I Gusti Agung Ayu Meyska Kesuma Putri1), I Nyoman Norken2), dan Ida Bagus Ngurah Purbawijaya2)
1
Mahasiswa Jurusan teknik sipil, fakultas teknik, universitas udayana, Denpasar
2
Dosen Jurusan teknik sipil, fakultas teknik, universitas udayana, Denpasar
Abstrak : Waduk Muara Nusa Dua yang terletak di muara Sungai/Tukad Badung, tepatnya di Jembatan by Pass
Ngurah Rai, Suwung, Denpasar, dibangun untuk menyediakan air baku guna memenuhi kebutuhan air bersih.
Sampai saat ini Waduk Muara Nusa Dua telah dibangun Tahap-I seluas 35 Ha dan telah dimanfaatkan untuk
mensuplai kebutuhan air bersih di kawasan Nusa Dua dan Kuta sebesar 300 lt/dt.
Penelitian Studi Operasi Waduk Muara Nusa Dua untuk Penyediaan Air Baku dilakukan dengan pola
operasi waduk berdasarkan debit andalan 80% dan 90% dengan menggunakan analisis data debit Sungai
Badung, dengan memperhitungkan penggunaan air untuk irigasi dengan menggunakan analisis kuantitatif.
Hasil simulasi waduk menunjukan bahwa dalam operasi waduk dengan debit andalan 80% didapat
limpasan tertinggi sebesar 2850,18 lt/dt, limpasan terendah sebesar 1,30.10 6 m3 atau 1002,19 lt/dt. Sedangkan
dengan debit andalan 90% didapat limpasan tertinggi sebesar 2602,36 lt/dt, limpasan terendah sebesar 888,77
lt/dt.
Kata Kunci : Waduk Muara Nusa Dua, Pola Operasi, Debit Andalan, Kebutuhan air baku, Simulasi
OPERATION STUDY OF NUSA DUA ESTUARY DAM FOR PROVIDING RAW WATER
Abstract : Nusa Dua Estuary DAM located at Tukad Badung river, precisely at Ngurah Rai Pass Bridge,
Suwung, Denpasar, was built to provide raw water to meet the needs of clean water. Until now, Phase-I has been
built for 35 Ha and has been utilized to supply clean water needs in Nusa Dua and Kuta area of 300 lt/sec.
The study of Operation Study of Nusa Dua Estuary Dam for Raw Water Supply is done with the
operation pattern of reservoir based on 80% and 90% mainstay discharge by using the analysis of Badung River
debit data, after taking into account the water use for irrigation purposes by using quantitative analysis method.
The results of the reservoir simulation showed that in the reservoir operation with 80% mainstay
discharge the highest runoff was 2850,18 lt/sec, the lowest run was 1,30,106 m3 or 1002,19 lt/sec. While with
the mainstay discharge 90% obtained the highest runoff of 2602.36 lt/sec, the lowest runoff of 888.77 lt/sec.
Keywords: Nusa Dua Estuary DAM, Pattern of operation, Mainstay Debit, Raw water requirement,
Simulation
Qs = k x p
Dimana:
Qs = kehilangan air karena rembesan (m3/dt/m)
Gambar 1. Zona – zona Tampungan Waduk k = koefisien dari ketentuan Garg berdasarkan bahan
Sumber: Sudjarwadi (1988) pembentuk saluran
p = lebar penampang basah saluran (m)
MATERIAL DAN METODE
Lokasi penelitian terletak pada Waduk Muara Ketersediaan Air
Nusa Dua, Desa Pemogan, Kecamatan Denpasar Ketersediaan air adalah jumlah debit (air) yang
Selatan, Kodya Denpasar. Batas-batas Waduk Muara diperkirakan terus menerus ada di suatu lokasi
Nusa Dua yaitu: Bagian Utara dibatasi oleh DAS bangunan air di sungai dengan jangka waktu tertentu
Tukad Badung, Bagian Timur dibatasi oleh Hutan dan jumlah tertentu pula (Direktorat Irigasi, 1980
Mangrove (bakau), Bagian Selatan dibatasi oleh Bibir dalam Triatmodjo, 2008). Untuk pemanfaatan air,
Pantai Teluk Benua, Bagian Barat dibatasi oleh Hutan perlu diketahui informasi tentang ketersediaan air
Mangrove dan Pertokoan Mall Bali Galeria. berdasarkan data hujan dan data debit.
∆S = P + Q – O – I - E
Dimana:
E: volume evaporasi dari waduk
P: hujan yang jatuh di waduk
Etc : kebutuhan air konsumtif (mm/hari),
IR : kebutuhan air irigasi ditingkat persawahan
(mm/hari),
WLR : kebutuhan air untuk mengganti lapisan air
(mm/hari),
P : perkolasi (mm/hari),
Re : hujan efektif (mm/hari),
IE : efisiensi irigasi (%),
A : luas areal irigasi (ha).
Hujan Evaporasi
Inflow Waduk
Outflow
Period
Period t
t
1. Iklim, untuk mengetahui keadaan iklim di Kota Tabel 3. Curah Hujan Andalan (mm)
Denpasar, dilakukan pencatatan data pada stasiun
penakar hujan yang terdapat di daerah penyelidikan,
yaitu di Stasiun Geofisika Sanglah, Denpasar. Untuk
data iklim di kota Denpasar disajikan pada Tabel 1.
DI Mergaya 372
DI Tukad 464
Badung
Total 836 Sumber: Hasil Analisis (2017)
Keterangan:
[1] = Bulan
[2] = Periode
[3] = Jumlah hari Sumber: Hasil Analisis (2017)
[4] = Curah Hujan Andalah dengan Probabilitas 80%
[5] = Curah Hujan Andalah dengan Probabilitas 50% Tabel 13. Perhitungan Kebutuhan Irigasi Tukad
[6] = 0.7*[4] Badung dengan Debit Andalan 90%
[7] = [6] / [3]
[8] = [5] / [3]
Efisiensi Irigasi
Efisiensi irigasi didasarkan pada asumsi bahwa
sebagian dari jumlah air akan hilang baik di saluran
maupun di petak sawah. Kehilangan air disebabkan
oleh evaporasi, rembesan, dan kegiatan eksploitasi.
Kehilangan air akibat evaporasi dan rembesan pada
umumnya relative lebih kecil dibandingkan kehilangan Sumber: Hasil Analisis (2017)
akibat kegiatan eksploitasi (Triatmodjo, 2008).
Sehingga efisiensi irigasi secara keseluruhan dalam
Operasi Waduk Muara Nusa Dua
studi ini adalah 65% dan hasil analisis disajikan pada Simulasi operasi waduk ini dilaksanakan dengan
Tabel 12 dan Tabel 13. menggunakan data inflow yaitu data debit yang dicatat
melalui AWLR (Automatic Water Level Recorder) dan
Kebutuhan Air Irigasi dan Ketersediaan Air memperhitungkan kebutuhan air untuk keperluan
Permukaan irigasi dengan analisis debit andalan 80% dan 90%
Kebutuhan air irigasi untuk DAS Tukad Badung terpenuhi, serta ditambahkan data hujan andalan 80%
yang mencangkup daerah irigasi (DI) Mergaya dan DI dan 90% terpenuhi. Sedangkan data kebutuhan yang
Tukad Badung dengan kebutuhan air irigasi terbesar digunakan yaitu untuk kebutuhan air baku diwilayah
terjadi pada bulan Desember sebesar 1148 lt/dt. Air Badung Selatan yang diambil dari waduk. Untuk
permukaan yaitu air yang mengalir secara terputus- rembesan tidak diperhitungkan. Persamaan yang
putus atau berkesinambungan dalam suatu alur saluran digunakan dalam simulasi Waduk Muara Nusa Dua
tertentu, dimana ini merupakan bagian dari sistem yaitu (Soetopo, 2010):
sungai secara menyeluruh. Air permukaan meliputi
waduk, danau, saluran (stream), air sungai (rivers), S t-1 = St – I – O
dan sumber mata air (springs) (Suripin, 2002 dalam Dimana:
Purnami, 2015). S t-1 : tampungan pada periode t akhir
Ketersediaan air permukaan pada penelitian ini T : jumlah periode analitis
diperoleh dari data debit Tukad Badung dengan St : tampungan pada periode t awal
menggunakan probabilitas 80% dan probabilitas 90% I : total volume air terdiri dari debit dan hujan yang
yang tercatat 15 harian dikurangi kebutuhan air untuk masuk ke waduk selama periode t
irigasi. Debit air permukaan terbesar dengan O : total volume air yang keluar dari waduk selama
probabilitas 80 % terjadi pada bulan Desember sebesar periode t
3422 lt/dt dan debit air permukaan terkecil terjadi pada
Berdasarkan analisis perhitungan simulasi operasi atau 1403,43 lt/dt. Sedangkan dengan debit
Waduk Muara Nusa Dua didapat hasil bahwa dalam andalan 90% didapat optimasi debit tertinggi
kurun waktu 1 tahun operasi Waduk Muara Nusa Dua sebesar 3,89.106 m3 atau 3003,59 lt/dt yang
tidak terjadi defisit (kekurangan air), yang terjadi terjadi pada bulan Desember, sementara debit
hanyalah surplus (kelebihan air). Surplus (kelebihan terendah sebesar 1,67. 106 m3 atau 1290,01
air) terbesar terjadi pada bulan Desember (15 hari lt/dt yang terjadi pada bulan Juni (15 hari
periode pertama) yaitu sebesar 2850,18 lt/dt dan kedua).
surplus (kelebihan air) terkecil terjadi pada bulan Juli 2. Operasi Waduk Muara Nusa Dua dengan
(15 hari periode pertama) yaitu sebesar 1002,19 lt/dt debit andalan 80% didapat limpasan tertinggi
dengan probabilitas debit andalan 80% pada Tabel 14. sebesar 3,69 106 m3 atau 2850,18 lt/dt yang
Sedangkan dengan probabilitas debit andalan 90%, terjadi pada bulan Desember (15 hari
surplus (kelebihan air) terbesar terjadi pada bulan pertama), limpasan terendah sebesar 1,30.10 6
Desember yaitu sebesar 2602,36 lt/dt dan surplus m3 atau 1002,19 lt/dt yang terjadi pada bulan
(kelebihan air) terendah terjadi pada bulan Juni (15 Juli (15 hari pertama), dan rata-rata limpasan
hari periode kedua) 888,77 lt/dt pada Tabel 15. sebesar 1772,10 lt/dt. Sedangkan dengan debit
Berdasarkan hasil simulasi Waduk Muara Nusa andalan 90% didapat limpasan tertinggi
Dua, masih terjadi surplus (kelebihan air) dan sebesar 3,37 106 m3 atau 2602,36 lt/dt pada
potensial untuk dikembangkan pembangunan Tahap II bulan Desember (15 hari pertama), limpasan
untuk memenuhi kebutuhan air baku di wilayah terendah sebesar 1,15 106 m3 atau 888,77 lt/dt
Badung Selatan. pada bulan Juni (15 hari kedua), dan rata-rata
limpasan sebesar 1550,56 lt/dt. Hal ini
Tabel 14. Simulasi Operasi Waduk Muara Nusa Dua menunjukan bahwa debit andalan dapat
dengan Debit Andalan 80% digunakan sebagai salah satu sumber air
untuk memenuhi kebutuhan air baku di
wilayah Badung Selatan.
DAFTAR PUSTAKA
Adhiatma, Prayogi. 2014. Studi Pemberian Air Irigasi
Berdasarkan Faktor Jarak Sebagai Upaya
Pemenuhan Kebutuhan Air di Daerah Irigasi
KedungKandang Kabupaten Malang, Jurnal
Ilmiah Teknik Pengairan. Jurusan Pengairan
Fakultas Teknik Universitas Brawijaya.
Anonim. 2015. Waduk Muara Nusa Dua Kota
Sumber: Hasil Analisis (2017) Denpasar. Balai Wilayah Sungai Bali-Penida.
Anonim. 2010. Peraturan Pemerintah Republik
Tabel 15. Simulasi Operasi Waduk Muara Nusa Dua Indonesia Nomor 37 tentang Bendungan.
dengan Debit Andalan 90% Doorenbos, J. & Pruitt. 1997. Guidelines For Predictng
Crop Water Requirements. Rome: FAO
Dumiary. 1992. Ekonomika Sumber Daya Air. BPFE,
Yogyakarta.
Gunawan, I.W.H. 2015. Analisis Kebutuhan Air Baku
Pada Sistem Penyediaan Air Minum di
Wilayah Kecamatan Kuta dan Kuta Selatan.
(Tugas Akhir yang tidak dipublikasikan,
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Udayana, 2015).
Kuswanto. 2004. Evaluasi Operasi Waduk Muara
Sumber: Hasil Analisis (2017)
Nusa Dua Tahap I Di Kota Denpasar. (Tugas
Akhir yang tidak dipublikasikan, Jurusan
KESIMPULAN Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat ditarik Udayana, 2004).
kesimpulan sebagai berikut: Purnami, N.M.R. 2015. Analisis Neraca Air Di Tukad
1. Pada simulasi Waduk Muara Nusa Dua Badung. (Tugas Akhir yang tidak
berdasarkan debit andalan 80% didapatkan dipublikasikan, Jurusan Teknik Sipil Fakultas
optimasi debit tertinggi terjadi pada bulan Teknik Universitas Udayana, 2015).
Desember (15 hari pertama) dengan debit Samosir, Cahaya Santoso., Soetopo, Widandi dan
sebesar 4,21.106 m3 atau 3251,41 lt/dt, Yuliani, Emma. 2015. Optimasi Pola Operasi
sementara yang terendah terjadi pada bulan Waduk Untuk Memenuhi Kebutuhan Energi
Juli (15 hari pertama) sebesar 1,82.10 6 m3 Pembangkit Listrik Tenaga Air (Studi Kasus
Waduk Wonogiri). Jurnal Magister Teknik
Pengairan Fakultas Teknik Universitas
Brawijaya. Vol. 6, Nomor 1, Mei 2015, hlm.
108-115.
Soemarto, CD. 1995. Hidrologi Teknik. Erlangga,
Jakarta.
Soetopo. W. 2010. Operasi Waduk Tunggal. CV.
Asrori, Malang.
Sosrodarsono,Suyono. 1977. Bendungan Tipe Urugan.
PT Pradnya Paramita, Jakarta.
Sudjarwadi. 1988. Operasi Waduk. KMTS Universitas
Gajah Mada, Yogyakarta.
Sunaryo, T.M. dkk. 2005. Pengelolaan Sumber Daya
Air. Bayu Media, Malang.
Triatmodjo, Bambang. 2008. Hidrologi Terapan. Beta
Offset, Yogyakarta.
http://www.ebiologi.com/2016/03/siklus-hidrologi-
pengertian-proses.html