Anda di halaman 1dari 13

TUGAS PERKULIAHAN PSDA

SABO DAM
1. Sabo merupakan bangunan dam atau bangunan dengan pelimpas yang dibangun untuk
mencegah bahaya banjir lahar Merapi. Teknik sabo dam yang diperkenalkan oleh Tomoaki
Yokota dari Jepang ini memiliki manfaat yang sangat besar. Selain sebagai pengendali
lahar akibat letusan gunung berapi, sabo dam juga bermanfaat sebagai pengendali erosi
hutan dan daerah pertanian serta mencegah bahaya longsor.
2. Teknologi sabo dam di Indonesia saat ini banyak dibangun di sepanjang sungai di sekitar
hulu gunung berapi. Salah satunya adalah sabo dam di Gunung Merapi. Hampir semua
aliran sungai yang berhulu di Merapi yang ada di empat kabupaten yakni Boyolali, Klaten,
Magelang dan Sleman dibangun sabo dam.

Di bagi menjadi 3 bagian, yaitu :


(1) Di Hulu berupa prasarana pengendali sedimen yang berupa 7
bangunan sabo dam;
(2) Di Tengah berupa 8 bangunan consolidation dam;
(3) Di Hilir berupa sand pocket.
Metode Pelaksanaan (Sabo Dam Kali Putih KM 16,7, Kabupaten Magelang, Jawa
Tengah
Data-data yang dibutuhkan pada perencanaan Sabo Dam antara lain :
1. Data hidrologi, didapat dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG)
Yogyakarta, berupa data curah hujan harian selama 10 tahun terakhir dari tiga pos
pengamatan di daerah tersebut;
2. Data upah dan bahan, diperoleh dari SK Gubernur Nomor 289 Tahun 2011 Kabupaten
Sleman;
3. Data peta topografi, geometri sungai, dan data geologi diperoleh dari PPK Pengendalian
Lahar Gunung Merapi Yogyakarta;
4. Data mekanika tanah diperoleh dari Laboratorium Mekanika Tanah Teknik Sipil Undip
berupa jenis dan lapisan tanah pada kedalaman tertentu beserta parameter-parameter
lainnya seperti grain size analysis, specific gravity (Gs), dry density (d), cohesion (c),
water content (w), permeability coefficient (k), dan sudut geser dalam ().
Perencanaan kontruksi bangunan pengendali sedimen Kali Putih ini difokuskan pada
perencanaan konstruksi Main Dam, Sub Dam, Apron, dan bangunan pendukung lainnya. Urutan
kegiatan pada perencanaan Sabo Dam Kali Putih, antara lain:
1. Mengumpulkan data-data umum hasil survey;
2. Melakukan pengecekan kelengkapan data-data yang ada;
3. Menganalisis data yang ada dan mengolahnya agar dapat digunakan untuk perhitungan
selanjutnya;
4. Melakukan perhitungan desain perencanaan teknis struktur;
5. Melakukan pengecekan terhadap stabilitas struktur;
6. Membuat gambar desain, network planning, S-Curve, Rencana Anggaran Biaya (RAB),
dan Rencana Kerja dan Syarat (RKS).

Analisis topografi dan geometri sungai berguna untuk menentukan batas dan luas daerah aliran
sungai (DAS), menentukan posisi Sabo Dam, serta kemiringan rata-rata dasar sungai. Hal tersebut
dapat dilakukan dengan bantuan peta topografi skala 1 : 25000. Metode yang digunakan untuk
menghitung curah hujan maksimum tahunan DAS masing-masing pos pengamatan hujan yaitu
dengan Metode Thiessen. Penentuan distribusi probabilitas menggunakan Log Pearson III.
Kemudian dilakukan uji paramter statistik dengan metode uji Chi Square dan Smirnov-
Kolmogorov. Debit banjir maksimum ditentukan dengan mengambil nilai debit mendekati dengan
metode Passing Capacity, debit yang digunakan sebagai dasar pendesainan Sabo dam adalah debit
dengan periode ulang 20 tahun. Dari hasil perhitungan debit banjir terbesar didapat dari hasil
perhitungan dengan metode Weduwen yaitu sebesar 35,06 m3/det

Gerusan Lokal
1. terjadi apabila kapasitas aliran sungai untuk mengerosi (menggerus) dan mengangkut
sedimen melebihi kapasitas untuk memasok sedimen
2. Terdapat 2 jenis gerusan lokal (Local Scour) yaitu Clear-water scour dan Live-bed scour
3. Clear-water scour terjadi apabila sedimen terangkut dari gerusan dan tidak ada pasokan
kedalamnya
4. Live-bed scour terjadi apabila gerusan mendapatkan pasokan sedimen terus menerus dari
proses transpor sedimen di sungai
PROSES GERUSAN LOKAL KERUNTUHAN SABO DAM
1. Sabo Dam sebelum erupsi
2. Aliran lahar pertama mengisi bagian tengah dan alirah lahar kedua mengisi bagian tepi

3. Aliran lahar ketiga menggerus dasar sungai dihilir subdam dan aliran ke empat melewati
sayap sabodam
4. Aliran lahar kelima menggerus tebing sungai
6. Aliran lahar kelima menggerus tebing sungai
7. Sabo rusak berat karena gerusan lokal

Perencanaan Bangunan Pelengkap


Panjang Pelindung dasar sungai (riverbed protection) dihitung dengan menggunakan
rumus Hokkaido dan rumus Graaf. Dengan rumus Hokkaido didapat nilai sebesar 3,1 m dan rumus
Graaf sebesar 5,24 m. Panjang Pelindung dasar sungai diambil nilai paling kecil diantara kedua
rumus tersebut yaitu sebesar 3,1 m.

Bendung Pengendali Banjir Lahar


1. Usaha untuk memperlambat proses sedimentasi
2. Dengan mengendalikan gerakannya menuju bagian sungai di sebelah
3. Bendung-bendung penahan dibangun di sebelah hulu yang berfungsi memperlambat
gerakan dan berangsur-angsur mengurangi volume banjir lahar
Fungsi
1. Memperlambat gerakan dan berangsur-angsur mengurangi volume banjir lahar.
2. Bendung menjadikan pakar hidrologi dan insinyur melakukan pengukuran laju aliran lahar
dingin yang di keluarkan gunung berapi
3. Karena geometri dari tinggi bendung diketahui dan semua lahar mengalir melewati bagian
atas bendung, ketinggian lahar di belakang bendung dapat dihitung menjadi laju aliran atau
debit
4. Perhitungan berdasarkan pada fakta bahwa fluida akan melewati kedalaman kritis dari
lahar dingin di sekitar belahan bendungan
5. Jika lahar diingin tidak bergerak melewati bendung, maka perhitungan dapat lebih rumit,
atau bahkan tidak mungkin dilakukan
Metode Pelaksanaan dan Pengoperasian
PERSIAPAN
1. Penyiapan Kelembagaan
a) Pertemuan dengan masyarakat/kelompok dalam rangka sosialisasi rencana
pelaksanaan pembuatan dam pengendali
b) Pembentukan organisasi dan penyusunan program kerja.
2. Pengadaan sarana dan prasarana
Pengadaan peralatan/sapras diutamakan untuk jenis peralatan dan bahan habis pakai.
Sedang pembuatan sarana dan prasarana dibuat dengan tujuan untuk memperlancar
pelaksanaan pekerjaan di lapangan yang antara lain :
a) Pembuatan jalan masuk
b) Pembuatan gubuk kerja/gubuk material
3. Penataan areal kerja
a) Pembersihan lapangan
b) Pengukuran kembali
c) Pemasangan patok batas
d) Pembuatan badan bendung dan saluran pelimpah/sipil way di tanah milik
masyarakat, tidak ada ganti rugi.

PEMBUATAN
1. Pembuatan profil bendungan
2. Pengupasan, penggalian dan pondasi bangunan
3. Pembuatan saluran pengelak
4. Pembuatan/pemadatan tubuh bendung
5. Pembuatan saluran pengambilan/lokal dan pintu air
6. Pembuatan bangunan pelimpah (spill way)
7. Pembuatan bangunan lain untuk sarana pengelolaan: jalan inspeksi
8. Pemasangan gebalan rumput
PEMELIHARAAN
1. Pemeliharaan badan bendung dan saluran pelimpah serta saluran pembagi
2. Perbaikan gebalan rumput
Kantong Lahar
1. Salah satu usaha yang dilaksanakan dalam rangka mengurangi suplai sedimen ini adalah
menampungnya baik untuk selama mungkin atau untuk sementara pada ruangan-ruangan
yang dibangun khusus yang disebut kantong lahar. Dalam rangka pengendalian banjir
lahar, kantong lahar ini merupakan salah satu komponen sistem pengendalian banjir lahar
2. Di saat terjadinya banjir lahar, bahan-bahan yang berukuran besar diharapkan dapat
tertahan pada deretan bendung penahan, sedangkan kantong-kantong lahar diharapkan
dapat berfungsi menahan dan menampung bahan-bahan berbutir lebih halus (pasir dan
kerikil), Dengan demikian suplai sedimen ke bagian hilirnya akan dapat dikurangi, hingga
pada tingkat yang seimbang dengan kemampuan daya angkut aliran sungai sampai
muaranya.
3. Guna meningkatkan fungsi kantong-kantong lahar biasanya diusahakan supaya kantong
senantiasa dalam keadaan kosong, yaitu menggali endapan yang sudah masuk ke
dalamnya. Hasil galiannya biasanya dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan, yang
kualitasnya cukup baik
4. Pada gunung berapi yang masih aktif dengan periode letusan yang panjang, diperlukan
adanya kantong yang cukup besar, jika perlu dengan membebaskan tanah-tanah yang akan
digunakan sebagai kantong secara permanen. Pada saat aliran lahar terhenti dan sambil
menunggu periode letusan selanjutnya, kantong dapat dimanfaatkan untuk berbagai usaha
pertanian.

Anda mungkin juga menyukai