- Klarifikasi Aliran
Pada umumnya tipe aliran melalui saluran terbuka adalah turbulen, karena
kecepatan aliran dan kekesaran dinding relatif besar. Aliran akan turbulen apabila
angka Reynolds Re > 1000 dan laminar Re < 500, dalam hal ini panjang
karakteristik yang ada pada angka Reynolds adalah jari-jari hidrolis, yang
didefinisikan sabagai perbandingan antara luas tampang basah dan keliling basah.
Aliran melalui saluran terbuka disebut seragam ( uniform ) apabila
berbagai variabel aliran seperti kedalaman, tampang basah, kecepatan dan debit
pada setiap tampang di sepanjang aliran adalah konstan. Didalam aliran seragam,
dianggap aliran adalah mantap dalam satu dimensi, dengan anggapan satu dimensi
berarti kecepatan aliran disetiap titik pada tampang lintang adalah sama.
kedalaman aliran. Aliran adalah sub kritis apabila Fr < 1 atau V < √ , kritis
Asumsi : h = y
Rumus Manning
Seorang ahli dari Islandia, Robert Manning mengusulkan rumus berikut ini :
⁄
C=
Koefisien n merupakan fungsi dari bahan dinding saluran yang mempunyai nilai sama
dengan n untuk rumus Ganguillet dan Kulter. Rumus Manning ini banyak digunakan
karena mudah pemakaiannya.
3
Dengan :
R=
Berdasarkan rumus tersebut akan dicari, untuk kemiringan saluran I dan kekasaran
dinding n, suatu tampang lintang dengan luas yang sama A tetapi memberikan debit
maksimal. Untuk nilai A, n, dan I konstan, debit akan maksimal apabila R maksimum.
Faktor – faktor yang mempengaruhi harga kekasaran Manning n adalah :
a. Kekasaran permukaan dasar dan dinding saluran
b. Tumbuh – tumbuhan
4
Pertemuan ke-2
Materi :
Contoh Soal
1. Saluran segiempat dengan b = 6m dan kedalaman h = 2 m. Kemiringan dasar
saluran i = 0,001. Hitung debit aliran. Saluran terbuat dari tanah.
A = b . h = 6 . 2 = 12 m2
P = b + 2h = 6 + (2 . 2) = 10 m2
R= = = 1,2 m
⁄ ⁄
Q=VxA=
= 14,28 m3/detik
2. Saluran terbuka berbentuk trapesium terbuat dari tanah bersih dengan b = 10 m,
kemiringan dinding saluran 1 : 2. Apabila kemiringan dasar saluran adalah 0,0001
dan h = 2m. Hitung debit aliran.
A = ( b + m h ) h = (10 + 2 . 2) h = 28 m2
P = b + 2h√ = 10 + 2 . 2 √ = 18,94 m
R= = = 1, 478 m
3. Saluran segiempat dengan lebar 5m, i = 0,005, n = 0,022 apabila debit aliran Q =
20 m3/detik. Hitung kedalaman aliran !
A = b . h = 5h
P = b + 2h = 5 + 2h
R= =
Rumus Q
⁄ ⁄
Q=A.V=A.
⁄ ⁄
20 = 5h .
⁄
= ⁄
= 5h (
⁄
6,222 = 5h (
6
⁄
=h(
⁄
1,2445 = h (
1,2445 = 1,2445
4. Suatu saluran terbuka berpenampang trapezium, mempunyai lebar dasar ( b ) = 6
m, kemiringan tebing 1 : m = 1 : 2, kemiringan longitudinal atau kemiringan dasar
saluran i = 0,0016 dan faktor kekasaran manning n = 0,025. Tentukan kedalaman
normal dengan cara aljabar :
Jawab :
A = ( b + mh ) h = ( 6 + 2h ) h
P = b + 2h √ = 6 + 2h √ = 6 + 2h √
R= = = =
√ √ √
Q=
( 3 + h √ ) = ((3 + h ) h )2,5
Pertemuan ke-3
Materi :
Aliran Dalam Suatu Penampang Dengan Kekasaran Komposit
Penampang Gabungan
Suatu penampang saluran dapat terdiri dari beberapa bagian yang mempunyai angka
kekesaran yang berbeda-beda. Sebagai contoh yang mudah dikenali adalah saluran
banjir, saluran tersebut pada umumnya terdiri dari saluran utama dan saluran samping
sebagai penampang debit banjir. Penampang tersebut adalah sebagai berikut :
8
V1 = =
9
Pertemuan ke-4
Materi :
Contoh soal :
Suatu saluran berpenampang gabungan terdiri dari saluran utama dan dua sisi saluran
samping untuk penampang banjir, apabila dasar (longitudinal) i b = 0,0016 berapa
besar kecepatan rata-rata aliran didalam salurann tersebut :
K = A . R2/3
Penampang I :
A1 = . 1,8 = 24,03 m2
P1 = 12 + 1,8 √ = 15,245 m
R1 = = = 1,576 m
Penampang II
A2 = ( 6 + 2,4 ) 2,4 + ( 6 + 2,4 + 2,4 ) . 1,8 = 39,60 m2
P2 = 6 + 2 √ = 12,79 m
R2 = = = 3,10 m
Penampang III
A3 = . 1,8 = 7,83 m2
P3 = 3 + 1,8 √ = 6,245 m
R3 = = = 1,254 m
(∑ )
V= =
= = 1,91 m/det
Apabila dari soal tersebut juga diketahui bahwa harga α dan β dari penampang utama
dan penampang samping sebagai berikut :
α 1 = 1,12 ; β1 = 1,04
α 2 = 1,10 ; β2 = 1,04
α 3 = 1,11 ; β3 = 1,04
Tabel 2. Tentukan besar α dan β dari penampang tersebut :
PENAMPANG
I 24,03 15,245 1,354 0,035 929,93 1,12 1,04 1,56 . 106 3,74 . 104
II 39,60 12,79 2,12 0,040 2103,83 1,12 1,04 6,35 . 106 11,62 . 104
III 7,83 6,245 1,163 0,035 260,125 1,11 1,04 0,32 . 106 0,90 . 104
Total 76,46 3293,38 8,41 . 106 16,26 . 104
∑ ( )
α= = = 1,376
(∑ )
∑
∑ ( )
β= = = 1,146
(∑ )
∑
11
Pertemuan ke-5
Materi :
PERHITUNGAN DEBIT BANJIR
Metode Slope Area
Untuk suatu saluran yang mengalirkan banjir dimana kondisi geometri
penampang hilir tidak sama karena debit aliran yang sampai ke hilir tidak lagi sama
dengan debit di hulu karena tambahan air banjir, perlu pendekatan aliran seragam
untuk perhitungan kemampuannya.
suatu cara untuk menghitung besar debit banjir yang dapat dialirkan oleh suatu
saluran adalah cara luas kemiringan ( slope area method ). Cara ini pada dasarnya
menggunakan konsep aliran seragam dengan persmaan Manning.
i=
i= dimana :
hf = F + K ( - )
Vu < Vd ; K = 1,0
Vu > Vd ; K = 0,5
Ulangi perhitungan tersebut sampai diperoleh harga Q yang tetap.
13
Pertemuan ke-6
Materi :
Contoh Soal :
Perkirakan besarnya debit banjir melalui suatu sungai yang panjangnya 1300 m,
diketahui F = 2,08 ; αu = 1,12 ; αd = 1,20. Misalnya n di hulu = 0,035 sedangkan n di
hilir = 0,048 ; Au = 110 m2 ; Pu = 76 m ; Ad = 183 m2 dan Pd = 125,34 m
Jawab :
Step 1
Hulu : Au = 110 m2
Pu = 76 m
Ru = = 1,45
Hilir : Ad = 183 m2
Pd = 125,34 m
Rd = = 1,46
Step 2
Harga rata-rata geometrik
K=√ = 4439
Step 3
Diasumsikan bahwa tinggi kecepatan diabaikan = 0 sehingga kemiringan garis energi
i= = = 0,0016
Step 4
Hitung harga Q ( perkiraan pertama )
Q=K.√ = 4439 √ = 177,56 m3/det
Step 5
Diasumsikan bahwa debit aliran sama dengan debit perkiraan dari hasil perhitungan
step 4, dengan asumsi ini dihitung tinggi kecepatan di hulu dan hilir.
Vu = = = 1,614 m/det
14
= = 0,149 m
Vd = = = 0,970 m/det
= = 0,057 m
Step 6
Dari harga-harga tersebut dihitung kemiringan garis energi if dengan
memperhitungkan tinggi kecepatan :
i=
hf = F + K ( - )
Vu = = = 1,634 m/det
= = 0,152 m
Vd = = = 0,982 m/det
= = 0,059 m
Vu = = = 1,651 m/det
= = 0,156 m
Vd = = = 0,992 m/det
15
= = 0,060 m
Pertemuan ke-7
Materi :
PERENCANAAN SALURAN TERBUKA UNTUK ALIRAN SERAGAM
Perencanaan Saluran Tahan Erosi
Penampang Hidrolik Terbaik
Dapat dikatakan bahwa hamper semua saluran tahan saluran tahan erosi
merupakan saluran buatan yang diberi lapisan dari bahan yang tidak mudah teerosi,
karena saluran tahan erosi merupakan saluran buaatan maka dimensi saluran
direncanakan sedemikian agar mampu mengalirkan air sebesar mungkin untuk suatu
luas penampang dan kemiringan aliran tertentu.
Persamaan Chezy
Q=C.A√
Persamaan Manning :
Q = A . R2/3 . i1/2
Dapat dilihat bahwa besarnya faktor Penghantar (K) pada pers. Manning bertambah
besar apabila harga R ( jari – jari hidrolik ) juga bertambah besar.
B. Penampang Trapesium
Saluran terbuka yang mempunyai penampang trapesium adalah yang banyak
digunakan didalam praktek. Hal ini karena kemiringan tebing dapat disesuaikan
dengan kemiringan lereng alam tanah yang ditempati. Untuk saluran buatan,
faktor ekonomis juga menjadi pertimbangan, oleh karena itu juga perlu dicari
penempang hidrolik terbaiknya dengan cara sebagai berikut :
Jari-jari hidrolik : R = h
Lingkaran h2 h h 2h h h2,5
Setengah
1,57h2 3,14h 0,5h 2h 0,785h 0,785h2,5
Lingkaran
19
Pertemuan ke-8
Materi :
Material Tahan Erosi dan Pemberian Lapisan
Material tahan erosi yang sering digunakan untuk pemberian lapisan pada
permukaan dasar dan sisi dalam penampang saluran adalah pasangan batu, kayu, kaca,
plastik dan beton. Pemilihan material tersebut tergantung kegunaan saluran dan
kegunaan lapisan itu untuk mengamankan dasar dan tebing saluran tahan erosi dan
atau kelongsoran tebing. Disamping itu keuntungan lain dari pelapisan itu adalah
dapat dicegahnya kehilangan air karena rembesan.
Tabel 4. Kemiringan tebing minimum untuk berbagai jenis tanah
Jenis tanah untuk saluran Kisaran kemiringan tebing
- Batu < 0,25
- gambut kenyal 1–2
- lempung keyal geluh ( loom ), tanah 1–2
- lempung pasiran, tanah lapisan kohesif 1,5 – 2,5
- pasir lanauan, kerikil halus 2–3
- gambut tanah 3–4
Angka-angka tersebut adalah kisaean kemiringan tebing untuk beberapa jenis tanah
urnutk saluran tahan saluran tahan erosi yang pelapisan tebingnya mengikuti lereng
alamnya. Sedang untuk saluran tidak tahan erosi harus diadakan pemeriksaan
terhadap kecepatan maksimum yang diijinkan agar tidak terjadi erosi.
Tinggi jagaanini diukur dari elevasi permukaan air rencana sampai ke puncak
tanggul.
Pertemuan ke-9
Materi :
Penentuan Dimensi Penampang Saluran Tahan Erosi
Penetapan dimensi penampang saluran tahan erosi memerlukan beberapa
sebagai berikut :
1. perkirakan besarnya angka kekasaran Manning ( n ) atau koef Chezy ( C
) dan kemiringan aliran ( if )
2. hitung fator penampang AR2/3 dengan menggunakan persamaan
Manning
contoh soal ;
untuk mengalirkan air sebesar Q = 11 m 3/det diperlukan suatu saluran tahan erosi
yang mempunyai kemiringan dasar if = 0,0016 dan harga n = 0,025, b = 6 m, m = 2
rencanakan penmpang saluran :
a. tanpa mempertimbangkan penampang hidrolik terbaik
b. dengan mempertimbangkan penampang hidrolik terbaik
jawab :
a. tanpa mempertimbangkan penampang hidrolik terbaik
yang menjadi pertimbangan adalah tersedianya lahan dan jenis tanah. Dengan
mempertimbangkan ketersediaan lahan, misanya :
AR2/3 = = = 6,875
√ √
A = ( b + mh ) h = ( 6 +2h ) h = 2 ( 3 + h ) h
P = b + 2h √ = 6 + 2h √ = 6 + 2h √ = 2 ( 3 + h √ )
R = = =
√ √
22
[ ]
AR2/3 = = 6,875
[( √ )]
2[ ] = 6,875 ( 3 + h √ )2/3
Dengan cara coba – coba maka didapat nilai h yang terdekat adalah = 1,01 m
Dengan harga h = 1,01 m, dengan menggunakan persamaan yang didapat
diatas, maka :
Luas Penampang A = 2 ( 3 + 1,01 ) 1,01 = 8,10 m2 atau dengan menggunakan
rumus umum A = ( b + mh ) h = ( 6 + 2. 1,01 ) . 1,01 = 8,10 m2
AR2/3 = = = 6,875
√ √
h = 6,9513/8 =2,07 m
T = 2h = 2 . 2,07 = 4,14 m
A = 1,57. (2,07)2 = 6,73 m2
V = = 1,635 m/det
A = h2 √ = 22 √ = 6,928 m2
V = = = 1,588 m/det
h8/3 = = 5,457
V = = = 1,540 m/det
24
Pertemuan ke-10
Materi :
Saluran Mudah Tererosi ( Erodible Channel )
Metode Pendekatan
Di banding dengan perencanaan saluran tahan erosi, perencanaan saluran mudah
tererosi lebih kompleks. Hal ini disebabkan oleh banyaknya factor yang
mempengaruhi aliran sebagian besar factor tersebut tidak dapat ditetapkan secara tepat
karena berhubungan dengan kondisi alam yang berbeda antara satu tempat dengan
tempat yang lain. Kesulitan yang dihadapi dalam perencanaan saluran mudah tererosi
adalah pada kenyataannya stabilitas dari saluran mudah tererosi tidak hanya
tergantung pada parameter hidrolik saja tetapi tergantung pupa pada sifat-sifat
material tanah yang digali untuk saluran, oleh karena itu persamaan aliran seragam
yang digunakan untuk saluran tahan erosi tidak cukup untuk merencanakan saluran
mudah tererosi.
Didalam praktek terdapat 3 tipe penampang saluran tidak stabil, yaitu :
1. Tipe kesatu
Dasar dan dinding saluran mudah tererosi, tetapi tidak terjadi endapan. Hal ini
terjadi pada saluran dimana alirannya tidak membawa angkutan sedimen tetapi
mempunyai energy cukup besar yang dapat mengakibatkan terjadinya erosi.
Kondisi ini biasanya terjadi pada hulu sungai yang mempunyai kemiringan dasar
curam.
2. Tipe kedua
Kondisi dimana tidak terjadi gerusan tetapi terjadi pengendapan. Kondisi ini
terjadi apabila aliran membawa angkutan sedimen tetapi kecepatannya kecil
sehingga kemungkinan terjadi sedimentasi. Kondisi semacam ini biasanya terjadi
dihilir atau di muara yang mempunyai kemiringan dasar landai.
3. Tipe ketiga
Kondisi dimana aliran membawa angkutan sedimen, dan kecepatannya
kemungkinan untuk terjadi sedimentasi, tetapi lahan yang digali untuk saluran
juga mudah tererosi. Kondisi ini biasanya terjadi di tengah hingga hilir.
Adanya kesulitan dalam hubungan antara aliran dan kondisi tanah tempat saluran serta
angkutan sedimen maka dicari hubungan antara debit aliran atau kecepatan rata-
ratanya dengan sifat-sifat fisik tanah yang di gali untuk saluran serta jumlah dan tipe
sedimen yang diangkut. Baru pada tahun 1920 kalangan ahli hidrolika mulai jelas
25
hubungan tersebut yang memang ada, kemudian pada tahun 1926 Fortier dan Scobey
mempublikasikan hasil-hasil penelitiannya yang kemudian menjadi dasar dari metode
perencanaan yang dikenal dengan metode kecepatan maksimum yang diijinkan.
Kemudian menyusul Lana ( 1955 ) menyatakan kembali temuan du Boys ( 1879 )
yang mengajukan suatu konsep menggunakan gaya tarik yang di kenal dengan metode
gaya tarik. Dua metode tersebut akan dijelaskan didalam sub bab berikut :
a. Metode Kecepatan Maksimum yang Diijinkan
Secara unum dapat dikatakan bahwa saluran yang sudah lama dibuat, yang telah
mengalami beberapa kali pergantian musim lebih tahan terhadap erosi dari pada
saluran yang baru dibangun. Hal ini dapat dimengerti, karena saluran lama telah
stabil, terutama karena terjadinya endapan material kolloidal. Kecepatan
maksimum yang diijinkan adalah kecepatan yang tidak menyebabkan erosi.
Kecepatan ini merupakan kecepatan rata-rata terbesar yang tidak menyebabkan
erosi pada penampang saluran. Kecepatan tersebut sangat bervariasi dan tidak ada
yang tepat, serta hanya dapat ditentukan menurut pengalaman perencana.
Tabel 6. Kecepatan maksimum yang diijinkan menurut Fortier dan Scoby.
Berikut ini harga-harga gaya tarik satuan yang diolah USBR ( U. S Bureau Of Reclamation )
untuk saluran, lurus, kemiringan kecil
Air Jernih Air mengandung lanau Kolloidal
Janis bahan dari saluran n ̅ ̅ ̅ =v ̅ ̅ ̅ ̅ =v ̅
ft/sec lb/ft2 m/det N/m2 ft/sec lb/ft2 m/det N/m2
Pasir 0,020 1,50 0,027 0,457 1,29 2,50 0,075 0,762 3,59
Lanau berpasir, non
0,020 1,75 0,037 0,533 1,77 2,50 0,075 0,762 3,59
kolloidal
Lanau halus, non
0,020 2,00 0,048 0,610 2,30 3,00 0,11 0,914 5,27
kolloidal
Lanau alluvial, non
0,020 2,00 0,048 0,610 2,30 3,50 0,15 1,07 7,18
kolloidal
Lanau kaku biasa 0,020 2,50 0,075 0,762 3,59 3,50 0,15 1,07 7,18
Abu vulkanik 0,020 2,50 0,075 0,762 3,59 3,50 0,15 1,07 7,18
Lempung keras sangat
0,025 3,75 0,260 1,140 12,40 5,00 0,46 1,52 22,00
kolloidal
Lanau alluvial, kolloidal 0,025 3,75 0,260 1,140 12,40 5,00 0,40 1,52 22,00
Serpih dan pecahan 0,025 6,00 0,670 1,830 32,10 6,00 0,67 1,83 32,10
26
keras
Kerikil halus 0,020 2,50 0,075 0,762 3,59 5,00 0,32 1,52 15,30
Lanau bergradasi
0,030 3,75 0,380 1,140 18,20 5,00 0,66 1,52 31,60
sampai kerakal
Lanau bergradasi
sampai kerakalbila 0,030 4,00 0,430 1,220 20,60 5,50 0,80 1,68 38,30
kolloidal
Kerikil kasar non
0,025 4,00 0,300 1,220 14,22 6,00 0,67 1,83 32,10
kolloidal
Kerakal dan batuan
0,035 5,00 0,910 1,520 43,60 5,50 1,10 1,68 52,70
bulat
Sumber : Fortier dan Scoby ( 1925 )
R2/3 =
A=
4. Hitung keliling basah dari harga A dan R yang telah diperoleh tersebut diatas
R= , jadi P=
Pertemuan ke-11
Materi :
Contoh Soal :
Suatu soal berpenampang trapesium mempunyai kemiringan dasar ( longitudinal )
sebagai i = 0,0016 mengalirkan air sebesar Q = 11 m 3/det. Saluran digali pada
tanah kasar non kolloidal yang terdiri dari kerikil kasar dan serpihan batu. Hitung
lebar saluran dan kedalaman airnya.
Jawaban :
Ikuti tahapan pengerjaan seperti dijelaskan diatas :
1. Untuk kondisi yang diketahui tersebut diperkirakan harga n dan kecepatan
maksimum yang diijinkan. Untuk tanah kasar non kolloidal harga n = 0,025
dan kecepatan maksimum yang dijinkan V = 1,22 m/det. Dari tabel 4
diperkirakan kemiringan tebing m = 2
2. Perhitungan jari-jari hidrolik dari penerapan persamaan Manning
V = R2/3 . i1/2
R2/3 = = = 0,7625
A = = = 9,016 m2
4. Hitung keliling basah dari harga A dan R yang telah diperoleh diatas
P= = = 13,46
h1 = = 4,66 m
h2 = = 0,79 m