Bab 1
adalah usaha penyediaan pengaturan, dan pembuangan air irigasi untuk menunjang
pertanian yang jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi air
bawah tanah,
adalah bangunan pembawa yang paling umum. Biayanya paling murah, pelaksanaan
mudah dan cepat, begitu juga pemeliharaannya sangat sederhana tanpa teknologi
tinggi.
lempung dan lanau (sedimen melayang) saja dengan diameter d < 0,06 mm. partikel-
pertikel yang besar akan tertangkap dan mengendap di kantong lumpur pada bangunan
utama. Dalam hal ini sedimen akan diterangkan pada bab tersendiri.
Bentuk yang paling umum dipakai untuk saluran tanah yang tanpa lapisan
penguat
adalah bentuk trapesium, sebab stabilitas kemiringan dindingnya dapat
disesuaikan.
a) Definisi
- Lebar puncak / top soil (T) : lebar penampang saluran pada permukaan
bebas.
aliran.
- Luas basah / water area (A) : luas phaenampang melintang aliran yang
tegak
puncak.
- Faktor penampang / section factor (Z) : kali luas basah dan akar
kedalaman
hidrolik. Dalam hal ini faktor penampang sangat penting untuk dasar
Rumus Aliran
Untuk merencanakan suatu ruas saluran, dalam hal ini dianggap sebagai
aliran
tetap sehingga diterapkan rumus Strickler
V = k R2/3 I1/2
A = (b + m h) h
Q =VA
R = A/P
P =b+2h 1m2
Dimana,
A D
1 h
m
B C
P = AB + BC + CD
TC = Lebar Puncak
Rumus aliran tersebut juga dikenal sebagai rumus Manning, dengan koefisien
- Trase
- Sedimen
- Dsb.
Debit Rencana K
m/ dt
Q > 10 45
Q>5 42,5
Q > 10 42,5
Q>1 40,0
Q>5 40,0
Q>1 35,0
Q=VA=CARXIY
Q=KIY
K=CARX
Q = K I 1/ 2
K=
Persamaan ini dapat dipakai untuk menghitung hantaran bila debit dan
kemiringan
Rumus Chezy K = C A R
........................................................... Chezy
1,49
Rumus Manning K= AR
2/3..................................Manning
a. Rumus aliran
A R 2/3 =
1,49
nQ
A R 2/3 =
1,49 I
Q = 1,49 A R 2/3 I
(inchi)
diketahui :
Debit Q
Kemiringan I
Kekasaran n
Kedalaman normal hn
1,49 I
Q= A R 2/3
n
Seperti yang diterangkan dalam Rumus Manning, diatas; dengan unit
dimensi
Inggris. Feet.
b) Ukuran penampang
saluran).
nQ
Rumus: AR 2/3 =
1,49 S
A = (b + m h) h lihat gambar
mh)h(b
R= =A/P
m 2 2h 1 B
b1
1 h
b2
kekasaran n = 0,025.
Tentukan ukuran penampang, stabilitas dasar saluran; harap di check dan dicari !
Penyelesaian:
nQ
AR2/3 =
1,49 S
4000,025
= = 167,7
1,49 0,0016
A = (b + m h) h
R=
mh)h(b
} Substitusikan ke AR2/3
m 2 2 y 1 (b
2h)h) 5 / 3((20
167,7=
2 2 2h 1 (20
h = 3,36 (m)
Contoh Soal 2:
Saluran trapezium dengan b = 20 ; m = 2 kemiringan saluran I (S) = 0,0016, kekasaran
n =
h)h(10
R= dan A = h ( 20 + 2 h )
h 510
Kecepatan adalah:
Q 400
V= =
2h)A h(20
Kedua perhitungan diatas, dimasukkan Rumus Manning dalam satuan Inggris feet.
Q =VXA
1,49
AR 2/3 I =VXA
1,49 2/3
R I =V
(Rumus Manning)
2/3
1,49 h) h(10
0,0016 =
400
n h I 10 2h)h(20
2/3
x 0,00161 / 2 =
0,025 h 5 10 2h)h(20
h)h(10 =
2,5
1,720 h + 7,680
(Trial dan Error)
1.4.1 Pengertian
Saluran ini di buat apabila talud mudah longsor, tanahnya porous dan
mengandung zat-
zat yang dapat merusak tanaman, sehingga gebalan rumputpun tak tumbuh.
2) Trapezium
- Badan saluran terbuat dari pasangan batu dengan campuran spesi 1:4
atau 1:3
Sama seperti pada saluran tanah, akan tetapi kekasarannya seperti daftar
dibawah ini.
1.4.3 Stabilitas
Vf
SF =
Mt
SF=
Mg
Mt = Moment tahan
Mg = moment guling
Bab 2
SEDIMEN
2.1. Umum
yang paling umum dijumpai dalam pemeliharaan saluran tersebut di Indonesia. Maka,
perencanaan saluran sangat dipengaruhi oleh kriteria erosi dan angkutan sedimen.
Tetapi
secara kuantitas baru sedikit yang diketahui mengenai persolan hubungan antara
karakteristik
saluran sebelah hilir setidak-tidaknya konstan. Dengan mengacu pada rumus angkutan
I H yang konstan
jaringan saluran. Oleh karena itu, saluran irigasi akan direncanakan dengan kantong
lumpur di
Dalam merencanakan saluran yang stabil diutamakan bahwa semua sedimen (bed
load)
yang masuk kedalam saluran harus seluruhnya sudah terangkat di kantong lumpur tanpa
Oleh karena itu, kapasitas angkutan relatif T/Q harus konstan sepanjang ruas
saluran,
dari saluran primer di dekat pintu pengambilan direncanakan saluran kantong lumpur
yang
- Aliran steady flow dan kecepatan aliran hendaknya merata di semua permukaan.
- Peralihan (transisi) dari kantong lumpur ke saluran primer harus mulus, tidak
menimbulkan
turbulensi.
Sal. Primer
Sal.
Pembilas
Kantong Lumpur
H L Q
Jadi = dengan V =
W V HB
Ini menghasilkan :
LB =
Dimensi kantong lumpur (sand trap) sebaiknya sesuai dengan kaidah L / B > 8,
untuk
adalah:
melintang.
alirannya.
Materi Kuliah Irigasi
9
V = 2 m/dt
A V
W W
waktu L/ W.
H L Q H LHB
W V HB W Q
LB=
V = Kecepatan aliran
Q = Debit saluran
B = Lebar kantong
Karena sangat sederhananya, maka rumus ini dipakai dalam rencana awal dalam
Pada waktu detail desain, maka perencanaan yang lebih detail diperlukan,
dengan
dilengkapi data:
- Jenis endapan
- Dll.
Dalam rumus tersebut, penentuan kecepatan endap amat penting, karena sangat
1. Pengukuran di tempat
tenaga yang sudah berpengalaman. Setelah itu, contoh tersebut harus dianalisa
dengan
(DPMA, 1981)
layang) yang akan diendapkan sampai pada waktunya/ tiba saatnya pembilasan.
Banyaknya sedimen yang terbawa oleh aliran masuk, dapat ditentukan dari:
100 m3/ dt) maka 100 m3/ dt. Bilamana saluran besar (debit irigasi
sekitar
Karena pembilasan secara hidrolis tersebut sangat murah, maka dalam rencana
kantong
tidak dimungkinkan.
Dalam merencanakan, biasanya diambil jarak waktu satu atau dua minggu.
b). Pembilasan secara hidrolis
- Debit air sungai yang memadai, agar dapat mengerus, dan menggelontorkan
Dalam praktek dan dalam perhitungan praktis, maka kecepatan rata-rata yang
diperlukan
Dalam pelaksanaan manual maka saluran kantong lumpur tersebut relatif kecil.
Dapat dilaksanakan dengan dana swakelola oleh para pengamat pintu beserta
- Drag Line
Tata letak terbaik untuk kantong lumpur, saluran pembilas dan saluran primer,
adalah
sebagai berikut:
primer.
Bab 3
3.1. GORONG-GORONG
Apabila saluran pembuang lewat di bawah saluran aliran di dalam gorong-gorong umumnya
aliran bebas
Kriterianya :
Bangunannya dibuat dari pasangan batu dan ditutup dengan plat beton
Ada juga penampang gorong dengan bentuk persegi (Box Culvert) tapi Loss
tenaganya
Tebal tanah urugan di atas gorong, bilamana tidak ada beban berat maka minimum
0,60
m tebalnya
Materi Kuliah Irigasi 13
Ukuran dimensinya :
Ukuran tebal plat beton tergantung pada beban diatasnya (kendaraan, dsb)
minimum
15 20 cm
Tembok tegak harus dihitung kestabilannya, antara lain stabil terhadap geser,
guling dan
seterusnya
Perhitungan Hidrolis
V2 L
1Z f f1 1 (gorong-gorong bulat)
2g D
Dimana :
f1 1 dimana = 0,80085
0,0005078
0,01989 150f
Diketahui :
S = Keliling basah
F = Luas penampang basah
D = Diameter gorong-gorong
L = Panjang gorong-gorong
V = Kecepatan
R = Jari-jari hidrolis
Bangunan ini dibuat untuk perlintasan saluran irigasi (sudetan sungai) dengan
sungai
alam.
v2
Z b h 2g Q
2g
K I 1/ 2 R 2 / 3V
Dimana :
b = Lebar talang
= Kehilangan tenaga
V = Kecepatan
K = Koefisien kekasaran
R = Jari-jari hidrolik
Keterangan kekasaran
Kayu k = 60
Beton k = 70
Kayu k = 80
di tanah keras
3.3 SIPHON
Siphon adalah suatu bangunan pembawa air irigasi yang direncanakan untuk melewati
suatu
konstruksi bangunan lain (umpama : jalan raya, jalan kereta api) atau melewati lembah
dan
sungai
Dikarenakan elevasi muka air irigasi tersebut hamper sama atau lebis sedikit tinggi
dari elevasi
konstruksi bangunan lain tersebut, maka saluran irigasi ini dilewatkan ke bawah
konstruksi jalan
raya, dan saluran irigasi tersebut sebaiknya dibuat konstruksi dengan berpenampang
pipa besar.
Trase dari siphon tersebut sedapat mungkin tegak lurus dengan konstruksi yang
dilewati,
Siphon sedapat mungkin di konstruksi bulat atau seperti pipa agar lebih
ekonomis
Sebaiknya dalam saluran siphon dibuatkan Man-hole sehingga orang dapat masuk
untuk
(Screen) untuk menahan sampah-sampah (kayu) agar tidak masuk ke pipa siphon
Bab 4
4.1 Umum
Tipe kolam olak yang akan direncana di sebelah hilir bangunan bergantung pada
besarnya energi air yang masuk, yang dinyatakan dalam bilangan Froude, dan
bahan
1) Untuk Fr 1,7 tidak diperlukan kolam olak; pada saluran tanah bagian hilir
harus
dilindungi dari bahaya erosi; saluran pasangan batu atau beton tidak
memerlukan
lindingan khusus. Tipe ini termasuk kolam olak USBR tipe I yang dilengkapi
dengan
2) Bila 1,7 < Fr 2,5 maka kolam olak diperlukan untuk meredam energi secara
efektif.
Pada umumnya kolam olak dengan ambang ujung (blok end sill) mampu bekerja
dengan baik. Untuk penurunan muka air z < 1,5 m dapat dipakai bangunan
terjun
tegak. Tipe ini termasuk kolam olak USBR tipe II yang dilengkapi dengan
blok halang
3) Jika 2,5 < Fr 4,5 maka akan timbul situasi yang paling sulit dalam memilih
kolam
olak yang tepat. Loncatan air terbentuk dengan baik dan menimbulkan
gelombang
kolam olak mampu menimbulkan olakan (turbulensi) yang tinggi dengan blok
halangnya atau menambah intensitas pusaran dengan memasang blok depan kolam
berukuran besar (USBR tipe IV). Tetapi sebaiknya geometrinya diubah untuk
4) Kalau Fr 4,5 ini akan merupakan kolam yang paling ekonomis karena kolam
ini
pendek. Tipe ini termasuk kolam olak USBR tipe III yang dilingkapi dengan
blok
pelengkap yang khusus, antara lain : balok chute (Chute Block), balok sill
(balok
Dibawah ini kami sajikan secara umum kegunaan dari balok-balok penghalang
Sebelum kita mendesain kolam olak, perlu pertimbangan dan pengertian pada
balok-
Pendekatan yang dinjurkan dalam merencanakan kolam olak besaran Froude 2,5 < Fr
4,5 adalah dengan menambah atau mengurangi (lebih baik menambah) bilangan
Froude
v q
Fr =
gy gy 3
dihubungkan dengan debit per satuan lebar, q, yang bisa ditambah dengan cara
Bila pendekatan ini tidak memungkinkan, maka ada 2 tipe kolam olak yang dapat
dipakai,
yaitu:
1. Kolam olak USBR tipe IV, dilengkapi dengan blok muka yang besar yang
1 ) 8Fru L = 2 yu ( 1
2
Gambar 4.1 Dimensi Kolam Olak Tipe IV (USBR, 1973)
2. Kolam olak tipe blok halang (baffle block type basin, Donnelly and
Blaisdell,
1954), yang ukurannya ditunjukkan pada Gambar 4.2. kelemahan besar kolam
ini
adalah semua benda yang mengapung dan melayang dapat tersangkut. Hal ini
Untuk bilangan Froude di atas 4,5 loncatan airnya bisa mantap dan peredaman
energi
dapat dicapai dengan baik, seperti yang tampak pada Gambar 4.4.
Gambar 4.4 Karekteristik Kolam Olak USBR tipe III (Bradley dan Peterka, 1957)
El. 1000
Va He
x1,85
y2 =
23
0,6
El.
920
y1
El. 880
Jawab : Kita prediksi bahwa kecepatan awal V boleh dikatakan diabaikan kerena
terlalu
Q = C L He1,5
75000
74,4
1, 5
He
2504,03
17,8 ftH e
Q 75000
Va 2,5 ft / sec
250A 120
Ha (Velocity Head) = V2 / 2g
Ha
2g
Hd = He Ha
= 17,8 0,1
= 17,7 ft
= 120 17,7
= 102,3 ft
= 982,3
Xn = K . Hdn-1 . y
Setelah ditinjau dengan kestabilan dan eksperimen, maka menurut standar WES
(U.S Army Eng. Waterway Exp. Stan) kemiringan hilir atau bawah bagian kaki
0,6
horisontal : 1 vertikal
ELV = 920
Dengan grafik (hubungan antara kecepatan (V) Fig. 14-15, lampiran S dengan
loncatan)
Q 75000
79A 250
V 79
F1 7,13
gD 3,8 g
Dengan angka 7,13 lihat grafik hubungan antara F1 dengan minimum Tail water
Untuk Safety Factor 8 % lagi, maka kedalaman Tail water depth sebagai
berikut :
Jadi, lantai olak harus di gali s/d ELV (ELV 920 38)
ELV = 882
BANGUNAN PENGATUR
Bab 5
MUKA AIR
jaringan irigasi utama, agar dapat memberikan debit yang konstan kepada bangunan
sadap
tersier.
penggerak yaitu :
Pintu radial
curam umpamanya, maka tinggi muka air di saluran dipengaruhi oleh bangunan-bangunan
sebagai berikut :
yang telah ditentukan, maka saluran harus di bagi ke beberapa ruas yang satu
dengan
Bangunan ini memiliki empat bagian fungsional, dengan sifat perencanaan yang
khas
terjun tegak sebaiknya tidak dipakai apabila perubahan tinggi energi diatas
bangunan
melebihi 1,50 m.
terjun:
Z = ( H + Hd) H1
Hd = 1,67 H1
vu Z= 2 g
dan selanjutnya :
yu =
vu
aliran pada potongan U kemudian dapat dibedakan sifatnya dengan bilangan Froude
tak
berdimensi:
vu
Fru =
gy u
Permukaan miring yang menghantar air ke dasar kolam olak, adalah praktek
perencanaan yang umum, khususnya jika tinggi jatuh melebihi 1,5 m. pada
bangunan
terjun permukaan dibuat securam mungkin dan relatif pendek. Jika peralihan
ujung
disarankan untuk memakai kemiringan yang tidak lebih curam dari 1:2.
Perhitungan hidrolisnya :
Q
H1
2 / 31,71m B
V1 Z 1 / 2 H 1 2 g
g = Gravitasi
Z = Tinggi jatuh
y2
y1
1 8 FR12 1 / 2 1
R = Freude Number
g = Gravitasi
V1
FR
9 y1
Kedalaman air hilir (Tail Water) untuk setiap debit satuan q, dapat ditemukan
dan diplot
Agar loncatan tetap dekat dengan muka miring bendung dan diatas lantai,serta
tidak
Bangunan sadap tersier, mengalirkan air dari saluran primer atau sekunder
ke
Bangunan bagi dan sadap mungkin digabung menjadi satu rangkaian bangunan
Bangunan bagi adalah bangunan yang membagi saluran dari saluran primer
ke
saluran sekunder. Bangunan bagi terdiri dari pintu-pintu yang dengan teliti
mengukur dan
mengaur air yang mengalir ke berbagai saluran. Salah satu bagina dari pintu-
pintu
bangunan bagi berfungsi sebagai sebagai pengatur muka air, sedangkan pintu-
pintu
Pada saluran yang angkutan sedimennya tinggi, penggunaan bangunan dengan mercu
1,5 m/dt.
melayani lebih dari satu petak tersier. Kapasitas bangunan sadap ini
lebih dari
Gambar 5.3 Bangunan Primer dengan bangunan pengatur dan sadap ke saluran
sekunder
Peralatan ukur tersebut dapat dibedakan menjadi alat ukur aliran atas
bebas
(Free-over flow) dan alat ukur aliran bawah (Under flow). Beberapa
alat ukur,
No Tipe Mengatur
Mengatur
dengan
aliran air
Q=CLh
dengan Pintu sorong atau Radial gate bisa dipakai seperti untuk
saluran
primer
sederhana.
Aliran dalam got miring adalah superkritis dan bagian peralihannya harus licin
dan
berangsur agar tidak terjadi gelombang. Bilamana Trase saluran pembawa,
mengikuti
kondisi lapangan dengan kemiringan relative curam dan panjang maka sebaiknya
di
Pada desain saluran miring ini sebelum masuk ke saluran got miring tersebut,
maka di
Bagian peralihan
Pada saluran got miring, maka loncatan yang terjadi tidak menimbulkan Hidrolik
Jump
yang besar. Jadi, biasanya loncatan lemah, sehingga air di hilir ketinggiannya
(Tail water
Kondisi dari aliran kritis ke aliran sub kritis tidak melalui loncatan yang
extreme, disebut
s/d 1,7
Perhitungan Hidrolis
Pertama-tama kita data elemen Geometrik dari saluran-saluran persegi panjang
1. Luas (Area) : A = b h
P=b+2h
A bh
2hP b
Top Width : T = b
D=h
Z = b h 1,5
Disini panjang loncatan relative pendek, oleh karena itu pengaruh gaya berat air
factor
gesekan, kemiringan lantai sudut sangat kecil dapat diabaikan, Jadi dengan
formula :
y1
y2
1 8 F12 1 / 2 1
2 / 31,71 m B
Ha = Tinggi air awal diatas mercu, saluran
Z 1 / 2 Ha 2 g V1
g = Gaya gravitasi
V1
FR
g y1
Gambar 5.4 Tipe-tipe got miring segi empat (dari USBR, 1978)
Skot Balk ialah, balok-balok kayu yang terlepas satu sama lain, yang disusun
vertical,
memotong arah aliran. Banyaknya balok sesuai dengan kebutuhan. Akan tetapi,
pelaksana pengoperasiannya sukar, karena harus diambil satu persatu dan memakan
waktu lama serta berat. Kelemahan lainnya ialah, balok-balok tersebut sering
hilang dan
Pemasangan Skot balk sekarang, hanya di pasang bilamana pintu berikutnya ada
perbaikan atau sedang diganti daun pintu atau dalam waktu pengoperasiannya.
Jadi, pemasangan Skot balk, disiapkan untuk pelaksanaan O & P, baru dipasang
dan
dari kayu dengan perkuatan baja U dan besi penguat, diperlengkapi dengan stang
untuk
mengangkut ke atas.
Pintu tersebut dapat dibuat dari kayu, dapat juga dibuat dari besi dan debit
air mengalir
lewat lubang pintu bagian bawah. Bilamana lebar pintu kurang 1,00 m
Karena di daerah local banyak kayu maka, sebaiknya daun pintu di buat dari kayu
dan
Perhitungan Hidrolisnya
Di dalam saluran selalu ada pintu control (Control Gate) dan melepaskan aliran
dari
bawah daun pintu (Underflow Gates). Jadi aliran tersebut lewat bawah bangunan
pintu,
4. Waktu mengoperasikan pintu (bilamana daun pintu besar, karena cukup berat,
V2
1 y1 C L h 2 g Q
2g
L = Lebar pintu
V12
dapat diabaikan 2 g
Velocity head
Jadi, rumus debit menjadi :
C L h 2 g y1Q
Pada waktu pembukaan pintu, maka arus air yang mengalir sangat deras, dengan
kecepatan tinggi (High Velocity Jet) dan mampu menggerus di daerah dasar lantai.
BANGUNAN PENGUKUR
Bab 6
DEBIT
Tertentu dari suatu saluran. Penampang ini merupakan penampang pengendali (Control
Section)
Berhubung penampang pengendali ini memiliki hubungan yang telah jelas mengenai taraf
muka
air dengan debitnya berarti selalu merupakan tempat yang cocok untuk pos pengukur dan
untuk
- Kedalaman dengan
hubungan taraf muka air dengan debit secara teoritis tidak tergantung pada kekasaran
saluran
Sebab itu, penampang aliran keras kritis merupakan suatu penampang pengendali (alat
ukur
debir air).
Di Indonesia telah digunakan berbagai tipe alat ukur, syarat-syarat yang dituntut
alat ukur debit :
Dalam satu sistim jaringan irigasi sedapat mungkin dipergunakan alat ukur satu
tipe
Alat ukur ini dapat dipakai pada bangunan bagi dan bangunan sadap.
Keuntungan alat ini ialah :
- Tidak dapat dibuat mainan / dirubah oleh orang orang yang tak bertanggung
jawab.
Kerugian lainnya :
Bentuk Hidrolis :
Biasanya selalu dalam keadaan aliran bebas dan mempunyai kedalaman kritis di
daerah
lehernya dan setelah itu dihilirnya terjadi loncatan dihilirnya. Pada kondisi
tertentu,
Gambar 6.1 Perbandingan antara bangunan-bangunan pengukur debit yang umum dipakai
bangunan ukur ambang lebar lebih dianjurkan karena bangunan ini kokoh dan
mudah
dibuat. Karena bisa mempunyai berbagai bentuk mercu, bangunan ini mudah disesuaikan
Alat ukur ambang lebar adalah bangunan aliran atas (overflow), untuk ini
tinggi energi
hulu lebih kecil dari panjang mercu. Gambar 6.2 dan 6.3 memberikan contoh alat ukur
ambang
lebar.
Gambar 6.2 alat ukur ambang lebar dengan mulut pemasukan yang dibulatkan
Gambar 6.3 Alat ukur ambang lebar dengan pemasukan bermuka datar dan peralihan
penyempitan
persamaan debit untuk alat ukur ambang lebar dengan bagian pengontrol segi
empat
adalah :
Q = Cd Cy 2/3 2 / 3g bc h1 1,50
Dimana : Q = debit, m3/dt
Cd = koefisien debit
H1 H
L L
L = panjang mercu, m
bc = lebar mercu, m
Harga koefisien kecepatan datang dapat dicari dari Gambar 6.4, yang memberikan harga-
harga
Persamaan debit alat ukur ambang lebar untuk bentuk trapesium adalah :
Pintu Romijn adalah alat ukur ambang lebar yang bisa digerakkan untuk mengatur
dan
mengukur debit di dalam jaringan irigasi. Agar dapat berderak mercunya dibuat
dari pelat
baja dan dipasang diatas pintu sorong. Pintu ini dihubungkan denga alat
pengangkat. Alat
dan oleh Direktorat Irigasi dibuat standar demi keseragaman dan kemudahan E & P
serta
pemesannya.
Alat ukur ini dipasang pada bangunan bagi, bangunan sadap, maupun bangunan bagi
dan
sadap.
Pembagian dari saluran induk dengan saluran sekunder atau dari saluran sekunder
ke
saluran sekunder cabang ataupun dari saluran sekunder tersier, atau langsung ke
saluran
Ialah dua plat baja (di bagian atas dan bawah) di tempat dalam
Spooning.
Kedua plat ini sebagai batasan gerakan ke atas dan ke bawah lihat
gambar.
Alat ini dipasang tegak lurus dengan arah aliran dan sisi plat
ambang atas
dibulatkan.
Kapasitas maximum untuk satu alat ukur ialah : 450 I/det dengan lebar
pintu
Q = Cd . Cv.(2/3 2 / 3g ) bc.hi1/5
bc = lebar meja
Alat ukur Crump de Gruyter yang dapat disetel adalah saluran ukur leher panjang
yang
dipasangi pintu gerak vertikal yang searah aliran (streamline). Bangunan ini dapat
dipakai untuk
Q = Cd b w w)2 g (h1
b = lebar bukaan, m
6.3.2 Konstruksi
Air mengalir lewat lubang persegi empat, dengan kedua sisi kanan dan
kiri dibatasi
Weir) dengan ambang pendek, sedangkan bagian atasnya ialah daun yang
dapat
diturunkan dan dinaikan.
Bilamana debit Q lebih besar dari Q > 900 l/dt alat ukur ini dipasang.
Q max
Q min
K K