Anda di halaman 1dari 39

BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Kondisi Sistem Penyaliran PIT 4500 Bk 04

Sistem penambangan yang dilakukan di lokasi penelitian adalah tambang

terbuka. Kegiatan penambangan dengan kondisi kerja demikian sangat

dipengaruhi oleh keadaan cuaca, terutama curah hujan. Saat terjadi hujan kondisi

tempat kerja menjadi basah dan becek. Untuk mengatasi masalah tersebut maka

diperlukan sistem penyaliran tambang yang baik. Sistem penyaliran tambang yang

ada selama ini terdiri dari pengeringan areal penambangan dan mengatur pola

aliran air pada daerah tambang.

Sistem penyaliran tambang yang digunakan untuk mengantisipasi adanya

air di daerah tambang adalah sistem penyaliran langsung, dimana untuk

mengeluarkan air yang sudah masuk ke areal penambangan dilakukan dengan

open sump system. Sistem ini dilakukan dengan cara mengalirkan air yang sudah

masuk ke areal penambangan secara alami menuju sump (sumuran). Adapun

berdasarkan keperluan tersebut dibuat saluran terbuka (parit) pada salah satu sisi

jalan tambang. Semua saluran air mengarah ke sumuran, sehingga diharapkan air

hujan yang jatuh di lantai Pit dan sekitarnya dapat mengalir menuju sumuran

tambang untuk dipompa ke luar tambang.

Sistem penyaliran di Pit 4500 Bk 04 kurang diperhatikan, hal ini

disebabkan karena front penambangan yang berubah-ubah dengan cepat

mengikuti kemajuan penambangan. Dengan kemajuan tambang yang cepat dan


63

untuk mengejar produksi, maka sistem penyaliran di area Pit 4500 Bk 4 kurang di

perhatikan. Upaya untuk mencegah air limpasan masuk ke dalam tambang kurang

di perhatikan, sehingga cummulative air hujan dari puncak-puncak bukit yang

berada di luar Pit langsung berkubang di dasar Pit.

Curah hujan yang ada di Pit 4500 cukup sulit untuk diprediksi. Oleh

karena itu diperlukan upaya untuk mencegah air yang masuk kedalam tambang

(mine drainage) namun PT. Trubaindo Coal Mining kurang memperhatikan hal

tersebut. Saat ini PT. Trubaindo Coal Mining hanya membiarkan air masuk

kedalam tambang dan kemudian baru diupayakan untuk mengumpulkan air pada

sumuran (sump) yang telah dibuat dan kemudian dipompa keluar menuju kolam

pengendapan (settling pond).

5.1.1 Kondisi Penambangan Batubara Pit 4500

PT. RIUNG sebagai kontraktor tambang PT. Trubaindo Coal Mining, terus

mengejar produksi dan terkadang kurang memperdulikan desain tambang.

Endapan batubara disekitar low wall terus dilakukan penggalian tanpa

menurunkan daerah di sekitar high wall, sehingga membentuk cekungan yang

berpotensi sebagai tempat berkumpulnya air. Dengan demikian kondisi di sekitar

areal Pit 4500 ketika hujan turun maka air akan menggenangi cekungan tersebut.

Hal ini akan mengakibatkan genangan air di tempat penggalian batubara sehingga,

akan mempengaruhi kualitas dari batubara tersebut dan uga mengakibatkan pit

terendam air.
64

Sumber : Dokumentasi MOP dan Penulis, 2013


Gambar 5.1 Situasi Pit 4500 Bk 4 sebelum dan setelah pit aktif tergenang air

5.1.2. Sumber Air yang Masuk ke dalam Pit E

Sumber air yang ada saat ini berasal dari air limpasan yang mengalir dari

puncak-puncak bukit Daerah Tangkapan Hujan (DTH) di luar Pit 4500

(merupakan daerah hutan dan vegetasi ringan dengan kemiringan agak curam)

juga masuk ke dalam Pit karena kondisi paritan yang kurang perawatan.

Namun, air hujan yang langsung masuk ke dalam Pit merupakan

prosentase terbesar sumber air yang berada di dalam Pit. Air hujan yang langsung

masuk ke dalam Pit tidak dapat dicegah. Langkah yang harus diambil adalah

mengumpulkan ke suatu tempat penampungan sump Pit 4500, kemudian

mengeluarkannya dengan cara memompa air tersebut.

5.1.3 Sistem Pemompaan di Pit 4500


Jenis pompa yang digunakan oleh PT. Trubaindo Coal Mining tepatnya di

Pit 4500 adalah Multiflo 42- E dengan putaran 1050 RPM . Jumlah pompa yang di

gunakan dalam upaya mengeluarkan dan mengeringkan air di pit 4500 sebanyak 1

pompa. Pipa isap yang di gunakan berukuran 8 inch. Adapun pipa keluaran 12

inch.
65

5.2 Pengolahan Data

Berdasarkan kondisi aktual pit 4500 di atas, kemudian digunakan

pengkajian dalam aktivitas perencanaan dewatering system di Pit 4500. Aktivitas

pengeringan air di Pit 4500 semakin menjadi prioritas dikarenakan di Pit 4500

terdapat batubara yang terhambat penggaliannya dikarenakan terendam oleh

genangan air tersebut.

5.2.1 Perencanaan Penurunan Volume air di Pit 4500

5.2.1.1 Analisis Data Curah Hujan

Adapun dari hasil analisa data curah hujan (lampiran A) pada lokasi

penelitian dari bulan Januari 2007- Desember 2013 diperoleh curah hujan rata-

rata harian sebesar 7.90 mm sedangkan nilai simpangan baku dari populasi

sebesar (SD) 3.39 mm. Nilai simpangan baku dari variasi reduksi rata-rata

sebesar (Sn) 1,2; nilai variasi dari variabel yang di ramalkan (Yt) 0,37; sedangkan

nilai reduksi rata dari jumlah data sebesar (Yn) 0,56. Durasi hujan rata-rata

sebesar 1.08 jam. Dengan demikian, besar curah hujan rencana untuk aktivitas

pemompaan di Pit 4500 dengan periode ulang 2 tahun, dengan menggunakan

metode Gumbell tersebut sebesar 7.3169 mm, berdarkan curah hujan rata-rata

(Lampiran B).

Dari curah hujan rencana ini maka diperoleh intensitas hujan rencana

berdasarkan metode Mononobe dengan menggunakan persamaan (3.6) di peroleh

sebesar 2,405 mm/jam (Lampiran C).


66

5.2.1.1 Penentuan Luas Daerah Tangkapan Hujan

Daerah Tangkapan Hujan (DTH) merupakan daerah yang dialiri air ketika

hujan. Air mengalir dari puncak bukit-bukit yang berada diluar Pit. Berdasarkan

peta situasi daerah pit 4500 blok 04 bulan Desember maka daerah penelitian

dapat dibagi menjadi 2 bagian. DTH tersebut memiliki luas daerah yang berbeda

yang terdiri dari luas didalam Pit dan luas diluar Pit (lihat Lampiran D). DTH I

merupakan Daerah di areal pit aktif (inpit) yang memiliki luas daerah

0,284 Km2. Luas DTH II adalah daerah di areal outpit yang memiliki luas daerah

0,166 Km2. Maka luas DTH seluruhnya adalah 0,450 Km2.

5.2.1.2 Penentuan Koefisien Limpasan

Koefisien limpasan diperoleh dari perbandingan antara jumlah hujan yang

langsung masuk kedalam Pit dengan jumlah hujan yang mengalir dari puncak

bukit menuju kedalam Pit (limpasan) dikalikan dengan harga koefisien limpasan

menurut Manning. Koefisien limpasan ( C ) tergantung pada sifat fisik batuan,

topografi, vegetasi dan tataguna lahan.

Daerah Tangkapan Hujan yang di Pit aktif merupakan areal penambangan

yang telah di lakukan land clearing, sehingga harga koefisien limpasan di inPit

adalah 0,9. Daerah tangkapan hujan untuk areal outpit merupakan areal vegetasi

ringan dengan kemiringan agak miring, sehingga harga koefisien limpasan adalah

0,6. Oleh karena itu, koefisien limpasan cumulative yang digunakan dalam

perhitungan berdasarkan persentase luas daerah masing-masing daerah tangkapan

hujan sebesar 0,81 (Lampiran E).


67

5.2.1.3 Penentuan Debit Limpasan Prakiraan

Debit Limpasan ini adalah debit Limpasan yang dihasilkan oleh hujan

prakiraan dalam suatu area tangkapan hujan yang akan masuk ke dalam sarana

penyaliran (Pit 4500). Dari data di atas selanjutnya digunakan dalam perencanaan

aktivitas pemompaan di Pit 4500. Data daerah tangkapan hujan di all Pit sebesar

0,450 km2, intensitas hujan 2,405 mm/jam, koefisien limpasan dari data tata guna

lahan sebesar 0,81, maka diperoleh nilai debit limpasan hujan yang akan masuk

di Sump Pit 4500 berdasarkan persamaan (3.8) adalah :

Q=0,278 x C x I x A

Q=0,278 x 0,81 x 2,405 x 0,450

m3 m3
Q=0,244 atau 877,459
detik jam

5.2.1.4 Penentuan Volume Limpasan Perkiraan

Volume limpasan ini merupakan perkiraan jumlah volume air yang masuk

ke dalam sump pit 4500 tersebut. Volume Limpasan ini di pengaruhi oleh debit air

limpasan dan prakiraan lamanya hujan. Adapun dalam perhitungannya, volume

limpasan prakiraan dapat ditentukan berdasarkan hasil perkalian debit dan

prakiraan durasi hujan tersebut.

Pengolahan data durasi hujan rata-rata selama umur tambang berdasarkan

data durasi hujan rata-rata harian sebesar 1,085 jam (Lampiran B), sedangkan

nilai debit limpasan prakiraan sebesar 877,459 m3/jam. Dengan demikian,

volume air harian dari limpasan air hujan tersebut sebesar 952,043 m3. Oleh
68

karena itu besarnya asumsi volume air yang masuk ke sump di bulan Desember

(jumlah hari = 30 hari) sebesar 28.561,282 m3.

Perencanaan aktivitas pemompaan diperhitungkan berdasarkan volume

total air sump pit 4500 tersebut dengan menggunakan pompa type Multiflo

420-E. Hal ini diperhitungkan dengan mempertimbangkan target untuk aktivitas

penggalian batubara di Blok 04 yang tergenang air tersebut. Adapun

penggambaran jumlah pompa yang di gunakan dan estimasi pengeringan pompa

dapat di lihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 5.1 Perhitungan Penurunan Volume Air Bulan Desember 2013

AVG Rainfall Input


Sump Volume
Intensity Volume
DATE REMARKS
Volume Volume
mm/day CuM
Awal Terkoreksi
6 7,81 2837,56 265952,90 253665,17 Flooded
7 7,81 2837,56 253665,17 241377,43 Flooded
8 7,81 2837,56 241377,43 229089,70 Flooded
9 7,81 2837,56 229089,70 216801,97 Flooded
10 7,81 2837,56 216801,97 204514,24 Flooded
11 7,81 2837,56 204514,24 192226,50 Flooded
12 7,81 2837,56 192226,50 179938,77 Flooded
13 7,81 2837,56 179938,77 167651,04 Flooded
14 7,81 2837,56 167651,04 155363,30 Flooded
15 7,81 2837,56 155363,30 143075,57 Flooded
16 7,81 2837,56 143075,57 130787,84 Flooded
mounth 17 7,81 2837,56 130787,84 118500,10 Flooded
18 7,81 2837,56 118500,10 106212,37 Flooded
19 7,81 2837,56 106212,37 93924,64 Flooded
20 7,81 2837,56 93924,64 81636,91 Flooded
21 7,81 2837,56 81636,91 69349,17 Flooded
22 7,81 2837,56 69349,17 57061,44 Flooded
23 7,81 2837,56 57061,44 44773,71 Flooded
24 7,81 2837,56 44773,71 32485,97 Flooded
25 7,81 2837,56 32485,97 20198,24 Flooded
26 7,81 2837,56 20198,24 7910,51 Flooded
27 7,81 2837,56 7910,51 0,00 Mineable
28 7,81 2837,56 0,00 0,00 Mineable
69

29 7,81 2837,56 0,00 0,00 Mineable


mounth
30 7,81 2837,56 0,00 0,00 Mineable
31 7,81 2837,56 0,00 0,00 Mineable
Sumber : Mine plan, 2013

5.2.2 Produksi Pompa Multiflo 420-E

5.2.2.1 Kecepatan Air Aktual

Pengukuran kecepatan air bertujuan untuk, menghitung kemampuan

pompa MF 420 mengeluarkan air original pada pit 4500 blok 04. Pengambilan

data kecepatan air terbagi atas 6, karena pengukuran kecepatan dipisahkan

berdasarkan rpm pompa 420-E.

Dari data pengukuran di lapangan (Lampiran H), maka dapat dihitung

kecepatan air yang keluar dari pipa dengan menggunakan (pers 3.19 dan 3.20):

 t=
√ 2h
g

t=
√ 2 x 0,34
9,8

t=0,263 detik

s
 v=
t

0,45
v=
0,263

v=1,71 m/ s

Perhitungan di atas, adalah contoh perhitungan untuk RPM 900. Untuk

RPM 1000 – 1300, dapat dilihat pada tabel 5.2.

Tabel 5.2 Kecepatan Aliran Air


70

Waktu air sampai Kecepatan Air


RPM
ke permukaan (t) (v)_m/s
1000 0,256 2,426
1050 0,252 2,465
1100 0,247 3,072
1200 0,235 3,578
1300 0,230 4,081
Sumber : Data Olahan Penulis, 2013
5.2.2.2 Luasan Pipa yang Dialiri Air
Berdasarkan pengukuran dan pengamatan, air yang keluar dari outlet tidak

memenuhi diameter pipa, sehingga perlu di hitung luasan pipa yang di aliri oleh

air.

Dari data pengukuran (Lampiran G), maka dapat diperoleh luasan pipa yang

dialiri dengan menggunakan persamaan 3.21, 3.22 dan 3.23, hasil perhitungan

dari luasan pipa yang dialiri dapat dilihat pada tabel 5.3 berikut. Untuk

perhitungan lengkapnya dapat dilihat pada (Lampiran H).

Tabel 5.3 Perhitungan Luasan Pipa yang Dialiri


RPM
 
9000 1000 1050 1100 1200 1300
Besar Sudut Lingkaran 360 360 360 360 360 360
Besar Sudut ∆ Sama Sisi 60 60 60 60 60 60
0.289
Diameter Pipa 0.2898 0.2898 0.2898 0.2898 0.2898
8
0.144
Jari-Jari Pipa 0.1449 0.1449 0.1449 0.1449 0.1449
9
0.065
Luas Lingkaran 0.0659 0.0659 0.0659 0.0659 0.0659
9
0.019
Panjang ZA 0.0450 0.0360 0.0300 0.0250 0.0210
0
0.011
Luas Juring OAB 0.0110 0.0110 0.0110 0.0110 0.0110
0
0.009
Luas Segitiga OAB 0.0091 0.0091 0.0091 0.0091 0.0091
1
Panjang AB (Panjang Tali 0.151
0.1517 0.1517 0.1517 0.1517 0.1517
Busur) 7
0.125
Panjang OZ 0.0999 0.1089 0.1149 0.1199 0.1239
9
0.071
Panjang ZB 0.1050 0.0956 0.0883 0.0814 0.0751
7
Luas segitiga OBZ 0.0052 0.0052 0.0051 0.0049 0.0047 0.004
71

5
0.000
Luas Segitiga ZBA 0.0024 0.0017 0.0013 0.0010 0.0008
7
0.001
Luas Tembereng AB 0.0019 0.0019 0.0019 0.0019 0.0019
9
0.002
Luas Juring ZBA 0.0043 0.0036 0.0032 0.0029 0.0027
6
jadi, Luasan yang dialiri air 0.060
0.0574 0.0587 0.0595 0.0601 0.0606
adalah : 8
Sumber : Data Olahan Penulis, 2013

5.2.2.3 Debit Aktual Pompa Multiflo 420-E

Dari luasan yang diperoleh maka dapat dihitung debit aktual, dengan

menggunakan persamaan 3.16.

Q=2,465 x 0,0564

m3
Q=0,098
s

Perhitungan di atas, adalah contoh perhitungan untuk RPM 900. Untuk

hasil perhitungan RPM 1000 – 1300, dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 5.4 Debit Aktual


Kecepatan Debit Debit (Q)
RPM Luasan Yang Dialiri Air (m²)
Air (v) m/s (Q) m³/s m³/jam
1000 2.43 0.0587     0.142 512.635
1050 2.46 0.0595     0.147 527.871
1100 3.07 0.0601     0.185 664.558
1200 3.58 0.061     0.217 780.121
1300 4.08 0.061     0.248 892.780
Sumber : Data Olahan Penulis, 2013

5.3 Analisis Penurunan Air di Pit 4500

Kegiatan pemompaan dengan menggunakan multiflo 420-E, mulai

dilakukan pada tanggal 06 Desember 2013. Berikut ini merupakan analisis


72

penurunan air di pit 4500 berdasarkan perhitungan aktual dengan menggunakan

pompa Multiflo 420-E dengan masing-masing rpm pompa.


70

Tabel 5.5 Analisis Penurunan Air Berdasarkan rpm Pompa


900 rpm 1000 rpm 1050 rpm 1100 rpm 1200 rpm 1300 rpm
Mont Dat Vol Awal Volume Vol Awal Volume Vol Awal Volume Vol Awal Volume Vol Awal Volume Vol Awal Volume
h e Terkoreks Terkoreks Terkoreks
Cum Terkoreksi Cum Terkoreksi Cum Terkoreksi Cum Cum Cum
i i i
Des 265952,9 260.303,6
6 265952,90 257.750,74 265952,90 257.506,97 265952,90 255319,98 265952,90 253470,96 265952,90 251668,43
0 1
260303,6 252.712,3 257.750,7 257.506,9
7 246.729,10 246.157,74 255319,98 241031,99 253470,96 236698,36 251668,43 232473,67
1 8 4 7
252712,3 244.238,4 246.729,1 246.157,7
8 234.425,86 233.488,84 241031,99 225082,61 236698,36 217975,46 232473,67 211046,96
8 5 0 4
244238,4 235.941,0 234.425,8 233.488,8
9 222.378,95 221.083,87 225082,61 209465,51 217975,46 199642,61 211046,96 190066,64
5 6 6 4
235941,0 227.467,1 222.378,9 221.083,8
10 210.075,71 208.414,97 209465,51 193516,12 199642,61 180919,71 190066,64 168639,93
6 3 5 7
227467,1 219.169,7 210.075,7 208.414,9
11 198.028,80 196.010,00 193516,12 177899,02 180919,71 162586,86 168639,93 147659,62
3 4 1 7
219169,7 210.695,8 198.028,8 196.010,0
12 185.725,56 183.341,10 177899,02 161949,64 162586,86 143863,96 147659,62 126232,91
4 1 0 0
210695,8 202.398,4 185.725,5 183.341,1
13 173.678,64 170.936,14 161949,64 146332,54 143863,96 125531,12 126232,91 105252,59
1 2 6 0
202398,4 193.924,4 173.678,6 170.936,1
14 161.375,41 158.267,23 146332,54 130383,16 125531,12 106808,21 105252,59 83825,88
2 9 4 4
193924,4 185.627,1 161.375,4 158.267,2
15 149.328,49 145.862,27 130383,16 114766,05 106808,21 88475,37 83825,88 62845,56
9 0 1 3
185627,1 177.153,1 149.328,4 145.862,2
16 137.025,26 133.193,37 114766,05 98816,67 88475,37 69752,46 62845,56 41418,85
0 7 9 7
177153,1 171.856,9 137.025,2 133.193,3
17 129.335,74 125.275,30 98816,67 88848,31 69752,46 58050,65 41418,85 28027,16
7 6 6 7
171856,9 163.736,1 129.335,7 125.275,3
18 117.545,14 113.134,27 88848,31 73563,48 58050,65 40107,86 28027,16 7493,23
6 1 4 0
163736,1 155.262,1 117.545,1 113.134,2
19 105.241,90 100.465,37 73563,48 57614,10 40107,86 21384,96 7493,23 0,00
1 8 4 7
155262,1 146.964,7 105.241,9 100.465,3
20 93.194,99 88.060,40 57614,10 41997,00 21384,96 3052,12 0,00 0,00
8 9 0 7
146964,7 138.490,8    
21 93.194,99 80.891,75 88.060,40 75.391,50 41997,00 26047,62 3052,12 0,00
9 6
138490,8 130.370,0
22 80.891,75 69.101,15 75.391,50 63.250,47 26047,62 10762,79 0,00 0,00
6 1
23 130370,0 121.896,0 69.101,15 56.797,92 63.250,47 50.581,57 10762,79 0,00    

71
1 8
71

121896,0 113.775,2
24 56.797,92 45.007,32 50.581,57 38.440,54 0,00 0,00
8 3
113775,2 105.301,3
25 45.007,32 32.704,09 38.440,54 25.771,63
3 0
105301,3 101.770,5
26 32.704,09 27.577,74 25.771,63 20.492,93
0 0
101770,5 101.770,5
27 27.577,74 27.577,74 20.492,93 20.492,93
0 0
101770,5 101.770,5
28
0 0
27.577,74 27.577,74 20.492,93 20.492,93    
101770,5 101.770,5
29 27.577,74 27.577,74 20.492,93 20.492,93
0 0
101770,5 101.770,5
30 27.577,74 27.577,74 20.492,93 20.492,93
0 0
101770,5 101.770,5
31 27.577,74 27.577,74 20.492,93 20.492,93
0 0
Sumber : Data Olahann Penulis, 2013
72

5.4 Pompa

Pompa adalah : Alat untuk memindahkan cairan dari suatu tempat yang

rendah ke tempat yang lebih tinggi atau dari suatu tempat yang bertekanan kecil

ke tempat yang bertekanan lebih besar.

Jenis pompa yang digunakan pada sistem penyaliran tambang mine

dewatering lokasi penelitian adalah pompa multiflo 420-E.

Sumber : Dokumentasi Penulis, 2013


Gambar 5.2 PompaMultiflo 420-E

5.4.1 Head Pompa

Head pompa adalah energi yang diperlukan untuk mengalirkan sejumlah

air pada kondisi tertentu atau energi per satuan berat jenis. Penentuan kapasitas

pompa bergantung pada beberapa faktor, antara lain :

1). Perbedaan alevasi antara tempat tempat penampungan dengan tempat

pembuangan.

2). Kecepatan fluida yang mengalir.


73

3). Gesekan (friction) yang terjadi antara fluida dengan pipa.

4). Belokan –belokan yang terdapat pada pipa.

5). Perbedaan tekanan.

5.4.2 Perhitungan Total Head Pompa

Besarnya total Head dapat dihitung sebagai berikut :

1). Julang (Head) Statis (Hs)

Head statis adalah beda tunggi antara inlet (tempat penampungan) dengan

outlet (tempat pembuangan). Inlet pompa berada pada elevasi -41 m, sedangkan

outlet pompa berada pada elevasi +61 m, sehingga dapat dihitung Hs berdasarkan

persamaan 3.10 adalah :

H s =H 2−H 1

H s =61−(−41)

H s =122meter

2). Head Total Statis (Hts)

Head total statis adalah beda tinggi antara inlet dengan outlet. Berdasarkan

persamaan 3.11 maka dapat dihitung nilai Head total statis adalah :

H ts =H s +20 % (H s)

H s =122+ 20 %( 94)

H s =122,4 meter

3). Menentukan Head Kecepatan (Hv)

Head kecepatan adalah kehilangan yang diakibatkan oleh kecepatan air

yang melalui pipa.


74

Berdasarkan persamaan 3.12 , maka besarnya nilai Head kecepatan adalah :

v2
H v=
2xg

m2
2,918 2
s
H v=
m
2 x 9,8 2
s
2
m
2,918 2
s
H v=
m
19,6 2
s

H v =0,148 meter

Hasil 0,148 meter merupakan contoh untuk perhitungan dengan

menggunakan rpm pompa 900, untuk hasil perhitungan dengan menggunakan rpm

1000 sampai 1300 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 5.6 besar nilai Hv


No RPM Hv (m)
1. 1000 0.3003
2. 1050 0.3100
3. 1100 0.4813
4. 1200 0.6533
5. 1300 0.8496
Sumber : Data Olahan Penulis, 2013

4). Menentukan Head gesekan atau friction (Hf1)

Untuk menghitung Head gesekan atau friction akan sangat ditentukan

oleh jenis pipa, diameter pipa, panjang pipa dan debit. Pada kegiatan penelitian

jjenis pipa yang digunakan adalah pipa HDPE denga diameter luar pipa 0,305

meter dan diameter dalam pipa 0,29 meter. Panjang instalasi pipa yang

dipompakan dari pompa pada pit sampai keluar adalah 288 meter dengan debit
75

yang bervariasi sesuai dengan rpm pompa yang digunakan. Untuk menentukan

Head geseakan pada pipa lurus, menggunakan persamaan 3.13.

10,666 x Q1.85
H fl = L
C 1.85 D 4.87
1.85
10,666 x 0,098
H fl = 1.85 4.87
x 288 meter
140 0.29

10.666 x 0.0136
H fl = x 288 meter
9.339,784 x 0.0024

0,145
H fl = x 288 meter
22,145

H fl =0.00645 x 288 meter

H fl =1,8603 meter

Nilai koefisien pipa (C) menurut persamaan Hazel William dapat dilihat

pada tabel 3.5. Berdasarkan pada pipa yang digunakan di pit 4500 adalah jenis pipa

HDPE maka digunakan koefisien pipa menurut Hazel William jenis pipa tersebut

koefisiennya adalah 140.

Hasil 1,8603 meter merupakan contoh untuk perhitungan dengan

menggunakan 900 rpm pompa, untuk hasil perhitungan dengan menggunakan rpm

pompa 1000 sampai 1300, dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 5.7 besar nilai Hf1


No RPM Hf1
1 1000 3.708
2 1050 3.915
3 1100 5.994
4 1200 8.063
5 1300 10.349
Sumber : Data Olahan Penulis, 2013
76

5). Menentukan Head Gesekan pada belokan atau elbow (Hfb)

Besarnya Head gesekan pada belokan atau elbow akan dipengaruhi oleh

besar sudut belokan dan jumlah belokan yang ada. Terdapat 7 belokann dengan

masing-masing besar sudut 50 (3 belokan), 150 (3 belokan) dan 600 (1 belokan).

Harga korfisien pada belokan dapat dilihat pada tabel 3.6. Kerugian yang

diakibatkan karena adanya belokan dapat dihitung dengan menggunakan

persamaan 3.14 :

a). Besar Sudut 50.

v2
H fb =f b x
2x g
2
m
2,918
s2
H fb =0 , ,016 x
m
2 x 9,8 2
s

H fb =0,016 x 0,148 meter

H fb =0,0024 meter

Karena terdapat 3 belokan pada sudut 50, maka total Hfb adalah 0,0072

meter.

b). Besar Sudut 150.


2
v
H fb =f b x
2x g

m2
2,918
s2
H fb =0,042 x
m
2 x 9,8 2
s

H fb =0,042 x 0,148 meter


77

H fb =0,0062meter

Karena terdapat 3 belokan pada sudut 150, maka total Hfb adalah 0,0186

meter.

c). Besar Sudut 600.


2
v
H fb =f b x
2x g
2
m
2,918 2
s
H fb =0,641 x
m
2 x 9,8 2
s

H fb =0,641 x 0,148 meter

H fb =0,0954 meter

Jadi, Total Head Belokan adalah (Hfb) = 0,0072 + 0,0186 + 0,0954

= 0,1212 meter.

Hasil 0,1212 meter merupakan contoh perhitungan dengan menggunakan

rpm pompa 900, untuk hasil perhitungan dengan menggunakan rpm 1000 sampai

1300 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 5.8 Besar Nilai Hfb


N Hfb Hfb
RPM
o 50 150 600 Total (meter)
0.037
1. 1000 0.0144 0.1925 0.2448
8
0.039
2. 1050 0.0149 0.1987 0.2527
1
0.060
3. 1100 0.0231 0.3085 0.3923
6
0.082
4. 1200 0.0314 0.4188 0.5325
3
0.107
5. 1300 0.0408 0.5446 0.6924
1
Sumber : Data Olahan Penulis, 2013
78

Sumber : Dokumentasi Penulis, 2013


Gambar 5.3 belokan pada pipa HDPE

6). Menentukan Head Gesekan pada Foot Valve atau katup isap (Hfv)

Untuk menghitung head gesekan pada katub, digunakan persamaan 3.15,

sehingga besarnya nilai head gesekan pada katup adalah :

v2
H fv =f v x
2x g
2
m
2,918 2
s
H fv =1,05 x
m
2 x 9,8 2
s

H fv =1,05 x 0,148 meter

H fv =0,1554 meter

Berikut ini adalah hasil perhitungan dengan menggunakan rpm 1000


sampai 1300.
Tabel 5.9 Besar Nilai Hfv
No
RPM
. Hfv
1. 1000 0.3153
2. 1050 0.3255
79

3. 1100 0.5054
4. 1200 0.6860
5. 1300 0.8921
Sumber : Data Olahan Penulis, 2013

7). Menentukan Total Head Gesekan

Total head gesekan adalah seluruh kehilangan yang diakibatkan oleh

gesekan pada dinding pipa, gesekan yang disebabkan adanya belokan-belokan dan

gesekan pada katub. Besarnya total head gesekan adalah :

Tabel 5.10 Total Head Gesekan

Hfl Hfb Hfv Hf


No RPM
(meter) (meter) (meter) (meter)
1. 900 1.8603 0.1212 0.1554 2.1369
2. 1000 3.7082 0.2448 0.3153 4.2683
3. 1050 3.9147 0.2527 0.3255 4.4928
4. 1100 5.9938 0.3923 0.5054 6.8915
5. 1200 8.0634 0.5325 0.6860 9.2819
6. 1300 10.3489 0.6924 0.8921 11.9335
Sumber : Data Olahan Penulis, 2013

8). Menentukan Head Total (Ht)

Head total adalah total kehilangan yang disebabkan oleh head statis, head

kecepatan, dan head gesekan. Berdasarkan persamaan 3.9, maka besarnya nilai

head total pompa Multiflo 420-E adalah :

Tabel 5.11 Total Head Pompa Multiflo 420-E

Hts Hv Hf Ht
No RPM (meter
) (meter) (meter) (meter)
1 900 0,1488 2,1369 124,6857
2 1000 0,3003 4,2683 126,9686
3 1050 0,3100 4,4928 127,2028
4 1100 122,4 0,4813 6,8915 129,7729
5 1200 0,6533 9,2819 132,3352
11,933
6 1300
0,8496 5 135,1831
80

Sumber : Data Olahan Penulis, 2013

5.5 Analisis Data Volume Sumuran

Tahap analisis data dilakukan dengan menghitung tingkat ketercapaian

kondisi aktual berdasarkan perencanaan (plan) penurunan volume dari aktivitas

dewatering system di pit 4500, menganalisa faktor-faktor ketidaktercapaian

perencanaan serta memberikan usulan perbaikan untuk perusahaan dari masalah

yang ada.

5.5.1 Ketercapaian Penurunan Volume Sump Pit 4500

Pada perhitungan perencanaan sebelumnya telah di peroleh debit limpasan

prakiraan harian yang masuk ke pit 4500 sebesar 773,435 m3/hari. Perencanaan

pemompaan dilakukan dengan menginstal 1 unit pompa Multiflo 420-E agar dapat

segera melakukan progress batubara di pit aktif yang tergenang air tersebut.

Kapasitas pompa 630,22 m3/jam, dengan PA 95% dan UA 90% sehinga waktu

kerja aktifnya sekitar 22,8 jam. Oleh karenanya diharapkan kegiatan pompa//hari

dapat mengurangi volume sumuran sebesar 12.287,73 m3. (Lihat tabel 5.1).

Berdasarkan data mine plan PT. Trubaindo Coal Mining pada bulan

Desember 2013, elevasi air pada tanggal 6 Desember 2013 yaitu -41,3 m.

Setelah di hitung volumenya melalui software minescape pada elevasi tersebut,

maka volume awal sebelum pemompaan 265.952,90 m3 (Lihat table 5.12). Target

volume air setelah pemompaan adalah 7.910,508 m3 pada akhir bulan Desember

2013, sehingga diharapkan di awal bulan Januari tahun 2014 progres penggalian

batubara di blok 04 dapat dilaksanakan.


81

Pada kondisi aktual di bulan Desember 2013, jumlah hari hujan sebanyak

19 hari, dengan curah hujan rata-rata sebesar 5,68 mm/day dan durasi hujan

rata-rata sebesar 2,5 jam. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi volume aktual air

yang masuk lebih kecil dari perencanaan. Namun, kenyataannya penurunan

volume tidak tercapai, Hal ini dapat di tunjukkan pada kondisi aktual di akhir

bulan Desember 2013. Hasil perhitungan volume aktual diperoleh volume air

setelah pemompaan pada akhir bulan Desember 2013 sebesar 27.577,739 m3

(Lihat tabel 5.12).

Tabel 5.12 Data Perhitungan Volume Air Harian Dari Volume Prakiraan
dengan Volume Aktual
Plan Aktual
Date Input Volume Volume Sump Volume Volume
mᶾ Awal (mᶾ) Terkoreksi (mᶾ) Terkoreksi (mᶾ)

Des 6 265.952,90 253.665,17 257.750,74

7 2.837,56 253.665,17 241.377,43 246.729,10

8 2.837,56 241.377,43 229.089,70 234.425,86

9 2.837,56 229.089,70 216.801,97 222.378,95

1
2.837,56 216.801,97 204.514,24 210.075,71
0

1
2.837,56 204.514,24 192.226,50 198.028,80
1

1
2.837,56 192.226,50 179.938,77 185.725,56
2

1
2.837,56 179.938,77 167.651,04 173.678,64
3

1 2.837,56 167.651,04 155.363,30 161.375,41


4
82

1
2.837,56 155.363,30 143.075,57 149.328,49
5

1
2.837,56 143.075,57 130.787,84 137.025,26
6

1
2.837,56 130.787,84 118.500,10 129.335,74
7

1
2.837,56 118.500,10 106.212,37 117.545,14
8

1
2.837,56 106.212,37 93.924,64 105.241,90
9

Des 2
2.837,56 93.924,64 81.636,91 93.194,99
0

2
2.837,56 81.636,91 69.349,17 80.891,75
1

2
2.837,56 69.349,17 57.061,44 69.101,15
2

2
2.837,56 57.061,44 44.773,71 56.797,92
3

2
2.837,56 44.773,71 32.485,97 45.007,32
4

2
2.837,56 32.485,97 20.198,24 32.704,09
5

2
2.837,56 20.198,24 7.910,51 27.577,74
6

2
2.837,56 7.910,51 - 27.577,74
7

2
2.837,56 - - 27.577,74
8

2 2.837,56 - - 27.577,74
9
83

3
2.837,56 - - 27.577,74
0

3
2.837,56 - - 27.577,74
1

Jumlah Data 21 26

Rata-Rata 105.636,33 118.146,50

µ 21,00 26,00

SD 86.102,45 79.101,48

Sumber : Data Olahan Penulis, 2013

Dari hasil perhitungan tingkat penurunan volume sump berdasarkan plan

dan aktual, selanjutnya dilakukan pengujian Statiistik dua arah untuk mengetahui

metode perhitungan plan atau aktual yang lebih tepat.

Misalkan µ1 dan µ2 adalah nilai rata-rata volume terkoreksi berdasarkan

perhitungan plan dan aktual. Dengan hipotesis statement H 0 adalalah rata-rata

volume terkoreksi perhitungan plan sama dengan rata-rata volume terkoreksi

perhitungan aktual, dan hipotesis statement H1 rata-rata volume terkoreksi

perhitungan plan tidak sama dengan rata-rata volume terkoreksi perhitungan

aktual.

1. H 0 : μ1=μ2 atau μ1−μ 2=0

2. H 1 : μ 1 ≠ μ2 atau μ1−μ2 ≠ 0

3. α =0.1
84

4. Wilayah kritik : t <−2,014 atau t>2,014 (Lampiran J), sedangkan dalam hal

ini

( X 1− X 2 )−d 0
t=
Sp
√ 1 1
+
n1 n2

Dengan v = 45 derajat bebas, (n1 +n 2−2)

5. Perhitungan :

X 1 =118.146,50 , S1=79.101,48 , n1=26

X 2 =105.636,33 , S2=86.102,45 ,n 2=21

Dengan demikian :

S p=
√ ( n1 −1 ) S 21+(n2−1)S 22
n1 +n2 −2

S p= √ ( 25 ) 79.101,48 ¿+(20)86.102,45 ¿ ¿ ¿
2 2
45

S p=
√ 156.426 .120.030,19+148.272 .631.510,40
45

S p=
√ 8.153 .488.519,78
45

S p= √ 181.188 .633,77

S p=13.460,63

( X 1− X 2 )−d 0
t=
Sp
√ 1 1
+
n1 n2

( 118.146,50−105.636,33 )−0
t=
13.460,63
√ 1 1
+
26 21
85

12.510,17
t=
13.460,63
√ 1 1
+
26 21

12.510,17
t=
13.460,63
√ 47
546

12.510,17
t=
13.460,63 √ 0,086

12.510,17
t=
13.460,63 x 0,293

12.510,17
t=
3.949,28

t=3,168

6. Keputusan : Tolak H0 dan simpulkan bahwa kedua metode perhitungan

berdasarkan perencanaan dan perhitungan aktual tidak sama. Karena nilai t

hitung jatuh di wilayah kritik bagian kanan. Dapat disimpulkan bahwa

metode perhitungan biasa atau aktual lebih baik daripada metode

perhitungan dari plan.

Aktivitas monitoring volume sump pit 4500 diatas kemudian di tampilkan

dalam grafik perubahan volume air sumuran pit 4500 dengan tujuan agar kita

dapat menganalisa tingkat penurunan volume sumuran tersebut tiap harinya.

Adapun kondisi tingkat penurunan volume perencanaan dengan volume

aktual pada bulan Desember 2013 dapat dilihat pada grafik di bawah ini:
86

Volume Sump Pit 4500 Desember 2013


300,000

250,000
Volume m3

200,000

150,000

100,000

50,000

0
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

Penurunan_Aktual Penurunan_Plan

Sumber : Data Olahan Penulis, 2013


Gambar 5.4 Grafik Penurunan Sump Pit 4500 Bulan Desember 2013

Penggambaran grafik di atas menunjukkan bahwa tingkat ketercapaian

penurunan volume air pada akhir bulan Desember 2013 dari aktivitas

pemompaan tersebut sebesar 27.577,739 m3 dari perencanaan penurunan volume

sebesar 7.910,508 m3. Dari sini dapat di simpulkan bahwa persentase tingkat

ketercapaian aktual terhadap perencanaan pada akhir bulan Desember 2013 hanya

28,68%. Oleh karenanya progress batubara di blok 04 belum bisa dilakukan

karena di areal tersebut masih di genangi air. Oleh karena itu perlu ditelusuri

aspek-aspek penyebab ketidaktercapaian plan agar perusahaan dapat melakukan

perbaikan dan segera melakukan penggalian batubara di areal pit aktif tersebut.

5.5.2 Faktor-faktor Ketidaktercapaian Perencanaan Penurunan Volume

Air Sump Pit 4500


87

Berdasarkan analisa data dan grafik volume Sump Pit 4500 di bulan

Desember 2013, menunjukkan bahwa perencanaan penurunan Air Sump Pit 4500

tidak tercapai . Ketidaktercapaian tersebut disebabkan oleh beberapa aspek.

Dalam pembahasan ini digunakan analisa dengan menggunakan diagram

fishbone untuk memudahkan penelusuran faktor penyebab ketidaktercapaian

tersebut.

Diagram fishbone merupakan suatu diagram yang digunakan untuk

mencari semua unsur penyebab yang diduga dapat menimbulkan masalah

tersebut. Dari penelusuran dengan metode diagram fishbone tersebut, maka dapat

dilakukan langkah perbaikan (corrective action) agar dapat meminimalisasi serta

menanggulangi masalah yang ada. Hal ini dilakukan dengan harapan pada

aktivitas pemompaan selanjutnya, penurunan volume air yang direncanakan

dapat tercapai. Dari diagram fishbone dapat dilihat tingkat penurunan volume air

di sump pit 4500, dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain :

1. Metode (system dewatering)

2. Mesin atau kemapuan pompa

3. Manusia (Human eror)

4. Lingkungan (envinroment)
88

Keterlambatan
Pengisian Fuel Pompa

Sumber : Data Olahan Penulis, 2013


Gambar 5.5 Analisis Masalah Menggunakan Diagram Fishbone

1) Mesin (Machine)

a. Pompa Tidak Beroperasi

Berdasarkan data jam kerja (HM) pompa dari PT. Trubaindo Coal Mining

di PIT 4500, dapat di lihat bahwa waktu kerja pompa tidak optimal. Hal ini di

karenakan unit pompa sering standby bahkan tidak beroperasi. Adapun jumlah

hari pompa tidak beroperasi di bulan Desember 2013 pada pompa Multiflo 420-E

sebanyak 5 hari. (Lihat Lampiran F, Tabel F.1).


89

Sumber : Dokumentasi Penulis, 2013

Gambar 5.6 Kondisi Pompa Multiflo 420-E yang Tidak Beroperasi

Dengan demikian, pada kondisi aktual penurunan air tidak mengalami

penurunan yang di rencanakan. Hal ini diantaranya di karenakan plan dewatering

pompa bulan Desember 2013 direncanakan dioperasikan unit pompa continue

dengan PA 95% dan UA 90%, sedangkan pada kondisi aktualnya unit pompa

Multiflo 420-E beroperasi dengan PA rata-rata pompa 100% dan UA rata-rata

pompa 75%. (Lihat Lampiran F).

100% PA-UA Pump Desember 2013

80% Plan_PA
Presentase

Aktual_PA
60% Plan_UA
Aktual_UA
40%

20%

0%
Multiflo 420-E

Sumber : Data Olahan Penulis, 2013


Gambar 5.7 Gambar Physical Availabilty dan Use Of Availability
Pompa Multiflo 420-E
90

Grafik PA-UA pompa bulan Desember 2013 menunjukan bahwa tidak

optimalnya waktu kerja pompa di karenakan banyaknya waktu standby pompa

Multiflo 420-E. Tingginya waktu standby pompa diantaranya disebabkan oleh

kehabisan bahan bakar dan menunggu bahan bakar yang di drop menuju pompa,

misalnya pada tanggal 27-31 Desember selama 5 hari berturut-turut pompa tidak

beroperasi dikarenakan bahan bakar habis dan tidak adanya driver fuel tank. Oleh

karena itu, perlu dilakukan kegiatan perbaikan atas permasalahan tersebut

diantaranya menyiapkan cadangan bahan bakar yang cukup, meningkatkan

kedisiplinan operator, misalnya dengan pemberian sangsi yang tegas bagi operator

yang lalai, menyediakan sarana yang cukup bagi operator untuk menuju pompa,

dan lain-lain.

b. Debit Keluaran Pompa

Debit pompa aktual di peroleh dari data pengukuran dan perhitungan

kecepatan aktual yang dilakukan di outlet pompa.

Sumber : Dokumentasi Penulis, 2013


Gambar 5.8 Kegiatan Pengukuran di Outlet Pompa

Dari hasil pengukuran dan perhitungan kecepatan aliran air di outlet,

maka diperoleh kecepatan aliran untuk Multiflo 420-E sebesar 2,46 m/s. Dalam
91

menentukan debit aktualnya maka data kecepatan ini dikalikan dengan luas

penampang pipa yang dialiri air.

Pipa HDPE yang di gunakan untuk Multiflo 420E berdiameter 12 inch


sehingga luas penampangnya sebesar 0,29 m, dengan luasan pipa yang dialiri air
adalah 0,0595 m2. Dari sini dapat ditentukan besarnya debit pompa yaitu sebesar
527,81 m3/jam.

Debit Pompa MF 420-E Plan & Aktual

700
Debit m3/jam

600
500 Debit_Plan
400 Debit_Aktual

300
200
100
Multiflo 420-E

Sumber : Data Olahan Penulis, 2013


Gambar 5.9 Debit Pompa Perencanaan dan Debit Pompa Aktual

c. Adanya Kebocoran Pipa

Pipa HDPE yang digunakan dalam mengalirkan air di Sump PIT 4500

menuju outlet ada yang mengalami kebocoran. Air tersebut keluar melalui celah

terutama dibagian sambungan pipa. Hal ini di antaranya diakibatkan karena umur

pipa yang relatif sudah lama, serta dibeberapa besi penyambung pipa tersebut

terdapat mur/baut yang tidak lengkap serta ada pula yang tidak terpasang

sempurna.

Kebocoran pipa tersebut mengakibatkan berkurangnya debit air dari

aktivitas pemompaan tersebut. Dampak lainnya yaitu ditemukannya genangan air


92

terutama di daerah sidewall, sehingga dapat menjadi sumber air baru yang akan

kembali masuk ke dalam sump pit 4500 tersebut. Hal ini di karenakan genangan

tersebut masih dalam cakupan daerah tangkapan hujan (Cathcement Area).

Sumber : Dokumentasi Penulis, 2013


Gambar 5.10 Kondisi Pipa HDPE yang bocor pada sambungan

Oleh karena itu, hal yang dapat dilakukan diantaranya crew pompa harus

lebih proaktif dalam melakukan maintenance pipa (hose). Pengontrolan dilakukan

terutama di daerah sambungan pipa, misalnya aktif mengencangkan baut/mur di

area sambungan atau mengganti baut/mur yang sudah berkarat.

d. Penggunaan RPM Pompa Kecil

Dari hasi perhitungan Head total aktual dari pompa Multiflo 420-E, maka
diperoleh Head Total sebesar 117,6 m. Dari kondisi Head total tersebut, bila di
lihat dari data spesifikasi pompa Multiflow 420-E, maka Engine RPM yang
sebaiknya di gunakan adalah > 1050.
Namun, berdasarkan data dari aktivitas pemompaan Multiflo 420-E, RPM

ata-rata yang digunakan pompa tersebut adalah 1050. Hal ini membuktikan

bahwa RPM yang di gunakan di pompa tersebut di bawah spesifikasi unit

sehingga berpengaruh pada kecilnya debit pompa di outlet. Oleh karena itu, perlu
93

dilakukan kontrol RPM untuk dapatkan debit yang sesuai dengan spesifilkasi unit

tersebut.

Sumber : Data Olahan Penulis, 2013


Gambar 5.11 Kondisi aktual Head total dan RPM terhadap Grafik Spesifikasi

Pompa Multiflo 420-E

2) Manusia

Aktivitas pemompaan kurang optimal dikarenakan kehilangan waktu kerja

pompa yang di akibatkan crew pompa terlambat dalam melakukan pengecekan

unit pompa, terutama ketika fuel minus. Hambatan yang dapat dihindari biasanya

terjadi akibat kurang disiplinnya pekerja atau operator dalam menjalankan jadwal

kerja sesuai dengan rencana yang dibuat. Beberapa contoh hambatan yang dapat

dihindari di antaranya terlambat mulai kerja, berhenti bekerja sebelum waktu

istirahat, terlambat bekerja setelah istirahat, keperluan operator pada jam kerja,

bekerja sebelum waktunya, dan lain-lain.


94

Upaya –upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi hambatan yang

sebenarnya dapat dihindari adalah dengan meningkatkan kedisiplinan para

operator dalam memulai waktu kerja dan mengakhiri waktu kerja. Pengisian

bahan bakar maupun perawatan dapat memanfaatkan waktu istirahat sehingga

tidak memotong waktu kerja.

3) Lingkungan (Environtment)

a. Luas Daerah Tankapan Hujan Besar

Berdasarkan data daerah tangkapan hujan (DTH) yaitu DTH I merupakan

daerah di areal pit aktif (inpit) yang memiliki luas daerah 0,2841 km2. Luas DTH

II adalah daerah di areal outpit yang memiliki luas daerah 0,1116 km2. Dengan

demikian, maka luas DTH seluruhnya adalah 0,4007 km2.

Hal ini menunjukkan bahwa PIT 4500 memiliki luas PIT aktif yang cukup

luas. Apalagi ditambah dengan areal outpit sebesar 29,09%, yang juga merupakan

daerah tangkapan hujan sehingga volume air yang masuk di areal tersebut yang

akan masuk ke sump semakin besar pula.

Adapun usulan perbaikan yang dapat dilakukan di antaranya mereduksi

luas DTH dengan pembuatan saluran drainasi di area outpit misalnya di daerah

sidewall. Hal ini dapat mengurangi jumlah volume air yang masuk ke dalam sump

pit 4500 tersebut, sehingga penggalian batubara di pit aktif yang tergenang air

sump tersebut dapat dilakukan.

b. Luapan Saluran Drainase


95

Beberapa titik saluran drainase kurang terawat dimana ditemukan luapan

air di sejumlah paritan yang ada. Hal ini di karenakan telah terjadi pendangkalan

pada dimensi paritan tersebut yang di sebabkan oleh erosi tanah yang masuk ke

dalam paritan, sehingga tidak dapat menampung air yang mengalir melalui paritan

tersebut. Hal ini dapat menambah volume air yang masuk ke sump akibat luapan

air yang seharusnya mengalir melalui paritan, namun mengalir menuju sump.

Oleh karena itu, pihak perusahaan harus melakukan aktivitas perawatan

rutin di areal paritan diantaranya melakukan penggalian kembali paritan yang

mengalami pendangkalan.

c. Akses Menuju Pompa Jauh

Jarak dari office PT. Trubaindo Coal Mining menuju sump pit 4500 relatif

jauh sekitar 19 km dengan menggunakan sarana berupa 1 unit mobil. Jumlah

operator Pit Service-In Pit di South blok yang bertugas berjumlah 6 orang,

dimana sarana yang tersedia hanya 1 unit mobil tersebut. Waktu untuk mengantar

operator dari office menuju pit pit 4500 di butuhkan waktu sekitar ± 20- 30 menit.

Begitu pula akses operator menuju pompa di lakukan dengan menggunakan

perahu viber.

Hal ini menimbulkan kehilangan cukup banyak waktu kerja pompa

dikarenakan menunggu sarana dan keterlambatan dalam pengisian fuel pompa.

Dari masalah ini maka di sarankan agar ditambah sarana berupa 1 unit mobil,

yang khusus untuk menuju sump pit 4500.


96

Sumber : Dokumentasi Penulis, 2013

Gambar 5.12 Sarana Transportasi yang digunakan Menuju Pompa

4) Metode

Sistem penyaliran tambang yang digunakan untuk mengantisipasi adanya

air pada daerah tambang adalah sistem penyaliran langsung, dimana untuk

mengeluarkan air yang sudah masuk ke areal penambangan dilakukan dengan

open sump system. Sistem ini dilakukan dengan cara mengalirkan air yang sudah

masuk ke areal penambangan secara alami menuju sump (sumuran).

Pemompaan yang tidak maksimal ini dikarenakan waktu kerja pompa

yang berkurang baik dari faktor manusia yang kurang disiplin dalam monitoring

fuel pompa dan maintenence pipa, faktor mesin diantaranya pompa yang tidak

beroperasi, debit outlet kecil, perbedaan diameter hose, terdapat kebocoran pipa,

dan lain-lain.

Faktor-faktor tersebut diatas berakibat pada ketidaktercapaian perencanaan

penurunan volume sump, sehingga berpengaruh pada keterlambatan penggalian

batubara di blok 04 tersebut. Oleh karena itu, secara umum dari metode yang di

gunakan tidak bermasalah, namun perlu dilakukan beberapa perbaikan di

antaranya memaksimalkan kinerja pompa, mengurangi jadwal standby pompa,


97

penggantian pipa yang telah aus, penyeragaman diameter pipa untuk

meningkatkan debit di outlet, dan sebagainya

Anda mungkin juga menyukai