Anda di halaman 1dari 12

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Perencanaan Sump

PT Anugerah Bara Kaltim Site Bakungan Pit 24 NPI mempunyai dimensi


sump yang kurang bagus, karna air di Pit 24 NPI tidak dapat dicegah dan membuat
penambangan terganggu menyebabakan target produksi tidak tercapai. Dalam
penelitian penulis mengkaji ulang dimensi sump yang aman dan tidak mengganggu
penambangan. Sump berfungsi sebagai tempat penampungan air sementara sebelum
dipompakan keluar tambang. Perhitungan debit air limpasan didapatkan volume air
total yang akan masuk ke dalam sump dengan waktu konsentrasi 6 menit adalah
4.098, 32 m3 (Lampiran A).
Sump yang akan dibuat berbentuk trapezium karena lebih mudah dalam
pembuatannya dan mampu menampung air dengan maksimal. Hasil perhitungan
dimensi sump pada saat penilitian dengan melihat beberapa data ( Lampiran A) maka
didapatkan dimensi sump yang aman untuk mencegah air merembes
kepenambangan, dimana sump berbentuk trapezium (Gambar 4.1) sebagai berikut:

Gambar 4.1. Sump

18
Letak sump berada pada elevasi + 5 pada PIT 24 NPI, yang akan mengikuti
kemajuan tambang. Sump yang dibuat bersifat kondusif yang berfungsi sebagai
tempat terakumulasinya air pada saat hujan dan sebagai front kerja ketika tidak
terjadi hujan. Waktu yang diperlukan untuk memompa air dalam sump yaitu 320 jam

4.2. Perencanaan Pemompan dan Pemipaan

Julang (head) total pompa adalah jumlah energi yang harus disediakan pompa
untuk dapat mengalirkan air seperti yang direncanakan. Julang total dapat
mengguanakan rumus (2.5).
Adapun untuk mengetahui head loss pipa, maka hal pertama yang harus kita
ketahui sebelumnya adalah flowrate yang kita inginkan, lalu mengetahui diameter
pipa. Flowrate yang akan digunakan adalah sebesar 700 gpm, maka untuk nilai
friction loss dapat kita lihat pada Tabel 4.1 berikut:
Tabel 4.1. Friction loss per 100 feet HDPE

Diketahui:
h1 = 5 mdpl
h2 = 85 mdpl
L = 1770 m
PE = 100
D = 12 inch
Maka
Hd = Panjang pipa/100 x Head loss

19
1770 m
= x 0,1m
100 m
= 1,77 m
Hs = elevasi outlet (h2) – elevasi inlet (h1)
= 85 mdpl – 5 mdpl
= 80 mdpl
Ht = 80 m + 1,77 m
= 81,770 m

Gambar 4.2. Pompa Cf 48


Untuk volume air total pada sump dapat di keluarkan menggunakan pompa
CF 48 (Gambar 4.2) di kerja pompa selama satu hari 6 jam dengan memperhatikan
Head total dapat di tentukan berapa pompa yang di butuhkan sebagai berikut:
Tabel 4.2. Kinerja pompa
Volume
total Head total Kinerja Jam kerja pompa
m3 m m3/jam jam

4.098,32 81,77 320 6

Satu pompa
Kinerja pompa Cf 48 = Kinerja x jam kerja pompo
= 320 x 6
20
= 1920 m3/hari
Debit pompa = Volume total – kinerja pompa
= 4.098,32 m3 – 1920 m3/hari
= 2.178,32 m3/hari
Dua pompa
Kinerja pompa Cf 48 = Kinerja x jam kerja pompo
= 320 x 6 x 2
= 3.840 m3/hari
Debit pompa = Volume total – kinerja pompa
= 4.098,32m3 – 3840 m3/hari
= 258,32 m3/hari
Air yang terkumpul pada sump akan dipompakan keluar pit. Pompa yang
digunakan adalah 2 unik pompa tipe CF 48 (Gambar 4.2) dengan 2 unik pompa yang
digunakan di sump maka voleme yang ada sump menjadi 258,32 m3 dengan
memperhatikan head total. Setiap satu pompa yang digunakan daya seraf pompa
akan berkurang di sebabkan adanya head total sepanjang 81 m ini di karenakan
banyaknya belokan pada pipa dan titik yang di pompa terlalu tinggi sehingga daya
pompa kurang maksimun.

4.3. Perencanaan Saluran

Air yang masuk ke sump kemudian dipompa keluar dari tambang dan
dialirkan melewati saluran terbuka menuju kolam pengendapan. Hasil pengamatan di
lapangan, saluran terbuka yang ada berada pada sebelah barat sump, sehingga air
dipompa kearah barat menuju saluran terbuka. Saluran yang digunakan adalah
saluran berbentuk trapezium karena lebih mudah dalam pembuatan dan
perawatannya, baik dengan tenaga manusia maupun dengan alat-alat mekanis.
Kelebihan bentuk ini dapat menampung volume air yang lebih besar. Penentuan
dimensi saluran terbuka menggunakan persamaan Manning (2.7).
Perhitungan Debit Limpasan pada saluran
Untuk dua pompa CF 48
Q = Volume total – Volume sisa
= 4.098,32 m3 - 258,32 m3/hari

21
= 3.840 m3/hari
= 0,44 m3/s

Perhitungan dimensi Saluran


e = Nilai sudut yang akan digunakan 60
= 1/tan(60)
= 0,58
b = 2 (1/tan (90-y)
y = 90- (180-90-w)
w = 90 –x/2
x = 90 –a

Gambar 4.3. Saluran


Keterangan:
h = Tinggi saluran basah
a = Kemiringan dinding saluran

22
Gambar 4.4. Penentuan sudut dalam

a = OAB + OBC
= 60 + X = 90
X = 90 – 60
X = 300
w = 90 – 30/2
= 30
y = 90 – ( 180- 90-30)
= 90-60
= 30
b = 2 (1/tan (90-y)
= 2 (1/tan (90-30)
= 2 (1/tan (60)
= 1,15
Jadi, tinggi saluran basah (h) adalah

23
Diketahui:
Q = 0,44 m/s

e = 1 / tan (radians(60))
= 0,58
n = 0,025 (Tabel 2.2)

h = 0,44 m/s
¿¿
Keterangan:
h = Tinggi saluran basah
a = Kemiringan dinding saluran
B = Lebar saluran basah
t = Lebar saluran atas
Q = Debit rencana saluran
n = Koefisien kekerasan dinding saluran ( Tabel 2.2 )

h = 0,44¿ ¿m/s

= 0,44¿ ¿m/s
0,44 m/s
=
8,01
= 0,55 m
Lebar saluran dasar (B)
B = b.h
= 1,15 x 0,55 m
= 0,63 m
Lebar saluran atas (t)
T = (2.e.h) + (b.h)
= (2 x 0,58 x 0,55) + (0,63 X 0,55)
= 1,27 m

24
=== Gambar 4.5. Dimensi Saluran
Dimensi saluran terbuka pada Pit 24 NPI PT Anugerah Bara Kaltim dihitung
menggunakan rumus Manning untuk mengetahui kemampuan saluran terbuka
mengalirkan debit air limpasan 0,44 m3/s dengan tipe pompa CF 48 berjumlah 2
pompa. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh dimensi saluran terbuka di Pit 24
NPI pada bukaan tambang seperti (Gambar 4.5).
Dengan menggunakan persamaan deferensial dan integrasi didapat suatu
rumus persamaan untuk mencari nilai debit pada alat ukur peluap segitiga, adapun
persamaan tersebut adalah:
Q = 1.38.h5/2
Q = 1,38 . 0,55 m
= 0,76 5/2
= 0,50 m3/s
Berdasarkan dimensi saluran pada Pit 24 NPI PT Anugerah Bara Kaltim
dapat diketahui debit pada saluran yaitu 0,50 m3/s.

4.4. Perencanaan Settling Pond


25
Kolam pengendapan (settling pond) akan ditempatkan pada sebelah barat di
Pit 24 NPI. Pemilihan tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa penempatan
kolam pengendapan pada daerah ini tidak akan mengganggu aktivitas penambangan
dan akan lebih mudah dalam penanganan air yang keluar dari kolam pengendapan.
Bentuk kolam pengendapan digambarkan sederhana, yaitu berupa kolam
berbentuk zig-zag yang disesuaikan dengan kondisi lapangan. Kolam pengendapan
yang dibuat terdiri atas 4 zona yaitu:
a. Zona masukan (inlet zone)
Zona ini berfungsi sebagai tempat masuknya air yang bercampur dengan
padatan dalam bentuk lumpur ke dalam kolam pengendapan.
b. Zona pengendapan (settlement zone)
Zona ini berfungsi sebagai tempat partikel padatan untuk mengendap
secara maksimal.
c. Zona endapan lumpur (sediment zone)
Zona ini merupakan tempat material padatan yang bercampur bersama air
akan mengalami sedimentasi.
d. Zona keluaran (outlet zone)
Zona ini merupakan tempat keluaran air yang diharapkan hampir jernih.
Dimensi kolam pengendapan yang direncanakan agar mampu mengendapkan
material padatan secara maksimal (Gambar 4.6 ). Hasil perhitungan dimensi kolam
pengendapan dengan menggunakan persamaan (2.9).

26
Gambar 4.6. Settling Pond

Gambar 4.7. Settling Pond


Diketahui :
V = 4.098,32 m3
t =5m
Ditanyakan :
Panjang dan Lebar sump yang dibutuhkan apabila kedalam sump yang
standar aman max tinggi kolam 5 m
Penyelesaian :
V=PxLxt
4.098,32 m3 =PxLx5m
4.098,32 m3
=PxL
5m

819,66 m2 =PxL
Untuk L

L=
√ 819,66 m2
2
L ¿ 20,24 m
Untuk P
P=2xL
27
P = 2 x 20,24 m P = 40,49 m
Jadi, panjang dan lebar yang dibutuhkan untuk merancang kolam
pengendapan untuk dapat menampung air 4.098,32 m3 dengan kedalaman 5 m pada
Pit 24 NPI yaitu panjang 40,49 m dan lebar 20,24 m

Gambar 4.8. Kolam pengendapan (tampak atas)

Gambar 4.9. Kolam pengendapan (tampak samping)

28
Perawatan terhadap kolam pengendapan (settling pond) perlu dilakukan untuk
menjaga agar tidak terjadi pendangkalan. Upaya perawatan dilakukan secara teratur
melalui pengerukan material sedimen pada dasar kolam pengendapan (settling pond).

29

Anda mungkin juga menyukai