Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Teknik Hidro

Volume 13 Nomor 1, Februari 2020


2019
EVALUASI PERENCANAAN TEKNIS DAN ANALISA STABILITAS
KONSTRUKSI TUBUH BENDUNGAN KARALLOE

Abd.Rakhim1 dan Sirajuddin A2)

1)
Universitas Muhammadiyah Makassar, Indonesia
Email :abd.rakhimnanda@unismuh.ac.id
2)
Universitas Muhammadiyah Makassar, Indonesia
Email : sirajuddinsipil@gmail.com

Abstrak

Bendungan Karalloe dimanfaatkan untuk menampung pasokan air untuk memenuhi kebutuhan daerah
Irigasi Kelara-Karalloe. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perencanaan dimensi tubuh
bendungan dan analisis stabilitas tubuh bendungan. Hasil penelitian tubuh bendungan ini menggunakan
tipe Bendungan Urugan Batu Dengan Lapis Permukaan Beton (CFRD), maka didapatkan dimensi tubuh
bendungan berdasarkan Q1000th sebesar 1411,687 m3/dtk, tinggi bendungan 81,80 m, lebar puncak
12,70 m panjang bendungan 339,90 m, elevasi muka air normal +248,30 m, area genangan 154,05 ha,
elevasi muka air banjir +253,80 m, volume tampungan efektif 30,70 m3, kemiringan hulu 1,4 H : 1,0 V,
Kemiringan hilir 1,5 H : 1,0 V dengan volume tampungan total 41,75 m3. Terjadi perbedaan yang
signifikan antara studi perencanaan baru dengan perencanaan yang ada. Stabilitas bendungan terhadap
rembesan dan stabilitas lereng terhadap longsoran dinyatakan aman dan memenuhi syarat. Stabilitas
lereng hulu dan hilir bendungan memiliki angka keamanan dalam kondisi muka air banjir yang lebih
besar dari pada angka keamanan dalam kondisi kosong

kata kunci : Bendungan lapis beton (CFRD), Dimensi Bendungan, stabilitas bndungan

Abstract
The Karalloe Dam will be planned which can be utilized to accommodate water supply from the Kelara-
Karalloe river as a water supply to meet the needs of kelara-karalloe irrigation areas. This planning study
aims to know the planning of the body dimensions of the dam and find out the stability analysis of the dam
body. The type of planning study used is a case study. The dam body planning uses a type of rock dam with
a concrete surface layer (CFRD), then the dam body dimensions are obtained based on Q1000th of
1411,687 m3 / sec, among others, the dam height is 81,80 m, the peak width is 12,70 m long dams 339,90
m, normal water level +248,30 m, inundation area 154,05 ha, flood water level +253,80 m, effective
storage volume 30,70 m3, upstream slope 1,4 H : 1,0 V, Downstream slope of 1,5 H : 1,0 V with a total
storage volume of 41,75 m3. So, there is a significant difference between the new planning study and
the existing planning. Dam stability against seepage and slope stability against landslides is declared safe
and meets the requirements. The stability of the upstream and downstream slopes of the dam has a safety
figure in the condition of flood water levels which is greater than the safety figure in an empty condition.

Keywords: Dam Rock (CFRD), Dam Dimensions, Dam Stability

18
P- ISSN : 1979 9764
E-ISSN : 1979 9764
Jurnal Teknik Hidro
Volume 13 Nomor 1, Februari 2020
PENDAHULUAN
2019 penelitian ini, yaitu: memahami prosedur
Sungai Karalloe terletak di perencanaan dimensi tubuh bendungan
Daerah Aliran Sungai (DAS) Kelara- dan dapat memberikan informasi
Karalloe, Sungai Kelara mempunyai tentang perencanaan konstruksi tubuh
anak sungai yang besar yaitu Sungai bendungan yang layak secara teknis
Karalloe Sub-Das Karalloe. Daerah untuk pengembangan dan pemanfaatan
aliran sungai Kelara-Karalloe meliputi sumber daya air.

real seluas 280 km2 yang memiliki TINJAUAN PUSTAKA

potensi aliran tahunan rata-rata sebesar Pengembangan sumber daya air


dapat dikelompokkan dalam dua
300 Juta m3. Saat ini, daerah irigasi
kegiatan yaitu pemanfaatan air dan
Kelara-Karalloe memiliki jaringan
pengaturan air Untuk dapat
irigasi yang disuplai oleh dua bendung
melaksanakan kedua kegiatan tersebut
yaitu Bendung Kelara dan Bendung
diperlukan konsep, perancangan,
Karalloe. Akan tetapi, dari besarnya
perencanaan, pembangunan dan
potensi aliran tersebut beberapa tahun
pengoperasian fasilitas pendukungnya.
terakhir ketersediaan air semakin
Pemanfaatan sumber daya air meliputi
menurun berbanding terbalik dengan
penyediaan air untuk kebutuhan air
meningkatnya kebutuhan masyarakat
bersih, irigasi, pembangkit listrik
yakni hanya dapat mengairi sekitar 50%
tenaga air, perikanan, peternakan,
untuk air irigasi Kelara-Karalloe seluas
pemeliharaan sungai dan lalu lintas air.
± 7.004 Ha. Sisa potensinya masih
Kegiatan pengendalian banjir, drainase
cukup besar yang selama ini tidak
dan pembuangan limbah termasuk dalam
termanfaatkan secara optimal, (wiki.SDA
pengaturan sumber daya air sehingga
: 2013).
kelebihan air tersebut tidak
Untuk mencukupi kebutuhan air
menimbulkan bencana, (Bambang
dan irigasi Kelara-Karalloe, maka
Triatmodjo, 2013).
dibangun bendungan yang berfungsi
Menurut Peraturan Pemerintah
sebagai tampungan air (waduk) untuk
Nomor 37 Pasal 1 Tahun 2010
menyediakan air ketika musim
tentang Bendungan, bahwa bendungan
kemarau dan memenuhi irigasi Kelara-
adalah bangunan yang berupa urukan
Karalloe.
tanah, urukan batu, beton, dan atau
Penelitian ini bertujuan untuk
pasangan batu yang dibangun selain
mengevaluasi : Bagaimana rencana
untuk menahan dan menampung air,
dimensi konstruksi tubuh bendungan dan
dapat pula dibangun untuk menahan dan
stabilitas tubuh bendungan ?. manfaat
19
P- ISSN : 1979 9764
E-ISSN : 1979 9764
Jurnal Teknik Hidro
Volume 13 Nomor 1, Februari 2020
menampung
2019 limbah tambang (tailing), suatu waktu dalam tahun tanpa adanya
atau menampung lumpur sehingga kelonggaran yang dibuat untuk trend
terbentuk waduk. klimatologis jangka Panjang, (CD.
Pembagian tipe bendungan Soemarto, 1999).
urugan menurut Sosrodarsono & Kensaku Curah hujan maksimum boleh
Takeda, dapat digolongkan dalam 3 tipe jadi (Probable Maximum Precipitation/
utama yaitu dapat dilihat pada tabel 1. PMP) dihitung dengan menggunakan
Curah hujan yang diperlukan metode Hersfield, sebagai berikut;
untuk penyusunan suatu rancangan XPMP = X + Km . S ….………… (1)
Dimana :
pemanfaatan air dan rancangan
pengendalian banjir adalah curah hujan X PMP = Hujan banjir maks boleh jadi

rata-rata di seluruh daerah yang X = Nilai rata-rata hujan/banjir


bersangkutan, bukan curah hujan pada
Km = Faktor Kofisien Hersfield
suatu titik tertentu. Curah hujan ini
disebut curah hujan wilayah yang S = Standar deviasi

dinyatakan dalam satuan mm, Debit Banjir Rencana Metode HSS


(Sosrodarsono & Kensaku Nakayasu
Takeda,2002). Untuk menentukan debit yang
Tabel 1. Klasifikasi Umum Bendungan terdapat pada aliran sungai banyak
Urugan
metode yang dapat digunakan.
Penelitian ini menggunakan metode
hidrograf metode HSS Nakayasu
Volume Tampungan Waduk
Kapasitas volume tampungan
waduk yang bentuknya beraturan dapat
dihitung dengan rumus untuk
menghitung benda padat. Kapasitas
waduk pada kedudukan alamiah

(Sumber: Ir. Suyono Sosrodarsono & biasanya haruslah ditetapkan berdasarkan


Kensaku Takeda, 2002) pengukuran topografi, (Ray K. Linsley,
1989).
Hujan berpeluang maksimum atau
Perhitungan ini didasarkan pada
PMP didefinisikan sebagai tinggi
data peta topografi dengan skala
terbesar hujan dengan durasi tertentu
1:10.000 dan beda tinggi kontur 1 m.
yang secara meteorologi dimungkinkan
Cari luas permukaan waduk yang dibatasi
bagi suatu daerah pengaliran dalam 20
P- ISSN : 1979 9764
E-ISSN : 1979 9764
Jurnal Teknik Hidro
Volume 13 Nomor 1, Februari 2020
garis
2019 kontur, kemudian dicari volume untuk tinggi jagaan pada bendungan
yang dibatasi oleh dua garis kontur yang adalah sebagai berikut:
berurutan dengan menggunakan rumus Tabel 2. Angka Standar Tinggi Jagaan
pendekatan volume, (Ir. Soedibyo, 1993). Tinggi Bendungan (m) Tinggi Jagaan
(m)
V = 1/3. DX (Fx + Fy + (Fx + Fy)1/2)...(2) < 50 m Hf > 2
dimana : 50 – 100 m Hf > 3
 100 m Hf > 3,5
V = Volume tampungan (m2)
Sumber: Sosrodarsono & Kensaku
Δx = Beda tinggi kontur (m)
Takeda, 2002
2
Fy = Luas yang dibatasi kontur 1 (km )
Kemiringan rata-rata lereng bendungan
Fx = Luas yang dibatasi kontur 2 (km2)
(slope gradient) yakni lereng udik dan
lereng hilir adalah perbandingan antara
Menurut Sosrodarsono & Kensaku
panjang garis vetikal yang melalui
Takeda, tubuh bendungan merupakan
puncak dan panjang garis horizontal
bangunan utama yang dibuat melintang
yang melalui tumit lereng tersebut.
menutupi alur sungai yang akan
Lebar mercu bendungan yang
dibendung dengan perhitungan
memadai diperlukan agar puncak
kekuatan tertentu untuk mendapatkan
bendungan dapat bertahan terhadap
daerah tampungan berupa waduk.
hempasan ombak di atas permukaan
Bagian perencanaan tubuh bendungan
lereng yang berdekatan dengan mercu
antara lain :
tersebut dan dapat bertahan terhadap
Tinggi bendungan adalah perbedaan
aliran filtrasi yang melalui bagian
antara elevasi permukaan pondasi dan
puncak tubuh bendungan yang
elevasi mercu bendungan. Permukaan
bersangkutan. Lebar minimum mercu
pondasi adalah dasar dinding kedap air
bendungan (b), digunakan rumus sebagai
atau dasar dari pada zone kedap air,
berikut, (Sosrodarsono dan Kensaku
Tinggi jagaan adalah perbedaan antara
Takeda, 2002):
elevasi permukaan maksimum-rencana
air dalam waduk dan elevasi mercu b = 3,6 H 1/3 - 3,0 ……………….. (3)

bendungan. Dalam hal-hal tertentu Dimana:


tambahan tinggi tembok penahan b : Lebar mercu
ombak diatas mercu bendungan kadang- H : Tinggi bendungan
kadang diperhitungkan pula pada Analisis Stabilitas Tubuh Bendungan
penentuan tinggi jagaan. Angka standar Analisis dan perhitungan untuk
untuk tinggi jagaan pada bendungan stabilitas tubuh bendungan urugan,
didasarkan pada tinggi bendungan terdiri dari 3 (tiga) kegiatan utama
yang direncanakan, maka angka standar yaitu, (Sosrodarsono & Kensaku
21
P- ISSN : 1979 9764
E-ISSN : 1979 9764
Jurnal Teknik Hidro
Volume 13 Nomor 1, Februari 2020
Takeda,
2019 2002); B. Jenis Penelitian dan Sumber Data
1.Gaya-gaya atau beban-beban yang Adapun jpenelitian yang
bekerja pada bendungan urugan adalah: dilakukan adalah studi kasus, sumber
berat tubuh bendungan , Tekanan data yang digunakan dalam penelitian
hydrostatis .Tekanan air pori dan ini merupakan data sekunder yang
Beban Seismis (seismic orce) diperoleh dari Dinas Sumber Daya Air,
2.Stabilitas Lereng Bendungan Cipta Karya dan Tata Ruang Prov. Sul-
Biasanya konstruksi tubuh Sel dan k onsultan perencana pada
bendungan urugan direncanakan bendungan Karalloe, meliputi; data
pada tingkat stabilitas dengan faktor Geometri berupa data peta
keamanan 1,2 atau lebih, sebagai kontur/topografi bendungan Karalloe,
syarat untuk dapat diizinkan data Hidrologi berupa data curah hujan
pembangunannya sungai Kelara-Karalloe serta data teknis
3. Stabilitas terhadap aliran filtrasi bendungan Karalloe Karalloe.
Baik tubuh bendungan maupun HASIL DAN PEMBAHASAN
pondasinya diharuskan mampu A. Analisis Hidrologi
mempertahankan diri dari gaya-gaya Curah hujan rata-rata wilayah
yang ditimbulkan oleh adanya aliran dihitung dengan menggunakan metode
filtrasi yang mengalir di celah-celah polygon thiessen yang terdiri dari 3
antara butiran tanah pembentuk tubuh stasiun pencatatan curah hujan yaitu
bendungan dan pondasi tersebut. curah hujan Stasiun Malino, curah
Menurut Soedibyo, syarat untuk hujan Stasiun Malakaji, curah hujan
keamanan terhadap rembesan berada Stasiun Kelara dengan masing-masing
antara 2% – 5% dari debit yang masuk stasiun curah hujan selama 41 tahun
(Qinflow) ke dalam waduk. mulai tahun 1977 sampai dengan tahun
METODOLOGI PENELITIAN 2017 dan memiliki luas daerah aliran
A. Lokasi dan Waktu Penelitian sungai (DAS) sebesar 183,75 km2.
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Hasil perhitungan curah hujan
proyek Bendungan Karalloe secara rencana untuk periode ulang 2 tahun =
administrasi terletak di Desa Garing, 57,60 mm, 5 tahun = 88,69 mm, 10 tahun
Desa Datara Kec. Tompobulu dan Desa = 110,28 mm, 25 tahun = 138,42 mm,
Garing, Kelurahan Tonrorita Kec. Biring 50 tahun = 159,79 mm, 100 tahun =
Bulu Kab. Gowa, Provinsi Sulawesi 181,40 mm, 200 tahun = 203,51 mm, 500
Selatandengan waktu studi dilakukan tahun = 242,31 mm, 1000 tahun = 256,78
selama 6 bulan. mm.
22
P- ISSN : 1979 9764
E-ISSN : 1979 9764
Jurnal Teknik Hidro
Volume 13 Nomor 1, Februari 2020
2019Curah hujan efektif untuk periode yang dapat dilihat pada gambar 2
ulang 2 tahun = 43,200 mm/hari, 5 tahun
Tabel 2. Elevasi, Beda Tinggi dan Luas Area
66,516 mm/hari, 10 tahun = 82,713
No. Titik Beda Tinggi Luas Area
mm/hari, 25 tahun = 103,812 mm/hari, Elevasi (m ) (m ) (Ha)
50 tahun = 119,846 mm/hari, 100 tahun 1 El. 1 + 175 5.00 F1 0.02
2 El. 2 + 180 5.00 F2 0.77
= 136,051 mm/hari, 1000 tahun = 3 El. 3 + 185 5.00 F3 2.38
192,583 mm/hari, PMF tahun = 451,55 4 El. 4 + 190 5.00 F4 7.16
5 El. 5 + 195 5.00 F5 14.70
mm/hari. 6 El. 6 + 200 5.00 F6 22.56
7 El. 7 + 205 5.00 F7 31.79
Analisis Debit Banjir Metode HSS 8 El. 8+ 210 5.00 F8 41.73
Nakayasu 9 El. 9+ 215 5.00 F9 53.95
10 El.10+ 220 5.00 F10 70.73
11 El.11+ 225 5.00 F11 83.83
12 El.12+ 230 5.00 F12 97.02
13 El.13+ 235 5.00 F13 112.82
14 El.14+ 240 5.00 F14 126.35
15 El.15+ 245 5.00 F15 141.66
16 El.16+ 250 5.00 F16 160.43
17 El.17+ 255 5.00 F17 180.04
18 El.18+ 260 5.00 F18 194.47
Sumber: Peta Topografi
Gambar 1. Grafik Rekapitulasi Hidrograf
Banjir Metode HSS Nakayasu

Gambar 1, menyatakan bahwa


debit puncak pada perhitungan hidrograf
banjir dengan metode HSS Nakayasu
pada periode ulang 1000 tahun sebesar

1411,687 m3/dtk dan QPMF tahun Gambar 2. Grafik Hubungan Antara


Elevasi, Luas Dan
sebesar 3307,826 m3/dtk pada waktu Volume Waduk
4,147 jam. Dari gambar 2, Dari grafik dapat
dinyatakan semakin tinggi elevasi, maka
Perhitungan Volume Tampungan semakin besar luas waduk dan semakin
Waduk besar pula kapasitas tampungan waduk.
Berdasarkan luas area tiap kontur B. Analisis Kebutuhan Tampungan
dengan menggunakan aplikasi autocad, Kebutuhan tampungan waduk
dapat dilihat pada tabel 2; terdiri dari kebutuhan tampungan efektif
Dari tabel 2 hasil perhitungan waduk dan kebutuhan tampungan mati
tampungan waduk, maka dapat diperoleh waduk.
grafik hubungan antara luas waduk, Kebutuhan tampungan efektif
elevasi, dan volume tampungan waduk waduk diperoleh dengan cara kebutuhan
23
P- ISSN : 1979 9764
E-ISSN : 1979 9764
Jurnal Teknik Hidro
Volume 13 Nomor 1, Februari 2020
baku (1,15 juta m3) + kebutuhan
2019
air 3 m. Memiliki luas area genangan
sebesar 154,05 ha dengan volume
irigasi (29,55 m3) = 30,70 juta m3 dan
berada pada elevasi +240,50 m. tampungan sebesar 41,70 m3/dtk yang

Jadi tampungan total dengan cara berada pada elevasi muka air normal
+248,30 m.
tampungan efektif (30,70 juta m3) +
Kemiringan bendungan tipe urugan batu
tampungan mati (11,05 juta m3) = 41,75
maka digunakan kemiringan:
juta m3 yang berada pada elevasi Hulu = 1,4 H : 1,0 V
+248,30 m. Hilir = 1,5 H : 1,0 V
C.Perencanaan Dimensi Tubuh D. Analisis Stabilitas Tubuh Bendungan
Bendungan 1. Stabilitas Bendungan Terhadap Aliran
1. Desain Hidrolik Bendungan Filtrasi
a. Tinggi Muka Air Normal (ho)
Berdasarkan hasil desain
Elevasi muka air normal
dimensi tubuh bendungan, dilakukan
ditentukan berdasarkan tampungan
waduk. Dari perhitungan tampungan perhitungan garis depresi. Gambar 3,

waduk diperoleh sebesar 41,70 juta m3 dapat dinyatakan bahwa bentuk dari
dan berada pada elevasi +248,30 m. parabola di atas merupakan garis depresi
Tinggi muka air normal (h0) yang sesungguhnya.
= EL.MAN – EL. Dasar Saluran
= 248,30 – 175
= 73,30 m
b. Tinggi Muka Air Banjir (h1)
Dari perhitungan penelusuran
banjir diperoleh elevasi muka air banjir Gambar 3. Formasi Garis Depresi
periode ulang 1000 tahun pada elevasi Sesungguhnya
+253,80 m 2. Stabilitas Bendungan terhadap
Tinggi Muka Air Banjir (h1) Rembesan
= EL.MAB – EL.Dasar Saluran Gambar 4, jaringan trayektori
= 253,80 – 175 terjadi pada ketinggian 14,59 m dengan
= 78,80 m bidang irisan angka pembagi dari garis
2. Desain Hidrolis Bendungan trayektori aliran filtrasi (Nf) sebanyak 5,
Desain tubuh bendungan ini dan bidang irisan angka pembagi dari
menggunakan tipe Bendungan Urugan garis equi-potensial (Np) sebanyak 13.
Batu Dengan Lapis Permukaan Beton
(CFRD), dengan tinggi bendungan 81,80
m, lebar puncak 12,70 m, panjang
bendungan 339,90 m dan tinggi jagaan
24
P- ISSN : 1979 9764
E-ISSN : 1979 9764
Jurnal Teknik Hidro
Volume 13 Nomor 1, Februari 2020
2019

Gambar 4. Jaringan Aliran Sumber : Hasil perhitungan


Trayektori
D. Pembahasan
Dari perhitungan di atas, diperoleh Terdapat perbedaan antara hasil
kapasitas rembesan pada tubuh studi perencanaan yang baru dengan
bendungan sebesar 6,42.10-4 m3/dtk dan perencanaan yang ada. Adapun hasil yang
diperoleh pada Tabel 4.
sebesar 55,452 m3/hari. Maka, untuk
Dari tabel 4, dapat dinyatakan
menghitung Qfijin dapat dihitung dengan
bahwa terjadi perbedaan analisis
cara berikut, dengan Qinflow diketahui
hidrologi yang signifikan antara studi
1411,69 m3/dtk;
perencanaan baru dengan perencanaan
Qf = 2% x 1411,69 m3/dtk = 28,23 yang ada, karena jumlah data curah
m3/dtk hujan pada studi perencanaan baru
3.Stabilitas Lereng Bendungan Terhadap sebanyak 41 tahun sedangkan data
Longsor curah hujan perencanaan yang ada
Stabilitas lereng bendungan sebanyak 35 tahun. Semakin banyak
ditinjau dalam dua kondisi, yakni jumlah data curah hujan, maka semakin
bendungan dalam kondisi kosong dan besar pula hasil yang diperoleh.
dalam kondisi muka air banjir dengan Tabel 4. Rekapitulasi Analisis Hidrologi
menggunakan 4 titik tinjauan untuk Perencanaan Yang Ada dan
Studi Perencanaan Baru
mendapatkan nilai faktor keamanan
yang sesuai dengan syarat keamanan
stabilitas tubuh bendungan.
Untuk mengetahui faktor
keamanan tubuh bendungan yang
kemungkinan terjadinya longsoran pada
perencanaan ini dengan syarat faktor Sumber; Hasil Perhitungan
keamanan 1,2
Hasil perencanaan dimensi tubuh
Tabel 3. Stabilitas Lereng Hulu
bendungan diketahui pada tabel 5.
Bendungan
Tabel 5. Rekapitulasi Perencanaan Tubuh
Bendungan Yang Ada dan Studi
Perencanaan Tubuh Bendungan 25
P- ISSN : 1979 9764
E-ISSN : 1979 9764
Jurnal Teknik Hidro
Volume 13 Nomor 1, Februari 2020
2019 Baru air banjir yang lebih besar daripada
angka keamanan stabilitas lereng
dalam kondisi kosong.. Karena dalam
kondisi kosong tingkat kepadatan
tubuh bendungan rendah sehingga
rembesan air yang masuk kecil,
begitu pula sebaliknya dalam kondisi
muka air banjir tingkat kepadatan
Sumber; Hasil Perhitungan
tubuh bendungan besar sehingga
Tabel 5 di atas, dapat dinyatakan rembesan air yang masuk sangat banyak.
bahwa terjadi perbedaan dimensi
bendungan yang signifikan antara studi PENUTUP/ SIMPULAN
perencanaan baru dan perencanaan yang Kesimpulan dari penelitian ini :
ada, karena debit banjir yang ada 1. Perencanaan tubuh bendungan terjadi
pada studi perencanaan baru lebih perbedaan dimensi bendungan yang
besar dibandingkan dengan debit signifikan antara studi perencanaan
banjir perbedaan yang ada. Terjadi baru dengan perencanaan yang ada.
pergeseran as bendungan yang 2. Analisis stabilitas tubuh bendungan
mengakibatkan perubahan volume dinyatakan bahwa; Stabiltas
tampungan yang lebih besar, sehingga bendungan terhadap rembesan dan
diperoleh elevasi muka air normal dan stabilitas lereng terhadap longsoran
area genangan yang lebih rendah pada dinyatakan aman dan memenuhi syarat
studi perencanaan baru dibandingkan dan Stabilitas lereng hulu dan hilir
dengan perencanaan yang ada. bendungan memiliki angka keamanan
Hasil perhitungan keamanan dalam kondisi muka air banjir yang
tubuh bendungan terhadap rembesan lebih besar daripada angka keamanan
dalam kondisi kosong.
diperoleh hasil Qf = 6,42 x 10-4

sedangkan Qfijin = 28,23 m3/dtk.


DAFTAR PUSTAKA
Sehingga, perencanaan bendungan ini
Adhyaksa, B. Mutiara, Suprijanto H.
aman terhadap rembesan karena
& Sisinggih, D. 2011. Studi
Qfhitung = 6,42 x 10-4 lebih kecil (<)
Perencanaan Kontruksi Tubuh
dari Qfijin = 28,23 m3/dtk. Bendungan Pada Waduk Suplesi
Angka keamanan stabilitas Konto Wiyu Di Kecamatan Pujon
lereng bendungan dalam kondisi muka Kabupaten Malang Provinsi Jawa
26
P- ISSN : 1979 9764
E-ISSN : 1979 9764
Jurnal Teknik Hidro
Volume 13 Nomor 1, Februari 2020
2019Timur.Jurnal Mahasiswa Teknik Hidrologi Teknik. Surabaya : Usaha
Pengairan Brawijaya. Nasional.
Alexander & Harahab, Syarifuddin. Sosrodarsono, Suyono & Takeda,
2009. Perencanaan Embung Kensaku. 2002. Bendungan Type
Tambaboyo Ka. Sleman D.I.Y. Urugan. Jakarta : PT. Pradnya
Semarang: Laporan Tugas Akhir Paramita
Teknik Sipil Umum, Universitas Sosrodarsono, Suyono & Takeda,
Diponegoro. Kensaku. 2003. Hidrologi
Asdak, Chow, dkk., 1995. Hidrologi Untuk Pengairan. Jakarta : PT.
dan Pengelolaan Daerah Aliran Pradnya Paramita.
Sungai. Yogyakarta: Universitas Triatmodjo, Bambang. 2013. Hidrologi
Gadjah Mada Dinas Sumber Daya Terapan. Yogyakarta : Penerbit
Air, Cipta Karya dan Tata Ruang Beta Offset Yogyakarta.
Linsley, Ray K., 1989. Hidrologi WikiSDA, 2013. Bendungan Karalloe
Untuk Insinyur. Jakarta : http://sda.pu.go.id/wiki/indexphp/
Penerbit Erlangga. Bendungan Karalloe) Diakses Pada
Megantoro, Trias. 2014. Perencanaan 15 April 2018. (23 Januari 2013)
Bendungan Tipe Urugan di at 11:13
Perkebunan Cinta Manis, PT.
Perkebunan Nusantara VII.
Palembang : Laporan Tugas Akhir
Teknik Sipil Umum, Universitas
Diponegoro.
Pondaag, Ricky & Yasser. 2016.
Perencanaan Bendung Tonggauna
Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi
Tenggara. Semarang : Laporan
Tugas Akhir Teknik Sipil Umum,
Universitas Diponegoro.PT. Widya
Graha Asana
Soedibyo, 2003. Teknik Bendungan.
Jakarta : PT. Pradnya Paramita.
Soedibyo, 1993. Teknik
Bendungan. Jakarta : PT. Pradnya
Paramita. Soemarto, CD. 1999.
27
P- ISSN : 1979 9764
E-ISSN : 1979 9764

Anda mungkin juga menyukai