SKRIPSI
Oleh
SINTA RUSDIYANA
2051811011
Oleh
SINTA RUSDIYANA
2051811011
Telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pertanian
Dr. Rostiar Sitorus, S.P.,M.Si Ir. Eddy Jajang Jaya Atmaja, M.M
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian
dengan judul “Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pendapatan Petani Kelapa
Sawit di Desa Malik Kecamatan Payung Kabupaten Bangka Selatan”.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan proposal penelitian ini dapat
diselesaikan atas bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak terutama orang tua
tercinta ayahanda Musinin dan Ibunda Aisah yang senantiasa memberikan
semangat dan dukungan selama proses perkuliahan dan pengerjaan proposal ini.
Pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan terima kasih dan
penghargaan yang tulus kepada :
1. Ibu Dr. Rostiar Sitorus, S.P., M.Si selaku dosen pembimbing utama, yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan serta arahan sehingga penulis
bisa menyelesaikan proposal penelitian ini.
2. Bapak Ir. Eddy Jajang Jaya Atmaja, M.M selaku dosen pendamping yang telah
meluangkan waktu memberikan arahan dan bimbingan sehingga penulis bisa
menyelesaikan proposal penelitian ini.
3. Keluarga dan teman-teman yang turut andil membantu memberikan dukungan
baik dukungan moral dan material serta dukungan semangat yang tiada henti
dalam pembuatan proposal penelitian sehingga penulis dapat
menyelesaikannya.
Penulis menyadari bahwa proposal penelitian ini belum sempurna,
sehingga penulis mengharapkan kepada pembaca untuk memberikan kritikan dan
masukkan agar proposal penelitian ini menjadi lebih baik. Akhir kata penulis
ucapkan terima kasih.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................iv
DAFTAR TABEL ...........................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vii
I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................................... 4
1.3. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 4
1.4. Manfaat Penelitian ................................................................................... 4
II. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 5
2.1. Landasan Teori ........................................................................................ 5
2.1.1. Kelapa Sawit ................................................................................... 5
2.1.2. Usahatani ........................................................................................ 7
2.1.3. Biaya Produksi ............................................................................... 11
2.1.4. Penerimaan .................................................................................... 12
2.1.5. Pendapatan ..................................................................................... 13
2.1.6. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pendapatan ............................. 14
2.2. Penelitian Terdahulu ............................................................................. 20
2.3. Kerangka Pemikiran ............................................................................. 25
2.4. Definisi Operasional ............................................................................. 26
2.5. Hipotesis ............................................................................................... 27
III. METODOLOGI PENELITIAN .............................................................. 28
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian............................................................... 28
3.2. Metode Penelitian ................................................................................. 28
3.3. Metode Penarikan Sampel .................................................................... 28
3.4. Metode Pengumpulan Data................................................................... 29
3.4.1. Jenis dan Sumber Data .................................................................. 29
3.4.2. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 29
3.5. Metode Analisis Data ........................................................................... 30
iv
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 36
LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Luas Areal dan Produksi Perkebunan Rakyat Kelapa Sawit
Menurut Kabupaten Tahun 2020 ............................................. ........1
Tabel 2. Luas Areal dan Produksi Perkebunan Kelapa Sawit Menurut
Kecamatan Tahun 2021.................................................................... 2
Tabel 3. Penelitian Terdahulu ...................................................................... 20
Tabel 4. Rincian Tujuan dan Metode Analisis Data .................................... 30
Tabel 5.
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Skema Pengaruh Pendapatan Petani Kelapa Sawit di Desa
Malik Kecamatan Payung Kabupaten Bangka Selatan .............. 20
vii
1
I. PENDAHULUAN
pekerjaan dan memberikan pendapatan yang tinggi. Salah satu desa yang
mempunyai kawasan perkebunan kelapa sawit dan kawasan tambang timah yaitu
Desa Malik.
Berdasarkan data profil Desa Malik tahun 2020, mata pencaharian
masyarakat di Desa Malik, selain petani kelapa sawit juga di dominasi penambang
timah, karyawan pabrik, usaha mikro dan pedagang kelontong. Desa Malik
merupakan salah satu desa di Kecamatan Payung yang memiliki perusahaan
kelapa sawit atau pabrik yang berlokasikan di desa, dengan keberadaan pabrik
kelapa sawit didesa ini petani bisa lebih fokus mementingkan perkebunan
dibandingkan kegiatan tambang timah hal ini karena bisa memberikan dampak
yang baik bagi petani karena lokasi yang ditempuh untuk mengangkut hasil
produksi kelapa sawit lebih dekat dan dapat meminimalisir harga pengangkutan.
Berdasarkan observasi pendahuluan masyarakat Desa Malik, kegiatan
tambang timah saat ini lebih mendominasi sebagai sumber pendapatan petani
kelapa sawit dimana harga timah terus meningkat sejak tahun 2021. Menurut data
BPS (2017), jumlah produksi bijih timah di Kabupaten Bangka Selatan pada tahun
2016 yaitu 1.490,65 ton sn mengalami penurunan dari tahun sebelumnya
sedangkan jumlah produksi terbesar yaitu pada tahun 2014 sebesar 11.608,56 ton
sn. Permasalahan yang saat ini terjadi yaitu petani kelapa sawit yang mempunyai
perkebunan kelapa sawit lebih mementingkan pada kegiatan tambang timah
sehingga terdapat perkebunan kelapa sawit yang kekurangan dalam segi
perawatan, pemupukan dan pemelihaaran tanaman kelapa sawit hal ini sangat
berpengaruh pada pendapatan petani. Menurut Lubis (2018), untuk menghasilkan
produksi kelapa sawit yang maksimal dilakukan dengan peningkatan pemeliharan
di lapangan dengan penerapan teknologi budidaya yang baik memegang peranan
penting dalam pencapaian peningkatan produksi dan produktivitas kelapa sawit.
Konsep ini sejalan dengan teori trade off, trade off merupakan situasi dimana
seseorang harus membuat keputusan terhadap dua hal atau lebih untuk
mengorbankan atau kehilangan suatu aspek dengan alasan tertentu untuk
memperoleh aspek lain dengan kualitas yang berbeda sebagai pilihan yang
diambil (Elistia, 2017).
4
2.1.2. Usahatani
Menurut Suratiyah (2015), pertanian adalah kegiatan seseorang yang
berhubungan dengan proses produksi untuk menghasilkan bahan-bahan yang
dibutuhkan oleh manusia dan berasal dari tumbuhan ataupun hewan yang disertai
dengan usaha untuk memperbaharui, memperbanyak dan mempertimbangkan
faktor ekonomis. Sehingga ilmu yang mempelajari kegiatan manusia dalam
melakukan kegiatan pertanian disebut ilmu usahatani.
Menurut Soekartawi (1995) dalam Saeri (2018), ilmu usahatani membahas
bagaimana seorang petani mengalokasikan sumberdaya yang mereka miliki secara
efektif dan efisien dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan yang tinggi pada
waktu tertentu. Penggunaan input dapat dikatakan efektif ketika petani dapat
mengalokasikan input yang mereka gunakan sebaik-baiknya, dikatakan efisien
apabila output yang mereka hasilkan lebih besar dari input yang mereka gunakan.
Menurut Prawirokusumo (1990) dalam Saeri (2018), ilmu usahatani adalah
ilmu terapan yang mempelajari tentang penggunaan sumberdaya secara efesien
pada suatu usaha pertanian, perikanan atau peternakan. Beberapa sumberdaya
yang digunakan dalam pertanian yaitu lahan, tenaga kerja, modal dan manajemen.
Dari beberapa definisi yang telah dijelaskan di atas dapat disimpulkan
bahwa usahatani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana mengalokasikan
sumberdaya (lahan, tenaga kerja, modal dan manajemen) yang dimiliki petani
untuk memperoleh keuntungan yang maksimal (Saeri, 2018).
a. Sistem Usahatani
Menurut Shinta (2011) dalam Saeri (2018), ilmu usahatani adalah suatu
upaya penelaahan tritunggal antara lain manusia, tanaman dan hewan sehingga
8
ilmu usahatani berkaitan dengan beberapa aspek yaitu aspek sosial (manusia),
kimia, fisika (lahan) dan budidaya (tanaman, tumbuhan). Sistem usahatani dapat
dikelompokkan sebagai berikut:
1. Sistem penggunaan lahan.
Sistem penggunaan lahan merupakan suatu sistem dalam usahatani dimana
petani menggunaan lahan untuk melakukan kegiatan penanaman terhadap
tanaman seperti menanam padi, menanam cabe dan lain-lain
2. Sistem produksi ternak
Pada sistem kedua ini petani menggunakan lahannya untuk beternak atau
memelihara hewan baik hewan ternak maupun ikan
3. Sistem rumah tangga
Petani pada sistem ini para petani tidak melakukan kegiatan pertanian (off
farm) mereka melakukan usaha diluar kegiatan pertanian. Hal ini dikarenakan
setiap petani memiliki karakteristik yang berbeda sehingga kegiatan usahatani
yang mereka lakukan relatif berbeda sesuai karakter dan keinginan masing masing
petani.
b. Faktor-Faktor Dalam Usahatani
Menurut Suratiyah (2015), faktor-faktor yang bekerja dalam usahatani
adalah faktor alam, tenaga, dan modal. Alam merupakan faktor yang sangat
menentukan usahatani, sampai dengan tingkat tertentu manusia telah berhasil
memengaruhi faktor alam. Namun demikian, pada batas selebihnya faktor alam
adalah penentu dan merupakan sesuatu yang harus diterima apa adanya. Berikut
faktor yang bekerja dalam usahatani yaitu :
1. Faktor Iklim
Iklim sangat menentukan komoditas yang akan diusahakan, baik
tanaman maupun ternak. Komoditas yang diusahakan harus cocok dengan
iklim setempat agar produktivitasnya tinggi dan memberikan manfaat yang
lebih baik bagi manusia. Iklim juga berpengaruh pada cara mengusahakan
serta teknologi yang cocok dengan iklim tersebut. Faktor iklim juga dapat
mempengaruhi penggunaan teknologi dalam usahatani. Iklim di Indonesia,
pada musim hujan khususnya memiliki pengaruh pada jenis tanaman yang
9
akan ditanam, teknik bercocok tanam, pola pergiliran tanaman, jenis hama
dan jenis penyakit.
Petani atau produsen akan menghasilkan produktivitas usahatani yang
tinggi apabila mereka dapat mengaloksikan sumberdaya dengan seefisien dan
seefektif mungkin. Faktor produksi usahatani memiliki kemampuan yang
sangat terbatas untuk berproduksi secara berkelanjutan, namun nilai
produktivitas dapat ditingkatkan apabila dengan pengelolaan yang sesuai.
2. Faktor Tanah
Tanah merupakan faktor produksi yang penting karena tanah
merupakan tempat tumbuhnya tanaman, ternak, dan ushatani keseluruhannya.
Tanah merupakan faktor produksi yang istimewa karena tanah tidak dapat
diperbanyak dan tidak dapat berubah tempat. Tentu saja faktor tanah tidak
terlepas dari pengaruh alam sekitarnya yaitu sinar matahari, curah hujan,
angin, dan sebagainya.
3. Kemajuan Teknologi Mengatasi Faktor Alam
Dengan kemajuan teknologi dan keuletan, keadaan tanah apapun dapat
diatasi. Beberapa contoh usahatani yang dilakukan dengan memanfaatkan
kemajuan teknologi yang ditemukan secara umum dapat menyediakan lahan-
lahan yang mempunyai kondisi ekstrim misalnya tanah pasiran, lahan
gembur, dan pantai pasang surut menjadi lahan-lahan pertanian yang subur
untuk digunakan sebagai usahatani. Demikian juga teknologi untuk
menemukan jenis-jenis tanaman dengan karakteristik yang diinginkan yang
dapat ditanam di berbagai jenis tanah atau di berbagai iklim atau kondisi
lingkungan.
c. Tenaga Kerja dalam Usahatani
Menurut Suratiyah (2015), tenaga kerja adalah salah satu unsur penentu,
terutama bagi usaha tani yang sangat tergantung musim. Kelangkaan tenaga kerja
berakibat mundurnya penanaman sehingga berpengaruh pada pertumbuhan
tanaman, produktivitas dan kualitas produk. Tenaga kerja adalah energi yang
dikeluarkan pada suatu kegiatan untuk menghasilkan suatu produk. Jenis tenaga
kerja dalam usahatani dapat dibedakan menjadi tiga yaitu: manusia, hewan dan
mesin. Tenaga kerja manusia terdiri dari tenaga kerja laki-laki dan wanita. Tenaga
10
meskipun tingkat kegiatan dalam perusahaan meningkat. Biaya tetap ini dibagi
menjadi dua, yaitu:
1. Commited fixed cost yaitu jenis biaya yang berhubungan dengan investasi,
perlengkapan dan struktur orgasinisasi dalam perusahaan,
2. descretionary fixed cost (biaya tetap diskresi) yaitu biaya yang muncul dari
keputusan tahunan manejemen yang digunakan untuk membelanjakan biaya
tertentu, misalnya biaya iklan dan biaya pengembangan (Rangkuti, 2012).
Sedangkan biaya variabel biaya variabel yaitu biaya yang jumlahnya berubah-
ubah sesuai dengan kegiatan produksi yang dilakukan. Volume kegiatan dengan
jumlah biaya dalam variabel cost mempunyai hubungan yang sejajar, artinya
apabila suatu kegiatan dalam perusahaan meningkat maka biaya yang dikeluarkan
oleh perusahaan juga akan meningkat, begitu pula sebaliknya apabila kegiatan di
suatu perusahaan menurun maka biaya yang dikeluarkan jumlahnya kecil. Biaya
variabel terbagi menjadi dua, yaitu:
1. enginereed variable cost (biaya variabel yang direncanakan) adalah biaya yang
mempunyai hubungan yang eksplisit, jelas dengan pengukuran yang dipilih.
2. descretionary variabel cost (biaya variabel diskresi) adalah biaya yang berubah
sesuai dengan perubahan volume kegiatan (Rangkuti, 2012). Biaya dalam
usahatani terbagi atas biaya tunai dan biaya yang diperhitungkan. Biaya tunai
adalah biaya yang dibayarkan dengan uang secara tunai, seperti biaya pembelian
sarana produksi, pembelian bibit, pembelian pupuk dan obat-obatan. Biaya yang
diperhitungkan adalah biaya yang digunakan untuk menghitungkan berapa
pendapatan yang diperoleh petani serta modal petani yang digunakan, contoh dari
biaya tersebut adalah biaya tenaga kerja, biaya penyusutan alat-alat pertanian dan
biaya sewa lahan (Faisal, 2015).
2.1.4. Penerimaan
Penerimaan dalam usahatani adalah total pamasukan yang diterima oleh
produsen atau petani dari kegiatan produksi yang sudah dilakukan yang telah
menghasilkan uang yang belum dikurangi oleh biaya-biaya yang dikeluarkan
selama produksi (Husni et al. 2014).
Menurut Ambarsari et al. (2014) penerimaan adalah hasil perkalian antara
hasil produksi yang telah dihasilkan selama proses produksi dengan harga jual
13
produk. Penerimaan usahatani dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: luas
usahatani, jumlah produksi, jenis dan harga komoditas usahatani yang di
usahakan. Faktor-faktor tersebut berbanding lurus, sehingga apabila salah satu
faktor mengalami kenaikan atau penurunan maka dapat mempengaruhi
penerimaan yang diterima oleh produsen atau petani yang melakukan usahatani.
Semakin besar luas lahan yang dimiliki oleh petani maka hasil produksinya akan
semakin banyak, sehingga penerimaan yang akan diterima oleh produsen atau
petani semakin besar pula (Sundari, 2011).
2.1.5. Pendapatan
Pendapatan merupakan salah satu unsur yang paling utama dari
pembentukan laporan laba rugi dalam suatu perusahaan. Banyak yang bingung
mengenai istilah pendapatan. Hal ini disebabkan pendapatan dapat diartikan
sebagai revenue dan dapat juga diartikan sebagai income, maka income dapat
diartikan sebagai penghasilan dan kata revenue sebagai pendapatan penghasilan
maupun keuntungan. Pendapatan penting bagi setiap orang dalam usaha
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Makin tinggi tingkat pendapatan seseorang
makin banyak pula kebutuhan hidup sehari-hari yang dapat terpenuhi. Oleh karna
itu maka setiap Negara akan berusaha meningkatkan pendapatan masyarakat
karena secara tidak langsung akan mempengaruhi pendapatan nasional (Setiawan,
2012).
Dalam operasi usahatani, petani akan menerima penerimaan dan pendapatan
usahataninya. Penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi dengan
harga. Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya.
Dalam menghitung penerimaan perlu diperhatikan keseragaman pemanenan,
frekuensi penjualan dan harga jual serta waktu penerimaan. Pendapatan atau laba
adalah selisih dari total penerimaan dikurangi dengan total biaya, atau dapat
ditulis sebagai :
Pd = TR – TC
TR = P x Q
TC = FC + VC
14
Keterangan :
Pd : Pendapatan/Laba
TR : Total Penerimaan
TC : Total Biaya
P : Harga
Q : Jumlah Produksi
VC : Biaya Variabel
FC : Biaya Tetap
Secara umum pendapatan diartikan sebagai balas jasa faktor-faktor produksi
kerja, modal dan alam dari kegiatan tertentu dengan cara mengurangi berbagai
biaya yang dikeluarkan dari nilai produksi. Pendapatan juga merupakan hal yang
paling mendasari seseorang melakukan suatu pekerjaan. Hal ini menandakan
bahwa suatu usaha memang layak untuk diperjuangkan dan dipertahankan karena
bisa menghasilkan pendapatan bagi kehidupan pekerjanya. Pendapatan dikatakan
stabil bagi perekonomian seseorang apabila jumlahnya lebih besar dari
pengeluaran harian orang tersebut (Rahim , 2012).
Penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh
dengan harga jual produk. begitu juga untuk sistem tanam polikultur atau lebih
dari satu jenis tanaman dalam satu lahan maka penerimaannya yaitu jumlah dari
seluruh penerimaan yang di dapat dari masing masing komoditi yang ditanam.
Biaya usahatani adalah biaya yang dikeluarkan dalam usahatani, biasanya
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap
(variable cost). Biaya tetap (fixed cost) yaitu biaya yang jumlahnya relatif tetap
dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Jadi
besarnya biaya tetap ini tidak tergantung pada besar-kecilnya produksi yang
diperoleh. Contoh biaya tetap antara lain : biaya sewa lahan, pajak, alat pertanian,
penyusutan, iuran irigasi. Biaya tidak tetap (variable cost) adalah biaya yang
berubah apabila luas usahanya berubah, biaya ini ada apabila ada sesuatu barang
yang diproduksi. Contoh biaya tidak tetap antara lain : biaya bibit, pupuk,
pestisida dan upah tenaga kerja. Jumlah dari kedua biaya tersebut dikenal dengan
biaya total (Total Cost) (Soekartawi, 1995 dalam Subarno, 2021).
15
jasa menjadi lebih tinggi. Contohnya adalah minyak makan yang di buat dari
kelapa sawit dan lain-lain sebagainya (Munthe, 2018).
Menurut Sujarweni (2015) biaya mempunyai dua pengertian yaitu
pengertian secara luas dan secara sempit. Biaya dalam arti luas adalah
pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang dalam usahanya
untuk mendapatkan sesuatu demi mencapai tujuan tertentu baik yang sudah terjadi
dan belum terjadi/direncanakan. Biaya dalam arti sempit adalah pengorbanan
sumber ekonomi dalam satuan uang untuk memperoleh aktiva.
Biaya produksi dapat dibedakan menjadi biaya tetap (FC) dan biaya variabel
(VC), biaya tetap yaitu biaya yang besarnya tidak dipengaruhi besarnya produksi
seperti biaya sewa lahan/gedung, biaya penyusutan alat pertanian, biaya pajak.
Biaya variabel yaitu biaya yang besarnya dipengaruhi oleh besarnya produksi
seperti biaya pupuk, benih//bibit, upah tenaga kerja dan biaya pestisida.
4. Jumlah Tanaman
Jumlah tanaman menjadi salah satu faktor yang memengaruhi pendapatan
petani dalam berusahtani semakin banyak tanaman yang ditanama dalam luasan
lahan maka semakin tinggi tingkat produksi yang dihasilkan tanaman tersebut.
Bibit juga menjadi salah satu faktor yang memengaruhi pendapatan petani
dalam berusahatani semakin baik kualitas bibit maka semakin tinggi produksi
usahatani tersebut. Bibit unggul menjadi salah satu faktor penting dalam produksi
usahatani karena penggunaan bibit unggul bermutu dapat menaikkan daya hasil
sebesar 15% dibandingkan dengan penggunaan bibit yang tidak bermutu. Semakin
unggul bibit yang digunakan dalam usahatani, maka akan semakin tinggi pula
tingkat produksi yang akan diperoleh (Notarianto, 2011).
5. Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan subsistem usahatani yang apabila faktor tenaga
kerja ini tidak ada maka usahatani tidak akan berjalan. Besar kecilnya peranan
tenaga kerja terhadap hasil usahatani dipengaruhi oleh keterampilan kerja yang
tercermin dari tingkat produktivitasnya. Jenis tenaga kerja dalam usahatani dibagi
atas tenaga kerja manusia, tenaga ternak dan tenaga mesin. Berikut merupakan
kegiatan yang membutuhkan tenaga kerja manusia di dalam usahatani, meliputi:
17
1. Pengolahan lahan
2. Pengadaan saprodi
3. Penanaman
4. Persemaian
5. Peliharaan
6. Panen
7. Pengangkutan hasil
8. Penjualan hasil
Tenaga kerja merupakan faktor produksi insani yang secara langsung
maupun tidak langsung menjalankan kegiatan produksi. Dalam faktor produksi
tenaga kerja, terkandung unsur fisik, pikiran, serta kemampuan yang dimiliki oleh
tenaga kerja. Oleh karena itu, tenaga kerja dapat dikelompokan berdasarkan
kualitas (kemampuan dan keahlian) dan berdasarkan sifatnya (Saeri, 2018).
Tenaga kerja manusia dapat dibedakan menjadi tenaga kerja dalam keluarga
dan tenaga kerja di luar anggota keluarga. Tenaga kerja di dalam keluarga adalah
tenaga kerja yang masih anggota keluarga, misalnya ayah, ibu dan anak-anak.
Tenaga kerja di dalam keluarga umumnya tidak mendapatkan upah. Sedangkan
tenaga kerja di luar keluarga adalah tenaga kerja yang mendapatkan upah atas
hasil kerjanya. Pembayaran upah tenaga kerja tersebut dapat harian atau
borongan, dapat berbentuk uang ataupun hasil panen (Shinta, 2011).
6. Pengalaman Usahatani
Pengalaman usahatani adalah proses belajar dalam penerapan teknologi
yang dikembangkan. Pengalaman usahatani yang tidak mencerminkan responden
mnerapkan teknologi melainkan hanya mengandalkan pengalaman turun temurun.
Menurut Soekartawi (2003) pengalaman seseorang dalam berusahatani
berpengaruh dalam menerima iniovasi dari luar. Petani yang sudah lama bertani
akan lebih mudah menerapkan inovasi dari pada petani pemula atau petani baru.
Menurut Shinta (2011) dalam Saeri (2018), pengelolaan usahatani adalah
kemampuan petani dalam merencanakan, mengorganisir, mengarahkan,
mengkoordinasikan dan mengawasi faktor produksi yang dikuasai/dimiliknya
sehingga mampu memberikan produksi seperti yang diharapkan. Modernisasi dan
restrukturisasi produksi tanaman pangan yang berwawasan agribisnis dan
18
Hasil penelitian terdahulu merupakan referensi bagi peneliti untuk melakukan penelitian ini. Dalam penelitan tersebut
terdapat kesamaan variabel dependen yang sejenis. Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini adalah:
Tabel 3. Penelitian Terdahulu
No Nama dan Judul Penelitian Metode Analisis Data Hasil Penelitian
Nama : Ajang Juanda (2018) Metode pengambilan sampel : Hasil penelitian :
1. Judul penelitian : Teknik pengambilan sampel responden 1. Hasil menunjukkan bahwa variabel
Analisis Faktor-Faktor yang dilakukan dengan teknik simple random biaya produksi, harga jual dan luas
Mempengaruhi Pendapatan Petani Kelapa sampling. lahanberpengaruh secara signifikan
Sawit di Desa Karossa Kecamatan Metode pengumpulan data : terhadap variabel pendapatan petani
Karossa Kabupaten Mamuju Tengah Penelitian ini menggunakan teknik kelapa sawit(melalui uji F).
Sulawesi Barat observasi, kuesioner, wawancara serta 2. Dan dari hasil uji parsial (uji
Tujuan penelitian : dokumentasi. t)menunjukan bahwa variable biaya
Untuk mengetahui Analisis Faktor-Faktor Metode analisis data : produksi, harga jual dan luas lahan
Yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Uji kualitas data menggunakan uji berpengaruh secara signifikan
Kelapa Sawit Di Desa Karossa validitas dan reliabilitas. Metode terhadap variabel pendapatan petani
KecamatanKarossa Kabupaten Mamuju analisis yang digunakan adalah analisis kelapa sawit sehingga hipotesis pada
Tengah. regresi berganda, uji F ( Uji simultan), penelitiaan ini dapat diterima
uji t (uji parsial), dan uji koefisien
determinasi.
21
Biaya Produksi
Pendapatan
Keterangan :
: Melakukan : Menghasilkan
: Mempengaruhi
Gambar 1. Skema Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pendapatan Petani Kelapa
Sawit di Desa Malik Kecamatan Payung
.
26
2. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan memberikan atau
menyebarkan daftar pertanyaan tertulis kepada responden dengan harapan
responden memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut (Sugiyono, 2014).
Dalam penelitian ini menggunakan angket kuesioner terbuka. Kuesioner
terbuka merupakan sejumlah pertanyaan yang disusun sedemikian rupa sehingga
responden dapat memberikan respon sesuai dengan kehendak, keadaanya, maupun
pendapatnya (Purwanto, 2011).
3.5. Metode Analisis Data
Metode analisis data pada penelitian ini dilakukan secara kuantitatif. Data
yang telah diolah kemudian dianalisis berdasarkan tujuan penelitian. Pengolahan
data pada penelitian ini menggunakan program microsoft excel dan program SPSS
19 (Statistik poduct and Service Solution).
Tabel 4. Rincian Tujuan dan Metode Analisis Data
No Tujuan Penelitian Jenis Data Metode Analisis
1 Menghitung besar pendapatan Primer Deskriptif
petani kelapa sawit di Desa Malik Kuantitatif
2 Mendeskripsikan faktor-faktor Primer dan Regresi Linear
yang memengaruhi pendapatan Sekunder Berganda
petani kelapa sawit di Desa Malik
Tujuan penelitian yang pertama yaitu untuk menghitung berapa besar
pendapatan petani kelapa sawit di Desa Malik dengan metode analisis data secara
deskriptif kuantitatif dengan perhitungan matematika sederhana untuk
menghitung pendapatan.
Pd = TR – TC
TR =P×Q
TC = FC + VC
Keterangan :
Pd = Pendapatan petani kelapa sawit P = Harga
3 bulan terakhir pada tahun 2022. Q = Jumlah Produksi
TR = Total Penerimaan FC = Biaya Tetap
TC = Total Biaya VC = Biaya Variabel
31
Keterangan :
Y : Pendapatan (variabel dependen)
α : Konstanta
β : Koefisien regresi variabel independen
X1 : Luas Lahan (Ha)
X2 : Harga Jual (Rp/Kg)
X3 : Produksi (Ton)
X4 : Jumlah Tanaman (Batang)
X5 : Tenaga Kerja (Orang)
X6 : Pengalaman Usahatani (Tahun)
X7 : Tingkat Pendidikan (Tahun)
X8 : Keanggotaan Kelompok Tani (Variabel Dummy)
: Error, Variabel Gangguan
A. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan agar model regresi tidak terdapat masalah
multikolinieritas, heteroskedastisitas, autokorelasi dan data terdestribusi normal.
Jika asumsi klasik terpenuhi maka akan menghasilkan estimnator yang sesuai Best
Linear Unbiased Estimator (BLUE), yang artinya model regresi dapat digunakan
sebagai alat estimasi penelitian.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam metode regresi
variabel independen dan variabel dependen keduanya mempunyai hubungan yang
32
normal (Ghozali, 2016). Tujuan dari uji normalitas adalah untuk mengetahui
normal atau tidaknya suatu data. Uji normalitas menjadi hal penting karena salah
satu syarat pengujian parametric-test (uji parmetrik) adalah data harus terdistibusi
normal. Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut :
Angka signifikansi (Sig) > 0,05 menunjukan data terdistribusi normal.
Angka signifikansi (Sig) < 0,05 menunjukan data tidak terdistribusi normal
(Haryandi dan Winda, 2011)
2. Uji Multikolenieritas
Tujuan dari uji multikolinieritas adalah untuk mengetahui apakah hubungan
antara variabel bebas memiliki masalah multikolinieritas (gejala multikolinieritas)
atau tidak. Multikorelasi adalah korelasi yang sangat tinggi atau sangat rendah
yang terjadi pada hubungan diantara variabel bebas. Kriteria pengujian pengujian
adalah sebagai berikut :
Nilai VIF (Variance Inflation Factor) < 10, maka tidak terjadi gejala
multikolinieritas
Nilai VIF (Variance Inflation Factor) > 10, maka terjadi gejala multikolinieritas
(Haryandi dan Winda, 2011).
Menurut Santoso (2012), rumus yang digunakan untuk mengetahui apakah
nilai VIF terdapat gejala atau tidak yaitu sebagai berikut
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas merupakan uji untuk mengetahui apakah dalam
sebuah model regresi dalam penelitian terjadi ketidaksamaan varian dari residual
yang diamati. Beberapa cara untuk melihat indikasi heteroskedastisitas, yaitu:
dengan melihat scatterplot serta dapat menggunakan uji gletsjer, uji park, dan uji
white (Haryadi & Winda, 2011).
4. Uji Autokorelasi
Menurut Ghozali (2016) uji autokorelasi adalah uji yang tujuannnya untuk
mengetahui apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan
pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1
(sebelumnya). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari
33
Dimana
r2 = Koefisien determinasi
k = Jumlah variabel independent
n = Jumlah anggota data atau kasus
Uji signifikan F dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi 0,05
dengan kriteria penolakan atau penerimaan hipotesis sebagai berikut :
35
a. Jika nilai signifikansi < 0,05 berarti semua variabel independen secara
bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
b. Jika nilai signifikansi > 0,05 berarti semua variabel independen secara
bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen (Siregar, 2016).
36
menerpakan teknologi yang berkembang pada saat ini. Usia yang masih dalam
masa produktif biasanya mempunyai tingkat produktivitas lebih tinggi
dibandingkan dengan tenaga kerja yang sudah berusia tua sehingga fisik yang
dimiliki menjadi lemah dan terbatas (Aprilyanti, 2017).
Jika dilihat mengenai jenis mata pencaharian utama penduduk desa Malik
beragam diantaranya Petani, PNS, Pedagang, Wiraswasta, Karyawan Perusahaan
Swasta dan lainnya. Untuk mengetahui lebih jelas jenis mata pencaharian
penduduk Desa Malik dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Mata Pencaharian dan Jumlah Penduduk Desa Malik Tahun 2021
No Mata Pencaharian Jumlah Penduduk (jiwa)
1. Petani 234
2. Pegawai Negeri Sipil 10
3. Pengrajin 2
4. Pedagang Kelontong 34
5. Wiraswasta 45
6. Karyawan Perusahaan Swasta 30
7. Perawat 5
8. Karyawan Honorer 8
9. Buruh Harian Lepas 155
10. Pensiunan 3
11. Pelajar 324
12. Belum Bekerja 70
13. Perangkat Desa 20
14. Lainnya 130
Jumlah 1.070
(Sumber: Profil Desa Malik, 2021).
Berdasarkan Tabel 10, dapat dilihat bahwa jumlah terbesar mata
pencaharian utama penduduk Desa Malik adalah petani sebanyak 234 jiwa.
Keadaan lahan di Desa Malik juga relevan dengan hal tersebut, dimana
penggunaan lahan terbesar yaitu penggunaan lahan perkebunan sehingga mata
pencaharian terbesar masyarakat di Desa Malik adalah sebagai petani.
4.1.3. Saranan dan Prasarana
Menurut Moenir dalam Armansyah (2018), Sarana adalah segala jenis
peralatan yang berfungsi sebagai alat utama atau alat langsung untuk mencapai
tujuan. Misalnya toilet, tempat sampah, tempat tidur dan lainnya. Sedangkan
prasaranan adalah seperangkat alat yang berfungsi secara tidak langsung untuk
40
Berdasarkan Tabel 12, dapat dilihat bahwa sarana kesehatan yang tersedia di
Desa Malik yaitu puskesmas pembantu yang terletah ditengah-tengah desa
terdapat 1 unit, sarana posyandu yang terletak dipeghujung desa 1 unit dan rumah
bersalin yang berada di tengah-tengah desa 1 unit dengan keberadaan sarana
kesehatan tersebut cukup membantu dalam pelayanan kesehatan masyarakat.
3. Sarana Peribadatan
Tempat ibadah merupakan tempat yang digunakan oleh umat beragama
untuk beribadah menurut ajaran kepercayaannya. Oleh karena mayoritas
penduduk Desa Malik memeluk agama islam dengan terbuktinya keberadaan
masjid yang ada di Desa Malik, dengan keberadaan masjid tersebut masyarakat
dapat memperluas ilmu agama dan memberikan kesempatan bagi penduduk luar
daerah untuk beribadah dimasjid tersebut.
4.1.4. Identitas Responden
Pada penelitian ini, responden yang digunakan adalah petani kelapa sawit di
Desa Malik yang memiliki perkebunan kelapa sawit yang sudah berproduksi.
Identitas responden menjelaskan mengenai keadaan responden yang meliputi
umur responden, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan dan pengalaman
berusahatani kelapa sawit. Untuk melihat identitas responden lebih jelas dapat
dilihat pada Lampiran 1.
1. Usia Responden
Kemampuan bekerja seorang petani sangat bergantung pada tingkat usia.
Dimana usia yang produktif dapat melakukan pekerjaan yang lebih efektif
dibandingkan dengan usia yang belum atau sudah tidak produktif lagi. Adapun
karakteristik usia responden dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Usia Responden di Desa Malik Tahun 2021
No Usia (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)
1. 30-39 12 32,43
2. 40-49 9 24,32
3. 50-59 14 37,83
4. 60-69 2 5,40
Jumlah 37 100
(Sumber: Olahan data primer, 2022).
Berdasarkan Tabel 13, dapat dilihat bahwa karakteristik usia responden
yang paling banyak yaitu pada usia 50-59 tahun dengan persentase 37,83 persen
42
produksi usahatani kelapa sawit, hal ini sejalan dengan penelitian Asriani (2019),
bahwa dengan tingginya minat masyarakat untuk menempuh pendidikan, mereka
dapat memanfaatkan ilmu yang mereka peroleh untuk peningkatan produksi padi
mereka.
3. Pengalaman Usahatani
Pengalaman uahatani yang dimiliki seorang petani secara tidak langsung
akan mempengaruhi pola pikir seorang petani. Petani yang memiliki pengalaman
usahatani lebih lama akan lebih mampu merencanakan usahataninya dengan lebih
baik, karena sudah lebih memahami berbagai aspek dalam berusahatani. Semakin
lama pengalaman yang dimiliki petani memungkinkan produksi yang dihasilkan
lebih tinggi. Pengalaman usahatani petani di Desa Malik dapat dilihat pada Tabel
15.
Tabel 15. Pengalaman Usahatani Responden di Desa Malik Tahun 2022
No Pengalaman Usahatani Jumlah (Keluarga) Persentase (%)
(Tahun)
1. 3-5 7 18,91
2. 6-10 20 54,05
3. 11-15 7 18,91
4. 16-20 3 8,10
Jumlah 37 100
(Sumber: Olahan data primer, 2022).
Berdasarkan Tabel 15. Dapat dilihat bahwa pengalaman usahatani yang
paling banyak yaitu 6 sampai 10 tahun sebanyak 20 orang dengan persentase
54,05 persen dibandingkan dengan pengalaman usahatani terlama yaitu 16 sampai
20 tahun sebanyak 3 orang dengan persentase 8,10 persen. Sehingga dapat
dikatakan bahwa pengalaman kerja petani kelapa sawit sudah cukup lama.
Berdasarkan hal tersebut petani memiliki perencanaan yang baik dalam mengelola
usahatani kelapa sawit untuk kedepannya.
4. Jumlah Tanggungan Keluarga
Menurut Asriani (2019), tanggungan keluarga yang besar merupakan faktor
dominan yang mempengaruhi pengeluaran dari rumah tangga. Semakin besar
jumlah tanggungan dalamsebuah rumah tangga maka jumlah pengeluaran yang
akan dikeluarkan oleh rumah tanggaitupun akan besar jumlahnya sesuai dengan
44
Berdasarkan Tabel 17, total luas lahan responden kelapa sawit di Desa
Malik seluas 74 Ha, rata-rata luas lahan yang dimiliki petani yaitu 2 Ha. Untuk
luas lahan paling sempit yang dimiliki oleh responden yaitu 1 Ha dan luas lahan
paling luas dari 37 responden yaitu seluar 6 Ha. Status kepemilikan lahan petani
kelapa sawit adalah keseluruhan milik sendiri. Petani di Desa Malik melakukan
penyiapan lahan dengan cara manual dan menggunakan alat berat untuk membuka
lahan hutan menjadi lahan perkebunan kelapa sawit dimulai dari tahap
penebangan hutan, kemudian semak belukar tersebut dibiarkan hingga kering
sebelum dilakukan pembakaran semak belukar. Jika melakukannya secara modern
bisa langsung menggunakan alat berat seperti excavator untuk membersihkan
lahan. Luas lahan petani kelapa sawit di Desa Malik dapat dilihat di Lampiran 2.
Tabel 18. Deskripsi jenis bibit kelapa sawit yang digunakan petani di Desa Malik
Jenis Bibit Jumlah (Orang) Persentase (%)
Yangambi 2 5,4
Marihat 15 40,6
Dumpy 9 24,3
Dura 9 24,3
Sriwijaya 2 5,4
Jumlah 37 100
(Sumber: Olahan data primer, 2022).
Berdasarkan Tabel 18, petani di Desa Malik menggunakan berbagai jenis
bibit yang berbeda antara lain Yangambi, Marihat, Dumpy, Dura dan Sriwijaya.
Berdasarkan hasil penelitian dengan wawancara petani kelapa sawit lebih banyak
menggunakan bibit Marihat sebanyak 15 orang dengan persentase sebesar 40,6
persen, para petani banyak menggunakan jenis bibit Marihat dikarenakan harga
bibit dan kualitas bibit cukup unggul. Harga bibit berkisar dari Rp10.000 hingga
Rp15.000 per batang (pokok) kelapa sawit. Jenis bibit kelapa sawit tersebut
berasal dari perusahaan kelapa sawit yang ada di Desa Malik yaitu PT. Swara
Nusa Sentosa yang peroleh dari PPKS Medan (Pusat Penelitian Kelapa Sawit).
46
Tabel 19. Deskripsi jenis pupuk dan jumlah pupuk yang digunakan petani di Desa
Malik Tahun 2022
Uraian pupuk Jumlah Pupuk Satuan Jumlah (orang)
Urea 2.850 Kg 8
Maksimal 650 Kg 1
Minimal 100 Kg 1
Rata-rata 321,42 Kg
Sp36 100 Kg 1
Maksimal 100 Kg 1
Minimal 0 Kg 0
Rata-rata 100 Kg
Kapur Dolomit 1.400 Kg 3
Maksimal 1.200 Kg 1
Minimal 100 Kg 2
Rata-rata 466,7 Kg
Kebomas 6.300 Kg 9
Maksimal 1.500 Kg 1
Minimal 100 Kg 1
Rata-rata 662,5 Kg
Bananas 5.300 Kg 5
Maksimal 1.500 Kg 1
Minimal 600 Kg 1
Rata-rata 1.060 Kg
Phoska 2.900 Kg 6
Maksimal 1.500 Kg 1
Minimal 200 Kg 1
Rata-rata 483,3 Kg
Phonska 1.500 Kg 2
Maksimal 1.200 Kg 1
Minimal 300 Kg 1
Rata-rata 750 Kg
NPK Phosri 100 Kg 1
Maksimal 100 Kg 1
Minimal 0 Kg 0
Rata-rata 100 Kg
Organik 400 Kg 2
Maksimal 300 Kg 1
Minimal 100 Kg 1
Rata-rata 200 Kg
KCL 100 Kg 1
Maksimal 100 Kg 1
Minimal 0 Kg 0
Rata-rata 100 Kg
(Sumber: Olahan data primer, 2022).
Berdasarkan Tabel 19, jenis pupuk yang digunakan responden dalam
penelitian ini adalah pupuk anorganik (kimia) yang terdiri dari beberapa jenis
47
yaitu Urea, Sp36, Kapur Dolomit, Kebomas, Bananas, Phoska, Phonska, NPK
Phosri, Organik, dan KCL. Jenis pupuk yang paling banyak digunakan petani di
Desa Malik adalah jenis pupuk Kebomas dan Bananas berdasarkan hasil
wawancara dengan petani secara langsung penggunaan jenis pupuk Kebomas dan
Bananas akan mempercepat pertumbuhan dan mampu meningkatkan hasil panen
dan kualitas TBS kelapa sawit. Komposisi pupuk Kebomas dan Bananas salah
satunya adalah NPK-16-16-16, dimana pertumbuhan tanaman sangat dipengaruhi
oleh adanya unsur hara makro seperti nitrogen, fosfor dan kalium hal inilah yang
mendasari petani banyak menggunakan jenis pupuk Kebomas dan Bananas.
Menurut Halid et. al (2015), pemberian pupuk NPK pada tanaman kelapa sawit
dapat memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan pohon kelapa
sawit.
Pemupukan dilakukan secara bertahap dalam satu tahunnya. Berdasarkan
wawancara dengan petani, pada umumnya pemupukan dilakukan 4 kali dalam 1
tahun. Adapaun dosis pupuk yang diberikan berbeda-beda hal ini dikarenakan
modal usahatani yang dimiliki petani menyebabkan petani melakukan
penghematan atau meminimalisir biaya pengeluaran bahkan ada responden yang
melakukan pemupukan 2 kali dalam 1 tahun.
Perstisida yang digunakan dalam pertanian secara khusus disebut produk
perlindungan tanaman untuk membedakan dari produk yang digunakan dibidang
lain. Pengelolaan pestisida ialah kegiatan yang meliputi pembuatan,
pengangkutan, penyimpanan, demonstrasi, penggunaan dan pemusnahan
pestisida. Saat penggunaan perstisida pengguna harus memahami sifat kimia dan
fisik pestisida (Arrasyid, 2021). Berdasarkan Tabel 20, pestisida yang paling
tinggi digunakan petani kelapa sawit di Desa Malik adalah pestisida jenis sapu
bersih sebanyak 26 orang dengan volume sebanyak 256 liter.
48
Tabel 20. Deskripsi jenis dan jumlah pestisida oleh petani di Desa Malik
Uraian pestisida Satuan Jumlah (orang)
Sapu Bersih 256,00 L 27
Maksimal 20,00 L 2
Minimal 1,00 L 1
Rata-rata 9,48 L
Klistara 40,00 L 5
Maksimal 10,00 L 3
Minimal 5,00 L 2
Rata-rata 8,00 L
Krisna 14,00 L 4
Maksimal 5,00 L 2
Minimal 2,00 L 2
Rata-rata 3,50 L
Noxone 15,00 L 1
Maksimal 15,00 L 1
Minimal 0,00 L 0
Rata-rata 15,00 L
Gramaxone 20,00 L 3
Maksimal 10,00 L 1
Minimal 5,00 L 2
Rata-rata 6,70 L
Marxone 30,00 L 2
Maksimal 20,00 L 1
Minimal 10,00 L 1
Rata-rata 15,00 L
(Sumber: Olahan data primer, 2022).
Berdasarkan Tabel 20, pestisida yang paling tinggi digunakan petani kelapa
sawit di Desa Malik adalah pestisida jenis sapu bersih sebanyak 27 orang dengan
volume sebanyak 256 liter. Berdasarkan wawancara dengan petani, penggunaan
pestisida jenis Sapu Bersih paling banyak digunakan para petani karena ampuh
secara cepat dalam pembasmian gulma, walaupun harga jenis pestisida tersebut
cukup tinggi.
49
Tabel 21. Deskripsi jumlah tenaga kerja yang digunakan petani di Desa Malik
Uraian Satuan Jumlah
Tenaga Kerja Luar
Keluarga
Maksimal 9 Orang 1
Minimal 4 Orang 15
Rata-rata 4 Orang
Tenaga Kerja Dalam
Keluarga
Maksimal 3 Orang 9
Minimal 2 Orang 6
Rata-rata 3 Orang
(Sumber: Olahan data primer, 2022).
Tenaga kerja yang digunakan petani di Desa Malik beragam ada yang
menggunakan tenaga kerja luar keluarga dan tenaga kerja dalam keluarga. Tenaga
kerja yang digunakan berdasarkan luas lahan yang dikelola, semakin luas laham
maka semakin banyak jumlah tenaga kerja yang digunakan, akan tetapi bagi
petani yang memiliki luas lahan yang terbatas hanya menggunakan tenaga kerja
yang berasal dari anggota keluarganya sendiri (Ridha, 2017). Penggunaan tenaga
kerja dapat dilihat pada Lampiran 3.
Kelapa sawit umumnya sudah mulai berproduksi pada usia tanaman
minimal 3 tahun, dalam satu bulan petani kelapa sawit di Desa Malik melakukan
kegiatan pemanenan sebanyak 2 kali masa panen. Hasil panen rata-rata dengan
luas lahan 1 Ha dalam 1 kali panen dapat diprediksi oleh petani kelapa sawit
sekitar 700 kg jika umur kelapa sawit sudah diatas 3 tahun. Hasil panen dapat
berupa tandan buah segar dijual melalui tengkulak dan pabrik kelapa sawit, harga
yang diterima petani kelapa sawit berbeda-beda tergantung kualitas TBSnya jika
melalui tengkulak, para tengkulak mengsortir TBS tersebut biasanya untuk usia
kelapa sawit yang masih muda atau yang baru mulai berproduksi berbeda
kualitasnya dengan kelapa sawit yang sudah pada masa panen raya sehingga harga
yang diterima setiap petani berbeda-beda. Harga yang diterima petani kelapa sawit
pada bulan Januari 2022 hingga Maret 2022 berdasarkan hasil penelitian dengan
wawancara langsung kepada petani yaitu beragam mulai dari Rp2.500-Rp3.600
perkilogram.
50
sehingga otomatis pendapatan yang diterima juga tinggi. Penjelasan lebih lanjut
tentang total pendapatan dapat dilihat pada Lampiran 9.
4.2.5. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pendapatan Petani Kelapa Sawit
di Desa Malik Kecamatan Payung
Berdasarkan tujuan penelitian yang kedua yaitu mengetahui faktor-faktor
apa saja yang memengaruhi pendapatan petani kelapa swit di Desa Malik
Kecamatan Payung. Dalam penelitian ini diduga faktor-faktor yang memengaruhi
pendapatan petani kelapa sawit di Desa Malik Kecamatan Payung adalah luas
lahan, harga jual, produksi, jumlah tanaman, tenaga kerja, pengalaman usahatani,
tingkat pendidikan dan keanggotaan kelompok tani. Untuk menganalisis faktor-
faktor yang memengaruhi pendapatan petani kelapa sawit di Desa Malik yaitu
menggunakan SPSS Versi 19. Untuk mengetahui hasil uji regresi linear berganda
dari variabel yang diamati dapat dilihat pada Tabel 25.
Tabel 25. Uji regresi linear berganda menggunakan SPSS Versi 19
Model Unstandardized t Statistik Sig Toleransi VIF
Coefficients
Konstanta -14807655,490 -3.058 0.005
Harga Jual 1452,841 1.272 0.213 0.793 1.262
Produksi 1308,949 4.136 0.000 0.319 3.140
Jumlah Tanaman 52786,363 2.626 0.031 0.722 1.386
Tenaga Kerja 31325,651 2.876 0.007 0.365 2.737
Pengalaman 865333,196 5.729 0.000 0.576 1.735
Usahatani
Tingkat Pendidikan 30806,556 0.544 0.591 0.820 1.219
Keanggotaan 293628,069 0.615 0.543 0.837 1.195
Kelompok Tani
Adj R2 0.958
F Statistik 46.595
DW 1.750
p-plot. Berdasarkan hasil uji normalitas diketahui bahwa model yang diuji
terdistribusi normal dengan melihat nilai Kolmogorov-smirnov yaitu sebesar 0,200
dimana nilai tersebut lebih besar dari taraf signifikan α adalah 0,05, selain
menggunakan metode Kolmogorov-smirnov model penelitian ini menggunakan
kurva normal p-plot lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 11. Model regresi
yang dikatakan terdistribusi normal yaitu titik-titik (ploting) yang mengikuti garis
diagonal (Ghozali, 2016).
Berdasarkan hasil uji multikolinieritas diketahui bahwa nilai VIF dari
seluruh variabel menunjukan ≤ 10 dan nilai toleransi dari keseluruhan variabel
menunjukkan ≥ 0,1, hal ini dapat dikatakan bahwa dalam model regresi tersebut
tidak terjadi gejala multikolinieritas. Uji multikolinieritas bertujuan untuk
mengetahui apakah model regresi ditemukan korelasi antar variabel bebas dengan
melihat nilai toleransi dan VIF jika nilai toleransi lebih besar dari 0,1 dan nilai
VIF lebih kecil dari 10 maka tidak terjadi multikolinieritas (Ghozali, 2016). Untuk
lebih jelas dapat dilihat pada Lampiran 12.
Uji heteroskedastisitas pada penelitian ini menggunakan metode grafik
scaterplot. Berdasarkan grafik scaterplot terdapat titik-titik yang menyebar secara
acak diantara angka nol baik diatas maupun dibawah dan tidak menunjukan titik
yang membentuk suatu pola tertentu dapat dilihat pada Lampiran 13. Maka dapat
disimpulkan bahwa pada model regresi ini tidak terdapat gejala
heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas merupakan uji untuk mengetahui
apakah dalam sebuah model regresi dalam penelitian terjadi ketidaksamaan varian
dari residual yang diamati dengan grafik scaterplot atau nilai prediksi variabel
terikat yaitu SRESID dengan residual error ZPRED, apabila tidak terjadi pola
tertentu dan titik-titik menyebar diantara angka nol baik dibawah ataupun diatas
pada sumbu y maka model regresi tersebut tidak terjadi heteroskedastisitas
(Ghozali, 2016).
Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi (R2) diperoleh nilai R square
sebesar 0,958. Hal ini berarti naik turunnya pendapatan petani 95,8 persen
dipengaruhi oleh variabel harga jual, produksi, jumlah tanaman, pengalaman
usahatani, tingkat pendidikan dan keanggotaan kelompok tani, sedangkan 4,2
54
persennya dipengaruhi oleh vaktor lainnya yang tidak dimasukkan daam model
penelitian.
Berdasarkan hasil regresi linear berganda pada Tabel 25 diatas, maka dapat
ditulis kedalam persamaan model regresi linear berganda sebagai berikut :
Y = -14807655,490 + 1452,841X1 + 1308,949X2 + 52786,363X3 + 31325,651X4
+ 865333,196X5 + 30806,556X6 + 293628,069X7
Berdasarkan hasil uji regresi tersebut dapat diketahui besarnya pengaruh
perubahan setiap variabel independen terhadap variabel dependen pendapatan.
untuk mengetahui lebih lanjut besarnya pengaruh dari masing-masing variabel
independen terhadap variabel dependen dapat dijelaskan pada pembahasan
sebagai berikut.
Berdasarkan hasil uji simultan nilai signifikansi untuk pengaruh variabel X
(luas lahan, harga jual, produksi, jumlah tanaman, tenaga kerja, pengalaman
usahatani, tingkat pendidikan dan keanggotaan kelompok tani) secara simultan
terhadap variabel Y (Pendapatan) adalah sebesar 0.000 ≤ 0,05 dan nilai Fhitung
menunjukkan angka 46,595 ≥ Ftabel yaitu sebesar 2,278 sehingga dapat dikatakan
secara bersama-sama variabel independen memengaruhi naik turunnya
pendapatan (variabel dependen) petani kelapa sawit di Desa Malik Kecamatan
Payung.
Berdasarkan hasil uji parsial untuk melihat pengaruh variabel secara
individu adalah sebagai berikut :
1. Luas lahan
Luas lahan merupakan salah satu faktor yang memengaruhi pendapatan
petani. Dalam usahatani semakin luas lahan pertanian maka semakin tinggi
tingkat produksi yang dihasilkan atau sebaliknya jika lahan sempit maka tingkat
produksi yang dihasilkan juga rendah. Menurut Juanda (2018), semakin sempit
lahan usaha semakin tidak efisien usahatani yang dilakukan, kecuali bila usaha
tersebut dijalankan dengan tertib dan administrasinya baik serta teknologi yang
tepat dan mendukung. Luas lahan yang dimiliki petani kelapa sawit di Desa Malik
yaitu beragam mulai dari 1 Ha sampai dengan 6 Ha. Untuk lebih jelas dapat
dilihat pada Lampiran 2.
55
Berdasarkan hasil uji regresi variabel luas lahan tidak dimasukkan dalam
analisis uji regresi linear berganda karena variabel luas lahan memiliki nilai
korelasi paling tinggi yang akan menyebabkan terjadi masalah multikolinieritas.
Untuk mengatasi masalah multikolinieritas tersebut maka dilakukan sistem
eliminasi variabel bebas yang memiliki nilai korelasi paling tinggi yaitu variabel
luas lahan. Menurut Basuki et. al (2015) menyatakan jika dalam analisis regresi
terjadi masalah multikolinieritas untuk mengatasi masalah tersebut dapat
menggunakan metode Backwar yaitu dengan mengeliminasi variabel bebas yang
memiliki korelasi paling tinggi.
Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, sebagian
penelitian menyatakan bahwa variabel luas lahan berpengaruh signifikan terhadap
pendapatan petani, semakin luas lahan yang dimiliki petani kemungkinan besar
semakin tinggi tingkat produksi yang dihasilkan petani, hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Asriani (2019) luas lahan berpengaruh signifikan
terhadap pendapatan petani padi,hal ini menunjukkan bahwa rata-rata petani
menggunakan lahan yang sudah cukup luas dalam memproduksi padi. Dengan
luas lahan yang dimiliki dapat memperoleh hasil produksi yang maksimal.
Semakin luas lahan sawah maka akan semakin banyak hasil produksi dan semakin
banyak hasil produksi yang dihasilkan maka pendapatan juga akan meningkat.
Penelitian yang dilakukan oleh Harwati et. al (2015) menyatakan berarti
luas lahan berpengaruh sangat nyata terhadap pendapatan petani jagung di Desa
Sidodadi. Semakin luas lahan yang digunakan untuk usahatani jagung maka
semakin besar juga hasil yang didapatkan. Penelitian ini juga sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Salsabila dan Fahraty (2019), dapat dikatakan
bahwa semakin luas lahan maka berpengaruh terhadap hasil produksi hal ini
terjadi jika semakin luas lahan pertanian maka semakin banyak padi yang dapat
ditanam dan semakin banyak pula hasil yang petani dapatkan dan semakin banyak
pula hasil produksi yang dapat dijual oleh petani.
56
2. Harga jual
Berdasarkan hasil analisis uji regresi diketahui secara individu variabel
harga jual tidak berpengaruh nyata dan signifikan terhadap pendapatan petani
kelapa sawit di Desa Malik hal ini dapat dilihat bahwa nilai thitung yaitu 1,272
lebih kecil dari nilai ttabel sebesar 2,048 dan nilai signifikansi sebesar 0,213 lebih
besar dari 0,05. Harga jual tidak berpengaruh terhadap pendapatan petani kelapa
sawit karena pada 3 bulan terakhir harga yang diterima petani kelapa sawit di
Desa Malik terdapat fluktuasi harga yang tidak merata, dan didukung produksi
dan kualitas TBS yang rendah. Meskipun harga TBS tergolong tinggi pada saat itu
jika tingkat produksi TBS tidak sebanding dengan biaya yang dikelurkan untuk
berusahatani kelapa sawit maka pendapatan yang didapatkan petani tidak akan
cukup untuk kebutuhan hidup keluarga petani.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari (2018),
harga jual tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan petani karet di
Betung, karena kualitas karet mempengaruhi harga karet serta jumlah anggota
keluarga mempengaruhi pendapatan yang diterima petani karet di Betung.
Penelitian ini juga didukung oleh Juniati (2016), variabel harga jual tidak
berpengaruh positifdan signifikan terhadap peningkatan pendapatan masyarakat
muslim. Hal ini dikarenakan harga jual hasil pertanian responden tidak
sepenuhnya memenuhi harga yang maksimal.
Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian Aswan dan Tanjung
(2019), harga jual berpengaruh signifikan terhadap pendapatan petani kelapa
sawit. Hasil analisis ini sesuai dengan hasil yang diperoleh peneliti dari responden
penelitian melalui wawancara. Terutama harga jual kelapa sawit yang saat ini
sering naik dan turun, tidak memiliki standar harga yang tetap. Harga kelapa sawit
yang tidak tetap ini menyebabkan pengaruh yang sangat besar terhadap
pendapatan petani kelapa sawit.
3. Produksi
Berdasarkan hasil analisis uji regresi diketahui bahwa variabel produksi
secara nyata dan signifikan terhadap pendapatan petani kelapa sawit di Desa
Malik Kecamatan Payung dibuktikan dengan nilai thitung yaitu 4,136 lebih besar
dari nilai ttabel yaitu 2,048 dan nilai signifikansinya yaitu 0,000 dimana nilai
57
tersebut lebih kecil dari 0,05, maka dapat dikatakan naik turunnya pendapatan
petani dipengaruhi oleh faktor produksinya. Berdasarkan hasil wawancara melalui
kuesioner rata-rata produksi TBS yang dihasilkan oleh kelapa sawit tentunya
berbeda-beda dengan kelapa sawit lainnya, semakin tinggi produksi yang
dihasilkan semakin tinggi pula pendapatan yang diterima petani.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Asriani (2019), hasil produksi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan pendapatan petani padi
di Kecamatam Majauleng karena semakin banyak jumlah produksi yang
dihasilkan maka pendapatan petani akan meningkat.
Menurut penelitian Pangidoan dan Andriyani (2021), produksi berpengaruh
positif dan signifiikan terhadap pendapatan. Hasil dari penelitian menunjukkan
bahhwa apabila meningkatnya produksi maka pendapatan usaha jugga akan
semakin meningkat.
4. Jumlah tanaman
Berdasarkan hasil analisis uji regresi diketahui bahwa variabel jumlah
tanaman berpengaruh nyata dan signifikan terhadap pendapatan petani kelapa
sawit di Desa Malik Kecamatan Payung hal ini dapat dilihat pada nilai thitung yaitu
2,262 dimana lebih besar dari nilai ttabel 2,048 dan nilai signifikansi yaitu 0,031
dimana nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Berdasarkan hasil wawancara
dengan petani jumlah tanaman yang banyak terdapat pengaruh terhadap produksi
yang dihasilkan, semakin banyak jumlah tanaman dalam satuan hektar maka
kemungkinan besar semakin tinggi tingkat produksi sehingga pendapatan yang
diterima petani juga tinggi.
Penelitian yang dilakukan Widyarto (2017) menyatakan bahwa variabel
jumlah tanaman memiliki nilai signifikan 0,011 lebih kecil dari tarag signifikan
yaitu 0,05. Nilai tersebut menunjukkan bahwa jumlah tanaman memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap hasil panen kopi robusta.
Penelitian yang dilakukan oleh Afrianika et. al (2020) menyatakan hal yang
sama dengan penelitian Widyarto (2017) bahwa jumlah bibit berpengaruh nyata
terhadap produksi bawang merah di Kecamatan Tawangmangu pada tingkat
kepercayaan 99 persen.
58
dari pengalaman tersebut dapat merubah pola pikir dan tata cara dalam
berusahatani.
kelompok tani sudah cukup dalam kerja sama. Meskipun demikian, ada kendala
yang cukup besar dalam hal adopsi teknologi penanaman yaitu untuk kasus waktu
tanam.
Menurut Nangameka dan Mayasari (2015) menyatakan bahwa untuk
intensitas pertemuan kelompok tani yang termasuk kategori jarang dan bahkan
tidak pernah, mereka kurang mendapatakan informasi sehingga tidak bisa
memaksimalkan hasil pendapatannya.
62
DAFTAR PUSTAKA
Afrianika, Vita Intari., Marwanti, Sri., Khomah, Isti. 2020. Analisis Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Produksi Usahatani Bawang Merah di Kecamatan
Tawangmangu. Journal of Agricultural Socioeconomics and Business Vol.
3 No. 2 Oktober 2020 PP. 77-86.
Arsyad, Sitanala. 2012. Konservasi Tanah dan Air. Bogor: IPB Press.
Badan Pusat Statistik 2021. Kepulauan Bangka Belitung dalam Angka 2021.
BPS Kepulauan Bangka Belitung.
Badan Pusat Statistik. 2022. Bangka Selatan Dalam Angka 2022. BPS Kabupaten
Bangka Selatan.
Badan Pusat Statistik. 2017. Bangka Selatan Dalam Angka 2017. BPS Kabupaten
Bangka Selatan
Bilson, Simamora. 2001. Memenangkan Pasar dengan Pemasaran Efektif dan
Profitabel, Edisi Pertama. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Fahri, Anis. 2022. Analisis Usahatani Kelapa Sawit Rakyat dengan Aplikasi
Pupuk di Kabupaten Indragiri Hulu. [SKRIPSI].
Faisal, Hery Nur. 2015. Analisis pendapatan usahatani dan saluran pemasaran
pepaya (Carica Papaya L) di Kabupaten Tulunggagun (studi kasus di
Desa Bangoan, Kecamatan Kedunwaru, Kabupaten Tulungagung).
Jurnal Agribisnis Fakultas Pertanian Unita. 11 (13).
Gay, L.R. dan Diehl, P.L. 1992. Research Methods for Business and.
Management. New York : MacMillan Publishing Company.
Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS
23 (Edisi 8). Cetakan ke VIII. Semarang : Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.
Husni, Hidayah A.K & Maskan, AF. 2014. Analisis finansial usahatani cabai
rawit (Capsicum frutescens) di Desa Purwajaya Kecamatan Loa Janan.
Jurnal ARIFOR. 13 (1) : 49- 52.
Janie, Dyah Nirmala Arum. 2012. Statistik Deskriptif dan Regresi Linier
Berganda dengan SPSS. Semarang : Semarang University Press.
Jaya, Rahmat. 2019. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan
Petani Kubis di Desa Jenetallasa Kecamatan Rumbia Kabupaten
Jenepanto. [SKRIPSI]. Makassar : Universitas Negeri Makassar.
Juanda, Ajang. 2018. Analisis Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Pendapatan
Petani Kelapa Sawit Di Desa Karossa Kecamatan Karossa Kabupaten
Mamuju Tengah Sulawesi Barat. [SKRIPSI]. Universitas Muhammadiyah
Makassar.
Nuryanti Sri & Swastika, Dewa Sadra. 2011. Peran Kelompok Tani dalam
Penerapan Teknologi Pertanian. Forum Penelitian Agro Ekonomi, Volume
29 No. 20, Desember 2011, 115 – 128.
Pahan, Iyung. 2012. Panduan Lengkap Kelapa Sawit, Manajemen Agribisnis dari
Hulu ke Hilir. Jakarta : Penebar Swadaya.
Pahan, Iyung. 2013. Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Manajemen Agribisnis dari
Hulu hingga Hilir. Penebar Swadaya. Cibubur, Jakarta Timur.
Pangidoan, Navan & Andriyani, Devi. 2016. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Pendapatan Petani Kelapa Sawit (Studi Kasus Di Kabupaten Pasaman
Barat Kecamatan Ranah Batahan). Jurnal Ekonomi Pertanian Unimal
Volume 04 No 2 Novenber 2021 E-ISSN: 2614-4565.
Pramono, Lolita Geofany,. Yuliawati. 2019. Peran Kelompok Tani Terhadap
Pendapatan Petani Padi Sawah di Kelurahan Kauman Kidul Kecamatan
Sidorejo Kota Salatiga. Agribisnis Universitas Kristen Satya Wacana.
Jurnal Agritech Vol. XXI No. 2 Desember 2019.
Purwanto, S.E.I., M.S.I . 2011. Teknik penyusunan instrumen uji validitas dan
reliabilitias untk penelitian ekonomi syariah. Magelang : StaiaPress.
Rangkuti, Freddy. 2012. Studi Kelayakan Bisnis & Investasi. Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama.
Setiawan, Arief. 2012. Jurnal Pengaruh Harga dan Lokasi Terhadap Keputusan
Pembelian Ramayana. Vol 14 No.2.
Shinta, Agustina. 2011. Manajemen Pemasaran. Universitas Brawijaya Press.
Malang.
Sibuea, Posman. 2014. Minyak Kelapa Sawit: Teknologi dan Manfaatnya untuk
Pangan Nutrasetikal. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Siregar, Syofian. 2016. Statistika Deskriptif untuk Penelitian Dilengkapi
Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17. Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada.
Sulardi . 2022. Budidaya Tanaman Kelapa Sawit. Bekasi : PT. Dewangga Energi
internasional.
Sundari, MT. 2011. Analisis dan pendapatan usahatani wortel di Kabupaten
Karanganyar. Jurnal SEPA. 7 (2) : 119-126.
Syafruwadi, A., H. Fajeri & Hamdani. 2012. Analisis Finansial Usahatani Padi
Verietas Unggul di Desa Guntung Ujung Kecamatan Gambar Kabupaten
Banjar Kalimantan Selatan. Jurnal Agribisnis, 2(3), 181- 192.
Syahyuti, dkk. 2014. Kajian Peran Organisasi Petani dalam Mendukung
Pembangunan Pertanian. Jurnal Litbang Pertanian.
Wanda, FA. 2015. Analisis Pendapatan Usaha Tani Jeruk Siam (Studi Kasus Di
Desa Padang Pangrapat Kecamatan Tanah Grogot Kabupaten Paser.
Ejournal Ilmu Administrasi Bisnis, 3(3): 600-611.
Widiyarto, Aditya. 2017. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Panen
Usahatani Kopi Robusta di Kecamatan Dampit Kabupaten Malang Tahun
2016 (Studi Kasus Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang, Jawa Timur).
Jurnal Ilmiah Universitas Brawijaya Malang.
67
2 Isbik Mirwanto
Januari 13000 Rp3.200 Rp41.600.000
Februari 13600 Rp3.500 Rp47.600.000
Maret 14000 Rp3.610 Rp50.540.000
Jumlah 40600 Rp10.310 Rp139.740.000
9 Rendy Sandra
Januari 1900 Rp2.900 Rp5.510.000
Februari 2000 Rp2.950 Rp5.900.000
Maret 1950 Rp3.000 Rp5.850.000
Jumlah 5850 Rp8.850 Rp17.260.000
Lanjutan lampiran 7.
18 Endri Saryono
Januari 1800 Rp2.900 Rp5.220.000
Februari 1980 Rp3.000 Rp5.940.000
Maret 2100 Rp3.100 Rp6.510.000
Jumlah 5880 Rp9.000 Rp17.670.000
Lanjutan lampiran 7.
Lanjutan lampiran 7.
No Nama Bulan Produksi (kg) Harga (Rp/Kg) Total Penerimaan
31 Muhamad Januari
Agus 950 Rp2.800 Rp2.660.000
Februari 970 Rp2.850 Rp2.764.500
Maret 1000 Rp2.900 Rp2.900.000
Jumlah 2920 Rp8.550 Rp8.324.500
973,3333333
32 Tori Januari 2650 Rp2.900 Rp7.685.000
Februari 2750 Rp3.100 Rp8.525.000
Maret 2800 Rp3.200 Rp8.960.000
Jumlah 8200 Rp9.200 Rp25.170.000
2733,333333
33 Bujang Majana
Januari 1000 Rp2.800 Rp2.800.000
Februari 1150 Rp2.850 Rp3.277.500
Maret 1200 Rp2.900 Rp3.480.000
Jumlah 3350 Rp8.550 Rp9.557.500
1116,666667
34 Sumardi Januari 2500 Rp2.900 Rp7.250.000
Februari 2550 Rp2.950 Rp7.522.500
Maret 2650 Rp3.000 Rp7.950.000
Jumlah 7700 Rp8.850 Rp22.722.500
2566,666667
35 Sakban Januari 3500 Rp3.000 Rp10.500.000
Februari 3700 Rp3.050 Rp11.285.000
Maret 4000 Rp3.100 Rp12.400.000
Jumlah 11200 Rp9.150 Rp34.185.000
3733,333333
36 Samsul Januari 3000 Rp2.900 Rp8.700.000
Februari 3100 Rp2.950 Rp9.145.000
Maret 3200 Rp3.100 Rp9.920.000
Jumlah 9300 Rp8.950 Rp27.765.000
3100
37 Arden Januari 1200 Rp2.900 Rp3.480.000
Februari 1400 Rp2.950 Rp4.130.000
Maret 1500 Rp3.000 Rp4.500.000
Jumlah 4100 Rp3.100 Rp12.710.000
77
Coefficientsa
Standardi
zed
Coefficient
Unstandardized Coefficients s
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -14807655,490 4842702,192 -3,058 ,005
harga jual 1452,841 1141,883 ,076 1,272 ,213
produksi 1308,949 316,515 ,389 4,136 ,000
jumlah 52786,363 23338,915 ,141 2,262 ,031
tanaman
tenaga kerja 31325,651 10893,271 ,252 2,876 ,007
pengalaman 865333,196 151038,320 ,400 5,729 ,000
usahatani
tingkat 30806,556 56632,092 ,032 ,544 ,591
pendidikan
keanggotaan 293628,069 477433,837 ,036 ,615 ,543
kelompok tani
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
b
1 Regression 5244542470000 7 7492203529000 46,595 ,000
00,000 0,000
Residual 4663044581000 29 1607946407000
0,000 ,000
Total 5710846929000 36
00,000
a. Dependent Variable: pendapatan
a. Predictors: (Constant), keanggotaan kelompok tani, produksi, tingkat pendidikan, harga jual,
jumlah tanaman, pengalaman usahatani, tenaga kerja
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
a
1 ,958 ,918 ,899 1268048,26700 1,750
a. Predictors: (Constant), keanggotaan kelompok tani, produksi, tingkat pendidikan, harga
jual, jumlah tanaman, pengalaman usahatani, tenaga kerja
b. Dependent Variable: pendapatan
81
b. Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta T Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) -14807655,490 4842702,192 -3,058 ,005
harga jual 1452,841 1141,883 ,076 1,272 ,213 ,793 1,262
Produksi 1308,949 316,515 ,389 4,136 ,000 ,319 3,140
jumlah tanaman 52786,363 23338,915 ,141 2,262 ,031 ,722 1,386
tenaga kerja 31325,651 10893,271 ,252 2,876 ,007 ,365 2,737
pengalaman usahatani 865333,196 151038,320 ,400 5,729 ,000 ,576 1,735
tingkat pendidikan 30806,556 56632,092 ,032 ,544 ,591 ,820 1,219
keanggotaan kelompok 293628,069 477433,837 ,036 ,615 ,543 ,837 1,195
tani
83
c. Uji Heteroskedastisitas
84