Anda di halaman 1dari 8

Pemodelan Aliran Bahan Rombakan Untuk Tanggap Darurat Banjir Bandang Sentani, Jayapura: Studi Kasus Sungai Sereh

Sentani (Yohandi Kristiawan, dkk)

PEMODELAN ALIRAN BAHAN ROMBAKAN


UNTUK TANGGAP DARURAT BANJIR BANDANG SENTANI,
JAYAPURA: STUDI KASUS SUNGAI SEREH SENTANI

DEBRIS FLOW MODELLING FOR EMERGENCY RESPONSE ON DEBRIS


FLOW DISASTER IN SENTANI: A CASE STUDY IN SEREH RIVER, SENTANI
Yohandi Kristiawan1*, Agus Budianto1, Imam Santosa1, Kibar. M. Suryadana1
1
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi
Jalan Diponegoro No. 57, Bandung, Indonesia
*Penulis Korespondensi. Alamat email: yohandi.kristiawan@esdm.go.id

Sari
Bencana banjir bandang melanda Kecamatan Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua pada hari Sabtu, 16
Maret 2019. Beberapa faktor ditengarai menjadi pemicu terjadinya banjir bandang Sentani, yakni
morfologi (topografi), geologi, dan cuaca (curah hujan) sebagai pemicunya. Daerah landaan bencana
yang terdampak korban jiwa terbesar terdapat pada Daerah Aliran Sungai Doyo, Kemiri, dan Sereh.
Wilayah terlanda tersebut berada pada wilayah landaan banjir bandang masa lalu yang tidak diketahui
waktu kejadiannya. Alur Sungai Sereh mengarah ke Bandara Sentani, sehingga bandara tersebut
memiliki risiko tinggi terdampak banjir bandang. Pemodelan aliran bahan rombakan dilakukan pada
Sungai Sereh untuk mengetahui potensi lanjutan aliran bahan rombakan yang mungkin terjadi saat masa
tanggap darurat (Maret - April 2019). Pemodelan ini menggunakan perangkat lunak RAMMS (Rapid
Mass Movement Simulation) menggunakan parameter seperti DEM, parameter friksi, volume, dan lain-
lain. Hasil pemodelan menunjukkan pola yang sesuai dengan kondisi di lapangan. Tampak bahwa
peningkatan volume akan berpengaruh pada tebal dan luas landaan, serta resolusi DEM sangat
berpengaruh dengan hasil pemodelan. Hasil pemodelan menggunakan RAMMS menunjukkan bahwa
secara umum Bandara Sentani masih relatif aman dari aliran bahan rombakan (bongkah – pasir). Namun
untuk material halus/lumpur masih dapat menjangkau hingga ke Danau Sentani.
Kata Kunci: pemodelan, aliran bahan rombakan, RAMMS

Abstract
The Debris flow hit Sentani district, Jayapura Regency, Papua on Saturday, March 16, 2019. Several
factors are recognized to trigger the debris flow, such as morphology (topography), geology, and
weather (rainfall). The most affected areas are Doyo, Kemiri, and Sereh Watersheds, as indicated by
number of casualties. These areas are located just the same with the past debris flow with unknown time
of occurrence. The flow of the Sereh River leads to Sentani Airport, so the airport has a high risk of being
affected by debris flow. The debris flow modeling was carried out on the Sereh River to see the potential
flow of debris that might occur during the emergency response period (March - April 2019). Some
parameters such as DEM, friction parameters, volume, and others are applied. Modeling results show a
pattern in accordance with the conditions in the field. It seems that the increase in volume may have an

Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 14, Nomor 2, Tahun 2020: 13-20 Hal 13
Pemodelan Aliran Bahan Rombakan Untuk Tanggap Darurat Banjir Bandang Sentani, Jayapura: Studi Kasus Sungai Sereh
Sentani (Yohandi Kristiawan, dkk)

effect on the thickness and width of affected area, and the resolution of the DEM will greatly influence
the modeling results. The results of modeling show that in general Sentani Airport is relatively safe from
the flow of debris (gravel - sand). However, fine materials / mud can still reach up to Lake Sentani
Keywords: modelling, debris flows, RAMMS

Pendahuluan lebih lebar (berbentuk U) dan ketinggian 100 –


Bencana banjir bandang melanda Kecamatan 300 meter di atas permukaan laut dan bagian hilir
Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua (Gambar 1) berupa wilayah pedataran ( kemiringan lereng <
pada hari Sabtu, 16 Maret 2019. Banjir bandang 6º ) yang bermuara di Danau Sentani.
dipicu oleh curah hujan ekstrim di Pegunungan Berdasarkan Peta Geologi Lembar Jayapura,
Cyclops, Sentani. Akibatnya banyak terjadi Papua (Suwarna 1995) (Gambar 2), daerah
longsoran yang membendung aliran sungai. bencana tersusun oleh batuan ultramafik yang
Bendungan alam inilah yang mengakibatkan terdiri dari harsburgit, serpentinit, piroksenit dan
aliran bahan rombakan (batu, tanah, vegetasi) burgit (um) dan Kelompok Malihan Cycloops
yang lebih dikenal oleh masyarakat umum yang terdiri dari sekis, gneiss, filit, amfibolit,
sebagai banjir bandang. Banjir bandang terjadi unakit, dan aktinolit.
hampir di sebagian besar sungai yang berhulu di
Pegunungan Cyclops seperti Sungai Kemiri,
Doyo, dan Sereh. Akibat gerakan tanah dan
banjir bandang tersebut menyebabkan 112
korban jiwa (105 di Kabupaten Jayapura dan 7
orang di Kota Jayapura) dan 79 jiwa dilaporkan
masih hilang, 160 jiwa luka-luka, 9691 orang
terpaksa mengungsi yang tersebar di 18 titik
pengungsian, 375 rumah rusak berat, 8 unit
sekolah rusak, 5 rumah ibadah rusak, 4 jembatan
rusak, air permukaan Danau Sentani naik dan
menyebabkan sebagian pemukiman di dekat
danau terendam (Santosa, 2019).
Beberapa faktor ditengarai menjadi penyebab
terjadinya banjir bandang Sentani, yakni
morfologi (topografi), geologi, dan cuaca (curah
hujan) sebagai pemicu. Topografi di sekitar Gambar 1. Peta Lokasi Gerakan Tanah dan
lokasi gerakan tanah/tanah longsor dan banjir Banjir Badang di Kecamatan Sentani, Kabupaten
bandang berupa bagian hulu yang dicirikan oleh Jayapura, Provinsi Papua.
perbukitan dengan kemiringan lereng curam (
kemiringan lereng > 15º) dengan lembah sempit
(V) dan ketinggian > 300 meter di atas
permukaan laut, bagian tengah berupa perbukitan
dengan kemiringan lereng landai ( kemiringan
lereng 6º -15º ) dan lembah sungai berbentuk

Hal 14 Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 14, Nomor 2, Tahun 2020: 13-20
Pemodelan Aliran Bahan Rombakan Untuk Tanggap Darurat Banjir Bandang Sentani, Jayapura: Studi Kasus Sungai Sereh
Sentani (Yohandi Kristiawan, dkk)

menjadi bahan rujukan untuk pemerintah daerah


setempat.

Metode Penelitian
Metode penelitian dilakukan dengan pengamatan
langsung di lapangan untuk mengetahui
karakteristik bahan rombakan, dimensi area,
serta estimasi volume endapannya. Pengambilan
foto udara menggunakan drone dilakukan untuk
mengetahui pelamparan secara umum area
terdampak dan estimasi luasannya dengan
Gambar 2. Peta Geologi Area Sentani, metode fotogrametri. Selanjutnya pemodelan
Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua. menggunakan perangkat lunak RAMMS (Rapid
Mass Movement Simulation) dilakukan
Daerah landaan bencana yang menyebabkan berdasarkan hasil karakteristik lapangan dan
korban jiwa terbesar terdapat di Daerah Aliran pendekatan parameter lain.
Sungai (DAS) Doyo, Kemiri, dan Sereh. RAMMS adalah perangkat lunak untuk
Wilayah tersebut merupakan wilayah landaan pemodelan numerik dinamik yang didesain
banjir bandang masa lalu yang tidak diketahui awalnya untuk pemodelan longsoran salju (snow
waktu kejadiannya. Wilayah landaan merupakan avalanches) (Christen et al, 2010) yang
wilayah yang landai berupa pemukiman dan kemudian diaplikasikan untuk pemodelan aliran
perkebunan pada ketinggian 100 – 300 meter di massa yang lain seperti lahar (Luna, 2007) dan
atas permukaan laut. Pada bagian hilir, gerusan aliran bahan rombakan (Kowalski, 2008; Simoni
arus banjir bandang mengakibatkan longsoran di et al, 2012; Hohermuth & Graf, 2014). RAMMS
sepanjang tebing sungai dan pendangkalan alur dikembangkan oleh tim ahli dari WSL Institute
lembah sungai, serta terjadi pembelokan for Snow and Avalanche Research SLF dan the
beberapa alur sungai. Swiss Federal Institute for Forest, Snow, and
Salah satu sungai utama yang mempunyai tingkat Landscape Research WSL. Di Indonesia,
ancaman tinggi adalah Sungai Sereh. Hal ini RAMMS beberapa kali diaplikasikan untuk
karena padatnya pemukiman pada sepadan pemodelan aliran bahan rombakan di Poi, Sigi,
sungai, alur Sungai Sereh mengarah ke Bandara Sulawesi Tengah (Kristiawan et al, 2018) dan
Sentani. Sehingga risiko terdampak banjir Sambelia, Lombok Timur, NTB (Kristiawan &
bandang menjadi tinggi. Sementara itu ancaman Sumaryono, 2020).
aliran bahan rombakan atau banjir bandang RAMMS menggunakan model kontinum aliran
adalah permanen. Hal ini menyebabkan fluida Voellmy-Salm (Salm, 1993) berdasarkan
kekhawatiran masyarakat setempat. Atas hukum aliran fluida Voellmy yang menjelaskan
berbagai kondisi tersebut, pemodelan aliran aliran bahan rombakan sebagai hidrolika
bahan rombakan dilakukan saat masa tanggap berdasarkan kedalaman rata-rata model
darurat (Maret - April 2019) pada Sungai Sereh kontinum. Model ini membagi resistansi friksi
untuk mengetahui potensi lanjutan aliran bahan
menjadi dua yaitu dry-Coulomb type friction (𝜇)
rombakan yang mungkin terjadi serta untuk
yang berskala dengan tegangan normal dan

Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 14, Nomor 2, Tahun 2020: 13-20 Hal 15
Pemodelan Aliran Bahan Rombakan Untuk Tanggap Darurat Banjir Bandang Sentani, Jayapura: Studi Kasus Sungai Sereh
Sentani (Yohandi Kristiawan, dkk)

viscous-turbulent friction (ξ). Dengan demikian (Gambar 3). Jarak antara sumber aliran/material
persamaan friksi menjadi: longsor (area hulu) hingga landaannya (hilir)
sangat pendek yaitu kurang dari 2 km. Diduga
𝑆 = 𝜇𝑁 + 𝜌𝑔𝒖 2 dengan 𝑁 = 𝜌ℎ gcos(𝜙) terjadi pembendungan alam (natural dam) akibat
akumulasi longsoran-longsoran sebelumnya.
ρ : berat jenis aliran Intensitas curah hujan tinggi dan menerus di
ϕ : sudut kelerengan bagian hulu mengakibatkan bendungan alami
g : percepatan gravitasi tersebut jebol. Jebolnya bendungan
H : tinggi aliran menghasilkan material banjir bandang dengan
U : kecepatan aliran komponen batuan berukuran bongkah, pasir dan
lumpur bercampur batang pohon. Sepanjang
Input data RAMMS meliputi data DEM (Digital perjalanannya, arus sungai dengan debit tinggi
Elevation Model), daerah inisiasi, parameter mengikuti kemiringan perbukitan dan lembah
gesekan, volume, dan beberapa parameter lain sungai serta di beberapa lokasi terjadi
(debit aliran, kecepatan, dan kohesi) tergantung pembelokan alur sungai. Banjir bandang
pada aliran yang ingin dimodelkan. melanda wilayah bagian tekuk lembah sungai
dengan morfologi lembah sungai yang lebih
Hasil Dan Pembahasan landai.
Pengamatan Lapangan Berdasarkan survei lapangan dan hasil data
Karakteristik endapan aliran bahan rombakan fotogrametri (Kristiawan et al, 2019) (Gambar 3)
Sentani dicirikan dengan fragmen batuan didapatkan area landaan Sungai Sereh adalah
berukururan boulder (diameter > 64 mm) sekitar 350.000 m2. Area landaan tersebut
bercampur dengan material berukuran pasir dan mencakup area dengan material berukuran pasir.
lumpur serta batang kayu yang menghancurkan Sementara itu untuk material lumpur
pemukiman, jalan, jembatan, kendaraan dan diperkirakan bisa lebih jauh lagi dan sulit
jatuhnya korban jiwa. Ukuran butir semakin terpetakan.
halus ke arah hilir hingga menjadi lumpur. Jenis
batuannya didominasi oleh batuan metamorf
(malihan) berjenis sekis mika, gneiss, serta
batuan intrusi dan yang sebagiannya berindikasi
mineralisasi (urat kuarsa), dan banyak ditemukan
rekahan dan patahan (Gambar 3). Batuan
tersebut mempunyai ciri foliasi (lembaran) yang
cenderung rapuh dan rentan mengalami
rombakan dan longsor di bagian hulu. Selain itu,
pengaruh struktur geologi berupa patahan
membuat batuan di Peg. Cyclops mudah hancur
dan lepas-lepas.
Karakteristik Sungai Sereh yaitu mempunyai Gambar 3. Hasil fotogrametri drone dan
lembah sungai sempit (V) di bagian hulu dan penampang bencana gerakan tanah.
mempunyai kontras morfologi sangat tajam

Hal 16 Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 14, Nomor 2, Tahun 2020: 13-20
Pemodelan Aliran Bahan Rombakan Untuk Tanggap Darurat Banjir Bandang Sentani, Jayapura: Studi Kasus Sungai Sereh
Sentani (Yohandi Kristiawan, dkk)

Pemodelan Aliran Bahan Rombakan kohesi dianggap 0 (cohesionless) dengan input


Pemodelan aliran bahan rombakan menggunakan debit 3000 m3/s.
RAMMS membutuhkan beberapa input
parameter. Parameter yang digunakan di Tabel 1. Nilai Parameter untuk Pemodelan
antaranya DEM, parameter friksi, volume, titik RAMMS
inisiasi, debit aliran, dan lain lain. Volume 500000, 750000, 1000000 (m3)
DEM yang digunakan untuk pemodelan berupa µ 0,15
Digital Surface Model (DSM) Terrasar dengan Ξ 700 m/s2
resolusi 9 m. DEM harus diubah ke dalam format c (Kohesi) 0
Arc ASCII (asc) agar dapat digunakan di Debit 3000 m3/detik
RAMMS. Selain DEM, RAMMS juga
membutuhkan data orthophoto untuk tampilan Hasil pemodelan (Tabel 2) pada volume 500.000
2D. Data orthophoto untuk pemodelan ini m3 menunjukkan panjang maksimum 2,65 km
menggunakan hillshade dari DEM. dengan luasan 537.559,9 m2. Hasil pemodelan
Estimasi volume didapatkan dari hasil pada volume 750.000 m3 menunjukkan panjang
perhitungan luas area dan estimasi tebal endapan maksimum 2,75 km dengan luasan 648.824,2m2.
aliran bahan rombakan. Estimasi tebal rata-rata Hasil pemodelan pada volume 1.000.000 m3
endapan aliran bahan rombakan di Sungai Sereh menunjukkan panjang maksimum 2,86 km
sekitar 1.5 m dengan luasan 350.000 m2 sehingga dengan luasan 731774.2 m2.
didapatkan volume endapan sekitar 525.000 m3.
Untuk kebutuhan pemodelan maka nilai volume Tabel 2. Hasil Pemodelan
dibagi menjadi 3 yaitu 500.000 m3, 7500.000 m3, Panjang
Volume Luas Landaan
dan 1.000.000 m3. Nilai volume diperbesar Maksimum
(m3) (m2)
Landaan (km)
karena secara umum hasil estimasi perhitungan
500000 2,65 537559,9
di lapangan cenderung dibawah nilai sebenarnya.
750000 2,75 648824,2
Selain itu untuk mengetahui bila terjadi skenario
1000000 2,86 731774.2
dengan volume yang lebih besar dari yang
sebelumnya.
Secara umum hasil pemodelan menunjukkan
Parameter friksi yang dipergunakan mengacu
hasil karakteristik aliran yang tidak jauh berbeda.
pada pemodelan aliran bahan rombakan di Sigi
Pola aliran mengikuti jalur sungai yang
dan Sambelia, NTB (Kristiawan et al, 2018;
kemudian pecah dan berkembang menjadi kipas
Kristiawan et al, 2020). Nilai friksi disesuaikan
alluvial. Panjang maksimum landaan dan luasan
dengan karakteristik aliran bahan rombakan di
semakin meningkat sesuai dengan peningkatan
Sentani. Nilai 𝜇 = 0.15 dan ξ = 700 m/s2 (relative
volume. Endapan akan semakin luas dan tebal
agak cair dan turbulen).
sesuai bertambahnya volume. Hasil pemodelan
Titik inisiasi adalah titik atau daerah yang
kemudian divalidasi dengan peta landaan di
dianggap sebagai awal mula banjir bandang.
lapangan. Bila dibandingkan dengan area
Titik yang dipilih secara umum adalah daerah
landaan lapangan (drone), hasil pemodelan
pertemuan beberapa anak sungai yang sempit
cenderung melebihi estimasi (over estimate).
yang dihimpit punggungan bukit terjal yang
Volume yang lebih besar dan juga resolusi DEM
sangat rentan terjadi longsor. Sementara itu

Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 14, Nomor 2, Tahun 2020: 13-20 Hal 17
Pemodelan Aliran Bahan Rombakan Untuk Tanggap Darurat Banjir Bandang Sentani, Jayapura: Studi Kasus Sungai Sereh
Sentani (Yohandi Kristiawan, dkk)

mempengaruhi hal tersebut. Hasil pemodelan pelamparannya melebihi hasil model. Sehingga
memang overestimate dengan tujuan untuk meskipun material kasar (bongkah – pasir) tidak
mengetahui seberapa jauh landaannya serta sampai ke bandara, material halus (lumpur)
apakah menjangkau wilayah bandara atau tidak. masih bisa menjangkau, namun dengan
Namun secara umum hasil model kecepatan yang semakin berkurang/rendah.
memperlihatkan pola yang sama dengan hasil di Ancaman aliran bahan rombakan akan terus ada
lapangan (pola aliran dan endapan). Ketika karena pengaruh kondisi geologi setempat. Oleh
dibandingkan dengan jarak ke Bandara Sentani, karena itu naturalisasi sungai menjadi salah satu
hasil model dan validasi hasil lapangan masih pilihan penanggulangannya. Pilihan lainnya
cukup jauh sekitar 2,7 km. Dengan demikian terkait dengan keberadaan bangunan vital seperti
Bandara Sentani masih cukup aman dari aliran Bandara Sentani adalah dengan membuat
bahan rombakan. Catatan lainnya adalah bahwa tanggul di sekitar Sungai Sereh yang mendekati
untuk material yang sangat halus lokasi bandara.
(lempung/lumpur) sangat mungkin

Gambar 4. Hasil Pemodelan RAMMS (kiri : volume 500.000 m3, tengah : volume 750.000 m3, kanan
volume 1000.000 m3

Hal 18 Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 14, Nomor 2, Tahun 2020: 13-20
Pemodelan Aliran Bahan Rombakan Untuk Tanggap Darurat Banjir Bandang Sentani, Jayapura: Studi Kasus Sungai Sereh
Sentani (Yohandi Kristiawan, dkk)

maksimum 2,86 km dengan luasan 731774.2 m2.


Hasil pemodelan menggunakan RAMMS
menunjukkan bahwa secara umum Bandara
Sentani masih relatif aman dari aliran bahan
rombakan (bongkah – pasir). Namun untuk
material halus/lumpur masih dapat menjangkau
hingga ke Danau Sentani.
Hasil Pemodelan menunjukkan pola yang sesuai
dengan hasil di lapangan. Peningkatan volume
akan berpengaruh pada tebal dan luas landaan.
Resolusi DEM sangat berpengaruh dengan hasil
pemodelan.
Dalam upaya pengurangan dampak ancaman
bencana gerakan tanah/tanah longsor dan banjir
bandang, maka direkomendasikan :
• Tetap menjaga kelestarian hutan di wilayah
Pegunungan Cycloop
• Naturalisasi jalur sungai
• Melakukan pengerukan material sedimentasi
Gambar 5. Tumpang susun hasil pemodelan di sepanjang alur sungai terutama di bagian
dan validasi data lapangan dengan jarak hilir sungai dan jalur sungai yang melintasi
ke Bandara Sentani jembatan
• Di wilayah yang terbangun seperti jalur jalan
Kesimpulan dan jembatan agar dibuat bangunan penahan
Wilayah Kecamatan Sentani, Kabupaten erosi sungai terutama yang mendekati
Jayapura umumnya dibangun di muka mulut Bandara Sentani.
lembah Pegunungan Cycloops, hanya berjarak 3
– 4 km dari Puncak Cycloops yang merupakan Daftar Pustaka
jalur aliran bahan rombakan dan berada di
wilayah kipas aluvial / jalur sedimentasi sungai. Christen, M., Kowalski, J., & Bartelt, P., 2010.
Wilayah terdampak merupakan wilayah RAMMS: Numerical simulation of dense
terbangun di atas landaan banjir bandang lama snow avalanches in three-dimensional
yang tidak diketahui waktu kejadiannya. terrain. Cold Regions Science and
Kejadian banjir bandang merupakan kejadian Technology, 63 (1-2), 1-14. DOI:
alam akibat terjadi sumbatan / bendungan alami 10.1016/j.coldregions.2010.04.005
yang dikontrol oleh faktor bentang Hohermuth, B.; Graf, C., 2014. Einsatz
alam/morfologi dan kondisi geologi yang dipicu numerischer Murgangsimulationen am
curah hujan tinggi dalam waktu yang singkat. Beispiel des integralen Schutzkonzepts
Hasil pemodelan pada volume 1.000.000 m3 Plattenbach Vitznau. Wasser Energ. Luft
(dengan asumsi terburuk) menunjukkan panjang 106, 4: 285-290.

Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 14, Nomor 2, Tahun 2020: 13-20 Hal 19
Pemodelan Aliran Bahan Rombakan Untuk Tanggap Darurat Banjir Bandang Sentani, Jayapura: Studi Kasus Sungai Sereh
Sentani (Yohandi Kristiawan, dkk)

Kowalski, J., 2008. Two-Phase Modeling of Santosa, Imam., 2019. Laporan Penyelidikan
Debris Flows. PhD Thesis, Swiss Federal Tanggap Darurat Gerakan Tanah Kabupaten
Institute of Technology, Zurich. Jayapura 1 (tidak dipublikasikan), Pusat
Kristiawan, Y. dan Sumaryono, 2020. Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi,
Pemodelan Aliran Bahan Rombakan Bandung
(Debris Flow) Di Kecamatan Sambelia, Simoni, A.; Mammoliti, M.; Graf, C., 2012.
Kabupaten Lombok Timur, Nusa Performance of 2D debris flow simulation
Tenggara Barat, Jurnal Lingkungan dan model RAMMS. Back-analysis of field
Bencana Geologi, Vol. 11 No 1 (2020) events in Italian Alps. In: Annual
Kristiawan, Y., Triana, Y.D., Sumaryono., International Conference on Geological and
2018. Mitigasi Aliran Bahan Rombakan Earth Sciences GEOS 2012, December 03-
(Debris Flow) Di Desa Poi, Kecamatan 04, 2012, Singapore. Singapore, GEOS. 6 p
Dolo Selatan, Kabupaten Sigi, Bulletin Suwarna, N dan Noya, Y., 1995. Peta Geologi
Vulkanologi dan Bencana Geologi, Lembar Jayapura, Puslitbang Geologi,
Volume 12, Nomor 2, Tahun 2018: 89- Badan Geologi.
95 Quan Luna, B., 2007. Assesment and modelling
Kristiawan, Yohandi., 2019. Laporan of two lahars caused by “Hurricane Stan” at
Penyelidikan Tanggap Darurat Gerakan Atitlan, Guatemala, October 2005. M. Sc.
Tanah Kabupaten Jayapura 2 (tidak Thesis, University of Oslo, Oslo.
dipublikasikan), Pusat Vulkanologi dan Salm, B., 1993. Flow, flow transition and
Mitigasi Bencana Geologi, Bandung runout distances of flowing avalanches. In:
Salm, B., 1993. Flow, flow transition and runout Annals of Glaciology 18, 221-226. DOI:
distances of flowing avalanches, Ann. 10.3189/S0260305500011551
Glaciol., 18, 221–226.

Hal 20 Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 14, Nomor 2, Tahun 2020: 13-20

Anda mungkin juga menyukai