Anda di halaman 1dari 26

Pertemuan VI

Pokok Bahasan
Analisa Struktur Bangunan Air

Sub Pokok Bahasan


1. Bentuk dan Type Saluran Drainase
2. Jenis Konstruksi
3. Rumus-Rumus Aliran Saluran Terbuka
4. Rumus-Rumus Aliran Saluran Tertutup
ANALISA
STRUKTUR BANGUNAN AIR
1. Bentuk dan Type Saluran Drainase
Bentuk tipe saluran terdiri atas 2 (dua) jenis, yaitu: waluran
terbuka dan saluran tertutup:
a. Saluran terbuka adalah bentuk saluran yang sisi bagian atasnya
terbuka ke atmosfer. Pergerakan pada saluran terbuka
disebabkan oleh gaya gravitasi dan umumnya mempunyai daya
hidrostatis yang terdistribusi dan selalu turbulen.
b. Saluran tertutup adalah yang adalah saluran yang seluruh sisinya
ditutup tidak ada kontak langsung dengan tekanan atmosfer
tetapi hanya dengan tekanan hidraulik.
2. Jenis konstruksi,
Berdasarkan material konstruksinya saluran drainase dapat
dibedakan sebagai berikut :
■ Saluran tanah
■ Saluran pasangan batu
■ Saluran beton
■ Saluran dengan perkuatan kayu

3. Rumus -Rumus Aliran Dalam Saluran Terbuka


a. Kecepatan aliran ( V )
Analisa kecepatan aliran dalam saluran terbuka dapat
dilakukan dengan menggunakan beberapa rumus sbb :
■ Rumus Chezy

V = C √R.S

Dimana :
C = koefisien resistan Chezy
R = jari-jari hidrolis
S = kemiringan dari garis energi gradien
Dengan catatan bahwa aliran harus uniform, S sama dengan
kemiringan saluran
■ Rumus Strickler
1/6
V = kstr .R √R.S Dimana :
1/2 2/3 R = jari-jari hidrolis (A/P)
= kstr . R . S A = luas penampang basah
Sehingga :
1/6 P = keliling penampang basah
C = kstr . R
S = kemiringan dasar saluran
kstr = koefisien Stricker
■ Rumus Manning
2/3 1/2
V = 1/n R S

Dimana :
R = jari- jari hidrolis
S = kemiringan dasar saluran
1/n = kstr (koefisien stricker )

Rumus Manning ini dapat diselesaikan dengan menggunakan


nomogram yang disebut Manning Nomogram
Persamaam Manning adalah dalam formula matrix,
bandingkan persamaan Manning dan Chezy sehinngga
diperoleh :
1/6
C = 1/n. R C = koefisien Chezy
Koefisien kekasaran k (Strickler)

Kondisi Saluran Harga k

Saluran lama dengan dinding-dinding sangat kasar ≥ 36


Saluran lama dengan dinding-dinding kasar 38
Saluran drainase yang akan diberi tanggul dan saluran 40
tersier
Saluran drainase baru tanpa tanggul 43,5
Saluran primer dan sekunder dengan debit < 7,5 m3/det 45-47,5
Saluran terpelihara baik dengan debit lebih > 10 m3/det 50
Saluran dengan pasangan batu kosong 50
Saluran dengan dinding pasangan batu belah yang baik dan
beton tidak dihaluskan 60
Saluran dengan dinding halus, dinding kayu 90
b. Debit Aliran

■ Menghitungn debit aliran (Q) diperoleh dari hasil perkalian


luas penampang saluran (A) dengan Rumus Manning
2/3 1/2
Q = A . 1/n R S

Dimana :
Q = debit aliran (m3/det)
A = luas penampang (m2 )
R = jari-jari hidraulik
S = kemiringan dasar saluran
n = koefisien kekasaran Manning

■ Kecepatan aliran ditentukan oleh radius hidraulik dan


tidak tergantung oleh bentuk dari propil saluran
Tabel koefisien Kekasaran Manning (n)
3. Rumus Aliran dalam Saluran Tertutup
a. Rumus Hazen-William (untuk pipa O ≥ 50 mm)
0,38 2,63 0,54 0,54
Q = 0,27853 C D h LI

Dimana :
Q = debit aliran (mᶾ /det)
C = koefisien pengaliran
D = diameter pipa (m)
h = kehilangan tekanan
L = panjang pipa (m)
b. Gorong-gorong
■ Gorong-gorong ini dimaksudkan bangunan untuk meneruskan
aliran air buangan yang melintas dibawah jalan raya
■ Dalam merencanakan gorong-gorong perlu diperhatikan hal-
hal sbb:
● Harus cukup besar untuk melewatkan debit air maksimum
dari daerah pengaliran secara efisien
● Kemiringan dasar gorong-gorong dibuat lebih besar dari
saluran pembuangnya, agar dapat menggelontor sedimen
● Keadaan aliran pada gorong-gorong :
- kendali inlet
- kendali outlet

● Untuk setiap jenis pengendalian , rumus serta faktor yang


digunakan berlainan
■ Rumus untuk gorong-gorong kotak berpengendalian inlet
diberikan oleh Henderson FM (Open Chanel Flow , 1966) yaitu :
● Bila Hw/D < 1,2, diperkirakan permukaan air pada bagian masuk
tidak akan menyinggung bagian atas bagian atas dari mulut
gorong-gorong oleh karena itu arus menjadi kritis, maka debit
aliran (Q) dihitung dengan rumus :
Q = 2/3 Cb. B Hw √ 2/3 g Hw .....................................( Hw < 1,2 )

Dimana :
B = lebar mulut gorong-gorong
Cb = koefisien yang menyatakan pengaruh lebar penyempitan aliran
g = koefisien gravitasi
Hw = ketinggian air di inlet

Jika tepi vertikalnya dibuat bulat dengan radius 0,1 B atau lebih,
maka tidak akan ada penyempitan samping, Cb = 1
Jika tepi vertikalnya dibiarkan persegi maka Cb = 0,9
● Bila Hw > 1,2 diperkirakian permukaan air akan menyentuh
bagian atas mulut gorong-gorong dan untuk nilai > 4, maka mulut
masuk gorong-gorong akan tengelam.
Debit aliran (Q) dapat dihitung dengan rumus (Ranga Raju 1986):

Q = Cd. a.√ 2g (H1 – H2) .............................. Hw/D > 1,2

Dimana :
Q = debit aliran per satuan lebar (m ᶾ/det/m)
H1 = kedalaman aliran di hulu /inlet (m)
H2 = kedalaman aliran di hilir /outlet(m)
Cd = koefisien debit aliran
a = tinggi bukaan pintu (m)
g = percepatan gravitasi (m/det²)
CONTOH-CONTOH PERHITUNGAN

Contoh. 1
Menghitung kecepatan aliran dalam pipa dan kecepatan aliran dalam saluran
terbuka

Dua jenis saluran beton untuk drainase air hujan yaitu :


- Saluran tertutup pipa diameter 2,0 m dengan aliran pipa yang penuh
- Saluran terbuka propil segi empat dengan lebar 2,0 m dan tinggi 1,0 m
- Kemiringan dasar saluran = 1 %
- Koefisien Strickler = 75m /det

Pertanyaan :
a. Hitung kecepatan aliran dan debit dari saluran pipa
b. Hitung kecepatan aliran dan debit dari saluran terbuka
Jawab :
a. Saluran tertutup (pipa) D = 200
- diameter pipa (D ) =
2,0 m
- kemiringan saluran (S) =
0,001
- luas penampang (A) = ¼ π D² = ¼ (2,0)² = ¼. 3,1416.4 = 3,1416 m²
- jari-jari hidrolis ( R) =
A/P ...... P = πD = 3,1416 . 2 = 6,2832 m
¼ πD²
R = = 0,25 D = 0,50 m
πD
- Kecepatan aliran V = kstr .R⅔ . S½ = 75 (0,5)⅔ (0,001)½ = 1,49 m/det
- Debit saluran pipa Q = V . A = 1,49 . 3,1416 = 4,69 mᶾ /det

b. Saluran terbuka
- lebar ( b ) = 2,00 m h = 100
- tinggi ( h ) = 1,00 m b = 200
- luas penampang ( A ) = 2,00 m²
- jari-jari hidrolis ( R ) = A/P .............. P = 4,00 m
R = 2/4 = 0,50 m
- Kecepatan aliran V = kstr .R⅔ . S½ = 75 (0,50)⅔ (0,001)½ = 1,49 m/det
- Debit saluran pipa Q = V . A = 1,49 . 2,00 = 2,98 mᶾ /det

Catatan : jari-jari hidrolis R dan kecepatan aliran V sama, tetapi debit beda
PENGGUNAAN HIDROLIKA DALAM PERENCANAAN DRAINASE
Yang perlu diperhatikan dalam perencanaan drainase kota dilihat dari sisi
hidrolika adalah :
1. Kecepatan maksimum aliran; agar ditentukan tidak lebih besar dari
kecepatan maksimum yang diizinkan sehingga tidak terjadi kerusakan

2. Kecepatan minimum aliran; agar ditentukan tidak lebih kecil dari


kecepatan minimum yang diizinkan supaya tidak terjadi pengendapan
3. Bentuk penampang saluran agar dipilih berupa segi empat, trapesium,
lingkaran, bagian dari lingkaran, bulat telur, bagian dari bulat telur
atau kombinasi dari bentuk –bentuk tersebut

4. Saluran hendaknya dibuat dalam bentuk majemuk; terdiri dari saluran


kecil dan saluran besar , guna mengurangi beban pemeliharaan
5. Kelancaran pengaliran air dari jalan kedalam saluran drainase agar,
dilewatkan lubang pematus yang yang berdimensi dan berjarak
penempatan tertentu
6. Dimensi bangunan pelengkap seperti gorong-gorong, pintu air dan
lubang pemeriksaan, agar ditentukan berdasarkan kriteria
perancangan sesiau dengan jenis kota, daerah dan saluran
SOAL LATIHAN
1. Sebuah saluran drainase berpenampang trapesium, lebar dasarnya 6,50 m
dan kemiringan lerengnya 1:1, mengalir air yang dalamnya 1,25 m pada
kemiringan 0,0009, untuk harga n = 0,025, berapakah kemampuan saluran
tersebut untuk mengalirkan air ?
JAWAB
14,50
Q = A . V............. V = 1/n R⅔ . S½
9,00
A . R⅔
Q = S½
4,00 1 n
1,25
1 (6,50 + 9,00) 1,25
6,50 A = = 9,69 m²
2
P = ( 1,25 )2 + 6,50 = 9,00 m
R = A/P = 9,69 / 9 = 1.076 m
9,69 ( 1,076)⅔
Q =
(0,0009)½0,025

Q = 12,924 mᶾ /det
2. Sebuah saluran drainase berpenampang bulat (pipa) dipasang
dengan kemiringan 0,00020 dan mengalirkan air sebesar 2,36 mᶾ/det,
bila pipa tersebut mengalir 0,009m/det penuh, n = 0,015. Berapakah
ukuran pipa yang dibutuhkan ?

Jawab :
Q = 2,36 m3/det, S = 0,00020, n = 0,015
- luas penampang (A) = ¼ π D² = ¼ D²
- jari-jari hidrolis ( R) = A/P ......... P = πD
D
R = ¼ πD² = 1/4D
πD
= 0,25D

Ukuran pipa d dihitung meggunakan C Manning :

Q = A . V = A. 1/n . R⅔ . S½ .................... n = 0,015


A . R⅔ . S½ π R² . R⅔ . S½
Q = =
n n
3,1416. ( 0,25 D )² ( 0,25D )⅔ ( 0,0002 )½
2,36 =
0,015
( 3,1416. 0,0625 D² ) ( 0,25D )⅔ ( 0,0002 )½
2,36 =
0,015
( 0,19635 D²) ( 0,3968) D ⅔ . 0,01414
2,36 =
0,015
0,19635 D² . 0,0056 D⅔
2,36 =
0,015

0,0354 = 0,0011 D 8/3

D8/3 = 32,1818

D = 3,67 m
Ukuran pipa (D)dihitung meggunakan Rumus Kutter : dimisalkan C = 55

Q = C . A √ R S ................... A = π R² , R = 0,25D

2,36 = 55 ( 3,1416 ) (0,25D)² √ 0,25D. 0,0002

2,36 = 55 ( 3,1416 ) (0,0625D²) √0,0005D

2,36 = 55 ( 0,19632D²) √0,0005D

2,36 = (10,7976D²) 0,00707√D


2,36 = (10,7976D²) 0,00707D½
5/2
2,36 = 0,07635D
5/2
D = 30,910
D = 3,94 m
TABEL 1
KECEPATAN ALIRAN YANG DIIZINKAN BERDASARKAN JENIS MATERIAL
Kecepatan aliran air yang diizikan
Jenis Bahan (m/detik)
Pasir halus 0,45
Lempung berpasir 0,50
Lanau aluvial 0,60
Kerikil halus 0,75
Lempung kokoh 0,75
Lempung padat 1,10
Kerikil kasar 1,20
Batu-batu besar 1,50
Pasang batu 1,50
Beton 1,50
Beton bertulang 1,50
TABEL 2
HUBUNGAN KEMIRINGAN SELOKAN SAMPING ( i )
DAN JENIS MATERIAL
Kemiringan
Jenis material selokan samping
i(%)

Tanah asli 0–5


Kerikil 5 – 7,5
Pasangan 7,5

TABEL 3
HUBUNGAN KEMIRINGAN SELOKAN SAMPING JALAN ( i )
DAN JARAK PEMATAH SALURAN ( L )

i (%) 6 7 8 9 10

16
L (m) 10 8 7 6
TABEL 4
HARGA RATA-RATA DARI KOEFISIEN (n) UNTUK DIGUNAKAN DALAM RUMUS
KUTTER DAN MANNING SERTA KOEFISIEN (m) DALAM RUMUS BAZIN

Jenis Saluran Terbuk n m

Lapisan semen mulus, kayu datar terbaik 0,010 0,11


Kayu datar, saluran lapisan kayu baru, besi tuang berlapis 0,012 0,20
Pipa selokan bening yang bagus, tembok bata yang bagus, pipa beton
biasa, kayu tak datar , saluran logam mulus 0,013 0,29
Pipa selokan tanah biasa dan pipa besi tulang, lapisan semen biasa 0,015 0,40
Kanal-kanal tanah lurus dan terpelihara 0,023 1,54
Kanal-kanal galian kondisi biasa 0,027 2,36
Kanal-kanal yang dipahat dalam batu 0,040 3,50
Sungai dalam kondisi baik 0,030 3,00

Anda mungkin juga menyukai