Anda di halaman 1dari 9

PREDIKSI UMUR WADUK GUNUNGROWO SETELAH

PENGERUKAN

*1
Dyah Ari Wulandari

1Dosen Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro


*Korespondensi: dyahariwulandari@yahoo.co.id

ABSTRACT

In 2015 the Gunungrowo Reservoir was dredged to reduce sedimentation. After dredging, it is necessary to
carry out sedimentation analysis to determine the reservoir life to be achieved. This analysis is intended to
evaluate sediment deposition patterns that have occurred up to 2015 and calculate reservoir life that can be
achieved after dredging in 2015. The reservoir life is analyzed based on how long the dead storage has been
filled with sediment. Sediment entering the reservoir is calculated based on reservoir bathymetry and the
suspended sediment entering reservoir. The result shows most of the sediment settles in the effective storage
and the reservoir life can reach up to 243 years after dredging.

Keyword : Reservoir function sustainability, Reservoir sedimentation, service function

1. PENDAHULUAN penahanan aliran banjir akan diperoleh


Waduk Gunungrowo merupakan salah tampungan banjir. Umur layanan waduk erat
satu waduk dibawah pengelolaan Balai Besar kaitannya dengan tampungan mati karena umur
Pemali Juana Yang terletak di Kabupaten Pati. layanan waduk dihitung berdasarkan berapa
Pada tahun 2015 waduk ini berusia 90 tahun lamanya tampungan mati penuh terisi sedimen
dan selama ini pula waduk telah memberikan [1]. Menurut [2] ada beberapa istilah mengenai
pelayanan sesuai dengan fungsinya. Upaya umur waduk yaitu umur layanan (usefull life),
yang telah dilakukan pengelola waduk dalam umur ekonomi (economic life), umur manfaat
rangka keberlanjutan fungsi waduk adalah (useable life), umur rencana (design life) dan
dengan melakukan pengerukan sedimen dan umur penuh (full life). Umur layanan waduk
perbaikan conduit pada tahun 2015. adalah suatu periode dari mulai beroperasinya
Berdasarkan informasi dari pengelola Waduk suatu waduk yang dapat memberikan layanan
Gunungrowo (BBWS Pemali Juana), kondisi secara penuh dan baik terhadap fungsi utama
saat ini (tahun 2020) waduk sudah beroperasi pembangunannya. Bila pengambilan airnya
kembali secara normal. melalui bangunan pengambilan bawah, maka
Secara teknis umur rencana waduk umur layanan waduk biasanya disamakan
diperhitungkan selama 50 atau 100 tahun dalam dengan periode dari tahun pertama
kaitannya dengan kapasitas tampungan dioperasikannya waduk tersebut sampai dengan
sedimen dalam waduk. Dalam perencanaan terpenuhinya tampungan mati dan tertutupnya
suatu bendungan salah satu hal yang harus bangunan pengambilan tersebut oleh sedimen.
direncanakan adalah kapasitas tampungan Waduk dinyatakan mati apabila waduk sudah
waduknya, yaitu tampungan mati dan tidak dapat memberikan layanan sesuai
tampungan efektif. Tampungan mati adalah fungsinya.
tampungan yang disediakan untuk menampung Proses sedimentasi di dalam waduk
sedimen yang masuk ke dalam waduk. cukup komplek dan dipengaruhi oleh beberapa
Sedangkan tampungan efektif adalah faktor yaitu hidrologi dan klimatologi, kondisi
tampungan yang harus disediakan untuk fisik waduk, hidrolika, aktifitas manusia dan
memenuhi kebutuhan air. Selain dari dua sifat sedimen. Pengaruh dari faktor - faktor ini
tampungan tersebut, akibat adanya faktor akan menyebabkan terjadinya proses
163
REKAYASA SIPIL / Volume 16, No.3 – 2022 ISSN 1978 - 5658
pengendapan sedimen kasar (pembentukan waduk seperti uraian berikut. Penelitian di The
delta), pengendapan sedimen halus, density Three Gorges Reservoir (TGR) mengenai laju
current, pergerakan sedimen dasar (bedload) sedimentasi dan distribusi sedimen karena
dan sedimen layang (suspended load), pengaruh penurunan aliran sedimen yang
pemadatan endapan sedimen dan resuspension disebabkan oleh proyek konservasi air dan
([3], [4], [5]). Pola pengendapan sedimen tanah dan retensi sedimen dari waduk kaskade
antara waduk yang satu dengan yang lainnya di hulu yang baru dibangun [12]. Penelitian
berbeda dan secara alami sangat komplek mengenai meneliti penangkap sedimen untuk
karena perbedaan kondisi hidrologi, mengurangi sedimen yang masuk waduk
karakteristik sedimen, geometri waduk dan dengan submerged barrier [13]. Kajian
operasi waduk [5]. Sedimen dengan butiran penanganan sedimentasi dengan pengerukan
yang lebih kasar akan mengendap terlebih [14]. Penelitian waktu yang tepat untuk
dahulu di waduk bagian hulu (tampungan membuka bottom outlet dan lama pelepasan
banjir dan tampungan efektif), sedangkan sedimen pada penanganan sedimen dengan
sedimen dengan butiran yang lebih halus akan venting of turbidity currents [11]. Penelitian
terbawa lebih jauh menuju ke waduk bagian untuk mengembangkan metode yang efisien
hilir hingga akhirnya sebagian akan mengendap untuk melepaskan sedimen halus, dengan
di tampungan mati dan sebagian lagi ikut aliran mempertahankan sedimen dalam suspensi.
keluar waduk lewat intake ataupun spillway. Turbulensi diciptakan dengan membuat jet
Tidak semua sedimen yang masuk ke medan aliran buatan sehingga tidak terjadi
waduk akan mengendap di tampungan mati. pengendapan sedimen di dekat muka
Sedimen yang masuk ke dalam waduk akan bendungan [15].
mengendap di seluruh permukaan dasar waduk Secara alamiah Waduk Gunungrowo
baik di tampungan mati, tampungan efektif juga mengalami sedimentasi, dan pada tahun
maupun tampungan banjir, sehingga akan 2015 telah dilakukan pengerukan sedimen di
mengurangi kapasitas masing-masing Waduk Gunungrowo untuk mengatasi hal ini.
tampungan. Dan saat tampungan mati terisi Mengingat sedimentasi waduk sangat penting
penuh sedimen maka kapasitas tampungan dalam pengelolaan waduk guna keberlanjutan
efektif maupun tampungan banjir juga sudah fungsi layanannya maka perlu kiranya
berkurang karena terisi sedimen. dilakukan analisis umur waduk berdasarkan
Permasalahan yang dihadapi dalam pola sedimentasi. Berdasarkan uraian diatas
pengelolaan waduk guna keberlanjutan sedimentasi di tampungan mati dapat diketahui
fungsinya adalah sedimentasi waduk ([6], [7]). dengan melakukan analisis distribusi sedimen
Banyak waduk yang tampungan sedimennya di waduk tetapi dalam penelitian ini dianalisis
hampir penuh sebelum mencapai umur berdasarkan pola sedimentasi yang telah
layanannya sehingga manfaat yang dapat terjadi, dimana untuk tiap waduk berbeda-beda
diperoleh dari pengoperasiannya berkurang tergantung karakteristik waduk dan
([8], [9]). Pendangkalan waduk karena sedimennya. Analisis ini ditujukan untuk
sedimentasi akan mengurangi kapasitas mengevaluasi pola pengendapan sedimen yang
tampungan waduk untuk menyimpan air, telah terjadi sampai dengan tahun 2015 dan
menghalangi masuknya air, menciptakan memprediksi umur waduk yang dapat dicapai
banjir, berdampak pada navigasi, dan sesudah dilakukan pengerukan pada tahun
mengubah ekologi. Keberlanjutan waduk 2015. Hasil analisis ini akan bermanfaat untuk
membutuhkan tindakan untuk menghilangkan pengelolaan Waduk Gunungrowo selanjutnya.
sedimen yang ada di dalam waduk atau
mengurangi pengendapan yang akan terjadi 2. TINJAUAN PUSTAKA
[10]. Sedimentasi waduk juga berdampak pada 2.1. Analisis Debit Inflow Waduk
permasalahan ekonomi dan lingkungan [11]. Debit inflow waduk dapat diperoleh dari
Mengingat begitu pentingnya pengukuran debit secara langsung di sungai
permasalahan sedimentasi waduk ini, beberapa yang masuk ke waduk. Bila tidak tersedia data
peneliti telah melakukan penelitian untuk pengukuran langsung maka debit dapat
menangani permasalahan terkait sedimentasi dihitung dengan menggunakan model

164
REKAYASA SIPIL / Volume 16, No.3 – 2022 ISSN 1978 - 5658
hujan-aliran misalnya dengan model Mock, Besarnya sedimentasi per-bulan dihitung
NRECA dan lain sebagainya atau dihitung dengan menggunakan teknik load interval
berdasarkan data laporan operasi waduk dengan flow-duration (Tabel 1) dengan prosedur
menggunakan persamaan neraca air waduk [16] sebagai berikut:
sebagai berikut: a. Debit harian pada tiap bulan diurutkan dari
besar ke kecil dan dihitung prosentasenya
(1) berdasarkan urutannya
b. Data debit dimasukkan ke Tabel 1 pada
dengan: kolom 4 sesuai prosentase nilai tengah pada
Si = volume tampungan waduk pada awal kolom 3
periode i c. Debit sedimen dihitung dengan Persamaan
Si+1 = volume tampungan waduk pada awal (3) berdasarkan besarnya debit pada kolom
periode i+1 4
Xi = pelepasan waduk pada periode i d. Total Qw merupakan perkalian dari interval
Ii = Inflow waduk pada periode i (kolom 2) dengan debit aliran
Ei = penguapan (evaporasi) waduk pada e. Total Qs merupakan perkalian dari interval
periode i (kolom 2) dengan debit sedimen
= ei x Ai f. Besarnya debit aliran dan debit sedimen
ei = laju evaporasi pada periode i layang per-bulan dihitung dengan
Ai = luas permukaan genangan air waduk menjumlahkan semua baris pada kolom 6
pada periode i dan 7. Debit sedimen layang per-tahun
SOi = limpasan waduk pada periode i dapat dihitung dengan menjumlahkan debit
sedimen layang dari Bulan Jan – Des
2.2. Laju Sedimentasi Waduk
Laju sedimentasi waduk dapat diprediksi Tabel 1. Load interval flow-duration [17]
berdasarkan besarnya laju erosi lahan di daerah
tangkapan airnya, berdasarkan debit sedimen
layang dari sungai-sungai yang masuk ke
waduk atau berdasarkan hasil pengukuran
bathimetri waduk. Untuk penelitian ini laju
sedimentasi akan diprediksi berdasarkan hasil
pengukuran debit sedimen layang dari
anak-anak sungainya dan berdasarkan
pengukuran bathimetri waduk.
2.2.1. Prediksi laju sedimentasi
berdasarkan sedimen layang
Berdasarkan pengukuran sedimen layang
di sungai yang masuk waduk akan diperoleh
besarnya debit aliran dan konsentrasi sedimen
pada tiap waktu pengukuran. Menurut [5] debit
sedimen dihitung dengan Persamaan (2).

(2)

dengan:
Qs = debit sedimen harian ( ton/hari ) Untuk mendapatkan besarnya sedimen layang
Qw = debit aliran saat itu ( m3/ detik ) yang mengendap di waduk, maka debit
C = konsentrasi sedimen di lapangan sedimen layang yang diperoleh harus dikalikan
(mg/liter) dengan besarnya trap efficiency. Trap
Kemudian dicari persamaan hubungan antara efficiency diperoleh dari Gambar 1
Qw dan Qs sehingga diperoleh persamaan berdasarkan nilai perbandingan antara kapasitas
lengkung laju sedimennya. tampungan waduk dan inflow waduk. Laju

165
REKAYASA SIPIL / Volume 16, No.3 – 2022 ISSN 1978 - 5658
sedimentasi merupakan penjumlahan dari musim tanam III. Waduk Gunungrowo
besarnya sedimen layang dan sedimen dasar mendapatkan air dari Saluran Irigasi
yang mengendap di waduk. Besarnya sedimen Brambang, Saluran Irigasi Kedawung dan DTA
dasar yang mengendap di waduk dihitung sekitar waduk (Gambar 3). Aliran dari Saluran
berdasarkan prosentase muatan dasar terhadap Irigasi Brambang bergabung dengan aliran dari
muatan suspensi dengan menggunakan Tabel DTA sekitar waduk, sedangkan aliran dari
2. Saluran Irigasi Kedawung langsung menuju
waduk melalui outlet tersendiri.

Gambar 2. Lokasi penelitian


Gambar 1. Kurva trap efficiency [5]

Tabel 2. Prosentase muatan dasar terhadap


muatan suspense [5]

Gambar 3. Peta DTA Waduk Gunungrowo

2.2.2. Prediksi laju sedimentasi 3.2. Pengumpulan Data


berdasarkan bathimetri waduk Data yang diperlukan dalam penelitian
Berdasarkan data pengukuran bathimetri ini berupa data Primer dan sekunder. Data
waduk antara 2 periode pengukuran dapat primer berupa pengukuran debit dan
dicari selisih kapasitas tampungannya yang konsentrasi sedimen disaluran irigasi untuk
merupakan volume sedimen yang mengendap mendapatkan lengkung laju debit-sedimen.
di waduk. Data sekunder berupa data teknis waduk,
kapasitas tampungan waduk, pengukuran
3. METODOLOGI PENELITIAN bathimetri waduk; data hidrologi, klimatologi,
3.1. Lokasi Penelitian dan topografi; data sungai – sungai dan fasilitas
Secara administrasi Waduk di bagian hulu waduk; data kebutuhan air; data
Gunungrowo terletak di Desa Sitiluhur, catatan pengoperasian waduk; laporan studi
Kecamatan Gembong, Kabupaten Pati, Propinsi terdahulu yang terkait. Data sekunder diperoleh
Jawa Tengah, sedangkan secara geografis dari Balai Besar Pemali Juana.
terletak di 6°39'21,67"LS dan 110°57'55,77"
BT. Peta lokasi waduk Gunungrowo dapat 3.3. Tahapan Analisis
dilihat pada Gambar 2. Luas DTA Waduk Analisis yang dilakukan pertama adalah
Gunungrowo adalah 0,73 km2. Fungsi Waduk analisis pola pengendapan sedimen yang telah
Gunungrowo adalah untuk memenuhi terjadi berdasarkan hasil pengukuran bathimetri
kebutuhan air irigasi pada musim tanam II dan waduk, kemudian dilanjutkan dengan analisis
166
REKAYASA SIPIL / Volume 16, No.3 – 2022 ISSN 1978 - 5658
besarnya sedimen yang masuk waduk (sedimen sedimen mengendap di seluruh permukaan
inflow). Sedimen inflow dianalisis tampungan waduk melalui beberapa proses
menggunakan dua metode yaitu berdasarkan yang sudah dijelaskan pada bagian
hasil pengukuran bathimetri waduk dan pendahuluan.
berdasarkan pengukuran debit sedimen layang. Sedimentasi yang terjadi sebesar 0,24
Debit sedimen layang diukur pada dua lokasi juta m3 (Tabel 4) selama 90 tahun atau
yaitu pada Saluran Irigasi Kedawung dan pada 2.666,67 m3/tahun. Sedimen yang berasal dari
Sungai Jonggol yang merupakan gabungan DTA sekitar waduk kecil karena luas DTA
aliran dari Saluran Irigasi Brambang dan DTA kecil hanya 73 ha. Sedangkan yang dari saluran
sekitar waduk. Analisis yang terakhir adalah irigasi juga sangat kecil, karena sebelum air
analisis umur waduk, yang dihitung sungai dengan muatan sedimen masuk ke
berdasarkan berapa lamanya tampungan mati saluran irigasi maka akan melewati intake
terisi penuh sedimen dengan berdasarkan pola terlebih dahulu, di saluran penghantar depan
pengendapan sedimen eksisting. Bagan alir intake sedimen dengan butiran kasar akan
penelitian selengkapnya dapat dilihat pada mengendap sehingga sedimen halus saja yang
Gambar 4. bisa lolos masuk ke intake. Kemudian air
dengan sedimen yang lebih halus akan
melewati kantong lumpur, kantong lumpur
akan mengendapkan sedimen halus ini
sehingga air yang masuk saluran primer
mempunyai muatan sedimen yang relatif sangat
kecil. Proses seperti ini bisa menjadi gagasan
baru dalam penanganan sedimen untuk
diaplikasikan di waduk lainnya. Dimana
penanganan yang ada sekarang ini adalah
dengan check dam, check dam akan
mengendapkan sebagian muatan sedimen
terutama sedimen yang berbutir kasar
sementara sedimen yang lolos chekdam akan
terbawa masuk ke waduk. Dengan
mengadopsi proses di Waduk Gunungrowo
maka perlu ada suatu bangunan untuk
mengendapkan sedimen dengan butiran yang
lebih halus yang lolos dari check dam sebelum
kemudian air masuk ke waduk. Dengan model
seperti ini diharapkan pengendapan sedimen
lebih optimal seperti di Waduk Gunungrowo.

Gambar 4. Bagan alir penelitian

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan hasil pengukuran bathimetri
Waduk Gunungrowo seperti pada Gambar 5
[18], diperoleh kapasitas tampungan waduk
pada tahun 2015, baik sebelum ada pengerukan
maupun sesudah ada pengerukan (Tabel 3).
Berdasarkan Tabel 3 dan Gambar 6 dapat
dilihat pada kondisi tahun 2015 sebelum
dikeruk telah terjadi pengurangan kapasitas
tampungan baik di tampungan mati maupun di
tampungan efektif karena sedimentasi. Hal ini
sesuai dengan pendapat [3], [4] dan [5] bahwa
167
REKAYASA SIPIL / Volume 16, No.3 – 2022 ISSN 1978 - 5658
Gambar 5. Peta bathimetri Waduk
Gunungrowo tahun 2015 [18]

Berdasarkan Tabel 4, distribusi


pengendapan sedimen yang terjadi adalah
1,67 % mengendap di tampungan mati dan
98,3 % mengendap di tampungan efektif. Pada
kondisi tahun 2015 sesudah dikeruk terjadi
penambahan kapasitas tampungan di semua
fungsi tampungan, penambahan tampungan
terbesar ada di tampungan mati yaitu sebesar
88,59 % (Tabel 5). Berdasarkan pola Gambar 6. Perubahan kapasitas tampungan
pengendapan sedimen yang terjadi pada tahun Waduk Gunungrowo pada tiap
2015 hampir semua sedimen mengendap di fungsi tampungan
tampungan efektifnya, sehingga sedimen yang
terjadi di tampungan efektif seharusnya yang Dengan bertambahnya kapasitas
lebih banyak dikeruk untuk mengembalikan tampungan Waduk Gunungrowo sesudah
kapasitas tampungannya dan supaya fungsi dikeruk maka perlu dihitung sampai berapa
layanan tetap optimal. Tetapi pengerukan yang lama lagi waduk dapat melayani kebutuhan.
terbesar dilakukan di tampungan matinya Sumber sedimen yang masuk Waduk
bahkan kapasitas tampungan mati menjadi Gunungrowo adalah dari saluran irigasi
lebih besar dari kondisi awal. Brambang, Saluran Irigasi Kedawung dan DTA
sekitar waduk. Oleh karena keterbatasan data
Tabel 3. Kapasitas tampungan Waduk bathimetri yang ada maka akan dihitung juga
Gunungrowo pada kondisi awal dan laju sedimentasi berdasarkan angkutan sedimen
kondisi tahun 2015 layangnya. Untuk itu harus dihitung dahulu
besarnya inflow waduk.

Tabel 4. Sedimentasi Waduk Gunungrowo


sampai dengan tahun 2015
Tampungan Volume sedimen
juta m3 %
Tampungan mati 0,004 1,67
Tampungan efektif 0,236 98,33
Tampungan banjir 0 0
Jumlah 0,240 100,00
Laju sedimentasi 2,666,67 m3/tahun

168
REKAYASA SIPIL / Volume 16, No.3 – 2022 ISSN 1978 - 5658
Tabel 5. Penambahan tampungan sesudah
pengerukan sedimen tahun 2015
Tampungan Penambahan tampungan
juta m3 %
Tampungan mati 0,520 88,59
Tampungan efektif 0,066 11,38
Tampungan banjir 0,001 0,03
Jumlah 0,587 100

Berdasarkan data laporan harian waduk


periode tahun 2004 – 2015 dihitung debit
harian menggunakan Persamaan (1), kemudian
dicari nilai rata-rata debit harian untuk
masing-masing bulan. Pengambilan sampel Laju sedimentasi yang diperoleh
sedimen layang dilakukan pada bulan Februari berdasarkan debit sedimen layangnya (Tabel 6)
tahun 2017. Pada penurunan persamaan lebih besar daripada laju sedimentasi yang
lengkung laju sedimen dilakukan diperoleh dari bathimetri waduk (Tabel 4),
penggabungan data, dengan pertimbangan tidak
dengan selisih 226,13 m3/tahun. Sehingga
tersedianya proporsi debit pada masing-masing
untuk perhitungan umur waduk akan digunakan
outlet dan besarnya konsentrasi sedimen yang nilai laju sedimentasi rata-rata sebesar
tidak berbeda jauh. Persamaan lengkung laju
2.779,735 m3/tahun.
sedimen yang didapat adalah sebagai berikut:
Menurut Departemen Pekerjaan Umum
(2009) umur layanan ditinjau dari berapa
(3) lamanya tampungan mati terisi sedimen maka
berdasarkan besarnya kapasitas tampungan
Dengan menggunakan debit harian dan mati yang tersedia (sesudah waduk dikeruk)
persamaan lengkung laju sedimen ini kemudian sebesar 0,676 juta m3 dibagi dengan laju
dihitung debit sedimen layang dengan teknik sedimentasi diperoleh umur layanan 243 tahun.
load interval flow-duration, hasil analisis dapat Akan tetapi tidak semua sedimen mengendap di
dilihat pada Tabel 5. tampungan matinya sehingga perlu diprediksi
Besarnya sedimen layang yang pengendapan sedimen yang terjadi dengan
mengendap di waduk dihitung dengan mengikuti pola pengendapan eksisting. Apabila
mengalikan besarnya debit sedimen layang sedimentasi dihitung untuk 243 tahun kedepan
dengan trap efficiency. Berdasarkan Gambar 1 dan pola pengendapan sedimen mengikuti pola
dengan ratio C/I sebesar 0,82 (Tabel 6) pengendapan sedimen eksisting maka diperoleh
diperoleh besarnya trap efficiency 0,99, distribusi pengendapan sedimen seperti pada
sehingga sedimen layang yang mengendap di Tabel 7.
waduk sebesar 2.317,83 m3/tahun. Prosentase
muatan dasar terhadap muatan suspensi
(layang) diperoleh dari Tabel 2. Sampel Tabel 6. Perhitungan laju sedimentasi
sedimen yang didapat mempunyai konsentrasi berdasarkan debit sedimen layang
lebih kecil dari 1.000 mg/liter, sedangkan No Uraian Satuan Nilai
material dasar dari sungai/ saluran pasir dan 1 Debit sedimen layang m3/tahun 2.341,24
tekstur material suspensi dominan lempung dan
lanau, oleh karena itu diambil prosentase 2 Kapasitas waduk ( C ) Juta m3 4,83
muatan dasar terhadap muatan suspensi sebesar 3 Inflow tahunan (I) Juta m3 5,87
25 %. Sehingga diperoleh besarnya sedimen 4 C/I 0,82
dasar yang mengendap di waduk sebesar
5 Trap efisiensi % 99
578,56 m3/tahun dan laju sedimentasi 2.892,8
Sedimen layang yang
m3/tahun (Tabel 6). 6
mengendap di waduk
m3/tahun 2.317,83
Prosentase sedimen
Tabel 5. Debit sedimen layang 7 % 25
dasar

169
REKAYASA SIPIL / Volume 16, No.3 – 2022 ISSN 1978 - 5658
8
Sedimen dasar yang
m3/tahun 578,56 yang telah memberikan data-data yang
mengendap di waduk diperlukan.
9 Laju sedimentasi m3/tahun 2.892,8
8. DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan Tabel 7, tampungan mati [1] Shiami, F.A.R, Lasminto, U., & Wardoyo, W.,
akan berkurang kapasitasnya sebesar 0,011 juta “Laju Sedimentasi pada Tampungan
m3 dan tampungan efektifnya berkurang Bendungan Tugu Trenggalek”, Jurnal Teknik
kapasitasnya sebesar 0,665 juta m3. Hal ini ITS, vol. 6, no. 2, pp. D125-D130, 2017.
berarti Waduk Gunungrowo masih dapat [2] Departemen Pekerjaan Umum, Pedoman
berfungsi hingga berakhirnya umur teknis (100 Konstruksi dan Bangunan Sipil: Survey dan
Monitoring Sedimentasi Waduk, Dirjen SDA,
tahun) dan masih terus akan berfungsi secara
2009.
berkelanjutan hingga 233 tahun kedepan atau [3] Simon, D.B. & Senturk, F., Sediment
dapat berfungsi hingga 243 tahun kedepan (dari Transport Technology: Water and Sediment
tahun 2015). Yang perlu diperhatikan lebih Dynamics, Water Resources Publications,
lanjut adalah adanya pengurangan kapasitas di 1992.
tampungan efektifnya. Pengurangan kapasitas [4] Simoes, F.J.M., & Yang, C.T., Sediment
di tampungan efektifnya akan mengurangi Modeling for Rivers and Reservoir, Erosion
kemampuan waduk dalam melayani kebutuhan and Sedimentation Manual, USBR, 2008.
air. Sehingga apabila akan dilakukan [5] Morris, G.L., & Fan, J., Reservoir
pengerukan lagi maka tampungan efektif lebih Sedimentation Handbook: Design and
Management of Dams, Reservoirs, and
perlu untuk dikeruk sedimennya agar fungsi Watersheds for Sustainable Use (p. 10.6).
layanan tetap optimal. McGraw Hill, 1997.
[6] Tatipata, W.H., Soekarno, I., Sabar, A., &
Tabel 7. Distribusi sedimen 243 tahun kedepan Legowo, S., “Analisis Volume Sedimen yang
Distribusi Volume Mengendap Setelah T-Tahun Waduk
No. Tampungan sedimen Beroperasi (Studi Kasus: Waduk Cirata)”,
% Juta m3 Jurnal Teknik Sipil, vol. 22, no. 3, pp. 235- 242,
1 Total 100,00 0,676
2015.
2 Tampungan 98,30 0,665
[7] Santosa, T.J.I.B., “Analysis of Sedimentation
Efektif
3 Tampungan Mati 1,67 0,011 in Wonogiri Reservoir”, Journal of the Civil
Engineering Forum, vol. 2, no. 1, pp. 27-31,
2016.
6. KESIMPULAN DAN SARAN [8] Achsan, Bisri, M., & Suhartanto, E., “Analisis
Dapat disimpulkan bahwa sesudah Kecenderungan Sedimentasi Waduk Bili-bili
dilakukan pengerukan pada tahun 2015 maka Dalam Upaya Keberlanjutan Usia Guna
umur Waduk Gunungrowo dapat mencapai Waduk”, Jurnal Teknik Pengairan, vol. 6, no.
hingga 243 tahun kedepan. Sedimen lebih 1, pp. 30-36, 2015.
banyak mengendap di tampungan efektifnya [9] Andriawati, I.D., Rispiningtati, & Pitojo Tri
daripada di tampungan mati, sehingga Juwono, P.T., “Efektifitas Kegiatan
tampungan efektif lebih perlu untuk dikeruk Pengerukan Sedimen Waduk Wonogiri
Ditinjau Dari Nilai Ekonomi”, Jurnal Teknik
guna pelayanan yang optimal.
Pengairan, vol. 6, no. 1, pp. 55-65, 2015.
Adapun sarannya jika dilihat dari fungsi [10] Huang, J., Greimann, B., & Kimbrel, S.,
tampungannya, umur waduk masih dapat “Simulation of Sediment Flushing in Paonia
mencapai 243 tahun, maka perlu Reservoir of Colorado”, J. Hydraul. Eng., vol.
dipertimbangkan kondisi konstruksi bendungan 145, no. 12, pp. 06019015 -1 - 06019015 -7,
dan bangunan pelengkapnya guna menunjang 2019.
fungsi pelayanan yang berkelanjutan. [11] Chamoun, S., De Cesare, G., & Schleiss, A.J.,
“Influence of Operational Timing on the
7. UCAPAN TERIMAKASIH Efficiency of Venting Turbidity Currents”, J.
Hydraul. Eng., vol. 144, no. 9, pp. 04018062-1
Terima kasih kepada Undip yang telah
04018062-13, 2018.
mendanai penelitian ini melalui Skim Riset [12] Li, W., Yang, S., Xiao, Y., Fu, X., Hu, J., &
Pengembangan dan Penerapan (RPP). Wang, T., “Rate and Distribution of
Terimakasih juga kepada BBWS Pemali Juana Sedimentation in the Three Gorges Reservoir,

170
REKAYASA SIPIL / Volume 16, No.3 – 2022 ISSN 1978 - 5658
Upper Yangtze River”, J. Hydraul. Eng., vol. A.J., “Sediment Evacuation from Reservoirs
144, no. 8, pp. 05018006-1 - 05018006-14, through Intakes by Jet-Induced Flow”, J.
2018. Hydraul. Eng., vol. 141, no. 2, pp. 04014078-1
[13] Amat, M., Pallu, M.S., & Munir, A., - 04014078-9, 2015.
“Submerged Barrier As A Sediment Trapper In [16] Nandalal, K.D.W. and Bogardi, J.J., Dynamic
A Reservoir”, International Journal of Programming Based Operation of Reservoirs:
Innovative Research in Advanced Engineering Applicability and Limits, New York:
(IJIRAE), Issue 9, Vol. 2, pp. 36-40, 2015. Cambridge University Press, 2007.
[14] Yuwono, E., & Sabaruddin, M., “Kajian [17] Yang, C.T., Sediment Transport Theory and
Pengerukan Waduk Sengguruh Kepanjen Practice, McGraw Hill, 1996.
Kabupaten Malang”, Jurnal Teknologi [18] BBWS Pemali Juana, Laporan Akhir Rencana
Terpadu, vol. 2, no. 1, pp. 46-54, 2016. Pengelolaan Bendungan Gunungrowo, CV.
[15] Althaus, J.M.I.J., De Cesare, G., & Schleiss, Studi Teknik, 2015

171
REKAYASA SIPIL / Volume 16, No.3 – 2022 ISSN 1978 - 5658

Anda mungkin juga menyukai