Anda di halaman 1dari 11

BAB IV

ANALISIS HIDROLIS

A. Perancangan Saluran Utama

Sistem induk direncanakan berbentuk trapesium dengan dilapisi pasangan batu.


Debit pengambilan = 10,57 m3/det
Nilai banding lebar dasar ke kedalaman aliran = 5
Nilai banding kemiringan dinding saluran 1/m = 1/1,5

dengan persamaan sistem, diperkirakan kecepatan aliran V sebesar :


V = 0,41 Q0,225
= 0,41 (8,52)0,255
= 0.6969486 m/det
Luas penampang basah didapatkan :
A = Q/V
= 10,57/0.6969486
= 15,16611198 m²
dengan demikian :
h = 1,836 m
b = 9,1791 m

B. Pintu Pengambilan
Bangunan pengambilan dilengkapi dengan pintu pengambilan untuk menjaga tinggi
muka air yang masuk ke saluran kantong lumpur. Besarnya bukaan pintu pengambilan
dipengaruhi kecepatan aliran pada pintu pengambilan sesuai rencana. Kapasitas
pengambilan harus sekurang-kurangnya 120% dari kebutuhan pengambilan.

27
Gambar 4.1 Tipe pintu pengambilan.
(Sumber : KP – 02 Kriteria perencanaan-bagian bangunan utama)

Dalam kasus ini, tipe pintu pengambilan yang direncanakan adalah tipe pintu
pengambilan b.

Tabel 4-1 Pintu pengambilan.

28
Keterangan Nilai
Dasar saluran pembilasan dimuka ambang
Tinggi kepala bendung terpakai
inggi ambang
Kecepatan aliran pada pintu pengambilan
Kapasitas pengambilan (Q)
Kehilangan tinggi tekanan pada ambang

Elevasi dasar hilir pengambilan dengan kantung dalam keadaan


penuh

Elevasi rata-rata dasar sungai


Elevasi hulu penangkap sedimen
(Sudah termasuk faktor kehilangan tekanan akibat beberapa faktor)
Elevasi dasar pengambilan (Elv. min + Z intake)
Tinggi bukaan (a)
Lebar saluran utama (b) = Q/(v.a)
Tinggi pintu diambil, a + 0.3 m
Lebar pintu
Jumlah pintu
Lebar pilar pemisah

29
Gambar 4.2 Sketsa pintu pengambilan.

C. Perhitungan Kantong Lumpur


Walaupun telah ada usaha untuk merencanakan sebuah bangunan pengambilan dan
pengelak sedimen yang dapat mencegah masuknya sedimen ke dalam jaringan saluran
irigasi, masih ada banyak partikel-partikel halus yang masuk ke jaringan tersebut.
Untuk mencegah agar sedimen ini tidak mengendap di seluruh saluran irigasi, bagian
awal dari saluran primer persis di belakang pengambilan direncanakan untuk berfungsi
sebagai kantong lumpur. Kantong lumpur itu merupakan pembesaran potongan
melintang saluran sampai panjang tertentu untuk mengurangi kecepatan aliran dan
memberi kesempatan kepada sedimen untuk mengendap. Untuk menampung endapan
sedimen ini, dasar bagian saluran tersebut diperdalam atau diperlebar. Tampungan ini
dibersihkan tiap jangka waktu tertentu (kurang lebih sekali seminggu) dengan cara
membilas sedimennya kembali ke sungai dengan aliran terkonsentrasi yang

30
berkecepatan tinggi. Berikut adalah langkah-langkah perhitungan desain kantong
lumpur :
Menghitung volume sedimen yang akan diendapkan. Pembilasan dilakukan
seminggu sekali dengan Qn = 10,57 m3/detik. Volume kantong lumpur dapat
dihitung :

V = 0,0005 x Qn x T

= 0,0005 x 10,57 x 3600 x 24 x 7

= 3195,368 m3

Menghitung penampang saluran.

31
Gambar 4.3 Grafik hubungan diameter ayak dengan kecepatan Endap.

Grafik tersebut menggambarkan hubungan antara diameter ayak dan kecepatan


endap di saluran kantong lumpur. Standar kecepatan endap (w) adalah 0,004 m/det
sehingga pada suhu air 20oC diameter yang dapat diayak adalah 0,08 mm. Setelah
itu, lebar dan panjang saluran kantong lumpur dihitung.

Qn
LB =
W

= 10,57/0,004

= 2642,5 m2

L > 8B

8B2 > 2130

B < 18,1745 m

Lebar penambang saluran harus kurang dari 18,5 m.

32
L > 8B

L > 8 x 18,1745

L > 145,396 m

Panjang saluran kantong lumpur harus melebihi 145,396 m.

Perhitungan dimensi saluran.


Misal, B = 18,5 m, maka diperoleh L = 148 m

Kecepatan kantong sedimen, vn = 0,40 m/det

A = Qn/Vn

= 10,57/0,4

= 26,425 m2
Ketinggian saluran, hn = An/B

= 26,425 / 18,5

= 1,43 m

Ketinggian saluran kantong lumpur yang akan digunakan adalah 1,43 m.

Penampang saluran berbentuk trapseium dengan nilai m = 1 dan menggunakan


persamaan :

An = (B + m.hn).hn

dengan menggunakan goal seek, nilai hn dapat dicari.

Bn = 15,543 m

hn = 1,43 m

An = 26,425 m²

Ketinggian saluran kantong sedimen yang akan digunakan adalah 1,43 m.

33
Kantong Lumpur

Saluran Pembilas
Kantong Lumpur

Pintu Pengambilan
Saluran Primer

230 Saluran Primer

LAYOUT KANTONG LUMPUR


SKALA 1:2000

17,84 m

1,5 m
1

1,5 m
1,42 m 15 m 1,42 m

POTONGAN I-I (SALURAN KANTONG LUMPUR)


SKALA 1:200

Gambar 4.4 Layout kantong lumpur dan potongan kantong lumpur.

Penentuan kemiringan.

Kondisi eksploitasi normal, kantung sedimen hampir penuh.

In = Vn²/( R2 /3ks)²

= 0,00007

Kondisi pembilasan, kantung lampur kosong.

Is = Vn²/( R2 /3ks)²

= 0,00349

Menghitung panjang saluran kantong lumpur.

 = .g.hs.Is

= 1000.9,81.0,54.0,00349 = 18,51322 N/m²

34
Gambar 4.5 Grafik shields.

Berdasarkan grafik Shields, dapat disimpulkan bahwa partikel yang berdiameter di


bawah 20 mm akan terbilas. Volume kantong lumpur yang diperlukan adalah 3200
m3 dimana akan disesuaikan dengan panjang kantong lumpur melalui persamaan :

V = 0.50 B.L + 0.5 (Is – In).L^2.B

dengan menggunakan goal seek, L dapat dicari.

L = 229,34 m

Jadi, panjang kantong lumpur adalah 229,34 m.

D. Bangunan Pembilas Kantong Lumpur

Tabel 4-2 Bangunan pembilas kantong lumpur.

Keterangan Nilai
Kedalaman air pembilas
Elevasi muka air pembilas
Muka air tenang tak terganggu
Elevasi ambang kantung lumpur di hilir
Elevasi muka air hilir kantung pembilas

35
E. Saluran Primer
Ambang pengambilan di saluran primer = +89,85
Muka air disebelah hulu pengambilan = +91,17
Kehilangan tinggi energi diatas pengambilan = 0,10
Debit pengambilan = 10,57 m3/det
Nilai banding lebar dasar ke kedalaman aliran =5
Nilai banding kemiringan dinding saluran 1/m = 1/1,5
dengan persamaan sistem diperkirakan kecepatan aliran V sebesar :
V = 0,41 Q0,225
= 0,41 (10,57)0,255
= 0,696948566 m/det

Luas penampang basah didapatkan :

A = Q/V
= 10,57/0,696948566
= 15,16611198 m²
dengan demikian :

h = 1,836 m
b = 9,1791 m

Gambar 4.6 Saluran primer.

36
37

Anda mungkin juga menyukai