SKRIPSI
Oleh
SINTA RUSDIYANA
2051811011
Oleh
SINTA RUSDIYANA
2051811011
Skripsi
Telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pertanian
Dr. Rostiar Sitorus, S.P.,M.Si Ir. Eddy Jajang Jaya Atmaja, M.M
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian
dengan judul “Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pendapatan Petani Kelapa
Sawit di Desa Malik Kecamatan Payung Kabupaten Bangka Selatan”.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan proposal penelitian ini dapat
diselesaikan atas bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak terutama orang tua
tercinta ayahanda Musinin dan Ibunda Aisah yang senantiasa memberikan
semangat dan dukungan selama proses perkuliahan dan pengerjaan proposal ini.
Pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan terima kasih dan
penghargaan yang tulus kepada :
1. Ibu Dr. Rostiar Sitorus, S.P., M.Si selaku dosen pembimbing utama, yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan serta arahan sehingga penulis
bisa menyelesaikan proposal penelitian ini.
2. Bapak Ir. Eddy Jajang Jaya Atmaja, M.M selaku dosen pendamping yang telah
meluangkan waktu memberikan arahan dan bimbingan sehingga penulis bisa
menyelesaikan proposal penelitian ini.
3. Keluarga dan teman-teman yang turut andil membantu memberikan dukungan
baik dukungan moral dan material serta dukungan semangat yang tiada henti
dalam pembuatan proposal penelitian sehingga penulis dapat
menyelesaikannya.
Penulis menyadari bahwa proposal penelitian ini belum sempurna,
sehingga penulis mengharapkan kepada pembaca untuk memberikan kritikan dan
masukkan agar proposal penelitian ini menjadi lebih baik. Akhir kata penulis
ucapkan terima kasih.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................ iii
DAFTAR ISI ...............................................................................................iv
DAFTAR TABEL .......................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. vii
I. PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................. 4
1.3. Tujuan Penelitian .................................................................................. 4
1.4. Manfaat Penelitian ................................................................................ 4
II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 5
2.1. Landasan Teori .................................................................................... 5
2.1.1. Kelapa Sawit ................................................................................ 5
2.1.2. Usahatani ..................................................................................... 7
2.1.3. Biaya Produksi ............................................................................ 11
2.1.4. Penerimaan ................................................................................. 12
2.1.5. Pendapatan.................................................................................. 13
2.1.6. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pendapatan ............................ 14
2.2. Penelitian Terdahulu .......................................................................... 20
2.3. Kerangka Pemikiran .......................................................................... 25
2.4. Definisi Operasional .......................................................................... 26
2.5. Hipotesis ............................................................................................ 27
III. METODOLOGI PENELITIAN ........................................................... 28
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 28
3.2. Metode Penelitian .............................................................................. 28
3.3. Metode Penarikan Sampel.................................................................. 28
3.4. Metode Pengumpulan Data ................................................................ 29
3.4.1. Jenis dan Sumber Data ................................................................ 29
3.4.2. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 29
3.5. Metode Analisis Data......................................................................... 30
iv
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 36
LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Luas Areal dan Produksi Perkebunan Rakyat Kelapa Sawit
Menurut Kabupaten Tahun 2020 ........................................... ........1
Tabel 2. Luas Areal dan Produksi Perkebunan Kelapa Sawit Menurut
Kecamatan Tahun 2021 ................................................................. 2
Tabel 3. Penelitian Terdahulu.................................................................... 20
Tabel 4. Rincian Tujuan dan Metode Analisis Data ................................... 30
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Skema Pengaruh Pendapatan Petani Kelapa Sawit di Desa
Malik Kecamatan Payung Kabupaten Bangka Selatan ............. 20
vii
1
I. PENDAHULUAN
lapangan pekerjaan dan memberikan pendapatan yang tinggi. Salah satu desa
yang mempunyai kawasan perkebunan kelapa sawit dan kawasan tambang timah
yaitu Desa Malik.
Berdasarkan data profil Desa Malik tahun 2020, mata pencaharian
masyarakat di Desa Malik, selain petani kelapa sawit juga di dominasi penambang
timah, karyawan pabrik, usaha mikro dan pedagang kelontong. Desa Malik
merupakan salah satu desa di Kecamatan Payung yang memiliki perusahaan
kelapa sawit atau pabrik yang berlokasikan di desa, dengan keberadaan pabrik
kelapa sawit didesa ini petani bisa lebih fokus mementingkan perkebunan
dibandingkan kegiatan tambang timah hal ini karena bisa memberikan dampak
yang baik bagi petani karena lokasi yang ditempuh untuk mengangkut hasil
produksi kelapa sawit lebih dekat dan dapat meminimalisir harga pengangkutan.
Berdasarkan observasi pendahuluan masyarakat Desa Malik, kegiatan
tambang timah saat ini lebih mendominasi sebagai sumber pendapatan petani
kelapa sawit dimana harga timah terus meningkat sejak tahun 2021. Menurut data
BPS (2017), jumlah produksi bijih timah di Kabupaten Bangka Selatan pada tahun
2016 yaitu 1.490,65 ton sn mengalami penurunan dari tahun sebelumnya
sedangkan jumlah produksi terbesar yaitu pada tahun 2014 sebesar 11.608,56 ton
sn. Permasalahan yang saat ini terjadi yaitu petani kelapa sawit yang mempunyai
perkebunan kelapa sawit lebih mementingkan pada kegiatan tambang timah
sehingga terdapat perkebunan kelapa sawit yang kekurangan dalam segi
perawatan, pemupukan dan pemelihaaran tanaman kelapa sawit hal ini sangat
berpengaruh pada pendapatan petani. Menurut Lubis (2018), untuk menghasilkan
produksi kelapa sawit yang maksimal dilakukan dengan peningkatan pemeliharan
di lapangan dengan penerapan teknologi budidaya yang baik memegang peranan
penting dalam pencapaian peningkatan produksi dan produktivitas kelapa sawit.
Konsep ini sejalan dengan teori trade off, trade off merupakan situasi dimana
seseorang harus membuat keputusan terhadap dua hal atau lebih untuk
mengorbankan atau kehilangan suatu aspek dengan alasan tertentu untuk
memperoleh aspek lain dengan kualitas yang berbeda sebagai pilihan yang
diambil (Elistia, 2017).
4
2.1.2. Usahatani
Menurut Suratiyah (2015), pertanian adalah kegiatan seseorang yang
berhubungan dengan proses produksi untuk menghasilkan bahan-bahan yang
dibutuhkan oleh manusia dan berasal dari tumbuhan ataupun hewan yang disertai
dengan usaha untuk memperbaharui, memperbanyak dan mempertimbangkan
faktor ekonomis. Sehingga ilmu yang mempelajari kegiatan manusia dalam
melakukan kegiatan pertanian disebut ilmu usahatani.
Menurut Soekartawi (1995) dalam Saeri (2018), ilmu usahatani membahas
bagaimana seorang petani mengalokasikan sumberdaya yang mereka miliki secara
efektif dan efisien dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan yang tinggi pada
waktu tertentu. Penggunaan input dapat dikatakan efektif ketika petani dapat
mengalokasikan input yang mereka gunakan sebaik-baiknya, dikatakan efisien
apabila output yang mereka hasilkan lebih besar dari input yang mereka gunakan.
Menurut Prawirokusumo (1990) dalam Saeri (2018), ilmu usahatani adalah
ilmu terapan yang mempelajari tentang penggunaan sumberdaya secara efesien
pada suatu usaha pertanian, perikanan atau peternakan. Beberapa sumberdaya
yang digunakan dalam pertanian yaitu lahan, tenaga kerja, modal dan manajemen.
Dari beberapa definisi yang telah dijelaskan di atas dapat disimpulkan
bahwa usahatani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana mengalokasikan
sumberdaya (lahan, tenaga kerja, modal dan manajemen) yang dimiliki petani
untuk memperoleh keuntungan yang maksimal (Saeri, 2018).
a. Sistem Usahatani
Menurut Shinta (2011) dalam Saeri (2018), ilmu usahatani adalah suatu
upaya penelaahan tritunggal antara lain manusia, tanaman dan hewan sehingga
8
ilmu usahatani berkaitan dengan beberapa aspek yaitu aspek sosial (manusia),
kimia, fisika (lahan) dan budidaya (tanaman, tumbuhan). Sistem usahatani dapat
dikelompokkan sebagai berikut:
1. Sistem penggunaan lahan.
Sistem penggunaan lahan merupakan suatu sistem dalam usahatani dimana
petani menggunaan lahan untuk melakukan kegiatan penanaman terhadap
tanaman seperti menanam padi, menanam cabe dan lain-lain
2. Sistem produksi ternak
Pada sistem kedua ini petani menggunakan lahannya untuk beternak atau
memelihara hewan baik hewan ternak maupun ikan
3. Sistem rumah tangga
Petani pada sistem ini para petani tidak melakukan kegiatan pertanian (off
farm) mereka melakukan usaha diluar kegiatan pertanian. Hal ini dikarenakan
setiap petani memiliki karakteristik yang berbeda sehingga kegiatan usahatani
yang mereka lakukan relatif berbeda sesuai karakter dan keinginan masing masing
petani.
b. Faktor-Faktor Dalam Usahatani
Menurut Suratiyah (2015), faktor-faktor yang bekerja dalam usahatani adalah
faktor alam, tenaga, dan modal. Alam merupakan faktor yang sangat menentukan
usahatani, sampai dengan tingkat tertentu manusia telah berhasil memengaruhi
faktor alam. Namun demikian, pada batas selebihnya faktor alam adalah penentu
dan merupakan sesuatu yang harus diterima apa adanya. Berikut faktor yang
bekerja dalam usahatani yaitu :
1. Faktor Iklim
Iklim sangat menentukan komoditas yang akan diusahakan, baik
tanaman maupun ternak. Komoditas yang diusahakan harus cocok dengan
iklim setempat agar produktivitasnya tinggi dan memberikan manfaat yang
lebih baik bagi manusia. Iklim juga berpengaruh pada cara mengusahakan
serta teknologi yang cocok dengan iklim tersebut. Faktor iklim juga dapat
mempengaruhi penggunaan teknologi dalam usahatani. Iklim di Indonesia,
pada musim hujan khususnya memiliki pengaruh pada jenis tanaman yang
9
akan ditanam, teknik bercocok tanam, pola pergiliran tanaman, jenis hama
dan jenis penyakit.
Petani atau produsen akan menghasilkan produktivitas usahatani yang
tinggi apabila mereka dapat mengaloksikan sumberdaya dengan seefisien dan
seefektif mungkin. Faktor produksi usahatani memiliki kemampuan yang
sangat terbatas untuk berproduksi secara berkelanjutan, namun nilai
produktivitas dapat ditingkatkan apabila dengan pengelolaan yang sesuai.
2. Faktor Tanah
Tanah merupakan faktor produksi yang penting karena tanah
merupakan tempat tumbuhnya tanaman, ternak, dan ushatani keseluruhannya.
Tanah merupakan faktor produksi yang istimewa karena tanah tidak dapat
diperbanyak dan tidak dapat berubah tempat. Tentu saja faktor tanah tidak
terlepas dari pengaruh alam sekitarnya yaitu sinar matahari, curah hujan,
angin, dan sebagainya.
3. Kemajuan Teknologi Mengatasi Faktor Alam
Dengan kemajuan teknologi dan keuletan, keadaan tanah apapun dapat
diatasi. Beberapa contoh usahatani yang dilakukan dengan memanfaatkan
kemajuan teknologi yang ditemukan secara umum dapat menyediakan lahan-
lahan yang mempunyai kondisi ekstrim misalnya tanah pasiran, lahan
gembur, dan pantai pasang surut menjadi lahan-lahan pertanian yang subur
untuk digunakan sebagai usahatani. Demikian juga teknologi untuk
menemukan jenis-jenis tanaman dengan karakteristik yang diinginkan yang
dapat ditanam di berbagai jenis tanah atau di berbagai iklim atau kondisi
lingkungan.
c. Tenaga Kerja dalam Usahatani
Menurut Suratiyah (2015), tenaga kerja adalah salah satu unsur penentu,
terutama bagi usaha tani yang sangat tergantung musim. Kelangkaan tenaga kerja
berakibat mundurnya penanaman sehingga berpengaruh pada pertumbuhan
tanaman, produktivitas dan kualitas produk. Tenaga kerja adalah energi yang
dikeluarkan pada suatu kegiatan untuk menghasilkan suatu produk. Jenis tenaga
kerja dalam usahatani dapat dibedakan menjadi tiga yaitu: manusia, hewan dan
mesin. Tenaga kerja manusia terdiri dari tenaga kerja laki-laki dan wanita. Tenaga
10
meskipun tingkat kegiatan dalam perusahaan meningkat. Biaya tetap ini dibagi
menjadi dua, yaitu:
1. Commited fixed cost yaitu jenis biaya yang berhubungan dengan investasi,
perlengkapan dan struktur orgasinisasi dalam perusahaan,
2. descretionary fixed cost (biaya tetap diskresi) yaitu biaya yang muncul dari
keputusan tahunan manejemen yang digunakan untuk membelanjakan biaya
tertentu, misalnya biaya iklan dan biaya pengembangan (Rangkuti, 2012).
Sedangkan biaya variabel biaya variabel yaitu biaya yang jumlahnya berubah-
ubah sesuai dengan kegiatan produksi yang dilakukan. Volume kegiatan dengan
jumlah biaya dalam variabel cost mempunyai hubungan yang sejajar, artinya
apabila suatu kegiatan dalam perusahaan meningkat maka biaya yang dikeluarkan
oleh perusahaan juga akan meningkat, begitu pula sebaliknya apabila kegiatan di
suatu perusahaan menurun maka biaya yang dikeluarkan jumlahnya kecil. Biaya
variabel terbagi menjadi dua, yaitu:
1. enginereed variable cost (biaya variabel yang direncanakan) adalah biaya yang
mempunyai hubungan yang eksplisit, jelas dengan pengukuran yang dipilih.
2. descretionary variabel cost (biaya variabel diskresi) adalah biaya yang berubah
sesuai dengan perubahan volume kegiatan (Rangkuti, 2012). Biaya dalam
usahatani terbagi atas biaya tunai dan biaya yang diperhitungkan. Biaya tunai
adalah biaya yang dibayarkan dengan uang secara tunai, seperti biaya pembelian
sarana produksi, pembelian bibit, pembelian pupuk dan obat-obatan. Biaya yang
diperhitungkan adalah biaya yang digunakan untuk menghitungkan berapa
pendapatan yang diperoleh petani serta modal petani yang digunakan, contoh dari
biaya tersebut adalah biaya tenaga kerja, biaya penyusutan alat-alat pertanian dan
biaya sewa lahan (Faisal, 2015).
2.1.4. Penerimaan
Penerimaan dalam usahatani adalah total pamasukan yang diterima oleh
produsen atau petani dari kegiatan produksi yang sudah dilakukan yang telah
menghasilkan uang yang belum dikurangi oleh biaya-biaya yang dikeluarkan
selama produksi (Husni, et al., 2014).
Menurut Ambarsari et al. (2014) penerimaan adalah hasil perkalian antara
hasil produksi yang telah dihasilkan selama proses produksi dengan harga jual
13
produk. Penerimaan usahatani dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: luas
usahatani, jumlah produksi, jenis dan harga komoditas usahatani yang di
usahakan. Faktor-faktor tersebut berbanding lurus, sehingga apabila salah satu
faktor mengalami kenaikan atau penurunan maka dapat mempengaruhi
penerimaan yang diterima oleh produsen atau petani yang melakukan usahatani.
Semakin besar luas lahan yang dimiliki oleh petani maka hasil produksinya akan
semakin banyak, sehingga penerimaan yang akan diterima oleh produsen atau
petani semakin besar pula (Sundari, 2011).
2.1.5. Pendapatan
Pendapatan merupakan salah satu unsur yang paling utama dari
pembentukan laporan laba rugi dalam suatu perusahaan. Banyak yang bingung
mengenai istilah pendapatan. Hal ini disebabkan pendapatan dapat diartikan
sebagai revenue dan dapat juga diartikan sebagai income, maka income dapat
diartikan sebagai penghasilan dan kata revenue sebagai pendapatan penghasilan
maupun keuntungan. Pendapatan penting bagi setiap orang dalam usaha
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Makin tinggi tingkat pendapatan seseorang
makin banyak pula kebutuhan hidup sehari-hari yang dapat terpenuhi. Oleh karna
itu maka setiap Negara akan berusaha meningkatkan pendapatan masyarakat
karena secara tidak langsung akan mempengaruhi pendapatan nasional (Setiawan,
2012).
Dalam operasi usahatani, petani akan menerima penerimaan dan
pendapatan usahataninya. Penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi
dengan harga. Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan semua
biaya. Dalam menghitung penerimaan perlu diperhatikan keseragaman
pemanenan, frekuensi penjualan dan harga jual serta waktu penerimaan.
Pendapatan atau laba adalah selisih dari total penerimaan dikurangi dengan total
biaya, atau dapat ditulis sebagai :
Pd = TR – TC
TR = P x Q
TC = FC + VC
Keterangan :
Pd : Pendapatan/Laba
14
TR : Total Penerimaan
TC : Total Biaya
P : Harga
Q : Jumlah Produksi
VC : Biaya Variabel
FC : Biaya Tetap
Secara umum pendapatan diartikan sebagai balas jasa faktor-faktor
produksi kerja, modal dan alam dari kegiatan tertentu dengan cara mengurangi
berbagai biaya yang dikeluarkan dari nilai produksi. Pendapatan juga merupakan
hal yang paling mendasari seseorang melakukan suatu pekerjaan. Hal ini
menandakan bahwa suatu usaha memang layak untuk diperjuangkan dan
dipertahankan karena bisa menghasilkan pendapatan bagi kehidupan pekerjanya.
Pendapatan dikatakan stabil bagi perekonomian seseorang apabila jumlahnya
lebih besar dari pengeluaran harian orang tersebut (Rahim , 2012).
Penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh
dengan harga jual produk. begitu juga untuk sistem tanam polikultur atau lebih
dari satu jenis tanaman dalam satu lahan maka penerimaannya yaitu jumlah dari
seluruh penerimaan yang di dapat dari masing masing komoditi yang ditanam.
Biaya usahatani adalah biaya yang dikeluarkan dalam usahatani, biasanya
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap
(variable cost). Biaya tetap (fixed cost) yaitu biaya yang jumlahnya relatif tetap
dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Jadi
besarnya biaya tetap ini tidak tergantung pada besar-kecilnya produksi yang
diperoleh. Contoh biaya tetap antara lain : biaya sewa lahan, pajak, alat pertanian,
penyusutan, iuran irigasi. Biaya tidak tetap (variable cost) adalah biaya yang
berubah apabila luas usahanya berubah, biaya ini ada apabila ada sesuatu barang
yang diproduksi. Contoh biaya tidak tetap antara lain : biaya bibit, pupuk,
pestisida dan upah tenaga kerja. Jumlah dari kedua biaya tersebut dikenal dengan
biaya total (Total Cost) (Soekartawi, 1995 dalam Subarno, 2021).
2.1.6. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pendapatan Petani
Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan petani berdasarkan
penelitian terdahulu adalah sebagai berikut :
15
1. Luas lahan
Luas penguasaan lahan pertanian merupakan sesuatu yang sangat penting
dalam proses produksi ataupun usaha tani dan usaha pertanian. Dalam usaha tani
misalnya pemilikan atau penguasaan lahan sempit sudah pasti kurang efisien
dibanding lahan yang lebih luas. Semakin sempit lahan usaha, semakin tidak
efisien usaha tani dilakukan. Kecuali bila suatu usaha tani dijalankan dengan tertib
dan administrasi yang baik serta teknologi yang tepat (Juanda, 2018).
2. Harga jual
Harga jual merupakan faktor yang tidak kalah pentingnya dalam
mempengaruhi besar kecilnya pendapatan petani. Menurut (Kotler dalam
Simamora, 2001) menyatakan harga adalah nilai yang dipertukarkan konsumen
untuk suatu manfaat atas pengkonsumsian, penggunaan dan kepemilikan barang
atau jasa. Harga tidak selalu berbentuk uang, akan tetapi harga juga dapat
berbentuk barang, tenaga dan waktu (Juanda, 2018).
3. Produksi
Produksi adalah kegiatan pemanfaatan atau pengalokasian faktor produksi
dengan tujuan menambah kegunaan atau menghasilkan barang dan atau jasa untuk
memenuhi kebutuhan manusia. Kegunaan atau faedah (utility) suatu barang dan
atau jasa adalah kemampuan barang dan jasa untuk dapat memenuhi kebutuhan
manusia (Karmini, 2018).
Berdasarkan pengertian produksi tersebut, terdapat dua konsep mengenai
kegiatan produksi antara lain: 1. Kegiatan menghasilkan barang dan jasa:
pengertian produksi dalam arti menghasilkan barang dan jasa adalah
menghasilkan barang ataupun jasa yang belum ada sehingga bertambah
jumlahnya atau dapat dengan memperbesar ukurannya. Contohnya adalah usaha
pertanian, peternakan dan perikanan. 2. Kegiatan menambah nilai guna barang
dan jasa: pengertian kegiatan produksi dalam arti menambah nilai guna barang
dan jasa adalah kegiatan yang dilakukan guna menambah nilai guna barang dan
jasa menjadi lebih tinggi. Contohnya adalah minyak makan yang di buat dari
kelapa sawit dan lain-lain sebagainya (Munthe, 2018).
16
4. Persemaian
5. Peliharaan
6. Panen
7. Pengangkutan hasil
8. Penjualan hasil
Tenaga kerja merupakan faktor produksi insani yang secara langsung
maupun tidak langsung menjalankan kegiatan produksi. Dalam faktor produksi
tenaga kerja, terkandung unsur fisik, pikiran, serta kemampuan yang dimiliki oleh
tenaga kerja. Oleh karena itu, tenaga kerja dapat dikelompokan berdasarkan
kualitas (kemampuan dan keahlian) dan berdasarkan sifatnya (Saeri, 2018).
Tenaga kerja manusia dapat dibedakan menjadi tenaga kerja dalam
keluarga dan tenaga kerja di luar anggota keluarga. Tenaga kerja di dalam
keluarga adalah tenaga kerja yang masih anggota keluarga, misalnya ayah, ibu dan
anak-anak. Tenaga kerja di dalam keluarga umumnya tidak mendapatkan upah.
Sedangkan tenaga kerja di luar keluarga adalah tenaga kerja yang mendapatkan
upah atas hasil kerjanya. Pembayaran upah tenaga kerja tersebut dapat harian atau
borongan, dapat berbentuk uang ataupun hasil panen (Shinta, 2011).
6. Pengalaman Usahatani
Pengalaman usahatani adalah proses belajar dalam penerapan teknologi
yang dikembangkan. Pengalaman usahatani yang tidak mencerminkan responden
mnerapkan teknologi melainkan hanya mengandalkan pengalaman turun temurun.
Menurut Soekartawi (2003) pengalaman seseorang dalam berusahatani
berpengaruh dalam menerima iniovasi dari luar. Petani yang sudah lama bertani
akan lebih mudah menerapkan inovasi dari pada petani pemula atau petani baru.
Menurut Shinta (2011) dalam Saeri (2018), pengelolaan usahatani adalah
kemampuan petani dalam merencanakan, mengorganisir, mengarahkan,
mengkoordinasikan dan mengawasi faktor produksi yang dikuasai/dimiliknya
sehingga mampu memberikan produksi seperti yang diharapkan. Modernisasi dan
restrukturisasi produksi tanaman pangan yang berwawasan agribisnis dan
berorientasi pasar memerlukan kemampuan manajemen usaha yang profesional.
Oleh sebab itu, kemampuan manajemen usahatani kelompok tani perlu didorong
dan dikembangkan mulai dari perencanaan, proses produksi, pemanfaatan potensi
18
pasar, serta pemupukan modal/investasi. Menurut Dewi (2017) petani yang sudah
lama bertani akan mudah menerapkan teknologi dari pada petani pemula, karena
pengalaman yang lebih banyak menyebabkan petani mudah mengambil
keputusan. Semakin lama pengalaman bertani yang dimiliki oleh petani maka
cenderung memiliki keterampilan tertinggi.
7. Tingkat Pendidikan
Menurut Muttakin (2014), pendidikan merupakan salah satu syarat
memperlancar dalam pembangunan pertanian, keterbatasan pendidikan yang
dimiliki seseorang dapat menjadi kendala pembangunan yaitu terdapat cara
berpikir serta mengambil keputusan petani yang berpendidikan tinggi akan lebih
rasional dalam berpikir dibandingkan dengan petani yang berpendidikan rendah.
8. Keanggotaan Kelompok Tani
Keberadaan organisasi petani merupakan komponen penting dalam
pembangunan pertanian. Petani yang berada dalam organisasi formal memiliki
posisi sebagai subyek sekaligus obyek pembangunan. Petani dapat berperan turut
meningkatkan produksi pertanian, meningkatkan kesejahteraan petani, memerangi
kemiskinan, memperbaiki degradasi sumber daya alam, meningkatkan
keterlibatan perempuan, serta juga kesehatan, pendidikan, dan sosial politik
(Syahyuti et al., 2014).
Pembangunan kelembagaan petani sebagai upaya peningkatan pengelolaan
suberdaya pertanian perlu dilandasi pemikiran bahwa :
a. Proses pertanian memerlukan sumberdaya manusia tangguh yang didukung
infrastruktur, peralatan, kredit, dan sebagainya
b. Pembangunan kelembagaan petani lebih rumit daripada manajemen
sumberdaya alam karena memerlukan faktor pendukung dan unit-unit produksi.
c. Kegiatan pertanian mencakup tiga rangkaian: penyiapan input, mengubah input
menjadi produk dengan usaha tenaga kerja dan manajemen, dan menempatkan
output menjadi berharga.
d. Kegiatan pertanian memerlukan dukungan dalam bentuk kebijakan dan
kelembagaan dari pusat hingga lokal.
e. Kompleksitas pertanian, yang meliputi unit-unit usaha dan kelembagaan, sulit
mencapai kondisi optimal (Anantanyu, 2011).
19
Hasil penelitian terdahulu merupakan referensi bagi peneliti untuk melakukan penelitian ini. Dalam penelitan tersebut
terdapat kesamaan variabel dependen yang sejenis. Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini adalah:
Tabel 3. Penelitian Terdahulu
No Nama dan Judul Penelitian Metode Analisis Data Hasil Penelitian
Nama : Ajang Juanda (2018) Metode pengambilan sampel : Hasil penelitian :
1. Judul penelitian : Teknik pengambilan sampel responden 1. Hasil menunjukkan bahwa
Analisis Faktor-Faktor yang dilakukan dengan teknik simple random variabel biaya produksi, harga
Mempengaruhi Pendapatan Petani Kelapa sampling. jual dan luas lahanberpengaruh
Sawit di Desa Karossa Kecamatan Metode pengumpulan data : secara signifikan terhadap
Karossa Kabupaten Mamuju Tengah Penelitian ini menggunakan teknik variabel pendapatan petani
Sulawesi Barat observasi, kuesioner, wawancara serta kelapa sawit(melalui uji F).
Tujuan penelitian : dokumentasi. 2. Dan dari hasil uji parsial (uji
Untuk mengetahui Analisis Faktor-Faktor Metode analisis data : t)menunjukan bahwa variable
Yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Uji kualitas data menggunakan uji biaya produksi, harga jual dan
Kelapa Sawit Di Desa Karossa validitas dan reliabilitas. Metode luas lahan berpengaruh secara
KecamatanKarossa Kabupaten Mamuju analisis yang digunakan adalah analisis signifikan terhadap variabel
Tengah. regresi berganda, uji F ( Uji simultan), pendapatan petani kelapa sawit
uji t (uji parsial), dan uji koefisien sehingga hipotesis pada
determinasi. penelitiaan ini dapat diterima
21
Biaya Produksi
Pendapatan
Keterangan :
: Melakukan : Menghasilkan
: Mempengaruhi
Gambar 1. Skema Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pendapatan Petani Kelapa
Sawit di Desa Malik Kecamatan Payung
.
26
Populasi dalam penelitian ini yaitu petani kelapa sawit yang berada di
Desa Malik sebanyak 374 orang, dimana dalam penentuan sampel diambil petani
yang mempunyai usahatani kelapa sawit yang sudah berproduksi. Dalam
penelitian ini menggunakan penentuan ukuran sampel penelitian menurut (Gay &
Diel, 1992), apabila penelitian yang sedang dikerjakan merupakan penelitian
deskriptif, maka ukuran sampel sekurang-kurangnya adalah sebesar 10% dari total
populasi. Jumlah sampel dalam penelitian ini 10 persen dari 374 sebanyak 37
orang. Menurut Baley dalam Mahmud (2011) untuk penelitian yang menggunakan
analisis data statistik ukuran sampel paling minimum yaitu 30 sampel.
29
sekunder.
1. Data primer
Menurut Sugiyono (2018) data primer yaitu sumber data yang langsung
memberikan data kepada pengumpul data. Data primer dalam penelitian ini yaitu
data petani kelapa sawit berupa data identitas petani, data usahatani petani kelapa
sawit dan data pendapatan petani kelapa sawit di Desa Malik Kecamatan Payung
Kabupaten Bangka Selatan.
2. Data Sekunder
Menurut Sugiyono (2012) data sekunder adalah sumber data yang diperoleh
dari membaca, mempelajari, dan memahami melalui media lain yang bersumber
dari literatur, buku-buku, serta dokumen. Data sekunder yang dikumpulkan antara
lain gambaran umum daerah penelitian, data demografi, data luas areal dan
produksi petani kelapa sawit. Data sekunder diperolah dari instansi terkait, seperti
Badan Pusat Statistik, Profil Desa , Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Desa,
serta media internet yang sesuai dengan penelitian.
2. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan memberikan atau
menyebarkan daftar pertanyaan tertulis kepada responden dengan harapan
responden memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut (Sugiyono, 2014).
Dalam penelitian ini menggunakan angket kuesioner terbuka. Kuesioner
terbuka merupakan sejumlah pertanyaan yang disusun sedemikian rupa sehingga
responden dapat memberikan respon sesuai dengan kehendak, keadaanya, maupun
pendapatnya (Purwanto, 2011).
2.5. Metode Analisis Data
Metode analisis data pada penelitian ini dilakukan secara kuantitatif. Data
yang telah diolah kemudian dianalisis berdasarkan tujuan penelitian. Pengolahan
data pada penelitian ini menggunakan program microsoft excel dan program SPSS
23 (Statistik poduct and Service Solution).
Tabel 4. Rincian Tujuan dan Metode Analisis Data
No Tujuan Penelitian Jenis Data Metode Analisis
1 Menghitung besar pendapatan Primer Deskriptif
petani kelapa sawit di Desa Malik Kuantitatif
2 Mendeskripsikan faktor-faktor Primer dan Regresi Linear
yang memengaruhi pendapatan Sekunder Berganda
petani kelapa sawit di Desa Malik
Tujuan penelitian yang pertama yaitu untuk menghitung berapa besar
pendapatan petani kelapa sawit di Desa Malik dengan metode analisis data secara
deskriptif kuantitatif dengan perhitungan matematika sederhana untuk
menghitung pendapatan.
Pd = TR – TC
TR =P×Q
TC = FC + VC
Keterangan :
Pd = Pendapatan petani kelapa sawit P = Harga
3 bulan terakhir pada tahun 2022. Q = Jumlah Produksi
TR = Total Penerimaan FC = Biaya Tetap
TC = Total Biaya VC = Biaya Variabel
31
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam metode regresi
variabel independen dan variabel dependen keduanya mempunyai hubungan yang
normal (Ghozali, 2016). Tujuan dari uji normalitas adalah untuk mengetahui
normal atau tidaknya suatu data. Uji normalitas menjadi hal penting karena salah
satu syarat pengujian parametric-test (uji parmetrik) adalah data harus terdistibusi
normal. Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut :
Angka signifikansi (Sig) > 0,05 menunjukan data terdistribusi normal.
Angka signifikansi (Sig) < 0,05 menunjukan data tidak terdistribusi normal
(Haryandi dan Winda, 2011)
2. Uji Multikolenieritas
Tujuan dari uji multikolinieritas adalah untuk mengetahui apakah hubungan
antara variabel bebas memiliki masalah multikolinieritas (gejala multikolinieritas)
atau tidak. Multikorelasi adalah korelasi yang sangat tinggi atau sangat rendah
yang terjadi pada hubungan diantara variabel bebas. Kriteria pengujian pengujian
adalah sebagai berikut :
Nilai VIF (Variance Inflation Factor) < 10, maka tidak terjadi gejala
multikolinieritas
Nilai VIF (Variance Inflation Factor) > 10, maka terjadi gejala multikolinieritas
(Haryandi dan Winda, 2011).
Menurut Santoso (2012), rumus yang digunakan untuk mengetahui apakah
nilai VIF terdapat gejala atau tidak yaitu sebagai berikut
𝟏 𝟏
VIF = 𝐓𝐨𝐥𝐞𝐫𝐚𝐧𝐜𝐞 atau Tolerance = 𝐕𝐈𝐅
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas merupakan uji untuk mengetahui apakah dalam
sebuah model regresi dalam penelitian terjadi ketidaksamaan varian dari residual
yang diamati. Beberapa cara untuk melihat indikasi heteroskedastisitas, yaitu:
dengan melihat scatterplot serta dapat menggunakan uji gletsjer, uji park, dan uji
white (Haryadi & Winda, 2011).
4. Uji Autokorelasi
Menurut Ghozali (2016) uji autokorelasi adalah uji yang tujuannnya untuk
mengetahui apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan
33
Dimana
r2 = Koefisien determinasi
k = Jumlah variabel independent
n = Jumlah anggota data atau kasus
35
Tata letak yang dimiliki oleh Desa Malik cukup strategis karena cukup
dekat dengan pusat pemerintahan kecamatan Payung namun untuk menempuh ibu
kota Kabupaten Bangka Selatan dengan jarak 103 Km dari desa membutuhkan
waktu cukup lama, akan tetapi jika kearah ibu kota Provinsi cukup dengan waktu
satu jam. Letak orbitasi atau tataletak Desa Malik dapat dilihat pada tabel 6.
37
2. Sarana Kesehatan
Jaminan kesehatan yang lebih baik dari pemerintah daerah diharapkan bisa
memberikan dampak positif terhadap kualitas sumber daya manusia, kemudian
pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas yang menunjang kesejahteraan
penduduk. Berdasarkan data yang diperoleh dari profil desa sarana kesehatan yang
tersedia di Desa Malik sudah cukup memadai untuk melayani kesehatan
masyarakat desa. Keberadaan sarana kesehatan di Desa Malik tentunya sangat
bermanfaat bagi masyarakat Desa Malik. Untuk mengetahui sarana kesehatan apa
saja yang tersedia di Desa Malik dapat dilihat pada tabel 11.
Tabel 11. Sarana Kesehatan di Desa Malik Tahun 2021
No Sarana Jumlah (Unit)
1. Puskesmas Pembantu 1
2. Posyandu 1
3. Rumah Bersalin 1
(Sumber: Profil Desa Malik, 2021)
Berdasarkan tabel 11, dapat dilihat bahwa sarana kesehatan yang tersedia
di Desa Malik yaitu puskesmas pembantu yang terletah ditengah-tengah desa
terdapat 1 unit, sarana posyandu yang terletak dipeghujung desa 1 unit dan rumah
bersalin yang berada di tengah-tengah desa 1 unit dengan keberadaan sarana
kesehatan tersebut cukup membantu dalam pelayanan kesehatan masyarakat.
3. Sarana Peribadatan
Tempat ibadah merupakan tempat yang digunakan oleh umat beragama
untuk beribadah menurut ajaran kepercayaannya. Oleh karena mayoritas
penduduk Desa Malik memeluk agama islam dengan terbuktinya keberadaan
masjid yang ada di Desa Malik, dengan keberadaan masjid tersebut masyarakat
dapat memperluas ilmu agama dan memberikan kesempatan bagi penduduk luar
daerah untuk beribadah dimasjid tersebut.
41
membuat petani lebih memiliki kualitas yang tinggi sehingga dengan memiliki
kualitas tersebut dapat bekerja dengan produktif. Tingkat pendidikan responden
dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 13.
Tabel 13. Tingkat Pendidikan Terakhir Responden di Desa Malik Tahun 2022
No Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%)
1. Tidak Sekolah 1 2,70
2. Tidak Tamat SD 17 45,94
3. Tamat SD 8 21,62
4. Tamat SMP 5 13,51
5. Tamat SMA 4 10,81
6. Diploma 2 5,40
Jumlah 37 100
(Sumber: Olahan data primer, 2022).
Pemupukan dilakukan secara bertahap ada yang dilakukan dalam 1 tahun 2 kali
pemupukan, ada yang dalam 3 bulan 1 kali pemupukan dan dalam 4 bulan
dilakukan 1 kali pemupukan. Dosis pupuk yang diberikan juga berbeda-beda hal
ini dikarenakan faktor biaya yang kurang memadai, dari hasil penelitian dengan
melakukan wawancara alasan kenapa pemupukan yang dilakukan 1 tahun 2 kali
karena untuk meminimalisis biaya yang dikeluarkan.
Tenaga kerja yang digunakan petani di Desa Malik beragam ada yang
menggunakan tenaga kerja luar keluarga daan tenaga kerja dalam keluarga.
Tenaga kerja yang digunakan berdasarkan luas lahan yang dikelola, semakin luas
laham maka semakin banyak jumlah tenaga kerja yang digunakan, akan tetapi
bagi petani yang memiliki luas lahan yang terbatas hanya menggunakan tenaga
kerja yang berasal dari anggota keluarganya sendiri (Ridha, 2017).
Kelapa sawit umumnya sudah mulai berproduksi pada usia tanaman
minimal 3 tahun, dalam satu bulan petani kelapa sawit melakukan kegiatan
pemanenan sebanyak 2 kali masa panen. Hasil panen rata-rata dengan luas lahan 1
Ha dalam 1 kali panen dapat diprediksi oleh petani kelapa sawit sekitar 700 kg
jika umur kelapa sawit sudah diatas 3 tahun. Hasil panen dapat berupa tandan
buah segar dijual melalui tengkulak dan pabrik kelapa sawit, harga yang diterima
petani kelapa sawit berbeda-beda tergantung kualitas TBSnya jika melalui
tengkulak, para tengkulak mengsortir TBS tersebut biasanya untuk usia kelapa
sawit yang masih muda atau yang baru mulai berproduksi berbeda kualitasnya
dengan kelapa sawit yang sudah pada masa panen raya sehingga harga yang
diterima setiap petani berbeda-beda. Harga yang diterima petani kelapa sawit pada
bulan Januari hingga Maret berdasarkan hasil penelitian dengan wawancara
langsung kepada petani yaitu beragam mulai dari Rp2.500-Rp3.600 perkilogram.
4.2.2. Biaya Produksi
Biaya produksi merupakan biaya yang dikeluarkan petani untuk memenuhi
kebutuhan produksi dapat berupa barang dan jasa (Wanda, 2015). Biaya yang
dikeluarkan petani kelapa sawit di Desa Malik meliputi biaya variabel dan biaya
tetap. Untuk biaya variabel terdiri dari biaya pupuk, pestisida dan biaya tenaga
kerja. Sedangkan biaya tetapnya berupa alat-alat pertanian seperti cangkul,
parang, dodos, arko dan lain-lain yang dapat di lihat pada tabel 16.
46
Tabel 16. Total biaya produksi petani kelapa sawit di Desa Malik tahun 2022
Biaya tetap (Rp) Biaya variable (Rp) Total biaya produksi (Rp)
16.462.000 241.665.000 258.127.000
(Sumber: Olahan data primer, 2022)
Berdasarkan tabel 16, dapat dilihat bahwa jumlah keseluruhan biaya
produksi yang dikeluarkan responden penelitian sebanyak 37 orang mulai dari
biaya pupuk, pestisida, tenaga kerja dan biaya alat pertanian yaitu sebesar Rp
258.127.000. Pada tabel 16 dijelaskan bahwa jumlah total biaya tetap dan biaya
variabel usahatani kelapa sawit di Desa Malik sebesar Rp 16.462.000 sedangkan
jumlah untuk biaya variabel selama 3 bulan (Januari-Maret) sebesar Rp
241.665.000. Total biaya yang paling banyak dikeluarkan petani di Desa Malik
yaitu biaya pupuk, pestisida dan biaya tenaga kerja.
4.2.3. Penerimaan Petani Kelapa Sawit di Desa Malik Kecamatan Payung
Penerimaan dalam usahatani kelapa merupakan total pemasukkan yang
diterima oleh petani dari kegiatan produksi yang sudah dilakukan dengan
menghasilkan uang tetapi belum dikurangi dengan biaya-biaya produksinya
(Husni et al.2014). Total penerimaan petani kelapa sawit di Desa Malik selama 3
bulan (Januari-Maret tahun 2022) dapat dilihat pada tabel 17.
Tabel 17. Total penerimaan petani kelapa sawit di Desa Malik selama 3 bulan
(Januari-Maret) tahun 2022
Total Penerimaan (Rp) Rata-rata (Rp)
853.234.530 230.603.92,7
3. Produksi (X3)
49
Tabel 22. Tingkat pendidikan petani kelapa sawit di Desa Malik tahun 2022
No Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%)
(Tahun)
1. 0-6 26 70
2. 7-9 5 14
3. 10-12 4 11
4. 13-16 2 5
Jumlah 37 100
(Sumber: Olahan data primer, 2022).
51
Tabel 23. Keanggotaan kelompok tani petani kelapa sawit di Desa Malik tahun
2022
No Keanggotaan Jumlah (orang) Persentase (%)
Kelompok tani
1. Ya 24 65
2. Tidak 13 35
Jumlah 37 100
(Sumber: Olahan data primer, 2022).
DAFTAR PUSTAKA
52
Arsyad, Sitanala. 2012. Konservasi Tanah dan Air. Bogor: IPB Press.
Badan Pusat Statistik 2021. Kepulauan Bangka Belitung dalam Angka 2021.
BPS Kepulauan Bangka Belitung.
Badan Pusat Statistik. 2022. Bangka Selatan Dalam Angka 2022. BPS Kabupaten
Bangka Selatan.
Bilson, Simamora. 2001. Memenangkan Pasar dengan Pemasaran Efektif dan
Profitabel, Edisi Pertama. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Faisal, Hery Nur. 2015. Analisis pendapatan usahatani dan saluran pemasaran
pepaya (Carica Papaya L) di Kabupaten Tulunggagun (studi kasus di
Desa Bangoan, Kecamatan Kedunwaru, Kabupaten Tulungagung).
Jurnal Agribisnis Fakultas Pertanian Unita. 11 (13).
Gay, L.R. dan Diehl, P.L. 1992. Research Methods for Business and.
Management. New York : MacMillan Publishing Company.
Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS
23 (Edisi 8). Cetakan ke VIII. Semarang : Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.
Husni, Hidayah A.K & Maskan, AF. 2014. Analisis finansial usahatani cabai
rawit (Capsicum frutescens) di Desa Purwajaya Kecamatan Loa Janan.
Jurnal ARIFOR. 13 (1) : 49- 52.
Janie, Dyah Nirmala Arum. 2012. Statistik Deskriptif dan Regresi Linier
Berganda dengan SPSS. Semarang : Semarang University Press.
Nuryanti Sri & Swastika, Dewa Sadra. 2011. Peran Kelompok Tani dalam
Penerapan Teknologi Pertanian. Forum Penelitian Agro Ekonomi, Volume
29 No. 20, Desember 2011, 115 – 128.
Nyoman, Dantes. 2012. Metode Penelitian. Yogyakarta: ANDI.
Pahan, Iyung. 2012. Panduan Lengkap Kelapa Sawit, Manajemen Agribisnis dari
Hulu ke Hilir. Jakarta : Penebar Swadaya.
54
Pahan, Iyung. 2013. Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Manajemen Agribisnis dari
Hulu hingga Hilir. Penebar Swadaya. Cibubur, Jakarta Timur.
Pangidoan, Navan & Andriyani, Devi. 2016. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Pendapatan Petani Kelapa Sawit (Studi Kasus Di Kabupaten Pasaman
Barat Kecamatan Ranah Batahan). Jurnal Ekonomi Pertanian Unimal
Volume 04 No 2 Novenber 2021 E-ISSN: 2614-4565.
Purwanto, S.E.I., M.S.I . 2011. Teknik penyusunan instrumen uji validitas dan
reliabilitias untk penelitian ekonomi syariah. Magelang : StaiaPress.
Rangkuti, Freddy. 2012. Studi Kelayakan Bisnis & Investasi. Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama.
Setiawan, Arief. 2012. Jurnal Pengaruh Harga dan Lokasi Terhadap Keputusan
Pembelian Ramayana. Vol 14 No.2.
Sibuea, Posman. 2014. Minyak Kelapa Sawit: Teknologi dan Manfaatnya untuk
Pangan Nutrasetikal. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Siregar, Syofian. 2016. Statistika Deskriptif untuk Penelitian Dilengkapi
Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17. Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada.
KUESIONER PENELITIAN
Responden Yth,
Dosen Pembimbing
KUESIONER PENELITIAN
Lokasi Penelitian :
No. Responden :
Tanggal :
I. PETUNJUK PENGISIAN
1. Isilah identitas responden dengan data diri anda dengan benar dan lengkap
pada tempat yang telah disediakan.
2. Mohon memberi jawaban dengan mengisi titik-titik dan memberi centang
pada jawaban yang menurut anda paling sesuai.
II. IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama :..............................................
2. Jenis Kelamin : ( ) Laki-laki ( ) Perempuan
3. Umur :...........Tahun
4. No. Hp :..............................................
5. Jumlah Tanggungan :............Orang
6. Pendidikan Terakhir :.............................................
7. Lama Berusahatani Kelapa Sawit
(Pengalaman Berusahatani) :............Tahun
8. Apakah anda mempunyai pekerjaan sampingan?
Jika iya, apa pekerjaan sampingan tersebut.....................................
9. Apakah anda menanam komoditas selain kelapa sawit?
Jika iya, komoditas apa yang ditanam.............................................
10. Berapa lama anda mengelola usahatani kelapa sawit......................
11. Apakah anda tergabung dalam kelompok tani?
Jika iya, berapa lama anda bergabung dalam kelompok tani..........
58
B. Biaya Tetap
No Nama Alat Jumlah Harga Beli Umur ekonomis
(Rp) (Tahun)
1.
2
3
4
5
6
7
8
9
60
C. Biaya Variabel
No Uraian Jumlah Frekuensi Harga Total
(bulan) dalam satu (Rp) Biaya
bulan
1. Pupuk
1. Pupuk Organik
2. Pupuk Kimia
2. Pestisida
D. Tenaga Kerja
No Jenis Upah Frekuensi Jumlah Jam Total
kegiatan (Rp) kegiatan (orang) kerja/ biaya
selama 1 Hari
bulan
1. Pemeliharaan
2. Pemupukan
3. Pemanenan