Anda di halaman 1dari 6

3.1.7.

Intensitas Curah Hujan

Intensitas curah hujan didapat dengan menggunakan persamaan mononobe Tujuan menghutung
intensitas curah hujan ini adalah untuk menghitung debit air limpasan yang masuk setiap bulan ke
lokasi penambangan PT Ulima Nitra. Dari hasil perhitungan didapat intensitas curah hujan adalah :

R 24 24 2
I=
24
x
t ( ) 3
(7

Dimana :
I = intensitas (mm/jam)
R24 = curah hujan perhari (mm/hari)
t = waktu konsentrasi (jam)

Dimana :
R24 = 20 mm/hari
t = 1 jam

Maka :
R 24 24 2
I=
24
x ( ) t
3

2
20 24
I= x
24 ( ) 1
3

I = 6,94 mm/jam

Berdasarkan perhitungan dengan persamaan mononobe, jika menggunakan periode ulang


selama 9 tahun dengan curah hujan rencana harian sebesar 20 mm/hari, maka intensitas hujan
didapat sebesar 6,94 mm/jam. Periode ulang hujan selama 9 tahun ini ditentukan berdasarkan
umur tambang yang didapatkan yaitu selama 10 tahun, karena selama proses operasi penambangan
diharapkan hujan ekstrim hanya terjadi 1 kali.

3.2. Perhitungan Catchment Area

Daerah catchment area (tangkapan hujan) adalah luasnya permukaan yang apabila
terjadinya hujan, maka air hujan tersebut akan mengalir ke daerah yang lebih rendah menuju titik
pengaliran. Pada perhitungan catchment area ini penulis menggunakan bantuan software
Minescape 4.118. Penentuan catchment area diperlukan untuk mengetahui debit air yang masuk ke
tambang.Luas catchment area (tangkapan hujan) tambang PT Sumba Mining Corporate sampai
akhir tahun 2030 adalah 27,35 Ha atau 0,2735 km 2 (Gambar 1), luas ini didapat dari Mine Plan
Engineer PT Sumba Mining Corporate. Keadaan tangkapan hujan berupa tanah gundul dengan
kemiringan ≤ 15o sehingga koefisien limpasannya adalah 0,7. Air dari catchment area akan
mengalir ke lokasi tambang dalam bentuk limpasan permukaan.
Gambar1. Catchment Area PT Ulima Nitra

Gambar 2. Brief Detail Pada Minescape

Untuk mengetahui luasan Catchment area pada minescape adalah dengan mengetahui brief
detailnya. Untuk mengetahui brief detail tersebut klik kanan pada mouse dan pilih brief detail
kemudian double klik pada polygon terluar, maka didapatlah catchment areanya sseperti yang
dilingkari pada lingkaran hitam pada gambar 4.2.

3.3. Debit Air yang Masuk ke Lokasi Tambang

Debit air yang masuk ke lokasi tambang dipengaruhi oleh debit limpasan, debit air tanah dan
evapotranspirasi. Sehingga dapat diketahui jumlah air yang masuk kedalam tambang.

3.3.1. Perhitungan Debit Air Limpasan Permukaan

Debit air limpasan diperoleh dari air hujan yang sampai dipermukaan tidak mengalami infiltrasi
karena kondisi tanah yang gundul dan miring. Perhitungan debit air limpasan yang masuk kedalam
pit ditentukan oleh intensitas hujan, luas catchment area, dan koefisien limpasan untuk berbagai
jenis tanah. Debit limpasan dapat dihitung dengan persamaan rasional berikut :

Q = 0,278 x C x I x A (8)

Dimana :
Q = debit limpasan (m3/detik)
C = koefisien limpasan (Tabel III.1)
I = intensitas curah hujan (mm/jam)
A = luas catchment area (Km2)
Didapat :
C = 0,7
I = 6,94 mm/jam
A = 0,2735 km2
Maka
Q = 0,278 x 0,7 x 6,94 mm/jam x 0,2735 km2
= 3.693,68 m3/jam
Lama jam hujan perhari adalah 8 jam/hari (Lampiran A), maka debit air yang masuk adalah
sebesar 29.549,46 m3/hari (Lampiran E).

3.3.2. Perhitungan Debit Air Tanah

Untuk mengetahui debit air tanah dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut
:

L 1+ L 2
[ ]
2 (9
Q=h
Δt

Dimana :
Q = debit air tanah (m3/jam)
Δt = waktu pengamatan perubahan air sump (jam)
h = kenaikan permukaan (m)
L1 = luas permukaan diawal (m2)
L2 = luas permukaan diakhir (m2)

Didapat :
Q = debit air tanah (m3/jam)
Δt = 10 jam
h = 0,01 m
L1 = 3.682,95 m2
Panjang permukaan awal = 85,65 m
Lebar permukaan awal = 43 m
L2 = 3.693,27 m2
Panjang permukaan akhir = 85,89 m
Lebar permukaan awal = 43 m
Sehingga didapat Q sebesar 3,688 m3/jam atau 88,515 m3/hari.

1.3.3. Perhitungan Evapotranspirasi

Air yang masuk ke dalam lokasi tambang akan mengalami proses penguapan dan transpirasi
oleh tumbuh-tumbuhan (evapotranspirasi). Besarnya perkiraan evaporasi yang terjadi di lokasi
penambangan Sumba Mining Corporate adalah sebesar 2.782,31 m3/hari

P
2 0.5

E=
[ ( )]
0 .9+
P
L(T )
(10

Dimana :

E = Evapotranspirasi
P = Curah hujan bulanan rata-rata (mm/bulan)
T = Temperatur rata-rata (oC)
L(T) = Fungsi suhu = 300 + 25T + 0.05T3

Didapat :
E = Evapotranspirasi
P = 291,3 mm/bulan (Lampiran A)
T = 32 oC (Lampiran A)
L(T) = Fungsi suhu = 300 + 25T + 0.05T3
= 300 + 25(32) + 0.05(32)3
= 2.738,4

Maka didapat Evapotranspirasi di lokasi penambangan PT Sumba Mining Corporate sebesar


83.469,24 m3/bulan atau 2.782,31 m3/hari.
Sehingga dapat diketahui debit total air yang masuk kedalam lokasi tambang dengan persamaan
sebagai berikut :

Qtot = R + S – ET (11

Dimana :
R = Volume Limpasan (m3)
S = Volume Air Tanah (m3)
ET = Volume Evavotranspirasi (m3)

Maka didapat :
Qtot = R + S – ET
= 29.549,46 m3/hari + 88,515 m3/hari –
2.782,31m3/hari
= 32.420,28 m3/hari

3.4. Perhitungan Rencana Pompa

Pompa adalah suatu alat atau mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan dari suatu
tempat ke tempat yang lain melalui suatu media perpipaan dengan cara menambahkan energi pada
cairan yang dipindahkan dan berlangsung secara terus menerus.
Untuk menghitung rencana pompa yang sesuai dengan kebutuhan adalah dengan cara
mengetahui dan menyesuaikan dengan debit air limpasan yang masuk ke lokasi penambangan.
Setelah debit air limpasan yang masuk ke lokasi penambangan maka dilakukan percobaan trial and
eror. Trial and eror yang didapat dengan menyesuaikan besar debit air limpasan yang masuk ke
lokasi penambangan adalah :

Tabel 2. Perhitungan Kebutuhan Pompa

lama Debit yang Jam Debit Sisa air yang Waktu Waktu
hujan masuk pemompaan Pemompaa harus mengeluarkan air mengeluarkan
(jam) (m3) (jam) (m3) (m3) (jam) (hari)

8 32.420,28 7 4.536 27.884,28 51 5

Berdasarkan perhitungan diatas, pompa yang dapat sesuai dengan kebutuhan PT Sumba
Mining Corporate adalah pompa dengan debit sebesar 720 m 3/jam. Perhitungan diatas
menggunakan debit sebesar 648 m3/jam dengan asumsi physical availability unit pompa sebesar
90%. Untuk mengeluarkan sisa air yang ada didalam tambang yaitu sebesar 27.884,28 m3
diperlukan waktu 51 jam atau 5 hari dan jika untuk paling lama 2 hari maka dapat ditambah
sebanyak-banyaknya menjadi 3 pompa saja. Untuk tipe pompa yang sesuai dengan debit sebesar
720 m3/jam adalah pompa Multiflo type CF-48 H. Debit pompa Multiflo type CF-48 H adalah
sebesar 720 m3/jam dengan Head 125,5 m.
Julang (head) total pompa adalah jumlah energi yang harus disediakan pompa untuk dapat
mengalirkan air seperti yang direncanakan. Julang total dapat dirumuskan sebagai berikut :

Hp = Hs + Hl (12)
Keterangan :
Hp = Julang total pompa (m)
HS = head of static, julang statis (m)
Hl = head of loss, julang hilang (m)

atau lebih lengkapnya :

Hp = Hs + Hf1 + Hf2 + Hf3 + Hf4 (13)

Keterangan :
Hp = Julang total pompa (m)
HS = head of static, julang statis (m)
Hf1 = head of friction, julang gesekan pipa (m)
Hf2 = head of bend, julang belokan pipa (m)
Hf3 = head of velocity, julang kecepatan (m)
Hf4 = head of suction valve, julang kerugian pada katup isap (m)

Berdasarkan rumus – rumus diatas Head total yang mampu diatasi pompa untuk mengeluarkan
debit rencana 648 m3/jam adalah sebesar 60,59 m, sedangkan head aktual saat ini adalah sebesar
42,47 m. Dengan kata lain, kapasitas pompa Multiflo type CF-48 H ideal untuk kondisi aktual saat
ini.

Tabel 3. Perhitungan Head Total

PERHITUNGAN HEAD TOTAL

Q Kecepatan HS H Gesekan (hf1) H belokan (hf2) H Kecepatan (hf3) H Sambungan (hf4) Head Total
aliran dlm pipa
3
(m /h) (m/s) (m) (m) (m) (m) (m) (m)

100 0.8570 35.0 0.4998 0.0034 0.0374 0.0689 35.61

200 1.7140 35.0 1.9992 0.0136 0.1497 0.2755 37.44

210 1.7997 35.0 2.2041 0.0149 0.1651 0.3038 37.69

220 1.8854 35.0 2.4190 0.0164 0.1812 0.3334 37.95

230 1.9711 35.0 2.6439 0.0179 0.1980 0.3644 38.22

250 2.1425 35.0 3.1237 0.0212 0.2340 0.4305 38.81

350 2.9995 35.0 6.1224 0.0415 0.4586 0.8438 42.47

500 4.2850 35.0 12.4948 0.0847 0.9358 1.7219 50.24

570 4.8849 35.0 16.2382 0.1101 1.2162 2.2378 54.80

580 4.9706 35.0 16.8130 0.1140 1.2593 2.3171 55.50

500 4.2850 35.0 12.4948 0.0847 0.9358 1.7219 50.24

648 5.5534 35.0 20.9864 0.1423 1.5719 2.8922 60.59

720 6.1704 35.0 25.9092 0.1756 1.9406 3.5706 66.60

2. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah :

1. Debit air yang masuk ke lokasi tambang dipengaruhi oleh debit limpasan, debit air tanah
dan evapotranspirasi. Debit limpasan yang didapat adalah sebesar 29.549,46 m 3/hari,
debit air tanah sebesar 88,515 m3/hari dan evapotranspirasi 2.782,31 m 3/hari, maka debit
total air (Qtot) yang akan masuk ke lokasi penambangan dapat dihitung dengan
menjumlahkan antara debit limpasan dan debit air tanah serta dikurang dengan
evapotranspirasi adalah sebesar 32.420,28 m3/hari.
2. Kapasitas pompa yang direncanakan adalah satu unit pompa dengan debit sebesar 720
m3/jam atau 200 liter/detik. Pompa dengan debit sebesar 720 m 3/jam adalah Pompa
Multiflo type CF-48H. diperlukan waktu 51 jam atau 5 hari dan jika untuk paling lama 2
hari maka dapat ditambah sebanyak-banyaknya menjadi 3 pompa.

Gambar. Pompa Multiflo type CF-48H

Harga +/- Rp 620.000.000,- per unit

Anda mungkin juga menyukai