Proyek pembangunan sebuah bendungan mengikuti tahapan yang dikenal dengan singkatan
SIDCOM:
S : Survey
I : Investigation
D : Design
C : Construction
O : Operation
M : Maintenance
A. Ide (Gagasan)
Untuk merencanakan dan membangun sebuah bendungan harus didasarkan dengan
alasan yang kuat serta meninjau beberapa aspek berikut :
Apakah fluktuasi (naik turun) besarnya air sungai sangat menyolok antara musim
hujan dan kemarau sehingga persediaan airnya tidak dapat diandalkan untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat sepanjang tahun
Apakah terdapat lokasi yang cocok dan pondasi yang cukup kuat untuk dapat
mendukung beban tubuh bendungan khususnya tipe bendungan beton
Apakah masalah pemindahan pemukiman penduduk dari lokasi rencana bendungan
masih dalam batas wajar (etis, ekonomis dan politis)
1. Analisa hidrologi
Evapotranspirasi
Infiltrasi
Curah hujan
Ketersediaan air
Kebutuhan air
Debit banjir
Patokan rancangan
Volume genangan
Sedimentasi
2. Analisis hidraulik
Saluran pengelak
Cofferdam
Mein bendungan
3. Perhitungan stabilitas
Untuk mendapatkan tingkat stabilitas dari bendungan perlu dilakukan analisis gaya-
gaya yang akan bekerja pada bendungan. Seperti gaya akibat berat sendiri tubuh
bendungan, beban hidrostatis, tekanan air pori dan beban seismis.
4. Bangunan pelengkap
Bangunan pelimpah
Bangunan penyadap
5. Penggambaran
Hasil perhitungan dari perencanaan bendungan ditransformasikan kedalam bentuk
gambar dengan skala tertentu. Hasil penggambaran tersebut merupakan informasi
mengenai jenis bangunan, ukuran dan bahan yang akan digunakan pada
pembangunannya. Sehingga akan dijadikan dasar untuk perhitungan RAB dan bestek
dalam pelaksanaan proyek
6. Analisa ekonomi
Hasil perhitungan RAB dari informasi gambar bestek didapatkan besaran tertentu.
Hitungan ini juga dapat dijadikan informasi pembuatan jadwal kerja (time schedule),
kebutuhan tenaga kerja (man power schedule) dan material. Dari spesifikasi teknis dan
administrasi menghasilkan dokumen lelang yang siap untuk dilelangkan.
E. Pelaksanaan Pembangunan (Construction)
Jadwal kerja yang yang telah dibuat dapat dijadikan pegangan dalam pelaksanaan
konstruksi di lapangan. Walaupun demikian kondisi alam terkadang akan merubah jadwal
dan system kerja, sehingga diperlukan pengawasan dan tata kerja yang disiplin
Secara umum urutan pekerjaan dilakukan mulai dari pembuatan jalan akses (acces road),
pembuatan base camp dan mobilisasi, pembuatan saluran pengelak, pembuatan cofferdam,
penggalian pondasi, penimbunan, penutupan alur sungai dan penutupan saluran pengelak.
Urutan pekerjaan tersebut berbeda setiap tipe bendungan.
Program dan schedule pelaksanaan serta jenis dan kapasitas pekerja supaya disusun
secara teliti yang didasarkan pada karakteristik masing-masing pekerjaan dari setiap
komponen bendungan. Juga perlu dipertimbangkan terhadap kondisi medan
pelaksanaannya.
Proses Pembangunan salah satu bendungan di Indonesia, yaitu bendungan raknamo Kupang,
Nusa Tenggara Timur. Metode pelaksanaan konstruksinya sebagai berikut :
a. Sistem pengelak Sungai
System pengelak yang digunakan melalui terowongan pengelak tipe modifikasi tapal
kuda dan outlet. Galian tanah biasa dilaksanakan dengan menggunakan
excavator/backhoe 1,2 m3 dan bulldozer 21 ton. Galian batuan (open cut) dilaksanakan
dengan menggunakan metode low bench cut, dengan tinggi berm kurang dari 2,6 m.
material galian diangkat dengan excavator/backhoe 1,2 m 3 ke atas dump truck 10 ton
untuk dibawa ke spoil bank atau stockpile.
b. Bendungan Utama
Bendungan utama direncanakan tipe urugan zonal dengan inti miring, filter halus,
timbunan random, timbunan batu dan rip-rap dan elevasi puncak El. 106,20 panjang
puncak bendungan 406 m dan lebar puncak 10 m, dalam membentuk bendungan utama
ada tiga pekerjaan, yaitu
1) Galian pondasi
Untuk memperpendek jangka waktu pelaksanaan bendungan, galian disebelah
kanan bendungan utama dilaksanakan terlebih dahulu dilanjutkan dengan
pekerjaan galian pondasi. Galian tanah biasa pada seluruh daerah pondasi
dilaksanakan dengan menggunakan bulldozer 21 ton untuk penggarukan dan
pengumpulan
2) Perbaikan pondasi (foundation treatment)
Batuan dasar pada daerah parit inti akan diperbaiki dengan sub-curtain grouting,
curtain grouting dan consolidation grouting sampai dicapai kekuatan/strength
dan kehampaan air/water tightness yang disyaratkan.
3) Timbunan
Pekerjaan timbunan dilaksanakan selama 26 bulan pada musim kemarau.
Pekerjaan timbunan untuk bendungan utama meliputi timbunan inti (zona 1),
timbunan filter halus (zona 2), timbunan random (zona 3), timbuna batu (tipe 4),
timbunan batu dan rip-rap (zona 5)
c. Bangunan Pelimpah Samping/Side Spillway
Bangunan spillway direncanakan dengan tipe pelimpah samping tanpa pintu, dengan
Panjang ambang 40 m dan Panjang total 284,5 m. Elevasi puncak ambang adalah EL. 101
dengan lebar saluran samping 10-15 m, lebar saluran peluncur 15 m. Panjang peredam
energi 33 m
1) Galian
Volume galian spillway diperkirakan sekitar 84 ribu m 3 galian tanah biasa dan 220
ribu m3 galian batuan keras. Rencana pekerjaan galian dilaksanakan selama 6
bulan
2) Perbaikan pondasi
Rencana pekerjaan pemboran dan grouting dilaksanakan selama 4 bulan dimulai
bulan keenam tahun pertama. Lubang grout dibor dengan crawler drill 7 m 3/
menit dan mesin rotary boring 5,5 Kw. Semen grout diaduk di centre plant, dikirim
ke grout mixer 200 lt ×2, dipasang pada injection spot dan diinjeksi dengan grout
pump.
3) Pekerjaan Beton
Volume beton yang diperlukan seluruhnya untuk bangunan side spillway
diperkiraan sekitar 39 ribu m3 dan rencana pelaksanaannya selama 13 bulan.
Beton diproduksi dengan batcher plant untuk beton, yang dipasang dekat lokasi
bendungan, diangkut ke lokasi penempatan beton dengan agitator truck 3,2 m 3.
Rencana penempatan beton terbanyak per hari sekitar 45 m 3/hari. Pekerjaan
beton dilakukan dengan concrete pump. Segera setelah beton ditempatkan,
beton dipadatkan dengan menggunakan vibrator 60 mm, untuk menghindari
celah-celah. Juga, permukaan beton akan dibasahi dengan percikan atau dengan
karung basah.
d. Bangunan Pengambilan/Intake
Tipe : Menara pengambilan
Tinggi : 35,45 m
Lebar :9m
Panjang : 12 m
Jangka waktu pelaksanaan bangunan pengambilan secara keseluruhan direncanakan
selama 12 bulan. Pekerjaan galian tanah biasa dilakukan dengan menggunakan
excavator/backhoe 0,8 m3 dan bulldozer 32 ton. Setelah pekerjaan tanah biasa selesai,
selanjutnya pekerjaan galian batu keras. Material diangkut ke spoilbank atau ke stockpile.
Volume beton diperkirakan 3,9 ribu m3 dan rencana pelaksanaannya selama 4 bulan.
Sebagai sarana penghubung ke Menara pengambilan maka dibangun jembatan komposit
dengan menggunakann profil WF 800×300 sebagai gelagar induk jembatan dan profil WF
400×200 sebagai diafragma jembatan komposit. Jangka waktu keseluruhan pekerjaan
jembatan direncanakan selama 2 bulan.
e. Pekerjaan Hidromekanikal
Secara rinci tipe peralatan hidrodinamikal bendungan raknamo adalah sebagai berikut :
Saluran pengelak
Saringan saluran pengelak
Pintu saluran pengelak
Saluran pengambilan
Saringan sampah pengambilan
Pintu pengambilan/darurat
Saluran keluaran utama
Pipa conduit baja tanam disumbat utama
Pipa conduit baja terbuka keluaran
Rumah katup I
Pipa baja tanam kearah Sungai
Pipa baja tanam arah irigasi
Katup pengaman saluran irigasi ke arah sungai
Katup pengaman saluran irigasi dan air baku ke rumah katup II
Katup control saluran irigasi ke arah Sungai
Saluran irigasi dan pipa air baku ke rumah katup II terdiri atas pipa baja tekan
terbuka
Rumah katup II
Pipa baja tanam arah ke rumah katup III
Katup pengaman butterflay ke arah rumah katup III
Pipa baja tanam untuk saluran irigasi
Katup pengaman
Katup control
Rumah pompa
Pipa baja inlet kolam penampung
Katup control
Pompa air
Katup pengaman
f. Jalan Masuk
Jalan masuk yang merupakan jalan baru kelas III dengan Panjang 3,4 km. jalan ini akan
menghubungkan jalan dari desa raknamo sampai ke rencana base camp
g. Gedung dan Pelengkapnya
Gedung yang diperlukan antara lain gardu pandang, musholla, pos jaga dan rumah dinas,
rumah generator dan kantor proyek
h. Pekerjaan Listrik
Pekerjaan listrik meliputi penyediaan listrik yang disuplai dan dipasang oleh PLN.
Penyedian generator dengan mesin diesel diperlukan pula untuk keperluan cadangan
tenaga listrik apabila sewaktu-waktu aliran listrik PLN padam. Pekerjaan listrik ini juga
termasuk penyediaan dan pemasangan untuk lampu, tiang, kabel tanam, kotak panel
dan pondasi peralatan yang diperlukan.
F. Operasi (Operation)
Adalah kegiatan pengoperasian. Yaitu penampungan aliran air sungai ke dalam sebuah
bendungan dan pengaliran daripada air yang telah ditampung tersebut untuk berbagai
tujuan tertentu.
G. Pemeliharaan (Maintenance)
Kegiatan dalam rangka mempertahankan fungsi bendungan sesuai dengan usia guna yang
diharapkan, menjaga kuantitas dan kualitas air bendungan serta menjaga keamanan
bendungan.