Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN INDIVIDU

KEGIATAN MAGANG MAHASISWA

ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI


SEBAGAI DASAR PENETAPAN HARGA JUAL BIBIT
DAN TANAMAN CABAI PADA PROGRAM P2L
(PEKARANGAN PANGAN LESTARI) DI KEBUN
KALPATARU

KADEK MEGA WIDIANINGSIH


NIM. 1906511028

KONSENTRASI PENGEMBANGAN
BISNIS PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS
UDAYANA 2022
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN INDIVIDU KEGIATAN MAGANG MAHASISWA

JUDUL : ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI


SEBAGAI DASAR PENETAPAN HARGA JUAL BIBIT DAN TANAMAN CABAI
PADA PROGRAM P2L (PEKARANGAN PANGAN LESTARI) DI KEBUN
KALPATARU

MAHASISWA

Nama : Kadek Mega Widianingsih

NIM 1906511028

PEMBIMBING 1

1. Nama : Ir. Wiyanti, M.P

2. NIP 195912221988032001

PEMBIMBING 2

1. Nama : Ir. Tati Budi Kusmiyarti, M.P

2. NIP 196309071988032001

Telah diuji dan disahkan pada tanggal : ………..........


Mengetahui
Pembimbing 1 Pembimbing 2

Ir. Wiyanti, M.P Ir. Tati Budi Kusmiyarti, M.P


NIP. 195912221988032001 NIP. 196309071988032001

Pendamping Institusi Mitra

I Ketut Punia

Mengesahkan :
Ketua BMM Wakil Dekan I

Dr. Ir. I Wayan Diara, M.S Dr. Ir. Ni Luh Kartini, M.S

NIP. 195912311986011004 NIP. 196204211988032001

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahamat serta karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan yang berjudul
“Analisis Penentuan Harga Pokok Produksi Sebagai Dasar Penetapan Harga Jual
Bibit dan Tanaman Cabai pada Program P2L (Pekarangan Pangan Lestari) di
Kebun Kalpataru” ini tepat pada waktunya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ir. Wiyanti, M.P. dan Ir. Tati
Budi Kusmiyarti, M.P. selaku dosen pembimbing yang intensif memberikan
arahan, materi dan masukan selama penyusunan laporan serta dan pihak – pihak
yang telah mendukung kami dalam penyusunan paper ini.

Pembuatan laporan ini tidak sekedar pembelajaran belaka, namun juga


sebagai penambah pengetahuan dan wawasan bagi pembacanya. Agar penulis dan
pembaca dapat mengetahui lebih dalam mengenai Analisis Penentuan Harga
Pokok Produksi Sebagai Dasar Penetapan Harga Jual Bibit dan Tanaman Cabai
pada Program P2L (Pekarangan Pangan Lestari) di Kebun Kalpataru.

Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat pula dalam kepada semua
pihak bagi penulis maupun pembaca. Namun tak ada gading yang tak retak, begitu
penyusunan laporan ini, tak lupa penulis ucapkan permohonan maaf. Untuk itu,
penulis mengharapkan adanya kritik maupun saran sebagai perbaikan dalam
penyusunan selanjutnya.

Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan dan ikut membantu dalam penyusunan makalah ini. Semoga Tuhan Yang
Maha Esa senantiasa melindungi segala usaha kita.

Denpasar, 30 Oktober 2022


Penyusun

Kadek Mega Widianingsih

ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN..................................Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

DAFTAR TABEL.....................................................Error! Bookmark not defined.

DAFTAR LAMPIRAN............................................Error! Bookmark not defined.

I. PENDAHULUAN..............................................Error! Bookmark not defined.

1.1 Latar Belakang..........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2

1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................2

1.4 Manfaat Penelitian.....................................................................................3

1.4.1 Manfaat Praktis..............................................................................3

1.4.2 Manfaat Teoritis.............................................................................3

II. TATALAKSANA KEGIATAN....................................................................4

3.1 Lokasi dan Waktu Blok Magang Mahasiswa............................................4

3.1.1 Lokasi Blok Magang Mahasiswa................................................... 4

3.1.2 Waktu Blok Magang Mahasiswa................................................... 4

3.2 Harga Pokok Produksi...............................................................................4

III. HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN..............................................6

4.1 Metode Variable Costing..........................................................................6

IV. KESIMPULAN...........................................................................................10

5.1 Kesimpulan..............................................................................................10

5.2 Saran........................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................11

LAMPIRAN..........................................................................................................12

iii
1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hortikultura merupakan sub sektor yang mempunyai potensi dan kontribusi


yang besar bagi petani. Sub sektor ini memberi peran strategis dalam pendapatan
dan penyerapan lapangan kerja. Salah satu pilihan menarik dari sub sektor
hortikultura adalah cabai rawit. Komoditas ini harga jualnya tidak bisa ditebak
kadang tinggi, kadang rendah. Namun, meskipun pasokannya turun naik,
permintaannya tidak pernah surut. Cabai rawit merupakan salah satu varietas yang
paling banyak dibudidayakan oleh petani. Cabai rawit dapat diolah menjadi
banyak produk, diantaranya yang paling terkenal adalah saos. Cabai rawit
memiliki masa tanam selama empat sampai enam bulan. Tumbuhannya berakar
serabut, pembiakannya menggunakan biji yang disemai kurang lebih selama 2
minggu pada tempat khusus kemudian setelah tumbuh tunas baru dipindahkan ke
lahan (Setiadi, 2004). Produksi cabai rawit antar tahun di Provinsi Bali diduga
dipengaruhi oleh faktor-faktor produksi, karena secara teoritis hubungan tersebut
digambarkan dalam fungsi produksi. Faktor produksi dapat berupa tenaga kerja
dan modal produksi maupun faktor iklim. Masukan (input) seperti sarana produksi
pertanian masih dapat dikendalikan oleh petani, sedangkan curah hujan, suhu dan
berbagai variabel iklim yang lain tentu diluar kendali petani. Masukan produksi
mempunyai nilai ekonomis yang penting dalam usahatani. Masukan produksi
merupakan sumber biaya pada suatu usahatani sehingga harus digunakan dengan
efisien. Usahatani diharapkan dapat dilakukan dengan biaya produksi minimal,
namun dihasilkan keuntungan yang maksimum. Biaya sarana produksi dapat
dikendalikan melalui alokasi jumlah yang tepat, sehingga setiap masukan dapat
digunakan dengan efisien. Keuntungan maksimum usahatani diharapkan dapat
dicapai melalui efisiensi tersebut.
Produksi cabai rawit di Provinsi Bali pada tahun 2020 menunjukkan angka
sebesar 43.380 ton cabai sedangkan di tahun 2021 mengalami penurunan dengan
mampu memproduksi cabai rawit sebesar 40.922 ton cabai. Kota Denpasar pada
tahun 2021 hanya mampu memproduksi sebesar 8 ton cabai, jumlah yang cukup
2

sedikit jika dibandingkan dengan Kabupaten Bangli sebagai penyumbang


produksi cabai terbesar di Provinsi Bali sebesar 12.967 ton (BPS, 2021).
Kementerian Pertanian (Kementan) Republik Indonesia melakukan
optimalisasi lahan pekarangan untuk sumber pangan keluarga. Program Kawasan
Rumah Pangan Lestari (KRPL) yang dikembangkan oleh Badan Ketahanan
Pangan (BKP) sejak tahaun 2010 sampai dengan tahun 2019, dan di tahun 2020,
dalam upaya memperluas penerima mafaat dan pemanfaatan lahan, program
KRPL berubah menjadi Pekarangan Pangan Lestari (P2L).
Kelompok Wanita Tani (KWT) Kalpataru berkesempatan menjadi bagian
P2L pada tahun ini, program yang dijalankan ialah pembibitan 2.500 bibit cabai
rawit dengan dasar pertimbangan minimnya produksi cabai di Kota Denpasar.
Bibit cabai ini nantinya akan di serahkan secara gratis kepada 50 rumah tangga
masyarakat yang terpilih dan sisanya akan dijual menggunakan tray atau polybag.
Penjualan tanaman cabai menggunakan tray ketika bibit berumur 2 minggu,
sedangkan penjualan tanaman cabai menggunakan polybag ketika tanaman sudah
setinggi ±15 cm, namun hal tersebut masih menjadi pertimbangan didasarkan pada
metode mana yang menghasilkan keuntungan yang lebih maksimal (wawancara
dengan Bapak Ketut Punia selaku Ketua Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan
Swadaya (P4S) Kebun Kalpataru pada tangal 28 Oktober 2022). Berdasarkan
permasalahan yang dihadapi oleh KWT Kalpataru, maka perlu dilakukan
penelitian mengenai “Analisis Penentuan Harga Pokok Produksi sebagai
Dasar Penetapan Harga Jual Bibit dan Tanaman Cabai pada Program P2L
(Pekarangan Pangan Lestari) di Kebun Kalpataru”.

1.2 Rumusan Masalah

Masalah (research problem) yang akan dibahas dalam penelitian ini ialah
menganalisis harga jual bibit dan tanaman cabai rawit pada tray dan polybag pada
Program P2L (Pekarangan Pangan Lestari) di Kebun Kalpataru.

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi masalah (research problem)


yang akan dibahas dalam penelitian ini ialah menganalisis harga jual bibit dan
3

tanaman cabai rawit pada tray dan polybag pada Program P2L (Pekarangan Pangan
Lestari) di Kebun Kalpataru.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dengan adanya penelitian ini diuraikan sebagai


berikut:

1.4.1 Manfaat Praktis


Sebagai bahan pertimbangan kepada setiap petani yang menggeluti usahatani
cabai dalam melakukan analisis kelayakan usaha.

1.4.2 Manfaat Teoritis


Sebagai bahan referensi dan pertimbangan bagi perkembangan penelitian
selanjutnya di bidang yang sama.
4

II. TATALAKSANA KEGIATAN

2.1 Lokasi dan Waktu Blok Magang Mahasiswa

2.1.1 Lokasi Blok Magang Mahasiswa


Program Blok Magang Mahasiswa (BMM) 2022 Fakultas Pertanian
Universitas Udayana Kelompok 1 dilaksanakan di Kebun Kalpataru, Jl. Sedap
Malam, Sanur Kaja, Denpasar Selatan.

2.1.2 Waktu Blok Magang Mahasiswa


BMM dilaksanakan dari tanggal 19 September 2022 – 25 Oktober 2022.
Waktu magang telah memenuhi 272 jam kerja efektif pada hari senin - sabtu yang
dilaksanakan pada lokasi magang yang telah ditentukan.

2.2 Analisis Data


2.2.1 Harga pokok produksi (cost of goods manufactured)
Harga pokok produksi (cost of goods manufactured) adalah mencerminkan
total biaya barang yang diselesaikan selama periode berjalan. Biaya yang hanya
dibebankan pada barang yang diselesaikan adalah biaya manufaktur, bahan
langsung, tenaga kerja dan overhead (Hansen dan Mowen, 2009). Menurut
Sinambela (2015) harga pokok produksi merupakan laporan tentang biaya total
yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan untuk memproduksi sejumlah barang
selama satu periode tertentu.

Mulyadi (2016) menyatakan bahwa manfaat informasi harga pokok


produksi yaitu untuk menentukan harga jual produk, memantau realisasi biaya
produksi, menghitung laba tau rugi periodik, menentukan harga pokok persediaan
produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan dalam neraca.

Metode penentuan harga pokok produksi terbagi dua yaitu:

a. Metode full costing, metode ini menghitung harga pokok produksi yang
terdiri dari unsur biaya variable dan unsur biaya tetap dalam proses
produksi, biaya produksi terdiri dari biaya bahan baku langsung, biaya
tenaga kerja langsung serta BOP tetap dan BOP Variabel. Total harga pokok
produksi
5

pada metode ini adalah dengan menjumlahkan harga pokok produksi dan
biaya non produksi yang terdiri dari biaya administrasi, biaya umum dan
biaya pemasaran. Metode full costing ialah metode yang diterima dalam
penyusunan laporan keuangan untuk eksternal perusahaan. Format yang
disajikan dalam metode ini sesuai dengan format yang dibutuhkan dalam
akuntansi keuangan untuk pelaporan eksternal perusahaan.
b. Metode variable costing, metode ini menggunakan biaya variabel sebagai
unsur utama biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku langsung,
biaya tenaga kerja langsung dan BOP variabel. BOP tetap dan biaya tetap
lainnya dikelompokkan ke dalam biaya periode. Sementara biaya
administrasi, biaya umum dan biaya pemasaran variabel menjadi total unsur
baiay variabel dalam menghitung margin kontribusi atau dijelaskan sebagai
berikut:
Margin kontribusi = penjualan – total biaya variabel (biaya produksi + non
produksi variabel)
Format ini biasanya digunakan oleh pihak internal perusahaan dalam
menjalankan fungsi manajemen terutama dalam pengambilan keputusan
khusus dan memerlukan penyesuaian bila diperlukan untuk tujuan pelaporan
eksternal.
Berdasarkan paparan diatas, Kebun Kalpataru menggunakan metode
variable costing dalam menentukan HPP dari bibit cabai dan tanaman cabai 15
cm.
6

III. HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN

3.1 Metode Variable Costing

Tabel 3.1 Penentuan HPP dan Profit dari Penjualan Bibit Cabai Rawit pada Tray

Komponen Biaya Jumlah Harga (Rp)


Tanah 50.000
Sekam Bakar 10 kg 30.000
Kompos 2 kg 7.000
Bibit Cabai 2.250 biji 225.000
Tray 150 lubang 20 pcs 280.000
HOK Pembuatan Media Tanam 4 jam 50.000
HOK Pengisian Media Tanam pada Tray 4 jam 50.000
HOK Penanaman Benih 10 jam 125.000
HOK Penyiraman 42 jam 525.000
Biaya Tidak Terduga 10% 134.200
Total Biaya 1.476.200
a. HPP
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎
HPP = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖

1.476.200
= 20

= Rp 73.810
b. Profit per Tray
HPP = Rp 73.810

Laba (100% HPP) = Rp 73.810

Harga Jual = Rp 147.620 = Rp 148.000

Total biaya = HPP x Jumlah Produksi

= Rp 73.810 x 20

= Rp 1.476.200

Penerimaan = Harga Jual x Jumlah Produksi


7

= Rp 148.000 x 20

= Rp 2.960.000

Profit = Penerimaan – Total Biaya

= Rp 2.960.000 – Rp 1.476.200

= Rp 1.483.800

Tabel 3.2 Perkiraan Laba Rugi dari Penjualan Bibit Cabai Rawit pada Tray
Periode
No. Uraian 0 1 2 3 4 5 6
1 Volume
Penjualan
1.1. Quantity 20 30 40 50 60 70
(tray)
1.2. Harga 148.000 148.000 150.000 150.000 151.000 152.000
(Rp)
2 Total 2.960.000 4.440.000 6.000.000 7.500.000 9.060.000 10.640.000
Penjualan
(Rp)
3 Total Biaya 1.476.200 2.214.300 2.952.400 3.690.500 4.428.600 5.166.700
4 Laba 1.483.800 2.225.700 3.047.600 3.809.500 4.631.400 5.473.300

Tabel 3.3 Penentuan HPP dan Profit dari Penjualan Tanaman Cabai Rawit 15 cm

Komponen Biaya Jumlah Harga (Rp)


Tanah 1 pick up 250.000
Sekam Bakar 10 kg 30.000
Sekam Biasa 100 kg 150.000
Kompos 7 kg 25.000
Bibit Cabai 2.250 biji 225.000
Tray 150 lubang 20 pcs 280.000
Polybag 25 cm 2.000 pcs 1.000.000
NPK 75 kg 1.500.000
HOK Pembuatan Media Tanam 8 jam 100.000
HOK Pengisian Media Tanam pada 4 jam 50.000
Tray
HOK Pengisian Media Tanam pada 4 jam 50.000
Polybag
8

HOK Penanaman Benih 16 jam 200.000


HOK Pindah Tanam Bibit 16 jam 200.000
HOK Penyiraman 84 jam 1.050.000
HOK Pemupukan 9 jam 112.000
Biaya Tidak Terduga 10% 572.200
Total Biaya 6.294.200
a. HPP
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎
HPP = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖

6.294.200
= 2.000

= Rp 3.147
b. Profit per Polybag
HPP = Rp 3.147

Laba (100% HPP) = Rp 3.147

Harga Jual = Rp 6.294

= Rp 7.000

Total biaya = HPP x Jumlah Produksi

= Rp 3.147 x 2.000

= Rp 6.294.000

Penerimaan = Harga Jual x Jumlah Produksi

= Rp 7.000 x 2.000

= Rp 14.000.000

Profit = Penerimaan – Total Biaya

= Rp 14.000.000 – Rp 6.294.000

= Rp 7.706.000
9

Tabel 3.4 Perkiraan Laba Rugi dari Penjualan Tanaman Cabai Rawit 15 cm
Periode
No. Uraian 0 1 2 3 4 5 6
1 Volume
Penjualan
1.3. Quantity 2.000 3.000 4.000 5.000 6.000 7.000
(polybag)
1.4. Harga 7.000 7.000 7.500 7.500 8.000 8.000
(Rp)
2 Total 14.000.000 21.000.000 30.000.000 37.500.000 48.000.000 56.000.000
Penjualan
(Rp)
3 Total Biaya 6.294.000 9.441.000 12.588.000 15.735.000 18.882.000 22.029.000
4 Laba 7.706.000 11.559.000 17.412.000 21.765.000 29.118.000 33.971.000

Perkiraan penjualan bibit cabai ataupun tanaman cabai setinggi 15 cm di


Kebun Kalpataru menunjukkan trend yang positif. Berdasarkan hasil metode
variable costing yang dilakukan oleh Kebun Kalpataru dalam menentukan profit
pada bibit dan tanaman cabai, terlihat bahwa penjualan tanaman cabai 15 cm
menghasilkan keuntungan yang lebih besar jika dibandingkan pada penjualan bibit
cabai pada tray. Sebanyak 2.000 benih cabai yang tumbuh dan dijual menjadi bibit
cabai pada 20 tray, mampu menghasilkan profit sebesar Rp 1.483.800, namun jika
bibit tersebut dipelihara hingga menjadi tanaman 15 cm dan dipindahkan kedalam
2.000 polybag, mampu menghasilkan profit sebesar 7.706.000. Hasil perhitungan
profit menggunakan metode variable costing tentu menjadi dasar pertimbangan
yang baik bagi Kebun Kalpataru untuk menentukan langkah tepat dalam menjual
bibit cabai atau tanaman cabai.
1

IV. KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan

Kegiatan Blok Magang Mahasiswa (BMM) ini dimulai pada tanggal 19


September - 25 Oktober 2022. Waktu magang telah memenuhi 272 jam kerja
efektif pada hari senin sampai dengan hari sabtu yang dilaksanakan di Kebun
Kalpataru, Jl. Sedap Malam, Sanur Kaja, Denpasar Selatan. Salah satu kegiatan
BMM di Kebun Kalpataru ialah menganalisis harga jual bibit dan tanaman cabai
rawit pada tray dan polybag pada Program P2L (Pekarangan Pangan Lestari) di
Kebun Kalpataru. Metode yang digunakan ialah metode variable costing, pada
perhitungan tersebut diperoleh HPP bibit cabai rawit pada tray sebesar Rp 73.810,
sedangkan HPP tanaman cabai rawit 15 cm pada polybag sebesar Rp 3.147. selain
menghitung HPP, Kebun Kalpataru juga menghitung profit dari kedua pilihan
penjualan tersebut Hasil perhitungan profit menggunakan metode variable costing
tentu menjadi dasar pertimbangan yang baik bagi Kebun Kalpataru untuk
menentukan langkah tepat dalam menjual bibit cabai atau tanaman cabai.

4.2 Saran
Selama penulis diberi kesempatan mengikuti BMM di Kebun Kalpataru,
penulis banyak mendapatkan pengalaman berharga yang belum tentu bisa
didapatkan selama mengikuti jam perkuliahan di Fakultas Pertanian, Universitas
Udayana. Adapun saran dari penulis yang dapat dipertimbangkan demi
pengembangan Kebun Kalpataru yang lebih baik khususnya dalam perhitungan
HPP bibit cabai rawit pada tray dan HPP tanaman cabai 15 cm pada polybag. Pada
perhitungan HPP alangkah baiknya juga melibatkan biaya dari peralatan yang
digunakan, meskipun sebenarnya peralatan tersebut sudah ada di Kebun
Kalpataru, namun agar perhitungan lebih efektif maka perlu dilibatkan kembali.
1

DAFTAR PUSTAKA

Hansen dan Mowen, 2004. Manajemen Biaya, Edisi Bahasa Indonesia. Buku
Kedua. Jakarta: Salemba Empat.
Sinambela, Lijan Poltak. 2015. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
Mulyadi. 2016. Sistem Informasi Akuntansi.

Anda mungkin juga menyukai