ABSTRAK
PT. Bukit Asam Tbk Tanjung Enim melakukan kegiatan penambangan dengan sistem tambang terbuka, yang
menggunakan metode open pit mine sehingga akan terbentuk cekungan. Sistem penyaliran yang diterapkan pada lokasi
tambang pit 1 Bangko Barat adalah sistem mine dewatering yaitu dengan membiarkan air masuk ke lokasi tambang
untuk ditampung dalam kolam penampung (sump) dan kemudian dikeluarkan ke luar tambang dengan pompa. Lokasi
tambang pit 1 Bangko Barat memiliki 3 pit dengan daerah tangkapan hujan (Catchment Area) tiap pit adalah 143,77
Ha untuk pit utara, 41,99 Ha untuk pit selatan, dan 54,75 Ha untuk pit Barat. Pit 1 Bangko Barat memiliki 3 buah sump
yaitu Sump Utara, Sump Selatan, Sump Barat. Dimensi Sump Utara 39.730 m3, Sump Selatan 6.970 m3, dan Sump
Barat 42.445 m3. Sistem pemompaan yang dilakukan menggunakan pipa HDPE (High Density Polyethylene). Adapun
pompa yang digunakan yaitu Sulzer 385kw 3 unit yang terdapat pada Sump Utara 1 unit, Sump Selatan 1 unit, Sump
Barat 1 unit. Lumpur hasil pemompaan dengan debit sebesar 0,49 m3/detik harus diendapkan untuk menghindari
pencemaran sungai sehingga harus dibuat kolam pengendapan lumpur (KPL) dengan kapasitas tampung KPL 50.400
m3. KPL berfungsi untuk mengendapkan lumpur hasil pemompaan.
ABSTRACT
PT Bukit Asam Tbk Tanjung Enim using surface mining method in their mining activity, which is using open pit system
that will form a basin . Drainage system that they use in pit 1 Bangko Barat is dewatering system which is let the
water flow into the pit and keep it in the sump, after that the water in the sump will be pumped out from the pit. Mining
location Pit 1 Bangko Barat has 3 another pits which are 143,77 Ha of cacthment area for pit utara/north pit ,41,99
Ha for pit selatan/south pit and 54,75 Ha for pit barat/west pit. Pit 1 Bangko Barat has 3 sump which are sump
utara/north sump, sump selatan/south sump and sump barat/west sump. The Dimension for sump utara/north sump is
39.730 m3, sump selatan/south sump is 6.970 m3, and for sump barat/ west sump is 42.445 m3. They use HDPE (high
Density Polyethylene) Pipe in Pumping System. They also use 3 Sulzer 385kw Pump which are 1 unit in sump
utara/north sump, 1 unit in sump selatan/south sump and 1 unit in sump barat/west sump. Mud as the result of pumping
process with 0,49 m3/s discharge will be precipitated in order to avoid contamination in the river, that’s why mud
settling pond with capacity around 50.400 m 3 must be prepared. mud settling pond has a function to precipatated the
mud as the result of pumping process
1. PENDAHULUAN
PT Batubara Bukit Asam adalah perusahaan tambang yang menggunakan sistem penambangan open pit sehingga dalam
penambangannya akan membentuk sebuah cekungan yang besar dan juga sistem penambangan ini langsung
berhubungan dengan udara luar maka dari itu akan sangat tergantung pada iklim dan curah hujan karena dari cekungan
tersebut air hujan akan masuk ke dalam pit dan terkonsentrasi di dalamnya, hali ini akan menganggu aktivitas
pembangan yang sedang dilakukan [1].
Sistem penyaliran yang diterapkan di tambang batubara PT. Bukit Asam adalah sistem penyaliran secara Mine
dewatering dan Mine Drainage. Mine dewatering adalah metode penyaliran dengan membiarkan air masuk ke lokasi
tambang untuk ditampung dalam kolam penampung (sump) dan kemudian dikeluarkan ke luar tambang dengan pompa
[2]. Sedangkan Mine drainage yaitu upaya pencegahan air untuk masuk ke dalam lokasi tambang dengan cara
pembuatan saluran terbuka (ring canal) disekeliling pit sehingga air tersebut mengalir mengelilingi pit dan keluar
menuju sungai tanpa masuk ke dalam pit [2].
Adanya peningkatan produksi batubara di tahun 2016 menandakan akan ada perluasan catchment area, sehingga perlu
dilakukan perencanaan ulang terhadap sistem penyaliran di pit 1 Bangko Barat untuk mencegah kendala-kendala yang
diakibatkan air yang masuk ke dalam front penambangan. Pada tahun 2015 terdapat 3 sump di pit 1 Bangko Barat,
Sump Utara sebagai main sump, Sump Barat, dan Sump Selatan. Dengan rata-rata curah hujan sebesar 2691 mm/tahun,
diperkirakan volume air yang harus dipompa keluar pit pada tahun 2015 ini adalah sebesar 7.430.427 m3.
Permasalahan air yang masuk kedalam lokasi tambang dan menggenangi lokasi penambangan merupakan masalah yang
sangat penting bagi perusahaan. Hal ini dikarenakan air yang masuk ke lokasi penambangan dapat mengganggu
aktivitas penambangan dan mengakibatkan terhambatnya produksi bagi perusahaan dalam mencapai target produksi
yang telah ditetapkan, sehingga apabila hal tersebut terjadi maka perusahaan akan mengalami kerugian baik secara
materil maupun waktu [3]. Untuk menghindari terjadinya masalah air ini di tahun 2016, maka diperlukan perencanaan
sistem penyaliran yang baik untuk tahun 2016 agar target produksi yang telah di tentukan untuk tahun 2016 bisa
tercapai.
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Untuk menentukan jumlah pompa yang akan digunakan di tiap sump, (2) Untuk
menentukan dimensi tiap sump yang harus dibuat di pit 1 Bangko Barat, (3). Untuk menentukan dimensi saluran
terbuka yang sesuai dengan debit air, (4). Untuk menentukan volume kolam pengendapan lumpur (KPL) yang harus
dibuat untuk mengendapkan lumpur hasil pemompaan sebelum air hasil pemompaan dialirkan ke sungai.
2. METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan pada tanggal 15 Juni 2015 hingga 03 Agustus 2015 di PT. Bukit Asam (persero) tbk Tanjung
Enim. Dalam melakukan studi ini, adapun metodologi yang dilakukan adalah:
a. Studi Literatur
Mempelajari literatur-literatur yang ada baik berupa text book maupun berbagai referensi laporan penelitian yang
berhubungan dengan hidrologi dan pemompaan.
b. Penelitian Dilapangan
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kondisi sebenarnya di lapangan dan seluruh aspek yang berkaitan dengan
penyaliran suatu tambang.
c. Pengumpulan Data
1. Data primer adalah data yang diambil dari pengamatan dilapangan dengan mencatat secara sistematis, data
tersebut meliputi jumlah pompa, panjang dan diameter pipa, jalur-jalur pipa, volume air pada sump, dan bentuk
kolam pengendapan lumpur yang ada.
2. Data sekunder adalah data yang dikumpulkan berdasarkan referensi dari perusahaan dan buku-buku handbook
atau laporan perusahaan yang mendukung meliputi data curah hujan, jam hujan, dan hari hujan, daerah tangkapan
hujan, peta situasi, spesifikasi pompa dan pipa, dan kadar lumpur dari hasil pemompaan.
d. Pengolahan Data
Setelah data didapatkan maka selanjutnya adalah pengelompokan dan pengolahan data, dikarenakan penelitian
terdiri dari beberapa variabel, maka data mentah yang diperoleh kemudian dilakukan perhitugan dengan rumus-
rumus yang didapat dari literatur seperti:
1. Perhitungan curah hujan rencana, didapat dengan menggunakan metode gumbel dengan rumus sebagai berikut
[4].
Y = X + (k x S) (1)
Keterangan:
Y = Faktor reduksi Gumbel
X = Curah hujan rencana (mm/bulan)
k = Faktor koreksi
S = Deviasi standar
2. Perhitungan intensitas curah hujan dilakukan dengan menggunakan rumus monnonobe sebagai berikut [5].
2
R24 24 3
I= ( ) (2)
24 tc
Keterangan:
I = Intensitas curah hujan (mm/jam)
R = Curah hujan rancangan (mm/hari)
tc = Lama waktu hujan (jam)
3. Perhitungan debit limpasan permukaan, dapat dihitung dengan persamaan rasional sebagai berikut [6].
Q=CxIxA (3)
Keterangan:
Q = Debit limpasan (m3/jam)
C = Koefisien limpasan
I = Intensitas curah hujan (m/jam)
A = Luas catchment area (m2)
4. Perhitungan head pompa, didapatkan dengan persamaan Bernoulli sebagai berikut [7].
Hp = z + H L (4)
Keterangan:
Hp = head pompa (m)
Z = ketingian diukur dari bidang referensi (m)
HL = head loss (m)
5. Perhitungan dimensi sump berdasarkan pada selisih terbesar antara volume air yang masuk ke dalam bukaan
tambang dengan volume pemompaan [8].
6. Perhitungan dimensi saluran tambang didapatkan dengan menggunakan persamaan Manning yaitu [9].
Keterangan:
Q = debit (m3/detik)
R = jari-jari hidrolik = A/P
S = gradien
A = luas penampang basah
P = keliling basah
n = koefisien kekasaran Manning yang menunjukkan kekasaran dinding saluran .
e. Analisa Data
Data-data yang telah diperoleh kemudian dianalisis untuk dibuat perencanaan sistem penyaliran yang sesuai unutk
tahun 2016 untuk diaplikasikan di pit 1 Bangko Barat agar air yang akan masuk ke dalam pit tidak akan
mengganggu kegiatan penambangan selama tahun 2016.
f. Kesimpulan dan Saran
Setelah dilakukan analisa data maka dapat ditarik kesimpulan dari penelitian yang dilakukan untuk menjawab
pertanyaan dari masalah yang di hadapi sehingga dapat memberikan saran bagi perusahaan.
Luas I Q
No Lokasi C
km2 mm/jam m3/detik
1 Sump Utara 1,4377 0.9 7,2 2,6
2 Sump Selatan 0,4199 0.9 7,2 0,75
3 Sump Barat 0,5475 0.9 7,2 1,01
Tabel 3. Debit Evaporasi
Debit Debit
Debit Total
No Lokasi Limpasan Evapotranspirasi
m3/detik m3/detik m3/detik
1 Sump Utara 2,6 0.0011 2,59
2 Sump Selatan 0,75 0.0003 0,75
3 Sump Barat 1,01 0.0004 1
Jalur Head Statis (m) Head Gesek Head Gesek Head Total
Pipa Hisap Pipa Buang Kecepatan Head
(m) (m) (m) (m)
Sump Utara- 31 0,92 12,18 0,7 44,8
Sump Barat
Sump Selatan- 44 0,09 1,69 0,057 45,8
Saluran 1
Sump Barat- 45 0,23 1,6 0,08 46,91
KPL Barat
x
5m
0,62 m
Volume KPL = 90 m x 80 m x 7 m
= 50.400 m3
4. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas dari hasil dan analisa yang dilakukan terhadap sistem penyaliran di muara tiga besar utara,
maka dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain:
1. Jumlah pompa yang dibutuhkan dalam sistem penyaliran di pit 1 Bangko Barat adalah 3 unit, dengan debit pompa
yang dibutuhkan tiap sump sebagai berikut:
a. Pada Sump Utara dibutuhkan 1 unit pompa Sulzer 385kw dengan total debit pemompaan 0,25 m 3/detik.
b. Pada Sump Selatan dibutuhkan 1 unit pompa Sulzer 385kw dengan debit pemompaan 0,25 m 3/detik.
c. Pada Sump Barat dibutuhkan 1 unit pompa Sulzer 385kw dengan total debit pemompaan 0,26 m3/detik.
2. Dalam menentukan dimensi Sump maka diambil selisih terbesar antara debit air masuk ke dalam pit dengan debit
pemompaan. Dari hasil pengolahan data diperoleh dimensi Sump sebagai berikut:
a. Untuk Sump Utara debit air yang masuk ke dalam pit sebesar 59.432 m3 dikurangi debit pemompaan sebesar
19.800 m3, sehingga dimensi Sump Utara yang harus dibuat adalah sebesar 39.730 m3, dengan ukuran luas
permukaan Sump 94 x 94 meter, luas dasar Sump 84 x 84 meter, kedalaman 5 meter.
b. Untuk Sump Selatan debit air yang masuk ke dalam pit sebesar 9.889 m3 dikurangi debit pemompaan sebesar
3.600 m3, sehingga dimensi Sump Selatan yang harus dibuat adalah sebesar 6.970 m3, dengan ukuran luas
permukaan Sump 42 x 42 meter, luas dasar Sump 32 x 32 meter, kedalaman 5 meter.
c. Untuk Sump Barat debit air yang masuk ke dalam pit sebesar 64.575 m3 dikurangi debit pemompaan sebesar
22.464 m3, sehingga dimensi Sump Barat yang harus dibuat adalah sebesar 42.445 m3, dengan ukuran luas
permukaan Sump 97 x 97 meter, luas dasar Sump 87 x 87 meter, kedalaman 5 meter.
3. Saluran terbuka yang direncanakan akan dipakai untuk jangka waktu yang cukup lama, setelah dilakukan
perhitungan menggunakan rumus Manning diperoleh debit aliran sebesar 0,49 m3/detik, dengan dimensi drainase
saluran 1; lebar dasar (b) 0,62 m; lebar permukaan (B) 1,16 m; dan kedalaman 0,54 m.
4. Volume KPL yang direncanakan untuk tahun 2016 adalah sebesar 50.400 m3, air hasil pemompaan sebelum
dialirkan ke sungai terlebih dahulu harus ditreatment untuk mengurangi kandungan zat berbahaya seperti Besi dan
Mangan dari air itu sendiri. Maka diperlukan kolam pengendapan lumpur untuk menetralisir kandungan zat
berbahaya tersebut dan untuk menetralkan pH air yang masih bersifat asam dengan pH 4,8 maka perlu dilakukan
pengapuran di dalam KPL.
Dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ir. H. Anis Saggaff. MSCE., Rektor Universitas Sriwijaya.
2. Ibu Hj. Rr. Harminuke Eko Handayani, ST., MT., selaku ketua jurusan Teknik Pertambangan Universitas Sriwijaya.
3. Bapak Bochori, ST, MT., selaku sekretaris jurusan Teknik Pertambangan Unsri.
4. Bapak Ir. H. Maulana Yusuf, MS, MT selaku Dosen Pembimbing Akademik
5. Bapak Ibu Dosen jurusan Teknik Pertambangan Universitas Sriwijaya.
6. Bapak Suratman selaku asisten manajer penambangan di PT. Bukit Asam (Persero)Tbk Tanjung Enim.
7. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Jurnal Ilmiah ini.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Robert, K. J. (1996). Pengantar Hidrogeologi. Yogyakarta : Penerbit Andi.
[2] Tahara, H. (2004). Pompa dan Kompresor. Jakarta : PT. Pradnya Paramitha.
[3] Suwardi, A. (2004). Diktat Perencanaan Tambang Terbuka. Bandung : Universitas Islam bandung.
[4] Soewarno. (1995). Hidrologi Jilid I. Bandung : Penerbit Nova.
[5] Endrianto, M.. dan Ramli, M. (2013). Perencanaan Sistem Penyaliran Tambang Terbuka Batubara. Tesis,
Fakultas Teknik : Universitas Hasanudin.
[6] Olson, R. dan Steven, W. (1993). Dasar-dasar Mekanika Fluida Teknik. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka.
[7] Soemarto. (1995). Hirologi Teknik Edisi 2. Jakarta : penerbit Erlangga.
[8] Oka Lingga Putra.(2014). Kajian Teknis Sistem Penirisan Tambang Banko Barat Guna Menanggulanggi dan
Mengoptimalisasi Sistem Pemompaan Air Tambang di Pit III Barat PT. Bukit Asam (Persero) Tbk,
Tanjung Enim, Jurnal Ilmu Teknik, Vol 2, No. 4.
[9] Sosrodarsono. 1993. Hidrologi Untuk Pengairan. PT. Pradnya Paramita: Jakarta.
[10] .....,2004. Perencanaan Drainase Tambang Terbuka. PT. Bukit Asam: Tanjung Enim