dapat disebut
sebagai pernyataan tertulis dari serangkaian kegiatan yang terukur terealistik,
bermanfaat dan dapat dilaksanakan di wilayah kerja masing-masing pada
tahun berjalan.
Adapun Rencana Kerja Tahunan Penyuluh (RKTP) dituangkan dalam
bentuk matriks yang berisi mengetahui keadaan, tujuan, masalah, sasaran,
materi, metode, lokasi, waktu, biaya, sumber biaya, penanggung jawab dan
pelaksana seperti terlampir.
C. Maksud dan Tujuan
Rencana kerja ini disusun sebagai panduan dan alat ukur pelaksanaan
Penyuluhan Pertanian pada wilayah binaan selama kurun waktu satu tahun
dengan menerapkan teknik pendekatan baik secara anjangsana kelompok,
anjangsana ke petani, Demonstrasi cara, Demonstrasi Plot, penyebaran
Leaflet/ brosur dan lain sebagainya.
Tujuan yang ingin dicapai adalah terjadinya perubahan Pengetahuan
Sikap dan Perilaku yang berdampak pada penerapan teknologi budidaya
secara baik, penanganan pasca panen yang tepat sehingga produk yang
dihasilkan memiliki daya saing di pasar dengan harga yang kompetitif.

1
II. KEADAAN UMUM WILAYAH
A. Letak Geografi dan Topografi
Desa Porelea II berada di wilayah administratif Kecamatan Pipikoro
dengan luas desa ± 11,31 km 2 yang terdiri dari 2 Dusun dan 4 RT, dengan
jarak dari Ibukota Kecamatan ± 19 km.
Adapun batas-batas administrasi wilayah Desa Porelea II adalah
sebagai berikut :
 Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Onu
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Porelea
 Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Koja
 Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Lonebasa
B. Karakteristik Iklim dan Lahan
Sebagai wilayah pegunungan yang dikelilingi oleh hutan, Desa Porelea
II memiliki iklim yang sejuk bahkan dingin pada musim penghujan terutama di
wilayah yang berada dipuncak bukit. Keadaan iklim yang demikian sangat
cocok untuk budidaya tanaman sehingga hampir semua jenis tanaman
pertanian dan perkebunan dapat tumbuh dengan baik dilahan masyarakat
kecuali jenis-jenis tanaman tertentu yang bersifat endemik.
Keadaan iklim di Desa Porelea II dipengaruhi oleh angin Utara
sehingga menyebabkan musim penghujan yang berlangsung mulai dari bulan
November sampai dengan Bulan April bahkan bervareasi sampai dengan
Bulan Juni. Hal ini dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini.
Tabel 1. Data Curah Hujan Kecamatan Pipikoro 5 tahun terakhir
Tahun 2011 2012 2013 2014 2015
Jml Jml Jml Jml Jml Jml Jml Jml Jml Jml
Bulan
Mm3 Hr Mm3 Hr Mm3 Hr Mm3 Hr Mm3 Hr
Januari 62,0 10,0 72,5 7,0 205,0 15,0 144,5 17,0 62,0 10,0
209,
Februari 487,0 18,0 8,0 172,0 11,0 210,0 11,0 487,0 18,0
0
433,
Maret 224,0 15,0 26,0 132,5 12,0 397,0 16,0 224,0 15,0
5
469,
April 487,0 25,0 25,0 233,5 17,0 217,5 18,0 487,0 25,0
5
255,
Mei 319,0 16,0 14,0 197,0 13,0 354,0 28,0 319,0 16,0
5
227,
Juni 174,0 22,0 14,0 87,5 17,0 175,0 21,0 174,0 22,0
5
Juli 149,0 16,0 35,5 18,0 140,5 12,0 127,0 18,0 149,0 16,0
195,
Agustus 257,0 19,0 20,0 128,5 10,0 274,0 30,0 257,0 19,0
5
251,
September 136,0 10,0 16,0 95,0 5,0 216,5 25,0 136,0 10,0
0
258,
Oktober 146,0 16,0 21,0 267,0 15,0 278,0 28,0 146,0 16,0
0
461,
November 249,0 18,0 24,0 181,0 14,0 352,0 26,0 249,0 18,0
0
109,
Desember 330,0 21,0 14,0 161,0 12,0 373,6 22,0 330,0 21,0
5
Sumber : Data Monografi Wilayah Kecamatan Pipikoro, Kab. Sigi

2
Berdasarkan data curah hujan tersebut diatas, maka dapat dilakukan
penanaman usahatani pertanian dan perkebunan dengan pola tanam
palawija dan hortikultura yang didukung dengan sarana irigasi perdesaan.
C. Data Tanaman Pangan, Palawija, Hortikultura dan Perkebunan
1. Bidang Tanaman Pangan, Palawija dan Hortikultura
Luas lahan Tanaman Pangan, Palawija dan Hortikultura di Wilayah
Binaan Desa Porelea II dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini :
Tabel 2. Luas Lahan Tanaman Pangan, Palawija dan Hortikultura
Luas Lahan (ha)
No. Desa Tanaman
Palawija Hortikultura
Pangan
1. Porelea II 14,8 0,50
Jumlah 14,8 0,50
Sumber : Data Monografi Desa Porelea II, 2022
2. Bidang Perkebunan
Luas lahan tanaman perkebunan di Desa Porelea II dapat dilihat
pada Tabel 3 dibawah ini :
Tabel 3. Luas Lahan Tanaman Perkebunan
Luas Lahan (Ha)
No. Desa
Kakao Kopi Kemiri Cengkeh
1. Porelea II - -
Jumlah - -
Sumber : Data Monografi Desa Porelea II, 2022
D. Sumber Daya Manusia
1. Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin
Jumlah penduduk di Desa Porelea II sampai dengan tahun 2022
dapat dilihat pada Tabel 4 dibawah ini :
Tabel 4. Data Penduduk menurut Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah
No. Desa Keterangan
Laki-laki Perempuan (orang)
1. Porelea II 241 215 456 127 KK
Jumlah 241 215 456 127 KK
Sumber : Data Monografi Desa Porelea II, 2022
2. Jumlah Penduduk menurut Umur
Jumlah penduduk berdasarkan umur di Desa Porelea II pada usia
produktif yaitu umur 20 tahun sampai dengan umur 60 tahun dapat dilihat
pada Tabel 5 berikut ini :
Tabel 5. Jumlah Penduduk menurut Umur
Umur (tahun)
No. Desa
0-20 21-40 41-60 ≥ 60
1. Porelea II 225 153 63 15
Jumlah 225 153 63 15
Sumber : Data Monografi Desa Porelea II, 2022
3. Jumlah Penduduk menurut Pendidikan
Tabel 6. Jumlah Penduduk menurut Pendidikan
Tidak
No. Desa SD SLTP SLTA D1/D2/D3 S1
Sekolah

3
1. Porelea II 170 229 30 26 - 1
Jumlah 170 229 30 26 - 1
Sumber : Data Monografi Desa Porelea II, 2022

4. Jumlah Penduduk menurut Mata Pencaharian


Tabel 7. Jumlah Penduduk menurut Mata Pencaharian
Jenis Pekerjaan
No. Desa TNI/
Petani PNS Pedagang Swasta
POLRI
1. Porelea II 104 1 - 2 3
Jumlah 104 1 - 2 3
Sumber : Data Monografi Desa Porelea II, 2022
E. Kelembagaan Petani (Poktan, Gapoktan dan lainnya)
1. Kelompok Tani (Poktan)
Kegiatan penyuluhan merupakan kegiatan sosial kemasyarakatan
ditingkat kelompok tani, sebagai wadah petani dalam proses
pembelajaran dalam pengembangan usahataninya dan untuk
meningkatkan pendapatannya.
Adapun fungsi dari kelompok tani sebagai berikut :
a) Kelas Belajar : Poktan merupakan wadah belajar mengajar bagi
anggota untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap
petani agar tumbuh dan berkembang menjadi usahatani yang mandiri
melalui pemanfaatan dan akses kepada sumber informasi dan
teknologi sehingga dapat meningkatkan produktivitas, pendapatan
serta kehidupan yang lebih baik;
b) Wahana Kerjasama : Poktan merupakan tempat untuk memperkuat
kerjasama, baik diantara sesama petani dalam poktan dan antar
poktan maupun dengan pihak lain, sehingga diharapkan usahatani
lebih efisien dan mampu menghadapi ancaman, tantangan, hambatan
serta lebih menguntungkan;
c) Unit Produksi : Usahatani masing-masing anggota poktan secara
keseluruhan merupakan satu kesatuan usaha yang dapat
dikembangkan untuk mencapai skala ekonomi usaha, dengan
menjaga kuantitas, kualitas dan kontinuitas.
Kelompok Tani (Poktan) yang ada di Desa Porelea II dapat dilihat
pada Tabel 8 dibawah ini :
Tabel 8. Daftar Nama Kelompok Tani (Poktan) di Desa Porelea II
Nama Nama Pengurus Jumlah
No.
Poktan Ketua Sekretaris Bendahara Anggota
1. Bulu Konore Sion. A Elim Aser 25
2. Ue Lama’i Matias. L Markus. W Yohanis 25
3. Bulu Pawa Gerson Oktafianus Paulus 25
4. Papada Yoksan Nelson Sumarno 25
5. Ue Holo Simon Hans Nikodemus 25
Jumlah 125

4
Sumber : Data Monografi Desa Porelea II, 2022
2. Ketenagaan Penyuluh
Tenaga Penyuluh Pertanian yang ada di Desa Porelea II
melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai Penyuluh Pertanian yang
selalu berapresiasi dengan pemerintah desa maupun pengurus Kelompok
Tani, pengurus Gapoktan maupun anggota Kelompok Tani yang ada di
Desa Porelea II.
F. Penunjang Penyuluhan
1. Kelembagaan Penunjang
Kelembagaan penunjang adalah dinas terkait dan lembaga lain
yang dapat menunjang kegiatan penyuluhan, lebih jelasnya dapat dilihat
pada Tabel 9 dibawah ini :
Tabel 9. Data Kelembagaan Penunjang di Desa Porelea II
Koperasi/ Kios
No. Desa BRI BPP Pasar
BUMDES Saprodi
1. Porelea II 1 - - - -
Jumlah 1 - - - -
Sumber : Data Monografi Desa Porelea II, 2022
2. Sarana/Fasilitas Usahatani
Fasilitas usahatani yang ada di Desa Porelea II Kecamatan Pipikoro
tahun 2022, disajikan dengan rinci pada Tabel 11 dibawah ini :
Tabel 11. Data Sarana/Fasilitas Usahatani di Desa Porelea II
Jumlah
No. Jenis Sarana/Fasilitas Keterangan
(unit)
1. Hand Tracktor 4 Roda - -
2. Hand Tracktor 2 Roda - -
3. Cultivator - -
4. Pemipil Jagung 1 Baik
5. Pemipil Multiguna - -
Jumlah 1
Sumber : Data Monografi Desa Porelea II, 2022
Fasilitas penunjang yang ada sekarang ini masih dianggap belum
mencukupi kebutuhan usahatani. Untuk memenuhi kekurangan
sarana/fasilitas usahatani ini maka dipandang perlu adanya pengadaan
dan penambahan sarana/fasilitas lainnya demi untuk menunjang
kebutuhan usahatani.

5
III. TUJUAN DAN MASALAH
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Terjadinya perubahan Pengetahuan, Ketrampilan dan Sikap yang
didukung dengan ambisi, kemampuan dan usaha yang lebih bersemangat
sehinga terlaksana penerapan sistim berusaha tani yang lebih baik, lebih
menguntungkan dan mandiri.
2. Tujuan Khusus
a) Tanaman Pangan
1) Agar 50% petani menerapkan teknologi PTT Padi Ladang
2) Untuk memotifasi petani dalam melaksanakan metode demfarm
Jagung dalam skala besar
3) Agar poktan dan gapoktan dapat mandiri dalam pengadaan benih
unnggul berlabel padi sawah melalui penagkaran disetiap desa
4) Agar minimal 20% tingkat serangan hama/penyakit tanaman padi
sawah utamanya hama penggerek batang, hama tikus dan
penyakit tungro
5) Meningkatnya pengetahuan, keterampilan dan sikap petani
tentang fungsi pupuk, kebutuhan hara tanaman, cara, waktu dan
dosis tepat pemupukan berimbang dan analisa usaha agribisnis
6) Agar 30% petani menggunakan pupuk organik/pestisida organik
padat maupun cair sesuai anjuran
7) Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap petani dalam
pemanfaatan air irigasi dan terbentuknya pengurus P3A disentra
produksi padi
8) Agar kebutuhan benih unggul disentra produksi padi ladang dapat
terpenuhi
9) Adanya peningkatan luas tanam padi ladang
10) Komponen padi ladang belum diterapkan petani
11) Agar 50% petani menerapkan teknologi PTT Jagung
12) Peningkatan penggunaan benih jagung unggul bersertifikat
ditingkat petani
13) Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap petani dalam
aplikasi pemupukan berimbang
14) Petani mau dan mampu mengorganisir kegiatan pengendali OPT
terpadu melalui poktan/gapoktan
15) Terbangunnya jalan usahatani yang memadai di desa sentra
produksi jagung
b) Hortikultura
1) Pengendalian OPT terpadu tanaman durian secara mekanis dan
biologis bagi para pelaku utama
2) Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap petani dalam
penggunaan bahan kimia untuk pengendalian hama penggerek
buah
3) Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap pelaku utama
dalam manajemen pemeliharaan rambutan
4) Pengendalian terpadu OPT Cabai

6
5) Petani/poktan/gapoktan mampu memproduksi hasil olahan buah
cabai menjadi bubuk, pasta dan saus
6) Agar 10% KWT memanfaatkan lahan pekarangan secara optimal
7) Agar 30% Petani melakukan pemupukan berimbang pada
tanaman sayuran sesuai anjuran
8) Agar minimal 15% hama/penyakit pada tanaman sayuran dapat
dikendalikan
c) Perkebunan
1) Petani mau dan mampu melakukan pengendalian OPT kaako
secara terpadu
2) Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan pelaku utama dalam
pelaksanaan PsPSP tanaman kakao
3) Maksimal 30% petani dapat melaksanakan pemupukan berimbang
pada tanaman kakao
4) Meningkatkan pengetahuan dan sikap petani utnuk peremajaan
tanaman kakao
5) 15% petani memanfaatkan limbah kulit buah kakao untuk pupuk
organik
6) Optimalisasi pemanfaatan lahan untuk budidaya tanaman kopi
lampung
7) 10% petani melakukan peremajaan tanaman kopi
8) Lahan kritis dapat ditanami kemiri
B. Masalah
1. Tanaman Pangan
a) Sulitnya memperoleh dan Mencari Benih unggul padi ladang
b) Biaya pengolahan yang relatif mahal Dan tidak mencukupinya
ketersediaan benih
c) Agar petani padi ladang menerapkan semua komponen dalam
budidaya padi ladang
d) Sikap Petani dalam menerapkan teknologi PTT Jagung masih kurang
e) Kurang tersedianya benih unggul Bersertifikat dan harga tidak
terjangkau
f) Rendahnya tingkat adopsi petani terhadap rekomendasi pemupukan
berimbang
g) Pengetahuan, keterampilan dan sikap petani dalam pengendalian
hama/penyakit pada tanaman jagung masih kurang
h) Terbatasnya modal poktan/gapoktan dalam pembiayaan pembuatan
jalan usaha tani
2. Hortikultura
a) Pengetahuan, sikap dan keterampilan petani masih rendah dalam
pengendalian OPT secara mekanis dan biologis
b) Masih rendahnya pengetahuan petani tentang efek penggunaan bahan
kimia melebihi dosis yang direkomendasikan
c) Masih rendahnya adopsi pengetahuan ditingkat pelaku utama
d) 80% petani tidak melakukan pengendalian OPT dan pasrah pada
keadaan

7
e) Keterbatasan sarana/prasarana pendukung pengolahan pasca panen
cabai dan masih rendahnya pengetahuan dan keterampilan petani
dalam penangan pasca panen cabai
f) KWT belum memanfaatkan lahan pekarangan secara optimal
g) Sikap Petani dalam melakukan pemupukan berimbang masih kurang
pada tanaman sayuran
h) Pengetahuan dan keterampilan petani dalam pengendalian
hama/penyakit pada tanaman sayuran masih kurang
3. Perkebunan
a) Keterbatasan pengetahuan, keterampilan dan sikap pelaku utama
dalam pelaksanaan pengendalian OPT secara terpadu
b) sarana/prasarana penunjang pelaksanaan PsPSP, seperti pupuk dan
peralatan pemangkasan modern
c) Pengetahuan, keterampilan dan sikap tentang teknologi pemupukan
berimbang pada tanaman kakao masih kurang
d) Kecenderungan sikap petani yang tidak mau melakukan peremajaan
dan masih rendahnya pengetahuan petani tentang bataas optimum
umur produksi kakao
e) Pengetahuan dan keterampilan petani dalam pembuatan pupuk
organik berbahan limbah kulit buah kakao
f) Petani sulit mendapatkan bibit kopi lampung
g) Pengetahuan dan sikap petani yang enggan melakukan peremajaan
tanaman
h) Rendahnya minat pelaku utama dalam berbudidaya tanaman kemiri

8
IV. CARA MENCAPAI TUJUAN
Dengan adanya beberapa keterbatasan baik sumber daya manusia yang
rata-rata berpendidikan rendah, berusaha tani secara turun temurun, kekurangan
tenaga kerja, kurangnya alat mesin pertanian dan lain sebagainya,sehingga pada
pelaksanaan budidaya pertanian mengalami beberapa kendala yang tidak bisa
cepat teratasi. Terlebih dengan adanya dukungan kelembagaan yang lemah,
petani harus berusaha sendiri melakukan pemasaran dan pembelian sarana
produksi langsung pada pedagang atau pemilik modal.
Perubahan kearah kedinamisan wilayah kerja akan terjadi apabila petaninya
aktif didukung dengan semua lembaga yang ada dengan satu misi memajukan
petani, menjadi petani sebagai subjek dan harus diberdayakan, dimotifasi,
didukung dengan segala usaha dengan bidang tugas masing-masing. Penyuluh
Pertanian hanyalah salah satu dari sekian banyak lembaga atau instansi yang
berkeinginan untuk memajukan petani dan pertanian.
Pada sektor pertanian, masalah yang ada tidak hanya pada penanganan
panen dan pasca panen yang kurang bagus, tetapi pada sistem budidayapun
masih banyak yang harus diperbaiki, belum lagi masalah pasar yang tidak kunjung
bersahabat dengan petani.
Dengan sekian banyak masalah serta kondisi wilayah yang sudah
ditampilkan pada bab-bab sebelumnya, maka dengan segala keterbatasan yang
ada pula kami menyusun rencana kerja sebagai bentuk usaha untuk ikut
membantu memecahkan masalah yang dihadapi petani.

9
V. PENUTUP
Rencana Kerja Tahunan Penyuluh (RKTP) tahun 2023 yang disusun
berdasarkan programa penyuluhan pertanian dan rencana kerja pelaksanaan
kegiatan penyuluhan yang menjadi acuan dalam melaksanakan tugas sebagai
Penyuluh pertanian.
Rencana kerja ini akan berdaya guna dan berhasil apabila semua pihak,
dalam hal ini Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
Kabupaten Sigi dapat mendukung proses pelaksanaannya, serta peran instansi
terkait khususnya Kepala Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) dan Petugas
Penyuluh setempat sangat menentukan sukses tidaknya rencana kerja ini.

10
11
MATRIKS RENCANA KERJA TAHUNAN PENYULUH (RKTP)
WILAYAH BINAAN (WIBI) DESA PORELEA II KECAMATAN PIPIKORO
KABUPATEN SIGI PROVINSI SULAWESI TENGAH PERIODE TAHUN 2023
SASARAN KEGIATAN PENYULUHAN

NO TUJUAN MASALAH PELAKU PELAKU SUMBE


PETUGAS PENANGG- PELAK-
UTAMA USAHA MATERI METODE VOL LOKASI WAKTU BIAYA R KET.
UNG JAWAB SANA
WT TT PD L P L P BIAYA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
I. TANAMAN PANGAN
a. Padi Ladang

Sulitnya memperoleh dan Laku


Agar kebutuhan benih unggul disentra Deskripsi benih 1 Februari PPL
Mencari Benih unggul padi    Penyuluhan Swadaya
Produksi padi ladang dapat terpenuhi unggul bersertifikat Kali 2023 Ka. BPP
ladang SL-PTT Kelompok Kelompok
Tani Tani
Bulu Bulu
Biaya pengolahan yang relatif Laku
Adanya peningkatan luas tanam Teknis budidaya padi 1 Konore April PPL Konore
mahal Dan tidak mencukupinya    Penyuluhan Swadaya
Padi ladang ladang Kali Ue Lama’i 2023 Ka. BPP Ue Lama’i
ketersediaan benih SL-PTT
Bulu Pawa Bulu Pawa
Papada Papada
Agar petani padi ladang Ue Holo Ue Holo
Komponen padi ladang belum Budidaya Padi 1 Mei PPL
menerapkan semua komponen    Demplot Swadaya
diterapkan petani Ladang Kali 2023 Ka. BPP
dalam budidaya padi ladang

b. Jagung

Sikap Petani dalam menerapkan SL-PTT


Agar 50% Petani menerapkan Teknologi PTT 1 Juni PPL
teknologi PTT Jagung masih    Jagung Swadaya
teknologi PTT Jagung Jagung Kali Kelompok 2023 Ka. BPP Kelompok
kurang DAU
Tani Tani
Bulu Bulu
Meningkatkan penggunaan Kurang tersedianya benih unggul LAKU
Deskripsi benih 1 Konore Juni PPL Konore
benih Jagung Unggul bersertifikat Bersertifikat dan harga tidak    Penyuluhan Swadaya
unggul jagung Kali Ue Lama’i 2023 Ka. BPP Ue Lama’i
ditingkat Petani terjangkau Demplot
Bulu Pawa Bulu Pawa
Pemupukan tanaman Papada Papada
Meningkatkan pengetahuan, Rendahnya tingkat adopsi petani LAKU Ue Holo Ue Holo
jagung dengan 1 Juni PPL
keterampilan dan sikap petani dalam terhadap rekomendasi    Penyuluhan Swadaya
prinsip tepat dosis, Kali 2023 Ka. BPP
aplikasi pemupukan berimbang pemupukan berimbang Demplot
waktu dan sasaran
Optimasi
Petani mau dan mampu Pengetahuan, keterampilan dan Lahan Kelompok Kelompok
Pengendalian hama
mengorganisir Kegiatan pengendalian sikap petani dalam pengendalian Demfarm 1 Tani Juli PPL Tani
   dan penyakit Swadaya
OPT terpadu hama/penyakit pada tanaman Demcara Kali Bulu 2023 Ka. BPP Bulu
tanaman jagung
Melalui Poktan/Gapoktan jagung masih kurang penyuluhan Konore Konore
LAKUSUSI Ue Lama’i Ue Lama’i
Terbatasnya modal Peningkatan fungsi Bulu Pawa Bulu Pawa
Terbangunnya jalan usaha tani yang Rembug
poktan/gapoktan dalam poktan dan gapoktan 1 Papada Juli PPL Papada
memadai di desa sentra produksi    tani Swadaya
pembiayaan pembuatan jalan dalam pemeliharaan Kali Ue Holo 2023 Ka. BPP Ue Holo
jagung FGD
usaha tani aset kelembagaan

12
II. Hortikultura dan Sayuran
a. Durian

Pengetahuan, sikap dan keterampilan


Pengendalian OPT terpadu tanaman Atraktan lalat LAKU
petani masih rendah dalam 1 Agustus PPL
durian secara mekanis dan biologis    buah dan teknik Penyuluhan Kelompok Swadaya Kelompok
pengendalian OPT secara mekanis Kali 2023 Ka. BPP
bagi para pelaku utama pemasangannya Demcara Tani Tani
dan biologis
Bulu Bulu
Pengendalian Konore Konore
kimiawi hama Ue Lama’i Ue Lama’i
Meningkatkan pengetahuan, Masih rendahnya pengetahuan LAKU Bulu Pawa Bulu Pawa
penggerek buah
keterampilan dan sikap petani dalam petani tentang efek penggunaan Demcara 1 Papada Agustus PPL Papada
   dengan prinsip Swadaya
penggunaan bahan kimia untuk bahan kimia melebihi dosis yang Ceramah Kali Ue Holo 2023 Ka. BPP Ue Holo
tepat dosis,
pengendalian hama penggerek buah direkomendasikan Penyuluhan
waktu dan
sasaran
d. Sayuran

LAKU Septemb
Agar 10% KWT memanfaatkan lahan KWT belum memanfaatkan lahan Pemanfaatan 1 PPL
   Penyuluhan er Swadaya
pekarangan secara optimal pekarangan secara optimal pekarangan Kali Ka. BPP
FGD Kelompok 2023 Kelompok
Tani Tani
Agar 30% Petani melakukan Sikap Petani dalam melakukan Teknologi Bulu Septemb Bulu
Demplot 1 Konore PPL Konore
pemupukan berimbang pada tanaman pemupukan berimbang masih kurang    Pemupukan er Swadaya
Penyuluhan Kali Ue Lama’i Ka. BPP Ue Lama’i
sayuran sesuai anjuran pada tanaman sayuran Berimbang 2023
Bulu Pawa Bulu Pawa
Teknologi Papada Papada
Pengetahuan dan keterampilan Ue Holo Ue Holo
Agar minimal 15% hama/penyakit pengendalian Septemb
petani dalam pengendalian SL-PHT 1 PPL
pada tanaman sayuran dapat    hama/penyakit er Swadaya
hama/penyakit pada tanaman Demcara Kali Ka. BPP
dikendalikan pada tanaman 2023
sayuran masih kurang
sayuran
III PERKEBUNAN
a. Kakao

Keterbatasan pengetahuan, LAKU,


Petani mau dan mampu melakukan Pengendalian Kelompok Kelompok
keterampilan dan sikap pelaku utama Demcara 1 Oktober PPL
pengendalian OPT kaako secara     terpadu OPT Tani Swadaya Tani
dalam pelaksanaan pengendalian Gernas Kali 2023 Ka. BPP
terpadu tanaman kakao Bulu Bulu
OPT secara terpadu Kakao
Konore Konore
Ue Lama’i Ue Lama’i
Keterbatasan sarana/prasarana Demplot, Bulu Pawa Bulu Pawa
Meningkatnya pengetahuan dan Teknis
penunjang pelaksanaan PsPSP, Demcara 1 Papada Oktober PPL Papada
keterampilan pelaku utama dalam     pelaksanaan Swadaya
seperti pupuk dan peralatan Pemutaran Kali Ue Holo 2023 Ka. BPP Ue Holo
pelaksanaan PsPSP tanaman kakao PsPSP
pemangkasan modern film

Pengetahuan, keterampilan dan sikap


Maksimal 30% petani dapat Teknik LAKU Kelompok Kelompok
tentang teknologi pemupukan 1 Oktober PPL
melaksanakan pemupukan berimbang     pemupukan Penyuluhan Tani Swadaya Tani
berimbang pada tanaman kakao Kali 2023 Ka. BPP
pada tanaman kakao tanaman kakao Demcara Bulu Bulu
masih kurang
Konore Konore
Kecenderungan sikap petani yang Ue Lama’i Ue Lama’i
Meningkatkan pengetahuan dan sikap tidak mau melakukan peremajaan LAKU Bulu Pawa Bulu Pawa
Peremajaan 1 Papada Oktober PPL Papada
petani utnuk peremajaan tanaman dan masih rendahnya pengetahuan     Penyuluhan Swadaya
tanaman kakao Kali Ue Holo 2023 Ka. BPP Ue Holo
kakao petani tentang bataas optimum umur FGD
produksi kakao

13
Kelompok Kelompok
Tani Tani
Pengetahuan dan keterampilan Bulu Bulu
Teknis pembuatan LAKU,
15% petani memanfaatkan limbah petani dalam pembuatan pupuk 1 Konore Oktober PPL Konore
    pupuk organik dari Demcara Swadaya
kulit buah kakao untuk pupuk organik organik berbahan limbah kulit buah Kali Ue Lama’i 2023 Ka. BPP Ue Lama’i
limbah kakao Kaji terap
kakao Bulu Pawa Bulu Pawa
Papada Papada
Ue Holo Ue Holo
b. Kopi
LAKU Kelompok Kelompok
Optimalisasi pemanfaatan lahan untuk Petani sulit mendapatkan bibit kopi Budidaya tanaman 1 Oktober PPL
    Penyuluh Tani Swadaya Tani
budidaya tanaman kopi lampung lampung kopi Kali 2023 Ka. BPP
an Bulu Bulu
Konore Konore
LAKU
Pengetahuan dan sikap petani yang Ue Lama’i Ue Lama’i
10% petani melakukan peremajaan Peremajaan Penyuluh 1 Oktober PPL
enggan melakukan peremajaan     Bulu Pawa Swadaya Bulu Pawa
tanaman kopi tanaman kopi an Kali 2023 Ka. BPP
tanaman Papada Papada
Demcara
Ue Holo Ue Holo
c. Kemiri
Kelompok Kelompok
Tani Tani
Bulu Bulu
Ceramah Novemb
Rendahnya minat pelaku utama Pemanfaatan lahan 1 Konore PPL Konore
Lahan kritis dapat ditanami kemiri     Penyuluh er Swadaya
dalam berbudidaya tanaman kemiri kritis Kali Ue Lama’i Ka. BPP Ue Lama’i
an 2023
Bulu Pawa Bulu Pawa
Papada Papada
Ue Holo Ue Holo

Porelea II, 10 Oktober 2022


Menyetujui, Mengetahui,
Kepala Balai Penyuluhan Pertanian Kepala Desa Porelea II Penyuluh Pertanian
(BPP) Pipikoro

MARHAM, SP YULIUS SANGO, S.SOS FANDHI NGERA, SP


NIP. 19800513 201212 1 002

14

Anda mungkin juga menyukai