Anda di halaman 1dari 11

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Kondisi Penyaliran pada Pit 1 Timur Banko Barat


Pada Pit 1 Timur Banko Barat memiliki 3 buah Sump yang menampung air
yang masuk ke wilayah penambangan, yaitu Sump Timur, Sump Barat Utara, dan
Sump Barat Selatan. Ukuran Catchment Area untuk area Pit 1 sebesar 328,6 Ha.
Pada penulisan ini difokuskan ke Sump Timur, dimana Catchment Area pada
Sump Timur sebesar 116,5 Ha. Pada Pit 1 Timur ini, PT. Bukit Asam (Persero),
Tbk memberikan kontrak untuk proses pengambilan dan pengelolaan pada pihak
kontraktor, yaitu PT. Satria Bahana Sarana (SBS).
Pada Sump Timur, PT. Satria Bahana Sarana (SBS) menggunakan dua unit
pompa yang sama tipe KSB LCCM-200-610.5XH dengan menggunakan mesin
VOLVO PENTA TAD1642VE. Kedua pompa ini ditujukan untuk mengeluarkan
air pada sump menuju ke Kolam Pengendap Lumpur (KPL) dengan panjang jalur
pemipaan sebesar 1.428 m. Masing-masing pompa memiliki debit aktual sebesar
6,3157 m3/menit dan 6,4007 m3/menit dengan jam kerja 17,3 jam/hari. Tapi,
kondisi aktual saat ini, volume sump telah melebihi kapasitasnya dimana kapasitas
sump sebesar 600.000 m3 dan volume sump mencapai volume 630.000 m3. Pada
saat terjadi hujan, front akan mengalami banjir. Hal ini disebabkan debit air yang
masuk lebih besar daripada debit air yang keluar. Pompa sering mengalami
breakdown, sehingga jam kerja pompa menjadi tidak efisien.

4.2. Perhitungan Prediksi Total Debit Air yang Masuk pada Pit 1 Timur
Banko Barat
4.2.1. Penentuan Daerah Tangkapan Hujan (Catchment Area)
Penentuan daerah tangkapan hujan (catchment area) diperlukan untuk
mengetahui debit air yang masuk ke tambang dengan menggunakan bantuan
software minescape, dimana luas daerah tangkapan hujan pada pit 1 Timur pada
bulan Desember 2016 sebesar 116,5 Ha atau 116.500 m2 (Lampiran I). Keadaan
tangkapan hujan berupa tanah gundul dengan kemiringan >15o sehingga koefisien
limpasannya (C) adalah 0,9 (Tabel 2.2).

37
Universitas Sriwijaya
38

Gambar 4.1 Peta Catchment Area

Universitas Sriwijaya
39

4.2.2. Analisis Curah Hujan dan Intensitas Hujan


Data curah hujan diperoleh dari Mine Plan PT. SBS. Analisa data curah
hujan dilakukan pada periode 2007-2016 meliputi data curah hujan harian
maksimum (Lampiran A). Metode yang dipakai dalam pengolahan data curah
hujan yaitu metode Gumbel dan untuk menentukan intensitas curah hujan
digunakan rumus Mononobe yaitu sebagai berikut:

Xt = X + k.S

Keterangan :
Xt = Prediksi Curah Hujan
X = Curah hujan maksimum rata-rata selama tahun pengamatan
(Yt – Yn)
k = 𝑆𝑛

Yt = Reduced variate
Yn = Reduced mean
Sn = Reduced standart deviation
S = Standart Deviation

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan diperoleh data curah hujan rencana


per hari selama 2 tahun untuk tambang Banko Barat sebesar 117,90 mm/hari dan
jumlah rata-rata hari hujan tahun 2007-2016 adalah 14 hari/bulan (Lampiran B).
Pemilihan curah hujan rencana selama 2 tahun dikarenakan data yang akan
dianalisis dalam jangka waktu yang singkat. Untuk mencari intensitas curah hujan
digunakan persamaan monnonobe (2.11) yaitu:

2/3
R  24 
I  24  
24  t 

Keterangan :
I = Intensitas hujan (mm/jam)
R24 = Curah hujan maksimum (mm/hari)
t = Lama hujan (jam)

Universitas Sriwijaya
40

Dengan nilai t atau lamanya hujan per bulan yang terjadi pada tahun 2007-2016
adalah selama 3,09 jam (Lampiran B), maka intensitas hujan adalah:

117,90 24 2/3
I= ×( )
24 3,09
I = 19,28 mm/jam
Jadi intensitas hujan adalah sebesar 19,28 mm/jam (Lampiran B).
4.2.3. Debit Air Limpasan
Untuk menentukan debit air limpasan, terlebih dahulu harus mengetahui
koefisien limpasan, luas catchment area, dan intensitas hujan. Perhitungan debit
air limpasan dilakukan dengan menggunakan rumus persamaan rasional, yaitu:

Q=CxIxA

Keterangan :
Q = Debit limpasan hujan (m3/jam)
C = Koefisien limpasan (Tabel 2.2)
I = Intensitas Hujan (Lampiran B)
A = Luas catchment area (Gambar 4.1)
Maka debit air limpasan yang masuk ke Sump Timur Pit 1 Timur Banko Barat
adalah sebesar :
Q =CxIxA
Q = 0,9 x 1,928 x 10-2 m/jam x 1.165.000 m3
Q = 20.215,08 m3/jam
Dengan jumlah perkiraan jam hujan maksimum adalah selama 3,09 jam
(Lampiran B), maka total debit air yang masuk ke Sump Timur Pit 1 Timur Banko
Barat per hari adalah sebesar 62.464,6 m3/hari.
4.2.4. Debit Air Tanah
Debit air tanah diasumsikan sebesar 0,001 m3/detik, hal ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Satuan Kerja Rencana Sipil dan Hidrologi
PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Penambahan debit air tanah selama satu jam
sebesar 3,6 m3/jam, jadi penambahan debit air tanah pada Sump Timur Pit 1
Timur Banko Barat per hari sebesar 86,4 m3/hari (Lampiran C).

Universitas Sriwijaya
41

4.2.5. Debit Evaporasi


Air yang masuk ke dalam Sump Timur Pit 1 Timur Banko Barat akan
mengalami proses penguapan. Untuk menentukan hasil evaporasi data yang
dibutuhkan beberapa data diantaranya rata-rata suhu di banko yaitu 32oC,
kemudian kelembaban udara yaitu sebesar 80% serta kecepatan angin yaitu
sebesar 4 knot atau 2,06 m/s. Evaporasi dapat dihitung dengan menggunakan
rumus Dalton, yaitu :

E = 0,35 (𝑒𝑠 − 𝑒) [0,5 + (0,54 𝑢2 )]

Keterangan:
E = Evaporasi (mm/hari)
𝑒𝑠 = Tekanan uap air jenuh (mmHg)
e = Tekanan uap aktual dalam udara (mmHg)
𝑢2 = Kecepatan angin (mm/detik)
Setelah dilakukan perhitungan, dari luas daerah tangkapan hujan sebesar
1.165.000 m2 hanya 10.252 m2 atau sekitar 0,88 % saja yang memungkinkan
terjadinya evaporasi.
0,17 𝑚𝑚/𝑗𝑎𝑚
Jadi, Q Evaporasi = 𝑥 10.252 m2
1000
= 1,74 m3/jam
Jadi besarnya air tambang yang mengalami evaporasi adalah sebesar 1,02 m3/jam
atau 41,76 m3/hari.
4.2.6. Total Debit Air yang Masuk ke Sump
Total debit air tambang yang masuk ke Sump Timur Pit 1 Timur Banko
Barat merupakan penjumlahan dari debit limpasan dan debit air tanah kemudian
mengalami pengurangan karena terjadi evaporasi seperti yang ada di bawah ini :
QTotal = QAir limpasan + QAir tanah - QEvaporasi
= 62.464,6 m3/hari + 86,4 m3/hari – 41,76 m3/hari
= 62.509,24 m3/hari
Jadi total debit air yang masuk ke Sump Timur Pit 1 Timur Banko Barat adalah
sebesar 62.509,24 m3/hari. Perhitungan selengkapnya terdapat pada Lampiran C.

Universitas Sriwijaya
42

4.3. Sistem Pemompaan pada Sump Pit 1 Timur Banko Barat


Sistem pemompaan yang diterapkan pada sump pit 1 Timur Banko Barat
adalah sistem tunggal dimana dipasang dua jalur pemompaan. Pompa yang
digunakan adalah pompa KSB LCC200 sebanyak dua unit dengan nomor seri 37
dan 38 (Gambar 4.2). Pompa KSB ini termasuk dalam jenis pompa non-
submersible centrifugal yaitu pompa yang dapat diletakan di atas ponton apabila
dioperasikan pada sump atau langsung dioperasikan di darat.
Saat ini pompa diletakan pada elevasi +10 mdpl (elevasi inlet) dan elevasi
buang (outlet) pompa berada pada elevasi +63 mdpl dengan perbedaan antara
elevasi inlet dan outlet sebesar 53 meter.

(37) (38)

Gambar 4.2 Pompa KSB LCC200 (37) dan KSB LCC200 (38)

4.3.1. Instalasi Perpipaan


Pada instalasi perpipaan di pit 1 Timur Banko Barat menggunakan pipa
HDPE (high density polyetylene). Pertimbangan penggunaan pipa HDPE
dibandingkan dengan penggunaan pipa baja yaitu pada pipa HDPE kerugian head
akibat gesakan, belokan, sambungan, dan aksesoris pipa lainnya lebih kecil dari
pada penggunaan pipa baja. Untuk perawatan dan perbaikan pada pipa HDPE
cenderung lebih mudah. Jalur pemompaan ini, air dipompa menuju Kolam
Pengendapan Lumpur (KPL). Layout pemompaan aktual terdapat pada Gambar
4.3.

Universitas Sriwijaya
43

63 mdpl

KPL

Pipa

Pompa

10 mdpl

Sump

Gambar 4.3 Layout pemompaan saat ini

Pada jalur pipa pompa KSB LCC200 (37) dan KSB LCC200 (38)
menggunakan pipa hisap (rubber hose) DN 250 mm dan total panjang pipa
buangan sepanjang 1.428 meter. Panjang satu buah pipa sebesar 6 meter, dimana
pipa yang digunakan untuk rangkaian pipa HDPE berjumlah 238 buah. Tipe,
ukuran, dan panjang pipa yang digunakan pada instalasi perpipaan dapat dilihat
pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Panjang dan Tipe Pipa Aktual


Lokasi Banko Panjang
Pompa Tipe Pipa HDPE (mm)
Barat Pipa (m)
Rubber hose DN 250 5
Jalur I KSB LCC200 (37)
Sump Pit 1 DN 250 1.428
Timur Rubber hose DN 250 5
Jalur II KSB LCC200 (38)
DN 250 1.428

Aksesoris yang terdapat pada kedua unit pompa KSB LCC200 (Gambar 4.4)
yaitu katup pintu (gate valve) yang berfungsi untuk menahan arus balik ketika
pada pompa ketika pompa dimatikan. Pada pipa hisap (rubber hose) terdapat
aksesoris berupa strainer yang berfungsi sebagai penyaring untuk mencegah
benda-benda yang tidak berwujud cair masuk ke dalam pipa DN 250 yang
merupakan inlet pompa.

Universitas Sriwijaya
44

Gambar 4.4 Aksesoris Pompa (a) Gate Valve dan (b) Strainer

4.3.2. Kapasitas Pompa Aktual dan Spesifikasi


Kapasitas pompa aktual didapat dari kantor Satuan Kerja Rencana Sipil dan
Hidrologi PT. Bukit Asam (Persero), Tbk dengan cara pengukuran di lapangan
dengan menggunakan alat Current Meter AOTT type 531 (Gambar 4.5)
sedangkan kapasitas spesifikasi diperoleh dari spesifikasi pompa KSB LCC200
(Tabel 4.2).

Gambar 4.5 Pengukuran debit aktual menggunakan alat Current


Meter AOTT type 531

Universitas Sriwijaya
45

Tabel 4.2 Kapasitas Pompa Aktual dan Spesifikasi

Kapasitas Pompa Spesifikasi Kapasitas Pompa Aktual


No Pompa
(m3/menit) ( m3/menit)
1 KSB LCC200 (37) 11,9 6,3157
2 KSB LCC200 (38) 11,9 6,4007
Jumlah 23,8 12,7164

4.3.3. Perhitungan Head Pompa


Perhitungan head pompa dilakukan berdasarkan debit aktual pompa dengan
menggunakan persamaan Bernoulli, dimana berdasarkan hasil perhitungan pada
Lampiran E diperoleh total head sebagai berikut (Tabel 4.3):

Tabel 4.3 Total Head Pompa


Debit aktual Head
Pompa Keterangan
(m3/menit) (meter)
Static head 53
Head tekan 0,064
KSB LCC200 Head friction in pipe 45,263
6,3157
(37) Head belokan 0,323
Head friciton in accessories 1,094
Total head 99,744
Static head 53
Head tekan 0,064
KSB LCC200 Head friction in pipe 46,416
6,4007
(38) Head belokan 0,332
Head friciton in accessories 1,123
Total head 100,935

Berdasarkan tabel diatas diperoleh total head pada pompa KSB LCC200
(37) dengan debit 6,3157 m3/menit sebesar 99,744 m dan pompa KSB LCC200
(38) dengan debit 6,4007 m3/menit sebesar 100,935 m. Kemudian hasilnya
dimasukan ke kurva Karakteristik K E 10H-90 (Lampiran H) sehingga diperoleh
kecepatan putaran mesin (rpm) dan daya yang digunakan pada masing-masing
pompa sebagai berikut (Tabel 4.4):

Tabel 4.4 Daya dan Kecepatan Putaran Mesin Pompa


Pompa Kecepatam Putaran mesin (rpm) Daya Pompa (kWh)
KSB LCC200 (37) 1.254 216
KSB LCC200 (38) 1.260 218

Universitas Sriwijaya
46

Total debit air yang masuk ke sump pit 1 Timur yaitu sebesar 62.509,24
m3/hari. Dalam pengoperasian pompa saat ini dengan jam operasional pompa
yang digunakan untuk mengeluarkan air pada sump adalah 17,3 jam/hari. Total
debit air yang dikeluarkan saat ini yaitu sebesar 13.199,6232 m3/hari. Berdasarkan
hal tersebut kinerja pompa untuk kondisi saat ini belum optimal karena debit air
yang masuk lebih besar dari debit air yang dipompakan.
4.3.4. Penentuan Kapasitas Rencana Pompa dan Analisis Kebutuhan Pompa
Penentuan kapasitas rencana pompa untuk kondisi saat ini bertujuan untuk
mengimbangi antara debit air yang masuk terhadap debit air yang dipompakan.
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan diperoleh total debit air yang masuk ke
Sump Timur Pit 1 Timur Banko Barat sebesar 62.509,24 m3/hari. Untuk
mengimbangi total debit air yang masuk maka direkomendasikan untuk
mengoptimalkan kinerja pompa saat ini, dengan kapasitas rencana sebagai
berikut:

Tabel 4.5 Kapasitas Rencana Pompa KSB LCC200 37 dan 38


Kapasitas Rencana Total Head Kecepatan Putaran Efisiensi
Pompa
(m3/menit) (meter) Mesin (rpm) (%)
KSB LCC200 (37) 14 121 1.410 76
KSB LCC200 (38) 14 121 1.410 76
Jumlah 28

Dengan menaikan kecepatan putaran mesin pompa dan menambah jam


operasi pompa dari 17,3 jam/hari menjadi 21 jam/hari maka diperoleh debit air
yang keluar yaitu sebesar 35.280 m3/hari. Pada kondisi ini, panjang pipa yang
semula 1.428 m untuk 1 jalur dikurangi menjadi 402 m. Hal ini dilakukan untuk
memperkecil nilai head total pompa.
Jika dibandingkan debit air yang masuk dengan kapasitas rencana pompa,
dimana debit air yang masuk yaitu 62.509,24 m3/hari dan kapasitas rencana
pompa yaitu 35.280 m3/hari, maka selisih debit air yang masuk dengan debit air
yang dipompakan per hari yaitu sebesar 27.229,24 m3/hari. Untuk mengeluarkan
sisa debit air limpasan yang tidak mampu dipompakan tersebut maka diperlukan
penambahan pompa, hal ini bertujuan agar diperoleh kesesuaian antara debit air
yang masuk dengan debit air yang keluar. Jumlah pompa yang akan ditambahkan

Universitas Sriwijaya
47

dapat diketahui melalui sisa debit air yang masuk dibagi dengan debit pemompaan
rencana per unit pompa. Jumlah pompa yang direcanakan untuk ditambahkan
pada Sump Timur Pit 1 Timur yaitu sebagai berikut:

Debit pemompaan rencana = 14 m3/menit x jam jalan pompa


= (840 m3/jam x 21 jam/hari)
= 17.640 m3/hari
Debit air yang harus dipompakan
Jumlah pompa =
Debit pemompaan rencana

27.229,24 m3 /hari
=
17.640 m3 /hari

= 1,54
≈ 2 Unit
4.3.5. Waktu Pengeringan pada Sump
Dengan optimalnya kapasitas dan jumlah pompa rencana, maka dapat
ditentukan proses lama pengeringan sump karena di bawah sump ini terdapat
lapisan batubara seam C. Kapasitas aktual sump yaitu 600.000 m3 dimana volume
air pada sump saat ini 630.000 m3. Agar lapisan batubara seam C ini dapat
ditambang, maka sump harus dikeringkan hingga volume air yang tersisa sebesar
10.000 m3. Maka lama pengeringan dapat diketahui sebagai berikut:

𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑖𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 ℎ𝑎𝑟𝑢𝑠 𝑑𝑖𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑘𝑎𝑛


𝐿𝑎𝑚𝑎 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛 =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑖𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 − 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑖𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘
620.000
𝐿𝑎𝑚𝑎 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛 =
(70.560 − 62.509,24)
𝐿𝑎𝑚𝑎 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛 = 77,01 ℎ𝑎𝑟𝑖 ≈ 77 hari

Jadi, setelah dilakukan optimalisasi kerja pompa maka didapatkan lama


pengeringan sump hingga volume air 10.000 m3 menggunakan empat unit pompa
KSB LCC200 yaitu 77 hari.

Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai