Anda di halaman 1dari 4

RESPON MORFOLOGI SUNGAI TERHADAP PENGELAKAN

SEDIMENTASI DARI BENDUNGAN SUTAMI

INTISARI
Waduk Sutami mengalami penurunan kapasitas tampungan efektif yang sangat signifikan dari tahun ke tahun. Penurunan
ini terjadi akibat tidak seimbangnya sedimentasi yang masuk dan yang dikeluarkan. Pada Tahun 1977 saat Waduk Sutami baru
dioperasikan selama 4 tahun, kapasitas tampungan efektif Waduk Sutami sudah menurun menjadi 261,68 juta m3 , Tahun 1994
kapasitas tampungan efektif menurun menjadi 186,27 juta m3, dan berdasarkan data bathymetri pada tahun 2022 kapasitas
tampungan efektif Waduk Sutami semakin menurun menjadi 174,88 juta m3. Sumber utama sedimen Waduk Sutami berasal
dari erosi di Daerah Tangkapan Air (DTA). Sedimentasi Waduk Sutami meningkat sejak terjadinya pembabatan dan
penggundulan hutan pada tahun 1998 menyebabkan dampak longsoran tanah memenuhi waduk (Widianto, 2013). Hasil
pengelakan sedimentasi dari Waduk Sutami juga berpengaruh pada bagian hilir sungai yang menyebabkan terbentuknya endapan
sedimen sehingga terjadi perubahan morfologi sungai. Kondisi DAS Brantas saat ini telah mengalami penurunan fungsi dan
salah satu dampaknya adalah sedimentasi pada sungai yang dapat memicu kejadian banjir dan pengurangan umur waduk.
Berdasarkan studi yang dilakukan oleh (Nippon Koe, 2023) untuk mengoptimalkan upaya pengendalian sedimen di Waduk
Sutami, salah satunya adalah mengusulkan pembuatan Sediment Bypass Tunnel sebagai pemisah yang memindahkan aliran yang
mengandung sedimen dari hulu ke hilir waduk, sehingga diperlukan studi penelitan lebih lanjut terutama pada dampak morfologi
hilir sungai terhadap pengelakan sedimentasi dari Waduk Sutami dengan adanya skenario pembuatan Sediment Bypass Tunnel
tersebut. Metode penelitian yang digunakan mulai dari pengambilan sampel sedimen di lokasi dan pengujian di laboratorium
sebagai data primer, yang kemudian dari pengujian di laboratorium menghasilkan parameter-parameter yang akan dimasukkan
kedalam perangkat lunak MIKE-21. Hasil akhir yang ingin dicapai adalah mengetahui berapa besar transpor sedimentasi dan
bagaimana pola distribusi sedimentasi pada kondisi sebelum dan setelah adanya skenario pembangunan Sediment Bypass
Tunnel, serta penanganan terhadap sedimentasi dan degradasi di hilir Sungai Brantas akibat pengelakan sedimentasi melalui
Sediment Bypass Tunnel tersebut.

Kata Kunci : Sedimentasi, Sediment Bypass Tunnel, Penanganan

1. PENDAHULUAN Dalam perencanaan pembangunan bendungan, salah satu yang


1.1 Latar Belakang harus dperhitungkan adalah kapaitas tampungan mati (dead
Permasalahan sedimentasi waduk merupakan tantangan storage). Tampungan mati adalah tampungan yang disediakan
yang dihadapi Negara Indonesia, sehingga diperlukan untuk menampung sedimen yang masuk kedalam waduk.
penanganan yang serius untuk mengatasi permasalahan Dalam perencanaannya, tampungan mati hanya
sedimentasi tersebut. Sedimentasi bisa berupa hasil erosi memperhitungkan bahwa keseluruhan sedimen yang masuk ke
lahan, baik berupa erosi permukaan maupun jenis erosi tanah waduk akan diendapkan pada tampungan matinya saja, pada
lainnya pada Daerah Tangkapan Air (DTA) waduk itu sendiri kenyataanya menurut (Morris dan Fan 2009), sedimen dari
maupun dari hasil longsoran tebing sungai yang terjadi di hasil erosi lahan yang terjadi akan diendapkan keseluruh
Daerah Aliran Sungai (DAS). Sedimen yang masuk ke waduk permukaan waduk berdasarkan suatu pola yang dipengaruhi
nantinya sebagian akan mengendap didasar waduk dan oleh bentuk waduk, jenis operasi dan jenis sedimen yang
sebagian lainnya akan dikeluarkan bersama aliran outflow. tebawa. Semakin besar angkutan sedimen maka semakin

1
banyak juga sedimen yang akan mengendap di dalam waduk seimbangnya transportasi sedimen dari hulu ke hilir (Pola
dan kapasitas tampungan mati akan terus berkurang. Menurut BBWS Brantas, 2015).
(Mardwiono, 2022) upaya pengelolaan sedimentasi pada Dalam hal penangan sedimentasi di Waduk Sutami,
waduk dinilai sangan penting untuk dilakuka kajian mendalam Perum Jasa Tirta I sebagai pengelola telah menggiatkan
pengelolaan sedimen yang hasilnya dapat digunakan sebagai penghijauan di kawasan hulu Sungai Brantas dengan tujan
referensi penanganan sedimentasi di waduk. Di Indonesia untuk mengendalikan sedimentasi serta melestarikan sumber
terdapat 3 (tiga) bendungan besar yang mengalami mata air di aliran Sugai Brantas (Widianto, 2013). Selain itu
permasalahan sedimentasi yang cukup masif, salah satunya pengerukan sedimentasi pada Waduk Sutami terus dilakukan
adalah Bendungan Sutami. untuk mejaga agar Waduk Sutami terus beroperasi.
Perubahan kapasitas tampungan efektif Waduk Sutami Berdasarkan studi yang dilakukan oleh (Nippon Koe,
dari tahun ke tahun mengalami penurunan yang signifikan 2023) untuk mengoptimalkan upaya pengendalian sedimen di
akibat tidak seimbangnya sedimentasi yang masuk dan yang Waduk Sutami, salah satunya adalah mengusulkan pembuatan
dikeluarkan. Pada Tahun 1977 saat Waduk Sutami baru Bypass Tunnel sebagai pemisah yang memindahkan aliran
dioperasikan selama 4 tahun, kapasitas tampungan efektif yang mengandung sedimen dari hulu ke hilir waduk, sehingga
Waduk Sutami sudah menurun menjadi 261,68 juta m3 , Tahun diperlukan studi penelitan lebih lanjut terutama pada dampak
1994 kapasitas tampungan efektif menurun menjadi 186,27 morfologi hilir sungai terhadap pengelakan sedimentasi dari
juta m3, dan berdasarkan data bathymetri pada tahun 2022 Waduk Sutami dengan adanya skenario pembuatan Bypass
kapasitas tampungan efektif Waduk Sutami semakin menurun Tunnel tersebut.
menjadi 174,88 juta m3. Hal ini mempengaruhi usia guna 1.2 Rumusan Masalah
Waduk Sutami sebagai sumber alokasi air untuk pembangkitan Dari latar belakang yang telah ditulis maka rumusan
energi, pemenuhan irigasi dan air baku saat musim kemarau masalah yang akan dianalisis adalah sebagai berikut :
serta kemampuan pengendalian banjir pada saat musim 1. Bagaimana pengaruh transpor laju sedimen terhadap
penghujan. stabilitas mofologi sungai Brantas, sebelum adanya
Sumber utama sedimen Waduk Sutami berasal dari skenario bangunan pengendali sedimen (bypass tunnel) di
erosi di Daerah Tangkapan Air (DTA). Sedimentasi Waduk hilir;
Sutami meningkat sejak terjadinya pembabatan dan 2. Bagaimana pengaruh transpor laju sedimen terhadap
penggundulan hutan pada tahun 1998 menyebabkan dampak stabilitas mofologi sungai Brantas, setelah adanya skenario
longsoran tanah memenuhi waduk (Widianto, 2013). Hasil bangunan pengendali sedimen (bypass tunnel) di bagian
pengelakan sedimentasi dari Waduk Sutami juga berpengaruh hilir;
pada bagian hilir sungai yang menyebabkan terbentuknya 3. Bagaimana skenario penanganan dampak pengelakan
endapan sedimen sehingga terjadi perubahan morfologi sedimen dari Bendungan Sutami pada bagian hilir
sungai. Kondisi DAS Brantas saat ini telah mengalami 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
penurunan fungsi dan salah satu dampaknya adalah Maksud dari kegiatan penelitian ini adalah untuk
sedimentasi pada sungai yang dapat memicu kejadian banjir mengetahui respon morfologi sungai di hilir pada DAS Sutami
dan pengurangan umur waduk. Kerusakan sungai di terhadap penanganan sedimentasi waduk dengan adanya
Kabupaten Malang, Kabupaten Kediri, Kota Kediri, skenario penambahan Sediment Bypass Tunnel. Tujuan
Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Jombang, Kabupaten penelitian ini adalah sebagai berikut:
Mojokerto umumnya berupa longsoran tebing di tepi sungai 1. Menganalisis perubahan besaran inflow di Bendungan
serta kerusakan sarana prasarana sungai yang disebabkan tidak Semantok.

2
2. Menganalisis kapasitas tampungan di hilir Bendungan rate bed level change pada saat menuju pasang dengan erosi
Semantok pada kondisi saat ini. sebesar -0,10 dan sedimentasi sebesar 0,25 m/hari. Pada saat
3. Menganalisis di kala ulang berapa frekuensi banjir yang pasang tertinggi menunjukkan nilai erosi -0,24 dan
dapat diatasi oleh Bendungan Semantok. sedimentasi 0,32 m/hari.
4. Menganalisis nilai besaran reduksi banjir di Bendungan 3. METODE PENELITIAN
Semantok.
5. Memberikan rekomendasi teknis terkait pengendalian
banjir di Bendungan Semantok.
1.4 Batasan Masalah
Batasan yang digunakan penelitian ini adalah :
1. Permodelan morfologi sungai menggunakan aplikasi
MIKE-21;
2. Tidak memperhitungkan penanganan di bagian hulu
Daerah Aliran Sungai;
3. Tidak memperhitungkan biaya upaya penanganan.
4. Tidak memperhitungkan debit.
5. Tidak memperhitungkan prediksi laju erosi.

1.5 Lokasi Peneltian


Penelitian dilaksanakan di Daerah Aliran Sungai (DAS)
yaitu DAS Brantas, khususnya di bagian hilir Waduk Sutami
yang terletak di Desa Karangkates, Provinsi Jawa Timur
(Gambar 1.1).
3.1 Target Hasil Penelitian
Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Pola distribusi sedimen pada saat kondisi eksisting.
2. Pola distribusi sedimen setelah ada Bypass Tunnel
3. Penanganan akibat pengelakan sedimentasi pada sungai
khususnya bagian hilir Waduk Sutami

DAFTAR PUSTAKA (mewakili)


Alfianto, A., & Soewarno, S. (2014). Teknosabo untuk
Mengatasi Sedimentasi. Jurnal Teknik Hidraulik, 5(1), 83–
2. TINJAUAN PUSTAKA 98.

2.1. Studi terdahulu Anggraini, D., S.A., P., & Wulandari, D. A. (2019). Analisis
Ekonomi Pengendalian Sedimentasi Waduk Mrica. Briliant:
Rahma Sarita et al. (2023) melakukan penelitian Jurnal Riset Dan Konseptual, 4(4), 567.
Pemodelan Pola Transport Sedimen di Perairan Desa Berakit https://doi.org/10.28926/briliant.v4i4.378
dan Pengudang Kabupaten Bintan mengggunakan Auel, C., & Boes, R. (2015). Desain terowongan bypass
menggunakan pemodelan hidrodinamika denga Software sedimen - tinjauan dan pandangan Desain terowongan
bypass sedimen – tinjauan dan pandangan. April.
MIKE-21 selama 1 bulan dan mendapatkan hasil simulasi di
Basri, N., & Purwanto, A. D. I. (2018). Studi laju sedimentasi
desa Berakit dan Pengundang selama 1 bulan (1 juni 2021 – 1 bagian hilir sungai saddang. 17–18.
juli 2021) menunjukkan pemodelan transpor sedimen pada

3
Dwianti, R. F., Widada, S., & Hariadi, H. (2017). yang terbentuk secara alamiah . Sepanjang masa
Distribusi Sedimen Dasar di Perairan Pelabuhan eksistensi sungai akan menggerus. 3(2), 107–115.
Cirebon. Jurnal Oseanografi, 6(1), 228–235.
PT. Indra Karya. (1997). 03736 FINAL LAPORAN DESIGN
Gamellia, L. N., Purwanto, P., Widada, S., Subardjo, P., BENDUNGAN SUTAMI AGUSTUS 1997.pdf. PT. Indra
Muslim, M., & Widiaratih, R. (2019). Sebaran Sedimen Karya.
Dasar di Perairan Karimunjawa. Indonesian Journal of
Oceanography, 1(1), 59–69. Putra, D. A. P. (2016). Pemodelan Perubahan Morfologi
https://doi.org/10.14710/ijoce.v1i1.6264 Perairan Estuari Sungai Wonokromo, Surabaya. 110.
http://repository.its.ac.id/51279/
Hakiki, I. A., Sembiring, L. E., & Nugroho, C. N. R.
(2021). Analisis Sedimentasi Laguna Segara Anakan Sa’ud, I. (2008). Prediksi Sedimentasi Kali Mas
Surabaya. Jurnal Aplikasi Teknik Sipil, 4(1), 20.
Dengan Pemodelan Numerik Angkutan Sedimen
Kohesif. Jurnal Teknik Hidraulik, 12(1), 1–14. https://doi.org/10.12962/j12345678.v4i1.2765
https://doi.org/10.32679/jth.v12i1.642 Sinaga, A. T., Satriadi, A., Hariyadi, & Novico, F. (2013).
Ibrahim, I. M., Harsanto, P., & Wisnulingga, B. K. Pattern of Distribution Suspended Sediment Depends
(2022). Evaluasi Morfologi Dasar Sungai Winongo on Tidal Current Model in Balikpapan Bay, East
Dengan Hec-Ras 5.0.7. Jurnal Teknik Sipil, 17(1), 45–50. Kalimantan. Jurnal Oseanografi, 2(3), 329–336.
https://doi.org/10.24002/jts.v17i1.6390 Syarifudin, A., Sodik, M., & Simanjuntak, B. (2012).
Model Hidrodinamika Dan Sediment Transport Pada
Kadri, T. (2006). Sedimentasi akibat degradasi das
ciliwung-cisadane. Jurnal Sipil, 6(2), 49–56. Muara Sungai Musi. 34–44.
https://osf.io/zug7d/download Teori, D. (2004). Penanganan Erosi Dan Sedimentasi di
Kurniawan, R., Sigit, S., & Bambang, S. (2017). Analisis Sub Das Cacaban Dengan Bangunan Check Dam. Tugas
Perubahan Morfologi Sungai Rokan Berbasis Sistem Akhir I Rencana Anggaran Biaya, 6–71.
Informasi Geografi dan Penginderaan Jauh. Jom Wibowo, M., Khoirunnisa, H., Wardhani, K. S., &
FTEKNIK Vo, 4(1), 1–10. Wijayanti, R. (2022). Pemodelan Pola Sedimentasi di
Muara Cisadane untuk Mendukung Pengembangan
Kusnan. (2011). Evaluasi kejadian sedimentasi di Kali
Surabaya, sebagai data penunjang untuk Terpadu Pesisir Ibukota Negara. Jurnal Kelautan Tropis,
mengantisipasi terjadinya banjir di Kota Surabaya. 25(2), 179–190.
Jurnal Teknik Pengairan: Journal of Water Resources https://doi.org/10.14710/jkt.v25i2.13732
Engineering, 2(1), 10–20.
Marhendi, T. (2013). Strategi Pengelolaan Sedimentasi
Waduk. Techno, 14(2), 29–41.
Matthews, J. A. (2014). Sand Dunes. Encyclopedia of
Environmental Change, 4–14.
https://doi.org/10.4135/9781446247501.n3384
Nippon Koe Co., L. (2017). Laporan Akhir Studi
Penanganan Sedimentasi di Waduk Serbaguna
Wonogiri. Nippon Koe Co., Ltd.
Pabintan, M., Sukri, A. S., & Putri, T. S. (2019). Analisis
Angkutan Sedimen Dasar Pada Hilir Sungai Kambu Kota
Kendari. Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, 7(2), 109–116.
Program, J., Teknik, S., Teknik, F., & Raya, U. P. (2020).
PERENCANAAN BANGUNAN KRIB UNTUK MENCEGAH
BAHAYA EROSI DI TEBING SUNGAI SERUYAN Pipin
Sepriani Harlisa Hendro Suyanto Nomeritae
PENDAHULUAN Sungai adalah suatu saluran drainase

Anda mungkin juga menyukai